You are on page 1of 14
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN HIPONATREMIA DIRUANG ANGGREK PRAKTIK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH RUMAH SAKIT Dr. SUYOTO Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Keperawatan Medikal Bedah Dosen Pembimbing + Ns. Santi Herlina, M.Kep,Sp.Kep.MB Disusun Oleh : Novi Nursifa 2010711021 PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAKARTA, 2022 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... oe BAB IKONSEP DASAR PENYAKIT sss A. KONSEP MEDIS, 1. Defenisi Hiponatremia, 2. Klasifikasi Hiponatrem 3. Friologi.. 4. Faltor Resiko Hiponatretia 5. Manifestas Kins. 6. Patofisiclogi Hiponatremis... 7. Penatalaksanaan Hiponatremia.. 8. Pemeriksaan penunjang 5 . ‘BAB IIKONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN, ‘A. KONSEP KEPERAWATAN. a. Diagnosis Keperaweatan nw '._Intervenst Keperawaton pa DAFTAR PUSTAKA. BABI KONSEP DASAR PENYAKIT A. KONSEP MEDIS Defenisi Hiponatremia Hiponatremia adalah suatu Kondisi yang terjadi Ketika kadar natrium dalam darah adalah rendah abnormal. Natrium merupakan elektrolit yang membantu mengatur jumlah air di dalam dan di sekitar sel-sel tubuh, Satu atau lebih faktor, mulai dari kondisi medis yang mendasori untuk minum terlalu banyak air selama olahraga dapat ‘menyebabkan natrium dalam tubuh menjadi encer. Ketika kondisi tersebut terjadi, kadar cairan tubuh meningkat, dan sel-sel dapat mulai membengkak. Pembengkakan ini dapat menyebabkan banyak masalah kesehatan, dari ringan hingga parah. Pengobatan iponatremia ditujukan untuk menyelesaikan Kondisi yang mendasarinya, Pengobatan hiponatremia tergantung pada penycbabnya.(Mitchell & Goldstain,2011) Klasifikasi Hiponatremia Walaupun differential diagnosisnya cukup Juas, hiponatremi bisa dibedakan menjadi beberapa kelompok menurut etiologinya, Penentuan ini menentukan pengobatan yang. paling tepat untuk dilakukan (Mitchell & Goldstain,2011) a. Hipertonik hiponatremi asien dengan keadaan ini mempunyai total sodium tubuh yang normal. Terdapat molekul aktif osmotik di serum, yang menyebabkan air berpindah dari kompartemen intraseluler ke kompartemen ckstraseluler. Contch molekul aktif osmotic adalah glukosa, mannitol atau maltose. Normotonik hiponatremi (pseuclohyponatremia) Hiperlipidemia dan paraproteinemia dapat menurunkan konsentrasi serum sodium dengan osmolalitas serum normal. Konsentras! sodium dalam total volume plasma (air¢protein/lipid) menurun, walaupun konsentrasi sodium dalam ait plasma dan osmolalitas plasma tidak berubah. Hipotonik hiponatremi Hipotonik hiponatremi solalu morefleksikan ketidakmampuan ginjal dalam menangani ekstesi air untuk menyesuaikan dengan asupan oral Sedangkan menurut waktunya, hiponatremia dapat dibedakan menjadi akut dan kronik (Mitchell & Goldstain,2011) a. Hiponatremia Akut Durasinya tidak boleh lebih dari 48 jam. Bahaya utama adalah terjadinya pembengkakan tak. Pengobatan han cepatdilakukan dengan tujuan menurunkan secara cepat volume sel otak dengan hipertonik saline. b. Hiponatremia Kronik Masalah dalam diagnosisnya adalah untuk mengidentifikasi mengapa terdapat antidiuretik hormone (ADH). Asupan air yang, berlebihan bila terjadi sendici belum pernah menjadi penyebab utama hiponatremia karena ginjal normal dapat mengekskresikan air sampai 12L/hari. Namun, tingginya asupan air yang terjadi bersama dengan menurunnya ekskresi air dapat menyebabkan hiponatremia, Menurunnya