You are on page 1of 13

PROPOSAL PENELITIAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI DENGAN PERILAKU PERSONAL


HYGIENE SAAT MENSTRUASI DI SMPN 2 CIPANAS

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata


Kuliah Metodologi Penelitian

Dosen Pembimbing : Ns. Rudi Kurniawan, S. Kep., M.Kep.

Oleh

ELSA NURHUZAEFAH
NIM 1803277017

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH CIAMIS
2021
Latar Belakang

Menstruasi atau haid adalah perdarahan secara periodik dan siklik dari uterus, disertai
pelepasan (deskuamasi) endometrium. Pada masa remaja, pertumbuhan fisik dan seksualnya
mulai berkembang dengan pesat. Jumlah remaja berusia 10-19 tahun di dunia sekitar 18% dari
jumlah penduduk atau sekitar 1,2 miliar penduduk (WHO, 2009). Data Badan Pusat Statistik
(2010), melaporkan bahwa jumlah remaja usia 10-19 tahun di Indonesia sekitar 41 juta jumlah
penduduk. Jumlah remaja di Indonesia pada tahun 2008 mencapai 62 juta jiwa. Secara nasional
rata-rata usia menarche 13-14 tahun terjadi pada 37,5 persen anak Indonesia.

Pokok Pikiran : Pengertian Menstruasi, Jumlah atau Banyaknya Remaja

Menstruasi yaitu Perdarahan secara periodic disertai pelepasan endometrium.


Pertumbuhan Fisik dan seksual akan mulai berkembang pesat pada saat remaja. Jumlah Remaja
berumur 10-19 tahun di dunia adalah 18 % dari jumlah penduduk sekitar 1,2 Miliar
(WHO,2009). Sedangkan jumlah remasja Berumur 10-19 tahun di Indonesia adalah 41 juta
jumlah penduduk. Jumlah Remaja di Indonesia pada tahun 2008 adalah 62 juta jiwa.secara
nasional rata-rata usia menstruasi yaitu 13-14 tahun terjadi 37,5 % anak Indonesia (Data Badan
Pusat Statistik ,2010), .

Kesehatan reproduksi merupakan salah satu topik yang cukup ramai dibicarakan di
Indonesia sejak sekitar menjelang awal tahun 2000, Pendidikan tentang kesehatan reproduksi
merupakan masalah penting yang perlu mendapatkan perhatian dari semua pihak. Pada masa
remaja, pertumbuhan fisik dan seksualnya mulai berkembang dengan pesat. Perilaku higienis
merupakan tema penting yang perlu ditelaah secara mendalam. Hal ini karena berdasarkan kajian
teoretis yang ada salah satu upaya mengurangi gangguan pada saat menstruasi yaitu
membiasakan diri dengan perilaku higienis (Antika Putri & Setianingsih, 2016).

Pokok Pikiran : Kesehata Reproduksi , Masalah Pendidikan pengetahuan tentang kesehatan


Reproduksi

Kesehatan Reproduksi salah satu topic yang ramai dibicarakan di Indonesia pada awal
tahun 2000, Pendidikan tentang kesehatan Reproduksi adalah masalah penting yang harus
mendapatkan Perhatian dari seluruh pihak. Pertumbuhan fisik dan seksual berkembang saat masa
remaja. Perilaku higenis salah satu tema pentimg yang harus di telaah secara mendalam. Karena ,
berdasarkan kajian teoritis salah satu upaya mengurangi gangguan saat menstruasi adalah
membiasakan diri berperilaku higenis (Antika Putri & Setianingsih, 2016).
Hygiene pada saat menstruasi merupakan hal penting dalam menentukan kesehatan organ
reproduksi remaja putri, khususnya terhindar dari infeksi alat reproduksi. Organ reproduksi
merupakan salah satu organ tubuh yang sensitif dan memerlukan perawatan secara khusus,
Perawatan yang baik merupakan faktor penentu dalam memelihara kesehatan reproduksi. Jamur
dan bakteri banyak tumbuh dalam kondisi tidak bersih dan lembab (Anita Yusianita & Silviana
Titis Saputri, 2016).

