Drat Raperda

You might also like

You are on page 1of 33
PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEBO TENTANG RETRIBUSI PERSETUJUAN BANGUNAN GEDUNG “DRAFT RANCANGAN” PEMRAKARSA = DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT KABUPATEN TEBO Menimbang BUPATI TEBO PROVINSI JAMBI RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEBO NOMOR... TAHUN... TENTANG RETRIBUSI PERSETUJUAN BANGUNAN GEDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA. BUPATI TEBO, : a, bahwa dalam rangka menjamin kepastian dan ketertiban hukum dalam Penyelenggaraan Bangunan Gedung, setiap Bangunan Gedung harus memenuhi _persyaratan administratif dan persyaratan teknis Bangunan Gedung; b. bahwa dalam pemenuhan persyaratan yang diperlukan dalam penyelenggaraan bangunan gedung, maupun dalam pemenuhan tertib penyelenggaraan bangunan gedung untuk mewujudkan penyelenggaraan bangunan gedung yang tertib, baik secara administratif maupun secara teknis, agar terwujud bangunan gedung yang fungsional, andal, yang menjamin keselamatan, Kesehatan, kenyamanan, dan kemudahan pengguna, serta serasi dan selaras dengan lingkungannya diperlukan adanya pengaturan persetujuan Bangunan Gedung; bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 88 ayst 4) huruf a Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2022 tenteng Hubungan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah, Pasal 347 ayat (2) Peraturan tah Nomor 16 Tahun 2021 tentang Peraturan Pemerin| 1g Tahun 2002 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 2 Mengingat . Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2022 tentang Hubungan Bangunan Gedung diperlukan pengaturan tentang Retribusi Persetujuan Bangunan Gedung; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam juruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan peraturan daerah tentang Retribusi Persetujuan Bangunan Gedung; - Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; . Undang-Undang Nomor 54 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Sarolangun, Kabupaten Tebo, Kabupaten Muaro Jambi dan Kabupaten Tanjung Jabung ‘Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3903) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undarig Nomor 14 Tahun 2000 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 81, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3969); |. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 134, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4247) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 245, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6573); . Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja (Lembaran Negara Republik Indonesia ‘Tahun 2020 Nomor 245, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6573); Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun oe. 2022 Nomor 4, Tambah: Indonesia Nomor 6757); Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN TEBO dan BUPATI TEBO MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG RETRIBUSI PERSETUJUAN BANGUNAN GEDUNG, BABI KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Tebo; 2. Pemerintah Daerah adalah kepala daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom. of 3. Bupati adalah Bupati Tebo, 10, 11, 12, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Tebo yang selanjutnya disingkat DPRD edalah Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah yang berkedudukan sebagai unsur penyelenggaraan Pemerintahan Daerah. Bangunan Gedung adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada di atas dan/atau di dalam tanah dan/atau air, yang berfungsi sebagai tempat manusia melakukan kegiatannya, baik untuk hunian atau tempat tinggal, kegiatan Keagamaan, kegiatan usaha, kegiatan sosial, budaya, maupun kegiatan khusus. Persetujuan Bangunan Gedung yang