You are on page 1of 24

PENYELIDIKAN HIDROGEOLOGI DENGAN METODA TAHANAN JENIS /

GEOLISTRIK SUSUNAN ELEKTRODA SCHLUMBERGER


RENCANA PENGEBORAN
LOKASI – UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA
DESA KAMPUNG TENGAH
KECAMATAN PANCUR BATU, DELI SERDANG
PROV SUMATERA UTARA

2019
`
schlumberger

Kata Pengantar

Penyelidikan hidrogeologi dengan metoda tahanan jenis / pendugaan geolistrik susunan


elektroda shlumberger merupakan suatu cara/metoda geofisika dalam penentuan susunan satuan
batuan bawah permukaan melalui sifat-sifat kelistrikan batuan. Model penyelidikan ini dilakukan
dengan jalan mengalirkan arus listrik searah (Direct Current) kedalam bumi.

Data lapangan yang dihasilkan merupakan data semu dari sifat kelistrikan batuan. Melalui
pengolahan data akan diperoleh sifat fisik kelistrikan batuan vertikal sebenarnya. Interpretasi data
lapangan akan menggambarkan kondisi lapisan batuan bawah permukaan secara vertikal.

Lingkup laporan bermuatan tentang kondisi geologi daerah penyelidikan, Hidrogeologi,


interpretasi geolistrik dan analisis pengolahan data serta Kesimpulan dan Saran. Laporan ini
merupakan suatu kajian ilmiah yang didasarkan pada kaidah-kaidah keilmuan dan metoda kerja
eksplorasi geofisika model Schlumberger.

Akhirnya kami berharap semoga hasil kegiatan ini dapat bermanfaat dan terimakasih atas
kepercayaan dan kerja samanya.

Medan, Oktober 2019

Tim Survei Geolistrik

Rizki Rahmadi

i
Penyelidikan Hidrogeologi
`
schlumberger

DAFTAR I S I

Kata Pengantar . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . i
Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ii

I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
1.2. Maksud dan Tujuan. . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2
1.3. Peralatan . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2
1.4. Personil. . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3
1.5. Lokasil Penyelidikan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3
1.6. Ruang Lingkup dan Metodologi Penyelidikan . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3

II. GEOLOGI UMUM DAERAH PENYELIDIKAN


2.1. Morfplogi . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4
2.2. Stratigrafi . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 5
2.3. Struktur Geologi . . . . . . . . . .. . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 5

III. HASIL PENYELIDIKAN


3.1. morfologi . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 6
3.2. Stratigrafi . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 6
3.3. Struktur Geologi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 6
3.4. Hidrogeologi 6
3.4.1.Sikap Batuan Terhadap Air . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 6
3.4.2.Kondisi Air Tanah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 7
3.5 Penafsiran Geolistrik 7
3.5.1.Metoda Penyelidikan dan Analisis Geofisiks . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 7
3.5.2. Lapisan Pembawa Air 8
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 13
4.2. Saran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 15
Daftar Pustaka . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. 17
Daftar Lampiran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 19

ii
Penyelidikan Hidrogeologi
shlumberger

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam rangka pemenuhan kebutuhan air bersih di suatu daerah banyak upaya yang dapat
dilakukan sesuai kondisi dan potensi yang ada. Khusus untuk pembuatan sumur bor airtanah
dalam (deep well), sejatinya sebelum pembangunan sarana air bersih dilaksanakan, terlebih
dahulu dilakukan penyelidikan geologi dan hidrogeologi sebagai bagian kegiatan eksplorasi.

Kegiatan eksplorasi dengan metoda tahanan jenis/pendugaan geolistrik adalah merupakan


suatu metoda geofisika dalam penyajian data susunan satuan batuan bawah permukaan
melalui sifat-sifat kelistrikan batuan. Eksplorasi pendugaan geolistrik mengikuti sistem
susunan elektroda schlumber, dengan cara mengalirkan arus listrik searah (Direct Current)
kedalam bumi.