Pokok Pikiran : Pengertian Hygiene saat Menstruasi

Hygiene saat mesnstruasi adalah hal penting untuk kesehatan organ reproduksi remaja
Putri. Akan terhindar dari infeksi alat reproduksi. Organ reproduksi adalah organ yang sensitif
memerlukan perawatan khusus. Perawatan yang baik adalah penentu memelihara kesehatan
reproduksi. Jamur, bakteri tumbuh dalam kondisi tidak bersih dan lembab (Anita Yusianita &
Silviana Titis Saputri, 2016).

Menurut hasil penelitian Iksan Dolang tingkat pengetahuan yang kurang (58,0%)
menunjukan bahwa pengetahuan siswi tentang perawatan organ genetalia sebelum diberikan
pendidikan kesehatan adalah sebagian besar masih dalam kategori pengetahuan cukup dimana
responden menjawab pertanyaan objektif dengan benar antara lain : lima belas responden
menjawab, yang dimaksud dengan perawatan organ genetalia adalah tindakan pembersihan pada
semua alat-alat reproduksi (Devita & Kardiana, 2017).

Pokok Pikiran : Ruang Lingkup Masalah Kesehatan Reproduksi

Indonesia adalah urutan pertama dengan kasus penderita kanker leher Rahim. Masalah
reproduksi pada remaja perlu mendapat penanganan serius karena masalah tersebut paling
banyak muncul di negara berkembang dan beriklim tropis seperti Indonesia karena kurangnya
informasi, sikap, niat dan lain-lain serta tingkat kelembapan iklimnya. Hal itu terbukti karena
beberapa penelitian menyatakan bahwa banyak faktor yang berpengaruh dalam perilaku hygiene
remaja saat menstruasi (Anita Yusianita & Silviana Titis Saputri, 2016).

Pokok Pikiran : Masalah Kesehatan Reproduksi

Indonesia urutan pertama kasus penderita kanker leher Rahim. Masalah Reproduksi
remaja harus mendapat penanganan serius masalah tersebut sangat banyak muncul di Negara
berkembang dan beriklim tropis . Karena kurangnya Informasi , sikap, niat dan yang lainnya
serta tingkat kelembapan iklimnya . ini terbukti berbagai penelitian menyatakan banyak faktor
yang mempengaruhi perilaku hygiene remaja saat menstruasi (Anita Yusianita & Silviana Titis
Saputri, 2016)
Pengetahuan juga mempengaruhi dalam melakukan personal hygiene, siswi yang
memiliki penegtahuan yang kurang baik terhadap personal hygiene,memungkinkan siswi
tersebut tidak berperilaku hygiene pada saat menstruasi yang dapat membahayakan
reproduksinya sendiri, salah satu Dampak yang ditimbulkan apabila personal hygiene yang
kurang diantaranya timbulnya infeksi vagina yang disebabkan oleh kebersihan. Salah satu
pencegahan yang penting adalah membersihkan daerah kewanitaan dengan benar yaitu dari arah
depan kebelakang lalu kearah anus , lalu tidak dianjurkan menggunakan sabun kimiawi (Diah,
Agustina, & Verayanti, 2019).

Pokok Pikiran : Pengaruh pengetahuan dalam melakukan perilaku personal hygiene saat
menstruasi

Pengetahuan sangat berpengaruh dalam melakukan Personal hygiene. Siswi yang kurang
berpengetahuan tentang personal hygiene tentu tidak akan bereperilaku hygiene saat menstruasi.
Kemudian akan muncul dampak seperti timbulnya infeksi vagina . adapun cara pencegahannya
adalah membersihkan area kewanitaan dengan benar yaitu dari arah depan ke belakang , dan
tidak menggunakan sabun kimiawai (Diah, Agustina, & Verayanti, 2019).

