You are on page 1of 12

PERCOBAAN 3

INJEKSI EFEDRIN
1. TUJUAN
• Mahasiswa mampu merancang formula sediaan injeksi efedrin
• Mahasiswa mampu membuat sediaan injeksi efedrin
• Mahasiswa mampu melakukan evaluasi sediaan injeksi efedrin

2. DASAR TEORI
Injeksi adalah sediian steril berupa larutan ,elmulsi atau suspensi atau serbuk
yang harus dibuat atau di suspensikan terlebih dahulu sebelum di gunakan ,yang
disuntikan dengan cara merobek jaringan kedalam kulit atau melalui selaput
lendir.
Injeksi dilakukan dengan melakukan ,mengelmulsiakan atau mengsuspensikan
sejumblah obat kedalam sejumblah pelarut atau mengisiskan obat kedalam
wadah dosis tungggal atau dosis ganda .(ayuhastuti ,2016)
Larutan ijeksi dan infuse umumnya menggalami seterilisasi akhir .Hal itu
dilakukan dalam autoklab pada suhu 121-124 C ,untuk larutan dan suspense
dalam air,pada larutan dan suspense dalam minyak dilakukan dengan uap kering
atau udara panas dengan suhu 180-200 C.Pada bahan yang termolabil hanya
mungkin dilakukan penyaringan bebas kuman,dimana pembuatan preparat
injeksi berlangsung pada kondisi antiseptic .Beberapa uji terhadap wadah
sediaan injeksi antara lain adalah kekedapan,pengotoran tidak larut bahan
melayang dan pengujian lainnya. Kekedapan,celah dan retakan halus yang
sering kali tidak dapat diliat secara makroskopik. Khususnya pada penutup
ampul ,merupakan suber bahaya kontaminasi pada sediaan larutan injeksi ,
karena itu selalu disterilisasi ,ampul harus di uji kekedapannya dengan
dimasukan kedalam larutan metilen blue (0,5-1%) ,kemudian diamati apakah
larutan dalam ampul mengalami perubahan. Uji pengotoran tidak terlarut,bahan
melayang dilakukan dengan cara ,ampul atau botol infuse diputar vertical 180
derajat berulang-ulang dengan latar belakang gelap dan sisilainnya dicahayai ,
sehingga akan terlihat jika ada pengotor yang tertinggal dalam ampul atau botol
infuse. Pengujian lainnya adalah jumlah kandungan ampul ,pengujian
konsistensi , homogenitas, dan sterilitas (Wattimena JR,2011).
Syarat-syarat obat suntik:
• aman ,artinya tidak boleh menyebabkan infeksi dan efek toksik
• harus jernih, artinya tidak ada partikel padat , kecuali yang berbentuk
suspense .
• tidak berwarna , kecuali obatnya memeang berwarna .
• sebisa mungkin isohidris , agar ketika diinjeksikan organisme tubuh tidak
terasa sakit dan di serap optimal tekanan osmose dalam darah dan cairan
tubuh lain .
• harus steril, bebas dari mikroorganisme hidup patogen maupun yang tidak ,
baik dalam bentuk vegetative ,maupun spora .
bebas pirogen , hal ini harus diperhatikan terutama pada pemberian banyak ,lebih
dari 15 ml cairan yang mengandung pirogen dapat menimbulkan demam.
Penggolongan
Menurut cara penyuntikannya , terbagi menjadi 9 yaitu :
1. intracutan (i.c)
2. subcutan (s.c)
3. intramuscular (i.m)
4. intravenus (i.v)
5. intratecal (i.t)
6. intraperitoneal (i.p)
7. peridual (p.d)
8. intrasisternal (i.s)
9. intracardial (i.ka)

