You are on page 1of 12

CITRA EKONOMI

Vol : 3 No. 2 Oktober 2022 E-ISSN : 2721-9275

Analisis Dampak Covid-19 terhadap UMKM


di Kabupaten Batang Hari
Muryati1, Atti Rasnawati2, Adli Azhari3
Program Studi Manajemen, Universitas Graha Karya Muara Bulian – Jambi
1
2
Program Studi Akuntansi, Universitas Graha Karya Muara Bulian – Jambi
Jl. Gajah Mada, Teratai Muara Bulian
Email: dra.muryatii@gmail.com

Abstract

This research is focused on the Impact of Covid-19 on Micro, Small and Medium Enterprises and
Strategies for UMKM to survive during the Covid-19 period. This is done to find out how the impact of
Covid-19 on UMKM in Batang Hari Regency and at the same time how UMKM strategies to survive
during the Covid-19 period. The research method used is descriptive qualitative research method, with
data collection techniques in the form of interviews with business actors and from several sources of
other articles. The results of this study indicate that there are 2 impacts of Covid-19 on UMKM in Batang
Hari Regency, including negative impacts and positive impacts. From the results of interviews conducted
with 99 MSME actors consisting of 3 types, namely Culinary UMKM, Fashion UMKM and Agribusiness
UMKM, it shows that during the Covid-19 period, 79% of UMKM in Batang Hari Regency experienced a
negative impact, while 21% of UMKM in Batang Hari Regency experience a positive impact. Then there
are several strategies carried out by MSME actors such as providing good service to consumers and
paying attention to the quality of goods to be sold to consumers, carrying out health protocols in doing
business, trading through social media and applying for capital assistance to the government.

Keywords: SMEs, Covid-19, Impact.

Abstrak

Penelitian ini difokuskan pada Dampak Covid-19 terhadap Usaha Mikro Kecil dan Menengah serta
Strategi agar UMKM tetap bertahan di masa Covid-19. Hal ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana
dampak Covid-19 terhadap UMKM di Kabupaten Batang Hari dan sekaligus bagaimana strategi UMKM
agar tetap bertahan di masa Covid-19. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode penelitian
deskriptif kualitatif, dengan teknik pengambilan data berupa wawancara dengan pelaku usaha dan dari
beberapa sumber artikel – artikel lainnya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada 2 dampak Covid-
19 terhadap UMKM di Kabupaten Batang Hari, antara lain dampak negatif dan dampak positif. Dari hasil
wawancara yang dilakukan kepada 99 pelaku UMKM yang terdiri dari 3 Jenis yaitu UMKM Kuliner,
UMKM Fashion dan UMKM Agribisnis menunjukkan bahwa selama masa covid-19 sebesar 79%
UMKM di Kabupaten Batang Hari mengalami dampak Negatif, sedangkan 21% UMKM di Kabupaten
Batang Hari mengalami Dampak Positif. Kemudian Ada beberapa strategi yang dilakukan oleh pelaku
UMKM seperti memberikan pelayan yang baik bagi konsumen serta meperhatikan kualitas barang yang
akan di jual ke konsumen, melakukan protokol kesehatan dalam melakukan usaha, perdagangan melalui
media social dan mengajukan bantuan permodalan kepada pemerintah.

Kata Kunci : UMKM, Covid-19, Dampak.

1. Pendahuluan

Kemiskinan, pengangguran, dan ketimpangan merupakan salah satu masalah yang dihadapi pemerintah
pusat dan daerah serta tantangan pembangunan. Salah satu cara untuk mengatasi masalah tersebut adalah
melalui pembangunan daerah. Tujuan utama pembangunan daerah adalah untuk memperluas keragaman
dan kuantitas kesempatan kerja tersedia bagi masyarakat. Akibatnya, masyarakat dan pemerintah daerah
harus berkolaborasi dan mengambil inisiatif bersama untuk pembangunan daerah. Menurut Arsyad

12 | L P P M U n i v e r s i t a s G r a h a K a r y a M u a r a B u l i a n
CITRA EKONOMI
Vol : 3 No. 2 Oktober 2022 E-ISSN : 2721-9275

(2010), pemerintah daerah harus mampu mengevaluasi potensi sumber daya yang ada dalam rangka
merancang dan mengembangkan daerah. ekonomi.

Sebagian besar waktu, kegiatan ekonomi mikro, kecil, dan menengah membantu perekonomian daerah.
Menurut Hamid (2010), urat nadi perekonomian daerah dan nasional adalah unit usaha yang termasuk
dalam kategori mikro, kecil, dan menengah. perusahaan (UMKM). Mayoritas perekonomian Indonesia
terdiri dari UMKM. Secara umum, UMKM memainkan peran berikut dalam perekonomian nasional: 1)
sebagai peserta utama dalam kegiatan ekonomi, 2) sebagai pemberi kerja terbesar, 3) sebagai
penyumbang pemberdayaan masyarakat dan pengembangan ekonomi lokal, 4) sebagai sumber inovasi
dan pasar baru, dan 5) sebagai penyumbang neraca pembayaranSelain itu, usaha mikro, kecil, dan
menengah (UMKM) berperan penting dalam pembangunan ekonomi pedesaan serta kesempatan kerja dan
sumber pendapatan bagi masyarakat kurang mampu.

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) memegang peranan penting dalam perekonomian nasional,
baik di negara-negara maju maupun di negara-negara yang sedang berkembang. UMKM memberikan
kontribusi terhadap peningkatan ekspor dan sebagai subkontraktor yang menyediakan berbagai input bagi
usaha yang berskala besar sekaligus sumber inovasi. Berbeda dengan di negara-negara maju, pentingnya
UMKM di negara-negara sedang berkembang sering kali lebih dikaitkan dengan upaya pemerintah untuk
mengatasi berbagai masalah ekonomi maupun sosial yaitu: mengurangi pengangguran, pemberantasan
kemiskinan, dan pemerataan pendapatan (Dyah Ratih Sulistyastuti, 2004).

Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan bagian dari perekonomian Nasional yang
berwawasan kemandirian dan memiliki potensi besar untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
sesuai dengan UUD 1945 pasal 33 ayat (4). Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang ada di
Kabupaten Batang Hari berdasarkan data dari Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah, Perindustrian
dan Perdagangan Kabupaten Batang Hari Per Maret Tahun 2022 berjumlah 18.746 yang tersebar di
delapan Kecamatan yang ada di Kabupaten Batang Hari. Jumlah UMKM yang tersebar di 8 (Delapan)
Kecamatan yang ada di Kabupaten Batang Hari sebagaimana tabel berikut:

Tabel 1. UMKM di Kabupaten Batang Hari

No Kecamatan Jumlah UMKM


1 Muara Bulian 5007
2 Muara Tembesi 4752
3 Pemayung 3704
4 Bajubang 2110
5 Maro Sebo Ulu 1125
6 Mersam 810
7 Batin XXIV 731
8 Maro Sebo Ilir 507
Jumlah 18746
Sumber : Dinas Koperasi Kabupaten Batanghari th 2022

Provinsi Jambi sendiri terkonfirmasi memiliki kasus pertama Covid-19 positif dalam sebuah tabel
perkembangan terbaru yang ditampilkan di laman covid-19.go.id, terdapat satu pasien di Jambi yang
dinyatakan positif virus covid-19. Juru bicara Penanganan Corona Covid-19 Jambi, Johansyah,
membenarkan Jambi masuk provinsi yang telah terkonfimasi kasus positif Senin 23/03/2020. Hasil
tersebut diketahui lewat laporan resmi dari gugus tugas Covid-19 Pusat di Jakarta. Sementara kasus
pertama Covid-19 di Kabupaten Batang Hari yang terkonfirmasi Positif lewat uji Swab yakni pada
tanggal 26 April 2020 (Dinkes Kabupaten Batang Hari). Berdasarkan Laporan dari Gugus Tugas Covid-
19 Provinsi Jambi sampai saat ini 26/12/2021 Provinsi Jambi total Kasus Positif adalah 29.786 dengan

13 | L P P M U n i v e r s i t a s G r a h a K a r y a M u a r a B u l i a n
CITRA EKONOMI
Vol : 3 No. 2 Oktober 2022 E-ISSN : 2721-9275

780 kematian dan 28.988 pasien telah sembuh. Untuk Kabupaten Batang Hari sampai saat ini Total 3.166
dengan 114 kematian dan 3.044 pasien telah sembuh.

Pembatasan aktivitas akibat covid-19 menimbulkan para pelaku UMKM terkendala dalam memenuhi
kebutuhannya sehari-hari, dilihat dari penjualannya yang terganggu karena terkendala pembatasan,
sulitnya dalam memasarkan produk, Pelaku UMKM kesulitan dalam memasarkan produk kepada
konsumen, Bahkan bukan hanya ekonomi para pelaku UMKM saja yang mengalami kemerosotan
melainkan ekonomi secara nasional. Kebijakan social distancing yang kemudian diubah menjadi physical
distancing dan bekerja dari atau di rumah berdampak pada penurunan kinerja perusahaan yang kemudian
diikuti oleh pemutusan hubungan kerja. Bahkan ada beberapa perusahaan yang mengalami kebangkrutan
dan akhirnya memilih untuk menutup usahanya. Pada aspek UMKM, adanya pandemi ini menyebabkan
turunnya kinerja dari sisi permintaan (konsumsi dan daya beli masyarakat) yang akhirnya berdampak
pada sisi suplai yakni pemutusan hubungan kerja dan ancaman macetnya pembayaran kredit.

Dalam situasi pandemi ini, menurut Kemenkop UKM terdapat sekitar 37.000 UMKM yang memberikan
laporan bahwa mereka terdampak sangat serius dengan adanya pandemi ini ditandai dengan sekitar 56
persen melaporkan terjadi penurunan penjualan, 22 persen melaporkan permasalahan pada aspek
pembiayaan, 15 persen melaporkan pada masalah distribusi barang, dan 4 persen melaporkan kesulitan
mendapatkan bahan baku mentah. Masalah-masalah diatas juga semakin meluas jika dikaitkan dengan
adanya kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang diterapkan di beberapa wilayah di
Indonesia. Merujuk pada Peraturan Menteri Kesehatan No. 9/2020 tentang Pedoman PSBB dalam rangka
Percepatan Penanganan COVID-19, PSBB meliputi pembatasan kegiatan tertentu penduduk dalam suatu
wilayah yang diduga terinfeksi COVID-19 termasuk pembatasan terhadap pergerakan orang dan/atau
barang untuk satu provinsi atau kabupaten/kota tertentu untuk mencegah penyebaran COVID-19.
Pembatasan tersebut paling sedikit dilakukan melalui peliburan sekolah dan tempat kerja, pembatasan
kegiatan keagamaan, dan/atau pembatasan kegiatan di tempat atau fasilitas umum. Ditakutkan dengan
adanya PSBB, aktivitas ekonomi terutama produksi, distribusi, dan penjualan akan mengalami gangguan
yang pada akhirnya berkontribusi semakin dalam pada kinerja UMKM (Betty Silfia Ayu Utami, 2021).

UMKM yang mampu bertahan ditengah iklim covid-19 ini antara lain adalah UMKM yang sudah
terhubung dengan ekosistem digital dengan memanfaatkan marketplace yang ada di Indonesia. Dan
UMKM yang mampu bertahan di era pandemi covid-19 adalah UMKM yang mampu mengadaptasikan
bisnisnya dengan produk-produk inovasi, misalnya yang tadinya menjual produk- produk tas dan baju
kemudian merubah produknya menjadi jual masker kain. Industri lain yang mampu bertahan dimasa
pandemi covid 19 adalah industri yang terkait dengan pemenuhan kebutuhan dasar meliputi listrik, air
bersih, pertanian, peternakan, perkebunan, perikanan, otomotif dan perbankan. Demikian halnya dengan
industri ritel yang mampu bertahan, hal ini dikarenakan sebagian memanfaatkan penjualan melalui
marketing digital (Betty Silfia Ayu Utami, 2021).