Perilaku yang kurang dari perawatan hygiene pada saat menstruasi adalah malas
mengganti pembalut (Nirwana, 2014). Salah satu penyebabnya adalah bakteri yang berkembang
pada pembalut, perawatan diri yang baik saat menstruasi seperti penggunaan pembalut yang
tepat adalah Pembalut tidak boleh dipakai lebih dari enam jam atau harus diganti sesering
mungkin bila sudah penuh oleh darah menstruasi.(Haryono, 2016). Bila remaja putri melakukan
personal hygiene pada saat menstruasi maka akan terhindar dari kanker rahim, merasa nyaman
beraktifitas sehari–hari, percaya diri, bersemangat dan tidak bermalas–malasan lagi. (Anita
Yusianita & Silviana Titis Saputri, 2016).

Pokok Pikiran : Faktor Penyebab Kurangnya Perilaku Personal hygiene saat menstruasi

Perilaku yang tidak hygiene saat menstruasi yaitu malas mengganti pembalut
( Nirwana,2014) salah satu penyebabnya yaitu bakteri yang berekmbang di pembalut , Perilaku
hygiene saat menstruasi seperti mengganti pembalut , pembalut yang dipkai tidak boleh lebih
dari 6 jam atau di ganti sesering mungkin bila pembalut sudah penuh oleh darah. Jika remaja
putri melakukan personal hygiene saat menstruasi maka akan terhindar dari penyakit kanker
Rahim serta akan merasa nyaman beraktifitas dan percaya diri (Anita Yusianita & Silviana Titis
Saputri, 2016).
Kurangnya pengetahuan tentang kesehatan reproduksi akan mengakibatkan wanita tidak
berperilaku hygiene pada saat menstruasi dan personal hygiene yang kurang pada remaja dapat
menimbulkan masalah kesehatan reproduksi . Hasil penelitian tentang pengetahuan personal
hygiene menstruasi dari 54 responden yang memiliki pengetahuan kurang sebanyak 48
responden (88,9%). Sedangkan hasil penelitian lain menyebutkan, responden dengan
pengetahuan kurang tentang personal hygiene saat menstruasi sebanya55responden (53,9%)
Pengetahuan tentang personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik dapat
meningkatkan kesehatan. Individu yang mempunyai pengetahuan tentang personal hygiene maka
akan selalu menjaga kebersihan dirinya untuk mencegah adanya penyakit (Susanti & Lutfiyati,
2020). Maka Pendidikan tentang kesehatan reproduksi merupakan masalah penting yang perlu
mendapatkan perhatian dari semua pihak. Pada masa remaja, pertumbuhan fisik dan seksualnya
mulai berkembang dengan pesat (Antika Putri & Setianingsih, 2016).

Pokok Pikiran :Pengaruh Kurangnya Pengetahuan Personal hygiene terhadap pengetahuan


remaja

Pengetahuan Yang kurang akan menyebabkan wanita tidak berperilaku hygiene saat
menstruasi dan Perilaku Personal hygiene yang kurang pada remaja dapat menimbulkan masalah
reproduksi. Hasil penelitian tentang pengetahuan personal hygiene menstruasi dari 54 Responden
yang memiliki pengetahuan kurang sebanyak 48 Responden 88,9% . sedangkan hasil penelitian
lain Responden dengan pengetahuan kurang tentang personal hygiene saat menstruasi sebanyak
55 responden 53,9 % . Pengetahuan Personal hygiene sangat penting karena dapat meningkatkan
kesehatan. Individu yang memiliki pengetahuan tentang personal hygiene akan selalu menjaga
kebersihan untuk mencegah adanya penyakit (Susanti & Lutfiyati,2020). Maka pendidikan
kesehatan reproduksi merupakan masalah penting yang perlu mendapatkan perhatian semua
pihak . karena pada masa remaja pertumbuhan fisik dan seksualnya berkembang dengan pesat
(Antika Putri & Setianingsih, 2016)