Dalam hal ini injeksi, disuntikan dengan cara subcutan (s.c) pemberian secara
subcutan digunakan untuk menyuntikan sejumblah kecil obat. Obat disuntikan
dibawah permukaan kulit yang ummumnya dilakukan di jaringan interstitial
longgar lengan ,bawah lengan, paha atau bokong. Volume suntikan subcutan
jarang lebih besar dari 2 ml dengan jarum sepanjang 5/8 atau 7/8 inci yang
berukuran 21-26 gauge (Avis, Kenneth,2010. pharmaceutical Dosage).
Menurut prinsip kerjannya , sediaan injeksi seril dapat dibuat dengan 2 cara
yaitu:
• steril (seteilisasi akhir ) ,yaitu cara kerja yang dilakukan dengan
penyeterilan dilakukan di akhie proses pencampuran . Hal ini ini bias
dilakukan pada bahan obat yang tahan pemanasaan . Alat yang digunakan
dicuci bersih dan bahan obat baru diseterilisasikan pada akhir proses
pembuatan dengan wadah yang sudah tertutup rapat dan siap dikemas.
• Aseptis , yaitu cara kerja yang dilakukan untuk mencegah sedapat mungkin
agar mikroba tidak masuk. Dalam hal ini mikroba tidak dimusnahkan . Cara
kerja ini digunakan untuk obat-obtan yang sama sekali tidak tahan
pemanasaan . Semua alat yang digunakan dalam prinsip ini harus steril, obat
yang dapat disetrilkan harus disetrilkan lebih dahulu,ruang kerja yang
digunakan harus bersih (setril), sedapat mungkin pekerja menggunakan
pakaian setril karena kemungkinan paling banyak mengontaminasi terletak
pada pekerja ,terutama tangan dan nafasnya (Ansel,2008).
• Ampul adalah untuk dosis tunggal ,tertutup rapat dengan melebar wadah
gelas dengan antiseptic . Wadah glas dibuat mempunya leher agar tidak
dapat dengan mudah disiapkan dari bagian dalam wadah tanpa terjadi
serpihan-serpihan gelas sesudah di buka , isi ampul dapat dihisap dalam
suntik dengan jarum hipodermik .Serpihan gelas ,sesudah dibuka ,ampul
tidak dapat di tutup kembali dan digunakan lagi untuk waktu kemudian
,karena sterilitas isinya tidak dapat dipertanggungjawabkan (Pengantar
sediaan formulasi hal 46). Seadiaan parentral adalah bentuk sediaan untuk
injeksi atau sediaan infuse . Dapat dilakukkan langsung kedalam aliran
darah , kedalam jaringan atau organ.
• Efedrin juga mempunyai efek poten disusunan syarat pusat . Efedrin
merangsang cerebral korteks dan pusat subcortical yang mana digunakan
untuk neurolepsi . Respon kardiovaskular didapatkan dalam manusia
termasuk takikardia sedang. Tanpa perubahan atau pemnambahan volume
stroke , mempertinggi kardiakoutput . ( Tjay,2007).
• Efek efedrin yang tidak digunakan antara resiko hipertensi , terutama setelah
pemberian parenteral atau pemberian dosis oral yang lebih tinggi dari pada
yang dianjurkan . Insomnia lazim sebagai efek ssp yang merugikan ,
Takipilasis dapat terjadi dengan pemberian dosis berulang . (Tjay,2007).
3. RANCANGAN PREFORMULASI DAN FORMULASI
Zat aktif : Efedrin sulfat
1. Warna : putih, bening
2. Bau: tidak berbau
3. Rasa: -
4. Penampilan : serbuk, Kristal atau serbuk tidak berwarna
5. Khasiat: untuk mengobati gangguan saluran pernafasan sesak dada
6. Kelarutan: larut dalam 1,3 bagian air, dalam 90 bagian alcohol , dalam 60
bagian gliserol ,dan tidak larut dalam minyak
7. pH: 5,3 ( pH stabil 4,5-7.0)
8. titik lebur: 187-188 C
Nama Bahan : sodium chloride ,natrium clorida
1. warna : tidak berwarna
2. bau: tidak berbau
3. rasa: asin
4. penampilan : Kristal,atau serbuk Kristal putih
5. khasiat : sebagai pelarut injeksi
6. kelarutan : mudah larut dalam air,sukar larut dalam alcohol
7. pH: 7
8. titik lebur : 804 C
Nama bahan :benzalkonium klorida
1. warna : putih atau putih kekuningan
2. bau: aroma yang lembut
3. rasa: pahit
4. penampilan : serbuk amorf ,berbentuk gelyang keras atau lempengan
5. khasiat: digunakan sebagai presentive dengan nilai 0,01-0,02 %b/v
6. kelarutan : praktis tidak larut dalam eter ,sangat larut dalam acetone ,etanol
95%
7. titik lebur : -
8. pH: -
9. bobot jenis :-

Nama bahan :aqua for injeksi


1. warna : putih bening
2. bau: tidak berbau
3. rasa: sedikit rasa obat
4. penampilan :cairan ,jernih
5. khasiat : melarutkan ijeksi,penambahan bahan larutan
6. kelarutan :sukar larut dalam eter .sukar larut dalam air
7. titik lebur :801 C
8. bobot jenis : 18,02 g/mol
9. pH: 6-7
4. RANCANGAN FORMULA

