You are on page 1of 27

BAB 1.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Perumusan masalah adalah pernyataan rinci dan lengkap mengenai ruang lingkup
permasalahan yang akan diteliti berdasarkan identifikasi dan pembatasan
masalah. Karena masalah itu, sewaktu akan mulai memikirkan suatu penelitian,
sudah harus dipikirkan dan dirumuskan secara jelas, sederhana dan tuntas. Hal itu
disebabkan oleh seluruh unsur penelitian lainnya yang berpangkal pada
perumusan masalah tersebut. Namun terdapat beberapa perbedaan antara
perumusan masalah dalam setiap penelitian. Akan tetapi sebelum membahas
permasalahan dalam setiap penelitian, terlebih dahulu kita akan membahas
mengenai menentukan masalah dan kiat-kiat memilih masalah untuk penelitian.
Tiap penelitian harus mempunyai masalah untuk dipecahkan. Perumusan masalah
penelitian merupakan pekerjaan yang tidak mudah, termasuk bagi peneliti-peneliti
yang sudah berpengalaman. Padahal masalah selalu ada disekeliling kita.
Masalah timbul karena adanya tantangan, adanya kesangsian ataupun
kebingungan kita terhadap suatu hal atau fenomena, adanya arti yang ambigu,
adanya halangan dan rintangan, adanya celah baik antar kegiatan uatau antar
fenomena, baik yang telah ada ataupun yang aka nada. Penelitian diharapkan
dapat memecahkan masalah-masalah itu, atau sedikit-sedikitnya menuyup celah
yang terjadi.
Pemecahan masalah yang dirumuskan dalam penelitian, sangat berguna untuk
membersihkan kebingunan kita akan sesuatu hal, untuk memisahkan keambiguan,
untuk mengatasi rintangan ataupun untuk menutup celah antar kegiatan atau
fenomena. Karenanya, peneliti harus dapat memilih suatu masalah bagi
penelitiannya, dan merumuskannya untuk memperoleh jawaban terhadap maslah
tersebut. Perumusan masalah merupakan hulu dari penelitian, dan merupukan
langkah yang penting dan pekerjaan yang sulit dalam penelitian ilmiah.

1
Penelitian sangat tergantung pada masalahnya. Teori, rumusan hipotesis, metoda,
instrument dan sebagainya, tidak ada artinya manakala masalahnya tidak jelas dan
tidak tepat. Masalah adalah landasan dasar untuk menetukan unsure penelitian
lainnya. Ada banyak masalah yang dapat dijadikan dasar penelitian. Tetapi, bukan
masalah-masalah yang tidak penting atau bermanfaat. Masalah penelitian
mempunyai karakteristik tertentu dan memenuhi persyaratan tertentu.
Dengan demikian, pembahasan mengenai perumusan masalah pada setiap
penelitian ini sangat penting untuk dikaji.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas terdapat rumusan masalah sebagai berikut:
1) Apa pengertian rumusan masalah ?
2) Bagaimana cara merumuskan masalah ?
3) Bagaimana perumusan masalah pada penelitian kualitatif ?
4) Bagaimana perumusan masalah pada penelitian kuantitatif ?
5) Bagaimana perumusan masalah pada penelitian tindakan kelas ?
6) Bagaimana perumusan masalah pada penelitian pengembangan ?
7) Bagaimana perumusan masalah pada penelitian kebijakan ?
8) Bagaimana karakteristik masalah pada penelitian ex-post facto ?

1.3 Tujuan Penulisan


Berdasarkan rumusan masalah di atas terdapat tujuan penulisan sebagai berikut :
1) Untuk mengetahui pengertian perumusan masalah.
2) Untuk mengetahui cara merumuskan masalah
3) Untuk mengetahui perumusan masalah pada penelitian kualitatif
4) Untuk mengetahui perumusan masalah pada penelitian kuantitatif
5) Untuk mengetahui perumusan masalah pada penelitian tindakan kelas
6) Untuk mengetahui perumusan masalah pada penelitian pengembangan
7) Untuk mengetahui perumusan masalah pada penelitian kebijakan

2
8) Untuk mengetahui karakteristik masalah pada penelitian ex-post facto

3
BAB 2. PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Perumusan Masalah Penelitian

Rumusan masalah berbeda dengan masalah. Kalau masalah itu berupa kesenjangan
antara yang diharapkan dengan apa yang terjadi, maka rumusan masalah itu
merupakan suatu pertanyaan yang akan dicarikan jawabannya melalui pengumpulan
data

Ada beberapa para ahli mendefinisikan tentang rumusan masalah, diantaranya


sebagai berikut:

a) Menurut sugiyono(2004:55) rumusan masalah merupakan suatu pertanyan yg


akan dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data.
b) Menurut Nazir(1999:111) rumusan masalah merupakan hulu dari suatu
penelitian, dan merupakan langkah yang penting serta pekerjaan yang sulit
dalam suatu penelitian.

Jadi dapat disimpulkan rumusan masalah adalah suatu pertanyaan-pertanyaan


pemandu yang akan dijadikan dasar atau landasan bagi seorang peneliti guna
mendapatkan jawaban dari suatu masalah.

