You are on page 1of 15
ISLAMIKA STRATEGI GURU DALAM PENERAPAN METODE BISIK BERANTAI UNTUK KETERAMPILAN MENYIMAK DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS IV SDN 195 PEMATANG KANCIL ‘M. Febui Afsan’, Risma Anggreyani’, Syaftida Dwi Hestiana’, Syahuial’, Silvina D loviyanti® Universitas Jambi mhdfebriatsan@gmail.com, anggreyanitisma30@gmail.com Abstract This study aims to describe re application ofthe wbinperchain method ro lening skills in Indonesian Language learning in elementary rs that ingluens it. This rscarch is a quakiatioe nscarch. This research is a iterative study, namely researc that ‘examines research jourwals and atber sources related ta improving lsening shils by sing the ahigper chain meted based on the field in the journal article. The obtained from research results on the tic ofthe whisper-chain method in improving listening ils in eementary acboals in Indonesia sich bave been pubied in varius online journals indeed by Google Scholar. The nunber of journals obtained is 3 researc journal that have deen selece accoring tthe research a journal review consisting of 5 journals studied im the form of clessroom action research and qualitative from 2013 to 2016 it can be concluded thatthe application of bain meted for listening oils Indonesian language learning that what the teacher did mas in asordance wit the learning ‘heals and the ta in this study were Based on the results of procedures but in terms of material selection is notin accordance with the material characteristics ain whisper metbod. The influencing factors ‘and attention, the condition situation, ecltes or injrastructure, the teacber which includes the teacher's educational background and teaching skill, Keywords: rete objective factor, the students interest pplication, Whisper Chain Metta, Listening Stille Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penerapan metode bisik berantai untuk keterampilan menyimak dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah dasar dan Enktor-faktor apa saja yang mempengaruhinya. Peneltian ini merupakan penelitian kmalitatif. Penelitian ini bessifat studi pustaka yaitu penelitian yang mengkaji jurnal-jumnal penelitian dan sumber-sumber lainnya yang berkaitan dengan peningkatan keterampilan menyimak dengan menggunakan metode bisik berantai berdasarkan lapangan yang, ada di artikel jurnal. Data dalam penelitian ini diperoleh dati hasil-hasil penelitian pada topik metode bisiks berantai dalam Volume 4, Nomor 2, April 2022; 119-133 MM. Febd Afsan, Risma Anggreyani, Syaftida Dwi Hestiana, Syahrial, Sivina Noviyanti peningkatan keterampilan menyimak pada sekolah dasar di Indonesia yang telah dipublisasikan pada berbagai jurnal online yang terineleks google scholar. Jumlah jusnal-jurnal yang diperoleh yaitu sebanyak 3 juunal penelitian yang telah diseleksi sestai dengan topik penelitian Berdasarkan hasil review jumal yang tercisi dari 3 buah juumal yang diteliti bermpa penelitian tindakan kelas dan knalitatif dari tahun 2013 bingga 2016 dapat disimpullsan balwa penerapan metode bisik berantai untuk keterampilan_menyimak dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, bahwa yang dilakukan guru sudah sesuai dengan prosedur pembelajaran namun dalam thal pemiliian materi tidak sesuai dengan karakteristik materi metode bisik berantai. Faktor-faktor yang mempengarmhi yaitn faktor tajuan, siswa yang terdiri daci minat dan perhatiaa, situasi kondisi, fasilitas atau sacana dan prasacana, gum yang meliputi latar belakang pendidikan gua dan ketecampilan mengajar. Kata Kunci: Penesapan, Metode Bisik Berantai, Keterampilan Menyimak PENDAHULUAN Kemampuan jalah suat Keadaan dimana seseorang memiliki daya untak melaksanakan atau membuat, melakukan satu hasil dari bush pemahamannya terhadap sesuatn, sebagaimana menurut Pati, 1992-17 “kemampuan adalah daya upaya untuk melaksanakan snatt tindakan sebagai hasil dati pembawaan dan latihan”. Keterampilan atau kemampuan, dikenal pula dengan kata cekatan yang berarti cerdii dan cepat dengan nmudah dapat menim. Selanjutnya, Abidin (2015:93) mengatakan bahwa “menyimak dapat diastikan sebagai kegiatan aktif yang dilakukan secara bersungguh-sungguh untuk memahami pesan yang terkandung dalam bahan simakan yang diperdengarkan secara lisan”. Jaci, keterampilan menyimak beratti kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik dalam memahami suatu pesan atau informasi dengan cepat atau cekatan yaitu dengan mendengarkan bahan simakan, Menyimak adalah “suatn proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang_ Jisandengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, sevta intexprestasi untuk memperoleh informasi, mennagkap isi atan pesan serta memahami makna komunikasi yang telah disampaiksan oleh sang pembicara melalui ujaran atan bahasa lisin” (Putt, 2018:215) Menurut Tatigan “Menyimak mermpakan suata proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh peshatian, pemahaman, apsesiasi, serta interprestasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan, sertamemahami makna komunikasi yang telah disampaikan sang pembicara melalui ujaran atau bahasa ISLAMIKA ; Juunal Keislaman dan Imu Pendidikan MM. Febdi Afsan, Risma Anggreyani, Syaftida Dd Hestiana, Syalsial, Silvia lisan” (Tarigan, 201 31). Memurut Natasasmita menyimak adalah mendengar secara Khnsus dan terpusat pada objek yang disimak. Menyimak dapat didefinisikan suata aktivitas yang mencakup kegiatan mendengar dan bunyi bahasa, mengidentifikasi, menilik, dan mereaksi atas makna yang terkandung dalam bahan simakan, Menyimak memiliki kandungan makna yang lebih spesifik bila dibandingkan dengan istilah mendengar dan mendengarkan. Moeliono menjelaskan bahwa mendengar diartikan sebagai menangkap bunyi (suara) dengan telinga. Mendengarkan_ berarti menangkap sesuatu (bunyi) dengan sungguh-sungguh, Berbeda halnya dengan menyimak, “Menyimak berarti memperhatikan baik-baik apa yang diucapkan atau dibaca orang” (Hindun, 2013:182-183) Kemampuan menyimak ialah faktor penting bagi keberhasilan seseorang dalam belajar membaca secara efektif (Tarigan, 2014:5). Ketecampilan menyimak mempakan sebuah bentuk keterampilan berbahasa yang bersifat reseptif Hardini & Puspitasaui, 2012 (dalam putti, 2018) Menyimak ialah suatu proses Kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apsesiasi, serta interptestasi untuk memperolel infoumasi, menangkap isi atau pesan serta memahami makna komnnikatif yang telah disampaikan oleh sang pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan (Tatigan, 2014:4). Salah satu keterampilan berbahasa yaitu keterampilan menyimak. Keterampilan menyimak adalah satu bentuk keterampilan berbahasa yang bersifat reseptif, Menyimak sangatlah penting dalam kehidupan manusia, Karena melalui kegiatan menyimak, kita dapat mengetalmi beberapa informasi yang diperukan dalam kehidupan sehasi-hari (Iskandarwassid dan Sunendar, 2011: 227). Bahasa reseptif yaita kemampuan memahami dan mengingat apa yang diucapkan oleh orang lain. Bahasa reseptif ini dimnlai dati mendengarkan kemudian melakukan proses interprestasi terhadap informasi yang datang dan dibanta dengan kemampuan Konsentrasi, perhatian, yang stngguh-sunguh agar dapat memproleh sebuah pemahaman yang benar (Madyawati, 2016) Pembelajaran bahasa Indonesia menganut pendekatan komuniatif, Menurut Djuanda (2014:47), “pendekatan Komunikatif merupakan pendekatan yang dilandasi oleh pemikiran bahwa kemampuan menggunakan bahasa dalam berkomunikasi memupakan tujuan yang harus dicapai dalam pembelajaran bahasa.” Tujuan MM. Febd Afsan, Risma Anggreyani, Syaftida Dwi Hestiana, Syahrial, Sivina Noviyanti pembelajarannya pun diarahkan pada kemampnan menggunakan bahasa dalam Konteks Komunikasi. Maka, ctang lingknp pembelajaran bahasa Indonesia meliputi empat keterampilan berbahasa, yakni keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Berdasackan observasi awal melalui observasi, wawancara dan kegiatan ‘mengamati yang telah dilakukan di SD Negeri 195 Pematang Kancil khusnya kelas TV dengan gum Kelas dijelaskan bahw: kemampvan masing-masing peserta didik dalam belajar berbeda-beda, Terdapat peserta didik yang mudah dalam menangkap dan memahami materi