Data lapangan yang dihasilkan merupakan data semu dari sifat kelistrikan batuan. Melalui
pengolahan data akan diperoleh sifat kelistrikan batuan vertikal sebenarnya. Interpretasi data
lapangan akan menggambarkan kondisi lapisan batuan bawah permukaan secara vertikal.
Melalui sifat-sifat kelistrikan batuan ini dapat di tafsirkan banyak hal yang disesuaikan
dengan kebutuhan. Diantaranya adalah pendugaan susunan batuan bawah permukaan secara
vertikal maupun horizontal serta perkiraan batuan pembawa air (akifer).
Untuk interpretasi data secara horizontal dibutuhkan banyak titik ukur, dalam hal ini titik
pengukuran disusun secara sistematis (sistem grid). Lingkup kegiatan meliputi penyelidikan
geologi dan hidrogeologi serta pengambilan data lapangan. Metoda yang dikerjakan ini
merupakan suatu kajian ilmiah yang didasarkan pada kaidah-kaidah keilmuan dan metoda
kerja eksplorasi geofisika.

1
UIN
shlumberger

1.2. Maksud dan Tujuan

Seperti yang telah dikemukakan di atas bahwa penyelidikan hidrogeologi dilakukan dengan
metoda pendugaan geolistrik susunan elektroda schlumberger sehingga maksud dan tujuan
penyelidikan ini adalah :

a. Untuk memperkirakan ada tidaknya lapisan pembawa air ( akifer );


b. Untuk mencari / mengetahui letak, posisi, ketebalan, kedalaman dan penyebaran lapisan
pembawa air (akifer) bawah permukaan;
c. Pendugaan susunan batuan bawah permukaan (litologi) melalui susunan besar tahanan jenis
vertikal batuan sebenarnya dan ketebalannya serta posisi kedalaman;
d. Perkiraan letak susunan saringan pada konstruksi sumur.

1.3. Peralatan

Perangkat alat geolistrik dan alat pendukung terdiri dari :

a. Alat Geolistrik terdiri dari :

Transmitter arus berkekuatan 1.500 Watt;Reciever dengan sensitifitas 0,10 mVolt;


Kabel Arus sepanjang 600 meter; Kabel Potensial sepanjang 50 meter;
Batang elektroda 18 buah; Accu 12 Volt ; 50 AH 1 buah.

b. Alat Pendukung Lapangan dan Studio

Peta geologi Lembar Medan Skala 1 : 250.000; Peta Rupa Bumi Skala 1 : 50.000 (digital);
Kompas Geologi; Palu GeologiGlobal Positioning System (GPS);
Handy Talky 4 Buah; Komputer; Printer; Kamera Digital.

2
UIN
shlumberger

1.4. Personil

Personil pelaksana dalam kegiatan penyelidikan ini terdiri dari :


Team Leader merangkap Geofisis 1 (orang) orang;Geologis 1 (satu) orang; Hidrogeologis 1
(satu) orang; Operator 2 (dua) orang; Tenaga lapangan lepas 2 (dua) orang.

1.5. Lokasi Penyelidikan

Lokasi penyelidikan berada di Proyek Pembangunan Universitas Islam Nusantara, desa


Kampung Tengah Kecamatan Pancur batu Kabupaten Deli Serdang , Provinsi Sumatera Utara
dengan jumlah titik ukur geolistrik sebanyak 2 (dua) titik.

1.6. Ruang Lingkup dan Metodologi Penyelidikan

Ruang lingkup penyelidikan terbatas pada derah penyelidikan dan di sekitarnya, penyelidikan
itu sendiri didahului dengan penyelidikan Geologi dan Hidrogeologi yang dilanjutkan dengan
penyelidikan pendugaan geolistrik. Penyelidikan geologi dan hidrogeologi akan menyajikan
data tentang batuan dan perlapisan batuan pada daerah permukaan (singkapan) sementara
hidrogeologi akan menyajikan data tentang kondisi keairan batuan sebagai lapisan pembawa
air (akifer). Pendugaan geolistrik akan menyajikan data lapangan berupa besaran tahanan jeis
semu vertikal batuan dalam satuan Ohm-meter.