2. Metode Penelitian
2.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian dengan pendekatan kuantitatif dan dari jenisnya merupakan penelitian
replikatif, yakni melakukan pengujian ulang terhadap hasil-hasil penelitian sebelumnya pada lokasi atau
kondisi yang berbeda (Ferdinand, 2011). Penelitian ini diakukan di Kabupaten Batang Hari. Sasaran
penelitian terkait dengan pengukuran damapak Covid 19 terhadap UMKM Di Kabupaten Batanghari.

2.2. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling


2.2.1. Populasi

Populasi adalah jumlah keseluruhan dari satuan-satuan atau individu-individu yang karakteristiknya
hendak diteliti. Dan satuan-satuan tersebut dinamakan unit analisis, dan dapat berupa orang-orang,
institusi-institusi, benda-benda, dst. Djarwanto (1994). Sedangkan menurut Arikunto Suharsimi
(1998: 117), Populasi adalah keseluruhan objek penelitian. Jumlah Populasi Usaha Mikro, Kecil dan

14 | L P P M U n i v e r s i t a s G r a h a K a r y a M u a r a B u l i a n
CITRA EKONOMI
Vol : 3 No. 2 Oktober 2022 E-ISSN : 2721-9275

Menengah (UMKM) yang ada di Kabupaten Batang Hari berdasarkan data dari Dinas Koperasi,
Usaha Kecil dan Menengah, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Batang Hari Per Maret
Tahun 2022 berjumlah 18.746 yang tersebar di delapan Kecamatan yang ada di Kabupaten Batang
Hari.

2.2.2. Sampel

Menurut Sugiyono (2008: 118), Sampel adalah suatu bagian dari keseluruhan serta karakteristik
yang dimiliki oleh sebuah Populasi. Jika Populasi tersebut besar, sehingga para peneliti tentunya
tidak memungkinkan untuk mempelajari keseluruhan yang terdapat pada populasi tersebut oleh
karena beberapa kendala yang akan di hadapkan nantinya seperti: keterbatasan dana, tenaga dan
waktu. Maka dalam hal ini perlunya menggunakan sampel yang di ambil dari populasi itu. Dan
selanjutnya, apa yang dipelajari dari sampel tersebut maka akan mendapatkan kesimpulan yang
nantinya di berlakukan untuk Populasi. Oleh karena itu sampel yang di dapatkan dari Populasi
memang harus benar-benar representatif (mewakili).

Berdasarkan dari perhitungan dengan menggunakan rumus slovin maka diperoleh sampel sebanyak
99 Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang ada di Kabupaten Batang Hari yaitu 33
UMKM Kuliner, 33 UMKM Fashion dan 33 UMKM Agribisnis untuk dilakukan studi lapangan
dengan Observasi, Interview maupun Dokumentasi. Kemudian Peneliti menentukan sampling yang
akan diteliti berdasarkan Jumlah UMKM yang tersebar di 8 (Delapan) Kecamatan yang ada di
Kabupaten Batang.

Penelitian ini menggunakan jenis data kualitatif dan kuantitatif merupakan sumber bahan atau dokumen
yang dikumpulkan ataupun yang digunakan dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini data primer
merupakan data yang langsung dikumpulkan berdasarkan observasi (pengamatan), wawancara dan
Dokumentasi. Dalam penelitian ini maka peneliti akan mewawancarai pihak yang berperan langsung pada
UMKM, yaitu kepada pelaku UMKM di Kabupaten Batang Hari.

2.2.3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pengumpulan data melalui
studi lapangan diharapkan memperoleh data yang benar-benar objektif yaitu :

1. Observasi (pengamatan)
Observasi sebagai tehnik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik bila di bandingkan
dengan teknik yang lain. Observasi tidak terbatas pada orang, tetapi juga objek-objek alam
yang lain. teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila, penelitian berkenaan
dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati
tidak terlalu besar.
2. Interview (Wawancara)
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi
pendahuluan untuk menemukan masalah yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin
mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondenmya lebih
sedikit/kecil. Teknik pengumpulan data ini mendasarkan diri pada laporan tentang diri sendiri
atau self-report, atau setidak-tidaknya pada pengetahuan dan atau keyakinan pribadi.
3. Dokumentasi
Sejumlah besar fakta dan data tersimpan dalam bahan yang berbentuk dokumentasi. Sebagian
besar data yang tersedia adalah berbentuk surat-surat, catatan harian, cenderamata, laporan,
artefak, foto, dan sebagainya. Sifat utama data ini tak terbatas pada ruang dan waktu sehingga
memberi peluang kepada peneliti untuk mengetahui hal-hal yang pernah terjadi di waktu silam.
Dokumentasi suatu analisis dokumen yang dilakukan dengan penelitian tersebut untuk
mengumpulkan data yang bersumber dari arsip atau dokumen baik yang berada ditempat
penelitian ataupun berada diluar tempat penelitian, yang ada hubungannya. Dan ada satu lagi
tekhnik yang akan digunakan peneliti untuk pengumpulan data dalam penelitian yang
merupakan kebutuhan yang diperlukan sebagai memperkuat hasil penelitian.

15 | L P P M U n i v e r s i t a s G r a h a K a r y a M u a r a B u l i a n
CITRA EKONOMI
Vol : 3 No. 2 Oktober 2022 E-ISSN : 2721-9275

2.3. Tehnik Analisis Data


Metode penelitian diskriptif kualitatif dan kuantitatif merupakan jenis metode penelitian yang tepat guna
menangkap persepsi seseorang hanya dengan kontak langsung. Penelitian dilakukan di Kabupaten Batang
Hari dengan objek penelitian UMKM. Teknik analisa data peneliti melakukan wawancara kepada pemilik
toko kemudian mengumpulkan, menyimpulkan serta mendeskripsikan semua gejala – gejala yang terjadi
saat masa Covid-19.