R/ Paracetamol 0,1 %
Benzalklonium klorida 0,01 %
NaCl q.s
Aqua Pro Injeksi ad 10 ml

5. KEMASAN SEKUNDER SEDIAAN


6. ALAT DAN BAHAN PERCOBAAN
Alat :
• Botol tetes mata
• Neraca
• Autoclave
• Oven
• Alat-alat gelas
• Ampul/vial
• Spitel
• Kaca arloji

Bahan :
• Paracetamol
• Nacl
• Benzalklonium klorida
• Aqua pro injeksi

7. PERHITUNGAN DAN PENIMBANGAN BAHAN


Formula
R/ Paracetamol 0,1 %
Benzalklonium klorida 0,01 %
NaCl q.s
Aqua Pro Injeksi ad 10 ml
▪ Perhitungan tonisitas
Titik beku :
Paracetamol ( b1) =
Benzalklonium klorida ( b2) = 0,09
NaCl ( b3) = 0,576
Konsentrasi PCT ( c1 ) = 0,1 g
Benzaklonium klorida = 0,01 % / 0,01 g
0,52−( b1.c1)+( 𝑏2.𝑐2 )
B= b3

0,52−( 168.0,1 g)+( 0,09.0,01 )


= 0,576

0,52−( 16,8+0,0009 )
= 0,576

0,52−16,8009
= 0,576

= 28,26
▪ Perhitungan berat dan volume
Paracetamol : 0,1 x 10 ml = 1 g/ml
Benzalklonium klorida : 0,01 g x 10 ml = 0,1 g/ml
NaCl : q.s
Aqua pro injeksi ad. 10 ml
8. PROSEDUR KERJA SKEMATIS

Siapkan alat dan bahan

Timbang paracetamol, dimasukkan ke dalam beaker glass yang


sudah dikalibrasi 10 ml

Dimasukkan benzalklonium klorida, diaduk ad homogen dan


ditambahkan aqua pro injeksi diaduk

Kemudian ditambahkan dengan Api hingga 10 ml

Kemudian dilakukan cek PH, diharapkan PH nya 7, bila terlalu asam


di ad dengan NAOH 0,1 N dan bila terlalu basa ditambahkan dengan
HCL 0,1 N

Campuran tersebut dimasukkan dalam botol vial dengan volume 10


ml,di tutup dan dipress

Kemudian dilakukan sterilisasi dengan autoklaf selama 15 menit dan


dilakukan evaluasi terhadap sediaan tersebut meliputi uji kebocoran,
uji kejernihan, uji PH, dan uji keseragaaman bobot.
9. HASIL DAN PEMBAHASAN
Laporan kali ini menggunakan Paracetamol, karena sediaan Efedrin tidak ada di
dalam sebuah laboratorium, maka hal ini diganti dengan obat paracetamol
sebagai alternatif yang bisa digunakan dalam sediaan berupa injeksi.

Injeksi paracetamol merupakan sediaan steril yang tersedia dalam bentuk berupa
larutan dan elmulsi,bebas pirogen dan sedapat mungkin dibuat isotonis terhadap
darah,disuntikan langsung ke dalam vena dengan volume relative
banyak.Bentuk larutan injeksi mempunyai keuntungan antara lain mengatasi
keluhan demam dan nyeri ,mulai dari nyeri kepala,sakit gigi nyeri
haid.sedangkan kekurangan larutan injeksi merupakan mual ,gatal-gatal, sakit
perut, kehilangan nafsu makan,dan kelelahan.

Syarat sediaan larutan ijeksi paracetamol yaitu isotonis harus


steril,isohidris,bebas dari endotoksin bakteri dan bebas pirogen. Paracetamol
memiliki pH normal 5,3-6,5. Dalam pembuatan injeksi paracetamol pada
praktikum kali ini adalah , yang pertama dilakukan adalah siapkan alat dan bahan
yang akan di pakai kemudian melakukan sterilisasi pada alat dan bahan dengan
menggunakan oven selama 30 menit agar alat dan bahan terjamin
steril.Selanjutnya menimbang semua bahan yaitu paracetamol 0,1 g sebagai zat
aktif kemudian Benzalklonium 0,01 g sebagai bahan pengawet dan anti
mikroba.Selanjutnya keluarkan alat yang telah di oven selama 30 menit ,dan di
bawa keruangan steril setelah itu masukan paracetamol kedalam beker glas
kemudian di tambahkan dengan WFI (watter for injection) di aduk hingga
paracetamol larut ,kemudian ditambahkan lagi dengan nacl sebanyak 10 ml
kedalam gelas beaker yang berisi paracetamol dan wfi kemudian diaduk dengan
batang pengaduk hingga tercampur rata,dan selanjutnya siapkan kertas saring
dan bahan yang telah di larutkan dan di campurkan di saring bertujuan untuk
memastikan larutan bebas dari partikel-partikel tidak terlarut.

