Professional Documents
Culture Documents
Manajemen Proyek
Project Risk Management
PMBOK - Project Risk Management aims to identify and manage risks that are not addressed by the
other project management processes. When unmanaged, these risks have the potential to cause the
project to deviate from the plan and fail to achieve the defined project objectives. Consequently, the
effectiveness of Project Risk Management is directly related to project success.
ISO 31000 - Risk management can increase the success of achieving objectives
because we have anticipated the risk
RISK DEFINITION
Risiko (menurut ISO 31000) adalah effect of uncertainty on objectives.
Sementara, berdasarkan PMBOK ed.6, risiko dibagi menjadi 2:
• Individual project risk is an uncertain event or condition that, if it occurs, has a positive or negative
effect on one or more project objectives.
• Overall project risk is the effect of uncertainty on the project, arising from all sources of uncertainty
including individual risks, representing the exposure of stakeholders to the implications of variations in
project outcome, both positive and negative.
PMBOK ed.6 juga menjelaskan bahwa risiko bukan hanya berdasarkan uncertain event, namun dapat terjadi
dikarenakan non-event risks yang terdiri dari:
1. Variability risk. Uncertainty exists about some key characteristics of a planned event or activity or decision.
Examples of variability risks include
✓ productivity may be above or below target,
✓ the number of errors found during testing may be higher or lower than expected, or
✓ unseasonal weather conditions may occur during the construction phase.
2. Ambiguity risk. Uncertainty exists about what might happen in the future. Areas of the project where imperfect
knowledge might affect the project’s ability to achieve its objectives include elements of the requirement or
technical solution, future developments in regulatory frameworks, or inherent systemic complexity in the project.
Risk vs Problem – ISO 31000
➢ Risk is potential event in the future
➢ Problem is NOW that is happened due to past decisions
Risiko di proyek konstruksi dibagi menjadi risiko desain awal, risiko tender
proyek, risiko desain terperinci, risiko pekerjaan konstruksi, dan risiko investasi
keuangan (Szymański, 2017).
1. Plan Risk Management (cont’d)
Secara ringkas, perencanaan manajemen risiko mencakup 3 (tiga) hal penting:
• Proses: siapa yang akan melaksanakan risiko (penanggung jawab) dan harus diinformasikan
terkait risiko, proses apa saja yang akan dilakukan, kapan akan dilakukan, dan bagaimana
melakukan penanganan risiko jika terjadi.
• Alat: seperti perangkat lunak tertentu dalam manajemen proyek untuk berkomunikasi terkait
risiko proyek.
• Aktivitas: aktitivitas dalam mengelola risiko dalam proyek terdiri dari identifikasi risiko,
menentukan probabilitas kemungkinan risiko terjadi, mengevaluasi dampak jika risiko terjadi,
merencanakan tindakan jika risiko terjadi, mendokumentasikan dan melacak risiko, dan
mengkomunikasikan risiko kepada beberapa orang tertentu di dalam proyek.
1. Plan Risk Management (cont’d)
✓ Risiko proyek merupakan uncertain event atau kejadian yang tidak pasti dimana jika terjadi harus
ditentukan efek/dampak terhadap tujuan proyek.
✓ Jika tidak terjadi, risiko akan selalu dipantau selama proyek. Risiko yang terjadi dapat
memberikan dampak positif dan negatif bagi proyek.
✓ Kejadian tidak pasti dapat diperhatikan dari Triple Constraints atau batasan utama dalam proyek:
biaya, lingkup, dan jadwal karena batasan ini senantiasa mengalami perubahan selama proyek
berlangsung yang dapat memberikan peluang terjadinya risiko dan dapat mempengaruhi area
yang lain seperti komunikasi, kualitas, dan pemangku kepentingan.
✓ Beberapa dokumen proyek yang dapat digunakan dalam mengelola risiko adalah faktor
lingkungan perusahaan (EEF), aset proses organisasi (OPA), peraturan pemerintah, dan bencana
alam.
2. Identify Risk
Identifikasi Risiko adalah proses mengidentifikasi risiko proyek individu serta sumber risiko proyek secara
keseluruhan, dan mendokumentasikan karakteristik mereka. Manfaat utama dari proses ini adalah dokumentasi
risiko proyek individu yang ada dan sumber risiko proyek secara keseluruhan. Luaran dari proses ini adalah risk
register.