Metodologi penyelidikan Geologi dan Hidrogeologi dengan melakukan kajian data skunder
dari peta geologi lembar Medan Skala 1 : 250.000 yang dilanjutkan dengan pengamatan
lapangan pada daerah penyelidikan dengan mengkaji keadaan geologi yang meliputi
perlapisan batuan, struktur geologi serta sifat keairan batuan.

Pendugaan geolistrik dilakukan dengan model susunan elektroda schlumberger. Data lapangan
disajikan dalam bentuk kurva tahanan Jenis Semu vertikal batuan versus kedalaman.
Penafsiran data lapangan dikerjakan dengan menggunakan perangkat lunak (software) Lahey
Fortran

3
UIN
shlumberger

II. GEOLOGI UMUM DAERAH PENYELIDIKAN

Secara regional akan dibahas mengenai kondisi morfologi, stratigrafi dan struktur geologi sebagai
berikut :
2.1. Morfologi

Bentuk morfologi umumnya dikontrol oleh proses erosi, struktur dan jenis litologi. Menurut
Van Zuidam (1968) morfologi suatu daerah dapat diklasifikasikan berdasarkan kemiringan
lerengnya menjadi 7 satuan morfologi.

Tabel 1. Klasifikasi Morfologi dan Kemiringan Lereng (Van Zuidam, 1968)

Bentang Alam Sudut Lereng Proses


(Morfologi) % ( …… )º
Dataran atau hampir datar 0–2 0–2 Denudasi kecil
Miring landai 2–7 2-4 Ada solifluction alur air dan sheet
wash
Miring 7 – 15 4–8 Erosi soil yang cukup berbahaya
Agak Curam 15 – 30 8 – 16 Bahaya gerakantanah terutama
jenis creep
Curam 30 – 70 16 – 35 Denudasi kuat
Sangat Curam 70 – 140 35 – 55 Tak ada soil dan denudasi kuat
Terjal > 140 > 55 Denudasi sangat kuat

4
UIN
shlumberger

2.2. Stratigrafi

Secara umum, daerah penyelidikan berdasarkan Peta Geologi Lembar Medan Skala 1 : 250.000
yang disusun oleh N.R. Cameron., dkk (1982) dari muda sampai tua dapat dilihat pada tabel
dibawah ini (Tabel 2)

Tabel 2. Stratigrafi Regional (N.R. Cameron., dkk (1982)).

Ketebalan
No Satuan/Formasi Litologi Umur ( meter )
1. Satuan Alluvial (Qh) Kerikil, pasir dan lempung Holosen -

2. Formasi Medan (Qpme) Bongkah-bongkah, kerikil, pasir, Plistosen - 30


lanau dan lempung Holosen

3 Satuan Tufa Toba (Qvt) Tufa riodasit sebagian terlaskan Plistosen 100 - 200

4 julurayeu (Qtjr) Batupasir berlapis selang seling dan Miosen akhir 700 – 1.000
batu lumpur – Miosen
awal

2.3. Struktur Geologi

Secara regional, struktur geologi yang terdapat di daerah penyelidikan adalah patahan (sesar)
dengan arah Tenggara – Barat Daya.

5
UIN
shlumberger

III. HASIL PENYELIDIKAN

3.1 Morfologi

Morfologi daerah penyelidikan berupa pedataran, yang digunakan sebagai perkebunan dan
lokasi pembangunan UIN, dengan batuan yang mendasari berupa satuan Batu Pasir lanau,
dengan ukiran butir berukuran butir halus – sedang berwarna abu-abu kecoklatan.

3.2 Stratigrafi

Stratigrafi daerah penyelidikan yang dapat diamati di lapangan berupa satuan batu pasir lanau
dengan pasir berukuran butir halus – sedang berwarna abu-abu kecoklatan. Satuan ini terlihat
menyebar di daerah penyelidikan.

