You are on page 1of 19

e-ISSN :

p-ISSN :
JCI, Vol. 2 No. 1 (2022) 10 – 28 | https://doi.org/10.54066/jci.v2i1.158

Jurnal Cakrawala Informasi


Journal Homepage: http://www.itbsemarang.ac.id/sijies/index.php/jci
e-Mail: jci@itbsemarang.ac.id

Fenomena Flexing di Media Sosial dalam Aspek Hukum Pidana

Jawade Hafidz

Fakultas Hukum, Universitas Islam Sultan Agung Semarang

INFO ARTIKEL ABSTRACT


Histori artikel: Flexing is one of the phenomena that occurs on social media, in the
Diterima : 13 Mei 2022 form of showing off wealth. The purpose of flexing is to gain
Revisi : 9 Juni 2022 recognition of financial status or ability. However, flexing can also
be used as a means or mode to commit criminal acts, as in the case
Disetujui : 29 Juni 2022
of Binomo and Quotex binary options applications. This research is
Publikasi : 30 Juni 2022 a normative legal research, with the specification of the research is
Kata kunci: descriptive analysis. The data used is secondary data obtained
Criminal Law through literature study, which is then analyzed qualitatively. The
Flexing results of this study indicate that the flexing phenomenon in social
Social Media media can be activated in legal action (in this case criminal law), if
Hukum Pidana it is misused as a means or mode of committing a crime, such as in
Media Sosial the case of Binomo and Quotex binary options applications. Flexing
is a fraudulent criminal act carried out to ensnare followers or
consumers with bait using wealth. Flexing that is done intentionally
as a means to commit a criminal act of fraud, as in the case of
Binomo and other binary options, has fulfilled the elements of a
criminal act. Not only the crime of fraud, but the spread of false news
(hoax) and criminal acts of money crime. Perpetrators can be
charged with multiple layers of articles, as regulated in the
provisions of Article 378 jo. Article 55 paragraph (1) 1 of the
Criminal Code, Article 45 paragraph (2) jo. Article 27 paragraph
(2) and Article 45A paragraph (1) jo. Article 28 paragraph (1) of
Law Number 19 of 2016, as well as Article 3 and/or Article 4 of Law
Number 8 of 2010. Flexing is basically not a crime, as long as it is
done not in a way that violates the law and is detrimental others. In
Islamic law itself, flexing or showing off is an attitude of riya’
(arrogance), which is an act of minor shirk and a big sin, and hell is
a place for arrogant people.

10
* Korespondensi penulis: hafidzjawade@gmail.com
ABSTRAK PENDAHULUAN
Flexing merupakan salah satu fenomena yang terjadi di Perkembangan dunia teknologi dan
media sosial, berupa tindakan memamerkan kekayaan. informasi, seperti dengan adanya internet telah
Tujuan flexing adalah untuk memperoleh pengakuan merubah dunia terutama dalam hal komunikasi
kemampuan finansial atau status. Akan tetapi, flexing
jarak jauh, sehingga membuat dunia menjadi tanpa
juga dapat dijadikan sarana atau modus untuk
batas (borderless). Jarak sudah tidak menjadi
melakukan suatu tindak pidana, seperti pada kasus
halangan untuk mendapatkan informasi dan untuk
aplikasi binary option Binomo dan Quotex. Penelitian
komunikasi, bahkan waktu menjadi sangat singkat
ini merupakan penelitian hukum normatif, dengan
spesifikasi penelitian bersifat deskriptif analitis. Data dengan penggunaan teknologi dalam melakukan
yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh aktivitas sehari-hari. Teknologi sering dianggap
melalui studi kepustakaan, yang kemudian dianalisis “dewa” bagi sebagian orang, karena kemudahan-
secara kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan kemudahan dan manfaat yang dapat diambil dalam
bahwa fenomena flexing dalam media sosial dapat hal berbagi informasi dan untuk komunikasi bagi
berujung pada penindakan hukum (dalam hal ini hukum masyarakat pada umumnya, serta tentunya bagi
pidana), bilamana disalahgunakan sebagai sarana atau
pelaku usaha [1] dalam hal mempromosikan dan
modus dalam melakukan tindak pidana, seperti pada
memasarkan produk-produknya secara cepat ke
kasus aplikasi binary option Binomo dan Quotex.
seluruh penjuru dunia, dengan biaya yang tidak
Flexing sebagai modus tindak pidana penipuan
besar.
dilakukan untuk menjerat followers atau konsumen
dengan umpan menggunakan kekayaan. Flexing yang Perkembangan yang saat ini sangat
dilakukan secara sengaja sebagai sarana untuk mempengaruhi kehidupan masyarakat global,
melakukan tindak pidana penipuan, sebagaimana halnya adalah perkembangan teknologi dan informasi,
pada kasus Binomo dan binary option lainnya telah yang antara lain ditandai dengan era teknologi
memenuhi unsur-unsur tindak pidana. Tidak hanya informatika yang memperkenalkan dunia maya
tindak pidana penipuan investasi, tetapi juga penyebaran (cyberspace) dengan adanya interconnected
berita bohong (hoax) serta tindak pidana pencucian
network (internet) yang menggunakan komunikasi
uang. Pelaku dapat dijerat pasal berlapis, sebagaimana
tanpa kertas (paperless document) [2].
diatur dalam ketentuan Pasal 378 jo. Pasal 55 ayat (1)
Internet telah membentuk masyarakat
ke-1 KUHP, Pasal 45 ayat (2) jo. Pasal 27 ayat (2) dan
dengan kebudayaan baru, sebagaimana saat ini
Pasal 45A ayat (1) jo. Pasal 28 ayat (1) Undang-Undang
Nomor 19 Tahun 2016, serta Pasal 3 dan/atau Pasal 4 hubungan antara masyarakat dalam dimensi global
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010. Flexing pada tidak lagi dibatasi oleh batas-batas teritorial negara
dasarnya bukanlah merupakan suatu tindak pidana, (borderless). Hadirnya internet dengan berbagai
selama hal itu dilakukan tidak dengan cara yang fasilitas dan program yang ada, seperti: e-mail,
melanggar hukum dan merugikan orang lain. Dalam chating video, video teleconference, dan situs
hukum Islam sendiri, flexing atau pamer adalah sikap website (www), memungkinkan dilakukannya
riya’ (sombong), yang merupakan perbuatan syirik kecil
komunikasi secara global tanpa mengenal adanya
dan berdosa besar, dan neraka menjadi tempat orang-
batas antar negara. Fenomena yang terjadi ini
orang yang sombong.
merupakan salah satu bagian dari globalisasi yang
melanda dunia [2].

