Professional Documents
Culture Documents
Lap Geo Uin
Lap Geo Uin
2019
`
schlumberger
Kata Pengantar
Data lapangan yang dihasilkan merupakan data semu dari sifat kelistrikan batuan. Melalui
pengolahan data akan diperoleh sifat fisik kelistrikan batuan vertikal sebenarnya. Interpretasi data
lapangan akan menggambarkan kondisi lapisan batuan bawah permukaan secara vertikal.
Akhirnya kami berharap semoga hasil kegiatan ini dapat bermanfaat dan terimakasih atas
kepercayaan dan kerja samanya.
Rizki Rahmadi
i
Penyelidikan Hidrogeologi
`
schlumberger
DAFTAR I S I
Kata Pengantar . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . i
Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ii
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
1.2. Maksud dan Tujuan. . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2
1.3. Peralatan . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2
1.4. Personil. . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3
1.5. Lokasil Penyelidikan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3
1.6. Ruang Lingkup dan Metodologi Penyelidikan . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3
ii
Penyelidikan Hidrogeologi
shlumberger
I. PENDAHULUAN
Dalam rangka pemenuhan kebutuhan air bersih di suatu daerah banyak upaya yang dapat
dilakukan sesuai kondisi dan potensi yang ada. Khusus untuk pembuatan sumur bor airtanah
dalam (deep well), sejatinya sebelum pembangunan sarana air bersih dilaksanakan, terlebih
dahulu dilakukan penyelidikan geologi dan hidrogeologi sebagai bagian kegiatan eksplorasi.
Data lapangan yang dihasilkan merupakan data semu dari sifat kelistrikan batuan. Melalui
pengolahan data akan diperoleh sifat kelistrikan batuan vertikal sebenarnya. Interpretasi data
lapangan akan menggambarkan kondisi lapisan batuan bawah permukaan secara vertikal.
Melalui sifat-sifat kelistrikan batuan ini dapat di tafsirkan banyak hal yang disesuaikan
dengan kebutuhan. Diantaranya adalah pendugaan susunan batuan bawah permukaan secara
vertikal maupun horizontal serta perkiraan batuan pembawa air (akifer).
Untuk interpretasi data secara horizontal dibutuhkan banyak titik ukur, dalam hal ini titik
pengukuran disusun secara sistematis (sistem grid). Lingkup kegiatan meliputi penyelidikan
geologi dan hidrogeologi serta pengambilan data lapangan. Metoda yang dikerjakan ini
merupakan suatu kajian ilmiah yang didasarkan pada kaidah-kaidah keilmuan dan metoda
kerja eksplorasi geofisika.
1
UIN
shlumberger
Seperti yang telah dikemukakan di atas bahwa penyelidikan hidrogeologi dilakukan dengan
metoda pendugaan geolistrik susunan elektroda schlumberger sehingga maksud dan tujuan
penyelidikan ini adalah :
1.3. Peralatan
Peta geologi Lembar Medan Skala 1 : 250.000; Peta Rupa Bumi Skala 1 : 50.000 (digital);
Kompas Geologi; Palu GeologiGlobal Positioning System (GPS);
Handy Talky 4 Buah; Komputer; Printer; Kamera Digital.
2
UIN
shlumberger
1.4. Personil
Ruang lingkup penyelidikan terbatas pada derah penyelidikan dan di sekitarnya, penyelidikan
itu sendiri didahului dengan penyelidikan Geologi dan Hidrogeologi yang dilanjutkan dengan
penyelidikan pendugaan geolistrik. Penyelidikan geologi dan hidrogeologi akan menyajikan
data tentang batuan dan perlapisan batuan pada daerah permukaan (singkapan) sementara
hidrogeologi akan menyajikan data tentang kondisi keairan batuan sebagai lapisan pembawa
air (akifer). Pendugaan geolistrik akan menyajikan data lapangan berupa besaran tahanan jeis
semu vertikal batuan dalam satuan Ohm-meter.
