You are on page 1of 6

Pengaruh Kerapatan Relatif Pasir di dalam Bantalan Geotekstil terhadap

Daya Dukung Pondasi Pad


Fasbir Fauzi, Nur Sekhudin
Teknik Sipil , Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer, Universitas Bakrie
E-mail : fasbirfauzi@gmail.com , nsekhudin@gmail.com

Keywords: Geotextiles Pillow, Bearing Capacity, Pad Foundation, Relative Density

Abstract. A foundation is used to support a building or structure and transmits loads directly to the
underlying soil or rock. It must provide an adequate factor of safety against failure of the supporting
strata, as well as failure of any excessive settlement which can interfere the function of the
structure. Ultimate bearing capacity of a specific foundation is one parameter commonly used to
describe the performance criteria of both the soil and the structure above. It can be improved by the
inclusion of reinforcements in the ground such as geotextiles. In practice, geotextiles are normally
placed directly on the soil in the form of sheet and then covered with aggregates. This research was
conducted specifically to investigate the effect of different sand relative densities inside the
geotextile pillow, an alternative of geotextile installations in practices, on the bearing capacity of pad
foundation by laboratory experiments. A-10 cm x 10 cm pad foundation model was developed in a 1
m3 box filled with sand to actualize this experiment. Geotextile sheet was formed into a pillow, filled
with sand with different relative densities and placed at a predetermined depth from the sand
surface. As a result, the bearing capacity of the pad foundation model was proved to increase by
50% using a sheet of geotextile compared to the one without any geotextile. Moreover, to the same
condition, the use of a geotextile pillow with different sand relative densities inside the pillow, i.e.
30%, 50% and 70% remarkably improved the bearing capacity of the pad foundation model -from
150% to 525%. Among the experiment results using a geotextile pillow, the 66.67% addition of sand
relative density increased the bearing capacity of a pad foundation model by 100% and 150% with
133.33% of sand relative density. It showed that the increase of the sand relative density inside the
geotextile pillow was directly proportional to the increase of the bearing capacity of the pad
foundation model.

Introduction
Fondasi digunakan untuk menopang bangunan atau struktur dan mentransmisikan beban langsung
ke tanah atau batuan di bawahnya. Kinerja keseluruhan dan kelangsungan fungsional pondasi sangat
tergantung pada interaksi antara unit struktural di atas dan unit tanah di bawah. Fondasi harus
memberikan faktor keamanan yang memadai terhadap keruntuhan lapisan pendukung, serta
keruntuhan penurunan yang berlebihan yang dapat mengganggu fungsi struktur. Daya dukung tanah
dapat didefinisikan sebagai ketahanan pondasi ketika tekanan maksimum diterapkan dari pondasi ke
tanah tanpa menimbulkan keruntuhan geser pada tanah. Beban per satuan luas pondasi di mana
geser diharapkan gagal, yaitu keruntuhan akan terjadi, disebut daya dukung ultimit.

Daya dukung ultimit pondasi dapat ditingkatkan dengan memasukkan tulangan di dalam tanah
terutama untuk konstruksi pada tanah yang lemah dan jenuh. Selama beberapa dekade terakhir,
beberapa penelitian telah dilakukan berdasarkan model laboratorium dan uji lapangan, terkait
dengan efek menguntungkan dari geotekstil, pada daya dukung tanah pada pondasi dangkal,
perkerasan jalan dan stabilisasi lereng. Geotekstil mampu menerima beban yang ditransfer ke tanah
hingga kedalaman tertentu tanpa runtuh, memiliki kemampuan untuk memisahkan, menyaring.

Experimental Study
Material Used: Sand and Geotextile. In this experiment, dry sand was used as the main material
for foundation as well as the one put inside the geotextile pillow. Several physical and mechanical
properties were tested for sand as shown in Table l. According to Unified Soil Classification System
(USCS), the soil was classified as well-graded sand. Another main material used in this experiment
was the geotextile itself. Bima Geoteks@ Woven Geotextile BW250 was used both in the form of
pillow, as well as in the form of sheet as comparison. The specification of this type of geotextile is
presented in Table 2.

Table l. Properties of Sand

Characteristic Value

Specific gravity (Gs) 2.62


mm
0.24 mm
Uniformity coefficient (Cu) 4.5 83

Maximum unit weight (Ex) I. 599 gr/cm3

Minimum unit weight (bin) I -342 gr/ cm3

Dry unit weight (Ydry) For relative density (Dr) of 30%, Ydry 1.410
gr/cm3
For relative density (Dr) of 50%, Ydry 1.459
gr/cm3

For relative
density (Dr) of 70%, I .512 gr/cm3
Table 2, Properties of Bima Geoteks@ Woven Geotextile BW250