11
Kemajuan teknologi telah menimbulkan kontak baru dan menemukan orang-orang dengan
banyak kemajuan di segala bidang, termasuk dalam minat dan ide-ide yang sama [4].
kontak (komunikasi) seseorang dengan pihak Media sosial memiliki manfaat yang
lainnya. Aktivitas dunia maya merupakan salah sangat banyak di samping mempermudah interaksi
satu contoh dari perkembangan teknologi yang sosial, tetapi juga dapat dimanfaatkan untuk
sedemikian pesat. Sebenarnya aktivitas dunia maya melakukan marketing produk untuk menarik minat
sangat luas mencakup banyak hal dan diberbagai konsumen (sosial media marketing). Selain
bidang. Melalui media elektronik, masyarakat digunakan untuk marketing, media sosial lebih
memasuki dunia maya yang bersifat abstrak, banyak digunakan untuk personal branding, yang
universal, lepas dari keadaan, tempat dan waktu dalam hal ini orang akan mengemas diri mereka
[2]. Di sisi lain, globalisasi, geopolitik, dan sebaik-baiknya agar terlihat menarik untuk dilihat
perkembangan teknologi informasi juga telah oleh orang lain di media sosial, meskipun kadang
mengubah kehidupan masyarakat baik dari sisi dalam kenyataannya tidak sesuai dengan apa yang
perilaku, perubahan sosial budaya, komunikasi, diperlihatkan di media sosial. Bahkan tidak sedikit
dan gaya hidup yang lebih sophisticated (modern) netizen (sebutan untuk pengguna internet,
[3]. gabungan dari internet dan citizen) yang
Salah satu manfaat adanya internet adalah memberikan informasi tidak benar hanya untuk
dengan adanya platform digital, yang digunakan terlihat bagus dan menarik di media sosial,
sebagai wadah bagi semua orang untuk termasuk melakukan flexing (pamer) harta
berkomunikasi, berbagi informasi, berdagang, kekayaan yang sekarang ini banyak dilakukan oleh
maupun menawarkan jasa dan layanan. Platform para artis, selebgram dan banyak netizen yang
digital seperti media sosial sudah menjadi hal yang mengikuti tindakan tersebut, yang salah satunya
penting dalam hal berkomunikasi atau dilakukan dengan menggunakan barang-barang
membagikan informasi kepada publik, baik audio, bermerek (branded) oleh anak-anak, remaja
video maupun gambar-gambar yang menarik. bahkan orang dewasa.
Bahkan tidak sedikit aplikasi-aplikasi yang dapat Flexing di media sosial seakan sudah
digunakan atau dimanfaatkan untuk mencari menjadi budaya masyarakat. Gejala konsumerisme
pendapatan (income). Media sosial yang sering maupun hedonisme sudah menjangkiti masyarakat,
digunakan, di antaranya adalah Whatsapp, untuk menaikkan status sosialnya (social climber),
Instagram, Meta (Facebook), Youtube, Twitter, atau agar terlihat seperti orang kaya. Social climber
dan lain sebagainya. merupakan perilaku atau tindakan yang dilakukan
Media sosial atau social media networking oleh seseorang untuk meningkatkan status
adalah situs web yang memungkinkan para sosialnya, atau dengan kata lain melakukan segala
pengguna untuk membangun koneksi dan hal agar mendapat pengakuan status sosial yang
hubungan dengan pengguna internet lainnya. lebih tinggi dari status yang sebenarnya dalam
Jejaring sosial dapat digunakan untuk tetap masyarakat, dengan mengkonstruksi persamaan
berhubungan dengan teman-teman, membuat penampilan, gaya, bahkan gaya hidup [5].

12
Fenomena flexing di media sosial lebih ke “menunjukkan keberanian” atau “pamer”, yang
arah pada perilaku konsumtif dengan membeli digunakan sejak tahun 1990-an [6].
barang-barang mewah atau layanan premium yang Kata flexing secara harfiah, dalam bahasa
ditunjukkan kepada orang lain untuk memperoleh Inggris berarti “pamer”. Pengertian flexing yang
pengakuan kemampuan finansial atau status. Para lebih spesifik dalam Cambridge Dictionary adalah
pelaku flexing berlomba-lomba memamerkan menunjukkan sesuatu kepemilikan atau pencapaian
kekayaan untuk mendapatkan pengakuan dan dengan cara yang dianggap orang lain tidak
pujian dari orang lain. Bagi sebagian orang, flexing menyenangkan [7]. Pada Kamus Merriam-
merupakan hal yang biasa, akan tetapi efek negatif Webster, arti flexing adalah memamerkan sesuatu
yang ditimbulkan dari flexing juga tidak dapat atau yang dimiliki secara mencolok. Dalam ilmu
dibiarkan, terutama jika flexing dilakukan dengan ekonomi, perilaku flexing dipahami sebagai sikap
kesengajaan untuk menarik minat orang lain atau konsumtif yang sangat terlihat atau mencolok,
mencari konsumen, yang dibaliknya ditujukan menghabiskan uang hanya untuk membeli barang-
untuk mendapatkan keuntungan dengan merugikan barang mewah dan layanan premium demi
orang lain atau konsumen bersangkutan. menunjukkan kemampuan finansial atau status [7].
Flexing ini pada dasarnya bertujuan untuk Dampak flexing juga beragam, baik bagi
memperoleh kepercayaan orang lain kepada pelaku maupun bagi orang yang melihatnya, hal ini
pelaku, sehingga orang lain menjadi tertarik pada bergantung pada diri pribadi seseorang untuk
pelaku, dan mengikuti apa yang dikatakan oleh menyikapinya. Bagi diri pelaku flexing, tujuannya
pelaku. Tidak sedikit orang yang melakukan secara positif adalah untuk mengapresiasikan diri
flexing sebagai teknik marketing, dan tidak sedikit atas hasil yang diperoleh atau untuk memberikan
pula flexing digunakan untuk “ajang” tipu-tipu. motivasi bagi orang lain bahwa semua orang dapat
Apabila tindakan flexing ini sudah merugikan memperoleh hasil yang baik dengan usaha. Akan
orang lain dan menimbulkan korban, maka tetapi, dampak negatif dari flexing juga dapat
tindakan tersebut sudah masuk dalam tindak membahayakan diri pelaku, yakni [8]:
pidana, dan bagi pelakunya pun dapat dijerat oleh a. Hidup orang yang flexing akan menjadi
hukum pidana untuk mempertanggungjawabkan semakin konsumtif, karena mereka hidup
perbuatannya. untuk memenuhi atau mendapatkan kesan dari
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah banyak orang agar selalu terlihat menjadi
untuk mengetahui dan mendeskripsikan mengenai orang kaya, sehingga orang yang flexing akan
fenomena flexing di media sosial dalam aspek sering membeli banyak hal yang dapat
hukum pidana. mendukung untuk memperoleh kesan tersebut;
b. Jika orang tersebut tidak sanggup untuk
TINJAUAN PUSTAKA memenuhi kesan menjadi orang kaya, maka
A. Flexing kemungkinan akan memenuhi dengan cara
Asal mula munculnya arti kata flexing yang di luar kemampuan, yaitu nekat berutang.
dikutip dari laman Dictionary.com, adalah bahasa Hal ini akan menjadi masalah besar bila pelaku
gaul dari kalangan ras kulit hitam untuk tidak sanggup membayar utang tersebut, atau

13
bahkan melakukan tindakan melanggar hukum dialogis antara pengguna media untuk
seperti penipuan, pencurian bahkan membicarakan isi pesan. Media sosial telah
perampokan hanya untuk memenuhi tuntutan mengubah komunikasi yang bersifat monolog
gaya hidup; (satu-ke-banyak) ke dalam komunikasi dialogis
c. Saat seseorang sangat gemar melakukan (banyak-ke-banyak) [10].
flexing, kemungkinan rasa empatinya akan Karakteristik utama yang harus dimiliki
menjadi semakin minim. Sebab, pelaku flexing sebuah platform media sosial, antara lain [11]:
tidak memiliki kepedulian terhadap orang lain a. Merupakan platform yang berbasis pengguna;
yang kekurangan dan membutuhkan bantuan, Sebelum era digital didominasi oleh
karena mereka hanya sibuk memamerkan harta media sosial seperti saat ini, konten yang
kekayaan yang dimiliki.. tersebar di sebuah situs bersifat satu arah.
Dampak flexing bagi orang lain, jika Segala bentuk perubahan atau pembaruan
dilihat secara positif dapat menjadi motivasi untuk hanya bergantung pada satu pihak yang biasa
memperoleh apa yang diinginkan, tentunya dengan dikenal sebagai webmaster. Namun saat ini,
usaha yang baik, tidak merugikan orang lain, dan konten yang tersebar di berbagai media sosial
tidak melanggar hukum. Dampak negatifnya sepenuhnya berada dalam kendali dari para
adalah dapat menimbulkan iri dan dengki, bahkan pengguna platform tersebut.
mempengaruhi untuk memperoleh hal yang sama b. Bersifat sangat interaktif;
dengan cara yang tidak baik dan melanggar hukum. Dalam setiap platform media sosial
yang populer saat ini, interaksi antar pengguna
B. Media Sosial menjadi sangat penting. Interaksi ini dapat
Media sosial merupakan media berupa berlangsung secara terus-menerus dan bersifat
aplikasi dan situs yang melibatkan teknologi timbal-balik.
berbasis internet. Media berbasis teknologi internet c. Pengguna merupakan pembuat konten;
ini mendorong dan memungkinkan penggunanya Sebagai platform yang berbasis
untuk dapat saling terhubung dengan siapa saja, pengguna, konten yang terkandung di dalam
baik orang-orang terdekat hingga orang asing yang suatu platform media sosial pun sepenuhnya
tidak pernah dikenal sebelumnya. Pengertian lain berada dalam kendali masing-masing
media sosial adalah media yang memberikan pengguna. Hanya saja, jenis konten (teks,
fasilitas layanan jaringan online, yang dapat gambar, audio, atau video) yang dapat
menghubungkan orang-orang secara individu atau dipasang di masing-masing platform memang
kelompok [9]. berbeda-beda.
Media sosial merupakan seperangkat alat d. Pengguna bebas menentukan sendiri
online yang mendukung interaksi sosial antar pengaturan akun yang dimiliki;
pengguna. Media sosial ini berbeda dengan media Pilihan pengaturan akun atau halaman
tradisional seperti televisi dan buku yang dari setiap pengguna yang disediakan oleh
menyampaikan pesan pada khalayak massa, akan masing-masing platform memberikan
tetapi tidak memfasilitasi terjadinya interaksi yang kebebasan pada pengguna untuk

