You are on page 1of 62
MENTERI KEUANGAN REPUBLIC INDONESIA SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 504.1 /KMK.01/2021 ‘TENTANG PENGELOLAAN PENILAIAN KOMPETENSI MANAJERIAL DAN SOSIAL KULTURAL. DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEUANGAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk memberikan pedoman dalam penyusunan profil kompetensi manajerial dan sosial kultural di lingkungan Kementerian Keuangan, serta menjamin kualitas pelaksanaan penilaian dan pengelotaan kompetensi di lingkungan Kementerian Keuangan scjalan dengan ketentuan Peraturan Badan Kepegawaian Negara Nomor 26 Tahun 2019 tentang Pembinaan Penyelenggara Penilaian Kompetensi Pegawai Negeri Sipil, perlu menetapkan Keputusan Menteri Keuangan tentang Pengelolaan. Penilaian Kompetensi Manajerial “dan Sosial Kultural di Lingkungan Kementerian Keuangan; Mengingat : Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 63, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6037) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2020 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6477); 2. Keputusan Presiden Nomor 113/P Tahun 2019; Peraturan Menteri_ ~ Keuangan— Nomor 216/PMK.01/2018 tentang — Manajemen Pengembangan Sumber Daya Manusia di Lingkungan Kementerian Keuangan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 1861); 4, Peraturan Menteri Keuangan —_ Nomor 146/PMK.01/2020 tentang Manajemen Sumber Daya Manusia pada Unit Organisasi Non Eselon Kementerian Keuangan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 1155); Kw Memperhatikan Menctapkan PERTAMA KEDUA ENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA -2- 8. Peraturan Menteri = Keuangan —- Nomor 118/PMK.01/2021 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 1031); 6. Keputusan Menteri Keuangan — Nomor 942/KMK.01/2019 tentang ~~ Pengelolaan Keamanan Informasi di_—_Linglungan Kementerian Keuangan; 7. Keputusan Menteri Keuangan — Nomor 597/KMK.01/2020 tentang Pembinaan Jabatan Fungsional di lingkungan —-Kementerian Keuangan; 1. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 38 Tahun 2017 tentang Standar Kompetensi Jabatan Aparatur Sipil Negara (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 1907); 2. Peraturan Badan Kepegawaian Negara Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2019 tentang Pembinaan Penyelenggara Penilaian Kompetensi Pegawai Negeri Sipil (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 1143}; MEMUTUSKAN: : KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN TENTANG PENGELOLAAN PENILAIAN KOMPETENSI MANAJERIAL DAN SOSIAL KULTURAL DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEUANGAN. Menetapkan pengelolaan penilaian kompetensi manajerial dan sosial kultural di lingkungan Kementerian Keuangan. Pengelolaan penilaian kompetensi manajerial dan sosial kultural sebagaimana dimaksud dalam Diktum PERTAMA, meliputi ketentuan terkait: a, pemanfaatan penilaian kompetensi dalam rangka pengelolaan sumber daya manusia; b, penilai dari penilaian kompetensi, yang selanjutaya disebut Assessor, ©. pengelola penilaian kompetensi; d. peserta penilaian kompetensi, yang selanjutnya disebut Assessee; KETIGA KEEMPAT KELIMA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, -3- jenis penilaian kompetensi; metode penilaian kompetensi; komponen penilaian kompetensi; Romo tahapan penyelenggaraan penilaian kompetensi; pelaksanaan penilaian kompetensi kembali (re- asssessment); pengelolaan data penilaian kompetensi; dan k. penyampaian/pelaporan hasil___penilaian kompetensi. Penilaian kompetensi manajerial dan sosial kultural sebagaimana dimaksud dalam Diktum KEDUA, yang selanjutnya disebut Penilaian Kompetensi merupakan penilaian/uji_ kompetensi_manajeriai dan sosial kultural melalui proses membandingkan antara profil kompetensi Assessee dan standar kompetensi jabatan yang dipersyaratkan, dengan menggunakan berbagai teknik evaluasi serta metode dan alat ukur, baik secara daring maupun luring sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang- undangan mengenai data dan informasi. Pemanfaatan Penilaian Kompetensi dalam rangka pengelolaan sumber daya manusia sebagaimana dimaksud dalam Diktum KEDUA huruf a, meliputi pemanfaatan untuk: a, rekrutmen dan seleksi; b. pemetaan pegawai; c. pengembangan kompetensi; d._pengembangan karier; ©, manajemen talenta; dan/atau f{ pemenuhan arahan pimpinan, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan dan/atau ketentuan yang berlaku di lingkungan Kementerian Keuangan. Assessor sebagaimana dimaksud dalam Diktum KEDUA huruf b merupakan seseorang yang melakukan penilaian berbasis kompetensi terhadap Assessee. # KEENAM KETUJUH KEDELAPAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA -4- Pengelola Penilaian Kompetensi sebagaimana dimaksud daiam Diktum KEDUA huruf c, yaitu: a. pengelola Penilaian Kompetensi pusat, yang selanjutnya disebut PPK Pusat, berperan sebagai: i. unit yang menyelenggarakan —_fungsi pengelolaan sumber daya manusia di lingkungan Kementerian Keuangan; dan 2. unit pembina internal jabatan fungsional Kementerian Keuangan pengguna untuk jabatan fungsional Assessor Sumber Daya Manusia Aparatur, yang selanjutnya disebut UPIJF Assessor, dan. b. pengelola Penilaian Kompetensi unit, yang selanjutnya disebut PPK Unit, berperan sebagai unit yang menyelenggarakan fungsi pengelolaan sumber daya manusia, yang terdiri atas: 1. PPK Unit pada unit Jabatan Pimpinan. Tinggi Madya, yang selanjutnya disingkat JPTM; dan PPK Unit pada: a) unit Organisasi Non-Eselon yang bertanggung jawab secara langsung kepada Menteri Keuangan, yang selanjutnya disebut Non-Eselon; dan s b) unit Organisasi Non-Eselon Kementerian Keuangan yang bertanggung jawab kepada Menteri Keuangan melalui Unit JPTM, yang selanjutnya disebut Non- Eselon Melalui Unit JPTM. Rincian tugas dan kewenangan PPK Pusat dan PPK Unit, sebagaimana dimaksud dalam Diktum KEENAM tercantum dalam Lampiran I huruf A yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan Menteri ini Assessee sebagaimana dimaksud dalam Diktum KEDUA huruf d, terdiri atas: a, Aparatur Sipil Negara Kementerian Keuangan, yang selanjutnya disebut Pegawai; dan/atau w KESEMBILAN KESEPULUH KESEBELAS MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA -5- b. pihak lain, yang pelaksanaan _ penilaian kompetensinya dilakukan oleh: 1. PPK Pusat; atau 2. PPK Unit, berkoordinasi dengan PPK Pusat, sebagaimana dimaksud dalam Diktum KEENAM, : denis Penilaian Kompetensi sebagaimana dimaksud dalam Diktum KEDUA huruf e yang ditujukan untuk pemanfaatan _Penilaian — Kompetensi sebagaimana dimaksud dalam Diktum KEEMPAT, terdiri atas: a. Penilaian Kompetensi reguler, yang ditujukan bagi: 1, pejabat yang menduduki jabatan pimpinan tinggi, jabatan administrasi, dan jabatan fungsional; 2. pegawai yang menduduki jabatan pada unit Non-Eseion Melalui Unit JPTM; 3. Pegawai yang menduduki jabatan pada unit Non-Escion; dan 4. Pegawai yang menjalani penugasan pada instansi di luar Kementerian Keuangan; dan b. Penilaian Kompetensi khusus, yang ditujukan bagi Assessee untuk: I. pengisian jabatan tertentu; dan/atau 2. tujuan lainnya di lingkungan Kementerian Keuangan maupun di luar lingkungan Kementerian Keuangan. Penilaian Kompetensi khusus — sebagaimana dimaksud dalam Diktum KESEMBILAN huruf b diseienggarakan oleh: a. PPK Pusat; dan b. PPK Unit, berkoordinasi dengan PPK Pusat. : Jabatan tertentu sebagaimana dimaksud dalam Diktum KESEMBILAN huruf b angka 1 terdiri atas: a. jabatan yang berada di uar struktur organisasi Kementerian Keuangan; b. jabatan fungsional, dengan Kementerian Keuangan selaku UPIJF Assessor, UPIJF, dan UPTJF; W KEDUABELAS KETIGABELAS MENTERS KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA -6- c. jabatan pada instansi di luer Kementerian Keuangan; dan/atau 4. jabatan lain sesuai kebutuhan organisasi dan/atau pemenuban arahan pimpinan. Penilaian Kompetensi_ sebagaimana _dimaksud dalam Diktum KESEMBILAN bagi pejabat yang menduduki jabatan fungsional dilakukan melalui: a. unit pembina teknis jabatan fungsional Kementerian Keuangan pembina, yang selanjutnya disebut_—- UPTUF, _setelah berkoordinasi dengan PPK Unit pada Unit JPTM dan PPK Pusat; dan/atau b. unit pembina internal jabatan fungsional Kementerian Keuangan " pengguna, yang sclanjutnya discbut_ =“ UPLJF, _setelah berkoordinasi dengan instansi pembina jabatan fungsional, PPK Unit pada unit JPTM, dan/atau PPK Pusat. Metode Penilaian Kompetensi _ sebagaimana dimaksud dalam Diktum KEDUA huruf f, terdiri atas: a. Assessment Center, yang merupakan metode terstandar yang dilakukan untuk mengukur kompetensi dan prediksi keberhasilan Pegawai dalam suatu jabatan dengan: 1. menggunakan beberapa metode dan alat ukur (multi_methods/tools) berdasarkan kompetensi jabatan; dan 2. dilakukan oleh beberapa orang Assessor Assessment Center, yang sclanjutnya disebut Multi Assessor} Rater, dan b. Penilaian Kompetensi Lainnya, yang merupakan, metode penilaian selain metode Assessment Center untuk mengukur kompetensi dan prediksi keberhasilan Pegawat berkenaan dalarn suatu jabatan dengan menggunakan alat ukur kompetensi yang berbasis teknologi informasi. Ww KEEMPATBELAS KELIMABELAS KEENAMBELAS MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA -7- : Metode Penilaian Kompetensi__ sebagaimana dimaksud dalam Diktum KETIGABELAS berlaku bagi pejabat dengan jenjang jabatan sebagai berikut: a. untuk penggunaan metode Assessment Center ditujukan bagi: 1. pejabat pimpinan tinggi, —_pejabat administrator, pejabat pengawas, pejabat fungsional ahli utama, pejabat fungsional ahli madya, pejabat fungsional penyelia, pejabat fungsional ahli muda, dan/ateu pejabat lain dengan jabatan yang setingkat; dan/atau 2. pejabat pelaksana, pejabat fungsional abli pertama, dan pejabat fungsional mahir dalam rangka penilaian kompetensi untulc tujuan tertentu; dan b. untuk — penggunaan —metode_—_Penilaian Kompetensi Lainnya ditujukan bagi _pejabat pelaksana, pejabat fungsional ahli pertama, pejabat fungsional mahir, pejabat fungsional verampil, pejabat fungsional pemula, dan/atau pejabai lain dengan jabatan yang setingkat. : Komponen Penilaian Kompetensi scbagaimana dimaksud dalam Diktum KEDUA huruf g, terdiri alas: a. standar kompetensi jabatan; b. metode dan alat ukur; c. tim Penilaian Kompetensi; dan d. sarana dan prasarana. : Standar Kompetensi Jabatan _ sebagaimana dimaksud dalam Diktwn KELIMABELAS huruf a, yang selanjutnya disingkat SKJ, meliputi standar kompetensi manajerial dan sosial kultural yang digunakan sebagai pedoman dalam: a. menilai kesesuaian kompetensi manajerial dan sosial kultural yang dimiliki Pegawai dengan kompetensi jabatan yang dipersyaratkan dalam menentukan nilai Job Person Match, yang selanjutnya disingkat JPM, sesuai dengan ketentuan mengenai penilaian kompetensi; dan w KETUJUHBELAS KEDELAPANBELAS KESEMBILANBELAS, MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA -8- b, memetakan kesenjangan (gap) kompetensi manajerial dan sosial kultural yang dimiliki oleh Pegawai dengan -kompetensi yang dipersyaratkan pada jabatan, dengan mengacu pada ketentuan sebagaimana tercantum dalam Lampiran TI yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan Menteri ini. Metode dan alat ukur sebagaimana dimaksud dalam Diktum KELIMABELAS huruf b, meliputi: a. metode dan alat ukur untuk Assessment Center yang dilakukan oleh Assessor secara Multi Assessor} Rater, dan b. metode dan alat ukur untuk Penilaian Kompetensi Lainnya, sebagaimana tercantum dalam Lampiran I huruf B yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan Menteri ini Tim Penilaian Kompetensi scbagaimana dimaksud dalam Diktum KELIMABELAS huruf c, terdiri atas: a. tim Penilaian Kompetensi melalui metode Assessment Center, dan b. tim Penilaian Kompetensi imelalui metode Penilaian Kompetensi Lainnya. : Tim Penilaian Kompetensi melalui _metode Assessment Center sebagaimana dimaksud dalam Diktum KEDELAPANBELAS huruf a, diantaranya terdiri atas: a. ketua tim Penilaian Kompetensi; b. Assessor; ¢. admin Penilaian Kompetensi; d. tester; dan/atau e. tenaga pendukung, dengan tugas sebagaimana tercantum dalam. Lampiran I huruf C yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan Menteri ini. w KEDUAPULUH KEDUAPULUHSATU KEDUAPULUHDUA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, -9- Ketua tim Penilaian Kompetensi sebagaimana dimaksud dalam Diktum KESEMBILANBELAS huruf a merupakan ketua pelaksana dalam penyelengaraan penilaian kompetensi dengan metode Assessment Center. Assessor sebagaimana dimaksud dalam Diktum KESEMBILANBELAS huruf b terdiri atas: a. pejabat fungsional Assessor Sumber Daya Manusia Aparatur, yang selanjutnya disebut Assessor SDM Aparatur, yang mempunyai tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak secara penuh untuk melaksanakan kegiatan penilaian kompetensi serta memenuhi kriteria sebagaimana ditentukan oleh instansi pembina jabatan fungsional Assessor SDM Aparatur, Calon Assessor SDM Aparatur merupakan calon pejabat fumgsional Assessor SDM Aparatur yang memenuhi kriteria sebagaimana ditentukan oleh instansi pembina jabatan fungsional Assessor SDM Aparatur; dan Assessor Independen, yang merupakan Assessor yang tidak berstatus Pegawai Negeri Sipil, namun memiliki sertifikat Assessor kompetensi manajerial dan persyaratan lain sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh instansi pembina jabatan fungsional Assessor SDM Aparatur. Assessor sebagaimana dimaksud dalam Diktum KEDUAPULUHSATU, ditugaskan dan/atau ditunjuk dengan remperhatikan: a. kesesuaian dengan ketentuan — peraturan perundang-undangan mengenai_pembinaan penyelenggara Penilaian Kompetensi pegawai negeri sipil terkait jenjang jabatan Assessor dan target jabatan yang akan dinilai, sebagai berikut: 1, Assessor SDM Aparatur ali pertama, melakukan Penilaian Kompetensi terhadap jabatan pengawas, jabatan pelaksana, jabatan fungsional abli pertama, dan jabatan fungsional mahir; MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA -10- 2. Assessor SDM Aparatur ahli_ muda, melakukan Penilaian Kompetensi untuk paling tinggi jabatan administrator, jabatan fungsional ahli madya, dan” jabatan tungsional penyelia; 3. Assessor SDM Aparatur ahli_madya, melakukan Penilaian Kompetensi untuk paling tinggi jabatan pimpinan tinggi pratama dan jabatan fungsional ahli utama; 4. Assessor SDM Aparatur abli utama, melakukan Penilaian Kompetensi untuk paling tinggi jabatan pimpinan tinggi madya; 5. Calon Assessor SDM Aparatur dapat dilibatkan untuk melakukan Penilaian Kompetensi bagi jabatan pelaksana, jabatan fungsional ahli’ pertama, dan jabatan fungsional mahir, dalam hai: a) tidak terdapat Assessor SDM Aparatur yang memenuhi kriteria sebagaimana dimaksud pada angka 1; atau b) terbatasnya jumlah Assessor SDM Aparatur yang memenuhi — kriteria sebagaimena dimaksud pada angka 1; atau ©) terdapat kebutuhan organisasi lainnya; 6. Calon Assessor SDM Aparatur dapat dilibatkan untuk = melakukan Penilaian Kompetensi bagi jabatan selain sebagaimana dimaksud pada angka 5, sepanjang sesuai dengan ketentuan dan/atau kebijakan instansi pembina jabatan — fungsional Assessor SDM Aparatur; dan 7. dalam hal penyelenggaraan _Penilaian Kompetensi tidak terdapat Assessor SDM Aparatur yang = memenuhi —_keiteria sebagaimana dimaksud pada angka 2 sampai dengan angka 4 maka dapat ditunjule Assessor SDM Aparatur 1 (satu) jenjang dibawahnya; dan Kesesuaian kualifikasi Assessor Independen dengan target jabatan yang akan dinilai oleh Assessor Independen, “untuk setiap jenjang jabatan sesuai dengan penugasan, dalam hal penyelenggaraan —-Penilaian = Kommpetensi ielibatkan Assessor Independen. a MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA -ll- KEDUAPULUHTIGA : Assessor yang ditugaskan dan/atau ditunjuk sebagaimana — dimaksud = dalam ——Diktum KEDUAPULUHDUA, melakukan koordinasi dan pelaporan dengan ketentuan sebagai bericut: a. untuk Assessor SDM Aparatur dan Calon Assessor SDM Aparatur, melakukan koordinasi penugasan dan pelaporan kepada UPLJF Assessor dan PPK Unit pada masing-masing unit JPTM sesuai dengan posisi penugasan yang bersangkutan; dan b. untuk Assessor Independen, melakukan koordinasi penugasan dan pelaporan kepada PPK Pusat dan PPK Unit sesuai dengan kewenangan _penyelengaraan Assessment Center. KEDUAPULUHEMPAT Assessor sebagaimana dimaksud dalam Diktum KEDUAPULUHDUA huruf a, dapat ditugaskan dengan ketentuan sebagai berikut: a, Assessor SDM Aparatur abli madya dan jenjang yang lebih tinggi, dapat ditugaskan pada seluruh unit JPTM, uait Non-Eselon, unit Non-Eselon Melalui Unit JPTM, dan/atau instansi di luar Kementerian Keuangan yang penyelenggaraan penilaian kompetensinya dilakukan oleh PPK Pusat atau PPK Unit; b. Assessor SDM Aparatur abli muda dan jenjang yang lebih rendah, dapat ditugaskan pada seluruh unit JPTM, unit Non-Eselon, atau unit Non-Eselon Melalui Unit JPTM, — setelah mendapat persetujuan UPIJF Assessor, c. unit JPTM atau unit Non-Eselon yang membutuhkan tenaga pejabat —_fungsional Assessor SDM Aparatur paling rendah ahli madya, harus mengajukan _ pengusulan permintaan penugasan kepada UPIJF Assessor, d. unit Non-Eselon Melalui Unit JPTM yang membutuhkan tenaga pejabat _fungsional Assessor SDM Aparatur, berkoordinasi dan mengajukan pengusulan’ kepada unit JPTM pembinanya untuk kemudian dikoordinasikan dengan UPIJF Assessor, A KEDUAPULUHLIMA KEDUAPULUHENAM MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA -12- pengelolaan kinerja pejabat fungsional Assessor SDM Aparatur dilakukan dan dikclola oleh UPIJF Assessor; dan pelaporan penugasan oleh pejabat fungsional Assessor SDM Aparatur dilakukan secara berkala paling sedikit 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun berjalan, yang disampaikan kepada UPIJF Assessor melalui PPK Unit. Admin Penilaian __Kompetensi__sebagaimana dimaksud dalam Diktum KESEMBILANBELAS huruf c, berlaku ketentuan sebagai berikut: a, admin Penilaian Kompetensi merupakan Assessor yang, berperan sebagai lead/koordinator Assessor, yang dapat berasal dari: 1. Assessor SDM Aparatur dengan jenjang yang sesuai sebagaimana dimaksud dalam Diktum KEDUAPULUHDUA huruf a; Assessor SDM Aparatur 1 (satu) tingkat lebih rendah daiam hal tidak terdapat Assessor. SDM Aparatur sebagairmana dimaksud pada angka 1; dan/atau 3. Assessor Independen dalam hal tidak terdapat Assessor. SDM — Aparatur sebagaimana dimaksud pada angka 2; dan, y penunjukan admin Penilaian Kompetensi yang berasal dari Assessor SDM Aparatur diutamakan memenuhi kesesuaian —antara jenjang jabatan fungsional yang diduduki dan jenjang jabatan Assessee. Tester dalam tim Penilaian Kompetensi_ melalui metode Assessment Center scbagaimana dimaksud dalam Diktum KESEMBILANBELAS huruf 4d, berlaku ketentuan sebagai berikut: a. tester digunakan dalam —hal_terdapat pelaksanaan tes psikologi terhadap Assessee, yang selanjutnya disebut Psikotes; dan tester merupakan seorang atau beberapa orang psikolog atau sarjana psikologi dan mampt mengadiministrasikan alat tes psikologi yang berperan sebagai pemandu dan/atau pengarah dalam pelaksanaan Psikotes. Fy KEDUAPULUHTUJUH, KEDUAPULUHDELAPAN KEDUAPULUHSEMBILAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA -13- : Dalam hal penyclenggaraan Penilaian Kompetensi tidak tersedia tester yang memenuhi persyaratan sebagaimana — dimaksud dalam Diktum KEDUAPULUHENAM maka dapat menggunakan Assessor penyelenggara Penilaian Kompetensi dari instansi di tuar Kementerian Keuangan atau menggunakan Assessor Independen. : Tenaga pendukung dalam Penilaian Kompetensi melahti metode Assessment Center sebagaimana dimaksud dalam Diktum KESEMBILANBELAS huruf ¢, meliputi Pegawai yang ditugaskan untuk kegiatan: a. administrasi; b. pengelolaan sarana dan prasarana; dan c. pendukung lainnya, untuk _ pelaksanaan Assessment Center secara daring yang meliputi: 1. pihak pendukung pusat atau unit; 2. pihak pendukung lokasi Assesse; dan/atau 3. pihak pendukung pada unit yang membidangi urusan teknologi informasi dan komunikasi di lingkungan Kementerian Keuangan. : Tim Penilaian Kompetensi melalui metode Penilaian Kompetensi Lainnya sebagaimana dimaksud dalam Diktum KEDELAPANBELAS huruf b, diantaranya a, Assessor, b. admin Penilaian Kompetensi, yang meliputi: 1. admin Penilaian Kompetensi pusat; dan 2. admin Penilaian Kompetensi unit, dan c. tenaga pendukung yang meliputi 1. pengawas; 2. tester, dengan ketentuan yang berlaku sebagaimana dimaksud dalam Diktum KEDUAPULUHENAM; dan/atan 3. pihak pendukung pada unit yang membidangi urusan teknologi informasi dan komunikasi di lingkungan Kementerian Keuangan, dengan tugas sebagaimana tercantum dalam Lampiran | huruf C yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan Menteri ini KETIGAPULUH KETIGAPULUHSATU KETIGAPULUHDUA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, ~14- Sarana_dan prasarana sebagaimana dimaksud dalam Diktum KELIMABELAS huruf d digunakan sebagai penunjang penyelenggaraanPenilaian Kompetensi sebagaimana tercantum dalam Lampiran I huruf D yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan Menteri ini. Tahapan penyelenggaraan Penilaian Kompetensi sebagaimana dimaksud dalam Diktum KEDUA huruf h meliputi: a. perencanaan dan persiapan penilaian; b. pelaksanaan; c. pelaporan; dan @. pemantauan dan evaluasi, sebagaimana tercantum dalam Lampiran I huruf E yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan Menteri ini. : Pelaksanaan Penilaian Kompetensi kembali (re- assessment) sebagaimana dimaksud dalam Diktum KEDUA hurufj dilaksanakan terhadap: a. Pegawai yang telah mengikuti Penilaian Kompetensi paling kurang 3 (tiga) tahun sejak penilaian kompetensi sebelumnya; b. Pegawai yang mendapatkan promosi jabatan daJam kurun waktu paling sedikit dari 1 (satu) tahun setelah menduduki jenjang jabatan baru; c. Pegawai yang mendapatkan hasil Penilaian Korpetensi berupa “N/A” pada kompetensi yang dipersyaratkan dalam SKJ; d. Pegawai yang telah menyelesaikan program pengernbangan kompetensi; e. Pegawai yang aktif kembali bekerja dalam kurun waktu paling sedikit 6 (enam) bulan setelah selesai melaksanakan cuti di luar tanggungan negara dan tugas belajar; f£ Pegawai yang aktif kembali bekerja_setelah selesai melaksanakan penugasan pada instansi di luar Kementerian Keuangan; dan/atau Pegawai yang telah mengikuti program pengembangan talent, we KETIGAPULUHTIGA KETIGAPULUHEMPAT MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, -15- : Pengelolaan _ data_—Penilaian _—_- Kompetensi sebagaimana dimaksud dalam Diktum KEDUA hurutj meliputi: a. penentuan hak akses, yang dilakukan oleh PPK Pusat dan/atau unit kerja yang membidangi urusan tcknologi informasi dan komunikasi di bidang kepegawaian; b. proses pemasukan data (input data} penilaian kompetensi, yang dilakukan oleh PPK Pusat dan PPK Unit; dan ¢. pemeliharaan basis data (database) dalam, aplikasi, yang dilakukan oleh unit kerja yang membidangi urusan teknologi informasi dan komunikasi di bidang kepegawaian; sebagaimana tercantum dalam Lampiran 1 huruf F yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan Menteri ini. : Penyampaian/pelaporan hasil Penilaian Kompetensi sebagaimana dimaksud dalam Diktum KEDUA huruf k, yang dilaksanakan melalui: a. metode Assessment Center, disampaikan paling lambat 8 (delapan) hari kerja setelah pelaksanaan pengambilan data (data intake) Assessment Center oleh Assessor