3.3 Struktur Geologi

Struktur geologi di daerah penyelidikan tidak dapat diketahui dengan pasti karena tidak
ditemukannya indikasi struktur.

3.4 Hidrogeologi

3.4.1 Sikap Batuan Terhadap Air

Berdasarkan singkapan batuan yang terdapat di daerah penyelidikan batuan yang


dominan berupa batu pasir dengan pasir berukuran butir halus – sedang, berwarna abu
abu kecoklatan dan memiliki porositas yang cukup baik. Untuk pemboran dalam
diperkirakan akifer (lapisan pembawa air) berupa batupasir dari Formasi
Julurayeu.(QTjr)

6
UIN
shlumberger

3.4.2 Kondisi Air Tanah

Sumber air untuk kebutuhan sehari – hari di lokasi pembangungan UIN umumnya
memanfaatkan sumur bor dangkal dengan kedalaman 4-6meter untuk memperoleh
air. Lapisan pembawa air (akifer) untuk sumurbor dalam adalah lempung pasiran,
akifer diperkirakan berupa batupasir dari Formasi Julurayeu (QTjr).

3.5. Penafsiran Geolistrik

3. 5.1. Metoda Penyelidikan dan Analisis Geofisika

Penyelidikan hidrogeologi dengan metoda geolistrik yang dikerjakan adalah metoda


dengan model susunan elektroda Schlumberger. Rentang kabel Arus (I) dan Potensial
( P ) disesuaikan kebutuhan (Gbr 1.). Dalam hal ini 600 dan 50 meter untuk rentang
kabel arus dan potensial ( mulai dari l/2 = 1,50 – 300 meter dan mulai dari a/2 = 0,50
– 25 meter ) . Kedalaman tembus arus pada batuan bawah permukaan secara teori
adalah 1/3 panjang rentang kabel dalam hal ini 600 meter. Jadi kedalaman/ketebalan
perlapisan batuan yang dapat diperhitungkan sebesar 1/3 X 600 meter = 200 meter

Analisis tahanan jenis vertikal batuan sebenarnya ( Tabel 3) dapat menafsirkan letak
dan posisi akuifer airtanah dalam. Di samping itu besarnya tahanan jenis dapat
mengidentifikasi sifat fisik batuan serta sifat keairan batuan. Morfologi dan
lingkungan pengendapan batuan memberi pengaruh pada keterdapatan airtanah.

7
UIN
shlumberger

3. 5.2. Lapisan Pembawa Air

Dari 2 (dua) titik ukur yang dikerjakan, dapat ditafsirkan bahwa lapisan batuan bawah
permukaan tidak bervariasi atau relatif homogen bila ditinjau dari pengelompokan
besarnya tahanan jenis vertikal batuan sebenarnya. Kecenderungan batuan bawah
permukaan kurang kompak sampai agak kompak. Pada bagian atas (tanah penutup)
terlihat batuan dari satuan batupasir. Sementara analisis batuan bawah permukaan
secara umum pada semua titik pengukuran adalah sebagai berikut :

Titik ukur UIN.1 Pada kedalaman 39,40 – ≥ 150,70 – 200 meter dengan tahanan
jenis vertikal batuan sebenarnya 168 dan 144 Ωm adalah batuan dengan tingkat
porositas yang baik, fisik batuan agak kompak–kompak dengan kesarangan air
sedang hingga tinggi, dapat bertindak sebagai akifer dangkal sampai dalam yang
produktif, akumulasi air melalui sistim antar butir/pori. Untuk pemboran dalam
diperkirakan akifer (lapisan pembawa air) berupa batupasir dari Formasi
Julurayeu.(QTjr)

