You are on page 1of 14
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN MENINGITIS PRAKTIK KEPERAWATAN ANAK RUMAH SAKIT Dr. SUYOTO Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Keperawatan Anak Dosen Pembimbing : Ns. Rokhaidah, M.Kep.Sp. Kep. An Disusun Oleh : Novi Nursifa 2010711021 - PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAKARTA 2022 DAFTAR ISI DAFTARIS) BABI KONSEP DASAR PENYAKIT A. Definisi B. Btiologi C. Patofisiologi D. Kilasifikasi .. E. Manifestasi klinis ¥. Penatalaksanaan G. Pemeriksaan penunjang. BAB Il KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN, A. Pengkajian.. B, Diagnosa Keperawatan... CC. Rencana Keperawatan.... DAFTAR REFERENSI.. BABI KONSEP DASAR PENYAKIT A. Definisi Meningitis adalah radang pada meningen, yaitu membran yang mengelilingi otak dan medula spinalis, discbabkan olch virus, bakteri, atau jamur (Smeltzer dan bare, 2002). Meningitis merupakan peradangan yang terjadi pada meningen (Iapisan pelindung ‘yang menyelimuti otak dan saraf tulang belakang). Gejala awal dari meningitis ini mirip dengan flu, seperti demam dan sakit kepala. Maka dari itu, meningitis sulit dikenali. Meningitis biasanya disebabkan oleh banyak hal, seperti infeksi bakteri, virus, jamur, atau parasit. Kondisi-kondisi tertentu, seperti melemahnya sistem imun tubuh, juga dapat memicu munculnya meningitis. Otak dan medulla spinalis dilindungi oleh fapisan atau selaput yang disebut meningen.Peradangan pada meningen khususnya pada bagian araknoid dan plamater (leptomeningens) disebut meningitis.Peradang pada bagian duramater discbut pakimeningen, Meningitis dapat disebabkan karena bakteri, virus, jamur atau karena oksin, Namun demikian sebagian besar meningitis disebabkan bakteri. Meningitis adalah peradangan pada meningen yaitu membrane yang melapisi otak dan medulla spinal (Tarwoto, 2013). Batticaca (2008), mengatakan meningitis adalah inflamasi yang terjadi pada ‘meningen otak dan medulla spinal, gangguan ini biasanya merupakan komplikasi bakteri (infeksi sekunder) seperti pneumonia, endokarditis, atau osteomiclitis. B. Etiologi ‘Widagdo, dkk(2013), mengatakan meningitis dapat disebabkan oleh berbagai macam organisme: Haemophilus influenza, Neisseria meningitis (Meningococus), Diplococus pneumonia, Streptococcus group A, Pseudomonas, Staphylococcus aureus, Escherichia coli, Klebsiella, Proteus. Paling sering Klien memiliki kondist predisposisi sepecti: fraktur tengkorak, infeksi, pembedahan otsk atau spinal, dimana ekan meningkatkan terjadinya meningitis. a, Meningitis bakteri ‘Organismne yang paling sering pada meningitis bakteri adalah: Haemophilus influenza, Streptococcus pneumonia, Neisseria meningitides, dan Staphylococcus aureus. Protein di dalam bakteri sebagai benda asing dan dapat menimbulkan respon peradangan, Neutropil, monosit, limfosit dan yang lainnya merupakan sel- sel sebagai respon peradangan, Eksudat terdiri dari bakteri fibrin dan leukosit yang dibentuk di ruang subaraknoid. Penumpukan didalam cairan serebrospinal akan menyebabkan cairan menjadi kental sehingga dapat menggangu aliran serebrospinal di sekitar otak dan medulla spinalis. Sebagian akan menganggu absorbsiakibat granulasi arakhnoid dan dapat menimbulkan_hidrosefalus. Penambahan eksudat di dalam ruang subaraknoid dapat menimbulkan peradangan lebih lanjut dan peningkatan tckanan intrakranial. Eksudat akan mengendap di otak dan saraf-sarat kranial dan spinal, Sel-sel meningeal akan menjadi edema, membran sel tidak dapat lebih panjang mengatur aliran cairan yang menujuh atau keluar dari sel. b. Meningitis