pembelsjaran, namun tak sedikit pula peserta didik yang membutuhkan waktu atanpun usaha ekstra agar dapat mengerti. Masih banyak peserta didik yang tidak menyimak gum pada saat pembelajaran berlangsung, ketika gura menanyakan Kembali kepada peserta didik tidak bisa menjawabnya. Sehinggah pembelajaran tidak berjalan dengan baik. Peneliti mendapati keterampilan menyimak peserta didik masih pera ditumbuhkan lagi, Karena peserta didi knrang antusias dalam pembelajaran menyimak, tingkat pemahaman, konsentrasi peserta didik masih rendah, Berdasarkan uraian tersebut, pera adanya solusi dalam upaya meningkatkan Keterampilan menyimak isi teks bacaan peserta didik di kelas IV SD Negeri 195 Pematang Kancil. Salah satu alternatif untuk meningkatkan keterampilan menyimak isi teks bacaan yaita dengan mengguankan tenik bsisik berantai. Menurut Tarigan (2014) “penerapan teknik bisik berantai ini dimaksudkan untak membangkitkan keberanian pesesta didik dalam berbicara. Jika peserta didik telah menunjukkan keberanian, diharapkan kemampuan menyimak menjadi meningkat. Keterampilan menyimak ini harus diasah dan dilatih dati dasar atau dati awal agar peserta didik terbiasa sehingga memiliki keterampilan menyimak yang tinggi dan baik. Hal tersebut disebabkan oleh rendahnya tingkat Konsentuasi peserta didik dan mereka merasa takut Ketika diminta untuk menyimak sebuah teks bacaan, Dalam mengatasi hal tersebut salah satu metode pembelajaran yang diguaakan adalah metode game's “pesan berantai”. ‘Metode dalam penelitian sangat diperlukan, Karena dengan metode dapat memecahkan masalah serta tujuan yang ingin dicapai dalam suata penelitian. Oleh ISLAMIKA ; Juunal Keislaman dan Imu Pendidikan MM. Febdi Afsan, Risma Anggreyani, Syaftida Dwi Hestiana, Syabrial, Sivina Noviyanti karena itu, dalam stat penelitian hams mengikuti dan memilih metode yang tepat berdasarkan aturan tertentu untuk mencapai hasil yang optimal. Menurat Sugiyono (2010:2), metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Salah sam teknik yang dapat dignnakan gue adalah teknik bisik berantai. ‘Teknik ini seperti permainan membisikkan pesan atan informasi kepada orang lain atau teman sekelompok, Jadi, dalam teknik ini peserta didik tidak hanya berlatih berbicara menyampaikan pesan atau informasi tentang matesi yang dipelajaci saja, akan tetapi peseta didik juga akan berlatih untuk menyimak pesan atan informasi apa yang disampaikan oleh temannya tersebut, Sehingga melalui teknik ini peserta didik diharapkan lebih terampil dalam menyimak isi teks bacaan tentang materi yang sedang dipelajari, Karena kelebihan dapat mengatasi masalah karena itu dapat meningkatkan kemampuan menyimak peserta didik menggunakan teknik permainan berbisik berantai pada pembelajasan Bahasa Indonesia Indonesia di kelas IV SDN 195 Pematang Kancil Dalam artikel penelitian Faridah & Suprawoto (2015:8) menerangkan dalam suatu permainan mendengar berantai atau berbisik berantai adalah permainan menyampaikan informasi dengan cara berbisik dari siswa satu Kesiswa lainnya dengan cepat dan cermat. Pemain pertama menerima informasi dari gum, kemudian menyampaikan kepada pemain kedua, demikian juga seterusnya. Pemain terakhir kemndian menyampaikan kepada gum kembali atau menulis informasi tersebut dipapan tulis, Berdasarkan latar belakang tersebut, moka penelitian akan melaiukan penelitian yang berjudul “Stiategi guru dalam Penerapan Metode Bisik Berantai untuk, Keterampilan Menyimak dalam Pemebalajaran Bahasa Indonesia di Kelas IV SDN 195 Pematang Kancil” METODE, Pendekatan dan Jenis Penelitian Volume 4, Nomor 2, Apsil 2022 MM. Febd Afsan, Risma Anggreyani, Syaftida Dwi Hestiana, Syahrial, Sivina Noviyanti Adapun metode penelitian kajian pustaka atan studi kepustakaan yaitu berisi teosi teori yang relevan dengan masalah-masalah penelitian. Pada bagian ini dilakukan pengkajian mengenai konsep dan teori yang digunakan berdasarkan dteratur yang tersedia, terutama dati artikel-artikel yang dipublikasikan dalam berbagai jurnal ilmiah. Kajian pustaka besfungsi untuk membangua Konsep atau teori yang menjadi dasar studi