Hasil penelitian ini menunjukkan sebagian besar pengetahuan remaja putri di SMPN 1
Gamping dalam kategori baik, yaitu 39 (62,9%). Hal tersebut didukung oleh hasil penelitian
Agra N.R (2016) yang menunjukkan bahwa pengetahuan siswi tentang personal hygiene saat
menstruasi dalam kategori baik yaitu 43 (64,2%). Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan
terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu.Pengetahuan
personal hygiene saat menstruasi adalah pengetahuan, sikap, dan tindakan untuk memelihara dan
mencegah terjadinya resiko penyakit disaat menstruasi. Pengetahuan yang baik pada responden
tentang personal hygiene saat menstruasi dalam penelitian ini dapat disebabkan karena sebagian
besar 60 (96,8%) memiliki gadget. Responden dapat memperoleh atau mencari informasi tentang
personal hygiene saat menstruasi melalui media massa. Dimana internet merupakan salah satu
dari bentuk media massa.Hal tersebut sesui dengan penelitian yang dilakukan Anjani, dkk (2019)
yang menyebutkan bahwa responden yang mendapatkan informasi dari media masa tentang
personal hygiene saat mensturasi berperilaku positif 45,2% (Susanti & Lutfiyati, 2020).
Pokok Pikiran : Hasil Penelitian di SMPN 1 Gamping, Pengaruh Pengetahuan Personal hygiene

Hasil penelitian ini menunjukan sebagian besar pengetahuan Remaja Putri di SMPN 1
Gamping berkategori baik yaitu 39 (62,9%, dan di dukung oleh hasil penelitian Agra N.R (2016)
yang menunjukan bahwa pengetahuan siswi tentang personal hygiene saat menstruasi dalam
kategori baik yaitu 43 (64,2%). Pengetahuan adalah hasil dari tahu terjadi setelah seseorang
melakukan pengindraan terhadap obyek tertentu. Pengetahuan personal hygiene saat menstruasi
adalah pengetahuan sikap dan tindakan untuk mencegah resiko penyakit saat menstruasi
Pengetahuan yang baik pada responden tentang personal hygiene saat menstruasi pada penelitian
ini disebabkan karena sebagian besar 60 (96,8%) memiliki gadget. Responden dapat memperoleh
atau mencari informasi tentang personal hygiene saat menstruasi melalui media massa. Dimana
internet adalah salah satu bentuk media massa. Ini sesui dengan penelitian yang dilakukan
Anjani, dkk (2019) mengatakan bahwa responden yang mendapatkan informasi dari media masa
tentang personal hygiene saat mensturasi berperilaku positif 45,2% (Susanti & Lutfiyati, 2020).

Berdasarkan Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar perilaku personal
hygiene saat menstruasi remaja putri saat menstruasi dalam kategori positif yaitu 38 (61,3%).
Penelitian ini didukung hasil penelitian lain yang menunjukkan perilaku personal hygiene pada
remaja putri sebagian besar baik yaitu 61 (47%). Penelitian lain yang sejalan dengan hasil
penelitian ini adalah penelitian Anjani, dkk (2019) yang menunjukkan perilaku personal
haygiene saat menstruasi paling banyak adalah kategori positif (62,9%) Perilaku personal
hygiene saat menstruasi dalam kategori baik dapat dipengaruhi oleh pengalaman remaja tentang
menstruasi. Hal tersebut didukung dengan karakteristik responden dimana sebagian besar
responden (98,4%) mengalami menarche sejak usia 10-13 tahun (Susanti & Lutfiyati, 2020).

Pokok Pikiran : Perilaku Personal hygiene saat menstruasi

Hasil penelitian menunjukan sebagian besar perilaku personal hygiene saat menstruasi
remaja putri dalam kategori posistif 38 (61,3%). Penelitian ini didukung hasil penelitian lain
yang menunjukan perilaku personal hygiene pada remaja putri sebagian besar baik yaitu
61(47%). Penelitian yang sejalan juga adalah hasil penelitian Anajni, dkk (2019) menunjukan
perilaku personal hygiene saat menstruasi paling banyak adalah kategori positif (62,9%)
perilaku personal hygiene dalam kategori baik dipengaruhi oleh pengalaman remaja tentang
menstruasi. Ini didukung oleh karekteristik responden dimana sebagian besar rresponden
(98,4%) mengalami menarche sejak umur 10-13 tahun (Susanti & Lutfiyati, 2020).