ekskresi air adalah karena ADH. Pada beberapa pasien dengan hiponatremia kronik, terjadi keseimbangan negative Na, hasilnya adalah kontraksi volume ECF yang menuju pada pelepasan ADH. 3. Etiologi Berdasarkan prinsip di atas maka etiologi hiponatremia dapat dibagi atas: Hiponatremia dengan ADH meningkat ‘Sckresi AHD meningkat akibat deplesi volume sirkulasi efektif seperti pada muntah, diare, pendarahan, jumlah urine meningkat, gagal jantung, sirosis hati, SIADH (syndrome of inappropriate ADH-secretion), insufisiensi adrtenal, dan hipotiroid. (FK U1,2007) b. Hiponatremia dengan ADH tertekan fisiologik Pada polidipsia primer dan gagal ginjal terjadi ekskresi cairan lebih rendah dibanding asupan cairan schingga menimbulkan respon fisiologik yang menekan sekresi ADH. Respon fisiologik dari hiponatremia adalah tertekannya pengeluaran ADH dari hipotalamus sehingga ekskresi urin meningkat karena saluran air (AQP2A) di bagian apical duktus koligentes berkurang (osmolaritas urin rendah). (FK UI,2007) ©. Hiponatremia dengan osmolalitas plasma normal atau tinggi Dalam keadaan normal, 93% dari volume plasma terdiri dari air dan elektrolit, sedangkan 7% sisanya terdiri dari lipid dan protein. Pada hiperlipidemia atau proteinemia berat akan terjadipenurunan volume air plasma menjadi 80% sedang jumlah natrium plasma tetap dan osmolalitas plasma normal, akan tetapi karena, kadar air plasma berkurang (pseudohiponatremia) kadar natrium dalam cairan plasma total yang terdeteksi pafa pemeriksaan laboratorium lebih rendah dari normal. (FK U2007) Gejala Jain terkait hiponatremia karena kondisi dan faktor gaya hidup dapat menyebabkan hiponatremia, termasuk: 2. Obat-obat tertentu b. Pil diurotik, khususnya dituretik thinzide © Sirosis 4. Masalah ginjal €. Gagal jantung kongestif {Syndrome of inappropriate anti diuretic hormone (SLADE) {8 Minum air terlalu banyak selama olahraga (hiponatremia exertional) 1h. Perubahan hormonal akibat insulisiensi kelenjar adrenal (penyakit Addison) i. Perubshan hormonal arena titoid yang kurang aktif (hipotiroidisme) 1. Polidipsia primer Kk. Ekstasi 1, Muntah kronis atau diare parah m, Dehidrasi n. Diet Faktor Resiko Hiponatremia Faktor-faktor berikut dapat meningkatkan risiko hiponatremia (Guyton & Hall,2010) : a. Orang dewasa yang lebih tua mungkin memiliki faktor yang lebih berkontribusi untuk hiponatremia, termasuk perubahan yang berkaitan dengan usia, obat tertentu. dan kemungkinan lebih besar terkena penyakit kronis yang mengubah keseimbangan atrium tubuh, b. Obat tertentu, Obatobaton yang meningkatkan risiko hiponatremia termasuk iuretik thinzide serta beberapa antidepresan dan obat nyeri, Selain itu, ekstasi telah dikaitkan dengan kasus-kasus hiponatremia yang fatal. &. Kondisi yong menurunkan ekstesi air dari tubuh, Kondisi keschatan tubuh Anda yang dapat meningkatkan risiko hiponatremia termasuk penyakit ginjal, sindrom hormon anti-diuretik yang tidak tepat (SIADH) dan gagal jantung. 