dalam penelitian. Kajian pustaka atan studi pustaka merupakan kegiatan yang diwajibkan dalam penelitian, Kimususnya penelitian akademik yang tujnan utamanya adalah mengembangkan aspek teoritis maupun aspek manfaat praktis. Sehingga dengan menggunakan metode penelitian ini penulis dapat dengan mudah menyelesaikan masalah yang hendak diteliti. Teknik Pengumpulan Data Adapun metode pengumpulvan data penelitian ini diambil dasi sumber data, yang dimaksnd sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh. Apabila peneliti_menggunakan dokumentasi, maka doknmen atau catatanlah yang menjadi sumber data, sedangkan isi catatan subjek penelitian atau ‘variable penelitian. Dalam penulisan skripsi ini sumber data yang akan peneliti gunakan yaitu Sumber Primer dan Sumber Sekunder. Teknik Analisis Data Setelah keseluruhan data terkumpul maka langkah selanjutnya penulis menganalisa data tersebut sehingya ditarik snatu_ Kesimpnlan, Untuk memperoleh hasil yang benar dan tepat dalam menganalisa data, pemulis menggunakan teknik analisis isi. Analisis isi (Coment Anajsis) adalah penelitian yang bersifat pembahasan mendalam terhadap isi suatn informasi tertulis atau tercetak di media massa, Analisis isi dapat digunakan untuk menganalisa semua bentuk komunikasi, baik swat kabar, besita sadio, ian televisi manpun semua baban dokumentasi yang hhinnya. Sedangkan Kaitannya dengan pembahasan yaita sebagai salah satu upaya penulis dalam memudahkan pemahaman dengan cata menganalisa kebenarannya ISLAMIKA ; Juunal Keislaman dan Imu Pendidikan MM, Febdi Afsan, Risma Anggseyani, Syaltida Dud Hestiana, S melalui pendapat dati gnu yang kenmdian diambil makna dan intisasi dasi pendapat guon tersebut, yang berkenaan dengan strategi dalam meningkatkan Keterampilan menyimak. Adapun langkah- langkah strategis dalam penelitian analisis isi, sebagai berikut Pertama, Penetapan desain atan model penelitian, Disini ditetapkan beberapa media, analisis perbandingan atau korelasi, objeknya banyak atau sedikit dan sebagainnya. Kedua, pencatian data pokok atau data primer, yaitu teks senditi, Sebagai analisis isi, teks mempakan objek yang pokok, bahkan terpokok. Pencarian dapat dilaknkan dengan menggunakan lembar formulir pengamatan tertentu yang sengaja dibuat untuk keperluan pencatian data tersebut. Keriga, pencatian pengetaluan konstektual agar penelitian yang dilakukan tidak berada diruang hampa, tetapi terlihat kait- mengait dengan faktor-faktos lain. HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 1 Hasil Penelitian yang Berhubungan dengan strategi guru dalam, meningkatkan keterampilan menyimak. No. | Peneliti Judul Tahun Hasil @l ® @ @ © 1 | Diab Upaya meningkatkan | 2018 |Pembelajaan dengan mengguaakan Annisa | keterampilan media -boneka—tangan dapat Resti menyimak — melalui meningkatkan keterampilan menyimak media boneka tangan siswa. Selama menggunakan media di kelas 2 SD Negeri boneka tangan, siswa teulihat lebih Banjaaa —_Knlon antusias dan aktif dalam mendengarkan Progo cetita Karena boneka bisa berperan dalam casting bentuk, suara, gerakan yang dihubungkan dengan cetita. Selain itn jnga dapat dilihat dari hasil rata-rata keterampilan menyimak siswa pada kondisi awal ait sebesar 57,2 meningkat menjadi 64,4 (meningkat sebesar 7,2) pada sikus I, kemndian meningkat lagi menjadi_—87,2 (meningkat sebesar 22,8) pada siklus IL 2 [Adan | peningkatan 2013 | Keterampilan gum siklus I pertemuan 1 Rahmawati | keterampilan sebesar 23 (sategori cukuup), pertemman Volume 4, Nomor Apel 2022 MM. Febd Afsan, Risma Anggreyani, Syaftida Dwi Hestiana, Syahrial, Sivina Noviyanti menyimak dongeng melalui: model paired storytelling dengan media wayang kartun, pada siswa Kelas II SDN Mangunsari Semarang 2 sebesar 28 (kategon balk), sikius IT pertemnan 1 sebesar 32 (Kategori baik), pertemnan 2 sebesar 35 (Kategori sangat baik). Hasil aktivitas siswa siklus T pertemuan 1 sebesar 17,33 (Kategori cukup), pertemnan 2 sebesar 19,34 (Kategori baik), sedangkan siklus IL pertemman 1 sebesar 22,55 (Kategori bbaik), dan pestenman 2 sebesar 24.38 (Kategori sangat baik). Kemntasan hasil