HAMBATAN MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF
MATEMATIS:
‘Tri Nova Hasti Yunianta
Progdi Pendidikan Matematika Universitas Kristen Satya Wacana
trinova yunianta@ stafl.uksw.edu
Pola berpikir kreatif dalam matemauika dimulai dari adanya masalah matematta,
‘Memecatkan masalah matematika memerlukan kemampuan berpikir kreatif matematis.
Masalah yang muncul tidak selalu dapes diselesaikan dengan cara yang sama dengan
sebelumnya. Pengembangan kemampuan berpitir kreatif matematis ini dipertukan agar
siswa dapat menyelesatkan masalah-masalah Khususnya dalam matematika dengan
erbagai macam cara, Kemampuan ini sangat diperiukan siswa dalam mempelajari
‘matematika tanjut sehingga kemampuan ini perlu dikembangkan. Tidak mudah
‘mengembangkan kemampuan berpikir kreatif matematis seseorang. Twjuan penelitian
ini mengetahu hambatan-hambatan yang dihadapi dalam mengembangkan kemampuan
berpikir kreatif matematis. Ada lima aspek dalam berpikir kreaif yaitw kelancaran,
Keluwesan, keaslian, elaborasi dan sensitivizas dalam berpikir. Dara penelivian
diperoteh melalui observasi dan wawancara terhadap siswa SMA dan Mahasiswa.
Observasi dlakukan melalui keglaran perkuliahan maupun keglatan pembelajaran di
SMP maupun di SMA. Selain iw, untuk memperkuat data ditakukan telaah kajian teort
erpikir kreadf secara unum serta membandingkan dengan data di lapangan. Hasil
penelitian mendapatkan hasit bahwa fatsor dari dalam dan dari luar individu. Ada
‘ujuh hambaran wma dalam mengembangkan kemampuan berpikir kreaif matemasis
i dalam pembetajaran, Jika hambatan-hambatan ini dapat diatasi, seseorang akan
dopat mengembangkan kemampuan berpikir kreatif matematis dengan balk dan
‘membansu seseorang menemukan banyak solusi kreasif mengatasi permasalahan
tentang matematika. Kata Kunci: Hambatan, Mengembangkan, Kemampuan,
Berpikir Kreatif Matematis
PENDAHULUAN ‘mengungkapkan bahwa "Genius is 1% inspiration
Latar Belakang Masalah and 99% perspiration” (Monandar, 2009). Hal ini
‘Thomas Alfa Edison pernah melakukan —— menunjukkan bahwa daya juang seseorang itulah
banyak percobaan dalam langkah-menemukan
bolam lampu yang sekarang sangat penting bagi
kehidupan manusia, Thomas Edison pernah
mengalami kegagatan lebih dari 200. kali. Ta
‘yang paling besar dalam menentukan hasitnya,
‘Thomas Alfa Edison telah mencoba berbagai cara
agar la mendapatkan hasil yang baik. Diperlukan
kemampuan dalam berpikir kreatif agar la dapatmenciptakan benda yang bermanfuat, Temyata
ola Tampu menjadi alat yang sangat_penting
jalam kehidupan manusia.
Meskipun matematika _merupakan
pelajaran yang berisi konsep-konsep yang abstrak,
{etapi pengaruh matematika bagi kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi dapat dirasakan
sekarang ini. Oleh Karena itu matematika
merupakan ilu mendasar yang sangat_penting
untuk dipelajari. Pembelajaran matematika melatih
iowa untuk mampu berpikir logis, analitis,
sistematis, itis, dan kreatif, sera memiliki
(Depiknas, 2004).
matematika juga
‘mampubekerja sama
Mengeriakan soal-soal
memerlukan kemampuan berpil
kreatif agar
siswa dapat memecahakan masalah dalam
matematika
Menurut Martono (1999), pola berpikir
kkreatif dalam matematika dimulai dari adanya
masalah matematika. Pengembangan kemampuan
berpikir Kreatif matematis ini dipertukan agar
siwa dapat menyelesaikan masalah-masalah
Khususnya dalam matematika dengan berbagai
macam cara, Hal ini mendorong. siswa dalam
kehidupan sehari-hari, mereka mampu menemukan
solusi dari permasalahan-permasalahan yang
timbul dalam masyarakat,
Pengembangan
kemampuan — berpikir
kkreatif matematis ini sangat diperlukan agar siswa
dalam mempelajari- matematika lanjut, mereka
dapat menemukan solusi-solusi dari masalah yang
ada melalui cara-cara yang kreatif. Sama halnya
dengan ‘Thomas Alfa Edison dengan kerja keras
dan kreativitasnya, dia mampu_ membuat bolam
lamp.
