You are on page 1of 14

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM I

DIFUSI OSMOSIS DAN PLASMOLISIS

OLEH

NAMA NIM KELOMPOK ASISTEN

: DARWIN AZIS : 0810104060 : VII (TUJUH) : SAPTO WIBOWO

LABORATORIUM ZOOLOGI JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SRIWIJAYA INDRALAYA 2010

ABSTRAK

Praktikum yang berjudul Difusi osmosis dan plasmolisis ini dilaksanakan pada hari kamis tanggal 04 November 2010, pukul 13.00-15.00 WIB. Bertempat di Laboratorium Zoologi, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sriwijaya, Indralaya. Adapun tujuan praktikum ini adalah untuk mengetahui system transport molekul melalui membran dengan mengamati proses difusi, osmosis dan plasmolisis Alat yang digunakan pada praktikum ini antara lain Botol selai besar, kertas millimeter, Mikroskop, penggaris, pensil, pipet tetes, stopwatch. Sedangkan bahan yang digunakan adalah aquades, larutan metilen blue pekat, kentang (Solanum tuberosum), sirup marjan. Adapun hasil yang didapatkan adalah berupa gambar bagian-bagian dan bentuk dan perubahan yang terjadi pada proses difusi, osmosis dan plasmolisis.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Difusi adalah perpindahanya suatu zat dalam tempat dengan konsentrasi yang lebih tinggi ke tempat dengan konsentrasi zat yang lebih rendah. Difusi zat terlarut dari suatu larutan ke dalam larutan yang lainnya dapat berlangsung melalui suatu membran dengan permiabilitas tertentu yaitu permeable untuk zat tersebut. Difusi di pengaruhi oleh suhu, tekanan, dan konsentrasi larutan. Peristiwa difusi akan berakhir jika tecapai larutan isotonis, yaitu larutan yang mempunyai konsentrasi yang sama. Difusi ini terjadi jika terbentuk perpindahan dari sebuah lapisan atau layer molekul yang diam dari solid atau fluida (Anonim 2010: 1). Difusi adalah proses perpindahan atau berpindahnya suatu zat dari tempat yang konsentrasinya tinggi ke tempat yang konsentrasinya lebih rendah. Permeabilitas dan membrane ada tiga macam, yaitu inpermeabel, permeable dan mebran semi permeablel. Inpermeabel (tidak permeable) dimana air maupun zat-zat yang larut di dalamnya tidak dapat dilalui membran. Permeable yaitu membrab yang terlaryut di dalamnya. Semi permeable yaitu membran yang hanya dapat di lalui oleh air, tetapi tidak dapat di lalui oleh zat-zat terlarut (Campbell 2002: 55). Difusi dari pelarut misalnya air melalui membran yang semi permeable dari tempat dengan konsentrasi pelarut lebih tinggi ketempat dengan konsentrasi pelarut rendah disebut osmosis. Tekanan dari dalam vakuola kepada membrane plasma dan dinding sel disebut turgor jika sel ditempat di dalam larutan gula, dengan konsentrasi tinggi, maka air akan keluar dan vakuola sehingga membran sitoplasma mengerut dan terlepas dari dinding sel peristiwa tersebut dapat dinamakan plasmolisis (Pratiwi 2000: 83). Osmosis adalah gerakan suatu materi, misalnya air melintas suatu selaput atau membran. Air selau bergerak melewati membran kearah sisi yang mengandung jumlah meteri yang terlarut peling banyak dan kadar air paling sedikit. Garam dan air adalah dua dari bahan-bahan kimia yang ada pada kentang. Irisan-irisan kentang yang diletakan dalam mangkuk air tawar akan mepunyai kadar air. Semula di tambah dengan air dan mangkuk yang masuk kedalam. Irisan