Titik ukur UIN.2. Pada kedalaman 39,50 – ≥ 151,00 – 200 meter dengan tahanan
jenis vertikal batuan sebenarnya 169 dan 146 Ωm adalah batuan dengan tingkat
porositas yang baik, fisik batuan agak kompak–kompak dengan kesarangan air
sedang hingga tinggi, dapat bertindak sebagai akifer dangkal sampai dalam yang
produktif, akumulasi air melalui sistim antar butir/pori. Untuk pemboran dalam
diperkirakan akifer (lapisan pembawa air) berupa batupasir dari Formasi
Julurayeu.(QTjr)

8
UIN
shlumberger

Berdasarkan besarnya nilai tahanan jenis vertikal batuan sebenarnya, untuk tahanan jenis
batuan > 1.000 Ωm tingkat kesarangan air (porositas) sangat rendah dan permeabilitas
sangat tinggi, lapisan ini ditafsirkan sebagai lapisan bukan akifer. Sementara nilai tahanan
jenis sebesar 100 - ≤ 1.000 Ωm, tingkat kesarangan air sangat rendah sampai rendah,
tahanan jenis sebesar 50 – ≤ 100, tingkat kesarangan air rendah sampai sedang dan tahanan
jenis sebesar 10 – ≤ 50 kesarangan air sedang sampai tinggi.
Tahanan Janis Vertikal Batuan sebenarnya ≤ 10 Ωm diperkirakan kualitas air yang kurang
baik, untuk daerah pantai kualitas air payau – asin. Besarnya tahanan jenis vertikal batuan
sebenarnya dan tingkat porositas nya menu njukkan tingkat kekompakkan dari batuan akifer
yang artinya makin besar nilai tahanan jenis berarti porositas semakin rendah dan
permeabilitas semakin tinggi, batuan makin masif/pejal dan tingkat kemampuan mengalirkan
air semakin rendah demikian sebaliknya. Tingkat kekerasan batuan bergantung pada
Formasi dan Litologi yang ada. Ketebalan/kedalaman dari lapisan batuan bawah
permukaan dan perkiraan litologi dari batuannya sebagai lapisan pembawa air adalah
seperti Tabel 3.

Tabel 3. Tahanan Jenis Vertikal Batuan Sebenarnya Lokasi UIN

No. Titik Tebal Kedalaman Resistivity Formasi /Perkiraan Keterangan


Lapisan (m) (Ωm) Litologi *)
(m)

UIN.1
0,80 0,00 – 0,80 92 Tanah penutup
2,10 0,80 –2,80 127 Form Medan (Qpme) Diduga akifer dangkal,
7,70 2,80 – 10,50 114 Form Medan (Qpme) Diduga akifer dangkal
28,90 10,50 – 39,40 94 Tufa Toba (Qvt) Diduga akifer dangkal ,
111,30 39,40 – 150,70 168 Tufa Toba (Qvt) Diduga akifer dangkal – dalam
150,70 - ~ 144 Form Julurayeu (QTjr) Diduga akifer dalam

UIN.2
0,80 0,00 – 0,80 92 Tanah penutup
2,10 0,80 –2,80 127 Form Medan (Qpme) Diduga akifer dangkal,
7,70 2,80 – 10,50 114 Form Medan (Qpme) Diduga akifer dangkal,
29,00 10,50 – 39,50 93 Tufa Toba (Qvt) Diduga akifer dangkal,
111,40 39,50 – 151,00 169 Tufa Toba (Qvt) Diduga akifer dangkal – dalam
151,00 - ~ 146 Form Julurayeu (QTjr) Diduga akifer dalam

9
UIN
shlumberger

IV. KESIMPULAN DAN S A R A N

Dari pengamatan lapangan dan hasil pengukuran geolistrik dapat disimpulkan dan disarankan
bahwa :

4.1 Kesimpulan

1. Morfologi daerah penyelidikan berupa pedataran , yang digunakan sebagai lahan kebun
dan Pembangunan UIN dengan batuan yang mendasari berupa satuan batu pasiran,
dengan pasir berukuran butir halus – sedang abuabu kehitaman. ;