belajar siswa pada siklus I pertemuan 1 sebesar 59,10%dengan nilai rata-rata 67,27, pertemuan 2 sebesar 68,2% dengan rata-rata 70,9. Sedangkan silus II pertemvan 1 sebesar 77,3% dengan rata-rata 73,8, dan pada pertemuan 2 sebesar 90,9% dengan rata-rata 85,4 3 | Fadiya | upaya meningkatkan Sabillah | keterampilan menyimak cerita anak melalui media animasi audio visual di kelas V SD Negeri Cipete Selatan 04 Pagi Jakarta Selatan Tahun 2012/2013 2013 pembelajaran dengan menggunakan media animasi audio visual dengan prosedur menayangkan cerita anak melalui media animasi audio. visual, Kemudian —menjawab —_pertanyaan berdasarkan cerita anak tersebut, selanjutnya presentasi hasil menyimak dan diskusi, dapat _meningkatkan keterampilan menyimak cerita anak. Hal tersebut dapat dilihat dati hasil rata-rata keterampilan menyimak cerita anak pada kondisi awal sebesar 43,06 meningkat menjadi 70,37 (meningkat sebesar 27,31) pada siklus T, kemudian meningkat igi menjadi 90,18, (meningkat sebesar 19,81) pada siklus I. Hasil siset pestama dijelaskan bahwa keterampilan menyimak siswa kelas 2 SD Negeri Banjaran masih rendah, Kondisi ini telihat ketika guru sedang menceritakan dongeng “Si Kintan”, gm tidak menggunakan media pembelajaran yang menacik dan hanya membacakan teks saja, Padahal siswa sekolah dasar masih berada dalam tahap operasional konkrit menurut Piaget yang dikutip dalam (Dirman, 2014: 41-42) yaita segala sesnatm dipahami sebagaimana yang tampak saja atau Kenyataan yang ISLAMIKA ; Juunal Keislaman dan Imu Pendidikan MM. Febdi Afsan, Risma Anggreyani, Syaftida Dwi Hestiana, Syabrial, Sivina Noviyanti mereka alami, Hal tersebut menyebabkan siswa Kurang tertarik dan bosan untuk mendengarkan dongeng yang disampaikan oleh gum, Hal ini senada dengan Tarigan, (2014:105-115) bahwa kebosanan dan kejenuhan menyebabkan tiadanya perhatian sama sekali pada pokok pembicaraan, Akibatnya siswa menjadi berbicara sendisi dengan temannya, meletakkan kepala di atas meja dan bermain sendisi, sehingga pembelajaran menjadi tidak kondusif. Hal ini: menyebabkan siswa menjadi menyimak dengan pethatian dangkal karena seting mendapat gangguan dengan adanya selingan- selingan pethatian kepada hal-hal ci lua pembicatsan (dalam Tatigan, 2014: 31-32). Selain itn, kuzangnya minat siswa dalam menyimak dongeng ini menyebabkan hasil belajar siswa menjadi rendah, Hasil tes pada pra siklus ini hanya memiliki nilai rata-rata 57,2. Kemndian persentase ketuntasan siswa Kelas 2 SD Negeri Banjaran hanya mencapai 22,2 % sedangkan persentase siswa yang belum tuntas mencapai %, Artinya dati 9 siswa Kelas 2 SD Negeri Banjaran hanya 2 siswa yang dapat mencapai KKM, sedangkan 7 siswa lainnya belum dapat mencapai KKM, Berdasarkan hhasil peagamatan dan hasil belajar tersebut menunjukkan balwa Keterampilan menyimak siswa kelas 2 SD Negeri Banjaran masih rendab, oleh karena itu pesht dilakukan tindakan untuk mengoptimalkan Keterampilan menyimak sisw: Pada siklus I ini dilakukan pembelajaran menyimak dengan menggunakan media boneka tangan, Siklus I terdisi dati dna pertemuan, pada pertemuan pertama gum menceritakan dongeng hanya dengan membacakan teks dongengnya saja tanpa menggunakan media boneka tangan, sedangkan pada pertemman kedna gum menceritakan dongeng dengan menggunakan media boneka tangan. Dari hasil pengamatan dan tes pada silus I ini, terjadi perbedaan yang cukup signifikan antara pertemuan pertama dan pertemuan kedua, Selain dasi hasil pengamatan, hasil tes antara pertemman pertama dan pertemuan kedua juga berbeda. Pada pertemnan pertama nilai sata-sata yang diperoleh siswa adalah 51,1 sedangkan nilai rata-tata pada pertemman kedua adalah 644. Hal ini berasti terjadi peningkatan nilai sebesar 13,3. Jika dibandingkan dati hasil tes pada pra siklus dengan rata-rata 57,2 maka texjadi peningkatan nilai sebesar 7,2. Kemmdian siswa yang tuntas KKM pada pertemnan pertama tidak ada dengan persentase 0%. Sedangkan pada pertemuan kedua terdapat 4 siswa yang nilainya Volume 4, Nomor 2, Apsil 2022 MM. Febd Afsan, Risma Anggreyani, Syaftida Dwi Hestiana, Syahrial, Sivina Noviyanti