demikian, tidak
mengembangkan kemampuan berpikirkreatif
Meskipun smudah
matematis seseorang, Baik di dalam pembelajara
i Sckolah, Keluarga maupun masyarakat, sering
kali ada tantangan yang harus.dihadapi_ untuk
berpikir kreatif
akan mengkaji
mengembangkan — kemampu:
seseorang, Artikel berikut i
tentang kemampuan berpikir kreatif matematis dan
tantangan mengembangkan kemampuan ini dilihat
dari faktor intern dan ekstern siswa.
Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis
Potur & Barkul (2009) mendefinisikan
berpikir kreatif adalah sebuah kemampuan kognitif
iI dan proses memecahkan masalah yang
memungkinkan individu menggunakan
intelegensinya dengan cara yang unik dan
rahkan menuju pada sebuah hasil. Berpikir
gen merupakan akar dalam menemukan
banyak jawaban yang mungkin untuk masalah
tertentu atau tugas terbuka (Kiehn, 2007). Guilford
menyatakan bahwa berpikir divergen dipandang
sebagai operasi mental yang menuntut penggunzan
kemampuan berpikir kreatif, meliputi kelancaran,
kelenturan, orisinalitas dan elaborasi: (Munandar,
2009)
Potur & Barkul (2009) menekankan bahwa
berpikir kreatif adalah kemampuan kognitif orisinil
ddan proses pemecahan masala, Siswa melibatkan
selurul kemampuan berpikimya untuk menemukan
jalan kepada solusi dari suatu- masalah yang
dihadapi, Meskipun terkadang terlalu banyak cara
‘akan menyulitkan sampai kepada hail akhir,namun dengan banyaknya —pilihan akan
memungkinkan siswa sampai kepada tujuan
dibandingkan siswa yang memang benar-benar
tidak memiliki cara untuk sampai kepada solusi
masalahnya, Oteh Karena itulah berpikir kreatif
ssangat penting dalam diri seorang siswa,
Menurut Livne (Mahmudi, 2010), berpikir
kreatif matematis merujuk pada kemampuan untuk
menghasilkan solust bervariasi yang bersifat baru
terhadap masalah matematika yang bersifat
terbuka, Aspek-aspek kemampuan berpikir krea
matematis, yaitu Kelancaran, keluwesan, keaslian,
elaborasi, dan sensitivitas (Munandar, 2009;
Evans, 1991;
tersebut
Mann, 2005). Melati aspek-aspek
berpikir —kreatif dapat diukur
kketercapaiannya dengan mengidentifikasi melalui
pertanyaan terbuka,
Kelancaran berkaitan dengan kemampuan
untuk membangkitkan dengan mudah sejumlah
kepada
kemampuan untuk membangkitkan banyak ide.
besar ide-ide.
Keluwesan _ merujuk
Keluwesan merupakan basis Keaslian, Kemurnian,
dan penemuan. Keaslian merupakan kemampuan
untuk —menghasilkan ide-ide war bisa,
memecahkan masalah dalam cara yang luar biasa,
‘atau menggunakan hal-hal atau situasi dalam cara
‘yang luar biasa, Elaborasi merupakan kemampuan
sescorang untuk mengirimkan rincian guna
melengkapi hubungan yang ada atau bentuk yang
terkerangka, lah adalah
kemampuan untuk mengakui bahwa sebuah
Sensitivitas — m:
masaluh ada atau menembus rincian-rincian dan
faktacfakta yang menyesatkan untuk mengakui
masalah nyata itu (Evans, 1994: 46-53).