Source: PMBOK 6ed
2. Identify Risk (cont’d)
Setelah menyelesaikan proses Identifikasi Risiko, isi daftar risiko dapat mencakup
namun tidak terbatas pada:
• Daftar risiko yang teridentifikasi. Setiap risiko proyek individu diberikan
pengidentifikasi unik dalam daftar risiko. Risiko yang teridentifikasi dijelaskan
sedetail yang diperlukan untuk memastikan pemahaman yang jelas. Pernyataan
risiko terstruktur dapat digunakan untuk membedakan risiko dari sebab dan
akibatnya.
• Pemilik risiko potensial. Di mana pemilik risiko potensial telah diidentifikasi selama
proses Identifikasi Risiko, maka pemilik risiko dicatat dalam daftar risiko. Ini akan
dikonfirmasi selama pelaksanaan proses Analisis Risiko Kualitatif.
• Daftar respons risiko potensial. Di mana respons risiko potensial telah diidentifikasi
selama Risiko Identifikasi proses, dicatat dalam daftar risiko. Ini akan
dikonfirmasikan selama proses Respons Risiko Rencana.
RISK REGISTER
• Risk register merupakan dokumen hasil dari analisis risiko secara kualitatif
dan kuantitatif, dan perencanaan respon terhadap risiko.
• Analisis kualitatif bertujuan untuk menentukan prioritas risiko berdasarkan
perhitungan probabilitas kejadian risiko dan dampak yang muncul.
• Sedangkan kuantitatif analisis adalah menganalisis efek dari suatu risiko
potensial terhadap tujuan proyek.
Pada grup proses, analisis risiko dilakukan pada proses Perencanaan (Planning).
Dengan menggunakan informasi dari risk register, dilakukan analisis lebih rinci
menggunakan 2 (dua) pendekatan yaitu analisis risiko kualitatif dan analisis risiko
kuantitatif.
High
PROBABILITY
Pemantauan risiko merupakan kegiatan berkelanjutan dari proses yang dilakukan sebelumnya yaitu
mengindentifikasi risiko, mendokumentasikan risiko dalam risk register, mengevaluasi risiko baik secara
kuantitatif atau kualitatif guna menentukan probabilitas terjadinya risiko serta dampak yang ditimbulkan
dari risiko tersebut, dan mendesain rencana tindakan penanganan risiko (disarankan memiliki lebih dari
satu rencana untuk tiap risiko yang teridentifikasi). Secara sederhana, proses pemantauan risiko adalah
pemantauan semua proses dalam manajemen risiko.
Source: PMBOK 6ed
Lesson learned
• Risiko proyek individu dapat memiliki efek positif atau negatif pada tujuan proyek
jika terjadi. Risiko proyek secara keseluruhan juga bisa positif atau negatif.
• Risiko akan terus muncul selama masa proyek, sehingga proses manajemen risiko
proyek harus dilakukan secara iteratif.
• Untuk mengelola risiko secara efektif pada proyek tertentu, tim proyek perlu
mengetahui tingkat risiko apa yang dapat diterima dalam pencapaian tujuan proyek.
Hal ini ditentukan dengan ambang risiko terukur yang mencerminkan minat risiko
organisasi dan pemangku kepentingan proyek.
Soal
Latihan
Reference
◦ Project Management Institute. (2017). A guide to the Project Management
Body of Knowledge (PMBOK guide). sixth edition. Project Management
Institute, Inc.: Newton Square, PA.
◦ Mulchahy, R. (2013). CAPM Exam Prep, third edition. RMC Publication, Inc.:
the United States of America.
◦ Miranda, S dan Helia, V.N. (2020). Manajemen Proyek Berbasis Project
Management Body of Knowledge (PMBOK) Edisi 6. Universitas Islam
Indonesia: Yogyakarta, Indonesia.
◦ Van Os, A. et al. (2015) ‘Project risk as identity threat: explaining the
development and consequences of risk discourse in an infrastructure
project’, International Journal of Project Management. Pergamon, 33(4), pp.
877–888. doi: 10.1016/J.IJPROMAN.2014.10.016.
◦ Szymański, P. (2017) ‘Risk management in construction projects’, Procedia
Engineering, 208, pp. 174–182. doi: 10.1016/j.proeng.2017.11.036.
Thank You