virus Tipe meningitis ini sering disebut sebagai aseptik meningitis. Meningitis ini terjadi sebagai akibat dari berbagai macam penyakit virus yang meliputi measles, ‘mumps, herpes simplex dan herpes zoster.Pembentukan eskudat pada umumnya terjadi diatas Korteks serebral, substansi putih dan meningens.Kerentanan jaringan otak tethadap berbagai macam virus tergantung pada tipe sel yang dipengaruhi.Virus herpes simplex merubah metabolisme sel, yang mana secara cepat menyebabkan perubahan produksi enzim atau neurotransmitter yang menyebabkan disfungsi dari sel dan kemungkinan kelainan neurologi. Nurarif dan Kusuma (2016), mengatakan penyebab meningitisada 2 yaitu: a. Pada orang dewasa, bakteri penyebab tersering adalah Dipiococus pneumonia dan Neiseria meningitidis, stafilokokus, dan gram negative. b. Pada anak-anak bakteri tersering adalah Hemophylus influenza, Neiseria meningitidis dan diplococeus pneumonia, C. Patofisiologi tak dan medulla spinalis dilindungi oleh tiga lapisan meningen yaitu pada bagian paling Iuar adalah duramater, bagian tengah araknoid dan bagian dalam piamater.Cairan serebrospinalis merupakun bagian dari otak yang berada dalam ruang subaraknoid yeng dihasilkan dalam fleksus choroid yang kemuciian dialirkan melalui system ventrikal Mikroorganisme dapat masuk ke dalam sistem saraf pusat melalui beberapa cara misalnya hematogen (paling banyak), trauma kepala yang dapat tembus pada CSF dan arena lingkungan, Invasi bakteri pada meningen mengakibatkan respon peradangan, Netropil bergerak ke ruang subaraknoid untuk memfagosit bakteri menghasilkan eksudat dalam ruang subaraknoid. Eksudat ini yang dapat menimbulkan bendungan pada ruang subaraknoid yang pada akhirnya dapat menimbulkan hidrosepalus. Eksudat yang terkumpul juga akan berpengaruh terhadap saraf-saraf kranial dan porifor. Makin bertambahnya eksudat dapat meningkatkan tekanan intracranial (Tarwoto, 2013). Otak dan ‘medulla spinalis dilindungi oleh lapis meningitis: dura mater, araknoid dan piamater. CSF diproduksi di dalam fleksus koroid ventrikel yang mengalir melalui ruang subaraknoid di dalam system ventrikel dan sekitar otak dan medulla spinalis. CSF diabsobsi melalui araknoid pada lapisan araknoid dari meningintis. Organisme penyebab meningitis masuk melalui sel darah merah pada blood brain barrier. Cara masuknya dapat terjadi akibat trauma penetrasi, prosedur pembedahan atau pecalnya abses sercbral. Meningitis juga dapat terjadi bila adanya hubungan antara cairan serebrospinal dan dunia Iuar, Masuknya mikroorganisme memyju ke susunan saraf pusat melalui ruang subarakhoid dapat menimbulkan respon peradangan pada pia, araknoid, cairan serebrospinal dan ventrikel, Eksudat yang dihasilkan dapat menyebar melalui saraf kranial dan spinal schingga menimbulkan masalah neurologi. Eksudat dapat menyumbat aliran normal cairan serebropinal dan menimbulkan hidrosefalus (Widagdo, dkk, 2013) Klasifilcasi Meningitis dibagi menjadi 2 golongan berdasarkan perubahan yang terjadi pada cairan cotak. yaitu: 1. Meningitis purulenta ‘Meningitis purulenta ada yang disebabkan metastasis infeksi dari tempat lain yang menyebar melalui darah. Penyebabnya adalah meningokok (Neisseria meningitidis), pneumokok (Diplococcus pneumoniae), hacmophilus influenzae. Ada pula yang timbul karena perjalanan radang langsung dari radang tulang tengkorak, mastoiditis misalnya, dari tromboflebitis atau pada Tuka tembus Kepala.Penyebabnya ialah streptokok, stafilokok, kadang-kadang pneumokok Likuor setebrospinal keruh kekuning-Kuningan Karena mengandung pus, nanah Nanah