kepada PPK Pusat atau PPK Unit; dan b. metode Penilaian Kompetensi melalui metode Penilaian Kompetensi Lainnya dengan ketentuan: 1. Penilaian Kompetensi melalui metode Penilaian Kompetensi_ Lainnya yang diselenggarakan oleh PPK Pusat, dikelola dan didistribusikan kepada PPK Unit oleh PPK Pusat; dan/atau 2. Penilaian Kompetensi dalam —rangka kebutuhan Khusus yang diselenggarakan oleh PPK Unit, UPTJF dan/atau UPLIF setelah, berkoordinasi dengan PPK Pusat, dikelola dan disampaikan PPK Unit kepada PPK Pusat. KETIGAPULUHLIMA KETIGAPULUHENAM KETIGAPULUHTUJUH KETIGAPULUHDELAPAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA -16- Dalam hai penyelenggaraan Penilaian Kompetensi melalui metode Assessment Center dilaksanakan secara daring dan sepenuhnya telah dilaicukan automasi terhadap aplikasi Assessment Center maka pemasukan data (input data) Penilaian Kompetensi sebagaimana dimaksud dalam Diktum KETIGAPULUHTIGA huruf », dilakukan oleh Assessor. Penjelasan mengenai pelaksanaan: a. panduan teknis pelaksanaan metode Penilaian Kompetensi melalui Assessment Center sebagaimana dimaksud = dalam ~—Diktum KETIGABELAS hurut a; b. panduan teknis pelaksanaan metode Penilaian Kompetensi melalui. metode —_Penilaian Kompetensi Lainnya sebagaimana dimakeud daiam Diktum KETIGABELAS huruf b; dan c. panduan teknis lainnya, disusun sesuai ketentuan peraturan perundang- undangan dans memperhatikan —kebutuhan. organisasi, yang dapat disampaikan melalui Surat Edaran yang ditandatangani oleh Sekretaris Jenderal untuk dan atas nama Menteri Keuangan. Seluruh dokumen, laporan hasil. Penilaian Kompetensi, dan alat ukur yang digunakan untule keperluan Penilaian Kompetensi yang berbentuk salinan digital dan/atau salinan fisik, merupakan milik Kementerian Keuangan yang bersifat rahasia. Selama belum dilakukan Penilaian Kompetensi kepada Pegawai dengan menggunakan SKJ sebagaimana diatur dalam Keputusan Menteri ini, maka hasil Assessment Center dan SKJ pegawai yang sebelumnya dinyatakan masih berlaku. Ww KETIGAPULUHSEMBILAN KEEMPATPULUH MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA -17- : Pada saat Keputusan Menteri ini mulai berlaku, penyclenggaraan Assessment Center oleh Assessor internal Kementerian Keuangan yang dilaksanakan sesuai ketertuan: a. Keputusan Menteri. Keuangan —_ Nomor 241.1/KMK.01/2010 tentang Assessor Internal Kementerian Keuangan; dan b. Keputusan Sekretaris Jenderal Nomor KEP- 134/SJ/2012 tentang Penetapan Kembali Daftar Asesor Internal Kementerian Keuangan, dinyatakan masih tetap berlaku sampai dengan paling lama 1 (satu) tahun terhitung sejak ditetapkannya Keputusan Menteri ini. Pada saat Keputusan Menteri ini mulai berlaku: a. Keputusan Menteri Nomor 954/KMK.01/2019 tentang Kompetensi Sosial Kultural di Lingkungan Kementerian Keuangan; >. Keputusan Menteri Nomor 391/KMK.01/2020 tentang Pelaksanaan Penilaian Kompetensi Manajerial dan Kompetensi Sosial Kultural melalui Assessment Center dengan Media Daring di Lingkuungan Kementerian Keuangan; c, Keputusan Menteri Keuangan —_ Nomor 241.1/KMK.01/2010 tentang Assessor Internal Kementerian Keuangan; dan d. Keputusan Sekretaris Jenderal Nomor KEP- 134/SJ/2012 tentang Penetapan Kembali Daftar Asesor Internal Kementerian Keuangan, dicabut dan dinyatakan tidak berlalaa. MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA -18- KEEMPATPULUHSATU —:_Keputusan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Salinan Keputusan Menteri ini disampaikan kepada: 1. Wakil Menteri Keuangan; 2. Sekretaris Jenderal, Inspektur Jenderal, para Direktur Jenderal, dan para Kepala Badan di lingkungan Kementerian Keuangan; 3. Kepala Lembaga National Single Window; 4. Para Staf Ahli Menteri Keuangan; 5. Kepala Biro Hukum, Sekretariat Jenderal, Kementerian Keuangan; 6. Kepala Biro Sumber Daya Manusia, Sekretariat Jenderal, Kementerian Keuangan; 7. Tenaga Pengkaji Bidang Sumber Daya Aparatur, Sekretariat Jenderal, Kementerian Keuangan. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 10 Desenber 2021 MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, ttd. SRI MULYANI INDRAWATI Salinan sesuai dengan aslinya Kepala Biro Umum. ub. Plt. Kepala Bagian istrasi Kementerian LAMPIRAN 1 KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBUK INDONESIA NOMOR 504.1 /KMK.01/2021TENTANG PENGELOLAAN PENILAIAN KOMPETENSI. MANAJERIAL DAN MENTER! KEUANGAN SOSIAL KULTURAL DI LINGKUNGAN REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN PEDOMAN PENGELOLAAN PENILAIAN KOMPETENSI MANAJERIAL DAN SOSIAL KULTURAL A. PENGELOLA PENILAIAN KOMPETENSI 1. Pengelola Penilaian Kompetensi dilakukan oleh; a. PPK Pusat, dengan ketentuan sebagai berikut: y 2) PPK Pusat memiliki kewenangan dalam mengelola Penilaian Kompetensi di lingkungan Kementerian Keuangan dengan ruang lingkup pelaksanaan Penilaian Kompetensi melalui metode: a) Assessment Center, bagi: (1) pejabat yang menduduki jabatan pimpinan tinggi; (2) pejabat administrator selain dari lingkungan Direktorat Jenderal Pajak; (3) pejabat fungsional ahli utama, pejabat fungsional abli madya, pejabat fungsional abli muda, pejabat fungsional penyelia, dan/atau pejabat dengan jabatan lain yang setingkat; dan (4) pejabat/pegawai lainnya untuk tujuan atau kebutuhan tertentu. b] Penilaian Kompetensi Lainnya, bagi pejabat pelaksana, pejabat fungsional ahli pertama, pejabat fungsional mahir, pejabat fangsional terampil, pejabat fungsional pemula, dan/atau pejabat/pegawai dengan jabatan lain yang setingkat. Khusus untuk pelaksanaan Penilaian Kompetensi bagi pejabat pimpinan tinggi madya, PPK Pusat berkoordinasi dengan instansi pembina jabatan fungsional Assessor SDM Aparatur. PPK Pusat memiliki tugas antara lain: a) merancang/merencanakan, melaksanakan mengembangkan, dan mengevaluasi sistem Penilaian Kompetensi sesuai kewenangan; b} merumuskan, menetapkan, dan mengoordinasikan kebijakan terkait norma, standar, prosedur, dan kriteria atas pengelolaan Penilaian Kompetensi; c) menyusun petunjuk teknis tata cara atau standar operasional prosedur pelaksanaan Penilaian Kompetensi; 4) menyusun dan menentukan metode dan alat wkur; ©) melakukan tugas sebagai UPIUF Assessor, menyeleksi Assessor Independen; 4) g) menentukan Assessee, jadwal, dan tempat/media pelaksanaan Penilaian Kompetensi reguler dan khusus; h) MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA mengoordinasikan penugasan Assessor, menyusun, mengelola, dan memelihara basis data (database) dan dokumen terkait Penilaian Kompetensi, meliputi: (1) SKJ; (2) kamus kompetensi; (3) data kepegawaian Assesee; (4) data tugas dan fungsi jabatan Assesse dan/atau jabatan target; {5} data hasil Penilaian Kompetensi; {6) data Assessor, {7) data alat ukur; (8) data penyclenggaraan Penilaian Kompetensi; (9) data saran pengembangan kompetensi; dan/atau (10)data terkait lainnya; mendistribusikan dan/atau menyediakan dokumen terkait pada pelaksanaan Penilaian Kompetensi pusat maupun unit; menjaga kerahasiaan dokumen dan hasil Penilaian Kompetensi; merencanakan dan menyediakan kebutuhan sumber daya manusia yang diselenggarakan oleh PPK Pusat; mengalokasikan anggaran untuk pelaksanaan, pengembangan sumber daya manusia, metode, serta pengadaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana dalam rangka Penilaian Kompetensi; menyediakan sarana dan prasarana penyelenggaraan Penilaian Kompetensi; melakukan pembinaan dan koordinasi, serta pemantauan dan evaluasi, meliputi penyelenggaraan dan pemanfaatan hasil Penilaian Kompetensi; dan menyusun laporan penyelenggaraan Penilaian Kompetensi dan menyampaikan salinan laporan kepada instansi pembina jabatan fungsional Assessor SDM Aparatur. d MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA b. PPK Unit y 2) PPK Unit memiliki kewenangan dalam mengelola Penilaian Kompetensi di lingkungan Kementerian Kevangan dengan ruang lingkup pelaksanaan Penilaian Kompetensi bagi: a} pejabat pengawas, pejabat pelaksana, pejabat fungsional, dan/atau pejabat dengan jabatan lain yang setingkat di linglungan unit JPTM, unit Non-Eselon, dan unit Non-Eselon Melalui Unit JPTM, kecuali di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak; dan b) pejabat administrator, pejabat pengawas, pejabat pelaksana, pejabat fungsional, dan/atau pejabat dengan jabatan lain yang setingkat di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak PPK Unit memiliki tugas, antara lain: a) merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi Penilaian Kompetensi sesuai kewenangan; >) melakukan koordinasi dengan PPK Pusat terkait penyediaan sarana dan prasarana, kebutuhan Assessor, serta pengembangan instrumen alat ukur sesuai kebutuhan masing- masing unit JPTM, unit Non-Eselon, dan unit Non-Eselon Melalui Unit JPTM; c} menentukan Assessee, jadwal, tempat, dan media pelaksanaan Penilaian Kompetensi sesuai kewenangan; @) mendistribusikan dan/atau menyediakan dokumen terkait pelaksanaan Penilaian Kompetensi pada unit JPTM, unit Non- selon, dan Non-Eselon Melalui Unit JPTM; ¢} mengelola dan memelihara dokumen dan basis data (database), yang meliputi (1) Sku; (2) kamus kompetensi; (3) data kepegawaian Assesee; (4) data tugas dan fungsi jabatan Assessee dan/atau jabatan target; (8) data hasil Penilaian Kompetensi; (6) data Assessor, (7) data alat ukur; (8} data penyelenggaraan Penilaian Kompetensi; (9} data saran pengembangan kompetensi, dan/atau (10)data terkait lainnya; 3) MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, f) menyampaikan rencana penyelenggaraan Penilaian Kompetensi, laporan pelaksanaan kegiatan Penilaian Kompetensi, hasil evaluasi Assesee, dan evaluasi kinerja Assessor, kepada PPK Pusat; g} menyediakan kebutuhan sumber daya manusia serta sarana dan prasarana untuk penyelenggaraan Penilaian Kompetensi; h) menjaga kerahasiaan dokumen dan hasil Penilaian Kompetensi; dan i) mengalokasikan anggaran untuk pelaksanaan, pengembangan sumber daya manusia, serta pengadaan dan pemeliharaan sarana prasarana dalam rangka Penilaian Kompetensi. Pengelola Penilaian Kompetensi pada unit Non-Eselon dan unit Non- Eselon Melalui Unit JPTM, berlaku ketentuan sebagai berikut: a) bagi unit Non-Eselon, menyelenggarakan Penilaian Kompetensi secara mandiri yang pelaksanaannya berkoordinasi dengan PPK Pusat. b) bagi unit Non-Eseion Melalui Unit JPTM, menyelenggarakan Penilaian Kompetensi dengan: (1) mengikuti ketentuan unit JPTM yang menaunginya atau unit asal, yang pelaksanaannya dapat berkoordinasi dengan PPK Pusat melalui unit JPTM; atau (2) secara mandiri berkoordinasi dengan unit JPTM yang menaunginya dan PPK Pusat. Tugas dan peran pihak penyelenggara PPK Pusat dan PPK Unit yang memiliki tugas dan fungsi sesuai kewenangan masing-masing, yang terdiri atas: a, Administrator Penilaian Kompetensi, yang merupakan _pejabat administrator yang membidangi sumber daya manusia pada PPK Pusat atau PPK Unit, dengan tugas antara lain: y 2) 3) 4) 5) 6) menyusun kebutuban Penilaian Kompetensi, yang meliputi dasar dan tujuan, data calon Assessee, data kebutuhan penyediaan Assessor, dan data kebutuhan penyediaan tools sesuai tujuan dan kebutuhan; mengoordinasikan penyusunan rencana Penilaian Kompetensi untuk menyusun rencana dan jadwal pelaksanaan; menyetujui rencana pelaksanaan dan anggaran; mengoordinasikan sumber daya manusia yang terlibat dan penyusunan usullan Assessee; mengelola media pelaksanaan Penilaian Kompetensi; mengelola risike dan pengendalian mutu; MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 7) melakukan validasi dan pengelolaan data laporan hasil Penilaian Kompetensi Assessee; 8) melakukan pengawasan atas pengelolaan dokumen Penilaian Kompetensi; dan 9) melakukan evaluasi dalam keseluruhan proses penyelenggaraan Penilaian Kompetensi. b. Koordinator Penilaian Kompetensi, yang merupakan pejabat pengawas yang membidangi sumber daya manusia pada PPK Pusat atau PPK Unit, dengan tugas sebagai berikut: 1) menyusun rencana dan jadwal pelaksanaan serta penugasan untuk Assessor, 2) menugaskan dan mengoordinasikan petugas/pihak terkait untuk mempersiapkan kebutuhan SKJ, alat ukur, formulir, dokumen pendukung, serta sarana dan prasarana sesuai dengan tujuan Penilaian Kompetensi termasuk menjamin kesiapan kualitas sarana dan prasarana; 3) mengoordinasikan pelaksanaan Penilaian Kompetensi; 4) menyampaikan laporan pelaksanaan Penilaian Kompetensi kepada administrator Penilaian Kompetensi sebagaimana dimaksud pada huruf a; 5} memastikan pelaksanaan Penilaian Kompetensi sesuai dengan ketentuan maupun standar yang berlaku secara nasional; dan 6) melakuken evaluasi dalam setiap proses penyelenggaraan Penilaian Kompetensi. B. METODE DAN ALAT UKUR PENILAIAN KOMPETENSI 1. Alat ukur untuk Penilaian Kompetensi dengan metode Assessment Center, antara lain: a. Simulasi, diantaranya: 1) Penugasan telah berkas (in-tray/in-basket exercise) Permasalahan manajerial yang disajikan dalam bentuk tertulis seperti yang dialami dalam situasi nyata dalam pekerjaan dan Assessee diminta untuk menyelesaikan masalah tersebut. 