Weight 250 gr/m2


Thickness 1.10 mm
Color Black

Strip tensile strength warp 42.5 kN/m, Weft 42.5 kN/m

Elongation at maximum load 240/0

Trapezoidal tear strength 480 N


Water permeability at 100 m waterhead 21 L/m2/sec

Effective opening size (090) 0.27 mm

UV light effect UV stabilized


Pengaturan eksperimen. Model tangki uji dengan dimensi panjang dan lebar masing-masing I m, dan
kedalaman 0,9 m dirancang dan dibuat untuk melakukan pengujian. Seluruh tangki terbuat dari baja,
terdiri dari lima panel; empat panel samping dan satu panel bawah. Sisi horizontal dan vertikal tangki
model dikakukan dengan menggunakan bagian sudut baja di bagian atas, bawah dan tengah tangki
untuk menghindari pelelehan lateral selama pemadatan tanah di dalam tangki dan juga saat
menerapkan beban pada pondasi pad modcl selama percobaan. Pasir diisi dalam tangki dalam lima
lapisan untuk memastikan pemadatan yang seragam. Dalam penelitian ini, kerapatan relatif lapisan
pasir dalam tangki pengujian dipertahankan konstan pada laju 50% sedemikian rupa sehingga pasir
dituangkan ke dalam tangki melalui rakitan ember, yang digerakkan dengan tangan secara konsisten
selama pengujian. tempat tidur untuk mencapai distribusi pasir yang seragam dan pemadatan yang
cukup. Sistem pemuatan terdiri dari sel beban berkapasitas satu ton, yang menghasilkan
perpindahan ke bawah dengan kecepatan konstan. Pergeseran ini ditransformasikan menjadi gaya
melalui papan baja ke model pondasi bantalan a-IO cm x 10 cm yang terbuat dari pelat baja kaku
setebal 10 mm, yang ditempatkan di tengah tangki uji yang diisi dengan pasir. Dial gauge dengan
kapasitas yang cukup dipasang pada model pondasi untuk mengukur beban maksimum yang dialami
pondasi sebelum kegagalan terjadi. Konfigurasi geometris model tangki uji dengan pengaturan
pengukuran beban dan penurunan yang digunakan dalam percobaan ditunjukkan pada Gambar 1.
100 cm 10 cm

cm

Figure measurementsetup

90 cm
Prosedur pengetesan. Model pondasi bantalan tertanam pertama kali di atas pasir di pusat
sentrifugal tangki pengujian. Pengujian dilakukan pada tiga jenis kondisi: l) tanpa menggunakan
geotekstil, 2) menggunakan lembaran geotekstil, dan 3) menggunakan bantalan geotekstil dengan
dimensi 40 cm x 40 cm x 5 cm. Untuk percobaan yang berbeda, baik lembaran geotekstil maupun
bantal geotekstil ditempatkan 1 cm di bawah model pondasi. Dalam kasus bantal geotekstil, pasir
dimasukkan ke dalam bantal dengan variasi kerapatan relatif yang berbeda, yaitu 30%, 50% dan
70%. Penyiapan aplikasi beban secara bersamaan disiapkan dan bertumpu pada model pondasi.
Setelah kotak pengujian disiapkan, semua alat pengukur dan sambungan diperiksa kembali untuk
memastikan keakuratan data dan keamanan. Estimasi beban rencana ultimit diasumsikan sama
dengan atau lebih besar dari beban ultimit, sebagai hasil perkalian daya dukung ultimit yang
dihitung dengan persamaan Terzaghi (1943), Meyerhoff (1963) dan Hansen (1970) dan satuan luas
dasar. Beban desain dibagi sepuluh dan diterapkan secara bertahap. Beban bertambah setelah
penurunan pada setiap tahap pembebanan berhenti, yang dapat dilihat pada dial gauge.
Penyeimbang di sisi yang berlawanan kemudian diseimbangkan menggunakan bantuan waterpass.
Prosedur pembebanan ini dilakukan berulang-ulang dan pada saat yang sama dilakukan
pengamatan terhadap penurunan sampai terjadi keruntuhan. Pada akhir setiap pengujian, aplikasi
beban disiapkan dan model pondasi dikeluarkan dari tangki pengujian dengan hati-hati.
Berdasarkan data yang terekam, hubungan beban log versus penyelesaian log kemudian diplot dan
dua garis lurus berpotongan diidentifikasi pada titik data. Beban diplot pada skala horizontal dan
penurunan diplot pada skala vertikal. Beban yang sesuai dengan titik persimpangan memberikan
beban akhir dan penurunan yang sesuai diperoleh. Selanjutnya dihitung daya dukung pondasi
dengan membagi beban ultimit dengan luas rencana pondasi. Prosedur pengujian yang sama
dilakukan untuk percobaan lain dengan kondisi yang berbeda.
Hasil pengukuran eksperimental dibandingkan satu sama lain, serta perhitungan empiris teoritis.
Walaupun persamaan yang dikembangkan oleh Terzaghi, Meyerhoff dan Hansen hanya berlaku
pada pondasi dangkal yang tidak memperhitungkan keberadaan bantalan geotekstil sebagai
perkuatan tanah pondasi, perbandingan tetap dilakukan untuk menunjukkan reliabilitas dari setiap
teori yang dikembangkan sebelumnya.
Results and Discussion
Berdasarkan percobaan laboratorium diketahui bahwa dengan meletakkan lembaran geotekstil
pada percobaan menghasilkan nilai beban ultimate sampai dengan 120 kg. Dibandingkan dengan
hasil percobaan yang sama tanpa perkuatan apapun, lembaran geotekstil menambah 50% kenaikan
beban ultimit dari model pondasi bantalan. Karena ukuran model pondasi bantalan yang digunakan
dalam penelitian ini sama, maka peningkatan beban ultimate berdampak pada peningkatan daya
dukung dengan laju yang sama. Sedangkan penggunaan bantal geotekstil dengan kepadatan relatif
pasir di dalam bantal 30%, 50% dan 70% memberikan beban akhir masing-masing sebesar 200 kg,
400 kg dan 500 kg. Artinya bantalan geotekstil menghasilkan peningkatan daya dukung sebesar
150%, 400% dan 525%, dibandingkan dengan yang tidak menggunakan geotekstil. Dengan demikian,
hal ini menunjukkan bahwa dengan meningkatnya kerapatan relatif pasir di dalam bantal geotekstil,
beban ultimit menunjukkan kecenderungan yang meningkat. Artinya, daya dukung model pondasi
bantalan yang sama juga terus meningkat. Gambar 2 menunjukkan hubungan antara beban log dan
penyelesaian log untuk model pondasi pad dengan berbagai jenis kondisi.Load (kg)