ialah campuran leukosit hidup dan yang mati, jaringan ‘yang mati dan bakteri Pada permulaan gejala awal meningitis purulenta adalah panas, menggigil, nyeri kepala yang terus menerus, mual dan muntal, hilangnya nafsu makan, kelemahan unum dan rasa nyeri pada punggung dan sendi, setelah [2-24 jam timbul gambaran klinis meningitis yang lebih khas yaitu nyeri pada kuduk dan brudzinski, Bila terjadi koma yang dalam, tanda-tanda selaput otak akan menghilang, penderita takut akan cahaya dan amat peka terhadap rangsangan, penderta scring gelisab, muda terangsang dan menunjulkan perubahan mental seperti bingung, hiperakti dan halusinasi. Pada keadaan koma yang berat dapat terjadi hemniasi otak schingga terjadi dilatasi pupil dan koma 2, Meningitis serosa Penyebab terseringnya adalah Mycobacterium tuberculosis Penyebab lain seperti ues, virus, Toxoplasma gondii, Rickettsia, Likuor serebrospinal jemih meskipun ‘mengandung jumlah scl dan protein yang meninggi Meningitis tuberkulosa masih sering dijumpai di Indonesia, pada anak dan orang dewasa Meningitis tuberculosis terjadi akibat komplikasi penyebab tuberkulosis primer, biasanya dari paru-paru Meningitis bukan terjadi karenaterinfeksi seloputotak Jangsung penyebaran hematogen,tetapi biasanya sekunder melalui pembentukan tuberkel pada permukaan otak, sumsum tulang belakang atau vertebra yang kemmudian pecah ke dalam rongga arachnoid. Tuberculosa ini timbul arena penyebaran mycobacterium tuberculosa.Pada meningitis wherculosa dapat trjadi pengobatan yang tidak sempuma atau pengobatan yang teslambatDapat terjadi cacat neurologis berupa parase. paralysis sampai descrebrasi, hydrocephalus akibat sumbatan, reabsorpsi berkuran atau produksi berlebihun dari likuor serebrospinal Anak juga bisa menjadi tui atau bute dan kadang-kadang mendetita retardasi mental, Gambaran ‘link pada penyakit int ‘mulanya pelan, ‘Terdapat panas yang tidak terlalu tinggi, nyeri Kepala dan nyeri kuduk, terdapat rasa Tema, erat badan yang menurun,nyeri oto, nyeri punggung; kelainanjiwa seperti halusinasi. Pada pemeriksaan akan dijumpai tanda-fanda rangsangan selaput tak seperti kak kuduk dan brudzinsk, Dapat teradi hemiparases dan Kerusakan syarat otak yaituN II, NIV, NVI, N VIL N VIIT sampai akhimya kesadaran menurun. Sedangkan berdasarkan etiologinya meningitis terbagi atas: ‘a, Meningitis Bakterial Meningitis bokterial_merupakan Karakteristik inflamasi peda seluruh meningen, dimana organisme masuk Kedalam ruang arahnoid dan subarachnoid. Meningitis bakteri merupakan Kondisi emergensi neurologi dengan angka kematian sekitar 25% Meningitis bacterial adalah suatu peradangan pada selaput tak, ditandai dengan peningkatan jumlsh sel polimorfonuklear dalam cairan serebrospinal dan terbukti adanya bakteri penyebab infeksi dalam cairan serebrospinal. Meningitis purulenta adalah radang selaput otak yang menimbulkan ceksudasi berupa pus. disebabkan oleh kuman non spesifik dan nonvirus. Meningitis bakterial jika cepat dideteksi dan mendapatkan penanganan yang tepat akan mendapatkan hasil yang baik. Meningitis bakterial sering disebut juga sebogai meningitis purulen atau meningitis sept. Balter! yang dapat Tmengakibatkon serangan meningitis adalah; Streptococcus pneumonia (pnewmococcus), Neisseria meningitides, Haemophilus influenza, (meningococcus). ‘Staphylococcus aureus dan Mycobacterium tuberculosis. Streptococcus pneumoniae (pneumococcus), bakteri ini penyebab tersering meningitis akut. dan paling umum menyebabkan yi ataupun anak-anak. Neisseria Treringitides (meningococcus) bakten ini merupakan penyebab