Perumusan masalah merupakan salah satu tahap di antara sejumlah tahap penelitian
yang memiliki kedudukan yang sangat penting dalam kegiatan penelitian. Tanpa
perumusan masalah, suatu kegiatan penelitian akan menjadi sia-sia dan bahkan tidak
akan membuahkan hasil apa-apa.

Perumusan masalah atau research questions atau disebut juga sebagai research
problem, diartikan sebagai suatu rumusan yang mempertanyakan suatu fenomena,

4
baik dalam kedudukannya sebagai fenomena mandiri, maupun dalam kedudukannya
sebagai fenomena yang saling terkait di antara fenomena yang satu dengan yang
lainnya, baik sebagai penyebab maupun sebagai akibat.

Rumusan masalah itu merupakan suatu pertanyaan yang akan dicarikan jawabannya
melalui pengumpulan data bentuk-bentuk rumusan masalah penelitian ini berdasarkan
penelitian menurut tingkat eksplanasi.

Rumusan masalah ini pada hakikatnya adalah deskriptip tentang ruang lingkup
masalah, pembatasan dimensi dan analisis variabel yang tercakup didalamnya.
Dengan demikian rumusan masalah tersebut sekaligus menunjukkan fokus
pengamatan di dalam proses penelitian nantinya.

2.2 Cara Merumuskan Masalah

Dalam merumuskan masalah terlebih dahulu kita harus mengetahui beberapa hal
sebagai berikut :

1) Sumber untuk memperoleh masalah


Sebenarnya banyak sekali masalah yang perlu dipecahkan berada di sekeliling
peneliti. Yang menjadi kendala untuk memperoleh masalah adalah
kesanggupan peneliti menggali dan mengidentifikasikan masalah serta
mengetahui sumber-sumber dimana masalah penelitian diperoleh dengan
mudah. Sumber-sumber dimana masalh diperoleh antara lain sebagai berikut:
a) Pengamatan terhadap kegiatan manusia
Pengamatan sepintas terhadap kegiatan-kegiatan manusia dapat
merupakan sumbar dari masalah yang akan diteliti. Seorang ahli
ekonomi pertanian dapat menemukan masalah ketika ia melihat cara
petani bersahaja mengerjakan serta menyimpan hasil usaha
pertaniannya.

5
b) Bacaan
Bacaan-bacaan dapat merupakan sumbar dari masalah yang dipilih
untuk diteliti. Lebih-lebih jika bacaan tersebut merupakan karya ilmiah
ataupun makalah, maka banyak sekali rekomendasi di dalamnya yang
memerlukan penelitian lebih lanjut. Bukan saja dari bacaan tersebut
ditemukan masalah yang ingin mengungkapkan hubungan, tetapi
bacaan juga memberikan teknik dan metode yang ingin dikembangkan
lebih lanjut. Menbaca hasil-hasil penelitian terdahulu akan
memberikan banyak sekali masalah-masalah yang belum sanggup
dipecahkan. Hal ini merupakan masalah yang perlu dipecahkan dalam
penelitian selanjutnya.
c) Pengamatan terhadap alam sekeliling
Peneliti-peneliti ilmu natura seringkali memeperoleh masalah dari
alam sekelilingnya. Seorang peneliti yang bangun pagi untuk
melakukan kegiatan olah raga aerobic, tersandung kakinya dengan
sebuah batu, dan batu tersebut menyentuh keingintahuannya, maka
peneliti ahli batu-batuan tersebut telah menemukan masalah yang
ingin diteliti.
d) Pengalaman dan catatan pribadi
Pengalaman pribadi serta catatan pribadi sering merupakan sumber
dari masalah penelitian. Dalam penelitian ilmu social, pengalaman
serta catatan pribadi tentang sejarah sendiri, baik kegiatan pribadi
ataupun kegiatan professional dapat merupakan sumbar masalah untuk
penelitian.
2) Ciri-ciri masalah yang baik
Masalah Merupakan titik tolak untuk melakukan sebuah penelitian, akan
tetapi tidak semua masalah yang kita temukan itu layak untuk kita teliti, hal
ini sependapat dengan anggoro (2007:1.15) yang mengatakan bahwa
“walaupun masalah merupakan titik tolak untuk melakukan penelitian, namun