14
menyesuaikan sendiri antar mukanya hingga aman dan bermartabat [13], sedangkan L.J. Van
fitur-fitur yang ingin ditampilkan. Apeldoorn, menyatakan bahwa tujuan hukum ialah
e. Bergantung pada hubungan antar pengguna mengatur pergaulan hidup manusia secara damai.
hingga komunitas yang terbentuk; Perdamaian di antara manusia dipertahankan oleh
Semakin banyak hubungan yang hukum dengan melindungi kepentingan hukum
terjalin diantara para pengguna sebuah manusia tertentu, kehormatan, kemerdekaan, jiwa,
platform media sosial, semakin besar pula harta benda terhadap pihak yang merugikannya
kemungkinan terjadinya interaksi, dan [14].
semakin banyak pula komunitas atau Hukum pidana positif, tidak hanya tersedia
kelompok yang terbentuk atas kesamaan minat dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
yang dibagikan oleh masing-masing pengguna. (KUHP), tetapi juga ada yang tertulis di luar
f. Memberikan peluang koneksi yang nyaris tak KUHP, yang mengatur tindak pidana khusus
terbatas. seperti pada Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010
Media sosial memungkinkan para tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak
pengguna untuk dapat terhubung dengan siapa Pidana Pencucian Uang (TPPU), serta Undang-
pun, di mana pun, dan kapan pun. Setiap orang Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan
dapat terhubung dengan kolega atau teman Atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008
lama hingga seseorang yang berasal dari tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE).
negara atau benua yang mungkin belum pernah Hukum pidana pada dasarnya merupakan
didengar atau dikunjungi sebelumnya. upaya untuk mengembalikan kerugian korban
Siapapun dapat terhubung dengan siapa saja akibat dari perbuatan yang melawan hukum yang
kapanpun dan di manapun selama terhubung dilakukan oleh pelaku dengan menjatuhkan sanksi
dengan jaringan internet. pidana, sehingga korban mendapatkan keadilan.
Hukum pidana menurut Sudarto adalah hukum
C. Hukum Pidana yang memuat aturan-aturan hukum, yang
Hukum menjadi landasan, dasar, moral, mengikatkan kepada perbuatan-perbuatan yang
dan mengawal tercapainya tujuan kehidupan yang memenuhi syarat tertentu suatu akibat pidana.
dicita-citakan bersama. Hukum juga berfungsi Sejalan dengan hal ini, maka Kitab Undang-
untuk mencegah, mengurangi dan memberantas Undang Hukum Pidana (KUHP) memuat dua 2
tindak pidana. Salah satu upaya adalah hukum (hal) pokok, yaitu [15]:
harus diterapkan dan ditegakkan. Apalagi negara a. Memuat penggambaran-penggambaran dari
Indonesia sebagai negara hukum, tentu penegakan perbuatan-perbuatan yang diancam pidana,
hukum tidak mengabaikan tujuan hukum [12], yang memungkinkan pengadilan menjatuhkan
yakni keadilan, kemanfaatan dan kepastian hukum. pidana. Jadi, di sini seolah-olah negara
Artidjo Alkostar mengemukakan bahwa menyatakan kepada umum dan juga kepada
hukum merupakan prasarana mental masyarakat para penegak hukum, perbuatan-perbuatan apa
untuk mengaktualisasikan potensi kemanusiaan yang dilarang dan siapa yang dapat dipidana;
dan naluri sosial guna dapat berkehidupan secara

15
b. KUHP menetapkan dan mengumumkan reaksi mendeskripsikan dan memaparkan objek yang
apa yang akan diterima oleh orang yang menjadi permasalahan secara jelas, rinci dan
melakukan perbuatan-perbuatan yang dilarang sistematis, yakni tentang fenomena flexing
itu. Dalam hukum pidana modern, reaksi ini yang terjadi di media sosial, kemudian
tidak hanya berupa pidana akan tetapi juga apa dianalisis serta ditarik kesimpulan dari hasil
yang disebut dengan tindakan, yang bertujuan penelitian tersebut, dengan didasarkan pada
untuk melindungi masyarakat dari perbuatan- hukum positif yang berlaku [19].
perbuatan yang merugikannya. 3. Sumber Data dan Jenis Bahan Hukum
Hukum pidana pada hakikatnya Sumber data merupakan tempat
merupakan suatu pengenaan penderitaan atau diperolehnya data. Sumber data dalam
nestapa atau akibat-akibat lain yang tidak penelitian ini diperoleh dari sumber data
menyenangkan [16], yang ditujukan kepada pelaku sekunder. Sumber data sekunder, yakni data
tindak pidana. yang diperoleh dari bahan kepustakaan atau
literatur yang ada hubungannya dengan objek
METODE PENELITIAN penelitian [20]. Data sekunder ini mencakup
Dalam penulisan penelitian ini, penulis bahan-bahan hukum, sebagai berikut [18]:
menggunakan metode sebagai berikut: a. Bahan hukum primer, yaitu bahan hukum
1. Jenis Penelitian yang mempunyai kekuatan mengikat
Penelitian ini merupakan penelitian secara umum (perundang-undangan) atau
hukum normatif. Penelitian hukum normatif mempunyai kekuatan mengikat bagi
(normatif law research), merupakan penelitian pihak-pihak berkepentingan (kontrak,
hukum yang mengkaji hukum yang konvensi, dokumen hukum, dan putusan
dikonsepkan sebagai norma atau kaidah yang hakim), yang dalam hal ini terdiri dari:
berlaku dalam masyarakat, dan menjadi acuan 1) Undang-Undang Dasar Negara
perilaku setiap orang [17]. Soerjono Soekanto Republik Indonesia Tahun 1945;
dan Sri Mamudji memberikan penjelasan 2) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946
mengenai penelitian hukum normatif adalah tentang Peraturan Hukum Pidana;
penelitian hukum yang dilakukan dengan cara 3) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010
meneliti bahan kepustakaan (data sekunder) tentang Pencegahan dan Pem-
[17]. berantasan Tindak Pidana Pencucian
2. Spesifikasi Penelitian Uang (TPPU);
Penelitian ini menggunakan 4) Undang-Undang Nomor 19 Tahun
pendekatan kualitatif yang merupakan tata cara 2016 tentang Perubahan Atas Undang-
penelitian untuk menghasilkan data yang Undang Nomor 11 Tahun 2008
bersifat deskriptif analisis, yaitu apa yang tentang Informasi dan Transaksi
dinyatakan oleh sasaran penelitian yang Elektronik (ITE).
bersangkutan secara tertulis atau lisan, dan
perilaku nyata [18]. Penelitian ini

