You are on page 1of 338
arenes 312 Bab 4, Pelaksanaan Konstruksi 3801480) a aap an, §| tf geoeen: @ lubang: 8) sia " sig_| 10 ae i [0] do) Ede ie ee {| = 7 27) a we Gbr. 4.30 Bentuk Iandasan standard (dengan diameter lubang 20 dan 30 cm). Selubung tersebut adalah berupa silinder baja yang berdiameter 20cm atau 30cm dengan panjang SOcm. Selubung ini dapat dipasang vertikal di atas lubang yang terdapat pada landasan. (4) Tongkat perata (straight edge) Suatu tongkat baja yang lurus dengan panjang 40cm. (©) Sekop (rans planting shovel) Dipergunakan untuk pengambilan contoh yang telah dikelilingi selubung. (f)_Bejana pengukur (measurung vessel) Digunakan untuk tempat contoh pasir yang akan diuji dengan diameter 20cm dan kedalaman 20cm. (g) Pasir murni Merupakan pasir murni dengan gradasi yang seragam dan terdiri dari dua macam ukuran sebagai berikut: * Untuk pengujian bahan yang biasa, maka digunakan pasir yang butirannya dapat melalui ayakan 20mm, tetapi tertahan pada ayakan 0,4mm. * Untuk pengujian bahan yang pori-pori di antara butirannya kelihatan secara visuil, maka digunakan pasir yang butirannya dapat melalui ayakan 4,8mm, tetapi tertahan pada ayakan 20mm. (h) Kantong-kantong plastik atau bejana-bejana untuk tempat contoh-contoh Kantong-kantong plastik atau bejana Jang kedap air dan dapat ditutup dengan rapat, Kapasitasnya ada 2 (dua) macam, yaitu: * 15 liter apa bila menggunakan landasan $ 20cm. * 30 liter apa bila menggunakan landasan $ 30cm. (@Ayakan Merupakan ayakan dengan lubang-lubang berukuran 4,8mm berbingkai kayu, untuk mengayak contoh bahan, () Timbangan Untuk landasan yang diameter Iubangnya 30cm dibutuhkan timbangan ber- kapasitas 20kg, sedang untuk landasan yang diameter lubangnya 30cm dibutuhkan karan dalamnya arenes Bab 4, Pelaksanaan Konstruksi J Catatan: sig ‘kucan mm 5g dalam kurung a ‘Untuk landasan gi Seogan $ bang glia em. 3| = =| [le Eto ce i a a SS 15 I et = Gbr. 4.30 Bentuk Iandasan standard (dengan diameter lubang 20 dan 30 cm). 27) 0 G00) a we Selubung tersebut adalah berupa silinder baja yang berdiameter 20cm atau 30cm dengan panjang SOcm. Selubung ini dapat dipasang vertikal di atas lubang yang terdapat pada landasan. (4) Tongkat perata (straight edge) Suatu tongkat baja yang lurus dengan panjang 40cm. (©) Sekop (rans planting shovel) Dipergunakan untuk pengambilan contoh yang telah dikelilingi selubung. (f)_Bejana pengukur (measurung vessel) Digunakan untuk tempat contoh pasir yang akan diuji dengan diameter 20cm dan kedalaman 20cm. (g) Pasir murni Merupakan pasir murni dengan gradasi yang seragam dan terdiri dari dua macam ukuran sebagai berikut: * Untuk pengujian bahan yang biasa, maka digunakan pasir yang butirannya dapat melalui ayakan 20mm, tetapi tertahan pada ayakan 0,4mm. * Untuk pengujian bahan yang pori-pori di antara butirannya kelihatan secara visuil, maka digunakan pasir yang butirannya dapat melalui ayakan 4,8mm, tetapi tertahan pada ayakan 20mm. (h) Kantong-kantong plastik atau bejana-bejana untuk tempat contoh-contoh Kantong-kantong plastik atau bejana Jang kedap air dan dapat ditutup dengan rapat, Kapasitasnya ada 2 (dua) macam, yaitu: * 15 liter apa bila menggunakan landasan $ 20cm. * 30 liter apa bila menggunakan landasan $ 30cm. (@Ayakan Merupakan ayakan dengan lubang-lubang berukuran 4,8mm berbingkai kayu, untuk mengayak contoh bahan, () Timbangan Untuk landasan yang diameter Iubangnya 30cm dibutuhkan timbangan ber- kapasitas 20kg, sedang untuk landasan yang diameter lubangnya 30cm dibutuhkan iekaran dalamnya arenes Bab 4, Pelaksanaan Konstruksi J Catatan: sig ‘kucan mm 5g dalam kurung a ‘Untuk landasan gi Seogan $ bang glia em. 3| = =| [le Eto ce i a a SS 15 I et = Gbr. 4.30 Bentuk Iandasan standard (dengan diameter lubang 20 dan 30 cm). 27) 0 G00) a we Selubung tersebut adalah berupa silinder baja yang berdiameter 20cm atau 30cm dengan panjang SOcm. Selubung ini dapat dipasang vertikal di atas lubang yang terdapat pada landasan. (4) Tongkat perata (straight edge) Suatu tongkat baja yang lurus dengan panjang 40cm. (©) Sekop (rans planting shovel) Dipergunakan untuk pengambilan contoh yang telah dikelilingi selubung. (f)_Bejana pengukur (measurung vessel) Digunakan untuk tempat contoh pasir yang akan diuji dengan diameter 20cm dan kedalaman 20cm. (g) Pasir murni Merupakan pasir murni dengan gradasi yang seragam dan terdiri dari dua macam ukuran sebagai berikut: * Untuk pengujian bahan yang biasa, maka digunakan pasir yang butirannya dapat melalui ayakan 20mm, tetapi tertahan pada ayakan 0,4mm. * Untuk pengujian bahan yang pori-pori di antara butirannya kelihatan secara visuil, maka digunakan pasir yang butirannya dapat melalui ayakan 4,8mm, tetapi tertahan pada ayakan 20mm. (h) Kantong-kantong plastik atau bejana-bejana untuk tempat