6
tidak semua masalah itu dapat di jadikan objek untuk diteliti”. Karenanya
sebelum seorang peneliti dapat merumuskan masalah dalam penelitian, maka
ia terlebih dahulu harus mengidentifikasi dan memilih masalah tersebut, yaitu
dengan memperhatikan ciri-ciri dari suatu masalah yang baik sehingga
masalah yang akan diangkat benar-benar layak untuk diteliti. Adapun ciri-ciri
masalah yang baik tersebut menurut Nazir(1999:112), adalah sebagai berikut:
a) Masalah harus ada nilai penelitian
Artinya masalah itu harus mempunyai kegunaan tertentu serta dapat
digunakan untuk suatu keperluan. Hal ini meliputi: masalah haruslah
mempunyai keaslian, masalah harus menyatakan hubungan, masalah
harus merupakan hal yang penting, masalah harus dapat diuji, dan
masalah harus ditungkan dalam bentuk pertanyaan.
b) Masalah harus fisibel
Masalah yang mempunyai fisibilitas, artinya masalah tersebut harus dapat
dipecahkan. Ini berarti; data untuk memecahkan masalah harus tersedia,
biaya untuk memecahkan masalahsecara relative harus dalam batas-batas
kemampuan, waktu untuk batas kemampuan, waktu untuk memacahkan
masalah harus wajar, biaya dan hasil harus seimbang, administrasi dan
sponsor harus kuat, dan tidak bertentangan dengan norma dan adat.
c) Masalah harus sesuai dengan kualifikasi peneliti
Selain mempunyai nilai ilmiah serta fisibel, masalah juga harus sesuai
dengan kualifikasi si peneliti sendiri. Dalam hal ini, masalah yang diteliti
sekurang-kurangnya menarik bagi si peneliti, dan cocok dengan
kualifikasi ilmiah si peneliti.
Kriteria permasalahan penelitian sangat berkaitan dengan karakteristik
permasalahan penelitian itu sendiri. Kuncoro menjelaskan bahwa karakteristik
permasalahan penelitian terbagi dalam beberapa hal sebagai berikut:
a) Permasalahan penelitian harus dapat diselidiki melalui pengumpulan
dan analisis data.

7
b) Permasalahan penelitian memiliki arti penting baik dari latar belakang
teori maupun praktik.
c) Peneliti mempunyai sumber daya yang diperlukan
d) Peneliti telah mempertimbangkan keadaan waktu, dana dan berbagai
kendala yang lain dalam pelaksanaan penelitian yang dilakukan.
3) Merumuskan masalah
Setelah masalah diidentifikasi dan dipilih, maka tibalah saatnya masalah
tersebut dirumuskan. Perumusan masalah merupakan titik tolak bagi
perumusan hipotesis nantinya, dan dari rumusan masalah dapat menghasilkan
topic penelitian, atau judul dari penelitian. Beberapa hal yang harus
diperhatikan dalam perumusan masalah yaitu:
a) Dirumuskan secara jelas
b) Menggunakan kalimat Tanya dengan mengajukan alternative tindakan
yang akan dilakukan
c) Dapat diuji secara empiris
d) Disusun dalam bahasa yang jelas dan singkat
e) Jelas cakupannya
f) Memungkinkan untuk dijawab dengan mempergunakan metode atau
teknik tertentu

Perlu juga diperingatkan, bahwa dalam memilih masalah, perlu dihindari masalah
serta rumusan masalah yang terlalu umum, terlalu sempit, terlalu bersifat local
ataupun terlalu argumentative. Variabel-variabel penting dalam rumusan masalah
harus diperhatikan dengan benar.

Ada beberapa hal yang perlu diingat dalam merumuskan masalah. Masalah ilmiah
tidak boleh merupakan pertanyaan-pertanyaan etika atau moral.menanyakan hal-hal
di atas adalah pertanyaan tentang nilai dan value judgement yang tidak bias dijawab
secara ilmiah. Misalnya, masalah yang dipilih adalah “bagaimanakah sebaiknya

8
mengajar mahasiswa di perguruan tinggi?”. Untuk menghindarkan hal tersebut diatas,
maka janganlah menggunakan kata “mustikah” atau “lebih baik”, atau perkataan-
perkataan lain yang menunjukan preferensi.

Sebagai kesimpulan, perlu dijelaskan bahwa ada dua jalan untuk memformulasikan
masalah. Pertama, dengan menurunkan masalah dari teori yang telah ada, seperti
masalah pada penelitian eksperimental. Cara lain adalah dari observasi langsung di
lapangan, seperti yang sering dilakukan oleh ahli-ahli sosiologi dan sejarah. Jika
masalah diperoleh di lapangan, maka juga sebaiknya mengubungkan masalah tersebut
dengan teori-teori yang telah ada, sebelumnya masalah tersebut di formulasikan. Ini
bukan berarti bahwa penelitian yang tidak didukung oleh suatu teori tidak berguna
sama sekali. Karena ada kalanya penelitian tersebut dapat menghasilkan dalil-dalil
dan dapat membentuk sebuah teori.

Masalah sebenarnya adalah hal yang pertama dipikirkan oleh peneliti-peneliti ketika
merencanakan proyek penelitiannya. Walaupun di atas kertas, yang pertama muncul
adalah judul dan pendahuluan, tetapi yang lebih dahulu timbul pada penelitian adalah
masalah penelitian.

Menurut Subana dan Sudrajat (1996:67), proses perumusan masalah dapat


dilihat pada bagan berikut:

TEORI/KONSEP HASIL PENELITIAN


SEBELUMNYA

KESENJANGAN

9
MASALAH

IDENTIFIKASI, DISELEKSI,
DAN DIRUMUSKAN

Dari bagan di atas dapat dijelaskan :


1) Berangkat dari teori atau konsep serta hasil-hasil pnelitian sebelumnya.
2) Diperoleh suatu kesenjangan
3) Dari kesenjangan dipilih masalah yang benar-benar layak untuk diteliti yaitu
dengan memperhatikan ciri-ciri masalah yang baik.
4) Kemudian masalah identifikasi, diseleksi dan dirumuskan menjadi sebuah
rumusan masalah.

