You are on page 1of 10
PROGRAM KERJA PENURUNAN PREVALENSI STUNTING DAN WASTING aff NetroHospitals CIKARANG RUMAH SAKIT METRO HOSPITALS CIKARANG Jin, Anggrek 1 B2/2, Jababeka Il, Ds. MekarMukti, Kec. Cikarang Utara Kab. Bekasi Telp : (021) 898352223 Tahun 2022 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... BABI PENDAHULUAN BABII LA TARBELAKANG BAB Ill TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS...... BABIV KEGIATAN POKOK, RNCIAN KEGIATAN, CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN, SASARA PROGRAM.. BABV JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN... BAB VI EVALUASIPELAKSANAAN KEGIATAN... BA8VI_PENCATATAN, PELAPORAN. DANEVALUASI KEGIATAN. LAMPIRAN. BABI PENDAHULUAN Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis terutama pada 1,000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), Kondisi gagal tumbuh pada anak balita disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu lima serta terjadinya infeksi berulang, dan kedua faktor penyebab ini dipengaruhi oleh pola asuh yang tidak memadai terutama dalam 1,000 HPK. Anak tergolong stunting apabila panjang atau tinggi badan menurut umurya lebih rendah dari standar nasional yang berlaku. Standar dimaksud terdapat pada buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan beberapa dokumen Jainnya. Penurunan stunting penting dilakukan sedini mungkin untuk menghindari dampak jangka panjang yang merugikan seperti terhambatnya tumbuh kembang anak. Stunting ‘mempengaruhi perkembangan otak sehingga lingkat kecerdasan anak tidak maksimal, Hal ini berisiko menurunkan produktivitas pada saat dewasa. Stunting juga menjadikan anak lebih rentan terhadap penyakit. Anak stunting berisiko lebih tinggi menderita penyakit Kxonis di masa dewasanya. Prevalensi stunting selama 10 tahun terakhir menunjukkan tidak adanya perubahan ‘yang signifikan dan ini menunjukkan bahwa masalah stunting perlu ditangani segera Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menunjukkan 30,8% atau sekitar 7 juta balita menderita stunting Masalah gizi Iain terkait dengan stunting yang masih menjadi ‘masalah kesehatan masyarakat adalah anemia pada ibu hamil, Berat Bayi Lahir Rendah atau BBLR (6,2%), balita kurus atau wasting (10,296) dan anemia pada balita Penurunan stunting memerlukan intervensi yang terpadu, mencakup intervensi gizi spesifik dan gizi sensitif. Sejalan dengan inisiatif Percepatan Penurunan Stunting, BARI LATAR BELAKANG. Mengacu pada “The Coneeptunl 1 mnework of the Determinants of Child Undermuttition”, “Phe Underlying Drivers of Malnutrition”, dan “Faktor Penyebab Masatah Gizi Kontcks Indonesia”, penyebab langsung masalah gizi pada anak termasuk stunting adalah rendahnya asupan gizi dan status Kesehatan, Penurunan stunting menitikberatkan pada penanganan penyebab masalah gizi, yaitw fuktor yang berhubungan dengan Kelahanan pangan khususnya akses terhadap pangan bergizi (makanan), lingkungan sosial yang terkait dengan praktik pemberian makanan bayi dan anak (pengasuhan), akses terhadap pelayanan Kesehatan untuk peneegahan dan pengobatan (Kesehatan), serta keschatan lingkungan yang meliputitersedianya sarana air bersih dan sanitasi (lingkungan). Keempat faktor tersebut mempengaruhi asupan gizi dan status kesehatan ibu dan anak Intervensi