You are on page 1of 26

PENGARUH COFFE SHOP TERHADAP PERILAKU

SISWA-SISWI XII MIPA 3 SMA NEGERI 1 GARUT

KARYA TULIS

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Akhir di SMA Negeri 1 Garut

Disusun oleh

Nazwa Nadia Tristina

7645678

XII MIPA 3
LEMBAR PENGESAHAN

Karya tulis yang berjudul

PENGARUH COFFEE SHOP TERHADAP PERILAKU

SISWA-SISWI XII MIPA 3 SMA NEGERI 1 GARUT

Telah disetujui dan disahkan oleh :


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang

telah melimpahkan karunia dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan penyusunan karya tulis ini tepat pada waktunya.

Shalawat serta salam semoga senantiasa dilimpah curahkan kepada

junjungan kita Nabi Muhammad SAW, kepada para keluarganya,

sahabatnya, dan semoga kembali kepada kita selaku umatnya.

Karya tulis ini penulis susun untuk memenuhi salah satu tugas

akhir di SMA Negeri 1 Garut. Karya tulis ini berjudul “Pengaruh

Coffee Shop Terhadap Perilaku Siswa-Siswi XII MIPA 3 SMA Negeri

1 Garut”. Karya tulis ini juga disusun untuk menambah wawasan

pembaca dan penulis dan juga diharapkan dapat bermanfaat bagi

khalayak umum.

Dalam penulisan karya tulis ini, dengan segala keterbatasan

penulis, juga kendala yang dihadapi, penulis berusaha semaksimal

mungkin untuk mendapatkan hasil yang terbaik. Berkat bantuan,

dukungan, bimbingan serta arahan dari berbagai pihak, karya tulis ini

dapat terselesaikan dengan baik. Tanpa mengurangi rasa hormat,

penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya

kepada :

1. Tuhan Yang Maha Esa atas segala kemudahan, kenikmatan,

dan Kesehatan yang telah diberikan kepada penulis.


2. Orang tua tercinta, Bapak Agus Sutisna dan Ibu Diah

Mardiana yang selalu memberikan doa restu, dukungan,

bantuan, dan nasehat serta cinta dan kasih sayangnya

kepada penulis.

3. Bapak Drs. Sumpena Permana Putra, SH.M.M.Pd selaku

kepala sekolah SMA Negeri 1 Garut.

4. Bapak selaku penanggung jawab karya tulis ini.

5. Ibu Irma Nurul Hayati AF, S.Pd. selaku guru pembimbing yang

selalu memberikan pengarahan dan bantuan kepada penulis

hingga terselesaikannya karya tulis ini.

6. Ibu Inggit Maulani, S.Pd. selaku wali kelas XII MIPA 3 yang

selalu sabar dalam mengajar.

7. Adhigana (XII MIPA 3) selaku teman satu kelas penulis

selama 3 tahun di SMA yang selalu menjadi penghibur,

penyemangat, juga telah bersedia menjadi objek penelitian

dan membantu penulis menyelesaikan tugas akhir ini hingga

selesai.

8. Jubaedah Sejati (Sabrina Berliana, Berliani Regita Putri, Azkia

Zahradzafira, Nirmalia Indah, Fika Nurbella), Arcturus

(M. Akmal, M. Firman, Hana Aliya), Agni Rahmadini Putri, dan

Malvin Aditiya selaku teman yang sangat special yang selalu

memberikan motivasi, inspirasi, dan saran yang sangat


membantu dan selalu menyemangati penulis dalam

penyusunan karya tulis ini.

9. Nadya Sukma, Nirmalia, Raisa Julva, Raisya Isfa, Rheina

Isaury selaku teman satu pembimbing yang selalu

memberikan semangat kepada penulis.

10. Seluruh anggota keluarga yang senantiasa memberikan

dukungan dan semangat kepada penulis.

11. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan karya

tulis ini yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

Dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari bahwa

karya tulis ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis

mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun, demi

perbaikan kinerja penulis dalam pembuatan karya tulis lainnya di

masa yang akan datang. Dengan segala kekurangan yang ada,

penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila terdapat

kesalahan baik dalam isi, pengetikan, ejaan, dan lainnya

mengingat penulis saat ini dalam taraf belajar.