selanjutnya disingkat PBG adalah Perizinan yang diberikan kepada pemilik Bangunan Gedung untuk membangun baru, mengubah, memperluas, mengurangi, dan/atau merawat Bangunan Gedung sesuai dengan standar teknis Bangunan Gedung. Sertifikat Laik Fungsi Bangunan Gedung yang selanjutnya disingkat SLF adalah sertifikat yang diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk menyatakan kelaikan fungsi Bangunan Gedung sebelum dapat dimanfaatkan, Retribusi Persetujuan Bangunan Gedung yang selanjutnya disebut dengan Retribusi PBG adalah retribusi yang dipungut atas penerbitan PBG dan Sertifikat Laik Fungsi, Surat Bukti Kepemilikan Bangunan Gedung yang selanjutnya disingkat SBKBG adalah surat tanda bukti hak atas status kepemilikan Bangunan Gedung. Penilik Bangunan Gedung yang selanjutnya disebut Penilik adalah orang perseorangan yang memiliki kompetensi dan diberi tugas oleh pemerintah pusat atau Pemerintah Daerah ~sesuai_ dengan Kewenangannya untuk melakukan inspeksi terhadap penyelenggaraan Bangunan Gedung. Prasarana dan Sarana Bangunan Gedung adalah fasilitas kelengkapan i dalam dan di luar Bangunan Gedung yang mendukung pemenuhan terselenggaranya fungsi Bangunan Gedung. Wajib Retribusi adalah orang pribadi atau Badan yang menurut peraturan perundang-undangan retribusi diwajibkan untuk melakukan pembayaran retribusi, termasuk pemungut retribusi tertentu. fx ¥ 13. Surat Ketetapan Retribusi Daerah, yang sclanjutnya disingkat SKRD, adalah surat ketetapan retribusi yang menentukan besarnya jumlah pokok retribusi yang terutang. 14. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Lebih Bayar, yang selanjutnya disingkat SKRDLB, adalah surat ketetapan retribusi yang menentukan jumlah kelebihan pembayaran retribusi karena jumlah kredit retribusi lebih besar daripada retribusi yang terutang atau seharusnya tidak terutang. 15. Surat Tagihan Retribusi Daerah, yang selanjutnya disingkat STRD (Surat Tagihan Retribusi Daerah), adalah surat untuk melakukan tagihan retribusi dan/atau sanksi administratif berupa bunga dan/atau denda. 16. Penyidikan tindak pidana di bidang retribusi adalah serangkaian tindakan yang dilakukan oleh Penyidik untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang tindak pidana di bidang retribusi yang terjadi serta menemukan tersangkanya. BAB II NAMA, OBJEK, DAN SUBJEK RETRIBUSI Pasal 2 Dengan nama Retribusi PBG dipungut retribusi atas penerbitan PBG dan penerbitan SLF Bangunan Gedung atau Prasarana Bangunan Gedung. Pasal 3 (1) Objek Retribusi PBG sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 adalah penerbitan PBG dan SLF, kecuali penerbitan PBG dan SLF untuk bangunan milik pemerintah pusat, Pemerintah Daerah, atau bangunan yang memiliki fungsi keagamaan. (2) Penerbitan PBG dan SLF sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi Kegiatan layanan kensultasi pemenuhan standar teknis, penerbitan PBG, inspeksi bangunan gedung, penerbitan SLF dan SBKBG. (3) Penerbitan PBG dan “SLF tersebut diberikan untuk permohonan persetujuan: a. pembangunan baru; i b.Bangunan Gedung yang sudah terbangun dan belum memiliki PBG dan/atau SLF; 7 c. PBG perubahan untuk : ek Fh 1) perubahan fungsi Bangunan Gedung; 2) 3) 4) 5) Perubahan lapis Bangunan Gedung; Perubahan luas Bangunan Gedung; Perubahan tampak Bangunan Gedung; Perubahan spesifikasi dan dimensi Komponen pada Bangunan Gedung yang mempengaruhi aspek keselamatan dan/atau kesehatan; 6) perkuatan Bangunan Gedung terhadap sedang atau berat; Perlindungan dan/atau pengembangan Bangunan Gedung cagar budaya; atau tingkat kerusakan 7) 8) perbaikan Bangunan Gedung yang terletak di kawasan cagar budaya. (4) PBG perubahan tidak diperlukan untuk Pekerjaan pemeliharaan dan pekerjaan perawatan, Pasal 4 (1) Subjek Retribusi PBG adalah setiap orang pribadi atau badan yang memperoleh PBG dan