4. Kegiatan fisik yang intensif. Orang yang minum terlalu banyak air saat menjadi bagian dalam maraton, ultramarathon, triathlon dan kegiatan intensitas tinggi jarak jauh lainnya yang menyebabkan berada pada peningkatan risiko hiponatremia, Mi ifestasi klinis ‘Tanda dan gejala hiponatremia (Mardiana,2011) dapat termasuk: a. Mual dan muntah b. Sakit kepala © Kebingungan 4d. Kehilangan energi e. Kelelahan £ Gelisah dan mudah marah g. Kelemahan otot, kejang atau kram h. Kejang Pingsan i. Koma 6, Patofisiologi Hiponatremia Hipoosmolalitas (serum osmolalitas <260 mOsm/kg) selalu mengindikasikan kelebihan ‘otal body water (TBW) relative terhadap solut tubuh atau kelebihan air relatif terhadap solut di ECE, sehingga air dapat bergerak bebas antara intraseluler dan ekstraseluler kompartemen, Dalam kondist normal, tubuh merespon keadaan ini dengan menurunkan ‘osmolalitas tubuh dengan mengurangi rasa haus. Oleh karena itu, hiponatremi terjadi hanya pada kondisi yang mengganggu eksresi air normal. (Guyton & Hall,2010) Hiponatremia mengindikasikan adanya air yang berpindah ke dalam sel dan menyebabkan sel membengkak. Perpindahan ini memiliki nilai Klinis yang sangat penting apabila terjadi di sistem saraf pusat karena otak berada pada tempat yang ukurannya tetap dan bengkak ini bisa menjadi gejala. . (Guyton & Hall,2010) 7. Penatalaksanaan Hiponatremia a. Penggantian natrium Pengobatan yang paling nyata adalah pemberian natrium secara hati-hati, Pemberian dapat di berikan secara oral,selang nasogastrik, atau perenteral.pasien yang mampu makan atau minum penggantian natrium dapat mudah di lakukan karena natrium banyak terdapat dalam diet normal. Kebutuhan natrium lazim pada orang dewasa adalah kurang lebih 100 mEq, jika tidak ada kehilangan yang abnormal. Pada SIADH, salin yang hipertronis saja tidak dapat mengubah natrium plasma. Natrium yang berlebihan di sekresikan dengan cepat dalam urine yang pekat. (Giregar.2009) Bb. Pembatasan air Jika hiponatremia terjadi pada pasien dengan volume cairan normal atau berlebih, Pengobatan pilihannya adalah pembatasan air, Hal ini jauh lebih aman di bandingkan pemberian natrium dan biasanya cukup efcktif. Meskipun demikian jika jika gejala neurologis timbul, mungkin perlu pemberian volume kecil Jarutan atrium hipertronis seperti natrium klorida 3 % atau 5%, Penggunaaan yang tidak benar da cairan ini sangat berbahaya; hal ini dapat di pahami ketika perawat mengangap bahwa satu liter laratan natrium Kklorida 3% dan mengandung 513 mEq natrium dan satu liter natrium Klorida 5% mengandung 855% mEq natrium. (Siregar-2009) 8. Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan Kadar Natrium (Na) Natrium adaiah salah satu mineral yang banyak terdapat pada cairan clektrolit ekstraseluler (di luar sel), mempunyai efck menahan air, berfungsi untuk ‘mempertahankan cairan dalam tubuth, mengaktifkan enzim, sebagai konduksi impuls saraf. Nilai normal dalam serum : Dewasa 135-145 mEq/l. Anak 135-145 mEq/L Bayi 134.150q/1. ‘Nilai normal dalam urin : 40 ~ 220 mEq/L/24 jam Penurunan Na terjadi pada diare, muntah, cedera jaringan, bilas lambung, diet rendah garam, sgagal ginjal, luka bakar, penggunaan obat diuretik (obat untuk darah tinggi yang fungsinya mengeluarkan air dalam tubuh). Peningkatan Na terjadi pada pasien diare, gangguanjantung krohis, dehidrasi, asupan Na dari makanan tinggi gagal hepatik (kegagalan fungsi hati), dan penggunaan obat antibiotika, obat batuk, obat golongan laksansia (obat pencahar). Sumber garam Na yaitu: garam dapur, produk awetan (comedbeef, ikan kaleng, terasi, dan Iain-Iain.), ke, /,buah ceri, saus tomat, acat, dan Iain-lain 10 BABIT KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN A. KONSEP KEPERAWATAN a b. iv. Diagnosis Keperawatan Aktual/resiko tinggi perubahan perfusi otak, deficit neurologis yang berhubungan dengan akibat-akibat dehidrasi pada sel-sel otak, sekunder dari peningkatan natrium pada