Garut, September 2022

Penulis
DAFTAR ISI

Nn
DAFTAR DIAGRAM

DD
ABSTRAK

Bermunculannya Coffee shop di daerah Garut ini menyebabkan

banyak remaja yang sering berdiam diri di


BAB I

Pendahuluan

1.1. Latar Belakang Masalah

Coffee shop ialah tempat yang sangat mudah untuk

dijumpai di hampir setiap kota di Indonesia maupun dunia.

Kebiasaan minum kopi untuk mengisi waktu luang di coffee

shop bagi masyarakat indonesia seakan sudah menjadi gaya

hidup untuk berbagai kalangan. Saat ini coffee shop tidak

hanya menyediakan minuman kopi saja, namun berbagai

fasilitas juga seperti WiFi, AC, musik, dan lahan parkir yang

luas. Karena adanya fasilitas tersebut, para remaja yang

datang ke coffee shop hanya untuk mengerjakan tugas atau

hanya berkumpul untuk menghabiskan waktu bersama teman.

Namun, tidak para remaja saja yang datang ke coffee shop,

banyak dari kalangan orang tua di sela-sela waktu

senggangnya digunakan untuk menghabiskan waktunya di

coffee shop.

Coffee shop sangat berbeda dan memiliki karakteristik

tersendiri bagi setiap pengunjungnya dibandingkan dengan

tempat-tempat ruang publik lannya. Pada dasarnya,

kegemaran berkumpul di sebuah coffee shop sudah menjadi

hal yang lumrah atau wajar. Dikatakan lumrah karena


memang sifat manusia yang memang mahkluk sosial. Bahkan

kegiatan berkumpul di coffee shop saat ini sudah menjadi

suatu kebiasaan masyarakat. Namun, dari sisi negatifnya

banyak remaja-remaja yang terlalu sering menghabiskan

waktu di coffee shop bahkan hingga larut malam.

Banyak orang-orang yang mendirikan coffee shop tidak

melihat tempat, seperti di tempat-tempat yang tidak strategis.

Namun, tetap saja ada remaja yang mengunjungi tempat

tersebut. Banyak juga siswa-siswi XII MIPA 3 SMA Negeri 1

Garut yang mengunjungi coffee shop. Maka, berkaitan dengan

hal tersebut penulis tertarik untuk membuat suatu karya tulis

mengenai “Pengaruh Coffee Shop Terhadap Perilaku Siswa-

Siswi XII MIPA 3 SMA Negeri 1 Garut”

1.2. Rumusan dan Pembatasan Masalah

Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas terkait

dengan karya tulis ini penulis membuat rumusan masalah

sebagaimana berikut ini:

1. Bagaimana pengaruh coffee shop terhadap perilaku

siswa-siswi XII MIPA 3 SMA Negeri 1 Garut?

2. Apa dampak negatif coffee shop terhadap siswa-

siswi XII MIPA 3 SMA Negeri 1 Garut?


1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk memenuhi

salah satu syarat dalam menyelesaikan pembelajaran di SMA

Negeri 1 Garut. Dan suatu penelitian akan berjalan dengan

baik bila memiliki tujuan yang jelas. Oleh karena itu dari

pernyataan tersebut tujuan dari penelitian yang penulis

lakukan adalah sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui pengaruh coffee shop terhadap

perilaku siswa-siswi XII MIPA 3 SMA Negeri 1 Garut

b. Untuk mengetahui dampak negatif coffee shop

terhadap siswa-siswi XII MIPA 3 SMA Negeri 1 Garut.

1.4. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penyusunan karya tulis ini adalah:

a. Manfaat secara teoritis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat

memberikan wawasan dan pengetahuan kepada

para pembaca mengenai pengaruh coffee shop.

b. Manfaat secara praktis

Untuk memberikan gambaran mengenai dampak

negatif coffee shop terhadap para remaja.

Setelah mengetahui dampak negatif tersebut


setidaknya salah satu orang dari suatu kelompok

mulai membatasi datang ke coffee shop.

1.5. Metode Penelitian

Dalam penulisan karya tulis ini, penulis menggunakan

beberapa metode penelitian untuk melengkapi data-data yang

diperlukan penulis dalam Menyusun karya tulis ini, metode

tersebut diantaranya sebagai berikut:

1. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan untuk

penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif.

Menurut Sugiyono (2005:21) menyatakan bahwa

metode deskriptif adalah suatu metode yang

digunakan untuk menggambarkan atau

menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak

digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih

luas.

Tujuan metode ini adalah untuk prosedur

pemecahan masalah yang diselidiki dengan

menggambarkan keadaan subjek atau objek dalam

penelitian dapat berupa masyarakat, orang,

lembaga, dan yang lainnya yang pada saat


sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau

apa adanya.