melalui membrane sel. Air yang masuk ini membuat irisan-irisan kentang tadi menjadi kaku. Kadar galam dalam tiap irisan. Kentang lebih kecil jumlahnya dibangkan dengan kadar yang ada dalam mengkuk air garam menjadi lembek, karena kehilangan sebagian dari air yang semula di kandung dalam sel-selnya. Air yang berasal dari dalam tiap irisan kentang keluar melaui membran-membran sel dan masuk kedalam mangkuk air garam (Anonim 2010: 2). Plasmolisis merupakan dampak dari peristiwa osmosis plasmolisis terjadi jika sel tumbuhan diletekan di larutan garam terkonsentrasi (hipertonik). Sel tumbuhan akan kehilangan air juga tekanan turgor, menyebabkan sel tumbuhan lemah. Tumbuhan dengan sel dalam kondisi seperti ini layu. Kehilangan air lebih banyak akan menyebabkan terjadinya plasmolisis (Pratiwi 2000 : 84). Plasmolisis merupakan dampak dari peristiwa osmosis. Jika sel tumbuhan diletakkan di larutan garam terkonsentrasi (hipertonik), sel tumbuhan akan kehilangan air dan juga tekanan turgor, menyebabkan sel tumbuhan lemah. Tumbuhan dengan sel dalam kondisi seperti ini layu. Kehilangan air lebih banyak akan menyebabkan terjadinya plasmolisis: tekanan terus berkurang sampai di suatu titik di mana protoplasma sel terkelupas dari dinding sel, menyebabkan adanya jarak antara dinding sel dan membran. Akhirnya cytorrhysis - runtuhnya seluruh dinding sel - dapat terjadi (Campbell 2002: 57). Tidak ada mekanisme di dalam sel tumbuhan untuk mencegah kehilangan air secara berlebihan, juga mendapatkan air secara berlebihan, tetapi plasmolisis dapat dibalikkan jika sel diletakkan di larutan hipotonik. Proses sama pada sel hewan disebut krenasi. seringkali menggunakan tanaman Elodea atau sel epidermal bawang yang memiliki pigmen warna sehingga proses dapat diamati dengan jelas. (anonim 2010: 3).

1.2. Tujuan Praktikum Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui sistem transpor molekul melalui membran dengan mengamati proses difusi, osmosis dan plasmolisis pada tumbuhan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Difusi adalah peristiwa mengalirnya/berpindahnya suatu zat dalam pelarut dari bagian berkonsentrasi tinggi ke bagian yang berkonsentrasi rendah. Perbedaan konsentrasi yang ada pada dua larutan disebut gradien konsentrasi. Difusi akan terus terjadi hingga seluruh partikel tersebar luas secara merata atau mencapai keadaan kesetimbangan dimana perpindahan molekul tetap terjadi walaupun tidak ada perbedaan konsentrasi. Contoh yang sederhana adalah pemberian gula pada cairan teh tawar. Lambat laun cairan menjadi manis. Contoh lain adalah uap air dari cerek yang berdifusi dalam udara.Difusi yang paling sering terjadi adalah difusi molekuler. Difusi ini terjadi jika terbentuk perpindahan dari sebuah lapisan (layer) molekul yang diam dari solid atau fluida ( Anonim 2010: 4). Dalam mengambil zat-zat nutrisi yang penting dan mengeluarkan zat-zat yang tidak diperlukan, sel melakukan berbagai jenis aktivitas, dan salah satunya adalah difusi. Ada dua jenis difusi yang dilakukan, yaitu difusi biasa dan difusi khusus. Difusi biasa terjadi ketika sel ingin mengambil nutrisi atau molekul yang hydrophobic atau tidak berpolar / berkutub. Molekul dapat langsung berdifusi ke dalam membran plasma yang terbuat dari phospholipids. Difusi seperti ini tidak memerlukan energi atau ATP (Adenosine Tri-Phosphate). Difusi khusus terjadi ketika sel ingin mengambil nutrisi atau molekul yang hydrophilic atau berpolar dan ion. Difusi seperti ini memerlukan protein khusus yang memberikan jalur kepada partikel-partikel tersebut ataupun membantu dalam perpindahan partikel. Hal ini dilakukan karena partikel-partikel tersebut tidak dapat melewati membran plasma dengan mudah. Protein-protein yang turut campur dalam difusi khusus ini biasanya berfungsi untuk spesifik partikel (Pratiwi 2000: 87). Kehidupan sel yang tergantung pada sifat cairan yang ada disekelilingnya yaitu cairan ekstra sel zat masuk dan keluar dari sel dengan mekanisme berlainan. Difusi adalah proses perpindahan suatu zat dari konsentrasi tinggu ke konsentrasi yang lebih rendah. Difusi ada dua macam yaitu difusi sederhana merupakan penyebaran zat semata-mata disebabkan oleh perbedaan konsentrasi. Sedangkan difusi terbantu atau terfasilitas merupakan penyebaran zat-zat yang sukar larut

dalam sistem lemak membran. Melalui pori-pori di dalam protein membrane atau difusi dengan perantara protein : pembawa atau carier protein