2) Presentasi Metode evaluasi melalui pemberian tugas untuk menyajikan basil penugasan telaah berkas (in-tray/in-basket exercise) atau analisis kasus (case analysis) yang kemudian dipresentasikan di depan Assessor untuk dinilai. MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 6- 3) Analisis kasus (case analysis) Metode evaluasi melalui pemberian tugas tertulis dan setiap Assessee diminta untuk menganalisa dan mencari sohisi terhadap suatu kasus yang diambil dari situasi nyata dalam pekerjaan. 4) Diskusi kelompok tanpa pimpinan (leaderiess group discussion) Melakukan diskusi suatu topik mengenai masalah yang derkaitan dengan situasi pekerjaan yang aktual oleh sekelompok Assessee, Dalam berdiskusi, kelompok —tersebut tidak diperkenankan menunjuk pemimpin atau membentuk struktur organisasi. Assessor berfungsi scbagai pengamat (observer) yang akan mengobservasi dan mencatat semua perilaku yang muncul dari setiap Assessee untuk kemudian diterjemahkan ke dalam kompetensi yang sesuai. 2 Bermain peran manajemen (management role play) Salah satu teknik dalam Assessment Center yang merupakan simulasi dari suatu situasi pekerjaan yang nyata (riilj dan Assessee dituntut untuk memerankan posisi jabatan tertentu serta merespon terhadap permasalahan yang dihadapi sesuai dengan tuntutan daiam skenario yang dibuat. Assessor berfungsi sebagai pengamat {observer} yang akan mengobservasi dan mencatat semua perilaku yang muncul dari setiap Assessee untuk kemudian dicocokkan ke dalam indikator kompetensi yang sesuai. Assessor dapat terlibat dalam simulasi sebagai pemain peran (roleplayer). 6) Business games Metode evaluasi kompetensi Assessee melalui pendekatan simulasi atas situasi dan kondisi dalam pekerjaan 7) Fact finding Metode evaluasi kompetensi Assessee melalui pengumpulan dan penemuan atas fakta-fakta dengan tema tertentu. 8) Proposal writing Metode untuk memperoleh data/informasi mengenai tingkat kompetensi Assessee melalui pendekatan penulisan karya tulis dengan instruksi dan tema tertentu. Wawancara berbasis kompetensi, yang merupakan sebuah metode untuk merperoleh data/informasi mengenai tingkat kompetensi yang dimiliki Assessee melalui pendekatan situasi, tugas, aksi, dan hasil. Psikotes, yang dapat diukur melalui tes psikometri sesuai kebutuhan, yang dapat berupa tes kecerdasan (general aptitude test) dan tes kepribadian (personality test). Aw MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA d. Data penduicung alat ukur lainnya, yang terdiri atas: 1) critical incident yang merupakan data isian mengenai pengalaman kerja Assessee; dan 2) penilaian mandiri (self assessment) yang merupakan teknik untuk mengevaluasi kompetensi yang dimiliki seseorang sesuai dengan yang dibutuhken dalam jabatan tertentu. ¢. Penggunaan alat ukur dengan ketentuan: 1) paling kurang menggunakan 3 (tiga) simulasi dan wawancara berbasis kompetensi dengan metode Assessment Center, bagi: a) pejabat pimpinan tinggi pratama, pejabat administrator, dan pejabat pengawas; ) pejabat fungsional abli utama, pejabat fungsional abli madya, pejabat fungsional ahli muda, dan pejabat fungsional penyelia; dan cc} pejabat dengan jabatan lain yang setingkat; dan 2) menggunakan alat ukur sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pelaksanaan Penilaian Kompetensi, untuk Assessment Center dengan kebutuhan khusus. 2. Alat ukur untuk Penilaian Kompetensi dengan metode Penilaian Kompetensi Lainnya, antara lain: a. situational judgement test, yaitu alat ukur yang digunakan untuk mengetahui kompetensi Assessee melalui persoalan dari simulasi situasi nyata yang dihadapi dalam pekerjaan; b. game-based assessment yaitu alat ukur yang digunakan untuk mengetahui kompetensi Assessee melalui simulasi pekerjaan; dan/atau c. slat ukur Penilaian Kompetensi lainnya; yang dapat dilakukan melalui pemanfaatan teknologi informasi. C. TIM PENILAIAN KOMPETENSI 1. Tim Penilaian Kompetensi untuk metode Assessment Center, terdiri atas: a. Ketua tim Penilaian Kompetensi, dengan tugas antara lain: 1) merencanakan dan menentukan anggota tim yang terlibat yang telah mendapatkan persetujuan PPK Pusat atau PPK Unit; 2) memberikan pengarahan kepada anggota tim terkait tujuan Penilaian Kompetensi bersama PPK Pusat atau PPK Unit; 3) melakukan wawancara substansi kepada instansi dan/atau pihak pengguna; 4) memastikan kesiapan sarana dan prasarana selama peiaksanaan penilaian bersama PPK Pusat atau PPK Unit; MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, -8- 5) menetapkan jadwal pelaksanean Penilaian Kompetensi dan penugasan Assessor yang telah mendapatkan persetujuan PPK Pusat atau PPK Unit; 6) memastikan kualitas hasii laporan sesuai dengan standar yang berlaka, untuk kemudian hasil laporan diserahkan kepada’ PPK Pusat atau PPK Unit; dan 7) melakukan evaluasi terhadap keseluruban proses penyelenggaraan Penilaian Kompetensi mulai dari tahap perencanaan sampai dengan pelaksanaan. Admin Penilaian Kompetensi atau iead/koordinator Assessor, dengan tugas antara lain’ 1) menentukan dan memastikan kompetensi yang akan diukur sesuai dengan jenjang target jabatan Assessee bersama dengan PPK Pusat atau PPK Unit; 2) menentukan dan memastikan alat ukur yang akan digunakan, serta matriks kompetensi sesuai dengan target’ Penilaian Kompetensi bersama dengan PPK Pusat atau PPK Unit; 3) memastikan format laporan sesuai dengan siruktur yang telah ditentukan dan kebutuhan pelaksanaan Penilaian Kompetensi bersama dengan PPK Pusat atau PPK Unit; 4) memberikan pengarahan teknis bersama dengan PPK Pusat atau PPK Unit kepada Assessor, tenaga pendukung, Assessee, dan/atau pihak lainnya yang diperlukan mengenai pelaksanaan Penilaian Kompetensi, antara lain meliputi: a} jabatan target dan profil Assessee secara keseluruhan; b) matriks alat ukur dan kompetensi; ¢) rundown pelaksanaan Assessment Center; dan d) tata tertib, antara lain ketepatan waktu kehadiran dan hal lainnya dalara pelaksanaan Assessment Center, 5) memimpin jelannya Assessor meeting sampai dengan menentukan nilai final dari seorang Assessee, 6) menyelaraskan hasil penilaian sebagai bahan laporan; dan 7) melakukan pemeriksaan dan perbaikan hasil Penilaian Kompetensi, serta melaporkannya kepada PPK Pusat atau PPK Unit Assessor, dengan tugas antara lain: 1) melaksanakan briefing Assessor, 2) memberikan instruksi penugasan sesuai rundown pada kelompok masing-masing; 3) melakukan observasi dan penilaian penugasan sesuai rundown pada kelompok masing-masing; MENTER! KEUANGAN REPUBLLIK INDONESIA -9- 4) melakukan integrasi data untuk menentukan nilai Assessee; 5) melakukan Assessor meeti 6) memberikan evaluasi terhadap kinerja Assessor lainnya; dan 7} menyusun dan menyampaikan hasil Penilaian Kompetensi ke PPK Pusat atau PPK Unit dan Admin Penilaian Kompetensi. Tester, dengan tugas antara lain: 1) menyiapkan materi tes dalam penilaian psikologi; 2) memberikan instruksi Psikotes pada Assessee; 3) mengamati perilaku Assessee dan melakukan pengawasan pada saat proses pelaksanaan Psikotes; 4) mengolah data pelaksanaan Psikotes; 5) menginterpretasi hasil Psikotes yang hanya dapat dilakukan oleh psikolog; dan 6} menyusun dan menyampaikan hasil Psikotes ke PPK Pusat atau PPK Unit dan Admin Penilaian Kompetensi. Tenaga pendukung, dengan ketentuan sebagai berilcut: 1) Dalam hal metode Assessment Center dilaksanakan secara daring (Online Assessment Center), penyelenggaraan dapat didukung oleh: a) Tenaga pendukung pada PPK Pusat atau PPK Unit, dengan tugas antara lain: (1) melakukan koordinasi dengan PPK Pusat atau PPK Unit di jokasi terkait kesiapan infrastruktur, sarana prasarana, jaringan, admin kelompok, pengawas lokasi, dan dukungan teknologi informasi (IT support}, (2) memastikan kelancaran pelaksanaan Online Assessment Center di lokasi sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan; {3} memastikan pengisian berita acara penyelenggaraan Online Assessment Center pada lokasi pelaksanaan; (4) mengawasi pelaksanaan Online Assessment Center melalui media virtual sesuai jadwal; (5) melakukan koordinasi dengan pengawas lokasi dalam pelaksanaan Online Assessment Center, dan (6) melakukan koordinasi dengan pengawas kegiatan dan/atau pengawas lokasi serta dukungan teknologi informasi (IT support) dalam hal terdapat hambatan teknis dan jaringan sesuai prosedur. A MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, -10- b) Tenaga pendukung pada lokasi Assesse, dengan tugas antara lain: (1) melalcukan koordinasi dengan PPK Pusat atau PPK Unit terkait penyediaan infrastruktur, sarana prasarana, kesiapan jaringan maupun kesiapan admin kelompok, pengawas, dan dukungan teknologi informasi (IT support); (2) memastikan kelancaran pelaksanaan Online Assessment Center scsuai dengan jadwal yang telah ditentukan; (3) melakukan koordinasi dengan pengawas lokasi dan/atau penanggung jawabd kegiatan terkait penyediaan sarana prasarana, kesiapan jaringan, seria melakukan uji coba paling lambat 1 (satu) hari sebelum pelaksanaan Online Assessment Center, (4) melakukan koordinasi dengan pengawas lokasi dan PPK Unit dalam hal terdapat hambatan teknis dan jaringan; (5) mengidentifikasi dan memberikan solusi (troubleshooting) dalam hal terjadi hambatan teknis dan jaringan; (6) melakukan koordinasi dengan pihak pendukung pada unit yang membidangi urusan teknologi informasi di lingkungan Kementerian Keuangan secara berjenjang; (7) memastikan Assessee tidak menggunakan alat Komunikasi dan/atau barang ainnya yang dapat berpotensi menimbulkan kecurangan atau mengganggu pelaksanaan Assessment Center, (8) menyetujui persetujuan integritas; (9) mengisi daftar hadir pengawas lokasi yang telah disediakan; (10jmendampingi den mengawasi Assessee dalam pelaksanaan kegiatan Online Assessment Center, dan (11)melakukan koordinasi dengan dulcungan teknologi informasi (IT suppor} dalam hal terdapat hambatan teknis dan jaringan. Tenaga pendukung pada unit yang membidangi urusan teknologi informasi dan komunikasi, dengan tugas antara lain; (2) untuk unit yang membidangi urasan teknologi informasi dan komunikasi pusat, bertugas mengoordinasikan dan memberikan dukungan teknologi informasi (IT support) yang digunakan dalam pelaksanaan Online Assessment Center, dan a 2) MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, ell (2) untak unit kerja yang membidangi urusan_ teknoiogi informasi dan komunikasi pada masing-masing unit JPTM, unit Non-Eselon, atau