16
b. Bahan hukum sekunder, yaitu bahan PEMBAHASAN DAN HASIL
hukum yang memberi penjelasan terhadap Ilmu pengetahuan dan teknologi
bahan hukum primer, seperti: mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam
1) Buku ilmu hukum; kehidupan umat manusia karena dengan adanya hal
2) Jurnal hukum; itu, akan mempermudah manusia untuk
3) Laporan hukum; dan berhubungan atau berinteraksi antara satu dengan
4) Media cetak, atau elektronik. lainnya, baik dalam suatu negara maupun antar
c. Bahan hukum tertier adalah bahan hukum negara dalam lingkup dunia maya (cyberspace).
yang memberi penjelasan terhadap bahan Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
hukum primer dan bahan hukum sekunder, ditandai dengan lahirnya berbagai produk-produk
seperti: teknologi, seperti, komputer, internet, telepon
1) Rancangan undang-undang; seluler, situs jejaring sosial, dan lainnya [21].
2) Kamus hukum; dan Dalam dunia maya (cyberspace), manusia
3) Ensiklopedia. dapat melakukan berbagai aktivitas tanpa perlu
4. Metode Pengumpulan Data saling bertatap muka dan terhalang oleh batas
Sebagaimana data yang digunakan ruang, waktu, dan wilayah geografis, termasuk
dalam penelitian ini, yakni data sekunder yang pula dalam melakukan aktivitas perdagangan atau
mana diperoleh dari studi kepustakaan. Studi transaksi-transaksi bisnis tanpa harus mengenal
kepustakaan ini dilakukan dengan melakukan antara satu dengan yang lain, dan tanpa terjadi
penelusuran dan mencari bahan-bahan hukum pertemuan atau transaksi yang dilakukan secara
yang terkait dengan objek penelitian. langsung antara pembeli, penjual, serta produk
5. Metode Analisis Data yang diperjualbelikan. Dunia maya membuat
Metode analisis data yang digunakan masyarakat memiliki ruang gerak yang lebih luas
dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif, dalam berinteraksi, melakukan perdagangan
yakni analisis data dengan cara menguraikan elektronik (e-commerce), maupun memilih produk
data secara bermutu dalam bentuk kalimat baik berupa barang maupun jasa yang dikehendaki
yang teratur, runtun, logis, tidak tumpang oleh konsumen dengan kualitas yang beraneka
tindih, dan efektif, sehingga memudahkan ragam dan dalam kuantitas yang diinginkan [22].
interpretasi data dan pemahaman hasil analisis. Interaksi maupun transaksi yang dilakukan
Analisis kualitatif adalah cara menganalisis secara online mempermudah manusia untuk
data yang bersumber dari bahan hukum melakukan komunikasi dan aktivitas pekerjaan,
berdasarkan kepada konsep, teori, peraturan salah satunya dengan memanfaatkan platform
perundang-undangan, doktrin, prinsip hukum, digital seperti media sosial. Misalnya pelaku usaha
pendapat pakar atau pandangan peneliti sendiri dapat melakukan marketing melalui media sosial,
[20]. memperluas jaringan pertemanan, dan sebagainya.
Oleh karena itu, orang menyebutnya zaman
sekarang dengan era digital. Era digital
dikonsepkan sebagai masa ketika informasi mudah

17
dan cepat diperoleh serta disebarluaskan (eksis), hubungan (relasi), reputasi (status) dan
menggunakan teknologi digital. Esensi era ini kelompok (group).
adalah penyebaran informasi menggunakan Perkembangan mencolok teknologi
teknologi digital. Teknologi digital merupakan internet dengan berbagai platform digital, tidak
teknologi yang menggunakan sistem komputerisasi hanya bermanfaat bagi personal, akan tetapi juga
yang terhubung internet [22]. masyarakat banyak/publik maupun perusahaan.
Media sosial menjadi platform digital yang Misalnya promosi dari suatu perusahaan di media
sering digunakan oleh setiap orang, oleh karena sosial membuat suatu produk dapat dipasarkan
kemudahan untuk berinteraksi dan berkomunikasi secara global dalam situs web, sehingga setiap
yang ditawarkan. Terlebih dengan adanya jejaring orang dari seluruh penjuru dunia dapat langsung
sosial, maka mempermudah masyarakat dunia mengakses situs tersebut untuk melakukan
maya untuk saling terhubung satu sama lain. Media transaksi secara online. Tidak diragukan lagi,
sosial saat ini lebih banyak dimanfaatkan untuk teknologi internet yang serba digital itu dapat
promosi suatu produk, oleh karena daya berfungsi sebagai ajang promosi strategis yang
penyebarannya yang sangat cepat dan luas, dapat efektif dan efisien, karena internet dapat
menembus jarak dan tanpa mengenal waktu, menjangkau seluruh yurisdiksi hukum negara-
sehingga produk yang ditawarkan dapat dilihat negara di dunia [24].
oleh seluruh masyarakat dunia. Media sosial Teknologi internet mampu membuat
sendiri memiliki ciri-ciri, antara lain [23]: transaksi bisnis berlangsung secara cepat dan
1. Konten yang disampaikan dibagikan kepada mudah. Pihak yang menawarkan barang dan jasa
banyak orang dan tidak terbatas pada satu cukup mempromosikannya melalui situs-situs
orang tertentu; tertentu, dan konsumen secara online dapat pula
2. Isi pesan muncul tanpa melalui langsung mengakses situs tersebut guna menyiasati
suatu gatekeeper dan tidak ada gerbang ketentuan-ketentuan yang dipersyaratkan (term of
penghambat; conditions). Dalam era modern teknologi informasi
3. Isi disampaikan secara online dan langsung; ini, risiko yang menghadang konsumen jauh lebih
4. Konten dapat diterima secara online dalam besar daripada periode tradisional sebelumnya.
waktu lebih cepat dan bisa juga tertunda Perubahan cepat di bidang teknologi informasi
penerimaannya tergantung pada waktu membuat sistem distribusi berlangsung dalam
interaksi yang ditentukan sendiri oleh kecepatan spektakuler dan lintas negara.
pengguna; Akibatnya, mungkin saja secara fisik konsumen
5. Media sosial menjadikan penggunanya sebagai tidak dapat mengenal produsen, karena mereka
kreator dan aktor yang memungkinkan dirinya bermukim di negara-negara yang berbeda [24],
untuk beraktualisasi diri; bahkan tidak jarang konsumen menjadi korban.
6. Dalam konten media sosial terdapat sejumlah Selain untuk melakukan promosi dan
aspek fungsional seperti identitas, percakapan melakukan kegiatan e-commerce, tidak sedikit
(interaksi), berbagi (sharing), kehadiran netizen menggunakan media sosial untuk
memperluas jaringan pertemanan maupun