Membuat masalah penelitian merupakan hal yang sukar, antara lain karena:

a) Tidak semua masalah di lapangan dapat di uji secara empiris.


b) Tidak ada pengetahuan atau tidak diketahui sumber atau tempat mencari
masalah-masalah.
c) Kadang kala si peneliti dihadapkan pada abanyak sekali masalah penelitian,
dan sang peneliti tidak dapat memilih masalah mana yang lebih baik untuk
dipecahkan.
d) Adakalanya masalah cukup menarik, tetapi data yang diperlukan untuk
memecahkan masalah tersebut sukar diperoleh; serta
e) Peneliti tidak tahu kegunaan spesifik yang ada di kepalanya dalam memilih
masalah.

10
2.3 Perumusan Masalah Penelitian Kualitatif

2.3.1 karakteristik masalah penelitian kualitatif

Pada dasarnya penelitian kualitatif tidak dimulai dari sesuatu yang kosong, tetapi
dilakukan berdasarkan persepsi seseorang terhadap adanya masalah.

Masalah dalam penelitian kualitatif dinamakan fokus. Pada dasarnya perumusan


masalah menurut Lincoln dan Guba dalam (Lexy J. Maleong, 2002) bergantung pada
paradigma apakah yang dianut oleh seorang peneliti, yaitu apakah ia sebagai peneliti,
evaluator, atau sebagai peneliti kebijakan.

Masalah adalah suatu keadaan yang bersumber dari hubungan antara dua faktor atau
lebih yang menghasilkan situasi yang menimbulkan tanda tanya dan dengan
sendirinya memerlukan upaya untuk mencari sesuatu jawaban ( Guba, 1978 : 44;
Linclon dan Guba, 1985 : 218 ; dan Guba Linclon, 1981 : 88).
Tujuan suatu penelitian ialah upaya untuk memecahkan masalah. Perumusan masalah
dilakukan dengan jalan mengumpulkan sejumlah pengetahuan yang memadai dan
yang mengarah pada upaya untuk memahami atau menjelaskan factor – factor yang
berkaitan yang ada dalam masalah tersebut. Jadi, proses tersebut berupa proses
dialektik yang berperan sebagai proposisi terikat dan antithesis yang membentuk
masalah berdasarkan usaha sintesis tertentu.
Ada dua maksud tertentu yang ingin peneliti capai dalam merumuskan masalah
penelitian dengan jalan memanfaatkan fokus, yaitu :
1) Penetapan focus dapat membatasi study. Jadi, dalam hal ini fokus akan
membatasi bidang inkuiri.
2) Penetapan focus itu berfungsi untuk memenuhi kriteria inklusi – ekslusi atau
kriteria masuk – keluar suatu informasi yang baru diperoleh di lapangan.
Penetapan focus atau masalah dalam penelitian kualitatif bagaimanapun akhirnya
akan dipastikan sewaktu peneliti sudah berada di arena atau lapangan penelitian.

11
Dengan kata lain, walaupun rumusan masalaah sudah cukup baik dan telah
dirumuskan atas dasar penelaahan kepustakaan dan dengan ditunjang oleh sejumlah
pengalaman tertentu, bias terjadi situasi di lapangan tidak memungkinkan peneliti
untuk meneliti masalah itu. Dengan demikian kepastian tentang focus dan masalah itu
yang menentukan adalah keadaan di lapangan.
Rumusan masalah yang bertumpu pada focus dapat berubah dan dapat
disempurnakan dan hal itu akan memberikan warna tersendiri pada penelitian
kualitatif. Penelitian klasik menganggap bahwa perubahan demikian akan merusak
inkuirinya karena hipotesisnya yang sudah pasti, apabila berubah, variabelnya ikut
berubah, dan pasti aka nada sejumlah variable pengganggu yang merusak masalah
penelitiannya. Sebaliknya, pada penelitian kualitatif, peneliti justru mengharapkan
adanya perubahan demikian dan mengantisipasi bahwa desain yang muncul akan
diberi isi dan warna olehnya. Penelitian alamiah justru menganggap perubahan
demikian bukan merusak atau bersifat destruktif, melainkan malah dipandang
konstruktif karena perubahan yang terjadi merupakan tanda adanya gerakan kea rah
penyempurnaan dank e arah inkuiri yang berpandangan luas. Hal ini jelas sesuai
dengan salah satu karakteristik penelitian kualitatif bahwa desainnya dapatlah
berubah sesuai dengan situasi atau konteks penelitian yang dihadapi.

2.3.2 Langkah-langkah perumusan masalah penelitian kualitatif

Cara perumusan masalah penelitian kualitatif dapat kita lihat di bagan berikut ini:

FENOMENA ATAU HASIL PENELITIAN


GEJALA ALAMI SEBELUMNYA

KESENJANGAN

12
MASALAH

IDENTIFIKASI, DISELEKSI,
DAN DIRUMUSKAN

Dari bagan diatas dapat dijelaskan:

1) Penelitian kualitatif merupakan suatu pendekatan dalam melakukan penelitian


yang berorientasi pada fenomena atau gejala yang bersifat alami. Mengingat
orientasinya demikian, maka sifatnya mendasar dan naturalistis atau bersifat
kealamian, serta tidak bisa dilakukan di laboratorium, melainkan di lapangan.
Oleh sebab itu, penelitian semacam ini sering disebut dengan naturalistic
inquiry atau field study. Penelitian kualitatif memerlukan ketajaman analisis,
objektivitas, sistemik, sehingga diperoleh ketepatan dalam interpretasi. Sebab
hakikat dari suatu fenomena atau gejala bagi penganut penelitian kualitatif
adalah totalitas atau gestalt.
2) Bersumber dari Hasil penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian
kualitatif memunculkan kesenjangan.
3) Dari kesenjangan tersebut lalu memunculkan suatu masalah.
4) Setelah menemukan masalah, maka masalah tersebut diidentifikasi, diseleksi
dan dirumuskan sesuai dengan kriteria perumusan masalah.