sirkulasi otek. Intervensi Keperawatan + Tujuan: dalam waktu 2x24 jam perfusi jaringan otak dapat tercapai secara optimal ~ Kriteria: klien tidak gelisah; ntidak ada keluhan nyeri kepala; mual; kejang; GCS: 45,6; TTV normal (nadi: 60-100 kali permenit; suhu 36°-36,7"C; pernapasan: 16-20 kali per menit); serta klien tidak mengalami deficit neurologis seperti lemas. + Tindakan Mandiri Berikan penjelasan pada keluarga Klien tentang sebab-sebab peningkatan tekanan intracranial dan akibatnya Rasional: keluarga lebih berpartisipasi dalam proses penyembuhan Baringkan klien (bed rest) total dengan posisi terlentng tanpa bantal Rasional: perubahan pada tekanan intracranial akan menyebabkan resiko Monitor tanda-tanda status neurologis dengan GCS Rasional: dapat mengurangi kerusakan otak lebih lanjut Monitor tanda-tanda vital seperti TD, nadi, suhu, respirasi, dan hati-hati terhadap adanya hipertensi sistolik Rasional: pada keadaan normal, autoregulasi mempertahankan keadaan tekanan darah sistemik yang berubah secara Auktuatif. Kegagalan autoreguler akan menyebabkan kerusakan vaskuler serebral yang dapat dimanifestasikan dengan peningkatan sistolik dan diikuti oleh penurunan tingkat tekanan diastolic. ‘Sedangkan penigkatan suhu dapat menggambarkan perjalanan infekst bantu pasien untuk membatasi muntah, batuk,, Anjurkan pasien untuk mengeluarkan napas apabila bergerak atau berbalik ditempat tidur Rasional: aktivitas ini dapat meningkatkan tekanan intracranial dan intraabdomen. Mengeluarkan napas sewaktu bergerak atau mengubah posisi dapat melindungi dist dari valsava. Ajurkan Klien untuk menghindari batuk dan mengejan berlebihan Rasional: batuk dan mengejan dapat meningkatkan tekanan intracranial dan potensial {erjadinya perdarahan ulang, Ciptakan lingkungan yang tenang dan batasi pengunjung, wsional: rangsangan aktivitas yang meningkat dapat menyebabkan kenaikan tekanan intracranial. Istirahat total dan ketenangan mungkin diperlukan untuk, pencegahan tethadap perdarahan dalam kasus. stroke hemoray ik/perdarahan Jainnya Evaluasi Keparawatan Dx] Evaluasi S: | Pasien menyatakan tidak merasa nyeri kepala, gelisah, mual atau oy Ti lak terdapat papil edema, tekanan darah dalam batas normal (120/80 mmHg), nadi S0x/menit, dan tidak mengalami defisit neurologi A: Masalah terat P :Intervensi dihentikan S: [Pasien menyatakan tidak merasa ny cepala, gelisah, mual, dan Kejang. 2}Refleks cahaya (+), tanda tanda vital normal (nadi : 60-100 kali per meni, suhu : 36367 °C, pernafasan 16-20 kali per menil), serta tidak ‘mengalami defisit neurologis. ‘A: Masalah teratasi, P: Intervensi dihentikan, // DAFTAR PUSTAKA Halperin, Mitchell L dan Mare B. Goldstein.(2011) Fluid, Electrolyte, and Acid-Base Plysiology, A Problem-Based Approach, Ed. Ke-3. USA: W. B. Saunders Company, 283-7; 330-9; 402-7; 448-53, Darwis D, Munajat Y, Nur MB, Madjid SA, Siregar P, Aniwidyaningsih, W, dkk. Gangguan Kescimbangan Air, Elektrolit dan Asam Basa. Edisi 2. Jakarta : Balai Penerbit FKUI; 2010 Guyton CA, Hall EJ.2010) Text Book of Medical Physiology 11th ed. Pensylvania: McGrawHills; 348-81 Mardiana N. (2011).Dissoreder of Potassium Metabolism. In Book of Annual Meeting Pemefris Jakarta: Siregar P.(2008). Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektroit. Dalam : Buku AjarIimut Penyakit Dalam. Edisi 4, Jilid I Jakarta : Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FKUL;: 529-37 4 ~ + inl

You might also like