kedua terbanyak vetelah Streptococcus pneumoniae, Meningitis terjadi akibat adanya infeksi pada vatoran nafas bagian atas yang Kemudian bakterinya masuk Kedalam peredaran Garah Haemophilus influenza, Haemophilus influenzae type b (Hib) adalah jenis pakteri yang juga dapat menyebabkan meningitis ens baker in sebagai penyebab tesjadinya infeksi pemafasan agian atas, telinga agian dalam dan meningitis pada bi sinusitis.Pemmberian vaksin (Hib vaksin) telah membuktikan terjadinya angka penurunan pada kasus meningitis yang disebabkan bakteri jenis ini Staphylococcus aureus, Mycobakterium tuberculosis jenis hominis, Pada orang dewasa, bakteri penyebab tersering adalah Diplococcus pneumonia dan Neiseria meningitidis, slafilokokus, dan gram negatif Pada anak-anak bakteri terscring adalah Hemophylus influenza, Neiseria meningitidis dan Diplococcus pneumonia (Satyanegara, 2010) b. Meningitis Virus Meningitis virus biasanya disebut meningitis aseptik Sering terjadi akibat Tanjutan dari bermacam-macam penyakit akibat virus, meliputi; measles, mumps, herpes simplek, dan herpes zoster. Meningitis virus adalah suatu sindrom infeksi ‘vinis susunan saraf pusat yang akut dengan gejala rangsang meningeal pleiositosis dalam likuor serebrospinalis dengan deferensiasi terutama limfosit,perjalanan penyakit tidak lama dan selflimited tanpa komplikasi. Virus penyebab meningitis dapat dibagi dalam dua kelompok, yaitu virus RNA (ribonuclear acid) dan virus DNA (deoxyribo nucleid acid). Contoh virus RNA adalah enterovirus (polio), arbovirus (rubella), flavivirus (dengue), mixovirus {inflveriza, parottis, morbili), Sedangkan contoh virus DNA antaa lain virus herpes, dan retrovirus (AIDS) Meningitis virus biasanya dapat sembuh sendiri dan kembali seperti semula (penyembuhan secara komplit). Pada kasus infeksi virus akut, gambaran Klinik seperti meningitis akut, meningoensefalitis akut atau ensefaitis akut Derajat ringan akut meningoensefalitis mungkin terjadi pada banyak infeksi virus akut, biasanya terjadi pada anak-anak, sedangkan pada pasien dewasa tidak teridentifikasi. E. Manifestasi klinis Tarwoto (2013) mengatakan manifestasi Klinik pada meningitis bakteri diantaranya Demam, merupakan gejala awal Nyeri kepala Mual dan muntah Kejang umum Pada keadaan lebih lanjut dapat mengakibatkan penuranan kesadaran sampai dengan koma. Sedangkan menurut (Widago, dkk, 2013) manifestasi klinis Klien meningitis meliputi: ecco Sakit kepala Mval muntah Demam, Sakit dan nyeri secara umum Perubahan tingkat kesadaran Bingung Perubahan pola nafas Ataksia Kaku kuduk Ptechialrash Kejang (fokal, umum) Opistotomus Nistagmus Prosis, ‘Gangguan pendengaran Tanda brundzinki’s dan kerniq’s positif Fotophobia eer e reece esoce F, Penatalaksanaan Tarwoto ( 2013), mengatakan penatalaksanaan dibagi 2 yaitu: 1) Penatalaksanaan umum Pasien diisolasi Pasien diistirahatkan/ bedrest Kontrol hipertermi dengan kompres Kontrol kejang Pemenuhan kebutuhan eairan, nutrisi 2) Pemberian antibiotik Diberikan 10-14 hari atau setidaknya 7 hari bebas panas ‘Antibiotik yang umum diberikan: Ampisilin, Gentamisin, Kloromfenikol, Sefalosporin. Sika pasien terindikasi meningitis uberkolusis diberikan obat-obatan TBC G. Pemeriksaan penunjang (Hudak dan Gallo, 2012) Fungsi lumbal dan kultur CSS: junalah leukosit (CBC) meningkat, kadar glukosa darah menurun, protein meningkat, glukosa serum meningkat Kultur darah, untuk menetapkan organisme penyebab Kultur urim, untuk menetapkan organisme penyebab Elektrolit serum, meningkat jika anak dehidrasi: Na naik dan K+ turun MRI, CT-scan/ angiografi PATHWAY