Non-Eselon Melalui Unit JPTM, bertugas melakukan koordinasi. dengan unit yang membidangi urusan teknologi informasi dan komunikasi pusat sera PPK Pusat dan/atau PPK Unit terkait dukungan teknologi informasi (IT support). Dalam hal metode Assessment Center dilaksanakan secara luring, penyclenggaraan dilakukan antara lain sebagai berikut: a) melakukan koordinasi penjadwalan Assessor, b}-mempersiapkan dokumen tugas dan fungsi dari jabatan target; c) mempersiapkan daftar riwayat hidup Assessee; d) mempersiapkan kebutuhan administrasi, antara_—_ lain pemanggilan/undangan Assessment Center kepada Assessee, alat ukur (tools) Assessment Center yang akan digunakan, daftar hadir Assessor dan Assessee, berita acara pelaksanaan Assessment Center, dan kebutuhan administrasi lainnya; ¢} mempersiapkan sarana dan prasarana yang dibutuhkan; {) melakukan konfirmasi kehadiran Assessor dan Assessee, g) mengelola data hasil Assessment Center Pegawai dalam basis data (database); dan hh) membantu pengoperasian aplikasi Assessment Center dan media pendukung lainnya. Tim Penilaian Kompetensi untuk metode Penilaian Kompetensi Lainnya, terdiri atas. a. b, Assessor, dengan tugas antara lain: yy 2) 3) mengumpulkan data, antara lain bukti perilak dan situasi pekerjaan dalam penyusunan soal; menyusun dan memvalidasi soal; dan penugasan lain terkait pelaksanaan Penilaian Kompetensi Lainnya. Admin Penilaian Kompetensi, yang merupakan pegawai yang mengelola pelaksanaan Penilaian Kompetensi Lainnya untuk setiap batch penyclenggaraan yang terdiri atas: yy Admin Penilaian Kompetensi pusat, dengan tugas antara lain: a) mempersiapkan kebutuhan, seperti dokumen administrasi, aplikasi Penilaian Kompetensi, dan sebagainya, dan b) mempersiapkan penyusunan rencana kerja pemantauan dan evaluasi pelaksanaan Penilaian Kompetensi Lainnya. w 2) MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA -12- Admin Penilaian Kompetensi unit, dengan tugas antara lain: a} mempersiapkan kebutuhan pemetaan Assessee pada unit JPTM, unit Non-Eselon, atau unit Non-Eselon Melalui Unit JPTM; b) menyusun rencana kerja pelaksanaan Penilaian Kompetensi Lainnya pada unit JPTM, unit Non-Eselon, atau unit Non-Eselon Melalui Unit JPTM; ©) mengoordinasikan dan memastikan persiapan berjalan dengan baik, yang mencakup kesiapan aplikasi, jaringan, dan Tenaga Pendukung; dan d) melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan Penilaian Kompetensi Lainnya di unit JPTM, unit Non-Eselon, atau unit Non-Eselon Melalui Unit JPTM; cc. Tenaga pendukung, yang terdiri atas: y) 2) 3} Pengawas, dengan tugas antara lain: a) memastikan kesiapan infrastruktur pelaksanaan Penilaian Kompeiensi Lainnya di masing-masing lokasi Assessee; b) memantau jalannya kegiatan; dan c) mencatat dan melaporkan hal terkait kegiatan pada berita acara kegiatan. Tester, dengan tugas antara lain: a) menyiapkan materi tes dalam penilaian psikologi; b) memberikan instruksi Psikotes kepada Assessee; ©) memantau perilaku Assessee saat pelaksanaan Psikotes; d) mengolah data pelaksanaan Psikotes; dan ¢) menyusun laporan basil Psikotes bersama psikolog dan/atau sarjana psilcologi Tenaga pendukung pada unit yang membidangi urusan teknologi informasi dan komunikasi, dengan tugas antara lain: a] untuk unit yang membidangi urusan teknologi informasi dan komunikasi pusat, bertugas mengoordinasikan dan memberikan dukungan telnologi informasi (JT support) yang digunakan dalam pelaksanaan; dan b) untuk unit kerja yang membidangi urusan teknologi informasi dan komunikasi pada unit JPTM, Unit Non-Eselon, atau Non- Eselon Melalui Unit JPTM, bertugas melakukan’ koordinasi dengan unit yaug membidangi urusan teknologi informasi dan komunikasi pusat serta PPK Pusat dan/atau PPK Unit terkait dukungan teknologi informasi (IT support) w MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA -13- D, SARANA DAN PRASARANA 1. Sarana dan Prasarana untuk Penilaian Kompetensi dengan Metode Assessment Center a, Sarana dan prasarana yang dibutuhkan jika metode Assessment Center dilaksanakan secara daring, yaitu terdiri atas: 1) personal computer (PC} atau laptop yang disediakan oleh unit kerja sesuai kriteria standar dan telah dilengkapi fasilitas kamera pada layar personal computer (PC), headset/headphone/ earphone, dan microphone, yang harus berfungsi dengan baik; 2) kapasitas bandwidth yang memadai untuk memastikan koneksi internet berjalan dengan baik; 3) unit power supply (UPS) yang tersedia untuk setiap personal computer (PC) atau laptop dengan baterai dalam kondisi yang bail; 4) media daring yang mendukung kegiatan, aplikasi psikotes online, dan media lainnya yang dibutuhkan; 5) _lokasi diselenggarakannya Penilaian Kompetensi, yang meliputi: a} lokasi pada PPK Pusat atau PPK Unit; b) lokasi pada unit kerja masing-masing Assessee dengan persyaratan paling scdikit: (1) tersedia ruangan individu yang dapat digunakan oleh masing-masing Assessee; (2) tersedia ruangan yang nyaman, bebas gangguan, dan memiliki sirkulasi udara serta pencahayaan yang baik; (3) memiliki jaringan atau bandwidth yang memadai; dan (4) tersedia cadangan listrik (genset/ generator listrik); c} lokasi pada unit kerja lain yang terdekat dari tempat kedudukan Assessee atau lokasi lainnya yang harus memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud pada huruf b dalam hal lokasi unit kerja sebagaimana dimaksud pada huruf b tidak memenuhi persyaratan dan/atau terdapat kondisi darurat; dan 6) sarana dan prasarana lainnya yang dibutuhkan. b. Sarana dan prasarana yang dibutuhkan jika metode Assessment Center dilaksanakan secara luring, yaitu terdiri atas: i) Ruang Assessee berupa ruangan kedap suara dan dilengkapi dengan kamera pemantau (closed cireuit television/CCTV) dan/atau kaca tembus pandang satu arah (oneway mirron, paling sedikit terdiri atas: a) 6 (enam) ruang individu; b) 1 (satu) ruang kelas/pengarahan/presentasi; dan c} 1 (satu) ruang diskusi. A MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, -14- 2) ruang Assessor dengan kelengkapan antara lain: a) ruang rekam data yang dilengkapi dengan peralatan audio visual dan personal computer (PC) dan/atau kaca tembus pandang satu arah (oneway mirror); ‘b} ruang pertemuan/rapat Assessor, dan co} ruang kerja Assessor, 3) personal computer (PC) atau laptop yang disediakan oleh unit kerja sesuai kriteria standar dan telah dilengkapi dengan fasilitas kamera pada layar personal computer (PC), headset/ headphone/ earphone, dan microphone, yang harus berfungsi dengan baik; 4) kapasitas bandwidth memadai untuk memastikan koneksi internet berjalan dengan baik; dan 5) sarana dan prasarana lainnya yang dibutuhkan, 2. Sarana dan Prasarana untuk Penilaian Kompetensi dengan Mctode Penilaian Kompetensi Lainnya Sarana dan prasarana yang dibutubkan dalam pelaksanaan Penilaian Kompetensi Lainnya paling sedikit terdiri atas: a, feos personal computer (PC) atau laptop yang telah terintegrasi dengan alat perekam (recording tools); kamera pengawasan atau pengawas perorangan; media daring; aplikasi Penilaian Kompetensi; dan lokasi Penilaian Kompetensi yang dapat dilakukan di luar tempat kerja (work from home/WFH) maupun di dalam tempat kerja (work from office/ WFO) dengan memperhatikan kesiapan infrastruktur, antara lain jaringan dan personal computer (PC) atau laptop. ®. TAHAPAN PENYELENGGARAAN PENILAIAN KOMPETENSI 1. Tahapan penyelenggaraan Penilaian Kompetensi dengan metode Assessment Center, beriaku ketentuan sebagai beriloat: a, ‘Tahap perencanaan, meliputi antara lain: 1) membentué tim Penilaian Kompetensi oleh PPK Pusat atau PPK Unit, yang berlaku untuk 1 (satu) kali masa tugas penilaian; 2) membuat jadwal pelaksanaan dengan prinsip efektif dan efisien; 3) membuat jadwal tugas Assessor (matriks Assessor}; 4) menyiapkan kebutuhan jumlah soal dan formulir yang akan digunakan; w 5) 6) 7 8) 9) 10) 11) 32) ENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA -15- menyusun rencana penyelenggaraan Assessment Center meliputi: a) pemetaan calon Assessee derdasarkan jenjang jabatan, jenis Assessment Center, atau hasil Penilaian Kompetensi Kembali; b) pengelompokan Assessee berdasarkan hasil pemetaan; ¢) penentuan jumlah Assessee; 4d) penentuan jumlah Assessor sesuai dengan jumlah Assessee yang telah ditentukan: ¢) penentuan jadwal pelaksanaan; dan f) pemanggilan Assessee dan penugasan Assessor sesuai dengan peran dan jadwal pelaksanaan Assessment Center; menyiapkan alat ukur beserta matriksnya sesuai dengan jenjang jabatan target; menyiapkan format laporan sesuai metode yang digunakan; menyiapkan SKJ dan dokumien yang berisi tugas dan fungsi jabatan sesuai jabatan Assessee atau jabatan target serta daftar riwayat hidup Assessee; menyiapken dan menyampaikan formulir isian pengalaman kritikal profesional (critical incident) kepada Assessee oleh pengeiola Assessment Cenier, menyiapkan alat ukur atau bahan Psikotes berdasarkan sasaran Penilaian Kompetensi; melakukan pengarahan/briefing kepada Assessor dan Tenaga Pendukung sebelum melakukan Penilaian Kompetensi, dengan materi antara lain tujuan Penilaian Kompetensi, profil Assessee, matriks Assessor dan Assessee, serta jadwal pelaksanaan Penilaian Kompetensi; menyiapkan formulir administrasi, antara lain: a) daftar hadir Assessor, Assessee, dan Admin Penilaian Kompetensi; b) daftar hadir dan rekapitulasi Assessor meeting, ) bahan briefing Assessor, d)_persetujuan integritas Assessor, Assessee, dan pengawas; ce} berita acara penyelenggaraan Assessment Center; 1) laporan pelaksanaan kegiatan Assessment Center, 2) format Laporan Hasil Assessment Center, yang sclanjutnya disingkat LHAC; h) formulir evaluasi atas alat ukur kegiatan Assessment Center, kinerja Assessor, dan penyelenggaraan Assessment Center, dan w i) dokumen pendukung lainnya; dan MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, -16- 13) menyiapkan sarana dan prasarana sebagaimana dimaksud pada huruf D angka 1. Tahap persiapan, meliputi antara lain: 1) mengeiola formulir isian pengalaman kritis (critical incident) Assessee, yaitu data isian mengenai pengalaman kerja Assessee yang telah diisi oleh Assessee sebelum kegiatan penilaian dilaksanakan untuk kerudian disampaken Kepada Assessor terkait; 2) menyediakan alat ukur beserta matriksnya sesuai dengan jenjang jabatan target; 3) menyiapkan dokumen SKJ sebagai dasar pelaksanaan Penilaian Kompetensi; 4) melakukan pengarahan/briefing kepada Assessor dan Tenaga Pendukung sebelum melakukan Penilaian Kompetensi, dengan materi antara lain tujuan penilaian, jabatan target, matriks Assessor dan Assessee, serta jadwal pelaksanaan; 5) menyiapkan formulit administrasi, antara lain: a) persetujuan integritas Assessor, Assessee, dan/atau pengawas lokasi; b) daftar hadir Assessor dan Assessee; dan ¢} formulir evaluasi atas alat ukur Assessment Center, kinerja Assessor, dan penyelenggaraan Assessment Center, 6) melakukan uji coba di lokasi tes guna memberikan kesempatan bagi Assessee mencoba perangkat atau aplikasi Assessment Center; dan 7) memastikan kesiapan sarana dan prasarana sebagaimana dimaksud pada huruf D angka 1. Tahap pelaksanaan, mefiputi antara lain: 1) Pengarahan Assessee, yang dilakukan pada awal pelaksanaan penilaian mengenai tujuan, manfaat, jadwal dan tahapan pelaksanaan, serta tata tertib selama mengikuti proses Penilaian Kompetensi. 