18
membagikan segala aktivitas kegiatannya sehari- pada abad 21. Misalnya, tercipta peluang bagi
hari, bahkan banyak yang berbagi foto, video, demokratisasi kultur, bisnis, kesetaraan, dan e-
maupun segala informasi pribadi ke media sosial commerce [22], akan tetapi tidak sedikit pula
hanya untuk mendapatkan perhatian maupun dampak negatif yang mengiringi keberadaan
komentar dari netizen lain. internet dengan berbagai platform digitalnya, yang
Dapat dilihat saat ini, banyak remaja salah satunya media sosial.
hingga orang dewasa melakukan foto selfie, share Akhir-akhir ini, media sosial dijadikan
video ketika sedang menari pada aplikasi Tik-Tok, tempat ajang pamer (flexing) oleh sebagian orang.
dan sebagainya yang kemudian dibagikan ke media M. Asrorun Ni’am Sholeh mengemukakan bahwa
sosial, hanya untuk sekedar mengaktualisasi diri, banyak alasan seseorang melakukan pamer di
memperluas jaringan pertemanan, atau tujuan media sosial. Salah satu penyebabnya adalah
lainnya. Bahkan, sempat menjadi viral adalah karena ingin memuaskan ego pribadi. Secara tidak
banyak ibu-ibu muda yang melakukan foto selfie langsung, orang seperti ini tidak peduli dengan
saat menyusui bayinya. Bahkan model dan artis realitas dirinya atau keadaan di sekitarnya, oleh
terkenal seperti Gisele, Miranda Kerr, dan Gwen karena menurutnya yang terpenting adalah
Stefani berani berfoto selfie (brelfie atau batinnya terpuaskan. Like, love, dan comment yang
breastfeeding) kemudian diunggah ke media menjadi tujuan utamanya [26].
sosial. Sebuah fenomena baru dari seorang pesohor Adanya flexing ini, sudah menggerus etika
atau orang terkenal yang sangat mungkin akan dalam bermedia sosial. Secara etimologis etika
diikuti oleh masyarakat. Alasannya, masyarakat adalah ajaran tentang baik buruk yang diterima
Indonesia merupakan masyarakat yang mudah umum tentang sikap perbuatan, kewajiban dan
untuk meniru apapun yang dilakukan oleh pesohor. sebagainya. Etika bisa disamakan artinya dengan
Media sosial telah merubah perilaku masyarakat. moral atau mores dalam bahasa Latin, berkaitan
Ada yang senang berselfie, kemudian dengan masalah akhlak atau kesusilaan. Nilai etika
menghabiskan waktunya di android, tablet, atau pada intinya berbicara mengenai problem predikat
laptop untuk mengedit kemudian mengunggahnya nilai susila atau tindak susila baik dan buruk,
di media sosial. Tidak jarang foto yang biasa saja sehingga termasuk dalam cakupan nilai terhadap
ditambah dengan efek-efek tertentu yang baik buruknya perbuatan manusia [27].
disediakan oleh aplikasi, sehingga mengesankan Ruang lingkup etika ada dikarenakan
seseorang foto di suatu tempat untuk menimbulkan manusia sebagai makhluk sosial, yang pada
kesan tertentu pada orang yang melihat fotonya kesehariannya bergaul atau berinteraksi dan
[25]. berusaha untuk menyenangkan hati sesamanya.
Masyarakat sekarang sangat tergantung Pergaulan yang bertujuan menyenangkan diri-
pada internet, termasuk media sosial yang bisa sendiri tidaklah baik, pergaulan yang baik dan
diakses melalui smartphone. Ketergantungan itu serasi adalah saling membantu dan saling
sangat berkaitan erat dengan semakin mewabahnya menggembirakan satu dengan yang lain [27].
perkembangan media sosial melalui android [25]. Dalam perspektif etika, flexing bukanlah
Internet telah menciptakan peluang dan tantangan merupakan tindakan yang baik. Flexing lebih

19
bermakna negatif, oleh karena tindakan pamer mengidentifikasi ketika ada orang yang pamer
kekayaan hanya untuk memuaskan egonya, atau harta, apakah benar orang kaya atau sebatas flexing
untuk mendapatkan pengakuan dari orang lain atas dan kebutuhan konten media sosial. Oleh karena
harta kekayaannya atau status sosialnya. Bahkan kekayaan seseorang bisa dikalkulasi dan dihitung
tidak sedikit, para pelaku flexing memamerkan darimana sumbernya [28].
aktivitas sehari-harinya melalui video atau foto Flexing ini berbeda dengan personal
dalam media sosial, yang dalam kenyataannya branding. Personal branding adalah suatu proses
tidak seperti yang terlihat di media sosial. Flexing ketika orang menggunakan dirinya atau karirnya
pun juga dijadikan modus kejahatan atau tindak sebagai merek (brand). Ganiem mengemukakan
pidana untuk mencari pengikut (follower) bahkan bahwa personal branding adalah upaya untuk
konsumen, dengan tujuan untuk mendapatkan memasarkan diri pada orang lain secara sistematis,
keuntungan pribadi, dengan cara menawarkan sedangkan Rampersad menyatakan bahwa
suatu pekerjaan, kerjasama bisnis maupun personal branding merupakan seni untuk menarik
investasi, sebagaimana kasus aplikasi Binomo dan dan menjaga persepsi publik secara aktif. Sama
Quotex, yang menyeret nama IK dan DS sebagai halnya dalam pengelolaan bisnis, personal
affiliator aplikasi binary option Binomo dan branding dapat dibangun dari orang, nama, tanda,
Quotex atau aplikasi trading berupa investasi simbol, atau desain yang dapat dijadikan pembeda
dalam bentuk mata uang dan saham lainnya, yang dengan kompetitor [29]. Dapat dikatakan bahwa
ternyata hal tersebut merupakan tindak pidana personal branding menunjukkan kualitas
penipuan. seseorang di bidang pekerjaan atau profesinya.
Menurut Rhenald Kasali, seorang Guru Nama orang tersebut akan dikenal oleh masyarakat
Besar Manajemen Universitas Indonesia oleh karena hasil pekerjaan atau atas produknya
sebagaimana dikutip dalam kanal youtubenya, yang baik dan berkualitas. Hal ini akan
bahwa secara tipologi orang kaya dapat dibagi memberikan kepercayaan publik atas produk
menjadi tiga macam, salah satunya adalah orang maupun jasa pelayanan yang diberikan.
kaya flexing yang sebenarnya gaya hidupnya Penggunaan media sosial di internet yang
berada satu level di atas hartanya, dan mereka tidak tepat, misalnya dalam flexing, dapat
biasanya sangat berisik dan suka pamer. Orang membawa penggunanya melakukan kejahatan atau
kaya flexing mudah ditemukan, karena mereka tindak pidana di dunia maya dan berujung pada
sangat aktif di media sosial, dan hampir semua penindakan hukum. Kejahatan atau tindak pidana
harta yang dimiliki dijadikan konten media sosial. menurut Rodliyah dan Salim HS merupakan
Motifnya melakukan flexing atau pamer, biasanya perbuatan jahat yang dilakukan oleh pelaku, di
sebagai strategi marketing karena sedang mana perbuatan yang dilakukannya bertentangan
diendorse oleh satu merek produk, sehingga publik dengan peraturan perundang-undangan, baik yang
tertarik meniru jalan kesuksesannya. Orang akan tercantum dalam KUHP maupun yang tersebar di
mudah tergiur dengan sosok yang masih muda luar KUHP [30]. Banyak kegiatan illegal telah
namun sudah bisa mempunyai harta melimpah. diidentifikasi dan ditemukan melalui internet, yang
Oleh sebab itu, publik atau masyarakat harus bisa termasuk dalam tindak pidana. Kebanyakan