2. Teknik Pengambilan Data

Teknik pengambilan data yang digunakan oleh

penulis dalam mengumpulkan data agar lebih

mudah, yaitu angket yang akan diberikan dan diisi

oleh siswa.

“Angket adalah suatu teknik pengumpulan data

yang dilakukan dengan memberi pertanyaan atau

pernyataan tertulis kepada responden agar

dijawab.” Sugiyono (2013:199).

Penggunaan angket lebih efisien bila ditinjau

dari segi waktu, biaya serta dapat meliputi

responden yang benar. Angket ini digunakan untuk

mendapatkan data secara langsung berupa

jawaban yang telah disediakan oleh penulis.

1.6. Populasi dan Sampel

a. Populasi Penelitian

Menurut Arikunto Suharsimi (1998:117), Populasi

adalah keseluruhan objek penelitian. Apabila seseorang

ingin meneliti sebuah elemen yang ada dalam wilayah


penelitian tersebut, maka penelitiannya merupakan

penelitian populasi.

Untuk populasi dalam penelitian ini, penulis memilih

siswa-siswi kelas XII MIPA 3 untuk dijadikan data dan

acuan penelitian yang dilakukan.

b. Sampel Penelitian

Menurut Arikunto (2006:131), Sampel adalah sebagian

atau sebagai wakil populasi yang akan diteliti. Jika

penelitian yang di lakukan sebagian dari populasi maka

bisa dikatakan bahwa penelitian tersebut adalah penelitian

sampel.

Dengan kata lain Populasi dan Sampel merupakan dua

hal yang saling terkait dan tidak terpisahkan. Melalui

sampel ini seseorang dapat mengetahui karakter dari

sejumlah subjek pada satu tempat tertentu.

Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah

seluruh siswa-siswi XII MIPA 3 yang berjumlah 35 siswa.

1.7. Sistematika Penulisan

Untuk memahami lebih jelas karya tulis ini, maka

materi-materi yang tertera pada karya tulis ini dikelompokkan

menjadi beberapa sub bab dengan sistematika penulisan

sebagai berikut:
LEMBAR PENGESAHAN

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

1.2. Rumusan dan Pembatasan Masalah

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian

1.4. Manfaat Penelitian

1.5. Metode Penelitian

1.6. Populasi dan Sampel

1.7. Sistematika Penulisan

BAB II KAJIAN TEORI

2.1. Pengertian Coffee Shop

2.2. Definisi Coffee

2.3. Definisi Shop

2.4. Dampak Coffee Shop

2.5. Perilaku

2.5.1. Pengertian Perilaku

2.5.2. Jenis-jenis Perilaku

2.5.3. Bentuk-bentuk Perilaku

2.6. Remaja

2.6.1. Pengertian Remaja


2.6.2. Tahapan-tahapan Perkembangan dan

Batasan Remaja

BAB III PEMBAHASAN

3.1. KAKA

BAB IV PENUTUP

4.1. Kesimpulan

4.2. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB II

KAJIAN TEORI

2.1. Pengertian Coffee Shop

Coffee Shop adalah suatu tempat yang mempun;.lyai

karakteristik gabungan dari bar dengan rumah makan atau

restoran, tetapi dalam hal ini coffee shop banyak

menyediakan minuman ringan seperti teh maupun kopi dan

juga makanan ringan tetapi juga sebagian yang menyediakan

minuman berakohol.

Menurut Yuliana (2010) pengertian dari coffee shop

adalah suatu tempat yang menyediakan makanan dan

minuman ringan disertai dengan hiburan – hiburan seperti live

music, ataupun pertunjukan-pertunjukan lainnya serta

dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas yang memadai.

2.2. Definisi Coffee

Masyarakat Indonesia tidak asing lagi dengan tanaman

kopi. Perkembangan tanaman kopi di Indonesia dapat dinilai

sangat pesat. Di Indonesia tanaman kopi dibedakan menjadi

Coffee Arabica dan Coffee Canephora. Tanaman kopi

termasuk dalam golongan famili Rubiaceae yang mempunyai

500 macam genus dan lebih dari 6000 spesies.


Menurut Bhara L.A.M (2005) pengertian kopi atau

coffee adalah sejenis tumbuhan yang dijadikan minuman.