SLF. (2) Wajib Retribusi PBG, adalah orang pribadi atau badan yang diwajibkan untuk melakukan pembayaran Retribusi PBG. (3) Wajib Retribusi PBG sebagaimana dimaksud pada ayat (2) wajib membayar atas layanan yang digunakan/dinikmati. BAB III GOLONGAN RETRIBUSI Pasal 5 Retribusi PBG digolongkan sebagai Retribusi Perizinan Tertentu. BAB IV CARA MENGUKUR TINGKAT PENGGUNAAN JASA Pasal 6 (1) Besarnya retribusi PBG yang terutang dihitung berdasarkan perkalian 3 antara tingkat penggunaan jasa atas penyediaan layanan dan harga satuan retribusi PBG. go. (2)Tingkat penggunaan jasa atas penyediaan layanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diukur berdasarkan formula yang mencerminkan biaya penyelenggaraan penyediaan layanan. (3) Harga satuan retribusi PBG sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas: a indeks lokalitas (Ilo) dan Standar Harga Satuan Tertinggi (SHST) untuk Bangunan Gedung; atau Harga satuan retribusi Prasarana Bangunan Gedung untuk Prasarana Bangunan Gedung. (4) Formula sebagaimana dimaksud pada ayat (2) terdiri atas formula untuk: b. @. Bangunan Gedung; dan b. Prasarana Bangunan Gedung. (5) Formula sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf a terdiri atas: a. Luas Total Lantai; b. Indeks Terintegrasi (It) ; dan ¢. Indeks Bangunan Gedung Terbangun. (6) Formula sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf b terdiri atas: a. Volume; b. Indeks Prasarana Bangunan Gedung; dan ¢. Indeks Bangunan Gedung Terbangun, Pasal 7 (1) Indeks lokalitas (Ilo) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (3) hurufa ditetapkan sebesar 0,5% (nol koma lima perseratus} (2) Bupati menetapkan Standar Harga Satuan Tertinggi (SHST) Bangunan Gedung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (3) huruf a berpedoman dengan harga satuan bangunan gedung Negara. (2) Indeks terintegrasi (It) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (5) huruf b meliputi : a, Fungsi bangunan gedung, yang terdiri dari : 1) Fungsi usaha; 2) Fungsi Usaha (UMKM-Prototipe; 3) Fungsi Hunian; 4) Fungsi Keagamaan; 5) Fungsi Khusus; % 6) Fungsi Sosial budaya; dan 7) Fungsi Ganda/Campuran. (4) ) a) (2) b. Klasifikasi bangunan gedung, yang terdiri dari : 1) Kompleksitas, dengan parameter sederhana dan tidak sederhana; 2) Permanensi, dengan parameter permanen dan non permanen; 3) Ketinggian, dengan parameter jumlah lantai; dan 4) Faktor Kepemilikan, dengan parameter kepemilikan oleh Negara atau perorangan/badan usaha. Indeks Bangunan gedung terbangun (Ibg) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (5) hurufc dan ayat (6) huruf c, meliputi : a. bangunan gedung baru; b. rehabilitasi/renovasi bangunan gedung; c. pelestarian/pemugaran, Indeks Prasarana Bangunan Gedung Terbangun (I) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (6) huruf b, terdiri dari : a, Pembangunan Baru; b. rusak berat/pekerjaan konstruksi sebesar 65% (enam puluh lima perseratus) dari bangunan gedung; dan c. rusak sedang/pekerjaan konstruksi sebesar 45% (empat puluh lima perseratus) dari bangunan gedung. Indeks terintegrasi (It) dan Indeks Bangunan gedung terbangun (Ibg), sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan ayat (4) tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini. Harga satuan retribusi prasarana bangunan gedung (HSpbg) sebagaimana dimaksud dalam Pasal © ayat (3) huruf b dan Indeks Prasarana Bangunan Gedung Terbangun (I) sebagaimana dimaksud pada ayat (8) tercantum dalam Lampiran Il yang merupakan bagian tidal terpisahkan dari Peraturan Daerah ini. BAB V PRINSIP DAN SASARAN DALAM PENETAPAN BESARAN TARIF Pasal 8 Prinsip dan sasaran penetapan besaran tarif retribusi PBG didasarkan pada tujuan untuk menutup sebagian biaya penyelenggaraan penerbitan PBG dan SLF. ey) Biaya penyelenggaraan penerbitan PBG dan SLF sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi penerbitan dokumen PBG dan SLF, inspeksi Go om q) (2) (3) (4) Penilik bangunan, penegakan hukum, penatausahaan, dan biaya dampak negatif dari penerbitan PBG dan SLF. BAB VI STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF RETRIBUSI Pasal 9 Struktur tarif retribusi PBG ditetapkan berdasarkan _kegiatan pemeriksaan pemenuhan standar teknis dan layanan konsultasi yang meliputi : a. bangunan gedung; dan b. prasarana bangunan gedung. Besarnya tarif retribusi PBG untuk bangunan gedung dihitung berdasarkan Luas Total Lantai (LLt) dikalikan Indeks Lokalitas (Ilo) dikalikan Standar Harga Satuan Tertinggi (SHST) dikalikan Indeks Terintegrasi (It) dikalikan Indeks Bangunan Gedung Terbangun (Ibg) yang digambarkan dengan rumus LLt x (Ilo x SHST) x It x Ibg Besarnya tarif retribusi PBG untuk prasarana bangunan gedung dihitung berdasarkan Volume (V) dari Prasarana Bangunan Gedung dikalikan Indeks Prasarana Bangunan Gedung (I) dikalikan Indeks Bangunan Gedung Terbangun (Ibg) dikalikan harga satuan retribusi prasarana bangunan gedung (i1Spbg) yang digambarkan dengan rumus : VxIx Ibg x HSpug Indeks terintegrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dihitung berdasarkan indeks fungsi (If) dikalikan . penjumlahan dari bobot parameter (bp) dikalikan indeks parameter (Ip) dikalikan faktor kepemilikan (Fm) atau dengan rumus: : Zt (5) Perhitungan besoran tarif retribusi PBG untuk Bangunan Gedung berdasarkan rumus sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diuraikan dalam simulasi penghitungan yang tercantum dalam lampiran Ill yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini. (6) Perhitungan besaran tarif retribusi PBG untuk Prasarana Bangunan Gedung berdasarkan rumus sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diuraikan dalam simulasi penghitungan yang tercantum dalam lampiran IV yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini. Pasal 10 (1) Tarif retribusi PBG sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 dapat ditinjau paling lama 3 (tiga) tahun sekali. (2) Peninjauan tarif retribusi PBG sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan dengan memperhatikan indeks harga dan perkembangan perekonomian. (3) Penetapan tarif retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan dengan Peraturan Bupati. BAB VII PEMUNGUTAN RETRIBUSI Bagian Kesatu Pemungutan Retribusi PBG Pasal 11 (1) Retribusi PBG dipungut di wilayah Daerah. (2) Bupati atau Pejabat yang ditunjuk menetapkan retribusi PBG terutang der.gan menggunakan SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan. (3) Tata cara penerbitan dan penyampaian SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan diatur dengan Peraturan Bupati. Bagian Kedua Pembayaran Retribusi PB Pasal 12 (1) Pembayaran retribusi PBG dilakukan sekaligus atau lunas paling lambat 7 (tujuh) hari sejak SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan diterbitkan. (2) Pembayaran retribusi PBG sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan tanda bukti pembayaran dan dicatat dalam buku penerimaan. (3) Hasil penerimaan retribusi PBG disetor ke Kas Daerah paling lambat 1x24Jam. (4) Bentuk, isi, kualitas, ukuran, buku dan tanda bukti pembayaran, serta tata cara pembayaran ditetapkan dengan Peraturan Bupati. Bagian Ketiga Sanksi Administratif| Pasal 13, Dalam hal Wajib Retribusi PBG tidak membayar tepat pada waktunya atau kurang membayar, dikenakan sanksi administratif berupa bunga sebesar 2% (dua perseratus) setiap bulan dari Retribusi yang terutang yang tidak atau kurang dibayar dan ditagih dengan menggunakan STRD. Bagian Keempat Penagihan Retribusi PBG Pasal 14 (1) Penagihan retribusi PBG yang terutang menggunakan STRD dan didahului dengan surat teguran atau surat peringatan atau surat lain yang