contoh-contoh Kantong-kantong plastik atau bejana Jang kedap air dan dapat ditutup dengan rapat, Kapasitasnya ada 2 (dua) macam, yaitu: * 15 liter apa bila menggunakan landasan $ 20cm. * 30 liter apa bila menggunakan landasan $ 30cm. (@Ayakan Merupakan ayakan dengan lubang-lubang berukuran 4,8mm berbingkai kayu, untuk mengayak contoh bahan, () Timbangan Untuk landasan yang diameter Iubangnya 30cm dibutuhkan timbangan ber- kapasitas 20kg, sedang untuk landasan yang diameter lubangnya 30cm dibutuhkan iekaran dalamnya arenes Bab 4, Pelaksanaan Konstruksi J Catatan: sig ‘kucan mm 5g dalam kurung a ‘Untuk landasan gi Seogan $ bang glia em. 3| = =| [le Eto ce i a a SS 15 I et = Gbr. 4.30 Bentuk Iandasan standard (dengan diameter lubang 20 dan 30 cm). 27) 0 G00) a we Selubung tersebut adalah berupa silinder baja yang berdiameter 20cm atau 30cm dengan panjang SOcm. Selubung ini dapat dipasang vertikal di atas lubang yang terdapat pada landasan. (4) Tongkat perata (straight edge) Suatu tongkat baja yang lurus dengan panjang 40cm. (©) Sekop (rans planting shovel) Dipergunakan untuk pengambilan contoh yang telah dikelilingi selubung. (f)_Bejana pengukur (measurung vessel) Digunakan untuk tempat contoh pasir yang akan diuji dengan diameter 20cm dan kedalaman 20cm. (g) Pasir murni Merupakan pasir murni dengan gradasi yang seragam dan terdiri dari dua macam ukuran sebagai berikut: * Untuk pengujian bahan yang biasa, maka digunakan pasir yang butirannya dapat melalui ayakan 20mm, tetapi tertahan pada ayakan 0,4mm. * Untuk pengujian bahan yang pori-pori di antara butirannya kelihatan secara visuil, maka digunakan pasir yang butirannya dapat melalui ayakan 4,8mm, tetapi tertahan pada ayakan 20mm. (h) Kantong-kantong plastik atau bejana-bejana untuk tempat contoh-contoh Kantong-kantong plastik atau bejana Jang kedap air dan dapat ditutup dengan rapat, Kapasitasnya ada 2 (dua) macam, yaitu: * 15 liter apa bila menggunakan landasan $ 20cm. * 30 liter apa bila menggunakan landasan $ 30cm. (@Ayakan Merupakan ayakan dengan lubang-lubang berukuran 4,8mm berbingkai kayu, untuk mengayak contoh bahan, () Timbangan Untuk landasan yang diameter Iubangnya 30cm dibutuhkan timbangan ber- kapasitas 20kg, sedang untuk landasan yang diameter lubangnya 30cm dibutuhkan iekaran dalamnya BENDUNGAN TYPE URUGAN Editor DR. Suyono Sosrodarsono Kensaku Takeda Eprror : DR. Suyono SosRODARSONO Direktur Jenderal Pengairan, Departemen Pekerjaan Umum Dan Tenaga Listrik KENSAKU TAKEDA Former Director, Planning Department, Tokai Regional Office, Ministry of ‘Agriculture and Forestry Cetakan Keempat GR PT PRADNYA PARAMITA ® Ly JAKARTA KATA PENGANTAR PADA CETAKAN KEDUA Buku Bendungan Type Urugan ini adalah terjemahan bebas dari naskah asli- nya yang ditulis dalam bahasa Inggris dengan judul Fill Type Dam, yang disu- sun oleh The Association for International Technical Promotion Jepang dan di- tulis oleh Mitsuru Okuda, Yoshihiro Iguchi dan Seiji Uryu. Adapun naskah tersebut merupakan sebuah buku yang terdiri dari 4 (em- pat) bab yaitu : Bab 1. Umum. Bab 2. Survey dan Investigation, Bab 3. Perencanaan Teknis. Bab 4. Pelaksanaan Konstruksi. Bahan pokok dari naskah ini disadur dari buku Konstruksi Bendungan U- rugan-Jepang yang diterbitkan oleh Departemen Pertanian Jepang dan dileng- kapi lagi dari sumber-sumber lainnya, seperti : Buku-buku Pedoman Teknik Si- pil-Jepang, informasi-informasi ilmiah serta pengalaman-pengalaman beberapa tenaga ahli Jepang yang telah bekerja di Indonesia. Telah diusahakan pula oleh para penulis agar buku ini sejauh mungkin sesuai dengan kondisi di Indonesia. Mengingat sangat langkanya baRu*bukis téknfk ‘mengenai suatu bidang ter- tentu yang ditulis dalam bahagaelndonesia, lebih-lebih di bidang bendungan, sedangkan pada saat ini pembangupan bendungan-bendungan, baik yang kecil maupun yang besar sedang berkembang.dirIndonesia, maka buku ini kami ang- gap akan cukup bermanfaat, baik’ bagi Sarjaha, Sarjana Muda atau Mahasiswa bidang Teknik Sipil, maupun bagi kanya yaig berminaé di bidang teknik ben- dungan, meskipun harus diakui bahwa buku ini masih jauh dari sempurna, Dalam usaha menterjemahkan naskah buku ini, penterjemah menggunakan kamus-kamus istilah teknik yang diterbitkan di Indonesia, termasuk buku isti- lah teknik pengairan, Walaupun demikian, ternyata banyak mengalami kesulit- an-kesulitan, terutama dalam hal penerapan-pencrapan istilah bahasa Indonesia yang sesuai. Berhubung dengan itu buku ini masih membutuhkan penyempur- naan-penyempurnaan dari para pembaca. Oleh karena itu dari para pembaca ka- mi mengharapkan tanggapan serta saran-saran perbaikan, schingga buku ini be- nar-benar akan bermanfaat bagi para kaum teknik pada umumnya. Walaupun telah diusahakan penerapan istilah bahasa yang kira-kira mende- kati makna yang dimaksud, akan tetapi untuk tidak terjadi kesalah pahaman, terutama untuk istilah-istilah yang belum lazim atau yang baru, maka di bela- kang istilah semacam ini, masih dicantumkan istilah Inggrisnya. Selanjutnya kami ucapkan terima kasih dan penghargaan kepada The Asso- ciation for International Technical Promotion — Jepang dan kepada penterje- mah Sdr. Ir. M. Yusuf Gayo dari Direktorat Sungai, Direktorat Jenderal Peng- airan serta lain-lainnya, terutama Sdr. Ir. Rudianto Rochmat, yang telah mem- bantu, schingga buku ini dapat diterbitkan. Jakarta, 1 Agustus 1977. DR.Suyono Sosrodarsono Direktur Jenderal Pengairan Departemen Pekerjaan Umum & Tenaga Listrik DAFTAR ISI Pendauluan ........ 