20
dilakukan oleh individu tertentu untuk binary option, yakni dengan melakukan prediksi
mendapatkan keuntungan [31], yang dikenal atau menebak atas kenaikan atau penurunan harga
dengan cyber crime. saham dalam jangka waktu tertentu, yang mana
Cyber crime merupakan salah satu bentuk pialangnya atau asal aplikasi berasal dari luar
atau dimensi baru dari kejahatan masa kini yang negeri. Cara-cara tersebut lebih tepat dikatakan
mendapat perhatian luas dunia internasional. sebagai perjudian, dan banyak trader atau anggota
Volodymyr Golubev menyebutnya the new form of yang mengalami kerugian akibat tindak pidana
anti social behavior. Beberapa sebutan lainnya penipuan dengan berkedok flexing.
yang cukup keren diberikan kepada jenis kejahatan Flexing sebagai modus tindak pidana
dunia maya (cyberspace/virtual space offence), penipuan dilakukan untuk menjerat followers atau
dimensi baru dari high tech crime, dimensi baru konsumen dengan umpan menggunakan kekayaan.
dari transnational crime, dan dimensi baru dari Korban akan tergiur dan termotivasi untuk menjadi
white collar crime [24]. Dalam cyber crime ini, seperti pelaku, yang dianggap korban telah sukses
bahkan pelaku dan korban tidak saling mengenal. dengan bukti kekayaan yang berlimpah, dan
Sebagaimana halnya dalam kasus Binomo, didapat secara instan. Tidak ada kesuksesan yang
flexing dilakukan oleh pelaku untuk mempengaruhi diraih secara instan. Kesuksesan membutuhkan
korban agar tertarik dan mengikuti bujukan pelaku proses, dan dilakukan dengan cara-cara yang baik,
agar ikut bermain dalam aplikasi Binomo. Aplikasi tidak dari hasil menipu atau berbohong hanya
tersebut tidak memiliki izin, sehingga merupakan untuk mendapatkan keuntungan.
kegiatan illegal. Para affiliator akan mendapatkan Flexing yang dilakukan secara sengaja
komisi dari perekrutan anggota dan aktivitas sebagai sarana untuk melakukan suatu tindak
trading yang dilakukan anggotanya. Banyak pidana penipuan, sebagaimana halnya pada kasus
korban yang mengalami kerugian dari aplikasi Binomo dan binary option lainnya telah memenuhi
Binomo tersebut. Terlebih dengan janji-janji untuk unsur-unsur tindak pidana. Tidak hanya tindak
mendapatkan uang secara mudah melalui internet, pidana penipuan investasi, tetapi juga penyebaran
dan hasil yang dipamerkan oleh para affiliator berita bohong (hoax) dan tindak pidana pencucian
membuat para korban percaya. Flexing yang uang. Unsur-unsur tindak pidana dapat terbagi
dilakukan oleh pelaku, digunakan sebagai senjata dalam bentuk unsur formal dan unsur material,
untuk menarik minat korban. Calon korban tidak sebagai berikut [32]:
akan mempunyai pikiran negatif, oleh karena 1. Unsur formal, terdiri dari:
korban menganggap pelaku flexing adalah orang a. Adanya perbuatan manusia, yaitu
yang sudah “kaya”, dan tentu tidak akan perbuatan yang hanya dilakukan oleh
melakukan penipuan. manusia sebagai subjek hukum;
Aplikasi binary option seperti Binomo dan b. Adanya pelanggaran peraturan pidana.
Quotex menggunakan selebgram dan artis untuk Artinya bahwa sesuatu akan dihukum
mempromosikan, sehingga masyarakat dengan apabila sudah ada peraturan pidana
mudah tergiur dan percaya bahwa aplikasi tersebut sebelumnya yang telah mengatur
tidak bermasalah. Adapun cara bermain dalam perbuatan tersebut;

21
c. Diancam dengan hukuman, dalam hal ini diancam dengan pidana undang-undang
terdapat perbedaan hukuman, sebab sesuai terdapat sifat melawan hukum.
dengan tindakan yang dilakukan; 2. Unsur subjektifnya, adalah:
d. Dilakukan oleh orang yang bersalah, a. Suatu kesengajaan (dolus). Sebagai contoh
terdapat kehendak dan keinginan si pelaku terdapat di dalam perampasan
untuk melakukan suatu tindak pidana kemerdekaan (Pasal 333 KUHP),
dengan sengaja, dan pada saat melakukan pelanggaran kesusilaan (Pasal 281
dalam keadaan sadar dan mengetahui KUHP), pembunuhan (Pasal 338 KUHP);
akibat dari perbuatannya tersebut; b. Suatu kealpaan (culpa). Sebagai contoh
e. Adanya pertanggungjawaban dari setiap terdapat di dalam perampasan
perbuatan yang dilakukan. Hanya saja kemerdekaan (Pasal 334 KUHP), dan
pertanggungjawaban ini tidak dapat menyebabkan kematian (Pasal 359
dimintakan kepada orang yang terganggu KUHP);
keadaan jiwanya. c. Adanya niat (voornemen), di mana hal
2. Unsur material dari tindak pidana adalah terdapat di dalam percobaan atau poging
sesuatu sifat yang bertentangan dengan hukum, (Pasal 53 KUHP);
yaitu akibat dari perbuatannya tersebut benar- d. Maksud (oogmerk), di mana hal ini
benar dirasakan oleh masyarakat. Perbuatan terdapat dalam pencurian (Pasal 362
tersebut tidak pantas dilakukan. KUHP), pemerasan (Pasal 368 KUHP),
Di samping itu, juga ada unsur-unsur penipuan (Pasal 378 KUHP);
tindak pidana dalam bentuk unsur objektif dan e. Adanya rencana lebih dahulu (met
subjektif [32]. voorbedachte rade), di mana hal ini
1. Unsur objektif adalah unsur yang terdapat di terdapat dalam membuang anak sendiri
luar diri pelaku tindak pidana. Unsur ini, (Pasal 308 KUHP), membunuh anak
meliputi: sendiri (Pasal 341 KUHP), dan membunuh
a. Adanya perbuatan atau kelakuan manusia, anak sendiri dengan rencana (Pasal 342
di mana perbuatan atau kelakuan manusia KUHP).
itu ada yang aktif (berbuat sesuatu), misal Terpenuhinya unsur-unsur tindak pidana
membunuh (Pasal 338 KUHP), di atas, maka atas tindakan pelaku dapat dikenai
menganiaya (Pasal 351 KUHP); pertanggungjawaban, yakni dengan adanya
b. Ketika perbuatan dilakukan, maka ada pengenaan sanksi pidana. Adanya suatu tindak
akibat yang menjadi syarat mutlak bahwa pidana merupakan alasan bagi negara dalam
perbuatan itu termasuk dari suatu delik. menggunakan haknya untuk memberlakukan
Misalnya pembunuhan (Pasal 338 KUHP), hukum pidana melalui alat-alat perlengkapannya,
penganiayaan (Pasal 351 KUHP), dan seperti kepolisian, kejaksaan, ataupun pengadilan.
pencurian (Pasal 362 KUHP); Hak negara tersebut adalah hak untuk melakukan
c. Adanya unsur melawan hukum. Bahwa penuntutan, mengadili, ataupun menjatuhkan
suatu perbuatan yang dilarang dan pidana terhadap seseorang yang diduga melakukan

22
suatu tindak pidana. Dengan kata lain, bahwa melakukan, dan yang turut serta
syarat utama dapat dipidananya seseorang apabila melakukan perbuatan.
perbuatan itu telah memenuhi semua unsur tindak 2. Pasal 45 ayat (2) jo. Pasal 27 ayat (2) dan Pasal
pidana [33]. 45A ayat (1) jo. Pasal 28 ayat (1) Undang-
Berdasarkan hal tersebut, affiliator aplikasi Undang Nomor 19 Tahun 2016
trading binary option Binomo dan Quotex, yakni a. Pasal 45 ayat (2) Undang-Undang Nomor
IK dan DS menjadi tersangka dalam kasus dugaan 19 Tahun 2016
penipuan investasi, penyebaran berita bohong Setiap orang yang dengan sengaja dan
(hoax) dan tindak pidana pencucian uang (TPPU). tanpa hak mendistribusikan dan/atau
Pelaku dapat dijerat pasal berlapis, sebagaimana mentransmisikan dan/atau membuat dapat
diatur dalam ketentuan Pasal 378 jo. Pasal 55 ayat diaksesnya informasi elektronik dan/atau
(1) ke-1 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana dokumen elektronik yang memiliki
(KUHP), Pasal 45 ayat (2) jo. Pasal 27 ayat (2) dan muatan perjudian sebagaimana dimaksud
Pasal 45A ayat (1) jo. Pasal 28 ayat (1) Undang- dalam Pasal 27 ayat (2) dipidana dengan
Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun
Atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 dan/atau denda paling banyak
tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE), Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
serta Pasal 3 dan/atau Pasal 4 Undang-Undang b. Pasal 27 ayat (2) Undang-Undang Nomor
Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan 19 Tahun 2016
Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak
(TPPU). mendistribusikan dan/atau
1. Pasal 378 jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP mentransmisikan dan/atau membuat dapat
a. Pasal 378 KUHP diaksesnya informasi elektronik dan/atau
Barangsiapa dengan maksud untuk dokumen elektronik yang memiliki
menguntungkan diri sendiri atau orang lain muatan perjudian.
secara melawan hukum, dengan memakai c. Pasal 45A ayat (1) Undang-Undang
nama palsu atau martabat palsu, dengan Nomor 19 Tahun 2016
tipu muslihat, ataupun rangkaian Setiap orang yang dengan sengaja dan
kebohongan, menggerakkan orang lain tanpa hak menyebarkan berita bohong dan
untuk menyerahkan barang sesuatu menyesatkan yang mengakibatkan
kepadanya, atau supaya memberi utang kerugian konsumen dalam transaksi
maupun menghapuskan piutang diancam elektronik sebagaimana dimaksud dalam
karena penipuan dengan pidana penjara Pasal 28 ayat (1) dipidana dengan pidana
paling lama empat tahun. penjara paling lama 6 (enam) tahun
b. Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP dan/atau denda paling banyak
Dipidana sebagai pelaku tindak pidana Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
mereka yang melakukan, yang menyuruh d. Pasal 28 ayat (1) Undang-Undang Nomor
19 Tahun 2016