sejenis. (2) Surat teguran atau surat peringatan atau surat lain yang sejenis sebagai awal tindakan penagihan retribusi PBG diterbitkan 7 (tujuh) hari sejak jatuh tempo pembayaran. (3) Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari setelah tanggal surat teguran atau surat peringatan atau surat lain yang sejenis disampaikan, Wajib Retribusi PBG harus melunasi retribusi yang terutang. (4) Surat teguran, surat peringatan atau surat lain yang sejenis sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diterbitkan oleh Bupati atau pejabat yang ditunjuk, f M4 BAB VII KEBERATAN Pasal 15 (1) Wajib Retribusi PBG dapat mengajukan keberatan hanya kepada Bupati atau pejabat yang ditunjuk atas SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan, (2) Keberatan diajukan secara tertulis dalam Bahasa Indonesia dengan disertai alasan yang jelas. : (3) Keberatan harus diajukan dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) bulan sejak tanggal SKRD diterbitkan, kecuali jika Wajib Retribusi PBG dapat menunjukkan bahwa jangka waktu itu tidak dapat dipenuhi karena keadaan di luar kekuasaannya. (4) Keadaan di luar kekuasaannya sebagaimana dimaksud pada ayat (3) adalah suatu keadaan yang terjadi di luar kehendak atau kekuasaan Wajib Retribusi PBG. (5) Pengajuan keberatan tidak menunda kewajiban membayar Retribusi dan pelaksanaan penagihan Retribusi. Pasal 16 (1) Bupati dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan sejak tanggal Surat Keberatan diterima harus memberi keputusan atas keberatan yang diajukan dengan menerbitkan Surat Keputusan Keberatan. (2) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah untuk memberikan kepastian hukum bagi Wajib Retribusi PBG, bahwa keberatan yang diajukan harus ‘diberi keputusan oleh Bupati melalui Surat Keputusan Bupati. (3) Keputusan bupati atas keberatan dapat berupa menerima seluruhnya atau sebagian, menolak, atau menambah besarnya Retribusi yang terutang. (4) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) telah lewat dan bupati tidak memberi suatu keputusan, keberatan yang diajukar tersebut dianggap dikabulkan. Pasal 17 (1) Jika pengajuan keberatan dikabulkan sebagian atau seluruhnya, kelebihan pembayaran Retribusi dikembalikan dengan ditambah imbalan bunga sebesar 2% (dua perseratus} sebulan untuk paling lama 12 {dua belas) bulan. (2) Imbalan bunga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dihitung sejak bulan pelunasan sampai dengan diterbitkannya SKRDLB. BAB VII PENGEMBALIAN KELESIHAN PEMBAYARAN Pasal 18 (1) Dalam hal terdapat kelebihan pembayaran Retribusi, Wajib Retribusi PBG dapat mengajukan permohonan pengembalian secara tertulis dalam Bahasa Indonesia kepada Bupati. (2) Bupati dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan, sejak diterimanya permohonan _pengembalian _kelebihan_ pembayaran Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), harus memberikan keputusan. (3) Dalam hal jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (2) telah dilampaui dan Bupati tidak memberikan suatu keputusan, permohonan pengembalian pembayaran Retribusi dianggap dikabulkan dan SKRDLB harus diterbitkan dalam jangka waktu paling lama 1 (satu) bulan. (4) Dalam hal Wajib Retribusi PBG mempunyai utang Retribusi lainnya, kelebihan pembayaran Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) langsung diperhitungkan untuk melunasi terlebih dahulu utang Retribusi tersebut. (5) Pengembalian kelebihan pembayaran Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dalam jangka waktu paling lama 2 (dua) bulan sejak diterbitkannya SKRDLB. (6) Dalam hal pengembalian kelebihan pembayaran Retribusi dilakukan setelah lewat 2 (dua) bulan, Bupati memberikan imbalan bunga sebesar 2% (dua perseratus) sebulan atas keterlambatan pembayaran kelebihan pembayaran Pajak atau Retribusi.