2. Stratigrafi daerah penyelidikan yang dapat diamati di lapangan berupa satuan lempung
pasiran dengan pasir berukuran butir halus – sedang berwarna kehitaman. Satuan ini
terlihat menyebar di daerah penyelidikan;

3. Struktur geologi di daerah penyelidikan tidak dapat diketahui dengan pasti karena tidak
ditemukannya indikasi struktur;

4. Berdasarkan singkapan batuan yang terdapat di daerah penyelidikan batuan yang dominan
berupa lempung pasiran dengan pasir berukuran butir halus – sedang, berwarna kehitaman
dan memiliki porositas yang cukup baik. Untuk pemboran dalam diperkirakan akifer
(lapisan pembawa air) berupa batupasir dari Formasi Julurayeu.(QTjr)

10
UIN
shlumberger

5. Hasil pengukuran geolistrik pada 2 (dua) titik ukur, batuan yang bertindak sebagai akifer
dangkal maupun dalam atau dengan kata lain akifer dangkal sampai dalam adalah;

a. Dari hasil interpretasi data lapangan terlihat bahwa lapisan akifer dengan perkiraan
kondisi air yang lebih baik secara merata berada pada posisi kedalaman dibawah 160
meter dibawah muka tanah. Untuk air permukaan dan air tanah dangkal diduga telah
terkontaminasi oleh unsur – unsur tertentu;
b. Titik ukur UIN.1 Pada kedalaman 39,40 – ≥ 150,70 – 200 meter dengan tahanan jenis
vertikal batuan sebenarnya 168 dan 144 Ωm adalah batuan dengan tingkat porositas
yang baik, fisik batuan agak kompak–kompak dengan kesarangan air sedang hingga
tinggi, dapat bertindak sebagai akifer dangkal sampai dalam yang produktif, akumulasi
air melalui sistim antar butir/pori. Untuk pemboran dalam diperkirakan akifer
(lapisan pembawa air) berupa batupasir dari Formasi Julurayeu.(QTjr)

c. Titik ukur UIN.2. Pada kedalaman 39,50 – ≥ 151,00 – 200 meter dengan tahanan
jenis vertikal batuan sebenarnya 169 dan 146 Ωm adalah batuan dengan tingkat
porositas yang baik, fisik batuan agak kompak–kompak dengan kesarangan air sedang
hingga tinggi, dapat bertindak sebagai akifer dangkal sampai dalam yang produktif,
akumulasi air melalui sistim antar butir/pori. Untuk pemboran dalam diperkirakan
akifer (lapisan pembawa air) berupa batupasir dari Formasi Julurayeu.(QTjr)

11
UIN
shlumberger

4.2 S a r a n

Dari pengamatan lapangan dan hasil interpretasi data geolistrik pada 2 (dua) titik ukur
yang dikerjakan maka disarankan bahwa:

1. Pembangunan sumurbor airtanah dalam (deep well) dapat dilakukan pada titik
ukur UIN.1 (Sebagai prioritas titik pemboran) Dengan ketentuan bahwa pada titik
ukur Pemboran dilakukan sampai kedalaman 220 meter dan konstruksi sumur
210 meter. Hal ini ditafsirkan melalui pendugaan bahwa titik ukur UIN.1
menunjukkan lapisan pembawa air dengan tahanan jenis vertical batuan
sebenarnya 39,90 – ≥ 150,70 – 200 , dengan tahanan jenis Vertical batuan
sebenarnya 168 dan 144 Ωm

2. Sistim konstruksi untuk sumur bor terdiri dari diameter Lobang Bor 10 Inch dan
pasangan pipa Ǿ 6 ke Ǿ 4 inch. Pipa Ǿ 6 inch sampai kedalaman 150 meter, sisanya 60
meter dengan pipa Ǿ 4 inch termasuk saringan (screen) sedalaman 24 meter,
sambungan las dan memakai reduser. Pengisian gravel pack ukuran 2 – 5 mm, diisi
pada posisi 10 meter diatas saringan terdangkal, posisi saringan berada pada kedalaman
lebih dari 150 meter, 20 meter dibawah permukaan tanah diisi dengan semen pasir,
dibawahnya sampai posisi gravel pack (batu kacang) diisi dengan lempung,