Pathway meningitis Faktorfaktor predispossi mencakup: ISNA, otitis media, mastoid, anemia sel sbit dan hemoglobinopatis lain, prosedur bedah sarat baru, trauma kepala dan pengaruh imunologis + {vans kuman ke jatingan serebral via vena nasofarin posterior, telinga bagian tenga dan sluran mastoid + ‘Reaks peradangan jarngan serebral, ——+—— exsudatmeningen_} [ Gannguan metabolism serebral Hipopertus z 1+ | Thrombus dverahtorteks don alin dareahserebeal = ‘erusakan adrenal, Kolapsstkulbsl Kerusakan endotel, ‘dan nekrosispembuluh darah Infebsi septicemia arngan otak erubahan fsilogisintraknil Satthepal dan dem }————— —_— ————— Peninghatan permeabiltas darah ke otak Yepetemi—_tyenkit | [aera erebralnpenngaan western a ————— eaonmaas][ ada ][ Pentaantgiatiadian | pevtatan [| Peutahan | Srathat fale |] memesstan |] peuboran pik, tsstoteta J sete E—] Tetmsuhon |] dover. toda a} verona: | Tagan || twat” |[ senngttensetresiada | wyaidan | [cherestotes_| |. Pernahan tend ening en tol gan tl andr ona a iva pat fs dec + x Kemation cairn Ketidskefektifan —Ketidak Aisiko gangguan oe polars tettan in peste peter a bershan + jalan mapas: Rskoinri Tat Cemas santa une! 1 taller dan tesa GGangguan ADL ¥ Sore Mata A005 fio lean vote aon BaBIL KKONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN A. Pengkajian Riwayat keperawatan ; riwayut kelahiran, penyakit kronis s. neoplasma riwayat Pengkajian pembedahan pada otak, cedera kepala Pada neonatus: Kaji adanya perilaku menolak untuk makan, refleks menghisap Kurang, muntah dan diare, tonus otot kurang, kurang gerak dan menangis lemah Pada anak-anak dan remaja: kaji adanya demam tinggi, sakit Kepala, muntah yang, diikuti dengan perubahan sensori, kejang mudah terstimulasi dan teragitasi, fotofobia. dclirium, halusinasi, perilaku agresif atau maniak, penurunan kesadaran, kaku kuduk, opistotonus, tanda kernig dan Brudzinski positif, reflex fisiologis hiperaktif, petchiae atau Bayi dan anak-anak (usia 3 bulan hingga 2 tahun): kaji adanya demam, malas makan, muntah, mudah terstimulasi, Kejang, menangis dangan merintih, ubun-ubun menonjol, kaku kuduk, dan tanda kernig dan Brudzinsky positif. B. Diagnosa Keperawatan Kemungkinan diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien dengan penyakit Meningitis, yaitu: L. Ketidakefektifan perfusi jaringan otak berhubungan dengan hambatan aliran darah ke otak. 2. Ketidakefektifan bersilian jalan nafas beshubungan dengan penumpukan seeret pada saluran nafas 3. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan peningkatan kerja otot pemafasan ‘Hambatan komunikasi verbal berhubungan dengan gangguan fisiologis, 4 5, Nyeri berhubungan dengan agen cedera biologis, 6. 1. . Resiko infeksi berhubungan dengan imunosupresi . Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan untuk makan 8. Hipertermi berhubungan dengan peningkatan laju metabolisme 9, Kekurangan volume cairan berhubungan dengan diaphoresis 10. Resiko cedera berfubungan dengan hipoksia jaringan 10 C. Rencana Keperawatan No Diagnosa Keperawatan ‘Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Ketidakefektifan Perfusi —_ jaringan tak berhubungan dengan hambatan aliran darah ke otak Setelah dilakukan tindakan eperawatan ——_diharapkan tingkat resiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak berkurang dengan Perfusi_jaringan serebral Indikator: 1. Tidak ada deviasi dari kkisaran normal tekanan intrakranial 2. Tidak ada sakit kepala 3. Tidak ada keadaan pingsan 4, Tidak ada refleks saraf terganggu Edema serebra 1. 