(Campbell 2002: 54). Osmosis adalah suatu topik yang penting dalam biologi karena fenomena ini dapat menjelaskan mengapa air dapat ditransportasikan ke dalam dan ke luar sel. Osmosis yaitu perpindahan air melalui membran permeabel selektif dari bagian yang lebih encer ke bagian yang lebih pekat. Membran semipermeabel harus dapat ditembus oleh pelarut, tapi tidak oleh zat terlarut, yang mengakibatkan gradien tekanan sepanjang membran. Osmosis merupakan suatu fenomena alami, tapi dapat dihambat secara buatan dengan meningkatkan tekanan pada bagian dengan konsentrasi pekat menjadi melebihi bagian dengan konsentrasi yang lebih encer. Gaya per unit luas yang dibutuhkan untuk mencegah mengalirnya pelarut melalui membran permeabel selektif dan masuk ke larutan dengan konsentrasi yang lebih pekat sebanding dengan tekanan turgor. Tekanan osmotik merupakan sifat koligatif, yang berarti bahwa sifat ini bergantung pada konsentrasi zat terlarut, dan bukan pada sifat zat terlarut itu sendiri (Pratiwi 2000: 86). Adapun beberapa contoh difusi yaitu : apabila kita teteskan minyak wangi dalam botol lalu di tutup, maka bau minyak wangi tersebut akan tersebar ke seluruh bagian botol. Apabila tutup botol di buka, maka bau minyak wangi tersebut akan tersebar keseluruh ruangan, meskipun tidak menggunakan kipas. Hal ini disebabkan karena terjadi proses di fusi dan botol minyak wangi (konsentrasi tinggi) ke ruangan (konsentrasi rendah). Contoh yang lain apabila kita meneteskan tinta ke dalam segelas air, maka warna tinta tersebut akan menyebar dari tempat tetesan awal (konsentrasi tinggi) ke seluruh air dalam gelas (konsentrasi rendah) sehingga terjadi keseimbangan. Sebenarnya, selain terjadi pergerakan tinta, juga terjadi pergerakan air menuju ke tempat tetesan tinta (Dan konsentrasi air tinggi ke konsentrasi air rendah). Laju difusi antara lain tergantung pada suhu dan cliensitas (kepatan) medium (Anonim 2010: 5). Reverse osmosis (Osmosis terbalik) sebuah istilah teknologi yang berasal dari osmosis. Osmosis yaitu sebuah fenomena alam dalam sel hidup di mana molekul "solvent" (biasanya air) akan mengalir dari daerah berkonsentrasi rendah ke daerah Berkonsentrasi tinggi melalui sebuah membran semipermeabel.

Membran semipermeabel ini menunjuk ke membran sel atau membran apa pun yang memiliki struktur yang mirip atau bagian dari membran sel. Gerakan dari solvent berlanjut sampai sebuah konsentrasi yang seimbang tercapai di kedua sisi membran. Reverse osmosis adalah sebuah proses pemaksaan sebuah solvent dari sebuah daerah konsentrasi solute tinggi melalui sebuah membran ke sebuah daerah solute rendah dengan menggunakan sebuah tekanan melebihi tekanan osmotik. Dalam istilah lebih mudah, reverse osmosis adalah mendorong sebuah solusi melalui filter yang menangkap solute dari satu sisi dan membiarkan pendapatan solvent murni dari sisi satunya. Proses ini telah digunakan untuk mengolah air laut untuk mendapatkan air tawar (Campbell 2002: 63). Pada sel tumbuhan dinding sel yang terdiri adri selulosa bersifat semipermeabel terhadap air dan zat-zat yang terlarut, sedangkan membrane sitoplasma bersifat semi permeable. Jadi jika sel tedi disimpan dalam vakuola. Karena vakuola berisi cairan yang mengandung zat-zat terlarut sehingga hipertonis terhadap air. Jika sel ditempatkan di larutan gula dengan konsentrasi tinggi, mka air akan keluar dan vakuola sehingga mambran sitoplasma akan mengerut dan terlepas dari dinding selnya. Hal demikian dinamakan bahwa sel mengalami plasmolisis. Jika sel kemudian dimasukan kedalam cairan yang hipotonis maka air akan masuk ke dalam sel dan sitoplasma kembali mengembang. Ini dinamakan deplasmolisis (Amien 2000: 97). Osmosis merupakan suatu fenomena alami, tapi dapat dihambat secara buatan dengan meningkatkan tekanan pada bagian dengan konsentrasi pekat menjadi melebihi bagian dengan konsentrasi yang lebih encer. Gaya per unit luas yang dibutuhkan untuk mencegah mengalirnya pelarut melalui membran permeabel selektif dan masuk ke larutan dengan konsentrasi yang lebih pekat sebanding dengan tekanan turgor. Tekanan osmotik merupakan sifat koligatif, yang berarti bahwa sifat ini bergantung pada konsentrasi zat terlarut, dan bukan pada sifat zat terlarut itu sendiri Kehidupan sel yang tergantung pada sifat cairan yang ada disekelilingnya yaitu cairan ekstra sel zat masuk dan keluar dari sel dengan mekanisme berlainan. Difusi adalah proses perpindahan suatu zat dari konsentrasi tinggu ke konsentrasi yang lebih rendah (Anonim 2010: 6).

BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat Praktikum ini dilaksanakan pada hari kamis tanggal 4 November 2010 pukul 13.00 WIB sampai selesai di Laboratorium Zoologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sriwijaya, Indralaya.

3.2. Alat dan Bahan Alat yang digunakan pada praktikum ini antara lain Botol selai besar, gelas piala, kertas millimeter, Mikroskop, penggaris, pensil, pipet tetes, stopwatch. Sedangkan bahan yang digunakan adalah aquades, kentang (Solanum tuberosum), Rheo discolor, sirup marjan.

3.3. Cara Kerja Gambarlah grafik yang berbentuk angka tambah dan di garis lalu letakan lingkaran di atas kertas millimeter yang telah di garisi, sesudah itu teteskan sirup marjan di atasnya dan amati proses yang terjadi tersebut. Irislah kentang dengan menggunakan silet kemudian kentang yang sudah di iris di lubangi sesudah itu dimasukan ke dalam botol selai lalu campurkan sirup marjan ke dalam botol selai yang sudah ada kentang di dalamnya .irislah tipis-tipis daun Rheo discolor lalu letakan pada kaca objek amati dengan menggunakan mikroskop hitung jumlah sel yang terdapat pada mikroskop, kemudian Rheo discolor tersebut di teteskan dengan sirup marjan, hitung perubahan sel setelah di tetesi sirup marjan. Hasil yang telah di amati, kemudian kita gambar.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Difusi

Tabel Kelompok Hasil Klasifikasi : Kingdom : Plantae Divisi Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Magholiehyta : Magnoliopsida : Solanales : Solanaceae : Solanum : solanum tuberosum

Nama umum : Kentang

Keterangan :

1. Aquades 2. Metilen blue

Osmosis Klasifikasi : Kingdom : Plantae

Filum/ divisi : Magholiehyta Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Magnoliopsida : Solanales : Solanaceae : Solanum : Solanum tuberosum

Nama umum : Kentang

Keterangan : 1. sirup 2. Solanum tuberosum 3. Aquades

Plasmolisis

Klasifikasi : Kingdom Divisi Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Plantae :Spermathopyta : Monocotyledonae : Tubidora : Lupitae : Rheo : Rheo discolar

4.2. Pembahasan Pada percobaan yang telah dilakukan diketahui terjadi proses pergerakan acak diantara cairan metilen blue dengan aquades yang menepat pada gelas piala. Menurut Anonim (2010: 1), bahwa larutan dari konsentrasi tinggi yaitu metilen blue ke konsentrasi yang lebih rendah yaitu aquades, sehingga mencapai tahap kesimbangan ketika metilen blue di teteskan pada aquades tersebut, air akan mengalami perubahan warna hal ini dikarenakan partikel metilen blue yang bergerak dan akhirnya mencapai tahap keseimbangan, ketika metilen blue tersebar. Pada aquades dengan warna biru. Pada proses ini disebut juga dengan difusi, yaitu peristiwa mengalir atau berpindah suatu zat dalam pelarut dari bagian konsentrasi tinggi ke konsentrsi rendah. Menurut Amien (2000: 97), bahwa pada pengamatan ini, metilen blue berfungsi sebagai larutan yang mempunyai konsentrsi tinggi. Sehingga bila di teteskan pada aquades yang mempunyai konsentrasi rendah akan menyebar, seperti pada difenisi difusi yang merupakan peristiwa mengalir atau berpindahnya suatu zat dalam pelarut dan bagain berkonsentrasi tinggi kebagian yang konsentrasinya rendah. Difusi zat terlarut dari suatu larutan ke dalam larutan yang lainnya dapat berlangsung melalui suatu membran dengan permiabilitas tertentu yaitu permeabel untuk zat tersebut. Difusi di pengaruhi oleh suhu, tekanan, dan konsentrasi larutan. Menurut Anonim (2010: 2), bahwa difusi di bagi menjadi dua yaitu difusi yang di permudah dengan saluran protein, substansi bermuatan tidak dapat berdifusi melalui membran plasma. Substansi tersebut membawa dan melewati membran plasma melalui saluran protein. Protein yang melewati dan membentuk suatu saluran dan membentuk ini adalah protein integral. Difusi di permudah dengan protein pembawa, di fusi ini melibatkan protein yang membentuk suatu saluran dan mengikat substansi yang di transport. Protein ini disebut protein pembawa. Peristiwa difusi akan berakhir jika tecapai larutan isotonis, yaitu larutan yang mempunyai konsentrasi yang sama. Difusi ini terjadi jika terbentuk perpindahan dari sebuah lapisan atau layer molekul yang diam dari solid atau fluida Pada percobaan osmosis di lakukan pada sirup. Menurut Pratiwi (2000: 84), bahwa penggunaan sirup bertujuan karena sirup merupakan larutan yang pekat, sehingga bila di gunakan bersamaan membran semi permeabel, dalam hal ini