2) Pengambilan data (data intake) Assessee dengan kegiatan sebagai berikut: a) Asessor memberikan instruksi kepada Assesee mengenai simulasi, Psikotes, dan wawancara kompetensi sesuai dengan jadwal pelaksanaan Assessment Center, b)_selama proses pengambilan data, Assessor melakukan observasi (observation), meneatat (recording), dan merekam semua perilaku Assessee; 3) 4) 5) 6) MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, c) Tenaga Pendukung melakukan perekaman kegiatan Assessee, memfasilitasi kebutuhan Assessor dan Assessee yang berkaitan dengan administrasi dan sarana—prasarana, —_serta menyampaikan dokumen evaluasi untuk diisi oleh Assesse; d) setelah proses pengambilan data (data intake) selesai, Assessor menyerahkan dokumen kepada petugas administrasi; dan ©) petugas administrasi mengisi formulir berita acara pelaksanaan Assessment Center. Pengolahan data atas hasil observasi dan pencatatan selama proses pengambilan data, baik secara manual maupun dengan bantuan teknologi informasi. Analisis hasil, yang berdasarkan hasil pengolahan data, Assessor menganalisis dan mengklasifikasi bukti perilaku Assessee, serta memberikan evaluasi atau penilaian sesuai dengan indikator kompetensi. Integrasi data melalui Assessor meeting dengan ketentuan sebagai berikut: a) integrasi data harus dilakukan berdasarkan seluruh informasi atau bukti perilaku yang telah dikumpulkan oleh Assessor dari hasil pengamatan melalui semua alat ukur atau simulasi sehingge didapatkan kesepakatan nilai akhir bagi Assessee; b) integrasi data dapat menggunaken alat bantu personal computer (PC) atau laptop yang dilakukan secara statistik sesuai dengan standar yang beriaku; dan c} hasil Assessor meeting diserahkan oleh Admin Penilaian Kompetensi dengan melakukan rekapitulasi data hasil Assessor meeting yang dilaporkan oleh Admin Penilaian Kompetensi. Hasil dan standar penilaian, dengan ketentuan sebagai berikut: a) hasil penilaian dapat dibuat kategori berdasarkan tujuan penilaian, yaitu: (1) tujuan pengisian jabatan melalui promosi dan mutasi, dengan Kategori memenuhi syarat (MS), masih_memenuhi syarat (MMS), atau kurang memenuhi syarat (KMS); dan (2) tujuan pemetaan dalam jabatan, dengan kategori “optimal”, “cukup optima’, atau “kurang optimal’; b) standar penilaian, yang merupakan standar nilai JPM yang dikategorisasikan scbagai acuan untuk tujuan pengisian dalam jabatan melalui promosi dan mutasi serta tujuan pemetaan dalam jabatan; dan ©) hast dan standar penilaian yang digunakan mengikuti ketentuan mengenai standar nilai JPM. a MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA -18- Pelaporan, dengan ketentuan sebagai berikut: ty 2) 3) 4) 5) 6) 7 pelaporan Penilaian Kompetensi meliputi penyampaian LHAC dan dokumen hasil kerja Assessee; LHAC memuat hasil/kesimpulan dari penilaian terhadap Assessee, yaitu kesesuaian kompetensi Assessee dengan kompetensi yang dipersyaratkan dalam jabatan; LHAC dibuat oleh Assessor sesuai dengan hasil Assessor meeting sesuiai dengan tujuan penilaian; LHAC, paling kurang memuat: a} identitas Assesse; b) profil kompetensi; c) nilai JPM; d) uraian kompetensi; ¢) ekuatan dan area pengembangan; 1) saran pengembangan; dan g) rekomendasi hasil penilaian Laporan Individual Assessment Center, yang selanjutnya disingkat LIAC memuat informasi hasil Assessment Center yang paling kurang meliputi: a} profil kompetensi; b) perbandingan antara nilai Kompetensi Pegawai dan SK.J dalam jabatannya saat ini; dan c) kompetensi yang menjadi kelebihan dan kompetensi yang perlu dikembangkan sesuai standar kompetensi dalam jabatannya saat ini; dan 2) saran pengembangan kompetensi. Pegawai yang telah menerima LIAC dapat menyusun rencana pengembangan kompetensi yang dibahas bersama atasan langsung Pegawai dan menambahkan laporan profil potensi dalam hal dilakukan Psikotes; Umpan balik, yang meliputi a] menyampaikan masukan yang bersifat konstruktif. mengenai pengembangan kompetensi Assesse berdasarkan hasil yang diperoich dari proses penilaian; dan b) umpan balik dapat dilakukan dengan mekanisme, antara lain online group coaching, one on one feedback, dan/atau mekanisme lain sesuai dengan ketentuan’ mengenai pengembangan kompetensi. MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA “19. e. Tahap pemantauan dan evaluasi, dengan ketentuan antara lain: yj 3) 4) pemantauan dan evaluasi penyelenggaraan Penilaian Kompetensi yang dilakukan oleh PPK Pusat atau PPK Unit sesuai kewenangan masing-masing, yang dilaksanakan secara periodik 1 (satu) kali dalam setahun pada aihir tahun berjalan; unsur penilaian dalam pemantauan dan evaluasi meliputi Assessor, Assesse, alat ukur, dan proses penyelenggaraan Assessment Center, dalam melaksanakan pemantauan dan evaluasi, PPK Pusat dan PPK Unit dapat menggunakan informasi dari Assessee terkait penilaian terhadap unsur Assessor, alat ukur, dan proses penyelenggaraan Assessment Center, dan PPK Unit menyampaikan laporan pemantauan dan evaluasi kepada PPK Pusat sebagai bahan penyempumaan pelaksanaan Penilaian Kompetensi berikutnya, 2. Tahapan penyelenggaraan Penilaian Kompetensi dengan metode Penilaian Kompetensi Lainnya, berlaku ketentuan sebagai berikut: a, Tahap perencanaan dan persiapan, yang dilakukan oleh: y 2) PPK Pusat, meliputi antara lain: a) menyusup dan menentukan alat ulcur atau soal yang digunakan bersama Assessor, b) menyusun pemetaan/ batching soal; ¢) melakukan pengelolaan data Assessee dan berkoordinasi dengan unit JPTM, unit Non-Eselon, dan Non-Escion Melalui Unit JPTM; dan d) melakukan hermonisasipelaksanaan Penilaian Kompetensi Lainnya dengan unit JPTM, unit Non-Eselon, atau unit Non- Eselon Melakui Unit JPTM; PPK Unit, meliputi antara lain: a) menyusun pemetaan/ batching daftar Assessee dan alokas serta menyampaikannya ke PPK Pusat; b) menentukan petugas Tenaga Pendukung; c) mempersiapkan kebutuhan administrasi, seperti surat tugas Assessee Gan kebutuhan administrasi lainnya; @) mempersiapkan dan memastikan sarana dan prasarana, baile yang diselenggarakan sccara WFO maupun WFH; e) mengoordinasikan jadwal dan kelengkapan pelaksanaan Penilaian Kompetensi kepada Assessee dan pengawas sesuai lokasi Penilaian Kompetensi masing-masing; MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, -20- f) merfasilitasi kebutuhan koordinasi pengawas dengan unit kerja torkait dalam mempersiapkan pelaksanaan Penilaian Kompeiensi; dan g) melakuken koordinasi dan kerja sama terkait infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi dengan unit kerja yang membidangi urusan teknologi informasi dan komunikasi pada unit JPTM, dan/atau unit pendukung infrastuktur teknologi informasi dan komunikasi lainnya. b. Tahap pelaksanaan, yang dilakukan oleh: 1) PPK Pusat, meliputi antara lain: a) melakukan pendampingan pelaksanaan Penilaian Kompetensi Lainnya yang dilaksanakan oleh unit JPTM, unit Non-Eselon, atau Non-Eselon Meialui Unit JPTM; dan b) melakukan pemantauan data Assessee pada aplikasi secara berkala. 2) PPK Unit, meliputi antara lain: a) melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan _Penilaian Kompetensi pada unit masing-masing; b) memberikan pengarahan kepada Assessee terkait tata cara pelaksanaan Penilaian Kompetensi Lainnya; ©} melaporkan dan berkoordinasi dengan PPK Pusat dan/atau unit kerja pendukung yang membidangi urusan teknologi informasi dan kormunikasi dalam hal terdapat kendala pada saat pelaksanaan; dj memastikan Assessee telah mengifuti dan mengirimkan bukti dukung telah menyelesaikan Penilaian Kompetensi Lainnya sesuai ketentuan; dan ¢) melengkapi pengisian dokumen berita acara penyelenggaraan Penilaian Kompetensi lainnya. 3) Unit kerja pendukung yang membidangi urusan teknologi informasi dan kornunikasi, meliputi antera lain: a) melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan _Penilaian Kompetensi Lainnya bersama PPK Pusat dan/atau PPK Unit; dan b)_ melakwkan koordinasi dengan PPK Pusat dan/atau PPK Unit dalam. hal terdapat kendala dalam pelaksanaan Penilaian Kompetensi Lainnya. c. Hasil dan pelaporan, dengan ketentuan: 1) PPK Pusat, mengelola hasil dan pelaporan meliputi antara lain: a) melakukan pengolatan data hasil Penilaian Kompetensi Lainnya secara keseluruhan (seluruh unit JPTM, unit unit Non-Eselon, dan unit Non-Esclon Melalui Unit JPTM); 2) 3) b) ¢) ay MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA “2 melakukan analisis data dalam rangka pemanfaatan hasil Penilaian Kompetensi dalam manajemen sumber daya manusia; menyampaikan hasil Penilaian Kompetensi Lainnya kepada pihak terkait sesuai dengan kewenangannya; dan menyusun laporan kegiatan Penilaian Kompetensi Lainnya. PPK Unit, mengelola hasil dan pelaporan meliputi antara lain: a) menyusun dan menyampaikan laporan kegiatan pclaksanaan Penilaian Kompetensi Lainnya kepada PPK Pusat; b) mengelola hasil Penilaian Kompetensi pegawai, untuk kebutuhan. manajemen SDM, seperti pengembangan kompetensi. Pegawai yang telah menerima hasil Penilaian Kompetensi dapat menyusun rencana pengembangan kompetensi yang dibahas bersama atasan langsung dan menambahkan laporan profil potensi dalam hal dilakukan Psikoies. Pemantauan dan evaluasi, yang dilakukan oleh: 1) PPK Pusat, meliputi antara iain: a) b) PPK Unit, meliputi antara Jain: a) b melakukan pemantauan terhadap setiap _ penyelenggeraan Penilaian Kompetensi Lainnya; melakukan evaluasi terhadap —penyelenggaraan__Penilaian Kompetensi Lainnya berdasarkan hasil pemantauan dan evaluasi berita acara penyelenggaraan serta laporan dari PPK Unit; dan melakukan evaluasi terhadap alat ukur atau soal Penilaian Kompetensi Lainnya sesuai dengan prinsip atau kaidah penyusunan alat ukur. melakukan pemantauan terhadap setiap _penyelenggaraan Penilaian Kompetensi Lainnya di unit JPTM, unit Non-Eselon, atau unit Non-Eselon Melalui Unit JPTM; dan meiakukan evaluasiterhadap _penyelenggaraan_Penilaian Kompetensi Lainnya berdasarkan hasil pemantauan dan, evaluasi herita acara penyelenggaraan. A ENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA -22- F, PENGELOLAAN DATA PENILAIAN KOMPETENSI Pengelolaan data dalam Penilaian Kompetensi, antara lain terdiri atas SKJ, kamus kompetensi, data kepegawaian Assessee, data struktur organisasi, data hasil Penilaian Kompetensi, data Assessor, data alat ukur, data penyelenggaraan Penilaian Kompetensi, dan data saran pengembangan kompetensi, Pengelolaan data dilakukan melalui aplikasi dengan ketentuan sebagai berileut: 1. Penentuan hak akses, yang ditujukan untuk: a. Tenaga pendukung, terdiri atas: 1) Tenaga pendukung pusat, untuk melakukan pemasukan (input) dan pengolahan terhadap data, antara lain: a) data hasil Penilaian Kompetensi; b) SKJ; ©) kamus kompetensi; d) saran pengembangan kompetensi; e) data kepegawaian Assessee; dan f) alat ukur atau materi Penilaian Kompetensi. 2) Tenaga pendukung unit, untuk metakukan pemasukan (input) dan pengolahan data terhadap antara lain: a} data hasil Penilaian Kompetensi unit; b) SKJ; dan c} data kepegawaian Assessee. b. Koordinator Penilaian Kompetensi pusat atau unit, untuk melakukan hal- hal sebagai berikut: 1) melihat data status akhir Assessee; 2} melihat hasil pengolahan data Penilaian Kompetenst; dan 3) melakukan pengawasan kesesuaian penggunaan fungsi aplikasi; sesuai kewenangan masing-masing. ¢. Administrator Peniiaian Kompetensi, untuk melakukan hal-hal sebagai berileut: 1) memonitor data status akhir Assessee, hasil Penilaian Kompetensi, hasil pengelohan data Penilaian Kompetensi, dan kesesuaian penggunaan fungsi aplikasi; serta 2) mengoordinasikan pemutakhiran data pengguna hak akses, sesuai kewenangan masing-masing MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA -23- 4. Eksekutif, yang meliputi: 1) eksekutif pusat, yang terdiri atas Sekretaris Jenderal dan Kepala Biro Sumber Daya Manusia, untuk melihat seluruh data Penilaian Kompetensi dari Pegawai; 2) eksekutif unit, yang terdizi atas pimpinan unit JPTM atau Non- Esclon, sckretaris pimpinan. unit JPTM, unit Non-Eselon, atau Non- Eselon Melalui Unit JPTM, Kepala Biro Umum, dan Direktur Kepatuhan Internal dan Transformasi Sumber Daya Aparatur, untuk melihat seluruh data Penilaian Kompetensi dari Pegawai di lingkungan masing-masing; dan 2 ekselutif khusus, yang terdiri atas: a) pejabat/pegawai yang ditunjuk untuk melakukan pengelolaan data hasil Penilaian’ Kompetensi dalam rangka kebutuhan pengembangan kompetensi dan/atau pengembangan karier; b] unit pendukung dalam pengelolaan sistem pada aplikasi yang terkait Penilaian Kompetensi; dan ©) pejabat fungsiona! Assessor SDM Aparatur dalam pengelolaan hasil Penilaian Kompetensi. 