Without geotextile
With geotextile sheet
Geotextile pillow, Dr 30% —e—
Geotextile pillow, Dr 50%
—+— Geotextile pillow, Dr 70%

Figure 2. Load and settlement relationship for pad foundation model


with different

jenis kondisi

Menurut beberapa referensi, karena beberapa batasan dan asumsi dalam semua formulasi
klasik, kemungkinan besar mereka tidak selalu memberikan hasil yang wajar dibandingkan dengan
hasil percobaan. Dibuktikan dalam penelitian ini bahwa beban ultimate yang diperoleh dari
persamaan yang dikembangkan oleh Hansen, Terzaghi dan Meyerhoff lebih kecil dari hasil
percobaan yaitu masing-masing 24,55 kg, 45,05 kg dan 66,30 kg. Bagaimanapun, nilai-nilai ini
masih digunakan dalam perbandingan untuk menentukan efektivitas penggunaan geotekstil, baik
yang dipasang sebagai lembaran atau sebagai bantalan, untuk meningkatkan daya dukung ultimit
pondasi bantalan. Rasio antara beban ultimate yang diperoleh dari percobaan laboratorium
menggunakan bantal geotekstil dengan berbagai kerapatan relatif pasir dan yang dihasilkan pada
kondisi yang berbeda, termasuk nilai teoritis ditunjukkan pada Gambar 3.

Without geotextile
With geotextile sheet
Terzaghi
MeyerhofT
Hansen

30 so 70
Relative density of sand inside geotextile pillow (Dr %)

Gambar 3. Rasio beban ultimit yang diperoleh dengan menggunakan bantalan geotekstil dengan
kepadatan relatif pasir yang berbeda dengan kondisi dan nilai teoritis yang berbeda

Kesimpulan

Dapat disimpulkan bahwa daya dukung pondasi alas di atas pasir mengalami peningkatan dengan
menggunakan bahan geotextile, baik berupa lembaran maupun bantal. Daya dukung terbukti

ke yang tanpa geotekstil. Selain itu, pada kondisi yang sama, penggunaan bantal geotekstil
dengan kerapatan relatif pasir yang berbeda di dalam bantal, yaitu 30%, 50% dan 70%
meningkatkan daya dukung model pondasi bantalan dari 150% menjadi 525%. Diantara hasil
percobaan menggunakan bantalan geotekstil, penambahan kerapatan relatif pasir 66,67%
meningkatkan daya dukung pondasi bantalan sebesar 100% dan 150% dengan kerapatan relatif
pasir 133,33%. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan kerapatan relatif pasir di dalam bantalan
geotekstil berbanding lurus dengan peningkatan daya dukung pondasi bantalan.

References
[l] Bowles, Joseph E. , Foundation Analysis and Design, 5 th edition, McGraw Hill, 2001.

[21 Das, Braja M. , Principles of Foundation Engineering, edition, Cengage Learning, 2011.

[3] Whitlow, Roy, Basic Soil Mechanics, Prentice Hall, 4 th edition, 2001.
[41 Coduto, Donald P., Foundation Design: Principles and Practices, 2 nd edition Prentice Hall, 2000.
[51 Information on http://www.engr.utk.edu/msenextiles/Geotextiles.htm.

You might also like