3. Hasil Peneitian
3.1. Dampak Covid-19 terhadap UMKM di Kabupaten Batang Hari

Pandemi Covid-19 yang terjadi sebagaimana yang telah peneliti sampaikan pada latar belakang masalah
penelitian, bahwa Covid-19 tidak hanya merupakan bencana bagi dunia yang menyerang kesehatan
penduduk dunia. Namun pandemi Covid-19 juga merupakan bencana bagi perekonomian. Dan dalam hal
ini, perekonomian masyarakat juga mendapatkan dampak yang begitu besar dari pandemi Covid-19 ini
Salah satu prioritas dalam pengembangan ekonomi nasional adalah Usaha Mikro Kecil dan Menengah
(UMKM), UMKM selain menjadi penopang sistem ekonomi kerakyatan, juga tidak hanya ditujukan
untuk mengurangi masalah kesenjangan antar golongan pendapatan dan antar pelaku usaha, ataupun
pengentasan kemiskinan dan penyerapan tenaga kerja. Perkembangan UMKM dapat memperluas
ekonomi serta ketahanan ekonomi nasional.

Eksitensi UMKM semakin lebih penting pada zaman ini, UMKM telah berkontribusi nyata mampu
meningkatkan perekonomian masyarakat. Pada masa sekarang UMKM sudah menjadi tradisi masyarakat
dikarenakan UMKM mampu meningkatkan ekonomi. Dan masyarakat sekarang banyak yang
menggantungkan hidupnya pada UMKM.

Mewabahnya virus corona mengharuskan masyarakat melakukan kegiatan di rumah saja untuk
memutuskan rantai penyebaran virus sesuai dengan kebijakan pemerintah. Kebijakan tersebut pada
akhirnya membuat banyak kegiatan yang memerlukan interaksi secara langsung harus dihindari dan
membatasi kegiatan masyarakat untuk tidak keluar rumah. Diantara yang paling terpukul adalah Usaha
Kecil dan Menengah yang merupakan pengerak roda ekonomi nasional. Banyak usaha kecil menengah
yang menutup usaha sementara waktu dan menghadapi kendala arus kas. Dengan kondisi ini, pelaku
usaha kecil menengah harus segera beradaptasi dan mengkondisikan produk dan jasa layanan agar dapat
bertahan terhadap pergeseran dan perubahan pola pembelian masyarakat selama pandemi.

UMKM di Kabupaten Batang Hari memliki jumlah UMKM yang tidak sedikit yaitu 18.746 UMKM yang
tersebar di 8 Kecamatan. Berdasarkan hasil wawancara dari 99 pelaku UMKM yang di bagi berdasarkan
jenis yaitu UMKM Kuliner, UMKM Fashion dan UMKM Agribisnis yang ada di Kabupaten Batang Hari
diketahui ada dua dampak yang di alami oleh UMKM di Kabupaten Batang Hari yaitu Dampak Positif
dan Dampak Negatif.

3.2. Dampak Negatif dan Positif covid-19 terhadap UMKM Kuliner di Kabupaten Batang Hari

Berdasarkan Hasil wawancara yang dilakukan terhadap 33 pelaku UMKM Kuliner yang ada di
Kabupaten Batang Hari, ditemukan sebanyak 27 atau sebesar 82% UMKM Kuliner di Kabupaten Batang
Hari mengalami Dampak Negatif pada Masa Covid-19 sedangkan UMKM Kuliner yang mengalami
Dampak Positif sebanyak 6 atau sebesar 18% UMKM Kuliner.

3.2.1. Dampak Negatif

Adapun dampak Negatif yang dialami oleh 27 UMKM Kuliner di Kabupaten Batang Hari pada
masa Covid-19 dapat dilihat pada tabel berikut :

16 | L P P M U n i v e r s i t a s G r a h a K a r y a M u a r a B u l i a n
CITRA EKONOMI
Vol : 3 No. 2 Oktober 2022 E-ISSN : 2721-9275

Table 2. Dampak Negatif Covid-19 terhadap UMKM Kuliner

No Dampak Negatif yang di alami Jumlah UMKM Persentase


UMKM Kuliner yang terdampak (%)
1 Penurunan Pendapatan 27 100%

2 Hambatan Distribusi Produk 8 29%

3 Kesulitan Permodalan 20 74%

Sumber : Data diolah

Berdasarkan data pada tabel 3.1 diatas dapat dilihat dampak negatif yang disebabkan Covid-19 terhadap
UMKM Kuliner di Kabupaten Batang Hari, yaitu Penurunan Pendapatan, Kesulitan Permodalan dan
Hambatan Distribusi Produk.

1) Pertama Penurunan Pendapatan


Selama masa covid-19. Pendapatan merupakan jumlah yang dibebankan kepada langganan atas
barang dan jasa yang dijual dan merupakan unsur yang paling penting dalam sebuah perusahaan,
karena pendapatan akan dapat menentukan maju-mundurnya suatu perusahaan. Oleh karena itu
perusahaan harus berusaha semaksimal mungkin untuk memperoleh pendapatan yang
diharapkannya. Pendapatan pada dasarnya diperoleh dari hasil penjualan produk atau jasa yang
diberikan.

Menurut Reeve, Warren, dan Durhac (2014) pengertian dari penjualan adalah sejumlah total yang
dikenakan kepada pelanggan untuk barang dagangan yang dijual, termasuk penjualan tunai dan
kredit. Penjualan bisa diartikan dengan proses pemenuhan kebutuhan penjual dan pembeli baik
secara tunai maupun kredit. Penjualan sudah pasti merupakan bagian dari suatu bisnis. Baik itu
penjualan barang maupun jasa. Proses penjualan menjadi salah satu tolak ukur apakah bisnis bisa
berjalan lancar atau tidak.