SMP Negeri 2 Cipanas merupakan salah satu SMP yang terdapat di Kecamatan Cipanas
Kabupaten Lebak Provinsi Banten . Sekolah ini dipilih oleh peneliti karena berdasarkan hasil
dari data yang diperoleh berdasarkan wawancara yang telah dilakukan pada beberapa guru dan
siswi di SMP Negeri 2 Cipanas diketahui bahwa belum pernah mendapatkan informasi tentang
Pengetahuan Personal hygiene pada Menstruasi serta belum pernah diadakan Pendidikan
Kesehatan tentang Personal Hygiene pada saat Menstruasi sebelumnya sehingga menjadi dasar
bagi peneliti untuk melakukan penelitian di SMP Negeri 2 Cipanas.

Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut
tentang “Pendidikan Pengatahuan Remaja Putrid dengan Perilaku Personal Hygiene pada saat
Menstruasi”, di SMP Negeri 2 Cipanas.

BAB II

Tinjauan Pusataka dan Landasan Teori

A. Tinjauan Pusataka

Dari Penelitian Sulistyo (2012) Personal hygiene saat menstruasi adalah tindakan untuk
memelihara kesehatan dan kebersihan pada daerah kewanitaan pada saat menstruasi. Jika pada
saat itu tidak menjaga kebersihan genetalia dengan benar, maka dalam keadaan lembab, jamur
dan bakteri yang berada di daerah genetalia akan tumbuh subur sehingga menyebabkan rasa gatal
dan infeksi pada daerah tersebut. Sedangkan dari penelitian Indriastuti (2009) Vulva hygiene saat
menstruasi dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan tentang kesehatan reproduksi. Rendahnya
pengetahuan tentang kesehatan reproduki akan memungkinkan perempuan tidak berperilaku
hygiene pada saat menstruasi yang dapat membahayakan kesehatan reproduksinya sendiri
(Astuti, Ratnadevi, Utami, 2017).

Pokok Pikiran : Perilaku Personal hygiene, Pengetahuan personal hygiene

Dari penelitian Sulistyo (2012) personal hygiene saat menstruasi adalah tindakan untuk
memelihara kesehatan reproduksi kewanitaan. Jika tidak melakukan personal hygiene saat
menstruasai maka dalam keadaan lembab jamur dan bakteri akan mudah berada di daerah
genetalia tersebut. Serdangkan dari penelitian Indriastuti (2009) Vulva hygine saat menstruasi
dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan akan kebersihan reproduksi tersebut, Rendahnya
pengetahuan kesehatan reproduksi akan berpengaruh pada reproduksi kesehatan sendiri(Astuti,
Ratnadevi, Utami, 2017).

Dari Penelitian Widyantoro yang dikutip oleh Yulianti (2012) Salah satu fenomena perilaku
hygiene remaja pada saat menstruasi masih rendah, mengenai higienitas menstruasi pada
perempuan pengunjung rumah sakit di Subang dan Tanggerang (N=305) mengungkapkan bahwa
sebagian besar 77,5% di Tanggerang dan 68,3% di Subang mempunyai status higienitas
menstruasi yang buruk. Dalam hal higienitas individu, masih terdapat responden yang salah
dalam mencuci alat kelaminnya yaitu dari arah belakang ke depan 20,1% pada hari biasa dan
19,8% pada saat menstruasi (Astuti, Ratnadevi, Utami, 2017).