Metodologi penyelidikan Geologi dan Hidrogeologi dengan melakukan kajian data skunder
dari peta geologi lembar Medan Skala 1 : 250.000 yang dilanjutkan dengan pengamatan
lapangan pada daerah penyelidikan dengan mengkaji keadaan geologi yang meliputi
perlapisan batuan, struktur geologi serta sifat keairan batuan.
Pendugaan geolistrik dilakukan dengan model susunan elektroda schlumberger. Data lapangan
disajikan dalam bentuk kurva tahanan Jenis Semu vertikal batuan versus kedalaman.
Penafsiran data lapangan dikerjakan dengan menggunakan perangkat lunak (software) Lahey
Fortran
3
UIN
shlumberger
Secara regional akan dibahas mengenai kondisi morfologi, stratigrafi dan struktur geologi sebagai
berikut :
2.1. Morfologi
Bentuk morfologi umumnya dikontrol oleh proses erosi, struktur dan jenis litologi. Menurut
Van Zuidam (1968) morfologi suatu daerah dapat diklasifikasikan berdasarkan kemiringan
lerengnya menjadi 7 satuan morfologi.
4
UIN
shlumberger
2.2. Stratigrafi
Secara umum, daerah penyelidikan berdasarkan Peta Geologi Lembar Medan Skala 1 : 250.000
yang disusun oleh N.R. Cameron., dkk (1982) dari muda sampai tua dapat dilihat pada tabel
dibawah ini (Tabel 2)
Ketebalan
No Satuan/Formasi Litologi Umur ( meter )
1. Satuan Alluvial (Qh) Kerikil, pasir dan lempung Holosen -
3 Satuan Tufa Toba (Qvt) Tufa riodasit sebagian terlaskan Plistosen 100 - 200
4 julurayeu (Qtjr) Batupasir berlapis selang seling dan Miosen akhir 700 – 1.000
batu lumpur – Miosen
awal
Secara regional, struktur geologi yang terdapat di daerah penyelidikan adalah patahan (sesar)
dengan arah Tenggara – Barat Daya.
5
UIN
shlumberger
3.1 Morfologi
Morfologi daerah penyelidikan berupa pedataran, yang digunakan sebagai perkebunan dan
lokasi pembangunan UIN, dengan batuan yang mendasari berupa satuan Batu Pasir lanau,
dengan ukiran butir berukuran butir halus – sedang berwarna abu-abu kecoklatan.
3.2 Stratigrafi
Stratigrafi daerah penyelidikan yang dapat diamati di lapangan berupa satuan batu pasir lanau
dengan pasir berukuran butir halus – sedang berwarna abu-abu kecoklatan. Satuan ini terlihat
menyebar di daerah penyelidikan.
Struktur geologi di daerah penyelidikan tidak dapat diketahui dengan pasti karena tidak
ditemukannya indikasi struktur.
3.4 Hidrogeologi
6
UIN
shlumberger
Sumber air untuk kebutuhan sehari – hari di lokasi pembangungan UIN umumnya
memanfaatkan sumur bor dangkal dengan kedalaman 4-6meter untuk memperoleh
air. Lapisan pembawa air (akifer) untuk sumurbor dalam adalah lempung pasiran,
akifer diperkirakan berupa batupasir dari Formasi Julurayeu (QTjr).
Analisis tahanan jenis vertikal batuan sebenarnya ( Tabel 3) dapat menafsirkan letak
dan posisi akuifer airtanah dalam. Di samping itu besarnya tahanan jenis dapat
mengidentifikasi sifat fisik batuan serta sifat keairan batuan. Morfologi dan
lingkungan pengendapan batuan memberi pengaruh pada keterdapatan airtanah.