Dimana minuman ini memiliki sifat psikostimulan sehingga

menyebabkan seseorang yang meminumnya tetap terjaga

(susah tidur). Juga mampu mengurangi rasa lelah atau stress

dalam bekerja dan memberikan efek fisiologis energi.

2.3. Definisi Shop

Definisi toko adalah bangunan yang digunakan sebagai

tempat berusaha, tempat menjual barang dan jasa yang

menghasilkan pendapatan bagi pemiliknya. Pengertian toko

itu sendiri adalah salah satu public space yang dipergunakan

sebagai tempat berbisnis yang sifatnya sendiri adalah sebagai

aktifitas memajang, menyimpan dan menjual, juga sebagai

area pertemuan antara pengusaha dengan konsumen yang

mampu membuat keuntungan bagi pengelola maupun

pemiliknya.

2.4. Dampak Coffee Shop

Saat ini hampir semua kalangan mengunjungi coffee

shop, karena sudah banyak sekali coffee shop bermunculan.

Bahkan untuk bekerja ataupun meeting, biasanya coffee

shop menjadi pilihan utama. Teknologi juga berperan besar


dalam mempopulerkan gaya hidup nongkrong dikalangan

anak muda Indonesia. Namun tentunya dengan berdirinya

coffee shop ini memiliki dampak positif dan dampak negatif

bagi para remaja. Berikut dampak positif dan dampak negatif

dari coffee shop:

a. Dampak positif

 Para remaja dapat belajar bersosialisasi dan

dapat memperluas lingkup pertemanan.

 Membantu seseorang untuk mendapatkan

berbagai macam ide menarik. 

 Dapat mempererat persahabatan.

 Menumbuhkan rasa sosial yang tinggi.

 Dapat menambah wawasan atau informasi

terbaru, orang-orang yang sering nongkrong

biasanya termasuk orang-orang yang memiliki

informasi ter-update.

 Mampu membantu untuk mengurangi stres.

Bertemu dengan teman-teman tentu saja bisa

secara efektif mengurangi rasa sedih. 

 Banyak para remaja yang mengerjakan tugas

atau diskusi di coffee shop, karena hal tersebut

dapat meningkatkan konsentrasi seseorang

ketika mengerjakannya.
b. Dampak negatif

 Terkadang beberapa remaja ada yang

nongkrong di coffee shop hingga larut malam

yang dapat menimbulkan insomnia dan bisa

menggangu kesehatan karena kurang tidur.

 Gaya hidup yang konsumtif.

 Menyebabkan waktu terbuang percuma jika

nongkrong di coffee shop tidak memiliki

kegiatan apapun. Karena kegiatan nongkrong

tersebut tidak akan sia - sia jika yang dilakukan

saat nongkrong melakukan hal-hal yang positif.

2.5. Perilaku

2.5.1. Pengertian Perilaku

Perilaku adalah serangkaian tindakan yang

dibuat oleh individu, organisme, sistem, atau entitas

buatan dalam hubungannya dengan dirinya sendiri atau

lingkungannya, yang mencakup sistem atau organisme

lain di sekitarnya serta lingkungan fisik (mati). 

Perilaku adalah segenap manifestasi hayati

individu dalam berinteraksi dengan lingkungan, mulai

dari perilaku yang paling nampak sampai yang tidak


tampak, dari yang dirasakan sampai paling yang tidak

dirasakan (Okviana, 2015).

2.5.2. Jenis-jenis Perilaku

Berikut adalah jenis-jenis perilaku, yaitu:

1. Perilaku sadar, perilaku yang melalui kerja

otak dan pusat susunan saraf.

2. Perilaku tak sadar, perilaku yang spontan

atau instingtif.

3. Perilaku tampak (terbuka), perilaku yang bisa

langsung dapat di observasi melalui alat

indera manusia.

4. Perilaku tidak tampak, perilaku yang tidak

dapat ditangkap melalui indera, melainkan

harus menggunakan alat pengukuran

tertentu, seperti psikotes.

5. Perilaku sederhana, perilaku yang hanya

melibatkan satu aktivitas kehidupan, seperti

binatang bersel satu.

6. Perilaku kompleks, perilaku yang melibatkan

banyak aktivitas kehidupan, seperti sosial

manusia.
7. Perilaku kognitif, perilaku yang melibatkan

proses pengenalan yang dilakukan oleh otak,

yang terarah kepada objektif, factual, dan

logis, seperti berpikir dan mengingat.

8. Perilaku afektif, perilaku yang berkaitan

dengan perasaan atau emosi manusia yang

biasanya bersifat subjektif.