9 BAB 1. UMUM 1.1 Bendungan Urugan ..... i 1.2. Klasifikasi Bendungan Urugan .. a . ees MW 1.3 Beberapa Keistimewaan Bendungan Urugan ......scssseessecereesseeseeesee 14 1.3.1 Karakteristika Bendungan Urugan 14 1.3.2 Perancangan Untuk Bendungan Urugan ... 15 BAB 2. SURVEY DAN INVESTIGASI Survey Dan Investigasi Pendahuluan .......ess+cecscevserteeesersaeeseeenes BB 21.1 Survey Dan Investigasi Terhadap Data-Data Yang Sudah Tersedia........ "23 2.1.2 Survey Dan Investigasi Daerah Tempat Kedudukan Calon Bendungan +2 Pengukuran Dan Pemetaan Topografi : see 26 ~ 2.2.1 Pemetaan Dan Pengukuran Calon Waduk 26 2.2.2. Pemetaan Data Tempat Kedudukan Calon Bendungan 26 sete 2 Survey Meteorologi Dan Hydrologi ...s.eeeeseseeeseesesees Pemasangan Alat-alat Observasi nang Survey Data-data Debit Banjir Yang Pernahi Terjadi . Survey Curah Hujan : Perhitungan Debit Banjir Rencana Kapasitas Pengendalian Banjir 23.6 Memperkirakan Volume Sedimen cee Survey Dan Investigasi Geologi Tempat Kedudukan Calon Bendungan........ 49 241 Penjelasan Umum ...eeseeeeseeeseessvereesscesseeeseetseerseeres 9 24.2 Daerah Survey Dan Investigasi cieeeeeceteeens sees 24.3 Macam Survey Geologi 2.44 Pengujian Lapangan . SeRaEREEEE ces Survey Dan Investigasi Bahan Bendungan ........sscssscsssevevssesveveses 67 25.1 Umum eicececccesseceseenssesssertserseessetsesensesssentserseee 67 25.2 Daerah Survey ..... 68 2.5.3 Survey Bahan Tanah cette 9 215.4 Survey Dan Penyelidikan Bahan-bahan Pasir Dan Kerik... wees 25.5 Survey Bahan Batu .........ceceeesseseeeete mace: 14 Pengujian Bahan Bendungan cee cette tee cneeeeee 4 26.1 Penjelasan UmUM ......06cccseesseessereeereetseetseetseesecetes 74 26.2 Klasifikasi Bahan Tanah ..... cera amaaes ate a os 78 2.6.3 Pengujian Karakteristika Fisik Tanah 0.00... ....cscsscssecevevevses 79 2.6.4 Pengujian Karakteristika Bahan Tanah ........600000ecseeceveseeees 85 (6) 3 32 33 34 4 42 43 44 Daftar Isi BAB 3, PERENCANAAN TEKNIS Perencanaan Teknis Pondasi -- 105 3.1.1 Umum : sees 105 3.12 Pondasi Batuan sasevenienasmieedevecrenn ses 106 3.1.3 Pondasi Pasir Dan Kerikil .......ccccccscecesecesscececessveeseees HO 3.1.4 Pondasi Tanah 18 Perencanaan Teknis Bendungan 119 3.2.1, Pemilihan Type Bendungan 119 322 Bahan Untuk Penimbunan Tubuh Bendungan Dan Metode Penibannya. In 3.23 Analysa Dan Perhitungan 2.0.00. ..0...0.000- nareaninaisasins 135 3.24 Rencana-Teknis Tubuh Bendungan ........ ica 169 Rencana-Teknis Bangunan Pelimpah .......eee0e++ 178 3.3.1 Saluran Pengarah Aliran 19 3.3.2. Saluran Pengatur Aliran 180 Saluran Peluncur ...... 205 Peredam Energi -.....cee0eeereee os 213 225 Tinggi Jagaan 2 Pengujian Kapasites Bangunan Pelimpah Untuk Banjir Abnormal ........ 227 Rencana Teknis Bangunan Penyadap wees 229 3.4.1, Bangunan Penyadap Sandard ...... sy +. 230 3.4.2. Bangunan Penyadap Menara... seetesseceeeseseeees 233 3.4.3 Terowongan Penyalur .........00.00c0ecccesveeeeeeeseetessenseeee BBS 3.4.4 Pipa Penyalur 236 3.4.5 Pintu-pintu Air Dan Katub Pada Bangunan Penyadap 239 3.46 Fasilitas Pelengkap Pada Bangunan Penyadap 2 24d BAB 4. PELAKSANAAN KONSTRUKSI Rencana Pelaksanaan Komstruksi ...2...0sscecssseseseeseseseetesseseeees 251 4.1.1 Urutan Pelaksanaan Konstruksi ....... senmarcairaeiwavs ease OT 4.1.2 Program Pelaksanaan Konstruks - Pelaksanaan Konstruksi Bangunan-bangunan Sistem Pengelak Banjir = 254 4.2.1 Penjelasan Umum ..... aes 4.2.2 Debit Banjir-Rencana Untuk Penentuan Kapasitas Saluran Pengelak .... 255 4.2.3 Saluran Pengelak —.......ee0.000 0 : : - 255 4.2.4 Bendungan Pengelak .......+0+0 + 259 + 261 4.25 Karakteristika Hydrolika Saluran Pengelak Perbaikan Pondasi ceeeeeeeee - 265 4.3.1 Penjelasan Umum . : - 266 4.3.3 Mengatasi Mata Air Dan Aliran Air Hujan + 268 43.4 Penentuan Kembali Lubang-lubang Pengujian Dan Lubang-lubang Bor .. 271 4.3.5 Perbaikan Pada Patahan ........s0.0+ - mn 4.3.6 Sementasi biteeteeeteeeeee . 274 , Penimbunan Tubuh Bendungan - 281 4.4.1 Penjelasan Umum coves 281 4.42. Mempersiapkan Bahan-bahan Timbunan ........