7
UIN
shlumberger
Dari 2 (dua) titik ukur yang dikerjakan, dapat ditafsirkan bahwa lapisan batuan bawah
permukaan tidak bervariasi atau relatif homogen bila ditinjau dari pengelompokan
besarnya tahanan jenis vertikal batuan sebenarnya. Kecenderungan batuan bawah
permukaan kurang kompak sampai agak kompak. Pada bagian atas (tanah penutup)
terlihat batuan dari satuan batupasir. Sementara analisis batuan bawah permukaan
secara umum pada semua titik pengukuran adalah sebagai berikut :
Titik ukur UIN.1 Pada kedalaman 39,40 – ≥ 150,70 – 200 meter dengan tahanan
jenis vertikal batuan sebenarnya 168 dan 144 Ωm adalah batuan dengan tingkat
porositas yang baik, fisik batuan agak kompak–kompak dengan kesarangan air
sedang hingga tinggi, dapat bertindak sebagai akifer dangkal sampai dalam yang
produktif, akumulasi air melalui sistim antar butir/pori. Untuk pemboran dalam
diperkirakan akifer (lapisan pembawa air) berupa batupasir dari Formasi
Julurayeu.(QTjr)
Titik ukur UIN.2. Pada kedalaman 39,50 – ≥ 151,00 – 200 meter dengan tahanan
jenis vertikal batuan sebenarnya 169 dan 146 Ωm adalah batuan dengan tingkat
porositas yang baik, fisik batuan agak kompak–kompak dengan kesarangan air
sedang hingga tinggi, dapat bertindak sebagai akifer dangkal sampai dalam yang
produktif, akumulasi air melalui sistim antar butir/pori. Untuk pemboran dalam
diperkirakan akifer (lapisan pembawa air) berupa batupasir dari Formasi
Julurayeu.(QTjr)
8
UIN
shlumberger
Berdasarkan besarnya nilai tahanan jenis vertikal batuan sebenarnya, untuk tahanan jenis
batuan > 1.000 Ωm tingkat kesarangan air (porositas) sangat rendah dan permeabilitas
sangat tinggi, lapisan ini ditafsirkan sebagai lapisan bukan akifer. Sementara nilai tahanan
jenis sebesar 100 - ≤ 1.000 Ωm, tingkat kesarangan air sangat rendah sampai rendah,
tahanan jenis sebesar 50 – ≤ 100, tingkat kesarangan air rendah sampai sedang dan tahanan
jenis sebesar 10 – ≤ 50 kesarangan air sedang sampai tinggi.
Tahanan Janis Vertikal Batuan sebenarnya ≤ 10 Ωm diperkirakan kualitas air yang kurang
baik, untuk daerah pantai kualitas air payau – asin. Besarnya tahanan jenis vertikal batuan
sebenarnya dan tingkat porositas nya menu njukkan tingkat kekompakkan dari batuan akifer
yang artinya makin besar nilai tahanan jenis berarti porositas semakin rendah dan
permeabilitas semakin tinggi, batuan makin masif/pejal dan tingkat kemampuan mengalirkan
air semakin rendah demikian sebaliknya. Tingkat kekerasan batuan bergantung pada
Formasi dan Litologi yang ada. Ketebalan/kedalaman dari lapisan batuan bawah
permukaan dan perkiraan litologi dari batuannya sebagai lapisan pembawa air adalah
seperti Tabel 3.