terhadap keempat faktor tersebut diharapkan dapat mencegah masalah gizi, baik kekurangan maupun kelebihan gizi Pertumbuhan dan perkembangan anak dipengarufii oleh faktor lingkungan dan faktor keturunan, Penelitian Dubois, et.al pada tahun 2012 menunjukkan bahwa faktor keturunan hanya sedikit (4-7% pada wanita) mempengaruhi tinggi badan seseorang saat lahir, Sebaliknya, pengaruh faktor lingkungan pada saat lahir temyata sangat besar (74-87% pada \wanita), Hal ini membuktikan bahwa kon: ingkungan yang mendukung dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan, Ibu hamil dengan konsumsi asupan gizi yang rendah dan mengalami pertyakit infeksiakan melahitkan bayi dengan Berat Lahir Rendah(BBLR), Asupan gizi yang baik tidak hanya ditentukan oleh ketersediaan panganditingkat rumah tangga tetapijuga dipengaruhi oleh pola asuh seperti pemberian kolostrum (ASI yang pertama kali keluar), Inisiasi Menyusui Dini (IMD), pemberian ASI eksklusif, dan pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) secara tepat. Selain itu, faktor kesehatan lingkungan seperti akses air bersih dan sanitasi layak serta pengelolaan sampah juga berhubungan erat dengan kejadian infeksi penyakit menular pada anak Kehidupan anak sejak dalam kandungan ibu berusia dua tahun (1,000 HPK) merupakan masa-masa kritis dalam mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak yang optimal Faktor lingkungan yang baik, terutama di awal- awal kehidupan anak, dapat memaksimalkan_potensi genetik (keturunan) yang dimiliki anak schingga anak dapat mencapai tinggi badan optimalnya, Faktor lingkungan yang mendukung ditentukan oleh berbagai aspek atau sektor.Penycbab tidak ——_langsung masalah stunting dipengaruhi oleh berbagai faktor, meliputi pendapatan dan kesenjangan ekonomi, perdagangan, globalisasi, sistem pangan, _jaminan _sosial, sistem keschatan, pembangunan pertanian. dan pemberdayaun perempuan, Dampak dari Stunting Permasalahan stunting pada usia dini terutama pada periode 1000 HPK, akan berdampak pada kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Stunting menyebabkan organ tubuh tidak tumbuh dan berkembang secara optimal, Balita. stunting berkontribusi terhadap 1,5 juta (15%) kematian anak balita di dunia dan menyebabkan 55 juta hilangnya masa hidup sehat setiap tahun, Dalam jangka pendek, stunting menyebabkan gagal tumbuh, hambatan perkembangan kognitif dan motorik, dan tidak optimalnya ukuran fisik tubuh serta gangguan metabolisme, Dalam jangka panjang, stunting menyebabkan menurunnya —_ kapasitas in(elektual. Gangguan struktur dan fungsi saraf dan sel-sel otak yang bersifat permanen dan menyebabkan penurunan kemampuan menyerap pelajaran di usia sekolah yang akan berpengaruh pada produktivitasnya saat dewasa, Selain itu, kekurangan gizi juga menyebabkan gangguan pertumbuhan (pendek dan atau kurus) dan meningkatkan risiko penyakit tidak menular seperti diabetes melitus, hipertensi, jantung kroner, dan stroke Intervensi Penurunan Stunting Terintegrasi Upaya penurunan stunting dilakukanmelalui dua intervensi, yaitu intervensi gizi Spesifik untuk mengatasi penyebab langsung dan intervensi gizi sensitif untuk mengatasi penyebab tidak langsung, Selain mengatasi penyebab langsung dan tidak langsung, diperlukan prasyarat pendukung yang mencakup komitmen politik