100m? dan >2 lantei O17 ‘Keagamaan_ [e| - 7 i Rana = ewe Fae 0,3 _| Paktor Kepemian (at | ocangan/Badan 1 Sonal Buda 22 Cishe ‘Gande/ Sampuran : Lua «500 mo? Dan <2 Lan’ai — 'b. Laas >500 m? oe Senbaentl abel. Koetisien Sumiah santai Jamia ae Sumiah Lanai Samia semen Sapis+ (8) | 1.363 + op ‘ace Jumlah vanced a fi = 2208 5 rs 1.299) r ‘Basemen 1 lapia = = a iE H % ii8 2 1,090 26 1,722, = 1,120 bd 1,730, ~ 4,135 aa 1,738 S 1,162, t ae 1,746 . 1,197 ay) 1,754 E 1,236 so 1,761 2 1.265 a 1.768 1,299 a 1,775 1. 1,333, a 1,782 [ a aaa ad 1,789, r as 1,795 = = ae 1,801 a) 1,420 ro Teor ae 1445 a8 erst fe a ud 1818 fF 1669, so 1,823 aaa 1,508 a seaa ae 1,595 ry = 1s 1,541 = a7 + a LJ 1,841 ay 1,570 3S ees + — Se 1,849, 2 user | ST 1,853. 24 1,610 38 asa a 1,622 0 Tas 26 1,634 60 aes kis iia) 60+ (a) 1,862+0,003(0) 28 1.656 29 1,666 30 1.676 Keterangan : Untuk basemen disebut Koefisien jumlah lapis; Untuk lantai disebut Koefisien jumlah lantai; Koefisien jumlah lantai/lapis digunakan sesuai dengan jumlah Jantai atau lapis basemen pada bangunan gedung. . is basemen, koefisien ditambahkan 0,1 setiap lapisnya. jen ditambahkan 0,003 setiap lantainya. Diatas 3 lapi Diatas 60 lantai, koefis Koefisien Ketinggian BG = & Wuixkyy +5 aoixKB) CULL + SLBiy Keterangan : Li : Luas Lantai ke-i KL : Koefisien jumlah lantai LBi : Luas Basemen ke-i * Kbi : Koefisien Jumlah lapis IL. INDEKS BANGUNAN GEDUNG TERBANGUN (Ibg) ‘Tabel. Indeks BG Terbangun (Ibg) Jenis Pembangunan Indeks BG Terbangun Bangunan Gedung Baru 1 Rehabilitasi/Renovasi BG a. Sedang 0,45 x 50% = 0,225 b. Berat 0,65 x 50% = 0,325 Pelestarian /Pemugaran a. Pratama 0,65 x 50% = 0,325 b. Medya 0,45 x 50% = 0,225 c, Utama 0,30 x 50% = 0,150 Pj, BUPATI TEBO, ASPAN LAMPIRAN 11 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEBO NOMOR.... TAHUN 2022 TENTANG RETRIBUS! PERSETUJUAN BANGUNAN GEDUNG TABEL HARGA SATUAN RETRIBUSI PRASARANA (HSpoq) DAN INDEKS PRASARANA BANGUNAN GEDUNG (1) rm T J Os rn a | eaten fo ——— = t re ewe] teem mete |. sme =| est wa fc wae 1 tonne RpT 0mm? “Kenmnaha perbarnnan ‘lan Bes nncimt ° Towne wasn | ppteonnpn® eee | mine? « ‘Kamsrkel porter 7 . \ oaswamsoaas | ae peromset | tam | satan nace =a a} iw | emameean | esti amae | Some | om | ememceam oi = qasamvoss | easesonrozs a wm | Seapets we | emiteccnse | wae 7 — | essences 7 cement a) um | ceramense ow ‘mp imnane fm g Tomar pone ba oe foe © | eth enad/ sero —— femme memeiail Taped oe wee ie meme | foe . foo | see [oe = ey a ememcome | — | \ = a pecan el in Ea | | a SF Ps non ke — a pe | See + a remmenratemn) me | optameesn | atancacn | ee ae | | 1 ! i | | i — jn | ta | nei . Sr —Ts oo eee | tweerpe Foccone | wemomnn | tm | commen | erennan comp me | eee | ote A Ww wo | eateomeoas | ontsomaozis 700m 1 wea i = Seowre | tae | ottameoae | eamrone i} i betnepan date 10m oo i 4 I Resco0c00/me | 10 ons eso = 02725, ie eon 1 * | som | | — | i | | Menara bere ) | | 3) Reingpan ag auaatm Frasmonat | 100 | eassmoneosss | aasstoneorns |__| wees ae Bessoncoorann | 100 | ogssconnoas | oases ome 7 egmeoan dame Er Perveoomin | von | oataimsoam | onswmucozas Manes mane f ry Tt | | rmneda2s |p Loooceomnk | 100 | ons asomeoszs | oxsxsonsoazs i; | 1 b) Ketingsian 25- i i se toromompm | 100 | onsamonsoams | oasesonsonas \ | 3 ameom | spaooomorane | r20 | essen 008 7 | Tang ana taten bar rorsenacorme | 190 | oxssoncosas | o4sasoneomns 32 Rehan nae fam pr h wp 1000pm? roo | onssonsoass | oassumsoas | Sia ee ee ee Serene - }_ late 1 | 3 | Rone papnanl eine? a9 | apsxesoass | onssimeons | - 1 4 Pj. BUPATI TEBO, CONTOH PENGHITUNGAN RETRIBUSI PBG UNTUK BANGUNAN GEDUNG 1) Kasus rumah tinggal baru tipe 36 di Kabupaten Tebo Data Bangunan Fungsi 2 Hunian Luas Bangunan (Lit): 36m? * Ketinggian + 1 Lantai Lokasi : Kabupaten Tebo Xepemilikan + Pribadi SHST BG Sederhana_ : Rp. 5.030.000, Indeks Lokalitas : 0,5% Indeks terintegritas : 0,18 Fungsi | indeks | bp xIp Kiasifikas! dan Parameter Pungsi 0,3x1 = | Kompleksitas: Sederhana Rumah Tinggal | 0,15 | 9.3 Permanensi Permagee ,oo= | Ketinggian = Hee Kepemilikan : Perorangan (0,50 x 1,00 = 9,50 ¥ (bp x I) 12 | Faktor Kepemilikan -1 Dees nentegrast (th: 05 * 12x 1-018 rota) Lantai (Lit) x (indeke lokealitas * BS ° gritas (It) x Indeks BG { At Luas d HST) x Indeks Terinte Terbangun- Cara perhitungan nilai ¢ RP.144.864,. (ee 930.000,-)x0,18.x1 - ratus: empat Publ nibu delapan satus onan wh empat Tupiah) Puluh empat 1 studi kasus gedung restoran baru di Kabupatentebo pata Bangunan Fungsi : Usaha Luas Bangunan (Lit) ; 738 m2 Ketinggian +: 3 lantai Lokasi : Kabupaten Tebo Kepemilikan > pribadi SHST BG Sederhana : Rp.5.030.000,- Indeks Lokalitas : 01%. Indeks terintegritas : 1,092 Fungsi | Indeks bp xIp Kiasifikasi dan Parameter Fungsi ee 0,7 | 030'x2,00- 2°20 Tinggal 0,50 x 1,00= 1,12 E(bp x ip) 1,56 Faktor Kepemilikan (Perorangan) = 1 Indeks Terintegrasi (It): 0,7 x 1,56 x 1 = 1,092 Luas Total Lantai (Lit) x (indeks lokalitas x Cara perhitungan nilai gritas (It) x Indeks BG SHST) x Indeks Terinte ‘Terbangun 738 x (0.5% x Rp-5.003.000,+ * 1,092 x1 Rp. 4.083.656,- {empat juta lima P jima puluh enem rupiah) pj.BUPATI TEBO, 2 ASPAN uluh tiga ribu enam ratus LARD Dane Fad POR SAM ORBEA KARLIOATEN TRG NOMO® ae Hy Pearse, PETE ey PERSETUSUAN BANGUNAN GEDUNG OO PEAGHITONGAN RETPIBUSI PRG Oe PRASARANA BANGUNAN GEDUNG