3. Untuk penentuan letak saringan, electric well logging sangat disarankan, pengambilan
sampel cutting dilakukan untuk setiap kemajuan 1 (satu) meter pemboran

12
UIN
shlumberger

(I) I(mA) (I)

V(mV)
(P) (P)

a/2 a/2

L/2 L/2

Gambar 1. Configurasi Susunan Elektroda Schlumberger

13
UIN
shlumberger

Datrar Pustaka

1. NR. Cameron dkk., 1982 Peta Geologi Lembar Medan Skala 1 : 250.000;
2. Robert A. Van Zuidam, 1985 Aerial Photo Interpretation In Terrain Analysis and Geomorphologic,
Mapping, Smits Publisher;
3. Wahyu., 1985 Penyelidikan Hidrogeologi dengan Pendugaan Geolistrik di Daerah Medan dan
Sekitarnya., Laporan Teknis Kanwil Deptamben Prop. SU., Tidak di terbitkan.

Daftar Peta

Peta Geologi Lembar Medan Skala 1 : 250.000;

Daftar Tabel.

Tabel 1. Klasifikasi Morfologi dan Kemiringan Lereng (Van Zuidam, 1968)


Tabel 2. Stratigrafi Regional (N.R. Cameron., dkk (1982)).
Tabel 3. Tahanan Jenis Vertikal Batuan

Daftar Gambar.
Gambar 1. Configurasi Susunan Elektroda Schlumberger;

Daftar Foto Kegiatan

Foto – Foto. Kegiatan Lapangan / pengukuran geolistrik

Daftar Lampiran

1. Data Sheet Pengukuran Lapangan;


2. Grafik penyesuaian Data Lapangan dan Teoritikal serta Tabel Inverted Model;
3. Grafik Pengolahan Data dan Tabel Final Inverted Model;

14
UIN
shlumberger

FOTO KEGIATAN LAPANGAN


Dalam Rangka Pembangunan Sumur Bor Dalam
Lokasi Pembangunan Universitas Islam Nusantara
Desa Kp.tengah Kec.PancurBatu Kab.Deli serdang
Provinsi Sumatera Utara

Dokumentasi kegiatan survey geolistrik

15
UIN
shlumberger

16
UIN
shlumberger

PETA GEOLOGI LEMBAR MEDAN


OLEH CAMERON., N.R., DKK (1982)
Skala 1 : 250.000

KETERANGAN
Alluvium : kerikil, pasir dan lempung
Formasi Medan : Bongkah – bongkah, kerikil, pasir, lanau dan lempung
Satuan Singkut : Andesit, dasit, mikrodiorit dan Tufa

Tufa Toba : Tufa riodasit dan sebagian terlaskan


Formasi Julu Rayeu : batupasir berlapis, selang seling dan batulumpur

17
UIN
shlumberger

PETA SITUASI PENGUKURAN GEOLISTRIK


Lokasi – Pembangunan Universitas Islam Nusantara
Desa Kp.tengah Kec.PancurBatu Kab.Deli serdang
Provinsi Sumatera Utara

18
UIN
shlumberger

DATA LAPANGAN

DATA LAPANGAN
Ds: Kampung Tengah NO TITIK: UIN.1 NO TITIK: UIN.2
Kec/kota: Pancur batu/Deli Serdang LU: 03°29'32.1” LU: 03°29'35.4”
Provinsi : Sumatera Utara BT: 98°35'18.0” BT: 98°35'18.1”
LOKASI : Proyek Pembangungan
UIN
Rs Rs
L/2 (m) a/2 (m) K (m) V (mV) I (mA) (Ω-m) V (mV) I (mA) (Ω-m)