Jad kemampuan berpikir kreatit matematis
dapat diukur berdasarkan tingkat Kelancaran,
keluwesan, orisinalitas, elaborasi dan sensiivitas
dari
iswa, Hal ini yang akan menjadi aspek-aspek
pengukuran di dalam penyusunan intrumen
penelitian untuk mengukur kemampuan_berpikir
eat siswa. Berikut ini disajikan tabel perilaku
berpikir kreatif dan artinya menurut aspek-aspek
yang diukur (Munandar, 2009: 192)
Tabel 2.3,
Perilaku Berpikir Kreatif dan Artinya menurut
Aspek-aspek yang Diukur
‘Sumber: Munandar (2009); Evans (1994)
No. Acti
“T Bapikir __-_menghasilkan banyak
lancar gagasan/jawaban yang
relevan,
anus pemikiran lancer
2. Berpikir ~ menghasitkan gagasan-
luwes gagasan yang beragam
(Gleksibel) ‘mampu mengubah cara
atau pendekatan
> arah pemikiran yang,
berbeda
3. Berpikir ‘memberikan jawaban
orisinil yang tidak ang,
Tain dari yang lain, yang
Jjarang diberikan
kebanyakan orang.
4. Berpikir ~ mengembangka
texperinei ‘menambah, memperkaya,(claborasi) suatu gagasan
~ memperinei detail-detail
~ memperluas suatu
eagasan
5. Sensitivitas —- kepekaan teshadap
smasalah
= memiliki kepekaan
terhadap Tangkah-
langkah jawaban yang
‘mengarah kepada
‘ujuan/hasil akhir
Guilford (Munandar, 2009) membedakan antara
aptitude dan non-uptitude traitsnon-aptitule
merupakan sraits yang berhubungan dengan
kkreativitas. Apritude berhubungan dengan berpikir
kreatif siswa dan non-apritude — berhubungan
dengan sikap kreatif siswa, Meskipun kreativitas
ipengaruhi oleh kedua hal tersebut, namun pada
dasamnya berpikir kreatif siswa merupakan awal
dari hasil_kreativitas
‘a, Pentingnya. berpikir
reat juga telah diteliti oleh banyak orang seperti
Guilford, Munandar dan Cropley
(Munandar, 2009). Hal inilah yang mendorong
Torrance,
perl
mengembangkan kemampuan berpikir kreatif
matematis,
‘Mengembangkan Kemampuan Berpikir Kreatif
Matematis
kreatif matematis.
Kemampuan — berpikir
bukanlah sebuah kemampuan yang dimiliki
ecara alami, melainkan perlu dilatih
dikembangkan. Masalah dalam
rari
dan terus
kehidupan set kan
Wak yang. membi
penyelesaian secara matematis agar mendapatkan
cfisiensi dan penghematan yang herarti, Sebuah
contoh adalah dengan memanfaatkan teori
Lagrange dalam menghitungkan —penghematan
membuat tempat sampah sebagai proyek yang
harus dikerjakan mahasiswa (Stewart, 2003409),
Proyek ini diberikan agar siswa dapat
membuat kontainer tempat sampah dengan desain
dari mahasiswa, Setelah itu,
jswa diminta
untuk menghitung penghematan yang dapat dibuat
setelah_menggunakan penerapan teori Lagrange
dalam penentuan ukuran Kontainer tempat
samapah, Proyek semacam ini diharspkan dapat
bemikir kreatif
matematis. siswa, Kemampuan berpikir kreatif
menekankan pada cara
menghasilkan solusi bervariasi yang bersifat bara
mengembangkan kemamn
matematis lebih
terhadap masalah matematika yang bersifat
terbuka
Jika kemampuan ini dimiliki mahasiswa/siswa
‘maka harapannya mereke dalam aplikasi untuk
ehidupan sehari-hari mereka dapat menemukan
solusi-solusi yang kreatif. Bukan itu saja, menurut
‘Treffinger (Munandar, 2009) mengatakan bahwa
pribadi yang kreatif biasanya lebih terorganisasi
dalam tindakan. Biasanya anak yang kreatif selalu
ingin tahu, memiliki minat yang tas, dan
menyukai kegemaran dan aktivitas yang kreatif
Munandar (2009: 35) menambahkan bahwa anak
dan remaja yang kreatif biasanya cukup mandiri
dan memitiki rasa pereaya ditt.
banyak
mengenai cara mengembangkan kemampuan
bompikir kreatif. Masih sedikit yang fokus kepada
Beberapa buku mendiskusikankemampuan berpikir kreatif matematis. David J.