adalah kentang akan membuat aquades berpindah ke larutan aquades, seperti teori osmosis yaitu perpindahan molekul zat pelarut dari larutan yang berkosentrsi rendah menuju kelarutan yang berkonstrasi tinggi melalui membran semi permeable. Menurut Anonim (2010: 3), bahwa Solanum tuberosum yang telah di lubangi di masukan ke dalam sirup kental, maka sirup kental akan terserap ke dalam Solanum tuberosum dan Solanum tuberosum tersebut akan berubah warna mengikuti warna sirup kental. Hal ini disebabkan karena terjadinya proses osmosis yaitu difusi dan pelarut tinggi (sirup kental), yaitu melalui membran semi permeabel (kentang) dan tempat dengan konstrasi pelarut tinggi ke tempat dengan konsentrasi pelarut tinggi ke tempat dengan konsentrasi pelarut rendah (air). Menurut Amien (2000: 98), bahwa plasmolisis merupakan dampak dari peristiwa osmosis. Sel tumbuhan akan kehilangan air dan juga tekanan turgol, menyebabkan sel tumbuhan lemah. Tumbuhan dengan sel dalam kondisi seperti ini layu kehilangan air lebih banyak akan menyebabkan terjadinya plasmolisis, tekanan turgor, menyebabkan sel tumbuhan lemah, disuatu titik di mana protoplasma sel terkelupas dan dinding sel, menyebabkan adanya jarak antara dinding sel, menyebabkan adanya jarak antara dinding sel dan membran. Plasmolisis hanya terjadi pada kondisi ekstrem, dan jantung terjadi secara sengaja di laboratorium dengan meletakan sel pada larutan bersalintas tinggi atau larutan gula untuk menyebabkan ekomosis. Menurut Anonim (2010: 3), bahwa osmosis merupakan suatu fenomena alami, tapi dapat dihambat secara buatan dengan meningkatkan tekanan pada bagian dengan konsentrasi pekat menjadi melebihi bagian dengan konsentrasi yang lebih encer. Gaya per unit luas yang dibutuhkan untuk mencegah mengalirnya pelarut melalui membran permeabel selektif dan masuk ke larutan dengan konsentrasi yang lebih pekat sebanding dengan tekanan turgor. Tekanan osmotik merupakan sifat koligatif, yang berarti bahwa sifat ini bergantung pada konsentrasi zat terlarut, dan bukan pada sifat zat terlarut itu sendiri Kehidupan sel yang tergantung pada sifat cairan yang ada disekelilingnya yaitu cairan ekstra sel zat masuk dan keluar dari sel dengan mekanisme berlainan. Difusi adalah proses perpindahan suatu zat dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi yang lebih rendah.

BAB V KESIMPULAN

Dari praktikum yang dilaksanakan dapat diambil kesimpulan, yaitu sebagai berikut: 1. Pada kentang, sirup merah bertindak sebagai hipotonik dan air sebagai hipertonik 2. Pada percobaan difusi sirup yang diteteskan pada aquades akan menyebar ke dalam mangkok. 3. Rheo discolar setelah di tetesi dengan sukrosa hasilnya menjadi berubah bentuk dan terjadi pengerutan. 4. Difusi di pengaruhi oleh suhu, tekanan, dan konsentrasi larutan. 5. Difusi khusus terjadi ketika sel ingin mengambil nutrisi atau molekul yang hydrophilic atau berpolar dan ion.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2010. difusi, osmosis dan plasmolisis . http://www.google.com. 27-11-2010. 20.00 WIB. Anonim. 2010. proses terjadinyanya difusi, osmosis http:www.google.com. 03-11-2010. 01.00 WIB. dan plasmolisis .

Amien, moh. 2000. Biologi. Jakarta : Departemen pendidikan dan kebudayaan. 97. Campbell, N.A, Reece, JB. l. 2002. Biologi jilid II. Erlangga. Jakarta : XXII + 434 hlm. Pratiwi, D.A, dkk. 2000. Buku penuntun praktikum biologi. Erlangga. Jakarta

You might also like