Jika aktivitas penjualan memiliki angka yang tinggi, berarti pelanggan banyak yang membutuhkan
barang atau jasa yang dijual. Seiring dengan turunnya penjualan hal tersebut juga berpengaruh
kepada pendapatan para pelaku UMKM Kuliner di Kabupaten Batang Hari. Selama masa Covid-
19 dari 27 UMKM Kuliner yang terdampak negatif semuanya mengalami penurunan pendapatan
yang disebabkan beberapa hal yaitu karena pada awal munculnya covid-19 masyarakat
menganggap virus ini mematikan berdasarkan berita yang beredar di media social masyarakatpun
takut untuk keluar rumah dan berinterkasi dengan lingkungan luar dan hal tersebut tentu
menyebabkan sepinya konsumen bagi UMKM Kuliner, kemudian adanya pembatasan sosial oleh
pemerintah, pembatasan ini berupa pembatasan fisik atau secara informal jarak, pembatasan ini
dilakukan untuk mencegah penyebaran penyakit menular seperti Covid-19, dengan adanya
peraturan tersebut masyarakat lebih memilih untuk tidak bepergian karena bahaya covid-19, hal ini
membuat para pelaku UMKM Kuliner sepi konsumen selama masa covid-19 dan penjualan
menurun drastis.
Selain itu selama masa covid-19 pemerintah juga membuat aturan meliburkan sekolah-sekolah,
kampus dan pekerja kantoran untuk sekolah, kuliah dan kerja dari rumah, hal ini membuat pelaku
UMKM Kuliner yang target penjualan mereka rata-rata merupakan anak sekolah, mahasiswa dan
pekerja kantoran sangat terasa dampaknya selama masa covid-19, pemerintah juga sempat
membatasi jam berjualan hanya sampai pukul 20.00 WIB yang membuat Pelaku UMKM Kuliner
sangat sulit untuk menghabiskan dagangan mereka.

2) Kedua Hambatan Distribusi Produk

Selama masa covid-19, mengutip Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 22
Tahun 2016 tentang Ketentuan Umum Distribusi Barang, distribusi adalah kegiatan penyaluran
barang secara langsung atau tidak langsung kepada konsumen. Sementara itu, melansir laman situs
Kemendikbud Republik Indonesia distribusi adalah suatu proses yang menunjukkan penyaluran
barang yang di buat dari produsen kepada konsumen.

17 | L P P M U n i v e r s i t a s G r a h a K a r y a M u a r a B u l i a n
CITRA EKONOMI
Vol : 3 No. 2 Oktober 2022 E-ISSN : 2721-9275

Peranan distribusi adalah sangat penting terutama dalam kegiatan ekonomi. Saking pentingnya,
dapat dikatakan bahwa tanpa adanya kegiatan distribusi, hasil produksi tidak akan ada artinya,
bahkan bisa membuat kerugian terhadap perusahaan atau produsen. Selama masa covid-19 dari 27
UMKM Kuliner yang terdampak negatif sebanyak 8 UMKM Kuliner mengalami dampak
Hambatan Distribusi, hal ini terjadi selama masa-Covid-19 karena Pemerintah tidak boleh
mengadakan aktivitas yang bersifat berkerumun, pembatasan buka Toko, Warung, Rumah Makan
dan Pasar menyebabkan para Pelaku UMKM Kuliner seperti UMKM Kuliner Aneka
Kerupuk/Keripik di Kabupaten Batang Hari yang biasa mendistribusikan produk di Toko, Warung,
Rumah Makan dan Pasar menjadi terhambat karena selama masa Covid-19 Toko, Warung, Rumah
Makan dan Pasar kesulitan untuk menjual produk karena sepinya pembeli.

Sementara itu 19 UMKM yang tidak terkena dampak Hambatan Distribusi Produk ini merupakan
UMKM yang berjualan Kuliner yang produknya tidak di ditribusikan kepada pengecer seperti
Rumah Makan, Bakso/Mie Ayam, Martabak, Restoran/Café dan lainnya.

3) Ketiga Kesulitan Permodalan

Menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pengertian modal adalah sejumlah dana yang digunakan
untuk menjalankan kegiatan usaha, pada perusahaan umumnya diperoleh dengan cara menerbitkan
saham (capital).

Pinjaman/utang pinjaman adalah modal yang berasal dari luar perusahaan yang sifatnya sementara
bekerja didalam perusahaan, dan bagi perusahaan yang bersangkutan modal tersebut merupakan
utang yang pada saatnya harus dibayar kembali. Modal sendiri pada dasarnya adalah modal yang
didapat atau berasal dari pemilik perusahaan dan yang tertanam di dalam perusahaan tersebut
untuk waktu yang tidak tertentu lamanya.

Berdasarkan pada urgensi modal pada perusahan sebagaimana diuraikan di atas, tampaknya
penurunan pendapatan akan berimplikasi pada penurunan modal usaha yang dimiliki oleh UMKM
Kuliner di Kabupaten Batang Hari. Selama masa covid-19 dari 27 (dua puluh tujuh) UMKM
Kuliner yang terdampak negatif sebanyak 20 UMKM Kuliner mengalami dampak kesulitan
permodalan, hal ini karena Penurunan Pendapatan selama masa covid-19 yang menyebabkan
dampak tersebut timbul, berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan para pelaku UMKM ada
yang modalnya dari piutang bank dan modal sendiri.