+.0. seeteees 282 4.4.3 Peralatan Untuk Pelaksanaan Konstruksi - 287 4.4.4 Penimbunan Percobaan 298 445 446 447 Daftar Isi am Penggarapan Bahan Tanah Pada Pelaksanaan Penimbunan Tubuh Bendungan Penggarapan Bahan Pasir Dan Kerikil Pada Pelaksanaan PenimbunanT ubuh Bendungan a Penggarapan Bahan Batu 4.48 Penggarapan Dinding Sekat Beton-Aspal Pada Bendungan Sekat 4.5. Pengawasan Kwalitas Pelaksanaan Konsttuksi...........es0cccssessseeeeeess 306 45.1 Penjelasan Umum ..... = 306 452. Pengawasan Kwalitas Konstruksi Tubuh Bendungan - 307 45.3 Standard Pengawasan = 308 45.4 Metode Pengujian Untuk Pengawasan Kwalitas Timbunan ...........+-+ 311 46 Fasilitas Pengamatan Tubuh Bendungan ..........0+csseseceseeseseeseeseese BIT 47 Exploitasi Dan Pemeliharaan Waduk ivseveswwaeve 1926 PENDAHULUAN Tanpa tersedianya udara dan air, kiranya tinda kegiatan hidup manusia di alam ini, dan udara yang segar serta air yang bersih adalah syarat mutlak untuk menjadikan kehidupan ini menyenangkan adanya. Sejarah telah mencatat, bahwa tumbuhnya peradaban manusia dan perkembangan selanjutnya senantiasa dimulai di lembah-lembah sungai yang besar, pembawa yang berlimpah-limpah, hal mana merupakan manifestasi bahwa air adalah karunia alam yang sangat penting bagi kehidupan manusia, Manusia bahari yang hidup dari hasil berburu, menangkap ikan dan mengumpulkan buah-buahan hutan serta akar-akaran, menggunakan sungai serta mata air yang bersih dan alamiyah itu, hanya untuk pelepas dahaga atau kebutuhan hidup lainnya secara sangat sederhana. Bahkan ketika mereka mulai berkembang, bermukim dan mulai mencoba bercocok tanam di tempat-tempat tertentu, maka air telah mulai semakin tak terpisahkan dari kehidupan mereka, Dan ketika mereka menyadari bahwa hujan yang turun tidaklah selalu sesuai dengan keinginan mereka dan bahwa air sungaipun kadang-kadang kering i musim kemarau, maka mulailah timbul kesadaran perlunya menampung air dimusim hhujan dengan mencoba membuat empang-empang yang akan dipergunakan di musim kemarau, untuk menyirami tanaman mereka agar tidak mati kekeringan. Maka dapat diperkirakan, bahwa sejak saat-saat inilah lahirnya sejarah perkembangan teknik pembangunan bendungan. Scirama dengan evolusi perkembangan peradaban manusia, maka kemajuan teknik pembuatan empang-empang inipun semakin meningkat, yang ditandai dengan semakin meningkatnya dimensi dari empang-empang itu. Akan tetapi empang-empang (waduk- waduk purba) tersebut, umumnya dibuat dengan konstruksi bendungan type urugan. Bahkan ketika bendungan beton (type gravitas) diperkenalkan untuk pertama 4i abad ke XVI, di seluruh dunia ini telah sempat dibangun bendungan type urugan yang jumlahnya sudah tak terhitung lagi. Dewasa inipun, di tengah-tengah munculnya berbagai type bendungan dengan segala bentuk dan modifikasinya, sebagai produk dari kemajuan teknologi modern, bendungan type urugan masih tetap menduduki tempat yang penting, bukan saja untuk membangun waduk-waduk yang kecil, tetapi juga untuk membangun waduk-waduk raksasa. u BAB 1. UMUM - 1.1, Bendungan Urugan Suatu bendungan yang dibangun dengan cara menimbunkan bahan-bahan seperti: batu, krakal, kerikil, pasir dan tanah pada komposisi tertentu dengan fungsi sebagai pengempang atau pengangkat permukaan air yang terdapat di dalam waduk di udiknya disebut bendungan type urugan atau “bendungan urugan”, Didasarkan pada ukuran butiran dari bahan timbunan yang digunakan, secara umum dapat dibedakan 2 type bendungan urugan, yaitu: * Bendungan urugan batu (rock fill dam)-disingkat dengan istilah “Bendungan batu”, * Bendungan urugan tanah (earth fill dam) disingkat dengan istilah “Bendungan tanah”. Selain kedua jenis tersebut, terdapat pula bendungan urugan campurar, yaitu terdiri dari timbunan batu di bagian hilirnya yang berfungsi sebagai penyangga, sedang bagian udiknya terdiri dari timbunan tanah yang disamping berfungsi sebagai penyangga tambahan, terutama berfungsi sebagai tirai kedap air. Di dalam kegiatan-kegiatan baik perencanaannya, maupun pelaksanaan_pemba~ ngunannya, kedua type bendungan tersebut mempunyai banyak persamaan-persamaan yang cukup nyata. 1.2. Klasifikasi Bendungan Urugan ‘Schubungan dengan fungsinya sebagai pengempang air atau pengangkat permukaan air di dalam suatu waduk, maka secara garis besarnya tubuh bendungan merupakan penahan rembesan air ke arah hilir serta penyangga tandonan air tersebut. Ditinjau dari penempatan serta susunan bahan yang membentuk tubuh bendungan untuk dapat memenuhi fungsinya dengan baik, maka bendungan urugan dapat digo- longkan dalam 3 (tiga) type utama, yaitu: * Bendungan urugan homogen (bendungan homogen). * Bendungan urugan zonal (bendungan zonal). * Bendungan urugan bersekat (bendungan sekat). Untuk dapat membedakan ketiga type tersebut, maka skema serta uraian singkatnya tertera pada Gor. 1-1. (0) Bendungan homogen Suatu bendungan urugan digolongkan dalam type homogen, apabila bahan yang membentuk tubuh bendungan tersebut terdiri dari tanah yang hampir sejenis dan gradasinya (susunan ukuran butirannya) hampir seragam. ‘Tubuh bendungan secara keseluruhannya berfungsi ganda, yaitu sebagai bangunan penyangga dan sckaligus sebagai penahan rembesan air (Gbr. 1-2). (2) Bendungan zonal Bendungan urugan digolongkan dalam type zonal, apabila timbunan yang mem- bentuk tubuh bendungan terdiri dari batuan dengan gradasi (susunan ukuran butiran) yang berbeda-beda dalam urutan-urutan pelapisan tertentu (Gbr. 1-1). 