UIN.1
0,80 0,00 – 0,80 92 Tanah penutup
2,10 0,80 –2,80 127 Form Medan (Qpme) Diduga akifer dangkal,
7,70 2,80 – 10,50 114 Form Medan (Qpme) Diduga akifer dangkal
28,90 10,50 – 39,40 94 Tufa Toba (Qvt) Diduga akifer dangkal ,
111,30 39,40 – 150,70 168 Tufa Toba (Qvt) Diduga akifer dangkal – dalam
150,70 - ~ 144 Form Julurayeu (QTjr) Diduga akifer dalam
UIN.2
0,80 0,00 – 0,80 92 Tanah penutup
2,10 0,80 –2,80 127 Form Medan (Qpme) Diduga akifer dangkal,
7,70 2,80 – 10,50 114 Form Medan (Qpme) Diduga akifer dangkal,
29,00 10,50 – 39,50 93 Tufa Toba (Qvt) Diduga akifer dangkal,
111,40 39,50 – 151,00 169 Tufa Toba (Qvt) Diduga akifer dangkal – dalam
151,00 - ~ 146 Form Julurayeu (QTjr) Diduga akifer dalam
9
UIN
shlumberger
Dari pengamatan lapangan dan hasil pengukuran geolistrik dapat disimpulkan dan disarankan
bahwa :
4.1 Kesimpulan
1. Morfologi daerah penyelidikan berupa pedataran , yang digunakan sebagai lahan kebun
dan Pembangunan UIN dengan batuan yang mendasari berupa satuan batu pasiran,
dengan pasir berukuran butir halus – sedang abuabu kehitaman. ;
2. Stratigrafi daerah penyelidikan yang dapat diamati di lapangan berupa satuan lempung
pasiran dengan pasir berukuran butir halus – sedang berwarna kehitaman. Satuan ini
terlihat menyebar di daerah penyelidikan;
3. Struktur geologi di daerah penyelidikan tidak dapat diketahui dengan pasti karena tidak
ditemukannya indikasi struktur;
4. Berdasarkan singkapan batuan yang terdapat di daerah penyelidikan batuan yang dominan
berupa lempung pasiran dengan pasir berukuran butir halus – sedang, berwarna kehitaman
dan memiliki porositas yang cukup baik. Untuk pemboran dalam diperkirakan akifer
(lapisan pembawa air) berupa batupasir dari Formasi Julurayeu.(QTjr)
10
UIN
shlumberger
5. Hasil pengukuran geolistrik pada 2 (dua) titik ukur, batuan yang bertindak sebagai akifer
dangkal maupun dalam atau dengan kata lain akifer dangkal sampai dalam adalah;
a. Dari hasil interpretasi data lapangan terlihat bahwa lapisan akifer dengan perkiraan
kondisi air yang lebih baik secara merata berada pada posisi kedalaman dibawah 160
meter dibawah muka tanah. Untuk air permukaan dan air tanah dangkal diduga telah
terkontaminasi oleh unsur – unsur tertentu;
b. Titik ukur UIN.1 Pada kedalaman 39,40 – ≥ 150,70 – 200 meter dengan tahanan jenis
vertikal batuan sebenarnya 168 dan 144 Ωm adalah batuan dengan tingkat porositas
yang baik, fisik batuan agak kompak–kompak dengan kesarangan air sedang hingga
tinggi, dapat bertindak sebagai akifer dangkal sampai dalam yang produktif, akumulasi
air melalui sistim antar butir/pori. Untuk pemboran dalam diperkirakan akifer
(lapisan pembawa air) berupa batupasir dari Formasi Julurayeu.(QTjr)
c. Titik ukur UIN.2. Pada kedalaman 39,50 – ≥ 151,00 – 200 meter dengan tahanan
jenis vertikal batuan sebenarnya 169 dan 146 Ωm adalah batuan dengan tingkat
porositas yang baik, fisik batuan agak kompak–kompak dengan kesarangan air sedang
hingga tinggi, dapat bertindak sebagai akifer dangkal sampai dalam yang produktif,