1.500 0.500 6.286 1805 120.9 93.848 1353 90.6 93.874


2.000 0.500 11.786 896 97.8 107.980 672 73.3 108.054
2.500 0.500 18.858 585 106.5 103.586 438.7 79.8 103.672
3.000 0.500 27.501 297.7 73.7 111.087 223.2 55.2 111.201
4.000 0.500 49.502 173.8 68.9 124.869 130.3 51.6 125.003
5.000 0.500 77.789 105.4 71.5 114.671 79 53.6 114.652
5.000 1.000 37.716 224.4 71.7 118.040 168.3 53.7 118.205
6.000 1.000 55.003 211.3 100 116.220 158.4 75 116.165
8.000 1.000 99.005 80.6 61.3 130.176 60.4 45.9 130.280
10.000 1.000 155.579 23.2 30.3 119.123 17.4 22.7 119.254
10.000 2.500 58.931 63.2 30.6 121.714 47.4 22.9 121.980
12.000 2.500 86.590 56.2 38.5 126.398 42.1 28.8 126.577
15.000 2.500 137.506 8.9 10.4 117.674 6.6 7.8 116.351
20.000 2.500 247.511 16.4 37.9 107.102 12.3 28.4 107.197
20.000 5.000 117.863 35.2 37.9 109.466 26.4 28.4 109.562
25.000 5.000 188.580 10.1 22.5 84.651 7.5 16.8 84.188
30.000 5.000 275.013 7.7 25 84.704 5.7 18.7 83.827
40.000 5.000 495.023 14.2 65.9 106.666 10.6 49.4 106.219
50.000 5.000 777.893 10.3 68.7 116.627 7.7 51.5 116.306
50.000 10.000 377.160 21 67.9 116.647 15.8 50.9 117.075
60.000 10.000 550.025 18 90 110.005 13 67.5 105.931
75.000 10.000 868.254 3.1 23.3 115.519 2.3 17.4 114.769
100.000 10.000 1,555.785 2.3 28.1 127.342 1.7 21 125.945
100.000 25.000 589.313 6 28 126.281 4.5 21 126.281
125.000 25.000 942.900 4.6 36 120.482 3.4 27 118.736
150.000 25.000 1,375.063 2.7 25.6 145.026 2 19.2 143.236
200.000 25.000 2,475.113 1.1 18.2 149.595 0.8 13.6 145.595
250.000 25.000 3,889.463 1.1 33.3 128.481 0.8 24.9 124.963
300.000 25.000 5,618.113 2.1 63.9 184.633 1.5 47.9 175.933

19
UIN
shlumberger

INTEPRETASI DATA LAPANGAN

20
UIN
shlumberger

GAMBAR RENCANA KONTRUKSI SUMURBOR DALAM


RENCANA KONSTRUKSI SUMUR BOR
LOKASI– Pembangunan Universitas Islam Nusantara
DI LOKASI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV
Desa Kp.tengah Kec.PancurBatu Kab.Deli serdang, SUMATERA UTARA

TYPE SUM UR SAM BUNGAN LANGSUNG (WELDED)


DENGAN REDUSER PASANGAN PIPA 6 INCH
KE 4 INCH

2 inch
KETERANGAN GAM BAR

semen cor kedalaman 20 mtr

lempung / clay kedalaman 21 - 150 m

gravel pack / kerikil kacang

SP SP submersible pump 15 KW (20HP)

saringan /screen ditentukan setelah well


Dia. 6 inch logging
Reduser 6 inch ke 4 inch

Konstruksi sumur
- diameter lobang bor 10 inch, kedalaman 220 mtr
- diameter pipa atas 6 inch, panj. 150 mtr
- diameter pipa bawah 4 inch, panj. 60 mtr
(termasuk 24 mtr saringan @ 3mtr/btg)
- reduser dia. 6 inch ke dia. 4 inch
- pipa antar dia. 2 inch
- posisi saringan ditentukan setelah electric
Dia. 4 inch well logging
- bahan konstruksi Galvanish iron pipe (GIP)

Dia. 10 inch

Gambar tanpa skala

21
UIN

You might also like