Professional Documents
Culture Documents
Administration
Contraindication
Side effects
1
severity of side effects. Antihistamines, if necessary
adrenaline, high doses of corticosteroids, volume
replacement, oxygen.
Special precautions
RECIPIENT NAME
NEURO POLYVALENT SNAKE ANTIVENIN TO
NEUTRALIZE COBRA AND KING COBRA VENOM,
BANDED KRAIT VENOM, MALAYAN KRAIT VENOM
2
Administration
Contraindication
Side effects
Special precautions
3
Thai FDA since 2003.
RECIPIENT NAME
BIOSAVE
POLYVALENT ANTI-SNAKE VENOM SERUM
(EQUINE)
Pendahuluan
ABU, yang umumnya beredar di Indonesia, diproduksi oleh
Bio Farma, berasal dari plasma kuda, bersifat
polivalen/trivalen, berupa cairan bening kekuningan,
dipasarkan dengan nama dagang Biosave.
ABU produksi Bio Farma, yang selama ini digunakan di
Indonesia, hanya untuk menetralkan racun ular berbisa,
dari tiga jenis saja.
ABU digunakan sebagai terapi anti venom lini pertama
untuk:
Racun ular berbisa, yang bersifat neurotoksik:
Naja sputratix, atau ular kobra, atau ular
sendok
JawaBungarus fasciatus, atau ular welang,
jarang menggigit manusia
Racun ular berbisa, yang bersifat hemotoksik:
Calloselasma rhodostoma, atau Agkistrodon
rhodostoma, atau ular tanah, atau juga
dikenal di Malaysia sebagai Malayan pit viper
Indikasi
Indikasi utama Serum Anti Bisa Ular (ABU) semestinya
diberikan kepada pasien, yang dicurigai, atau terbukti
digigit ular berbisa, dan telah menunjukkan satu, atau
lebih tanda klinis manifestasi racun ular, dengan
4
pemberian dosis sebesar 2 vial, sebagai cairan infus dalam
larutan normal saline.
Dosis
Dosis ideal tidak dapat ditentukan karena belum ada uji
klinis hingga sekarang. Dosis ideal ini berkenaan dengan
jumlah, atau volume racun ular berbisa yang masuk
kedalam tubuh korbannya, dimana pada praktiknya tidak
diketahui secara pasti pada tiap manusia yang digigit ular
berbisa. Karenanya, dosis diberikan secara umum sebesar
2 vial @ 5 mL. Dosis tersebut diberikan sama kepada
orang dewasa, maupun kepada anak, karena sewaktu
menggigit, ular berbisa mengeluarkan racun dalam jumlah
yang sama, baik kepada orang dewasa, atau anak-anak.
Dosis 2 vial ini dimasukkan kedalam larutan fisiologis
sebanyak 5-10 ml larutan isotonik/kgBB atau pada pasien
dewasa dilarutkan dalam 250-500 ml normal salin ataupun
dextrose 5%. Kemudian, ABU diberikan melalui infus
dengan kecepatan konstan selama 1 jam. Apabila pasien
masih mengalami perdarahan yang berlanjut, atau
memburuknya tanda klinis neurotoksik, atau
kardiovaskular, maka dosis dapat diulang dalam waktu 1‒
2 jam setelah dosis awal. Pemberian ini dapat diulang 6
jam kemudian, apabila masih terdapat gangguan koagulasi
darah.
ABU dapat diberikan langsung, secara intravena dengan
injeksi yang sangat perlahan, apabila tidak diencerkan.
Kecepatan pemberian adalah 2 mL/menit. ABU tidak boleh
diberikan secara intramuskular apabila pemberian dapat
dilakukan secara intravena. Apabila terpaksa diberikan
secara intramuskular, misalnya pada keadaan dimana
akses terhadap petugas medis sangat sulit atau akses
intravena tidak memungkinkan, maka ABU tidak boleh
diberikan melalui regio gluteal karena penyerapannya
sangat lambat.
Pada DOEN 2013, tercantum anti bisa ular polivalen II,
5
khusus digunakan untuk menetralkan racun ular di Papua,
atau Irian Barat.
ABU diberikan pada situasi dimana pasien dapat dimonitor
secara ketat oleh dokter dan obat-obat untuk menangani
anafilaksis tersedia. Pemberian ABU dihentikan apabila
sudah terdapat resolusi gejala dan koagulasi darah sudah
normal. Selain ABU, anti-tetanus juga diberikan kepada
pasien.
Kontraindikasi
Kontraindikasi Serum Anti Bisa Ular (ABU) jika terdapat
riwayat hipersensitivitas, atau serum sickness dengan
antidot ini, atau riwayat alergi terhadap komponen ABU,
seperti terhadap fenol, sebagai zat aditif. Peringatan
terutama bagi yang pernah mengalami reaksi alergi
terhadap serum anti toksin lainnya, yang berasal dari
plasma kuda, seperti serum anti tetanus, atau serum anti
difteri.
Disamping itu, hindari pemberian ABU secara intra
muskular, atau injeksi sekitar luka gigitan ular berbisa ,
karena pemberian cara ini tidak efektif. Bioavailabilitas
menjadi buruk, karena komponen ABU berupa molekul
besar dari IgG, atau fragmen-fragmen, diabsorpsi secara
perlahan oleh jaringan limfatik.
Efek Samping
Hal yang harus diperhatikan dalam pemberian Serum Anti
Bisa Ular (ABU) adalah terkait efek samping seperti
reaksi anafilaksis dan serum sickness. Hingga saat ini
belum ada laporan mengenai interaksi obat.
Pada beberapa kasus, reaksi alergi dapat timbul segera,
dalam beberapa jam, atau dapat bereaksi lambat, yaitu
dalam waktu 5 hari, atau lebih.
Pengawasan Klinis
Pengawasan klinis Serum Anti Bisa Ular (ABU) dilakukan
terhadap tiap pasien yang menerima antidot ini, yang
mesti diobservasi secara ketat selama satu jam, untuk
6
mengawasi adanya perkembangan reaksi anafilaksis.
Karenanya, epinefrin semestinya disiapkan sebelum
pemberian anti venom ini.
Pengawasan klinis selanjutnya dilakukan untuk mengenali
tanda-tanda dini reaksi alergi tipe lambat. Observasi juga
dilakukan untuk melihat apakah ada perbaikan pada
pasien yang menjalani terapi ABU ini.
Pengawasan klinis juga dilakukan terhadap janin/fetus
pada wanita hamil yang menjalani terapi ABU.
Formulasi
Formulasi Serum Anti Bisa Ular (ABU) produksi Bio Farma
berupa sediaan injeksi berupa vial 5 mL, berasal dari
plasma kuda.
7
RECIPIENT NAME
POLYVALENT SNAKE ANTIVENOM 40.000
UNITS/VIAL
(Australia. PNG)
Composition
Indication
8
Dose and Method of Administration
Contraindication
Use in Pregnancy
Adverse Effects
9
<1/1000; and very rare: <1/10,000.
Common: Headache
Gastrointestinal disorders
Uncommon: Myalgia
Reference:
1. Product Leaflet
10