akumulasi air melalui sistim antar butir/pori. Untuk pemboran dalam diperkirakan
akifer (lapisan pembawa air) berupa batupasir dari Formasi Julurayeu.(QTjr)
11
UIN
shlumberger
4.2 S a r a n
Dari pengamatan lapangan dan hasil interpretasi data geolistrik pada 2 (dua) titik ukur
yang dikerjakan maka disarankan bahwa:
1. Pembangunan sumurbor airtanah dalam (deep well) dapat dilakukan pada titik
ukur UIN.1 (Sebagai prioritas titik pemboran) Dengan ketentuan bahwa pada titik
ukur Pemboran dilakukan sampai kedalaman 220 meter dan konstruksi sumur
210 meter. Hal ini ditafsirkan melalui pendugaan bahwa titik ukur UIN.1
menunjukkan lapisan pembawa air dengan tahanan jenis vertical batuan
sebenarnya 39,90 – ≥ 150,70 – 200 , dengan tahanan jenis Vertical batuan
sebenarnya 168 dan 144 Ωm
2. Sistim konstruksi untuk sumur bor terdiri dari diameter Lobang Bor 10 Inch dan
pasangan pipa Ǿ 6 ke Ǿ 4 inch. Pipa Ǿ 6 inch sampai kedalaman 150 meter, sisanya 60
meter dengan pipa Ǿ 4 inch termasuk saringan (screen) sedalaman 24 meter,
sambungan las dan memakai reduser. Pengisian gravel pack ukuran 2 – 5 mm, diisi
pada posisi 10 meter diatas saringan terdangkal, posisi saringan berada pada kedalaman
lebih dari 150 meter, 20 meter dibawah permukaan tanah diisi dengan semen pasir,
dibawahnya sampai posisi gravel pack (batu kacang) diisi dengan lempung,
3. Untuk penentuan letak saringan, electric well logging sangat disarankan, pengambilan
sampel cutting dilakukan untuk setiap kemajuan 1 (satu) meter pemboran
12
UIN
shlumberger
V(mV)
(P) (P)
a/2 a/2
L/2 L/2
13
UIN
shlumberger
Datrar Pustaka
1. NR. Cameron dkk., 1982 Peta Geologi Lembar Medan Skala 1 : 250.000;
2. Robert A. Van Zuidam, 1985 Aerial Photo Interpretation In Terrain Analysis and Geomorphologic,
Mapping, Smits Publisher;
3. Wahyu., 1985 Penyelidikan Hidrogeologi dengan Pendugaan Geolistrik di Daerah Medan dan
Sekitarnya., Laporan Teknis Kanwil Deptamben Prop. SU., Tidak di terbitkan.
Daftar Peta
Daftar Tabel.
Daftar Gambar.
Gambar 1. Configurasi Susunan Elektroda Schlumberger;
Daftar Lampiran
14
UIN
shlumberger
15
UIN
shlumberger
16
UIN
shlumberger
KETERANGAN
Alluvium : kerikil, pasir dan lempung
Formasi Medan : Bongkah – bongkah, kerikil, pasir, lanau dan lempung
Satuan Singkut : Andesit, dasit, mikrodiorit dan Tufa
17
UIN
shlumberger
18
UIN
shlumberger
DATA LAPANGAN
DATA LAPANGAN
Ds: Kampung Tengah NO TITIK: UIN.1 NO TITIK: UIN.2
Kec/kota: Pancur batu/Deli Serdang LU: 03°29'32.1” LU: 03°29'35.4”
Provinsi : Sumatera Utara BT: 98°35'18.0” BT: 98°35'18.1”
LOKASI : Proyek Pembangungan
UIN
Rs Rs
L/2 (m) a/2 (m) K (m) V (mV) I (mA) (Ω-m) V (mV) I (mA) (Ω-m)
19
UIN
shlumberger
20
UIN
shlumberger
2 inch
KETERANGAN GAM BAR
Konstruksi sumur
- diameter lobang bor 10 inch, kedalaman 220 mtr
- diameter pipa atas 6 inch, panj. 150 mtr
- diameter pipa bawah 4 inch, panj. 60 mtr
(termasuk 24 mtr saringan @ 3mtr/btg)
- reduser dia. 6 inch ke dia. 4 inch
- pipa antar dia. 2 inch
- posisi saringan ditentukan setelah electric
Dia. 4 inch well logging
- bahan konstruksi Galvanish iron pipe (GIP)
Dia. 10 inch
21
UIN