dan kebijakan untuk pelaksanaan, keterlibatan pemerintah dan lintas sektor, serta kapasitas untuk melaksanakan, Penurunan stunting memerlukan pendekatan yang menyeluruh, yang harus dimulai dari pemenuhan prasyarat pendukung. Kerangka konseptual Intervensi penurunan stunting terintegrasi, Kerangka konseptual intervensi penurunan stunting terintegrasi di atas merupakan panduan bagi pemerintah kabupaten/kota dalam menurunkan kejadian stunting. Pemerintah kabupaten/kota diberikan kesempatan untuk berinovasi untuk menambahkan kegiatan intervensi efektif lainnya berdasarkan pengalaman dan praktik baik yang telah dilaksanakan di masing-masing kabupaten/kota dengan fokus pada penurunan stunting. Target indikator utama dalam intervensi penurunan stunting terintegrasi adalah: 1) Prevalensi stunting pada anak balita 2)Persentase bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah(BBLR) 3) Prevalensi kekurangan gizi (underweight) pada anak balita 4) Prevalensi wasting (kurus) anak balita 5) Persentase bayi usia kurang dari 6 bulan yang mendapat ASI eksklusif BABII TUJUAN UMUM A. Tujuan Umum Tersedia regulasi peyelenggaraan program penurunan prevalensi stunting dan prevalensi wasting di rumah sakit yang meliputi 1. Program penurunaan prevalensi stunting dan prevalensi wasting, 2. Panduan tata laksana, 3. Organisasi pelaksana program terdiri dari tenaga kesehatan yang kompeten dari unsur : a. Staf Medis. b. Stat Keperawatan, ¢. Staf Instalasi Farmasi, 4. Staf Instalasi Gizi. ¢. Tim Tumbuh Kembang, £ Tim Humas Rumah Sakit, Organisasi program penurunan prevalensi stunting dan wasting dipimpin oleh staf medis atau dokter spesialis anak. Rumah sakit menyusun program penurunan prevalensi stunting dan wasting di rumah sakit terdiri dari: 1. Peningkatan pemahaman dari kesadaran seluruh staf, pasien dan keluarga tentang, masalah stunting dan wasting, 2. Intervensi spesifik di Rumah Sakit. 3, Rumah Sakit sayang ibu bayi. 4, Rumah sakit sebagai pusat rujukan kasus stunting dan wasting 5. Rumah sakit sebagai pendamping klinis dan manajeman serta merupakan jejaring rujukan 6, Program pemantauan dan evaluasi. BABIV KEGIATAN POKOK, RINCIAN KEGIATAN, CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN, SASARAN PROGRAM. Kegiatan Pokok | Rincian Kegiatan | ©#"* ieee Sasaran Membuat SK Tim Rapat Perdana PROGNAS, pembentukan'Tim | Melakukan Rapat | Stunting dan Wasting. _| Tim Stunting Stunting dan Wasting, Sosialisasi SK tim Prognas Stunting dan wasting ‘Membuat ——_undangan, Daftar Hadir, . Notulen dan referensi| i.) stunt Pembuatan Bagel Tin tentang landasan_hukum | 7™ Stunting pedoman, program pedoman stunting dan kerja Tim Stunting wasting Sosialisasi program | Merbuat mater: Staf Rumah kerja ; Sakit a undangan, daftar hadir. ‘Melakukan rapat | Mendiskusikan tentang Tim Prognas fetemumn'tien kia pembuatan Stunting dan monitoring program kerja hasil kegiatan evaluasi dan wasting Pembekalan/pelatihan Tim 1 Plahansrnng | POE | Menon nl saan wii di Poli Anak | 7 cranial Rol iklat sizi ‘Membuat pengajuan | Mencari jadwal pelatihan 2. Pelatihan tim ke konselir Seluruh Bidan Laktasi a laktasi, Mengisi form pengajuaan pelatihan Pertemuan terkait Berkerjasama va sistem detour Membuat MOU tentang si rujukan dan penguatan 7 rujukan tetkait penanganan Jejaring | Marketing Janjutan ‘Ada MOU ke FASKES lanjutan Membuat MOU dengan pihak pelayanan kesehatan tingkat primer ; Membuat leaflet | Mencari contoh leaflet tentang | ga qoanea Promosi dan | tentang stunting Konselin : terkait pall ey stunting Melakukan pengajuan leaflet stunting Promosi dan a konseling | Favkasi Kasermua | 45 pencattan tentang edukasi IMD IMD dan Asi | PU NHas Target 100 % Exsklusfil |ains dan ASI eksklusif di rekam medis Rawat inap Penge ‘Ada hasil_ pengukuran pencapaian rota Fepeies indikator mutu IMD dan ASI Tanpet 100% Beckhar eksklusif Pemantauan pertumbuhari* | Terdapattabel | Mengukur Berat Badan dan Tinggi shrining See eae S| Badan Anak di plik sap | Pasin anak i Poliklinik | say Mengisi Tabel Antropometri di | ™*Watjalan Anak poli Anak ‘Ada pencatatan dan pelaporan setiap bulan | Pemaniauan | pertumbuhan! Mengisi formulir asesmen awal | skrining oi oi Pasien rawat Seine aiai | Sktining aval gi He | anak di rawat raw inap inap ‘Melakukan asuhan gizi pada _ | Ada peneatatan dan pelaporan pasien dengan scoring skrining >2 | bulanan Ada Kegiatan pelaporan monitoring ae ‘Ada pelaporan hasil monitoring hasil dan evaluasi ala ning dan evaluasi program monitoring program | °valuast program dan evaluasi program Laporan bbulan a ie PENURUNAN PREVALENSI STUNTING DAN WASTING BABV JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN oa RETA wo] reciarawponox | PNGANHEG nwa suai TESTE a] spe ae Fantenian 1 | prochassioning | Nebula rapt v aan fasing Penertn 2_| program kerja Rapet Tin) 7 aia ream Kerja v wana fermen v 2 |pesemuantin | mntoring rats Patan SningSW | Wana Fegan 7 a |eat oh Paani | Mamba pea y s [tie ai Peremaan eak 6 | sistem rujukan dan Bekerjasama dengan v pargunjaomng_—_| Mate Promosi/konseling Membuat leaflet 7_| Laktasi di Poli tentang LAKTASI yeye ys | Pomosian | Easterns viele lee ronan nA sere MD an ini sina oan MD vel fe] v 2 dana Bat Parana pertumbuhan/skrining | Terdapat label v0 status gizi anak di Poli | Antropometri di vyvyviviw fin mali aak nmin permitting aa status gizi anak di vievi yyy] fw iap Sein va Testor noniong | Mehl enta 12 | danevatas program | canvas Program: vyyfv yyy BAB VI EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN Evaluasi pelaksanaan kegiatan dilakukan setiap bulan, olch ‘Tim Penurunan Stunting dan Wasting kepada Direktur Metro Hospitals Cikarang setiap bulan, BAB VII ORAN, DAN EVALUASI KEGIATAN PENCATATAN, P 1. Pencatatan dan pelaporan hasil kegiatan dalam program nasional ini dilakukan oleh ‘Tim Prognas Stunting dan Wasting dan dilaporkan kepada Direktur RS Metro Hospitals Cikarang. 2. Pelaporan dilakukan setiap 6 bulan sekali kepada Dinas Kesehatan. 3. Evaluasi dan tindak Ianjut kegiatan melalui laporan tahunan oleh ‘Tim Prognas Stunting dan Wasting PENUTUP Dengan disusunnya program nasional dapat menjadi acuan dalam melaksanakan kkegiatan prognas stunting dan wasting yang terarah dan terukur. Dibutubkan kejasama yang baik dari seluruh unit yang ada untuk mencapai hal tersebut diatas. Demikian pedoman program nasional ini kami sampaikan untuk dilaksanakan sebagaimana mestinya, Cikarang, 11 Juli 2022 Menyetujui, Ketua Tim Stuntingdan Wasting, Direktur Metro Hospitals Cikarang Ql, dr, Chelsi Vitara Saputri dr, Putu Tara Judica W, MARS

You might also like