2.3.3 Contoh Rumusan Masalah Kualitatif


Judul Penelitian:
“Peranan Perpustakaan Sekolah Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Sekolah
Pada Mata Pelajaran IPS Kelas IX A SMP Negri 1 Kajen”.

13
Rumusan Masalah:
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka rumusan masalah yang
akan diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1) Apakah perpustakaan sekolah dimanfaatkan secara baik oleh siswa dalam
menunjang mata pelajaran ilmu pendidikan sosial ?
2) Apakah guru berupaya mengarahkan siswa untuk keperpustakaan sekolah?
3) Apa sajakah kendala yang dihadapi oleh guru dalam mengarahkan siswa
keperpustakaan sekolah ?
4) Apakah perpustakaan sekolah berperan dalam meningkatkan hasil belajar
siswa kelas IX A pada mata pelajaran ilmu pendidikan sosial ?

2.4 Perumusan Masalah Penelitian Kuantitatif


2.4.1 Karakteristik masalah penelitian kuantitatif
Ada setidak-tidaknya tiga kriteria yang diharapkan dapat dipenuhi dalam perumusan
masalah penelitian kuantitatif yaitu kriteria pertama dari suatu perumusan masalah
adalah berwujud kalimat tanya atau yang bersifat kalimat interogatif, baik pertanyaan
yang memerlukan jawaban deskriptif, maupun pertanyaan yang memerlukan jawaban
eksplanatoris, yaitu yang menghubungkan dua atau lebih fenomena atau gejala di
dalam kehidupan manusaia.
Kriteria kedua dari suatu masalah penelitian adalah bermanfaat atau berhubungan
dengan upaya pembentukan dan perkembangan teori, dalam arti pemecahannya
secara jelas, diharapkan akan dapat memberikan sumbangan teoritik yang berarti,
baik sebagai pencipta teori-teori baru maupun sebagai pengembangan teori-teori yang
sudah ada. Kriteria ketiga, adalah bahwa suatu perumusan masalah yang baik, juga
hendaknya dirumuskan di dalam konteks kebijakan pragmatis yang sedang aktual,
sehingga pemecahannya menawarkan implikasi kebijakan yang relevan pula, dan
dapat diterapkan secara nyata bagi proses pemecahan masalah bagi kehidupan
manusia.

14
2.4.2 Langkah-langkah perumusan masalah penelitian kuantitatif
Cara perumusan masalah penelitian kuantitatif dapat kita lihat di tabel berikut ini:

TEORI ATAU KONSEP HASIL PENELITIAN


SEBELUMNYA

KESENJANGAN

MASALAH

IDENTIFIKASI, DISELEKSI,
DAN DIRUMUSKAN

Dari bagan diatas dapat dijelaskan:


1) Penelitian kuantitatif berawal dari teori yang tidak sesuai dengan kenyataan
sehingga menimbulkan sebuah kesenjangan-kesenjangan.
2) Dari hasil penelitian sebelumnya yang berhubungan dengan penelitian
kuantitatif juga dapat menimbulkan kesenjangan.
3) Dari kesenjangan tersebut memunculkan suatu masalah.
4) Setelah menemukan masalah, maka masalah tersebut diidentifikasi, diseleksi
dan dirumuskan sesuai dengan kriteria perumusan masalah.

2.4.3 Contoh rumusan masalah penelitian kuantitatif


Judul Penelitian:
”Pengaruh Minat Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas XI di MAN2 Kediri
Tahun 2010”

15
Rumusan Masalah:
Adapun rumusan masalah yang penulis maksudkan adalah:
1) Bagaimana tingkat Minat Belajar Siswa kelas XI di MAN2 Kediri tahun
2010?
2) Bagaimana Prestasi Belajar Siswa kelas XI di MAN2 Kediri 2010?
3) Adakah pengaruh Minat Belajar terhadap Prestasi Belajar Siswa kelas XI di
MAN2 Kediri tahun 2010?

2.5 Perumusan Masalah Penelitian Tindakan Kelas


2.5.1 Karakteristik Masalah Penelitian Tindakan Kelas
Karakteristik pertama dari PTK adalah bahwa kegiatannya dipicu oleh permasalahan
praktis yang dihayati guru dalam pembelajaran di kelas. Oleh sebab itu PTK bersifat
practice driven dan Action driven, dalam arti PTK berujuan memperbaiki scara
praktis, langsung – disini, sekarang atau sering disebut dengan penelitian praktis
(practical inquiry). Hal ini berarti PTK memusatkan perhatian pada permasalahan
spesifik konstekstual.
Masalah yang dikaji dalam PTK adalah masalah yang bersifat praktis. PTK berangkat
dari keresahan yang dialami guru dalam pengelolaan proses pembelajaran. Oleh
karena itu, dari mulai proses perencanaan, pelaksanaan tindakan sampai pada proses
penyimpulan guru merupakan pemeran utama. Karena alasan yang demikian PTK
juga sering dinamakan penelitian, artinya penelitian yang berangkat dari hal-hal nyata
yang dirasakan oleh setiap guru.