2. Proses pemasukan basis data (input database), dengan ketentuan sebagai berikut: a. Pemasukan (inpuf) data hasil Penilaian Kompetensi dengan metode ‘Assessment Center, dilakukan dengan tahapan sebagai berikut: 1) pemeriksaan kesesuaian data pada LHAC dengan hasil Assessor meeting: 2) pemasukan (input) hasil Assessor meeting dan LHAC ke dalam aplikasi; dan 3) verifikasi/pemeriksaan kembali terhadap pemasukan (inpui) data oleh Tenaga Pendukung yang berbeda dalam rangka memastikan akurasi data pada basis data (database) dengan LHAC. b, Pemasukan (input) data hasil Penilaian Kompetensi dengan metode Penilaian Kompetensi Lainnya, dilakukan dengan tahapan sebagai berikut: 1) verifikasi data Assessee dan hasil Penilaian Kompetensi dalam aplikasi; 2) pemasukan basis data (input database) hasil Penilaian Kompetensi dalam HRIS secara serni-otomasi; dan 3) pemasukan basis data (input database) hasil Penilaian Kompetensi secara otomasi melalui sistem teknologi informasi dan korunikasi, dalam hal aplikasi Penilaian Kompetensi telah terkoneksi dengan HRIS. A MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA -24- c. Pemasukan (input) data yang dibutuhkan dalam basis data (database) sistem Penilaian Kompetensi, antara lain kamus kompetensi, SKJ, profil Assessor, dan alat kur. 3. Pemeliharaan basis data (database) dalam aplikasi, yang meliputi kegiatan pemutakhiran data dan pengembangan dalam aplikasi Penilaian Kompetensi, dilakukan oleh unit kerja yang membidangi urusan teknologi informasi dan kormunikasi pada lingkup: a, Kementerian Keuangan (pusat); b. unit JPTM, unit Non-Esclon, atau unit Non-Eselon Melalui Unit JPTM; dan/atau ¢. Biro Sumber Daya Manusia. MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, ttd. SRI MULYANI INDRAWATI Salinan sesuai dengan aslinya Kepala Biro Umum LAMPIRAN I KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA. NOMOR 504.1 /KMK.01/2022 TENTANG PENGELOLAAN PENILAIAN KOMPETENSI MANAJERIAL DAN SOSIAL MENTERIKEVANGAN = KULTURAL = DI _LINGKUNGAN REPUBLIK INDONESIA XEMENTERIAN KEUANGAN KAMUS DAN STANDAR KOMPETENS! MANAJERIAL DAN SOSIAL KULTURAL A. NAMA KOMPETENSI 1 Kompetensi manajerial, meliputi: orie parespoge integritas; kerja sama; komunikasi; mtasi pada hasil; pelayanan publik; pengembangan diri dan orang lain; mengelola perubahan; dan pengambilan keputusan. Kompetensi sosial kultural, meliputi perekat bangsa. B. LEVEL KOMPETENSI 1 uber Level 1: Level 2: Level 3: Level 4: Level 5: paham/dalam pengembangan dasar menengah mumpuni abhi . KAMUS KOMPETENSI 1. Integritas [Definisi etika organisasi, menyertainya 7] Konsisten berperilaku selaras dengan nilai, norma dan/atau dan jujur dalam hubungan dengan manajemen, rekan kerja, bawahan langsung, dan pemangku kepentingan, menciptakan budaya etika tinggi, bertanggung jawab atas tindakan atau keputusan beserta risiko yang Level Deskripsi Indikator Perilaku Mampu bertindak sesuai nilai, norma, dan etika organisasi dalam kapasitas pribadi Bertingkah taku sesuai dengan perkataan; berkata sesuai dengan fakta Melaksanakan peraturan dan kode etik organisasi dalam lingkungan kerja sehari-hari, pada tataran individu pribadi. Tidak menjanjikan/memberikan sesuatu yang bertentangan dengan aturan organisasi. w MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA indikator Perilaku |Mampu mengingatkan, | mengajak rckan kerja untuk bertindak sesuai nilai, norma, dan etika organisasi. Mengingatkan rekan kerja untuk bertindak sesuai dengan __nilai, norma, dan etika organisasi dalam segala situasi dan kondisi, mengajak orang lain untuk bertindak sesuai ctika dan kode etik. Menerapkan norma-norma secara Konsisten dalam setiap situasi, pada unit kerja. terkecil/kelompok kerjanya. Memberikan informasi yang dapat dipercaya sesuai dengan ctika organisasi Mampu memastikan, menanamkan keyakinan bersama agar anggota yang dipimpin bertindak Sesuai nilai, norma, dan etika organisasi, dalam lingkup formal. ‘an anggota yang dipimpin bertindak sesuai dengan nilai, norma, dan etika organisasi dalam segala situasi dan kondis Mampu untuk memberi apresiasi dan teguran bagi anggota yang dipimpin agar bertindak selaras dengan nilai, norma, dan ctika organisasi dalam segala situasi dan kondisi. Meiakukan pemantauan (monitoring) dan evaluasi terhadap penerapan sikap integritas di dalam unit kerja yang dipimpin. Mampu menciptakan situasi kerja. —syyang mendorong “kepatuhan pada nilai, norma, dan ctika organisasi. Menciptakan situasi_kerja” yang mendorong seluruh__ pemangku kepentingan mematuhi nilai, norma, dan etika organisasi dalam segala situasi dan kondisi. Mendukung dan menerapkan prinsip moral dan standar etika yang tinggi, serta berani menanggung Konsekuensinya. Berani melakukan koreksi atau mengambil tindakan atas penyimpangan kode etik/nilai-nilai yang dilakukan oleh orang lain, pada vataran lingkup kerja setingkat instansi meslcipun ada risiko. MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, 3- Level Deskripst Indikator Perilaka (role model) tingkat nasional. Mampu menjadi panutan dalam penerapan, standar keadilan dan etika di Mempertahankan tingkat standar keadilan dan etika yang tinggi dalam, perkataan dan tindakan sehari-hari yang dipatuhi oleh seluruh pemangku kepentingan pada lingkup instansi yang dipimpinnya, Menjadi panutan, (role model\/keteladanan dalam penerapan standar keadilan dan etika yang tinggi di tingkat nasional Membuat konsep kebijakan dan strategi penerapan sikap integritas dalam’ pelaksanaan tugas dan norma-norma yang sejalan dengan nilai strategis organisasi. Kerja Sama Defini isi |:/ Kemampuan menjalin, membina, mempertahankan hubungan | | kerja yang efektil, memiliid komitmen saling membantu dalam penyelesaian tugas, dan mengoptimalkan segala sumber daya ‘untuk mencapai tujuan strategis organisasi, t { ‘Level Deskripst indikator Perilaku Berpartisipasi kelompok kerja. dalam Berpartisipas: sebagai anggota tim yang ail, melakukan iugas/bagiannya, dan mendukung keputusan tim, Mendengarkan dan menghargai masukan dari orang lain dan memberiken usulan-usulan bagi kepentingan tim. Mampu menjalin interaksi sosial untuk penyelesaian tugas. 2. lyang — partisipatif efektif. Menumbuhkan tim kerja dan. Membanta orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas_mereka untuk mendukung sasaran tim. Berbagi informasi yang relevan atau bermanfaat pada anggota tim; mempertimbangkan masukan dan keahlian anggota dalam tim/kelompok kerja serta bersedia untuk belajar dari orang lain. Membangun komitmen yang tinggi untuk menyelesaikan tugas tim. w MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA -4- Level Desktipsi Indikator Perilaku Biektif membangun tim| a. kerja untuk peningkatan kinerja organisasi. Melihat ‘kekuatan/kelemahan anggota tim, membentuk tim yang tepat, mengantisipasi kemungkinan hambatan, dan mencari solusi yang optimal, Mengupayakan dan mengutamakan pengambilan keputusan berdasarkan usulan-usulan anggota tim/kelompok, bernegosiasi secara efektif untuk upaya_ penyelesaian pekerjaan yang menjadi target kinerja kelompok dan/atau unit kerja. Membangun aliansi_ dengan para pemangku kepentingen dalam | rangka mendukung penyelesaian target kerja kelompok. tim dan sinergi. Membangun _komitmen | a. Membangun sinergi antarunit kerja di lingkup instansi yang dipimpin. Memfasilitasi kepentingan yang berbeda dari unit kerja lain sehingga terciptasinergi dalam —_ rangka pencapaian target kerja organisasi. Mengembangkan sistem yang. menghargai kerja sama antarunit, memberikan dukungan/semangat untuk memastikan — tercapainya sinergi dalam rangka pencapaian target kerja organisasi. Menciptakan situasi kerja | a. sama secara konsisten, baik di dalam maupun di luar instansi. Menciptakan bubungan kerja yang konstruktif dengan menerapkan norma/etos/nilai-nilai kerja yang baik di dalam dan di luar organisasi, meningkatkan produktivitas, dan menjadi panutan dalam organisasi. Secara konsisten menjaga sinergi agar pemangku kepentingan dapat bekerja sama dengan orang di dalam maupun di luer organisasi. Membangun konsensus untuk menggabungkan sumber daya dari berbagai pemangku kepentingan untuk tujuan bangsa dan negara. aw MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA -5- 3. Komunikasi Definisi| Kemampuan untuk menerangkan pandangan dan gagasan secara jelas, sistematis disertai argumentasi yang logis dengan cara-cara yang sesuai, baik secara lisan maupun. tertulis; memastikan pemahaman; mendengarkan secara aktif dan efe&tif, mempersuasi, meyakinkan dan membujuk orang lain dalam rangka mencapai tujuan organisasi. kompleks Deskripsi Indikator Perilaku Menyampaikan informasi|a. Mcnyampaikan informasi (data), dengan jelas, lengkap,| _ pikiran, atau pendapat dengan jelas, dan pernahaman yang| singkat, dan tepat dengan sama menggunakan cara/media yang sesuai dan mengikuti alur yang logis. b. Memastikan pemahaman yang sama atas instruksi yang diterima/diberikan. c. Mampu melaksanakan —_kegiatan surat menyurat sesuai tata naskah organisasi. 2. | Akte menjalankan |a. Menggunakan gaya komunikasi kommunikasi secaraformal| informal untuk —_meningkatkan dan informal, bersedia| — hubungan profesional. aendengarkan rotate |b. Mendengarkan pihal Jain secara in, a Tpretasil aktif, menangkap dan Pesan dengan respon. menginterpretasikan — pesan-pesan Inenyustin materi dari orang lain, serta memberikan presentasi, pidato,; “*SPon Yang sesuat, ; naskah, laporan, dil. c. Membuat materi presentasi, pidato, draf (draf) naskah, laporan, dl. sesuai arahan pimpinan. 3. |Berkomunikasi secara|a. Menyampaikan suatu informasi yang asertif, terampil| —sensitif/rumit dengan cara berkomunikasi —_lisan| —_penyampaian dan kondisi yang tepat maupun tertulis untuk sehingga dapat dipahami dan menyampaikan informasi| — diterima oleh pihak lain yang sensitif, rumit, atau] Menyederhanakan topik yang rumit dan sensitif sehingga lebih mudah dipahami dan diterima orang lain. MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA -6- Level Deskripsi Indikator Perilaku Membuat laporan tahunan/periodik, naskah, dokumen, atau proposal yang kompleks; membuat surat resmi yang sistematis dan tidak. menimbulkan —pemahamnan yang! berbeda; membuat proposal yang rinci dan legkap. pemikiran multidimensi: secara lisan dan tertulis Mampa mengemukakan |a. Mengintegrasikan informasi penting dari berbagai sumber dengan pihal jain untuk mendapatkan pemahaman yang sama. Menuangkan pemikiran ataukonsep dari berbagai sudut pandang/multidimensi dalam bentuk tulisan formal. Menyampaikan informasi secara persuasif untuk —_ mendorong pemangku kepentingan sepakat pada langkah-langkah bersama dengan tujuan meningkatkan kinerja secara keseluruhan, komunikasi yang terbuka secara strategis untuic mencari solusi_ dengan tujuan — meningkatkan kinerja. untuk: mendorong Kesepakatan dengan |, tajuan— meningkatkan kinerja secara keseluruhan. © Menggagas sistem [a. Menghilangkan hambatan komunikasi, mampu berkomunikasi dalam isu-isu nasional yang memiliki risiko tinggi, menggalang Aubungan dalam skala strategis di tingkat nasional. Menggunakan saluran komunikasi formal dan nonformal guna mencapai kesepakatan dengan —tujuan meningkatkan kinerja di tingkat instansi dan/atau nasional. Menggagas sistem komunikasi dengan melibatkan —_pemangku kepentingan sejak dini untuk mencari solusi dengan tujuan meningkatkan kinerja di tingkat instansi dan/atau nasional. Orientasi pada Hasil Definisi Kemampuan mompertahankan komitmen pribadi yang tinggi untuk menyelesaikan tugas, dapat diandalkan, bertanggung jawab, mampu secara sistimatis mengidentifikasi risiko dan peluang dengan memperhatikan keterhubungan antara perencanaan dan hasil, untuk keberhasilan organisasi. Ww MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA -T- [Level Deskripsi Tndikator Perilaku f 1. | Bertanggung jawab|a. Menyelesaikan tugas dengan tuntas i untuk memenuhi standar| dan dapat diandalkan. | kerja b. Bekerja dengan teliti dan hati-hati guna meminimalkan —kesalahan dengan mengacu pada standar kualitas (SOP). c. Bersedia menerima —_masukan, mengikuti contoh cara bekerja yang lebih efektif dan efisien di lingkungan kerjanya. 