Schwartz menyatakan —bahwa dalam
mengembangkan kemampuan berpikir kreatif ada
3 langkah yang dapat digunakan juga dalam
mengembangkan kemampoan bespikit kreati
matematif. Adapun 3 langksh menurat Schwartz
(2007) adalah sebagai berikut: 1) percaya bahwa
sada solusi dari setiap_permasaahan; 2) jangan
Diarkan tradi
melumpuhkan_pikiran kreatif; 3)
praktekkan bertanya dan mendengarkan,
Ketiga fangkah tersebut dapat juga digunakan
sebagai langkah untuk mengembangkan
kemampuan berpikir kreatif matematis. Langkah
hendak
menyelesaikan masalah matematika, mereka harus
dapat mereka takukan
‘untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi. Oleh
pertama, —ketika —-mahasiswa/siswa
percaya bahwa ses
Karena itu, masalah mat
natis tersebut pasti dapat
diselesaikan, Hanya saja cara yang digunakan
mungkin dapat bervariasi
Langkah Kedua untuk tidak membiarkan
tradisi melumpubkan pikiran maksudnya adalah
Ketika
kalkulus,
bersikap — menerima
mahasiswa _menyelesaikan —soal-soal
gagasan baru.
integral Tipat dua dengan koordinat _ kutub,
sebagaian besar mahasiswa menyebut bahwa soal
itu sulit untuk diselesaikan, Kata soal itu sulit
merupakan tradisi yang dianggap muhasiswa
sebagai sesuat hall yang mereka selalu hadapi.
‘Meskipun memang sulit untuk diselesaikan, pada
dasamnya soal-soal tersebut dapat diselesaikan,
Oleh karena itu,
janganbiarkan—tradisi
melumpuhkan pikiran Anda.
Langkah ketiga untuk mengembangkan
kemampuan berpikir kreatif adalah dengan cara
prakickkan bertanya dan mendengarkan, Ketika
menyelessikan masalah perl mempraktekkan
untuk banyak menerima masukan dari sumber
belajar. Selain bertanya, mahasivwalsiswa_peclu
juga mendengarkan gagasan yang diberikan orang
lain untuk menyelesaikan masatah, Metalui
Kegiatan ini diharapkan-mahasiswalsiswa dapat
melatih kemampuan berpikir kreatif mereka
berkembang, Masalah matematika yang sulit, perla
dliselesaikan dengan mengkombinasikan jawaban
‘melalui bertanya dan juga mendengarkan gagasan
orang. Kemampuan berpikir kreatif_ matematis
dapat dikembangkan melalui proses bestanya dan
mendengarkan ini, Meskipun pada awalnya mereka
seolah-olah mendapat jawaban yang sama dengan
orang lain, tetapi melalui Kombinasi cara. yang
iperoleh, mereka bisa mendapatkan solusi yang
bervariatf.
Rumusan masalah
Rumusan masalah dalam artikel ini adalah hal-al
apa yang —menghambat seseorang dalam
mengembangkan kemampuan berpikir kreatif
matematis
Tujuan
Sejalan dengan rumusan masalah yang telah
diuraikan sebelumnya, tujuan dari penulisan artikel
ini adalah untuk mengkajihambatan-hambatan
seseorang mengembangkan kemampuan berpikir
rvatif matematis.
Manfaat
Artikel ini diharapkan dapat memberikan manfaat
jika hambatan dalam mengembangkan kemampuanbempikir kreatif matematis telah diketahui, tangkah
selanjunya adalah mencari solusi_penyelesaian
dari hambatan yang ada.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini termasuk jen
penelitian kualitatit
Data diperoleh dengan wawancara dan observasi
lapangan. Sebelum melakukan kegiatan dilapangan
dilakukan telaah kajian teori dahula tentang,
kemampuan berpikir kreatif secara umum. Subyek
iswa SMAN 2 Salatiga dan
iswa SMAN 3° Salatiga serta mahasiswa
Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan
imu Pendidikan Universitas Kristen Satya
penelitian diambil dari
Wacana.