8 9. Monitor adanya kebingungan perubahan — pikiran, keluhan pusing, pingsan Monitor stalus neurologi dengan. ketat dibandingkan dengan nilai normal MonitorTTV Monitor TIK dan CPP Monitor status perafas frekuensi, irama kedalaman pemafasan PaO2, PCO2,pH, bikarbonat Catat’—” perubahan pasien dalam ‘merespon — terhadap stimulus Berikan anti kejang, ssesuai kebutuhan Hindari fleksi leher 10, Latihan roam pasif 11. Monitor intake dan 12, out put Monitor tekanan intra kranial (TK) L 2, Monitor —_tekanan darah ke otak Monitor pasien TIK dan reaksi perawatan serta neurologis serta rangsangan lingkungan Pertahankan setrilitas sistem pemantauan "1 4, Periksa pasion ada tidak adanya gejala aku kuduk 5. Berikan antibiotic 2. Ketidakefektifan | Setelah dilakukan tindakan | Airway suction bersihan jalan nafas | keperawatan di _-harapkan berhubungan Ketiduefektifan bersihan ja 1, Pastikan kebutuhan dengan peumpukan | nafas oral tracheal Secret pada saluran | Kriteria h: suctioning nafas 1. Mendemonstrasikan 2. Auskultasi — suara batuk efektif dan suara nafas sebelum dan nafas yang bersi, tidak sesudah suctioning ada sianosis dan | 3. ‘Informasikan pada dyspnea (mampu Klien dan keluarga mengeluarkan sputum, tentang suctioning. mampu, bemafas| 4. Minta Klien nafas dengan mudah, tidak dalam sebelum ada pursed lips) suctioning dilakukan 2, Menunjukkan jalan| 5. Berikan ©2 dengan nafas yang paten (Klien mengguaaken nasal tidak merasa tercekik, untuk memfasilitasi irama_nafas, frekuensi suction nasotrakeal pemafasan dalam rentang normal, tidak ada sara nafas, abnormal) 3, Ketidakefektifan | Sctclah dilakukan _tindakan | Airway management pola nafas | Keperawatan di_harapkan berhubungan ketidakefektifan pola nafas} 1, Buka jalan nafas dengan peningkatan | Kriteria hasil dengan menggunakan kerja otot| 1. Mendemonstrasikan teknik ehin lift atau pernafasan batuk efektif dan suara jaw thrust bila perlu nafas yang bersih, tidak ada" sianosis dan dyspnea (mampu mengeluarkan sputum, mampu bernafas dengan mudah, tidak ada pursed lips) Menunjukkan jalan nnafas yang paten (Klien tidak ‘merasa tercekik, jrama_nafas, frekuensi pernafasan dalam Posisikan apsien untuk memaksimatkan ventilasi |. Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan nafas buatan . Pasang mayo bila perl Lakukan fisioterapi dada jika perlu 12 rentang normal, tidak ada suaranafas abnormal) 3. Tanda - tanda vital dalam batas normal 13 DAFTAR REFERENSI Dokter Post. 2016. Diagnosis Dan Tatalaksana Meningitis Bakteri. Diakses pada 24 Oktober dari hitps//dokt kterpost.comy/tatalaksana-meningitis-bakteriali Faried, A., Putra, 8. P., Suradji, E. W., Trianto, Akbar, R. R., Nugraheni, N. K., & Arifin, M. Z. (2020). Characteristics and outcomes of pediatric tuberculous meningitis patients with complicated by hydrocephalus with or without tuberculoma at Regional Public Hospital Teluk Bintuni, West Papua, Indonesia. Interdisciplinary Neurosurgery, 19, 1-4. https://doi.org/10,1016/},inat,2019,100609. Harsono. Meningitis tuberkulosa, Buku Ajar Neurologi Klinis : Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia, Edisi ke 3. Yogyakarta: Gadjah Mada University; 2005. HIDAYATI, O. N. (2015), Studi Penggunaan Antibiorika Pada Pasien Meningitty Baktert Penelitian dilakukan di Instalasi Rawat Inap Departemen Inu Penyakit Saraf RSUD Dr. Soetomo Surabaya (Doctoral dissertation, UNIVERSITAS AIRLANGGA). Panduan Deteksi Dan Respon Penyakit MENINGITIS MENINGOKOKUS, 1-100. Melia Husni, P. (2020). Proses Asuhan Gizi Terstandar Pada Pasien Anak Meningitis (Studi Kasus), Diploma thesis, Poltekkes Kemenkes Riau.

You might also like