3.2.2. Dampak Positif

Adapun dampak Positif yang dialami UMKM Kuliner di Kabupaten Batang Hari pada masa Covid-
19 dapat dilihat pada tabel berikut :

Table 3. Dampak Positif Covid-19 terhadap UMKM Kuliner

No Dampak Positif yang di alami Jumlah UMKM Persentase


UMKM Kuliner yang terdampak (%)
1 Naiknya Pendapatan 6 100%
Sumber : Data Primer yang diolah

Berdasarkan data pada table 3.2 diatas dapat dilihat dampak Positif yang disebabkan Covid-19 terhadap
UMKM Kuliner di Kabupaten Batang Hari, yaitu Naiknya Pendapatan. Dari hasil wawancara terhadap 6
UMKM Kuliner yang mengalami dampak positif, semua pelaku UMKM tersebut mengalami kenaikan
pendapatan selama masa covid-19.

UMKM Kuliner yang terdampak positif selama masa covid-19 adalah UMKM Kuliner yang berkaitan
dengan kesehatan, daya tahan tubuh untuk pencegahan covid-19, seperti UMKM Kuliner Kelapa Muda,
Jamu dan Gula Aren. Para pelaku UMKM ini menyampaikan bahwa selama covid-19 penjualan naik
karena masyarakat membutuhkan daya tahan tubuh yang kuat untuk pencegahan covid-19, salahsatunya

18 | L P P M U n i v e r s i t a s G r a h a K a r y a M u a r a B u l i a n
CITRA EKONOMI
Vol : 3 No. 2 Oktober 2022 E-ISSN : 2721-9275

dengan makan dan minum seperti Kelapa Muda, Jamu dan Wedang Jahe untuk daya tahan tubuh. Dan hal
tersebut tentu membuat pendapatan UMKM meningkat.

3.3. Dampak Negatif dan Positif Covid-19 terhadap UMKM Fashion di Kabupaten Batang Hari

Berdasarkan Hasil wawancara yang dilakukan terhadap 33 pelaku UMKM Fashion yang ada di
Kabupaten Batang Hari, ditemukan sebanyak 30 UMKM Fashion atau sebesar 90% UMKM Fashion di
Kabupaten Batang Hari mengalami Dampak Negatif di masa covid-19 sedangkan UMKM Fashion yang
mengalami Dampak Positif sebanyak 10 UMKM Fashion atau sebesar 31% pada masa Covid-19 di
Kabupaten Batang Hari.

3.3.1. Dampak Negatif


Adapun dampak Negatif yang dialami UMKM Kuliner di Kabupaten Batang Hari pada masa Covid-
19 dapat dilihat pada tabel berikut :

Table 4. Dampak Negatif Covid-19 terhadap UMKM Fashion

No Dampak Negatif yang di alami Jumlah UMKM Persentase


UMKM Fashion yang terdampak (%)
1 Penurunan Pendapatan 30 100%
2 Kesulitan Permodalan 14 46%
Sumber : Data diolah

Berdasarkan data pada tabel 3.3 diatas dapat dilihat dampak Negatif yang disebabkan Covid-19
terhadap UMKM Fashion di Kabupaten Batang Hari yaitu Penurunan Pendapatan serta Kesulitan
Permodalan.

1) Pertama Penurunan Pendapatan


Dari 30 UMKM Fashion yang terdampak negatif semuanya mengalami dampak yang sama
yaitu Penurunan Pendapatan, para pelaku UMKM Fashion menyampaikan ada beberapa
penyebab turunnya Pendapatan seperti UMKM Fashion Pangkas Rambut/Salon Kecantikan
yang menyampaikan bahwa selama masa covid-19 masyarakat takut untuk datang langsung ke
salon dan berkontak fisik dengan orang lain karena penyebaran virus covid-19 yang begitu
cepat.

Kemudian UMKM Fashion seperti Dekorasi Pengantin, Makup dan Sewa peralatan terkait
acara pernikahan menyampaikan bahwa selama masa covid-19 pendapat menurun drastis yang
disebabkan tidak adanya masyarakat yang membuat acara pernikahan dikarenakan tidak
diperbolehkan oleh Pemerintah selama masa covid-19.

Selanjutnya untuk UMKM Fashion seperti pedagang baju yang mengalami penurunan
Penjualan dan pendapatan adalah UMKM Fashion yang berada di Pasar dan yang tidak
terintegrasi dengan Media Sosial/Digital Marketing, penyebabnya adalah selama covid-19
masyarakat takut untuk bepergian di tempat yang berkerumun karena covid-19 serta selama
covid-19 pasar juga pernah dilarang beroperasi/dibatasi oleh Pemerintah, masyarakat lebih
memilih berbelanja online karena lebih aman terhadap penyebaran covid-19.

2) Kedua Kesulitan Permodalan

Dari 30 UMKM Fashion yang terdampak negatif ada 14 UMKM Fashion yang mengalami
Kesulitan Permodalan seperti UMKM Fashion Pangkas Rambut, Pedagang Pakain, Dekorasi
Pernikahan dan Salon. Berdasarkan wawancara para pelaku UMKM Fashion ini
menyampaikan bahwa selama masa covid-19 Modal mereka semakin sedikit di karenakan
modal yang ada digunakan untuk menutupi pembayaran sewa ruko, pembayaran listrik dan
pembayaran lainnya, sedangkan selama masa covid-19 pendapatan menurun.

19 | L P P M U n i v e r s i t a s G r a h a K a r y a M u a r a B u l i a n
CITRA EKONOMI
Vol : 3 No. 2 Oktober 2022 E-ISSN : 2721-9275

3.3.2. Dampak Positif


Adapun dampak Positif yang dialami UMKM Fashion di Kabupaten Batang Hari pada masa Covid-
19 dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 5. Dampak Positif Coviv-19 terhadap UMKM Fashion
No Dampak Positif yang di alami Jumlah UMKM Persentase
UMKM Fashion yang terdampak (%)
1 Lebih Mengenal Dunia Digital 10 100%
Marketing
Sumber : Data diolah

Berdasarkan data pada table 3.4 diatas dapat dilihat dampak Positif yang disebabkan Covid-19 terhadap
Fashion di Kabupaten Batang Hari yaitu Lebih Mengenal Dunia Digital Marketing. Berdasarkan
wawancara dari 33 UMKM Fashion ada 10 UMKM Fashion yang tidak terkena dampak negatif di masa
covid 19 dan dari 10 UMKM tersebut terdapat 7 UMKM Fashion yang mengalami Dampak Negatif
Penurunan Pendapatan namun selama masa Pandemi mereka juga mendapat dampak Positif yakni lebih
mengenal dunia digital marketing, para pelaku UMKM tersebut menyampaikan bahwa selama masa
covid-19 pendapatan dan modal mereka stabil karena UMKM mereka juga berjualan melalui Media
Sosial seperti Facebook, Instagram dan Watshapp.