2. |Berupaya meningkatkan la. Menetapkan dan berapaya mencapai hasil kerja pribadi yang) standar kerja pribadi yang lebih lebih tinggi dari standar| tinggi dari. standar kerja’ yang yang ditetapkan dan| — ditetapkan organisasi. code. pee fmencoba b. Mencari dan mencoba metode kerja metode alternatil untul alternatif untuk meningkatkan hasil peningkatan kinerja, kerjanya, 'c. Memberi contoh kepada orang-orang di unit kerjanya untuk mencoba menerapkan metode kerja yang lebih efektif yang sudah dilakukannya 3. |Menetapkan target kerja| a. Menetapkan target kinerja unit yang lyang menantang bagi) lebih tinggi dari target yang unit kerja, memberi| —_dlitetapkan organisasi. apresiasi, dan teguran b. Memberikan apresiasi dan teguran pa mendorong | "untuk mendorong pencapaian hasil : nerja. unit kerjanya. c. Mengembangkan metode kerja yang lebih efektif dan cfisien” untuk mencapai target kerja unitnya. ‘Mendorong unit kerjala. Mendorong unit kerja di tingkat mencapai target yang| instansi untuk mencapai kinerja ditetapkan atau melebihi| yang melebihi target yang ditetapkan. hasil kerja sebelusanya, |1, yemantau dan mengevaluasi hasil kerja unitnya agar selaras dengan sasaran strategis instansi. Mendorong pemanfaatan _sumber daya bersama antarunit kerja dalam rangka meningkatkan efektifitas dan efisiensi pencaian target organisasi, A MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA -8- Level Deskripsi Indikator Perilaku 5. | Meningkatkan mutu| a. Memastikan kualitas sesual standar pencapaian kerja) dan keberlanjutanhasil Kerja organisasi. organisasi yang memberi kontribusi | pada pencapaian target prioritas nasional. b, Memastikan tersedianya sumber | daya organisasi untuk menjamin fercapainya target. _prioritas i instansi/nasional ji c. Membuat —— kebijakan untuk Pelayanan Publik menerapkan metode kerja yang lebih efektif-efisien dalam mencapai tujuan prioritas nasional. Definisi |: Kemampuan dalam melaksanakan tugas-tugas pemerintahan, | | pembangunan, dan kegiatan pemenuhan kebutuhan pelayanan ' |publik secara profesional, transparan, mengiluti standar i pelayanan yang objektif, netral, tidak memihak, tidak diskriminatif, serta tidak terpengaruh —_kepentingan pribadi/lelompok/golongan/ partai politik. Level Deskripst Indikator Perifaku T. | Menjalankan fugas fa. Mampu mengerjakan tugas-tugas mengikuti standar| dengan mengikuti standar pelayanan pelayanan yang objektif, netrai, tidak memihak, tidak diskriminatif, transparan, dan tidak —terpengaruh —_kepentingan pribadi/kelompok/ partai politik. b. Melayani kebutuhan, permintaan, dan keluhan peranglca kepentingan. c. Menyelesaiican masalah dengan tepat tanpa_bersikap membela diri dalam kapasitas sebagai. —_pelaksana| pelayanan publik. 2. |Mampu’menyupervisi, |. Menunjukan sikap yakin dalam mengawasi, atau| mengerjakan tugas-tugas menyelia dan | pemerintahan atau pelayanan public menjelaskan proses| dan mampu —menyclia__serta pelaksanaan tugas-tugas| menjelaskan secara objektif bila ada pemerintah/pelayanan yang mempertanyakan — kebijakan publik secara transparan.| yang diambil. MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA -9- Level Deskripsi Tndikator Perilaku Mampu lingleup memanfaatkan kekuatan kelompok serta memperbaiki __ standar pelayanan publik di unit kerja. Secara aktif mencari informasi untuk mengenali kebutuhan pemangku kepentingan agar dapat menjalankan pelaksanaan tugas pemerintahan, pembangunan, dan pelayanan publik secara cepat dan tanggap. Mampu mengenali dan memanfaatkan kebiasaan, tata cara, dan situasi tertentu sehingga apa yang disampaikan menjadi perhatian | pemangku kepentingan dalam hal! penyelesaian tugas-tugas | pemerintahan, pembangunan, dan pelayanan publik. Memahami, merideskripsikan pengaruh "dan hubungan atau kekuatan kelompok yang sedang berjalan di organisasi (aliansi atau persaingan}, serta’ dampaknya terhadap | unit kerja._—_untak menjalankan tugas pemerintahan secara profesional dan netral/tidak memihak. Menggunakan —keterampilan dan pemahaman lintas organisasi untule secara —eiektif- ——-—smmfasilitasi kebutuhan kelompok yang lebih besar dengan cara-cara_-yang mengikuti —standar —_—objektif, transparan, dan profesional sehingga tidak merugikan para pihak di lingkup pelayananpublik unit kerjanya. Mengimplementasikan —_cara-cara yang efektif untuk memantau dan mengevaluasi masalah yang dihadapi pemangku kepentingan/masyarakat serta mengantisipasi kebutuhan mereka saat menjalankan tugas pelayanan publik di unit kerjanya. ENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA -10- Level Deskripsi indikator Perilaku | Mampu Tmemonitor, }a. Memahami dan memberi perhatian mengevaluasi, kepada isu-isu jangka panjang, memperhitungkan, dan| kesempatan, atau kekuatan politik mengantisipasi dampak| yang memengaruhi organisasi dalam dari isu-isu jangka| © hubungannya dengan dunia luar, panjang, kesempatan,! memperhitungkan dan/atan dan atau kekuatan politik! — mengantisipasi_ dampak terhadap dalam hal pelayanan| —_pelaksanaan tugas- tugas pelayanan kebutuhan pemangku| publik secara objektif, transparan, kepentingan yang} dan profesional dalam lingkup transparan, objektif, dan| —organisasi prolesional b. Menjaga agar kebijakan pelayanan publik yang diselenggarakan oleh instansinya telah selaras dengan standar pelayanan yang objektif, netral, tidak memihak, tidak diskriminatif, serta tidak terpengaruh kepentingan pribadi/kelompok/ partai politik. c. Menerapkan strategi jangka panjang yang berfokus pada pemenuhan kebutuhan pemangku kepentingan dalam menyusun kebijakan dengan mengikuti standar objektif, netral, tidak memihak, tidak diskriminatif, transparan, tidak ~—_terpengaruh 1 kepentingan pribadi atau kelompok. 3.) Mampu a. Mampa menciptakan _kebijakan kebijakan kebijakan pelayanan publik yang pelayanan publik menjamin terselenggaranya menjamin pelayanan publik yang objektif, tersclenggaranya netral, tidak = memihak, tidak pelayanan publik yang) — diskriminatif, serta tidak terpengaruh objektif, netral, tidak| — kepentingan pribadi/kelompok/ memihak, tidak} partai politik. diskriminatif, serta tidak | ,, terpengaruh kepentingan pribadi/kelompok/partai politik. . Menginternalisasikan nilai_ dan | semangat pelayanan publik yang mengikuti standar objektif, netral, tidak memihak, tidak diskriminatif, transparan, tidak _terpengaruh kepentingan —pribadi — maupun kelompok kepada setiap individu di lingkungan instansi—dan/atau nasional w MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA -ll- Level Deskripsi Indikator Perilaku 1 ©. Menjamin terselenggaranya | pelayanan publik yang —objektif, netral, tidak memihak, tidak diskriminatif, serta tidak terpengaruh kepentingan pribadi/kelompok/ partai politik. Pengembangan Diri dan Orang Lain Definisi Kemampaan untuk meningkatkan pengetahuan dan menyempurnakan keterampilan diri; menginspirasi orang lain untuk mengembangkan dan menyempurnakan pengetahuan dan keterampilan yang relevan dengan pekerjaan dan pengembangan karir jangka panjang; mendorong kemauan belajar sepanjang hidup, memberikan saran/bantuan, umpan balik, dan bimbingan untuk membantu orang lain untuk mengembangkan potensi dirinya. Level Deskripsi Indikator Perilaku i. |Pengembangan ini a. Mengidentifikast kebutuhan pengembangan diri dan menyeleksi sumber serta, metodologi pembelajaran yang diperlukan. b. Menunjukkan usaha mandiri untuk mempelajari keterampilan atau kemampuan baru dari berbagai media pembelajaran. c. Berupaya meningkatkan diri dengan belajar dari orang-orang lain yang berwawasan luas di dalam organisasi, Ww MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA -12- Level Deskripsi Indikator Perilakna Meningkatkan kemampuan — bawahan dengan memberikan contoh dan penjelasan cara melaksanalan suatu pekérjaan Meningkatkan kemampuan bawahan dengan memberikan —_—_contoh, instruksi, penjelasan, dan petunjul praktis yang jelas kepada bawahan dalam ~ menyelesaikan — suatu pekerjaan. Membantu — bawahan untuk mempelajari proses, program, atau sistem baru. Menggunakan metode lain untuk meyakinkan bahwa orang lain telah memahami ——penjelasan atau pengarahan. Memberikan umpan balik dan membimbing. Memberikan tugas-tugas yang menantang pada bawahan sebagai media, belajar untuk mengembangkan kemampuannya. Mengamati bawahan — dalam mengerjakan —tugasnya_ dan. memberikan umpan bali yang objektif dan jujur; melakukan diskusi dengan bawahan untuk memberiian bimbingan dan umpan bali yang berguna bagi bawahan Mendorong —_kepercayaan dri bawahan; memberikan kepercayaan penuh pada bawahan untuk mengerjakan tugas dengan caranya sendiri; memberi kesempatan dan membentu bawahan menemukan peluang untuk berkembang. Menyusun program pengembangan — jangka panjang dalam rangka mendorong manajemen. pembelajaran Menyusun program pengembangan jangka panjang bersama dengan bawahan, termasuk menetapkan tujuan, bimbingan, penugasan, dan pengalaman —_lainnya, serta mengalokasikan waktu untuk mengikuti —_ pelatihan/pendidikan/ pengembangan kompetensi dan karir. Melaksanakan manajemen pembelajaran, termasuk evaluasi dan umpan balik pada tataran organisasi. w MENTERI KEUANGAN. REPUBLIK INDONESIA -13- Level Deskripsi Indikator Perilaku c. Mengembangkan orang-orang di} sekitarnya secara ionsisten dan { melakukan kaderisasi untuk posisi- posisi di unit kerjanya. 5. | Menciptakan situasi yang! a. Menciptakan situasi yang mendorong mendorong —organisasi| —_ individu, kelompok, unit kerja untuk untuk mengembangkan| — mengembangkan kemampuan belajar kemampuan belajar| —secara_berkelanjutan di tingkat secara—berkelanjutan| —_ instansi. Galen ms encnneke b. Merekomendasikan/memberikan fegpuiung Pencap: penghargaan bagi upaya asl. pengembangan yang berhasil dan memastikan dukungan bagi orang | lain dalam ~~ mengembangkan | kemampuan dalam unit kerja di tingkat instansi. c. Memberikan inspirasi kepada individu atau kelompok untuk belajar secara —berkelanjutan dalam penerapan di tingkat instansi. Mengelola Perubahan Definis! |:|Kemampuan dalam menyesuaikan diri dengan situasi yang baru atau berubah dan tidak bergantung secara berlebihan pada metode dan proses lama, mengambil tindakan untuk mendulung dan melaksanakan insiatif perubahan, memimpin usaha perubahan, mengambil tanggung jawab pribadi untulc memastikan perubahan berhasil diimpiementesikan secara dengan arahan elektif. Level ‘Deskripsi ~ Indikator Perilaku 1. | Mengikuti perubahan|a. Sadar mengenai perubahan yang terjadi di organisasi dan berusaha menyesuaikan iri. = dengan. perubahan, Mengikuti perubahan secara terbuka sesuai petunjuk/pedoman. Menyesuaikan cara kerja lama dengan menerapkan metode/ proses baru dengan bimbingan orang lain. A

You might also like