12 Bab1. Umum Te Skea Umum Keernean Lenaan [2o%e en 7/77 pee | pata 9 oarah aban pnts fino J rm \ Meat ian ane Nea Apabila bahan pembentuk buh bendun ‘craic dar baban yang llus ai, tap dilengkapy dengan tral kedap air udinya, Zonal Inti mining | Tiral Apabila bahan pembentuk tubub bendungan ter- iti dari bahan yang lulus air, tetapi dilengkapi dengan inti kedap air yang berkedudukan miring ‘Bendungan | Bendungan | Bendungan Inti vertikal Apabila bahan pembentuk tubuh bendungan ter. iti dari bahan yang lulus air, tetapi dilengkay ‘dengan inti kedap air yang berkedudukan vertikal. my ‘Apabila bahan pembentuk tubuh bendungan ter- dit dari Bahan yang lolus air, tetaps dilengkapi dengan dinding tidak lulus ait di lereng udiknya, yang biasanya terbuat dari lembaran baja tahan Karat, lembaranbeton bertulang, aspal beton, embiran plastik, dl, nya. Gbs. 14 Klasifikasi Unum Bendungan Urugan, Hamparan petindung, Zone kedap air Fw.LToa ——_\ Alas kedap air s ai ere LLU ULL ome Lapisan berlempung ‘Lapisan pasir Patahan yang diperkirakan Gbr. 1-2 Contoh potongan melintang bendungan urugan (ukuran: meter). Poros bendungan ipisan penyerap (tebal 1,5 m) Zone. sembarangan 1:29 [60 EL. ‘Satuan palacozoic klas A-C ‘Satuan palaeozoic Klas E (apuk) Gbr.1-3 Contoh potongan melintang bendungan zonal dengan tiral kedap air (akuran: meter}. 1.2 Klasifikasi Bendungan Urugan B Pada bendungan type ini sebagai penyangga terutama dibebankan kepada timbunan yang lulus air (zone lulus air), sedang penahan rembesan dibebankan kepada timbunan yang kedap air (zone kedap air). Berdasarkan letak dan kedudukan dari zone kedap airnya, maka type ini masih dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) yaitu: * Bendungan urugan zonal dengan tirai kedap air atau “bendungan tirai” (front core ‘ill type dam), ialah bendungan zonal dengan zone kedap air yang membentuk lereng udik bendungan tersebut (Gbr. 1-3). * Bendungan urugan zonal dengan inti kedap air miring atau “bendungan inti miring” (inclined-core fill type dam), ialah bendungan zonal yang zone kedap aitnya terletak i dalam tubuh bendungan dan berkedudukan miring ke arah hilir (Gbr. 1-4 dan 1-5). * Bendungan urugan zonal dengan inti kedap air tegak atau “bendungan inti tegak” (central-core fil type dam), ialah bendungan zonal yang zone kedap airnya terletak di dalam tubuh bendungan dengan kedudukan vertikal. Biasanya inti tersebut terletak di bidang tengah dari tubuh bendungan (Gbr. 1-6 dan 1-7). F.W.1.60.50 Diluvial pasiran dan kerikil Gbr. 1-4 Contoh potongan melintang bendungan dengan (satuan: meter). FW, 76000 HLW.L. 76270 FL 16,00 ‘Bendungan elak Gbr. 1-5 Contoh bendungan urugan Zonal inti miring (sataan: meter). ferowongan inspeksi 4.00 60 Pelindung lereng (susunan beton block)rt{ Inti Kedap air Drainage horizontal Gtr. 1-6 Contoh potongan melintang beadungan wrugan Zonal Int egak (Gatuan: meter). u Bab 1. Umum Noe. 67,00 Bendungan ek Seat Seon yy Gbr. 1-7 Contoh potongan melintang bendungan type Zonal dengan inti keddp vertikal (satuan: meter). (3) Bendungan urugan bersekat (bendungan sekat) Bendungan urugan digolongkan dalam type sekat (facing) apabila di lereng udik tubuh bendungan dilapisi dengan sekat tidak lulus air (dengan kekedapan yang tinggi) seperti lembaran baja tahan karat, beton aspal, lembaran beton bertulang, hamparan plastik, susunan beton blok, dan lain-lain. (Gor. 1-8). Lapisan per= ‘Timbunan batu yg die san padatkan 1:20 Garis permuka. antémah 282 __4as See 12 Garis pemukaa apan Pela Gan Nimchiod: Pipe tion da kedap pembuang = ‘Skema Konstruksi Pencegah_ snes Gbr. 1-8 Contoh rencana teknis Bendungan Sekat, 1.3. Beberapa Keistimewaan Bendungan Urugan 13.1 Karakteristika Bendungan Urugan Dibandingkan dengan jenis-jenis lainnya, maka bendungan urugan mempunyai Keistimewaan-keistimewaan sebagai berikut: * pembangunannya dapat dilaksanakan pada hampir semua kondisi geologi dan geografi yang dijumpai. 