KOK OT Shei Peminatas/ Penahan /Pengamtan Sane Benen Berguntan » Pagar Voutie Ln : 16m dawg + Pembangunan Baru (Ibg = 1) HS g Rp 3.000,- jm Come petinnage nila: Volume \/) x ndeks Prasarana Bangunan Gedung |I\ x indeks BG Terbangun (Ibg) x Harga Satuan. Prasarana Bangunan Gedung (HSpbg} + 1Oxtel «5000 ¢ Ry60.000,- (lima pufufs ribu rapiahy Pj}, BUPATI TEBO, ASPAN Menimbang BUPATI TEBO PROVINSI JAMBI RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEBO NOMOR ... TAHUN TENTANG RETRIBUSI PERSETUJUAN BANGUNAN GEDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TEBO, : a bahwa dalam rangka menjamin kepastian dan ketertiban hukum dalam Penyelenggaraan Bangunan Gedung, setiap Bangunan Gedung harus | memenuhi _persyaratan administratif dan persyaratan teknis Bangunan Gedung; . bahwa dalam pemenuhan persyaratan yang diperlukan dalam penyelenggaraan bangunan gedung, maupun dalam pemenuhan tertib penyelenggaraan bangunan gedung untuk mewujudkan penyelenggaraan bangunan gedung yang tertib, baik secara administratif maupun secara teknis, agar terwujud bangunan gedung yang fungsional, andal, yang menjamin keselamatan, Kesehatan, kenyamanan, dan kemudahan pengguna, serta serasi dan selaras dengan jingkungannya diperlukan adanya pengaturan persetujuan Bangunan Gedung; bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 88 ayat (4) huruf a Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2022 tentang Hubungan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah, Pasal 347 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2021 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang BUPATI TEBO PROVINSI JAMBI RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEHO: NOMOR ... TAHUN ... TENTANG RETRIBUSI PERSETUJUAN BANGUNAN QEDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TEBO, Menimbang : hukum dalam Penyelenggaraan Bangunan Gedung hare administratif dan persyaratan tcknis Bangui b. bahwa dalam dalam penyelenggaraan bangunan pemenuhan tertib penyelenggaraan mewujudkan penyelenggaraan ban) baik secara administratif, maup terwujud bangunan menjamin keselamatan, kemudahan pengguna, lingkungannys dipert — pahwa dalam rangka menjamin kepaatian dan kete Bangunan Gedung, setiap memenuhi — perayaratan gedung yang fungsional, Kesehatan, kenyamanan, dan serta serasi dan selaras dengan kan adanya pengaturan persetujuan tiban nan Gedung: pemenuhan persyaratan yang diperlukan gedung, maupun dalam bangunan gedung untuk: gunan gedung yang tertib, un secara teknis, agar andal, yang Bangunan Gedung: ntuan Pasal 88 ayat (4) bahwe untuk melakeanakan keter Undane Nomor pumit # Undane 1 Tahun 2022 tentane

You might also like