Selama masa covid-19 ini banyak hal-hal baru yang dipelajari oleh UMKM Fashion ini khususnya Dunia
Digital Marketing karena selama masa covid-19 para pelaku UMKM banyak mendapat pengetahuan
terkait Dunia Digital Marekting baik dari Pemerintah, Berita ataupun belajar sendiri. Para pelaku UMKM
Fashion yang biasanya hanya melakukan penjualan melalaui media berupa Facebook, Instagram dan
Watshapp skrang sudah bias melakukan penjualan melaui Website dan aplikasi E-commerce seperti
Shoope.

Pengertian Digital marketing adalah suatu kegiatan pemasaran atau promosi sebuah brand atau produk
menggunakan media digital atau internet. Tujuan digital marketing adalah untuk menarik konsumen dan
calon konsumen secara cepat. Seperti yang kita tahu, penerimaan teknologi dan internet di masyarakat
sangat luas sehingga tidak heran kegiatan pemasaran secara digital dijadikan pilihan utama oleh
perusahaan-perusahaan. Beberapa kelebihan Digital Marketing antara lain kecepatan penyebaran
informasi, mudah dievaluasi, jangkauan lebih luas, muran dan efektif serta membangun nama brand lebih
mudah.

3.4. Dampak Negatif dan Positif Covid-19 terhadap UMKM Agribisnis di Kabupaten Batang Hari

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan terhadap 33 pelaku UMKM Agribisnis yang ada di
Kabupaten Batang Hari, ditemukan sebanyak 30 (Tiga Puluh) atau sebesar 90% UMKM Fashion di
Kabupaten Batang Hari mengalami Dampak Negatif pada Masa Covid-19 sedangkan UMKM Agribisnis
yang mengalami Dampak Positif sebanyak 3 atau sebesar 9% pada masa Covid-19 di Kabupaten Batang
Hari.

3.4.1. Dampak Negatif


Adapun dampak Negatif yang dialami UMKM Fashion di Kabupaten Batang Hari pada masa Covid-
19 dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 6. Dampak Negatif Covid-19 terhadap UMKM Agribisnis


No Dampak Negatif yang di alami Jumlah UMKM Persentase
UMKM Agribisnis yang terdampak (%)
1 Penurunan Penjualan dan 30 100%
Pendapatan
2 Hambatan Distribusi Produk 19 65%
3 Kesulitan Permodalan 19 65%
Sumber : Data Primer yang diolah

20 | L P P M U n i v e r s i t a s G r a h a K a r y a M u a r a B u l i a n
CITRA EKONOMI
Vol : 3 No. 2 Oktober 2022 E-ISSN : 2721-9275

Berdasarkan data pada table 3.5 diatas dapat dilihat dampak negatif yang disebabkan Covid-19 terhadap
UMKM Agribisnis di Kabupaten Batang Hari, yaitu Penurunan Pendapatan, Hambatan Distribusi Produk
serta Kesulitan Permodalan.

1) Penurunan Pendapatan
Selama masa covid-19, sama halnya dengan UMKM Kuliner dan UMKM Fashion, UMKM
Agribisnis juga terkena dampak negative yaitu menurunnya Pendapatan, dari 30 UMKM yang
mengalami dampak negative selama masa covid-19 semuanya mengalami penurunan Pendapatan,
ada beberapa penyebab yang membuat UMKM Agribisnis mengalami penurunan Pendapatan yaitu
sepinya pembeli, pembatasan social yang dilakukan pemerintah dan ditutupnya pasar.

UMKM Agribisnis seperti Penjual Ikan, Pedagang Sayuran dan Pedagang Ayam/Daging kesulitan
untuk menjual dagangan karena masyarakat tidak diperbolehkan berkerumun dan pasar ditutup oleh
pemerintah pada masa covid-19. Dan hal tersebut menyebabkan turunnya penjualan para pelaku
UMKM dan membuat penpatan menurun.

2) Kedua Hambatan Distribusi Produk


Selama masa covid-19, dari 30 UMKM Agribisnis yang terdampak negatif ada sebanyak 19 UMKM
Agribisnis yang mengalami dampak Hambatan Distribusi Produk, UMKM Agribisnis yang
terdampak meliputi Ternak/Budidaya Ikan, Ternak Ayam, Ternak Bebek, Pembuat Tahu dan Tani
Buah/Sayuran.

Hal ini terjadi selama masa covid-19 karena Pemerintah tidak boleh mengadakan aktivitas yang
bersifat berkerumun seperti di pasar, sementara para peternak dan petani selama ini
mendistribusikan hasil mereka ke pasar, jadi selama masa covid-19 Distribusi Produk mereka sangat
terhambat karena adanya aturan dari pemerintah. Kemudian ada 11 UMKM Agribisnis yang
mengalami dampak negative tetapi tidak merasakan adanya hambatan distribusi produk
dikarenakan UMKM Agribisnis ini memang tidak mendistribusikan produknya untuk berjualan
seperti UMKM Toko Buah, Pedagang Sayuran, Dagang Ikan, Penjual Pakan Ternak dan lainnya.