tuntas KKM dengan persentase mencapai 44.4%. Dengan ini berarti_ persentase Ketuntasan siswa dati pertemuan pertama dan pertemman kedua meningkat sebesar 44.4%. Jika dibandingkan dengan kondisi pada pra siklus yait Yo persentase Ketuntasan siswa nai sebesar 22,2%, Meskipun ketuntasan siswa mencapai 444%, hal ini belum memenuhi_keiteria keberhasilan penelitian yaity 75% dari jumlah siswa memiliki nilai lebih atau sama dengan KKM yaitn 7L Pada siklus II juga terdisi dati dua pertemmuan, ini sama halnya dengan siklus I dimana pertemnan pectama mempakan pretes, sedangkan pertemnan kedna menggunakan postes. Teknisnya juga sama dengan sikus T, dimana pertemman pertama gum menceritakan dongeng tanpa menggunakan boneka tangan dan pertemman kedua gum menceritakan dongeng dengan menggunakan media boneka tangan, Hasil tes pada pertemuan pertama di siklus II nilai rata-rata siswa mencapai 62,7 sedangkan pada pertemuan kedua nilai rata-rata_mencapai 87,2. Hal ini berarti terjadi peningkatan nilai sebesar 24,5. Jika dibandingkan dengan nilai ratarata pada pra 2, maka terjadi peningkatan nilai sebesar 30. Kemudian jika siklus yairu dibandingkan dengan nilairata-rata di siklas I yaitu 64,4 maka telah terjadi peningkatan nilai sebesar 22,8. Persentase ketuntasan di sikus II pada pertemuan pertama yaitu 11,1% berarti dati 9 siswa yang mampu tuntas KKM hanya 1 siswa. Sedangkan persentase ketuntasan pada pertemuan kedua mencapai 88,9% artinya dati 9 siswa tecdapat 8 siswa yang tntas KKM. Dari pertenman pestama hingga pertemnan kedua pada siklus TI persentase ketuntasan siswa naik sebesar 77,8%. Jika ‘emake terjadi dibandingkan dengan persentase ketuntasan pada pra siklus yaitu 22, kenaikan sebesar 66,7%. Kemudian jika dibandingkan dengan persentase ketuntasan pada sikins I yaitn sebesar 44,4% maka terjadi peningkatan sebesar 44,5%. Berdasarkan dari data tersebut dapat diketalui balwa telah terjadi peningkatan yang cuknp signifikan dari hasil pengamatan dan hasil pembelajaran_ yang sudah mementuhi kriteria keberhasilan penelitian yaita nilai siswa yang mencapai KKM telah > 75%. Oleh Karena itu, peneliti tidak peru melanjutkan ke siklus besikutaya, Maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan media boneka tangan dalam pembelajatan ISLAMIKA ; Juunal Keislaman dan Imu Pendidikan MM. Febdi Afsan, Risma Anggreyani, Syaftida Dwi Hestiana, Syabrial, Sivina Noviyanti dapat meningkatkan keterampilan menyimak siswa di Kelas 2 SD Negeri Banjaran Knlon Progo. Hasil siset yang kedua dijelaskan bahwa Melalui model pembelajaran Paired Stoptelling dengan media wayang kartun, dapat meningkatkan keterampilan guru dalam pembelajaran bahasa Indonesia tentang menyimak dongeng pada siswa Kelas IT yaita (hriteria cukup), dan pada pertemuan 2 mendapatkan skor 28 dengan persentase 70% (litera pada siklus T pertemman 1 mendapatkan skor 23 dengan persentase ba ). Sedangkan pada sikins II pectemman 1 memperoleh skor 32 dengan persentase 80% (kuiteria baik), dan pertemman 2 memperoleh skor 35 dengan persentase 87,5% (hsiteria sangat baik). Melatui model pembelajaran Paired Storytellingdengan media wayang kartun, dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia tentang menyimak pada siswa kelas II. Hal ini dapat ditunjukkan dasi hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa pada siklus I pertemnan pertama mendapat rerata skor 17,33 dengan persentase 62,01% (kniteria cukmp), dan pada pertemman kedua mendapatkan rerata skor 19,34 dengan persentase 69,15% (kriteria baik). Sedangkan pada siklus II pertemnan pertama mendapatkan rerata skor 22,55 dengan persentase 80,68% (kriteria bail), dan pertemnan kedua mendapatkan rerata skor 24,38 dengan persentase 87,33% (ktiteria sangat bail) Selain keterampilan guru dan aktivitas siswa meningkat, melalui model Paired Storytelling dengan media wayang kartan, hasil belajar siswa dalam pelajaran bahasa Indonesia aspek menyimak dongeng juga mengalami peningkatan. Hal ini ditunjulskan adanya peningkatan hasil belajar pada siklus I pertemuan pertama diperoleh nilai rata- sata 67,27 dengan ketuntasan belajar 