Pokok Pikiran : Hasil Persentase Perilaku hygiene remaja saat menstruasi di RS Subang dan
Tanngerang

Perilaku hygiene saat menstruasi masih rendah, mengenai higenitas menstruasi pada perempuan
pengunjung rumah sakit di subang dan tangerang (N=305) bahwa di tanggerang 77,5% dan di
subang 68,3% mempunyai status buruk pada higienitas. Dalam higienitas individu , terdapat
responden yang salam dalam mencuci alat kelaminnya yaitu dari arah belakang ke depan 20,1%
pada hari biasa 19,8% pada saat menstruasi(Astuti, Ratnadevi, Utami, 2017).

Penelitian Irtawati (2015),menunjukan bahwa dari sumber informasi yang diketahui oleh
responden tentang hygiene saat menstruasi sebanyak 82,9% responden mendapatkan informasi
dari keluarga dan sebanyak 7,6% responden sumber informasi yang di dapatkan dari guru, dan
menyimpulkan bahwa peran guru juga penting terhadap kesehatan anak apalagi anak usia
sekolah, begitu juga terkait personal hygiene pada siswanya karena guru adalah orang tua kedua
saat mereka berada disekolah (Astuti, Ratnadevi, Utami, 2017).

Pokok Pikiran : Pendapatan Informasi dari Orang tua dan Guru terhadap berpengaruhnya
pengetahuan Personal Hygiene saat menstruasi pada anak

Pada Penelitian Irtawati (2015 diketahui dari sumber informasi yang diketahui responden
tentang hygiene saat menstruasi adalah 82,9% responden mendapatkan informasi dari keluarga
sebanyak 7,6% responden sumber informasi yang didapatkan dari guru, serta dapat disimpulkan
bahwa peran guru juga penting dalam peran kesehatan anak apalagi jika anak dengan umur
sekolah, begitupun terkait personal hygiene Pada siswanya karena guru merupakan orang tua
kedua saat mereka disekolah(Astuti, Ratnadevi, Utami, 2017).

Data SKKRI (Survei Kesehatan Reproduksi remaja Indonesia) tahun 2007 menyatakan
bahwa secara nasional remaja yang perilaku hygiene dengan benar sebesar 21,6 persen. Hasil
survei menunjukkan remaja yang terpapar informasi PIK-Remaja (Pusat Informasi dan
Konseling Remaja) mencapai 28 persen. Berarti hanya 28 dari 100 remaja yang akses dengan
kegiatan informasi kesehatan reproduksi yang berkaitan dengan menstruasi (Yasni, Novianti,
Meiyana Erwan Eka, 2016).

Pokok Pikiran : Perilaku Hygiene remaja, Hasil Survei Remaja yang terpapar PIK

Data SKKRI (Survei Kesehatan Reproduksi remaja Indonesia) tahun 2007 Menyatakan
Secara nasional remaja yang beperlakuan hygiene dengan benar sebesar 21,6 %. Hasil survei
menunjukan remaja yang terpapar PIK-Remaja (Pusat Informasi dan Konseling Remaja) adalah
28 %. Berati hanya 28 dari 100 % yang akses dengan kegiatan informasi kesehatan reproduksi
yang berkaitan dengan menstruasi (Yasni, Novianti, Meiyana Erwan Eka, 2016).

Faktor-faktor yang mempengaruhi Personal Hygiene antara lain, Body image yaitu gambaran
individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri. Status sosial ekonomi, yaitu
personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi, shampo, alat
mandi yang semuanya memerlukan uang untuk menyediakannya. Pengetahuan yaitu
pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik dapat meningkatkan
kesehatan. Budaya, disebagian masyarakat misalnya jika ada individu yang sakit tertentu maka
tidak boleh dimandikan. Kebiasaan seseorang, ada kebiasaan seseorang menggunakan produk
tertentu dalam perawatan diri. Kondisi fisik, Pada kondisi sakit kemampuan merawat diri
berkurang dan perlu bantuan untuk melakukannya (Setianingsih & Putri, 2017) .