3) Ketiga Kesulitan Permodalan


Selama masa covid-19 UMKM Agribisnis juga mengalami Kesulitan Permodalan, dari 30 UMKM
Agribisnis yang terdampak negatif ada 19 UMKM yang mengalami dampak kesulitan permodalan,
hal ini karena para pelaku UMKM Agribisnis ini rata-rata bergantung pada hasil Perdagangan dan
Peternakan mereka. Ada yang modalnya meminjam kepada bank selama masa covid-19 ini sangat
sulit untuk menutupi hal tersebut karena pendapatan sangat turun drastis.

3.4.2. Dampak Positif

Adapun dampak Positif yang dialami UMKM Agribisnis di Kabupaten Batang Hari pada masa
Covid-19 dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 7. Dampak Positif Covid-19 terhadap UMKM Agribisnis

No Dampak Positif yang di Jumlah UMKM Persentase (%)


alami UMKM Agribisnis yang terdampak
1 Naiknya Pendapatan 3 100%
Sumber : Data Primer yang diolah

Berdasarkan data pada tabel 3.6 diatas dapat dilihat dampak Positif yang disebabkan Covid-19 terhadap
UMKM Agribisnis di Kabupaten Batang Hari yaitu Naiknya Penjualan dan Pendapatan. Dari hasil
wawancara terhadap 3 UMKM Agribisnis semuanya mengalami dampak positif kenaikan pendapatan
selama masa covid-19. Sama dengan UMKM Kuliner yang terdampak positif selama masa covid-19
adalah UMKM Agribisnis yang terdampak positif adalah UMKM yang berkaitan dengan kesehatan, daya
tahan tubuh untuk pencegahan covid-19, seperti UMKM Agribisnis Budidaya Madu dan Petani Jahe.

21 | L P P M U n i v e r s i t a s G r a h a K a r y a M u a r a B u l i a n
CITRA EKONOMI
Vol : 3 No. 2 Oktober 2022 E-ISSN : 2721-9275

Para pelaku UMKM ini menyampaikan bahwa selama covid-19 penjualan naik karena masyarakat
membutuhkan daya tahan tubuh yang kuat untuk pencegahan covid-19. Selama masa covid-19 harga jahe
bisa naik hingga 90% dari biasanya, karena jahe sangat baik untuk pencegahan covid-19.

4. Penutup

1. Selama masa covid-19 UMKM di Kabupaten Batang hari yang mengalami dampak negatif yaitu
UMKM Kuliner sebesar 82%, UMKM Fashion sebesar 69% dan UMKM Agribisnis sebesar 87%.
Beberapa dampak Negatif dan yang dirasakan UMKM Kuliner, Fashion dan Agribisnis di
Kabupaten Batang Hari terdiri dari beberapa yaitu aspek Penurunan Penjualan dan Pendapatan,
Hambatan Distribusi Produk serta Kesulitan Permodalan. Sedangkan UMKM di Kabupaten Batang
hari yang mengalami dampak Positif yaitu UMKM Kuliner sebesar 18%, UMKM Fashion sebesar
31% dan UMKM Agribisnis sebesar 12%. Dampak Positif yang dirasakan UMKM Kuliner, Fashion
dan Agribisnis adalah Kenaikan Penjualan dan Pendapatan serta UMKM lebih mengenal dunia
digital marketing.
2. Strategi UMKM untuk bertahan di masa pandemi adalah dengan cara tanpa melupakan anjuran
pemerintah, seperti melakukan aktivitas apapun yang harus mematuhi protokol kesehatan, tetap
menjaga kualitas produk, memberikan pelayanan terbaik, memperbanyak promosi di media social
seperti facebook, Intagram dan Watshapp serta mengajukan bantuan permodalan UMKM kepada
pemerintah.

5. Daftar Pustaka

Prof. DR. H. Buchari Alma (2014). Pengantar Bisnis Cetakan Ketujuhbelas. Bandung : Alfabeta.

Dr. Lathifah Hanim, S.H., M.Hum., M.Kn dan Letkol (Mar) Dr. MS. Noorman, SSos, MTr. Oprsla,
M.Tr.Han (2018). UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) dan Bentu-bentuk Usaha.
Jawa Tengah : Unissula Press Universitas Islam Sultan Agung.

Batang Hari Dalam Angka (2022). Badan Pusat Statistika Kabupaten Batang Hari

Arikunto, S (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.

Dyah Ratih Sulistyaatuti (2004). Dinamika Usaha Kecil dan Menengah Analisis Konsentrasi Regional
UKM di Indonesia 1999-2001, 143-164. https://journal.uii.ac.id/JEP/article/view/617/543.

Betty Silfia Ayu Utami (2021). Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Sektor UMKM di Indonesia,
Vol.03, No 1. https://journal.uwks.ac.id/index.php/economie/article/viewFile/1511/1015.

Wita Kamala Putri (2021). Dampak Wabah Covid-19 Terhadap Pendapatan UMKM Kuliner di
Kecamatan Alam Barajo Kelurahan Kenali Besar Kota Jambi, 11-28, 34.

Khofifah Nur Ihza (2020). Dampak Covid-19 Terhadap Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. Vol No 7.
https://stp-mataram.e-journal.id/JIP/article/view/268/230

Undang-Undang Nomor Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.

Undang-undang Dasar Tahun 1945 Pasal 33 ayat (4)

WHO dan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (2021).


https://infeksiemerging.kemkes.go.id/dasboard/covid-19

Gugus Tugas Covid-19 Provinsi Jambi (2021). https://corona.jambiprov.go.id/v2/

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (2021). https://www.kemkes.go.id/folder/view/full-


content/structure-faq.html

22 | L P P M U n i v e r s i t a s G r a h a K a r y a M u a r a B u l i a n
CITRA EKONOMI
Vol : 3 No. 2 Oktober 2022 E-ISSN : 2721-9275

Statistikian. Populasi dan Sampel.http://www.statitikian.com/2012//10/pengertian-populasi-dan-


sampel.html

https://batangharikab.go.id/bat/

23 | L P P M U n i v e r s i t a s G r a h a K a r y a M u a r a B u l i a n

You might also like