1,3. Beberapa Keistimewaan Bendungan Urugan 15 * bahan untuk tubuh bendungan dapat digunakan batuan yang terdapat di sekitar calon bendungan. ‘Akan tetapi type ini mempunyai kelemahan yang cukup berarti, yaitu tidak mampu menahan limpasan di atas mercunya, dimana limpasan-limpasan yang terjadi dapat ‘menyebabkan longsoran-longsoran pada lereng hilir yang dapat mengakibatkan jebolnya bendungan tersebut. Beberapa karakteristika utama dari bendungan urugan, adalah sebagai berikut: (Q) Bendungan urugan mempunyai alas yang luas, sehingga beban yang harus didukung oleh pondasi bendungan per satuan unit Iuas biasanya kecil. Beban utama yang harus didukung oleh pondasi terdiri dari berat tubuh bendungan dan tekanan ‘hydrostatis dari air dalam waduk. Karena hal tersebut, maka bendungan urugan dapat dibangun di atas batuan yang sudah lapuk atau di atas alur sungai yang tersusun dari batuan sedimen dengan Kemampuan daya dukung yang rendah asalkari kekedapannya dapat diperbaiki pada tingkat yang dikehendaki. (2) Bendungan urugan selalu dapat dibangun dengan menggunakan bahan batuan yang terdapat di sekitar calon bendungan. Dibandingkan dengan jenis bendungan ‘beton, yang memerlukan bahan-bahan fabrikat seperti semen dalam jumlah besar dengan harga yang tinggi dan didatangkan dari tempat yang jauh, maka bendungan urugan dalam hal ini menunjukkan tendensi yang positip. @) Dalam pembangunannya, bendungan urugan dapat dilaksanakan secara mekanis dengan intensitas yang tinggi (full mechanized) dan karena banyaknya type-type peralatan yang sudah diprodusir, maka dapat dipilihkan peralatan yang paling cocok, sesuai dengan sifat-sifat bahan yang akan digunakan serta kondisi lapangan pelaksanaannya, (4) Akan tetapi karena tubuh bendungan terditi dari timbunan tanah atau timbunan batu yang berkomposisi lepas, maka bahaya jebolnya bendungan umumnya disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut: (@) longsoran yang terjadi baik pada lereng udik, maupun lereng hilir tubuh bendungan. (b) terjadinya sufosi (erosi dalam atau piping) oleh gaya-gaya yang timbul dalam aliran filtrasi yang terjadi di dalam tubuh bendungan. (© Suatu konstruksi yang kaku tidak diinginkan di dalam tubuh bendungan, Karena konstruksi tersebut tak dapat mengikuti gerakan konsolidasi da tubuh bendungan tersebut. (@_Proses pelaksanaan pembangunannya biasanya sangat peka terhadap pengaruh ikliin. Lebib-lebih pada bendungan tanah, dimana kelembaban optimum tertentu perlu dipertahankan terutama pada saat pelaksanaan penimbunan dan pemadatannya. 1.3.2. Perapcangan Untuk Bendungan Urugan Pada hakekatnya existensi suatu bendungan telah dimulai sejak diadakannya kegiatan-kegiatan survey, perancangan, perencanaan teknis, pembangunan, operasi dan pemeliharaan sampai akhir dari umur efektip bendungan tersebut, Semakin mendalam pelaksanaan survey dan perancangan dikerjakan, maka semakin mudablah pembuatan perencanaan-teknisnya dan semakin mudah pula pelaksanaan pembangunannya, karena kemungkinan terjadinya modifikasi-modifikasi konstruksi akan semakin kecil. 16 Babi. Umum Tetapi sebaliknya apabila survey dan perancangannya kurang teliti dan kurang mendalam, kadang-kadang pilihan yang semula (pada tingkat perancangan) jatuh pada bendungan beton, dapat berubah menjadi bendungan urugan setelah tiba pada saat pembuatan perencanaan-teknisnya, sehingga seluruh hasil survey dan perancangan yang semula, terpaksa ditinjau kembali. Bahkan pada beberapa kasus, kadang-kadang di saat suatu bendungan dalam proses pelaksanaan pembangunannya, akibat diketermu- kannya kondisi-kondisi geologi yang kurang menguntungkan, terpaksa harus memin- dahkan sumbu bendungan yang telah ditetapkan atau memperbaiki kemiringan- kemiringan lereng bendungan, yang mengakibatkan bahwa volume urugan dapat berubah dengan sangat menyolok. Contoh-contoh kejadian tersebut di atas, dapat mengakibatkan terlambatnya pelaksanaan pembangunannya, dan kadang-kadang bahkan terpaksa harus ditinggalkan begitu saja, karena timbulnya tambahan-tambahan pembiayaan yang melampaui batas persyaratan ekonomis, Berhubung hal tersebut, maka kemantapan perencanaan-teknis suatu bendungan sangat ditentukan oleh ketelitian pada pelaksanaan survey dan investigasi, sehingga mendapatkan data-data yang dapat dipercaya dan selanjutnya akan diperoleh analisa~ analisa yang jitu. Dari hasil analisa-analisa teknis tersebut, maka akan dapat ditentukan dengan mantap hal-hal sebagai berikut: * Kendudukan bendungan yang paling-baik (the most favorable dam site). * Type bendungan yang paling cocok. * Metode pelaksanaan pembangunan yang paling efcktif. Berdasarkan data-data yang betul-betul lengkap serta dapat mencerminkan kondisi sesungguhnya dari tempat kedudukan calon bendungan dan disertai dengan analisa- analisa yang jitu dengan mengadakan sistim coba-banding dari berbagai alternatif secara berilang kali, barulah akan dapat diharapkan ketepatan dan kemantapan dari ketiga unsur pokok tersebut di atas. Beberapa aspek terpenting yang perlu dipelajari untuk dapat