Pokok Pikiran : Faktor-faktor yang mempengaruhi Personal Hygiene

Beberapa faktor yang mempengaruhi personal hygiene yaitu body image atau gambaran
individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri. Status social ekonomi, seperti
personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat sgigi, shampo, dan
alat mandi lainnya. Pengetahuan Personal hygiene sangat penting karena akan berpengaruh pada
kesehatan diri kita sendiri. Budaya disebagian masyarakat misalnya jika ada individu yang sakit
tertentu dilarang untuk mandi kebiasaan seseorang ada kebiasaan yang sakit tertentun tidak
boleh mandi inipun menjadi salah satu faktor penghambat personal hygiene (Setianingsih &
Putri, 2017) .

Pendidikan mengenai kesehatan terutama sistem reproduksi, sangat perlu untuk diperhatikan
oleh segenap kalangan, termasuk para orang tua maupun remaja itu sendiri Manuaba tahun
(2009), menyatakan bahwa infeksi yang terjadi pada organ direproduksi dapat mengakibatkan
infertile (kemandulan) dan meningkatkan angka kejadian kehamilan ektopik terganggu atau
kehamilan yang berada di luar kandungan. Sedangkan Menurut Rakhmat (2013), Oleh karena
adanya penyakit tersebut, orang tua mempunyai andil yang besar guna menanamkan pemahaman
terkait kesehatan pada reproduksi terhadap anak. Remaja putri pun demikian, tentunya lebih
berterus terang pada orang tua mengenai permasalahan kesehatan organ reproduksi, bertanya
pada orang tua atau guru sekolah jika mengalami kejadian yang membuat tidak nyaman
menghadapi menstruasi beserta upaya untuk menanggulangi ketidaknyamanan tersebut.
Komunikasi efektif antara orang tua dan anak merupakan suatu proses penyampaian informasi
yang dilandasi oleh sikap saling percaya, terbuka, dan berbagai dukungan positif. Dengan
adanya sikap tersebut, maka diharapkan dapat mengurangi berbagai keluhan yang dihadapi
remaja. Pengetahuan remaja putri yang dinilai baik akan mempengaruhi sikap hingga bentuk
perilaku untuk berusaha menjaga kebersihan genetalia (Sassi Mahfoudh, Bellalouna, &
Horchani, 2018).

Pokok Pikiran : Pengaruh Pengetahuan Kesehatan Reproduksi pada remaja , Pengaruh peran
orang tua terhadap perubahan Personal hygiene

Pendidikan mengenai kesehatan reproduksi sangat harus diperhatikan oleh semua


kalangan termasuk oleh orang tua dan remaja itu sendiri Manuaba tahun (2009), menyatakan
bahwa infeksi pada organ reproduksi dapat menyebabkan kemandulan serta meningkatkan angka
kejadian kehamilan ektopik terganggu atau kehamilan yang berada di luar kandungan.
Sedangkan Menurut Rakhmat (2013), karena adanya penyakit tersebut, orang tua mempunyai
andil yang besar agar menanamkan pemahaman terkait kesehatan pada reproduksi terhadap anak.
Remaja putri pun demikian, tentunya harus lebih terbuka mengenai masalah kesehatan
Reproduksinya. Misalnya seperti bertanya pada orang tua atau guru disekolah mengenai masalah
yang membuat tidak nyaman mengenai mentruasi serta upaya untuk menanggulangi
ketidaknyamanan tersebut. Komunikasi antara orang tua dan anak merupakan suatu tindakan
penyampaian informasi yang dilandasi dengan sikap saling percaya, terbuka , dan dukungan
positif lainnya. Dengan adanya sikap tersebut maka diharapkan mengurangi berbagai keluahan
yang dihadapi remaja. Pengetahuan remaja putri yang baik akan mempengaruhi sikap atau
perilaku Personal hygiene dan kesehatan reproduksi remaja(Sassi Mahfoudh, Bellalouna, &
Horchani, 2018).
B. Kerangka Konsep