23
Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak b. Pasal 4 Undang-Undang Nomor 8 Tahun
menyebarkan berita bohong dan 2010
menyesatkan yang mengakibatkan Setiap orang yang menyembunyikan atau
kerugian konsumen dalam transaksi menyamarkan asal usul, sumber, lokasi,
elektronik. peruntukan, pengalihan hak-hak, atau
3. Pasal 3 dan/atau Pasal 4 Undang-Undang kepemilikan yang sebenarnya atas harta
Nomor 8 Tahun 2010 kekayaan yang diketahuinya atau patut
a. Pasal 3 Undang-Undang Nomor 8 Tahun diduganya merupakan hasil tindak pidana
2010 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat
Setiap orang yang menempatkan, (1) dipidana karena tindak pidana
mentransfer, mengalihkan, pencucian uang dengan pidana penjara
membelanjakan, membayarkan, paling lama 20 (dua puluh) tahun dan
menghibahkan, menitipkan, membawa ke denda paling banyak Rp5.000.000.000,00
luar negeri, mengubah bentuk, (lima miliar rupiah).
menukarkan dengan mata uang atau surat Tindak pidana dengan menggunakan
berharga atau perbuatan lain atas harta modus flexing tidak hanya terjadi di Indonesia saja,
kekayaan yang diketahuinya atau patut seperti pada kasus penipuan investasi pada aplikasi
diduganya merupakan hasil tindak pidana Binomo maupun binary option lainnya, akan tetapi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat juga terjadi di luar negeri. Flexing juga
(1) dengan tujuan menyembunyikan atau dimanfaatkan oleh pelaku untuk mendapatkan
menyamarkan asal usul harta kekayaan keuntungan dengan cara-cara melanggar hukum
dipidana karena tindak pidana pencucian yang diperoleh dari korbannya. Berikut dapat
uang dengan pidana penjara paling lama disajikan beberapa contoh kasus tindak pidana
20 (dua puluh) tahun dan denda paling dengan menggunakan flexing dalam menggaet
banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh korban:
miliar rupiah).

No. Kasus
1. Kasus First Travel. Pendiri First Travel, yakni AS dan AH melakukan flexing untuk mengambil
kepercayaan dari para korban, yakni calon jemaah haji. First Travel menjanjikan perjalanan ibadah
ke tanah suci dengan harga yang sangat murah. Akan tetapi, para korban tidak pernah diberangkatkan.
2. Kasus Arisan Bodong di Sumedang. Pasangan suami-istri berinisial MAW dan HTP sebagai
tersangka dalam arisan bodong di wilayah Sumedang dan Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Untuk
menggaet para korban, pelaku seringkali memamerkan kekayaannya di media sosial, dan menjanjian
kepada para korban keuntungan dan fee bagi yang mampu merekrut orang lain. Akan tetapi, ketika
sudah jatuh tempo pembayaran arisan, tersangka tidak kunjung melakukan pembayaran kepada
korban.

24
3. Kasus The Tinder Swindler. Simon Leviev yang bernama asli Shimon Yehuda Hayut melakukan
flexing untuk menipu para perempuan yang menjadi korbannya dengan menggunakan aplikasi Tinder.
Simon memamerkan kekayaannya di media sosial, sehingga korban tertarik menjadi kekasih Simon.
Para korban dengan sukarela memberikan sejumlah uang kepada Simon, setelah Simon memberikan
berbagai alasan untuk meminta uang tersebut kepada korban. Setelah itu, Simon kabur dari para
korban.
4. Kasus Anai Anai, trader dari Malaysia. Pelaku melakukan flexing dengan mengunggah foto dengan
beberapa wanita dengan jet pribadi, dan ternyata jet pribadi tersebut adalah milik Tutor Perini
Corporation.

Flexing pada dasarnya bukan merupakan firman Allah Subhanahu wa ta’ala dalam Q.S. Az-
suatu tindak pidana, selama hal itu dilakukan tidak Zumar ayat 72, bahwa:
dengan cara yang melanggar hukum dan
merugikan orang lain. Hanya saja, flexing bukanlah
hal yang baik untuk dilakukan, oleh karena Artinya: “Dikatakan (kepada mereka): “Masukilah
mengingat masih banyak masyarakat yang kurang pintu-pintu neraka Jahanam itu, sedang kamu kekal
mampu, dan seharusnya pelaku flexing lebih di dalamnya. Maka neraka Jahanam itulah seburuk-
berempati terhadap masyarakat yang kurang buruk tempat bagi orang-orang yang
mampu. menyombongkan diri”.
Dalam hukum Islam, flexing atau pamer Flexing adakalanya memberikan manfaat positif,
adalah sikap riya’, yang merupakan perbuatan akan tetapi lebih banyak tidak memberikan
syirik kecil dan berdosa besar. Sebagaimana dalam manfaat, oleh karena hanya akan menimbulkan
firman Allah Subhanahu wa ta’ala pada Q.S. Al sifat iri maupun dengki. Melihat kondisi
Luqmaan ayat 18, bahwa; masyarakat yang terpuruk akibat pandemi Covid-
19, sangat tidak beretika dan bermoral jika
melakukan flexing hanya untuk memuaskan ego
pribadi, mencari perhatian dan untuk diakui oleh
orang lain. Terlebih jika flexing digunakan sebagai
Artinya: “Dan janganlah kamu
sarana untuk melakukan suatu tindak pidana seperti
memalingkan mukamu dari manusia (karena
penipuan. Tentunya hukum pidana menjadi sarana
sombong), dan janganlah kamu berjalan di muka
pelindung bagi para korban untuk mendapatkan
bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak
keadilan, dan memberikan sanksi pidana yang
menyukai orang-orang yang sombong lagi
tegas bagi para pelaku tindak pidana, agar jera dan
membanggakan diri”.
tidak mengulangi perbuatannya.
Flexing merupakan bentuk dari
kesombongan, dan merupakan dosa besar. Allah
KESIMPULAN
Subhanahu wa ta’ala menjadikan neraka sebagai
Fenomena flexing dalam media sosial
tempat orang-orang yang sombong, sebagaimana
dapat berujung pada penindakan hukum (dalam hal