59,10%, dan pada pertemuan kedua diperoleh rata-1ata 70,9 dengan ketuntasan belajar 68,2%. Kemndian pada siklus TT pertemuan pertama diperoleh nilai rata-rata 73,8 dengan ketuntasan 77.3%, dan pertemuan kedua mendapat nilai rata-rata 85,4 dengan ketuntasan 90,9% Hasil riset yang ketiga dijelaskan bahwa Pada siklus T, setelah dilaksanakan pembelajazan menyimak cetita anak melalui penggunaan media animasi audio visual, pada pertemuan pertama dengan rata-rata kelas menyimak cerita anak yang diperoleh yaita 67,78 atan meningkat 24,72 dari has pratindakan yang cata-cata hasil meayimak Volume 4, Nomor 2, Apsil 2022 MM. Febd Afsan, Risma Anggreyani, Syaftida Dwi Hestiana, Syahrial, Sivina Noviyanti cerita anaknya sebesar 43,06. Hasil rata-rata siswa pada pertemuan 2 sebesar 68,06 meningkat 25,00 dati hasil cata-rata pratindakan, Pada pertemmuan ketiga rata-rata 28, Dibanding keterampilan menyimak meningkat cukup siginifikan yaitu menjadi dengan pratindakan, pada pertemuan ke-3 nilhai meningkat sebesar 32,22. Namun dalam pestemuan ke-3 ini masih ada 7 siswa yang belum memenuhi KKM, maka penelitian berlanjut ke sus TT. Data yang diperoleh masih rendah, Pada pertemmuan 1 dari 36 siswa hanya 58,33% atan sekitar 21 siswa yang mendapatizan nilai di atas KKM, sedangkan 15 siswa atau sekitar 41,67% belum mencapai ketuntasan. Pada pertemuan keciua dati 36 siswa sekitar 23 siswa atau sekitar 63,89% siswa yang telah memenuhi KKM, sedangkan 13 siswa atan sekitar 36,11 siswa yang nilainya tidak memenuhi KKM, Pada pertemuan ketiga jumlah siswa yang nilainya telah memenuhi KKM meningkat signifikan dari 36 siswa, sebanyak 29 siswa sudah memnuhi KKM atau sebesar 80.56%. Nilai rata-rata siswa dati pertemman pertama sampai pertemuan ketiga sebesar 70,37. Rata-rata jumlah siswa yang memenuhi KKM sebesar 24,33 atan sekitar 67,59% sedangkan 35 atan sekitar 11,67% siswa belum memenuhi KKM. Pertemuan pertama siklus kedua nilai rata-rata hasil menyimak cerita anak sebesar 80,83 meningkat 10,46 dari nilai rata-rata menyimak pada siklus I, yaita 70,37. Pada pertemuan kedua siklus 2 hasil rata-rata keterampilan menyimak cerita anak meningkat 25,74 menjadi 96,11. Pada pertemman ketiga rata-rata keterampilan menyimak cerita anak mengalami pennnan ailai sebesar 2,5 menjadi 93,61, tetapi tetap meningkat sebesar 23,24 dari rata-rata sikius T. Penurunan nilai ini disebabkan Karena cerita anak yang lebih sulit dati cerita anak pada pertemuan sebelumnya, serta nama-nama tokohnya yang sulit diucapkan karena merupakan tokoh asing, Wakta menyimak pun lebih lama daripada sebelumnya Karena cerita anak ini lebih panjang sehingga siswa kesnlitan untuk mengingat jalan ceritanya, Namun, nilai rata-rata tes siklus II mengalami peningkatan dati sikius I. Nilai rata-rata tes menyimak cerita anak siklus TI adalah 96,30 yakni meningkat sebesar 25,93 dati nilai rata-rata siklus T sebesar 70,37. Sedangkan siswa yang sudah mencapai kriteria ketuntasan minimal meningkat 28,71%, dati 67,59% menjadi 96,30%. ISLAMIKA ; Juunal Keislaman dan Imu Pendidikan MM. Febdi Afsan, Risma Anggreyani, Syaftida Dwi Hestiana, Syabrial, Sivina Noviyanti Pertemuan pertama siklus TI, siswa yang nilainya telah memenuhi KKM sebanyak 32 siswa atau sekitar $8,89%. Pertenman Kedua jumlah siswa yang telah mementhi KKM sebanyak 26 siswa atau 100%. Pertemuan ketiga pun semua nilai siswa telah memenuhi KKM atan 100%, Rata-zata siswa yang sudah memenuhi KKM pada sikius II ini sejumlah 96,30% dan yang belum mencapai KKM 3,70%. Secara keselumhan, hasil siktus I dan siklus IT mengalami peningkatan yang sangat baik, Hasil rata-rata keterampilan menyimak cerita anak pada kondisi awal yaitu 43,06 (belum memenuhi kriteria KKM yang ditentukan). Dengan perolehan ailai textinggi 80 dan nilai terendah 20 dan dengan persentase ketuntasan sebesar 19,44%. Pada siklus I sata.sata Keterampilan menyimak cetita anak menjadi 70,73 dengan perolehan nilai tertinggi yaita 100 dan nilai terendah yaitu 50, sexta persentase ketuntasan sebesar 67,59%, Ratarata hasil nilai menyimak siklus I yaitu 90,18, hal ini menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan, yaitu meningkat sebesar 19,81 dati nilai rata-rata siklus I dengan nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 60 dan persentase ketuntasan sebesar 96,30%. Berdasarkan uraian pembahasan di atas dapat disimpulkan babwa penggunaan media animasi audio visual dapat meningkatkan hasil keterampilan menyimak cerita anak. Selurah siswa kelas V SD Negeri Cipete Selatan 04 Pagi Jakarta Selatan sudah mementhi KKM, sehingga penelitian tidak dilanjutkan ke siklus TIT, dan dihentikan pada siklus IL KESIMPULAN, Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah disajikan pada bab sebelumnya, maka peneliti dapat menyimpulkan sebagai berikut: 1. Penerapan metode bisik berantai untuk keterampilan menyimak dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas IV SDN 195 Pematang Kaneil, dilihat Volume 4, Nomor 2, Apsil 2022 MM. Febd Afsan, Risma Anggreyani, Syaftida Dwi Hestiana, Syahrial, Sivina Noviyanti dati perencanaan yang dibuat gum dalam RPP masih belum terlaksana dengan baik dikarenakan gum dalam membuat tyjuan tidak berpatokan dengan Komponen kompetensi A-B-C-D (Audience, Bebavior, Conditional, Degr) jadi dalam hal perencanaan masih belum tetlaksana dengan baik, Dilihat yang dilakukan gum dalam pembelajacan sudah sesuai dengan prosedur pembelajaran dati adanya kegiatan awal, inti dan akhi 2, Adapun faktor-faktor yang mempengarhi penerapan mtode bisik berantai yaitn faktor tajuan dalam pembelajaran masih belum tercapai Karena tidak berpatokan dengan komponen A-B-C-D, faktor siswa dilihat dani minat siswa sangat tertarik sehingga mereka memperhatikan pada saat pembelajazan berlangsnng, situasi dan Kondisi pada saat pembelajaran berlangsung sangat mendukung Karena masih ada dijam pelajaran pagi, fasilitas atau prasarana sudah memadai dilihat dati Kelengkapan fasilitas yang ada disekolah, guru sudah memiliki latarbelakang pendidikan $1 dan dilhat dari pengalaman gura mengajar yang sudah lebih dari 10 talnan dan sudah mengilmti sertifikasi meta pelajaran Bahasa Indonesia DAFTAR PUSTAKA Abidin. 2015. “Pembelgiaran Bahasa Berbasis Pendidikan Karakte’”. Bandung: Refika Aditama Afiani Rahmawati. 2013. Pesingkatan Reterampilan menyimak dongeng melalui model paired storytelling dengan media mayang kartun pada siswa Relas II SDN Mangunsari Semarang. (Online) Diah Annisa Resti. (2018). Upaya meningkarkan kererampilan menyimak melabii media boneka tangan di Relas 2 SD Negeri Banjaran Knlon Progo. (Online) Disman dan Cicih Juarsih. (2014). Teori Belaiar dan Prinsip-pringp Pembelajaran yang ‘mendidik Jakarta: PT. Rineka Cipta Djuanda, D. (2014). Penbelajaran babasa Indonesia yang Romunikatif dan menyenangkan. Sumedang: UPI Sumedang Press. Farida Kastono, Siti Halidjah, “Poninghaton Kemanpuan Menyimak Mengguiakan Teknit: Permainan Berbisike Berantai di Kelas V” sekolab Dasar Negeri 19 sngai pinyuth” (Axtikel Penelitian Pada Universitas Tanjung Pura Pontianak, 2013) MM. Febdi Afsan, Risma Anggreyani, Syaftida Dwi Hestiana, Syabrial, Sivina Noviyanti Fadlya Sabillah. 2013. Upaya meningkarkean keterampilan menyimake cerita anak melalui media canimasi audio visual di kelas VSD Negeri Gipete Selatan 04 Pagi Jakarta Selatan Tabu 2012/2013. (Online) Hindun, (2013). Pembelsjaran Bahasa Indonesia Berkarakter di Madrasab Iotidaiyab/ Sekolab Dasar. Depok: Nufa Citra Manditi H.GTatigan. 2014). “Mendengar Sehaga’ Suatu Keteranpilan Bebahaso”. Bandung: CV. Angkasa. Istiani, Hardini dan Dewi Puspitasati. 2012. Siratey’ Penbelajaran Tepadu. Youyakasta Familia. Iskandarwassid dan Dadang Sunendar. 2011. Sivatey’ Penbelajaran Babasa. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Madyavwati, Lilis. (2016). Strateg! Pengembangan Bahasa Pada Anak, Jakauta: PT Khaisma Puta Utama Puti Delia (2018). “Peverapan Metade Game Bisik Berantai Dalam Meningkathan Keteranpilon Memimak Pada Siswa Sekolab Dasar”. Indonesian Journal Of Basic Education. Vol 1 Nowor 2. Sugiyono, 2010. Merede Pevelitian Pendidikan Pendekatan Kuanttant: Kualitanf dan Re>D. Bandung: Alfabeta ‘Volume 4, Nomor 2, Apsil 2022 i 2

You might also like