Variabel Independen

Hubungan Pengetahuan
Personal Hygiene

1. Pendidikan
2. Pengetahuan
3. Sikap / Perilaku
Variabel Dependen

Perilaku Remaja Putri dalam


melakukan Personal Hygiene
saat Menstruasi

C. Hipotesis

1. Ada Hubungan tingkat pengetahauan dengan Perilaku remaja putri tentang kebersihan
personal hygiene saat menstruasi
2. Ada Hubungan sikap dengan perilaku remaja putri tentang kebersihan personal hygiene
saat menstruasi
3. Ada Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Pengetahuan Remaja putri dengan Perilaku
Personal hygiene saat Menstruasi
DAFTAR PUSTAKA

Astuti, Ratnadevi, Utami, I. (2017). Hubungan Pengetahuan tentang Personal Hygiene dengan
Perilaku Personal Hygiene Saat Menstruasi pada Remaja Putri Kelas XI di SMA Negeri 1
Pajangan Bantul. Universitas ‘Aisyiyah, 8(1), 1–17.
Maharani, R., & Andryani, W. (2018). Faktor Yang Berhubungan dengan Perilaku Personal
Hygiene Saat Menstruasi pada Santriwati di MTs Pondok Pesantren Dar El Hikmah Kota
Pekanbaru. KESMARS: Jurnal Kesehatan Masyarakat, Manajemen Dan Administrasi
Rumah Sakit, 1(1), 69–77. https://doi.org/10.31539/kesmars.v1i1.172
Sassi Mahfoudh, S., Bellalouna, M., & Horchani, L. (2018). Solving CSS-Sprite Packing
Problem Using a Transformation to the Probabilistic Non-oriented Bin Packing Problem.
Lecture Notes in Computer Science (Including Subseries Lecture Notes in Artificial
Intelligence and Lecture Notes in Bioinformatics), 10861 LNCS, 561–573.
https://doi.org/10.1007/978-3-319-93701-4_44
Setianingsih, A., & Putri, N. A. (2017). Hubungan Pengetahuan dan Sikap Terhadap Perilaku
Personal Hygiene Mentruasi. Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, 5(4), 15–23.
https://doi.org/10.33221/jikm.v5i4.15
Yasni, Novianti, Meiyana Erwan Eka, P. (2016). the Relationship of Knowledge, Attitude, and
Action With the Menstrual Personal Hygiene on Female Adolescents in Smp Negeri Satap
Bukit Asri of Buton Regency in 2016. 1–10.

Astuti, Ratnadevi, Utami, I. (2017). Hubungan Pengetahuan tentang Personal Hygiene dengan
Perilaku Personal Hygiene Saat Menstruasi pada Remaja Putri Kelas XI di SMA Negeri 1
Pajangan Bantul. Universitas ‘Aisyiyah, 8(1), 1–17.
Maharani, R., & Andryani, W. (2018). Faktor Yang Berhubungan dengan Perilaku Personal
Hygiene Saat Menstruasi pada Santriwati di MTs Pondok Pesantren Dar El Hikmah Kota
Pekanbaru. KESMARS: Jurnal Kesehatan Masyarakat, Manajemen Dan Administrasi
Rumah Sakit, 1(1), 69–77. https://doi.org/10.31539/kesmars.v1i1.172
Sassi Mahfoudh, S., Bellalouna, M., & Horchani, L. (2018). Solving CSS-Sprite Packing
Problem Using a Transformation to the Probabilistic Non-oriented Bin Packing Problem.
Lecture Notes in Computer Science (Including Subseries Lecture Notes in Artificial
Intelligence and Lecture Notes in Bioinformatics), 10861 LNCS, 561–573.
https://doi.org/10.1007/978-3-319-93701-4_44
Setianingsih, A., & Putri, N. A. (2017). Hubungan Pengetahuan dan Sikap Terhadap Perilaku
Personal Hygiene Mentruasi. Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, 5(4), 15–23.
https://doi.org/10.33221/jikm.v5i4.15
Yasni, Novianti, Meiyana Erwan Eka, P. (2016). the Relationship of Knowledge, Attitude, and
Action With the Menstrual Personal Hygiene on Female Adolescents in Smp Negeri Satap
Bukit Asri of Buton Regency in 2016. 1–10.

You might also like