Evaluasi yang kami lakukan berupa organoleptis, pH, kejernihan, dan volume
terpindahkan pada uji organoleptis di dapatkan warna jernih dan tidak berbau
,pada uji pH yang dilakukan di dapatkan pH 7 di mana pH injeksi paracetamol
yang baik adalah 5,3-6,5.yang menandakan injeksi paracetamol tidak memenuhi
syarat maka alternatinya adalah dengan menurunkan dosisnya atau kesalahan
range pada pH,sehingga terjadi kesalahan pengambilan data selain itu,kesalahan
ini juga sangat mungkin disebabkan oleh tidak tepatnya pengenceran kembali
yang dilakukan selama percobaan. Selanjutnya pada uji kejernihan dilakukan
dengan mengamati larutan dengan latar berwarna putih dan hitam.Setelah di
lakukan pengujian pada latar berwarna putih dinyatakan jernih dan pada latar
berwarna hitam tampak jernih dan tidak terdapat partikel didalamnya dan uji
yang terakhir adalah volume terpindahakan dimana dilakukan dengan
menuangkan larutan injeksi kedalam tabung ukur 10 ml didapatkan hasil 10 ml
.hasil perhitungan yang didapatkan adalah 0 yang berarti menunjukan volume
terpindahkan dinyatakan baik karena kurang dari 1 maka hasil dari evaluasi pada
praktikum kali ini dapat dinyatakan bahwa larutan injeksi yang di buat belum
memenuhi syarat karena pH yang di dapatkan tidak sesuai dengan pH normal
paracetamol untuk uji bebas dari pirogen dan volume terpindahkan sudah
memenuhi syarat untuk larutan ijeksi paracetamol.

Kesimpulan
1. Organoleptis :-warna : jernih
:-bau :-
:-rasa :-
2. pH yang di dapt :7
3. Kejernihan :-latar putih : jernih
:-latar hitam: jernih
4. volume terpindahkan :- 0
5. Hasil evaluasi dapat dinyatakan bahwa larutan injeksi paracetamol yang di
buat belum memenuhi syarat karena pH yang di dapat tidak sesuai dengan
pH normal paracetamol yang telah di tentukan ,tetapi untuk bebas pirogen
yang di dapatkan sudah dinyatakan baik.
6. Solusi permasalahan : dalam melakukan uji pH harus lebih teliti saat
pengambilan sampel menggunakan kertas pH ,dan melakukan pengenceran
dengan tepat agar pH yang di dapat sesuai dengan pH yang sudah di
tetapkan.
10. DAFTAR PUSTAKA
Avis, kenneth.2010. pharmaceutical dosage form.
Departemen farmakologi dan teraputik fakultas kedokteran, 2007.
Farmakologi dan terapi. Jakarta : universitas indonesia
Tjay, tan haan.2007. obat-obat penting. Penerbit PT elex media
Ansel. Howard c.ph.o. pengantar bentuk sediaan farmasi edisi keempat.2008.
jakarta : penerbit universitas indonesia
Ayu hastuti, A.2016 praktikum teknologi sediaan steril. Jakarta : kemenkes
republik indonesia
11. LAMPIRAN

Timbang bahan (paracetamol,


benzalklonium dan NaCl) yang
telah dihitung

Masukkan satu persatu bahan ke


dalam gelas beaker

Aduk ad homogen

Kemudian disaring

Setelah itu, masukkan dalam vial


yang telah di sterilisasi
Kemudian masukkan ke dalam
gelas ukur bertujuan untuk uji
volume terpindahkan, dimasukkan
sebelum dan sesudah dari wadah
vial

Uji pH, untuk mengetahui apakah


sediaan masuk dalam range yang
ditentukan

Uji kejernihan, untuk melihat


apakah kemungkinan adanya
partikel asing

Hasil

You might also like