merealisir gagasan pembangunan suatu bendungan adalah: * Topografi. * Geologi teknik. * Pondasi * Hidrologi. * Bahan bendungan. * Bangunan pelimpah. * Bangunan penyadap. * Lain-lain. (D. Topografi Apabila peninjauan hanya didasarkan pada kondisi topografi, maka bendungan beton akan lebih menguntungkan jika sekiranya dibangun pada alur sungai yang, dalam tetapi sempit, sebaliknya pada alur sungai yang dangkal tetapi lebar, bendungan urugan akan lebih murah. ‘Akan tetapi, berhubung banyaknya faktor lain yang perlu diperhitungkan, antara lain kondisi geologi di daerah calon bendungan, tersedianya bahan dengan kwalitas yang memenuhi syarat untuk tubuh bendungan, kemampuan teknologi pelaksanaan pembangunannya; maka pada kenyataannya kadang-kadang bahkan terjadi hal yang sebaliknya. Selain itu sering juga dijumpai bendungan dengan konstruksi kombinasi (type urugan dikombinasikan dengan bendungan beton). Karenanya secara pasti sukarlah 1.3. Beberapa Keistimewaan Bendungan Urugan 7 untuk dapat ditetapkan langsung type mana yang paling cocok untuk suatu lokasi calon bendungan, sebelum diadakan penelitian-penelitian secara mendalam dan saksama terhadap semua faktor-faktor yang akan mempengaruhi rencana pembangunan suatu bendungan. Walaupun demikian kemampuan adaptasi bendungan urugan jauh lebih tinggi dibandingkan dengan bendungan beton, sehingga kemungkinan terpilihnya bendungan urugan lebih besar dari pada bendungan beton. Dalam keadaan dimana membangun bendungan urugan pada alur yang sempit tetapi dalam, merupakan alternatif yang terpilih, maka perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut: (a) Diusahakan agar pemilihan bahan untuk tubuh bendungan sedemikian rupa sehingga potongan melintangnya paling sederhana. (Jenis bahan serta gradasi- nya diusahakan supaya tidak banyak). Hal tersebut akan menguntungkan, Karena pelaksanaan pembangunannya lebih sederhana, mengingat sempitnya lapangan pelaksanaannya, dan terbatas- nya ruang gerak untuk alat-alat berat yang digunakan untuk pengangkutan bahan tubuh bendungan. (b) Retak-retak pada tubuh bendungan kemungkinan dapat terjadi akibat perbe- daan angka konsolidasi yang besar antara bagian tubuh bendungan yang terletak di atas dasar sungai dmt bagian tubuh benctungan yang terletak di atas tebing sungai. Untuk mencegah terjadinya retak yang fatal pada timbunan kedap air, disaré kan agar dipilih bendungan urugan inti tegak karena bendungan type ini lebih _mudah dapat ‘menyesualkan dirl dengan Ketidak seragaman’ proses Konsolidasi, dibanding dengan bendungan urugan intimiring. © (© Biasanya kebocoran-kebocoran yang paling mudah terjadi adalah di daerah kontak antara timbunan yang kedap air (inti, tirai, dll.) dengan tebing sungai. Karenanya dianjurkan agar penggalian untuk landasan inti tersebut pada tebing dan dasar sungai supaya dibuat berparit-parit agar kontak menjadi lebih luas dan tumpuan antara timbunan kedap air dengan alasnya (tebing dan dasar sungai) menjadi lebih sempurna, Penggalian-penggalian pada calon landasan inti kedap air supaya dilaksanakan dengan teliti dan pekerjaan penimbunannya agar dilakukan dengan cermat serta diusahakan agar digunakan bahan tanah liat dengan angka P. I. (Plasticity Index) tidak kurang dari 15. (d) Pada keadaan topografi, dimana tebing sungainya terlalu curam, sehingga ‘menyukarkan_pembuatan bangunan-bangunan pelengkap untuk bendungan Geperti: bangunan pelimpah, bangunan penyadap, bangunan pengglontoran dan jaringan jalan-jalan exploitasi) dan apabila debit banjirnya relatif sangat besar dibandingkan dengan lebar sungai, maka dalam hal ini bendungan beton merupakan alternatif yang paling memungkinkan. (© Pada kondisi topografi seperti yang tertera pada ad. d. di atas stabilitas bendu- ngan akan lebih meningkat, karena tebing sungai dapat pula bekerja sebagai penyangga, baik untuk beban vertikal maupun beban-beban horizontal secara Tangsung (sehingga tubuh bendungan dapat disangga oleh alur sungai secara stereometris). (2) Geologi teknik Pada hakekatnya penelitian geologi teknik yang perlu dilakukan, tidak hanya di daerah sekitar tempat kedudukan calon bendungan yang akan dibangun, tetapi harus pula diadakan penelitian di daerah calon waduk dan sekitarnya untuk mengidentifisir 8 Bab 1. Umum adanya celah-celah yang mengakibatkan kebocoran ataupun kemungkinan adanya daerah-daerah yang mudah longsor (sliding zones). Pekerjaan sementasi yang dilaksanakan pada celah-celah patahan tersebut serta pencegahan longsorarlongsoran dalam keadaan waduk sudah terisi akan mem- butuhkan biaya yang lebih besar. Sedangkan apabila dibiarkan begitu saja, mungkin akan terjadi kehilangan-kehilangan air yang sangat berlebihan, yang mengalir keluar dari celah-celah patahan-patahan tersebut. Selain itu adanya retakan-retakan yang luas penyebarannya, dapat mengakibatkan terjadi longsoran-longsoran berkapasitas besar, yang mungkin dapat meluncur masuk ke dalam waduk. Dengan masuknya suatu masa tebing di sekitar waduk tersebut akan menyebabkan penuhnya waduk terisi sedimen dalam waktu yang amat singkat, yang diikuti oleh keluarnya air waduk secara mendadak, sehingga terjadi luapan-luapan yang sangat membahayakan daerah-daerah di sebelah hilirnya. Penting pula diperhatikan usaha-usaha pencegahan kebocoran-kebocoran yang timbul di sekitar waduk, yang sering terjadi karena kurangnya perhatian terhadap patahan- patahan, retakan-retakan, bahkan gua-gua di bawah tanah pada saat penelitian geologi teknis dilaksanakan. 