16
2.5.2 Langkah-langkah perumusan masalah penelitian tindakan kelas
Cara perumusan masalah penelitian tindakan kelas dapat kita lihat di tabel berikut ini:

PERMASALAHAN DI
KELAS

IDENTIFIKASI

DISELEKSI

DAN DIRUMUSKAN

Dari bagan diatas dapat dijelaskan:


1) Masalah Penelitian tindakan kelas bisa bersumber dari penelitian sebelumnya
yang berkaitan dengan penelitian tindakan kelas. Terkadang pada penelitian
sebelumnya terdapat permasalahan baru yang muncul.
2) selain itu masalah pada penelitian tindakan kelas dapat bersumber dari
permasalahan yang ada di dalam kelas ketika proses pembelajaran
berlangsung.
3) Setelah muncul permasalahan, selanjutnya masalah tersebut di identifikasi.
4) Setelah permasalahan di identifikasi selanjutnya maalah tersebut di seleleksi
dan dipilih masalah-masalah yang sesuai dengan kriteria masalah yang baik
dalam sebuah penelitian.

17
5) Masalah-masalah yang sudah sesuai dengan kritria kemudian dijadikan
rumusan masalah pada penelitian.

2.5.3 Contoh rumusan masalah penelitian tindakan kelas


Judul Penelitian :
“Upaya Meningkatkan Minat Belajar Siswa Kelas X1 IPS Terhadap Pembelajaran
Sejarah Dengan Menggunakan Metode Sosiodrama di SMAN 1 Belik”.

Rumusan Masalah :
Adapun rumusan masalah yang penulis maksudkan adalah:
1) Apakah yang menyebabkan siswa kurang berminat dengan pembelajaran
sejarah ?
2) Bagaimana aktivitas kegiatan siswa selama pembelajaran menggunakan
metode sosiodrama ?
3) Bagaimana minat siswa dalam pembelajaran sejarah setelah menggunakan
metode sosiodrama ?

2.6 Perumusan Masalah Penelitian Pengembangan


2.6.1 Karakteristik masalah penelitian pengembangan
Dalam Sugiyono (2011) penelitian pengembangan disebutkan sebagai penelitian dan
pengembangan (research and development). Dalam kamus besar bahasa Indonesia
(KBBI) Daring, penelitian adalah kegiatan pengumpulan, pengolahan, analsisis, dan
penyajian data yang dilakukan secara sistematis dan objektif untuk memecahkan
suatu persoalan atau ingin menguji suatu hipotesis untuk mengembangkan prinsip-
prinsip umum, sedangkan pengembangan adalah proses atau cara yang dilakukan
untuk mengembangkan sesuatu menjadi baik atau sempurna.
Kalau arti penelitian dan pengembangan dijadikan satu yaitu penelitian
pengembangan, maka dapat diartikan bahwa kegiatan pengumpulan, pengolahan,
analsisis, dan penyajian data yang dilakukan secara sistematis dan objektif yang

18
disertai dengan kegiatan mengembangkan suatu produk untuk memecahkan suatu
persoalan yang dihadapi. Sugiyono (2011) juga menyatakan bahwa penelitian
pengembangan merupakan metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan
produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut.
Secara garis besar, penelitian pengembangan diawali dengan penelitian-penelitian
skala kecil yang bisa dalam bentuk pengumpulan data terhadap permasalahan yang
dihadapi dan ingin dicari solusinya (Sumarno, 2012). Hasil penelitian awal tersebut
dijadikan acuan untuk melakukan sebuah produk. Pada proses pengembangan,
peneliti tetap melakukan observasi dari perancangan produk tersebut sampai pada
saat uji produk tersebut di lapangan.
Dengan demikian, penelitian pengembangan mencakup evaluasi, sumatif, dan
konfirmatif. Akker (1999) menyatakan bahwa penelitian pengembangan telah
digunakan untuk merujuk berbagai jenis pendekatan penelitian yang berkaitan dengan
pekerjaan desain dan pengembangan.

Menurut Wayan (2009) ada 4 karateristik penelitian pengembangan antara lain :


1) Masalah yang ingin dipecahkan adalah masalah nyata yang berkaitan dengan
upaya inovatif atau penerapan teknologi dalam pembelajaran sebagai
pertanggung jawaban profesional dan komitmennya terhadap pemerolehan
kualitas pembelajaran.
2) Pengembangan model, pendekatan dan metode pembelajaran serta media
belajar yang menunjang keefektifan pencapaian kompetensi siswa.
3) Proses pengembangan produk, validasi yang dilakukan melalui uji ahli, dan
uji coba lapangan secara terbatas perlu dilakukan sehingga produk yang
dihasilkan bermanfaat untuk peningkatan kualitas pembelajaran. Proses
pengembangan, validasi, dan uji coba lapangan tersebut seyogyanya
dideskripsikan secara jelas, sehingga dapat dipertanggung jawabkan secara
akademik.