9. Perilaku motorik, perilaku yang melibatkan

gerak fisik seperti memukul, menulis, dll.

2.5.3. Bentuk-bentuk Perilaku

Bentuk-bentuk perilaku manusia sangat

beragam, sehingga tidak ada satu teoripun yang bisa

menjelaskan secara detail betuk dan arah berilaku

manusia.

Skinner (1938, dalam Notoatmodjo, 2007),

seorang ahli psikologi merumuskan bahwa perilaku

merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap

stimulus (rangsangan dari luar). Berdasarkan rumus

teori Skinner tersebut maka perilaku manusia dapat

dikelompokkan menjadi dua, yaitu:

a. Perilaku tertutup (covert behavior)


Perilaku tertutup terjadi bila respon

terhadap stimulus tersebut masih belum

dapat diamati orang lain (dari luar) secara

jelas.

b. Perilaku terbuka (overt behavior)

Perilaku terbuka ini terjadi bila respon

terhadap stimulus sudah berupa tindakan,

atau praktik ini dapat diamati orang lain dari

luar atau observable behavior.

2.6. Remaja

2.6.1. Pengertian Remaja

Remaja adalah masa peralihan diri anak menuju

dewasa, pada masa ini terjadi berbagai macam

perubahan yang cukup bermakna baik secara fisik,

biologis, mental dan emosional serta psikososial. Hal

tersebut dapat mempengaruhi kehidupan pribadi,

lingkungan keluarga maupun masyarakat.

Menurut WHO, masa remaja terjadi dalam

rentang usia 10-19 tahun. Sementara, menurut

Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 25 tahun 2014,

arti remaja merupakan penduduk yang berusia 10-18

tahun.
Menurut Badan Kependudukan dan Keluarga

Berencana (BKKBN), rentang usia remaja adalah 10-24

tahun dan belum menikah.

Selain itu ada masa yang terjadi suatu proses

pendewasaan pada diri remaja. Masa tersebut

berlangsung dari usia 12 sampai 21 tahun, dengan

pembagian sebagai berikut:

a. Masa remaja awal (usia 12-15 tahun).

b. Masa remaja pertengahan (usia 15-18

tahun).

c. Masa remaja akhir (usia 18-21 tahun).

2.6.2. Tahapan-tahapan Perkembangan dan Batasan

Remaja

Berdasarkan proses penyesuaian menuju

kedewasaan, ada 3 tahap perkembangan remaja yaitu:

a. Remaja awal (12-15 tahun)

Pada rentang usia ini, remaja mengalami

pertumbuhan jasmani yang sangat pesat dan

perkembangan intelektual yang sangat intensif,

sehingga minat anak pada dunia luar sangat besar

dan pada saat ini remaja tidak mau dianggap kanak-

kanak lagi namun belum bisa meninggalkan pola


kekanak-kanakannya. Selain tu pada masa ini

remaja belum tahu apa yang diinginkannya, remaja

sering merasa sunyi, ragu-ragu, tidak stabil, tidak

puas, dan merasa kecewa (Kartono,1990).

b. Remaja pertengahan (15-18 tahun)

Pada rentang usia ini, kepribadian remaja masih

bersifat kekanak-kanakan, namun pada usia remaja

sudah timbul unsur baru, yaitu kesadaran akan

kepribadian dan kehidupan badaniah sendiri.

Remaja mulai menemukan nialai-nilai tertentu dan

melakukan perenungan terhadap pemikiran filosofis

dan etis. Maka, dari perasaan yang penuh keraguan

pada usai remaja awal maka pada rentang usia ini

mulai timbul kemantapan pada diri sendiri yang

lebih berbobot. Rasa percaya diri pada remaja

menimbulkan kesanggupan pada dirinya untuk

melakukan penilaian terhadap tingkah laku yang

telah dilakukannya. Selain itu pada masa ini remaja

mulai menemukan diri sendiri atau jadi dirinya

(Kartono, 1990).

c. Masa remaja akhir (18-21 tahun)

Pada rentang usia ini, remaja sudah merasa

mantap dan stabil. Remaja sudah mengenal dirinya


dan ingin hidup dengan pola hidup yang digariskan

sendiri, dengan itikad baik dan keberanian. Remaja

mulai memahami arah kehidupannya, dan

menyadari tujuan hidupnya. Remaja sudah

mempunyai pendirian tertentu berdasarkan satu

pola yang jelas yang baru ditemukannya

(Kartono,1990).

You might also like