25
ini hukum pidana), bilamana disalahgunakan [2] Efa Laela Fakhriah, Bukti Elektronik Dalam
sebagai sarana atau modus dalam melakukan Sistem Pembuktian Perdata, Cetakan
tindak pidana, seperti pada kasus aplikasi binary Kesatu. Bandung: Refika Aditama, 2017.
option Binomo dan Quotex. Flexing sebagai modus [3] Mery Christian Putri, Perjanjian Di Era
tindak pidana penipuan dilakukan untuk menjerat Digital Ekonomi, Tinjauan Yuridis dan
followers atau konsumen dengan umpan Praktik, Cetakan Kesatu. Depok: Raja
menggunakan kekayaan. Flexing yang dilakukan Grafindo Persada, 2020.
secara sengaja sebagai sarana untuk melakukan [4] Sinta Dewi Rosadi, Cyber Law, Aspek Data
tindak pidana penipuan, sebagaimana halnya pada Privasi Menurut Hukum Internasional,
kasus Binomo dan binary option lainnya telah Regional dan Nasional, Cetakan Kesatu.
memenuhi unsur-unsur tindak pidana. Tidak hanya Bandung: Refika Aditama, 2015.
tindak pidana penipuan investasi, tetapi juga [5] Mahyuddin, “Social Climber dan Budaya
penyebaran berita bohong (hoax) dan tindak pidana Pamer: Paradoks Gaya Hidup Masyarakat
pencucian uang. Pelaku dapat dijerat pasal berlapis, Kontemporer,” J. Kaji. Islam Interdisip.,
sebagaimana diatur dalam ketentuan Pasal 378 jo. vol. 2, no. 2, pp. 117–135, 2017, [Online].
Pasal 55 ayat (1) ke-1 Kitab Undang-Undang Available: https://ejournal.uin-
Hukum Pidana (KUHP), Pasal 45 ayat (2) jo. Pasal suka.ac.id/pasca/jkii/article/view/1086/21.
27 ayat (2) dan Pasal 45A ayat (1) jo. Pasal 28 ayat [6] Virdita Ratriani, “Flexing adalah Sikap
(1) Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 Pamer, Ini Asal Mula Kata Flexing,” 4
tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor Februari 2022, 2022. .
11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi [7] Hestianingsih, “Arti Flexing, Istilah yang
Elektronik (ITE), serta Pasal 3 dan/atau Pasal 4 Ramai di Media Sosial Terkait Pamer
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Harta,” 23 Mar 2022, 2022.
Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana https://wolipop.detik.com/health-and-
Pencucian Uang (TPPU). Flexing pada dasarnya diet/d-5996210/arti-flex ing-istilah-yang-
bukanlah merupakan suatu tindak pidana, selama ramai-di-media-sosial-terkait-pamer-
hal itu dilakukan tidak dengan cara yang melanggar harta#:~:text=Secara%25
hukum dan merugikan orang lain. Dalam hukum 20harfiah%252C%2520flexing%2520dala
Islam sendiri, flexing atau pamer adalah sikap riya’ m%2520bahasa,dianggap%2520orang%25
(sombong), yang merupakan perbuatan syirik kecil 20lain%2520tidak %2520menyenangkan.
dan berdosa besar, dan neraka menjadi tempat [8] Fajrina Annisa, “Flexing: Arti, Tujuan
orang-orang yang sombong. Hingga Cara Menguranginya di Media
Sosial,” 12 Maret 2022, 2022.
DAFTAR PUSTAKA https://yoursay.suara.com/lifestyle/2022/03
[1] Resa Raditio, Aspek Hukum Transaksi /12/201856/flexing-arti-tujuan-hingga-
Elektronik, Perikatan, Pembuktian dan cara-menguranginya-di-media-sosial.
Penyelesaian Sengketa, Cetakan Pertama. [9] E. Triastuti, D. Adrianto, and A. Nurul,
Yogyakarta: Graha Ilmu, 2014. Kajian Dampak Penggunaan Media Sosial

26
Bagi Anak dan Remaja, Cetakan Pertama. Cetakan Pertama. Mataram-NTB:
Jakarta: Pusat Kajian Komunikasi Mataram University Press, 2020.
Departemen Ilmu Komunikasi FISIP [18] Bachtiar, Metode Penelitian Hukum,
Universitas Indonesia Depok dan Cetakan Pertama. Tangerang Selatan:
Kementerian Pemberdayaan Perempuan UNPAM Press, 2018.
dan Perlindungan Anak, 2017. [19] Bahder Johan Nasution, Metode Penelitian
[10] C. Suratnoaji, Nurhadi, and Y. Candrasari, Ilmu Hukum, Cetakan Kedua. Bandung:
Buku Metode Analisis Media Sosial Mandar Maju, 2016.
Berbasis Big Data, Cetakan Pertama. [20] Ishaq, Metode Penelitian Hukum dan
Banyumas: Sasanti Institute, 2019. Penulisan Skripsi, Tesis, serta Disertasi,
[11] Karina Listya Widyasari et al., Cetakan Kesatu. Bandung: Alfabeta, 2017.
Memaksimalkan Penggunaan Media Sosial [21] S. HS, Hukum Kontrak Elektonik, E-
Dalam Lembaga Pemerintah. Jakarta: Contract Law, Edisi Pertama, Cetakan
Direktorat Jenderal Informasi dan Kesatu. Depok: Raja Grafindo Persada,
Komunikasi Publik, Kementerian 2021.
Komunikasi dan Informatika, 2018. [22] Dian Mega Erianti Renouw, Perlindungan
[12] Bambang Waluyo, Penyelesaian Perkara Hukum E-Commerce; Perlindungan
Pidana, Penerapan Keadilan Restoratif Hukum Pelaku Usaha & Konsumen E-
dan Transformatif, Cetakan Pertama. Commerce Di Indonesia, Singapura dan
Jakarta: Sinar Grafika, 2020. Australia, Cetakan Pertama. Yogyakarta:
[13] Kurniawan Tri Wibowo, Hukum dan Yayasan Taman Pustaka, 2016.
Keadilan, Peradilan Yang Tidak Kunjung [23] Tim Pusat Humas Kementerian
Adil, Cetakan Pertama. Depok: Papas Sinar Perdagangan RI, Panduan Optimalisasi
Sinanti, 2020. Media Sosial Untuk Kementerian
[14] A. M. Suherman, Pengantar Perbandingan Perdagangan RI, Cetakan Pertama.
Sistem Hukum, Civil Law, Common Law, Jakarta: Pusat Humas Kementerian
Hukum Islam. Jakarta: Raja Grafindo Perdagangan RI, 2014.
Persada, 2004. [24] I. Sjahputra, Perlindungan Konsumen
[15] Mahrus Ali, Dasar-Dasar Hukum Pidama, Dalam Transaksi Elektronik, Edisi
Cetakan Kelima. Jakarta: Sinar Grafika, Pertama, Cetakan Kesatu. Bandung:
2019. Alumni, 2010.
[16] Sri Endah Wahyuningsih, Prinsip-Prinsip [25] Nurudin, Media Sosial, Agama Baru
Individualisasi Pidana Dalam Hukum Masyarakat Milenial, Cetakan Pertama.
Pidana Islam dan Pembaharuan Hukum Malang: Intrans Publishing, 2018.
Pidana Indonesia, Cetakan Kedua. [26] M. Asrorun Ni’am Sholeh, Panduan
Semarang: Badan Penerbit Universitas Bermuamalah Melalui Media Sosial, Untuk
Diponegoro, 2013. Pelajar & Umum, Cetakan Pertama.
[17] Muhaimin, Metode Penelitian Hukum, Jakarta: Erlangga, 2020.

27
[27] Rahmat Ramadhani, Buku Ajar, Hukum & Cetakan Kedua. Jakarta: Raja Grafindo
Etika Profesi Hukum, Cetakan Pertama. Persada, 2019.
Deli Serdang: Bunda Media Group, 2010. [31] R. M. Aboe and N. Campanella, Isu Hukum
[28] Tim Cari Cuan, “Awas Jangan Sampai Kesehatan Elektronik (Mengacu Pada
Terjebak Penipuan Berkedok Investasi Peraturan Negara-Negara Uni Eropa),
Serupa Indra Kenz dan Doni Salmanan,” 20 Catatan Konferensi Training E-Health,
Mar 2022, 2022. . Cetakan Pertama. Yogyakarta: Deepublish,
[29] S. Winduwati and R. Oktavianti, 2019.
Pentingnya Kemampuan Personal [32] L. A. S., Penegakan Hukum dan Kesadaran
Branding di Era Digital (Kegiatan Masyarakat. Yogyakarta: Deepublish,
Penyuluhan Di SMAN 39 Jakarta), dalam 2015.
Fajar Junaedi dan Filosa Gita Sukmono, [33] N. Sambas and A. Mahmud, Perkembangan
Komunikasi Dalam Dunia Digital, Cetakan Hukum Pidana dan Asas-Asas Dalam
Pertama. Yogyakarta: Litera, 2019. RKUHP, Cetakan Kesatu. Bandung: Refika
[30] Rodliyah and S. HS, Hukum Pidana Aditama, 2019.
Khusus, Unsur dan Sanksi Pidananya,

28

You might also like