19
4) Proses pengembangan model, pendekatan, modul, metode, dan media
pembelajaran perlu didokumentasikan secara rapi dan dilaporkan secara
sistematis sesuai dengan kaidah penelitian yang mencerminkan originalitas.
Berdasarkan pendapat-pendapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa penelitian
pengembangan adalah suatu proses yang digunakan untuk mengembangkan dan
memvalidasi produk-produk yang digunakan dalam pendidikan. Produk yang
dihasilkan antara lain: bahan pelatihan untuk guru, materi belajar, media, soal, dan
sistem pengelolaan dalam pembelajaran
Penelitian pengembangan pada dasarnya memiliki rumusan masalah yang berisi dua
informasi, yaitu masalah yang akan dipecahkan dan spesifikasi pembelajaran, model,
soal, atau perangkat yang akan dihasilkan untuk memecahkan masalah tersebut.

2.6.2 Langkah-langkah perumusan masalah pengembangan


Cara perumusan masalah penelitian pengembangan dapat kita lihat di tabel berikut
ini:

TEORI ATAU KONSEP HASIL PENELITIAN


SEBELUMNYA

KESENJANGAN

MASALAH

IDENTIFIKASI, DISELEKSI,
DAN DIRUMUSKAN

20
Dari bagan diatas dapat dijelaskan:
1) Dari teori-teori yang ada muncul sebuah kekurangan-kekurangan dari teori-
teori tersebut.
2) Kekurangan tersebut lalu memunculkan kesenjangan antara teori dengan
kenyataan yang ada.
3) Dari kesenjangan tersebut akan memunculkan suatu masalah-masalah
4) Kemudian masalah tersebut diidentifikasi dan diseleksi yang sesuai dengan
kriteria masalah penelitian.
5) Setelah itu barulah masalah tersebut dituangkan dalam rumusan masalah.
2.6.3 Contoh rumusan masalah pengembangan

Judul Penelitian:
“Pengembangan Game Edukasi Pengenalan Nama Hewan Dalam Bahasa Inggris
Sebagai Media Pembelajaran Siswa SD Berbasis Macromedia Flash”

Rumusan Masalah :
Adapun rumusan masalah yang penulis maksudkan adalah:
1) Bagaimana pengembangan game edukasi pengenalan nama hewan dalam
bahasa Inggris berbasis Macromedia Flash sebagai media pembelajaran untuk
meningkatkan hasil belajar siswa?
2) Bagaimana kelayakan game pengenalan edukasi nama hewan dalam bahasa
Inggris berbasis Macromedia Flash sebagai media pembelajaran untuk
meningkatkan hasil belajar siswa?

2.7 Perumusan Masalah Penelitian Kebijakan


2.7.1 Karakteristik masalah penelitian kebijakan
Para perumus kebijakan merumuskan kebijakan atas dasar prioritas yang paling
urgen, khususnya yang berkenaan dengan pemecahan masalah sosial atau pun
masalah publik. Semakin kompleks dan luas tugas-tugas keorganisasiannya, maka

21
semakin banyak pula masalah yang dihadapi, sehingga tidak dapat dipecahkan sendiri
tanpa pendapat atau informasi yang memadai, baik kuantitatif maupun kualitatif.
Disinilah hadir urgensi penelitian kebijakan. Sebagaimana yang dipaparkan Sudarwan
Danim berikut ini:
Penelitian kebijakan (policy research) secara spesifik ditujukan untuk membantu
pembuat kebijakan (policymaker) dalam menyusun rencana kebijakan, dengan jalan
memberikan pendapat atau informasi yang mereka perlukan untuk memecahkan
masalah yang kita hadapi sehari-hari. Dengan demikian, penelitian kebijakan
merupakan rangkaian aktifitas yang diawali dengan persiapan peneliti untuk
mengadakan penelitian atau kajian, pelaksanaan penelitian, dan diakhiri dengan
penyusunan rekomendasi.
Setiap jenis penelitian tentu memiliki karakteristik masing-masing. Demikian juga
dengan penelitian kebijakan. Kekhususan karakteristik penelitian kebijakan terutama
pada proses kerjanya. Menurut Ann Majchrzak sebagaimana yang dikutip Sudarwan
Danim dalam bukunya Pengantar Studi Penelitian Kebijakan, karakteristik penelitian
kebijakan adalah sebagai berikut:
1) Fokus penelitian bersifat multidimensional atau banyak dimensi
2) Orientasi penelitian bersifat empiris-induktif
3) Menggabungkan dimensi masa depan dan masa kini
4) Merespon kebutuhan pemakai hasil studi
5) Menonjolkan dimensi kerja sama secara eksplisit.
Pernyataan di atas senada dengan apa yang dinyatakan oleh James H.Mc Millan and
Sally Schumacher dalam bukunya Research in Education, yaitu Generally, policy
analysis tends to be multidimension in focus; use deductive and inductive research
orientations; incorporate the future as well as the past; respond to study users; and
explicity incorporat evalues.
Dari uraian di atas dapat dinyatakan bahwa nilai special karakteristik penelitian
kebijakan adalah pada penekanan-penekanan khusus dari masing-masing karakteristik
tersebut serta kepaduannya