HASIL PENELITIAN
Melalui wawancara dan observasi ditemukan
hambatan dalam
beberapa fakta_mengenai
mengembangkan kemampuan berpikir rea
matematis. Adapun data-data yang diperoleh dari
subyek pertama adalah dikarenakan pikiran blank,
‘materi yang dipelajari lupa, waktu yang terbatas,
‘ada perasaan takut salah dalam menyelesaikan
masalah matematika, konsep belum — kuat,
kurangnya latihan mengerjakan soal, ering
terpaku ramus, faktor—ingkungan juga
mempengaruhi, kecapekan, cepat puas dir
Melaui subyek kedua diperoleh data bahwa
yang menghambat adalah wawasan Kurang, cuek,
tidak ingin tahu, budaya Ujian Nasional, hanya
‘menghafal rumus, wawasan Kurang, malas, takut
salah, perasaan kalah sting, Kebiassan tidak
Kreatif, masala waktu yang. terbatas. Subyek
ketiga menyatakan bahwa ini disebabkan oleh
ada yang
energi yang terbatas,
ketakutansendiri arena susah,
mengganggu Konsentra
kalau sudah diberikan satu contoh akan lebih suka
sesuai dengan contoh aja, tidak terbiasa
melakukan hal kreatif dalam matematika, tradi
yang diturunkan oleh guru dan waktu yang sedikit
sehingga membuat panik.
Subyek keempat menyatakan bahwa hal ini
disebubkan oleh ketika melihat soal atau masalah
langsung malas berpikir, malas memahami soa!
‘atau masalah, kalau sudah bisa kenapa harus cari
cara lain, lebih fokus ke rumus daripada
‘memikirkan altematif cara lain, kurang latihan,
puas diri, waktunya yang terlalu singkat. Subyek
kelima menyatakan bahwa hal ini dikarenakan
belum memahami dasar/konsepnya, mudah bosan,
bingung caranya sehingga _menjadikan malas,
Tatihan, tidak — suka
pokoknya harus dengan cara i
kurangnya ‘matematika,
atu cara yang
dianggap biasa), waktu yang tidak tepat atau
terbatas,dikritik oleh orang Iain,
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi,
diperoteh ada dua faktor yang menghambat siswa
atau mahasiswa-mengembangkan kemampuan
berpikir kreatif matematis yaitu faktor dari dalam
ddan faktor dari uar. Tabel 1 memberikan
gambaran-mengenai faktor dari dalam individu
‘yang menjadi hambatan,
Tabel 1
Tenis Deskripsi Hambatan
hambatan
Pikiran pikiran Blank, ada yang
‘mengganggu konsentrasi,ingung caranya —sehingga
‘menjadikan malas, tidak suka
Adapun faktor dari tuar dri individu disajikan
pada Tabel 2.
matematika Tabet 2
Malas Thateri yang dipelajani Tupa, | { Jenis hambatan Deskripsi Hambatan
kurangnya latihan mengerjakan | | Rritikan Gikritik oleh orang Tain
soal, malas berpikir, malas | | Lingkungan Tingkungan usa
memahami soal atau masalah, ‘mempengaruhi
urangnye latihan, Kurang latinan
Kebiasaan | Cuek, tidak ingin tahu, budaya| — DISKUST
Ujian Nasional, hanya menghafal | Hambatan Mengembangkan — Kemampuan
rumus, Kebiasan tidak kreatif, | Berpikir Kreatif matematis
kalau sudah diberikan satu contoh, Berpikirkreatif matematis sangat erat
‘akan lebih suka sesuai dengan | kaitannya dengan adanyamasalah matematika.
contoh saja, tidak terbiasa | Polya (1985) _mengajukan empat langkah fase
melakukan hal kreatif dalam | penyelesaian masalah yaitu memahami masala,
‘matematike, tadisi_— yang |—-merencanakan—_penyelesaian, _ menyelesaikan