3) Pondasi Pada dasarnya, seperti telah dijelaskan terdahulu, bendungan urugan dapat diba- ngun di atas hampir semua keadaan topografi dan geologi yang dijumpai, sedangkan bendungan beton hanya mungkin dibangun di atas pondasi yang kukuh. Diatas batuan yang lemah (batuan sedimen seperti: batuan lumpur tufaan dan beberapa batuan metamorf dan batuan lepas), pembangunan bendungan urugan akan lebih ‘aman dibandingkan dengan bendungan beton. Apabila pondasi terdiri dari tanah yang ulus air atau daya dukungnya rendah , diperlukan perbaikan dengan sementasi (grouting) yang kadang-kadang biayanya cukup besa Mengingat struktur geologi suatu lapisan walaupun secara makrokospis kelihatannya homogen, tetapi tidak selalu demikian dalam susunan mikroskopisnya, sehingga hanya dari hasil-hasil survey dan pengamatan-pengamatan visuil saja, kondisi geologi yang sebenarnya tak dapat secara pasti digambarkan. Karenanya di dalam pembuatan perencanaan teknisnya diperlukan angka-angka kearranan yang cukup, untuk meng- hindarkan hal-hal tak terduga yang mungkin saja dapat terjadi, baik pada saat-saat Pelee PORE BE Rata agan dir Gaukaa” Aendapadkas argh “pou biapasn saga tinggi untuk pekerjaan perbaikan pondasinya, maka dianjurkan agar rencana tempat kedudukan bendungan ( proposed dam site), maupun dimensi dari pada bendungan perlu ditelaah kembali dan meninjau. kemungkinan-kemungkinan pada alternatif yang lain (8) Bahan bendungan Didasarkan atas pemikiran, bahwa type bendungan yang paling ekonomis yang harus dipilih, maka dipandang perlu untuk memperhatikan hal-hal sebagai berikut (a) Kwalitas dan kwantitas bahan yang mungkin terdapat di sekitar tempat kedudukan calon bendungan (b) Jarak pengangkutannya dari daerah penggalian (borrow-pits and quarry-areas) ke tempat penimbunan calon tubuh bendungan. Lokasi bahan yang terdapat di daerah calon waduk merupakan perhatian pertama, sebelum mempertimbangkan bahan-bahan yang terdapat di daerah lainnya. Demikian pula perlu diteliti cara-cara penggalian yang paling efisien, sesuai dengan sifat-sifat dan formasi dari bahan tersebut dan cara-cara pengangkutan yang efektif dari tempat pengambilan ke tempat-tempat penimbunannya pada calon tubuh bendu- gan tersebut. 1.3. Beberapa Keistimewaan Bendungan Urugan 19 Mengingat hampir semua batuan (seperti: tanah, pasir, kerikil dan batu) dapat Guna melaksanakan pekerjaan-pekerjaan survey dan investigasi lapangan, diperli- kan perlengkapan-perlengkapan/peralatan sebagai berikut: (@) Ringkasan dan kesimpulan-kesimpulan dari hasil-hasil survey dan. pengum- pulan data-data terdahulu. (b) Palu untuk survey geologi, clinometer, kaca pembesar, dan lain-lain, (©) Pita ukur, waterpas tangan, meteran, dan lain-lain. (@)_ Kantong-kantong plastik. (©) Buku catatan dan pensil (6) Tustel dan teropong. (g) Lampu baterai. (2) Kegiatan survey dan investigasi lapangan Survey dan investigasi lapangan yang diperlukan, umumnya terdiri dari kegiatan- kegiatan berikut: (a) Pemetaan geologi permukaan (out-crop survey) Pekerjaan ini diperlukan untuk mendapatkan gambaran yang lebih saksama tethadap jenis-jenis batuan yang membentuk permukaan tanah dan mencoba memperkirakan dacrah penyebaran serta ketebalannya, sifat-sifat fisik maupun mekanisnya, dan lain-lain. Hal tersebut sangat diperlukan untuk mendapatkan ‘gambaran sepintas, apakah tempat kedudukan calon bendungan yang secara kasar telah terpilih sudah cukup wajar untuk penelitian-penelitian selanjutnya. Biasanya dalam pelaksanaan pembangunan sebuah bendungan senantiasa akan dijumpai problema-problema yang cukup berat, arena terdapatnya jenis-jenis batuan yang sudah lapuk dengan daya dukung yang rendah, lapisan pasir dan kerikil dengan permeabilitas yang tinggi, lapisan yang terdiri dari bahan vulkanis, Japisan batuan endapan bekas alur sungai, lapisan talus (endapan akibat longsoran tanah), lapisan batuan yang mudah larut, antara lain: batuan kapur, batuan garam, dan lain sebagainya, (b) Survey dan investigasi untuk bahan bendungan Dengan menggunakan peta-peta topografi dan geologi, maka dengan mudah

You might also like