22
2.7.2 Langkah-langkah perumusan masalah kebijakan
Cara perumusan masalah penelitian kebijakan dapat kita lihat di bagan berikut ini:

KEBIJAKAN

KESENJANGAN

MASALAH

IDENTIFIKASI, DISELEKSI,
DAN DIRUMUSKAN

Dari bagan diatas dapat dijelaskan:


1) Penelitian kebijakan dapat dilakukan sebelum suatu kebijakan dihasilkan
maupun setelah kebijakan tersebut dihasilkan.
2) Jika penelitian kebijakan dilakukan setelah kebijakan tersebut dihasilkan
terkadang kebijakan tersebut akan memunculkan suatu kesenjangan apabila
kebijakan tersebut tidak relevan dengan kehidupan masyarakat.
3) Kesenjangan yang ada akan menimbulkan suatu permasalah
4) Permasalahan-permasalahan tersebut kemudian diidentifikasi dan diseleksi
sesuai dengan kriteria masalah penelitian.
5) Setelah diidentifikasi dan diseleksi kemudian masalah tersebut di tuangkan
dalam rumusan masalah.

23
2.7.3 Contoh rumusan masalah kebijakan
Judul Penelitian :
“Implementasi Kebijakan Pendidikan Gratis Di SMP Negeri 1 Polokarto Tahun
Ajaran 2008/2009”.

Rumusan Masalah :
Adapun rumusan masalah yang penulis maksudkan adalah:
1) Bagaimana implementasi kebijakan pendidikan gratis di SMP Negeri I
Polokarto, Sukoharjo tahun ajaran 2008/2009?
2) Kendala-kendala apa yang dihadapi dalam pelaksanaan kebijakan pendidikan
gratis SMP Negeri I Polokarto, Sukoharjo?

2.8 Karakteristik Masalah Pada Penelitian Ex-Post Facto


Masalah yang ditetapkan harus mengandung sebab atau kausa bagi munculnya
variabel dependen, yang diketahui berdasarkan hasil-hasil penelitian yang pernah
dilakukan atau penafsiran peneliti terhadap hasil observasi fenomena yang diteliti.
Masalah penelitian ini dapat berbentuk pernyataan hipotesis atau tujuan. Rumusan
hipotesis digunakan jika sifat dasar perbedaan dapat diprediksi oleh peneliti sebelum
data dikumpulkan. Sedangkan rumusan pernyataan tujuan digunakan bila peneliti
tidak dapat memprediksi perbedaan antar kelompok subjek yang dibandingkan dalam
variabel tertentu.

Contoh Judul Penelitian:


“Hubungan Antara Kecerdasan Emosional dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil
Belajar Siswa Kelas V SD Negeri Bonyoh Tahun Ajaran 2011/2012”

24
Contoh Rumusan Masalah :
Adapun rumusan masalah yang penulis maksudkan adalah:
1) Apakah ada hubungan yang signifikan antara kecerdasan emosional dengan
hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Bonyoh?
2) Apakah ada hubungan yang signifikan antara motivasi belajar dengan hasil
belajar siswa kelas V SD Negeri Bonyoh?

25
BAB 3. PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Perumusan masalah atau research questions atau disebut juga sebagai research
problem, diartikan sebagai suatu rumusan yang mempertanyakan suatu fenomena,
baik dalam kedudukannya sebagai fenomena mandiri, maupun dalam kedudukannya
sebagai fenomena yang saling terkait di antara fenomena yang satu dengan yang
lainnya, baik sebagai penyebab maupun sebagai akibat.

Sebelum merumuskan masalah terlebih dahulu kita harus mengetahui sumber untuk
memperoleh masalah, kriteria permasalahan penelitian dan kemudian baru dapat
merumuskan permasalahan.

Langkah-langkah dan fokus masalah dalam merumuskan permasalahan pada setiap


penelitian berbeda, tergantung pada karakteristik dalam setiap jenis penelitian.

3.2 Saran
Langkah-langkah dalam perumusan masalah sebaiknya harus benar-benar
diperhatikan karena perumusan masalah dalam penelitian sangat penelitian dan akan
mempengaruhi langkah-langkah selanjutnya dalam penelitian.

26
DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku
Arikunto, Suharsimi. 1993. Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktek. PT
Rineka : Jakarta
Nazir. M. 1999. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia: Jakarta
Bungin, Burham. 2001. Metodologi Penelitian Sosial. Airlangga University Press :
Surabaya
Purwanto, Agus Erwan. dkk. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif. Gava Media:
Yogyakarta
Sevilla. G. Consuelo. dkk. 1993. Pengantar Metode Penelitian. Universitas
Indonesia: Jakarta
Moleong. J. Lexy. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif. PT Remaja Rosdakarya:
Bandung

Sumber Internet
http://www.aanchoto.com/karakteristik-dan-motif-penelitian-pengembangan.html
(diakses pada 2 desember 2013)

http://www.ittelkom.ac.id/stafsio/PENGAJARAN/PROP_SEMINAR/C=Metodologi
%20Penelitian.pdf ( Diakses pada 1 desember 2013)

27

You might also like