You are on page 1of 4
rr DAY, PENDIDIKAN NILAI, BUDAYA, BAB 20 | DAN KARAKTER A. Pengertian Beberapa alasan pentingnya pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa dalam pembelajaran adalah (ALPTKI, dalam Ghozi, 2010): a) Karakter sebagai perekat kultural yang memuat nilai-nilai: kerja keras, kejujuran, disiplin, etika, estetika, komitmen, rasa kebangsaan dan lain-lain; b) Pendidikan Karakter merupakan proses berkelanjutan; c) Pendidikan Karakter sebagai landasan legal formal untuk tujuan pendidikan dalam ketiga ranah; d) Proses pembelajaran sebagai wahana pengembangan karakter dan IPTEKS; e) Melibatkan beragam aspek pengembangan peserta didik; f) Sekolah sebagai lingkungan pembudayaan peserta didik. Pada dasarnya nilai dan karakter serta soft skill matematik lainnya tidak dapat diajarkan tetapi dikembangkan secara aktif dan berkelanjutan (Ghozi, 2010, Sauri, 2010) melalui empat cara yaitu: a) Memberi pemahaman yang benar tentang pendidikan nilai dan karakter dan soft skill matematik yang bersangkutan; b) Pembiasaan dilaksanakannya nilai dan karakter dan soft skill matematik yang bersangkutan; c) Contoh atau teladan terhadap nilai dan karakter dan soft skill matematik yang ditunjukkan guru; d) Pembelajaran matematika secara integral, tidak parsial atau terpisah-pisah. B. Indikator dan Kisi-kisi serta Butir Skala Pendidikan Nilai dan Karakter Pendidikan Nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. Rumusan tujuan di atas merupakan rujukan utama untuk penyelenggaraan pembelajaran bidang studi apapun, yang selain memuat kemampuan kognitif yang disesuaikan dengan bidang studi juga menekankan pada pengembangan budaya, dan karakter bangsa. Pernyataan tersebut sesuai dengan anjuran pelaksanaan Kurikulum Matematika 2013 yaitu pengembangan kemampuan matematis dan perilaku afektif matematis hendaknya dikembangkan secara bersamaan dan proporsional. Muatan pendidikan nilai, dan karakter (Ghozi, 2010, Pusat Kurikulum), Tujuan Pendidikan Nasional, dan Tujuan Pembelajaran Matematika dalam ranah afektif, menjadi rujukan dalam menyusun indikator Pendidikan Nilai dan Karakter dalam pembelajaran matematika. Beberapa indikator tersebut meliputi. a) Religius; b) Jujur; c) Toleransi; d) Disiplin dan kerja keras; e) Kreatif dan mandiri, f) demokratis, g) rasa ingin tahu; h) Semangat kebangsaan dan cinta Tanah Air, i) Menghargai prestasi, bersahabat/ komunikatif, j) Cinta damai, k) Gemar membaca, |) Peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab. Berikut ini disajikan satu contoh skala pendidikan nilai dan karakter dalam pembelajaran matematika seperti terlukis pada Tabel 20.1 TABEL 20.1 KISI-KIS! DAN BUTIR SKALA NILAI, BUDAYA, DAN KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA, Keterangan: SS : Sangat setuju TS ; Setuju S : Setuju STS: Sangat tidak setuju aaa aa Indikator : Religius dan jujur SSS TS STS 1. _ Belajar matematika dengan teman berbeda budaya membuat suasana resah (-) j 2. Mengawali kegiatan belajar dengan berdoa membuat | __ Perasaan nyaman (+) ila al a 10. 11. 12. 13. 14. bl 16. Mencantumkan nama penulis dalam makalah matematika ketika merujuk pendapatnya menunjukkan apresiasi kepada yang bersangkutan (+) Bekerja sendiri ketika ulangan matematika adalah menunjukkan sifat egois (—) Indikator : Toleransi, menghargai prestasi, bersahabatdan SS $ TS STS komunikatif Saya merasa kesal mendapat kritikan teman ketika mengerjakan soal matematika (-) Saya sabar mendengar keluhan kesulitan belajar matematika teman (+) Saya senang melihat teman mendapat nilai baik dalam ulangan matematika (+) Saya enggan menjelaskan materi matematika yang sulit kepada teman (-) Indikator ; Disiplin, kerja keras dan tanggung jawab ss S TS STS Memilih latihan soal matematika yang sulit adalah menambah beban pikiran (-) Saya mencoba cara penyelesaian yang baru meski ada risiko gagal (+) Mencantumkan rumus yang digunakan pada tiap langkah pengerjaan soal adalah merepotkan - Saya berusaha keras untuk mendapat nilai matematika terbaik meski tugas itu berat (+) Indikator : Kreatif dan mandiri, ss Ss TS STS Saya berani mengusulkan pendapat berbeda ketika diskusi matematika (+) Saya menunggu bantuan teman ketika menghadapi soal matematika yang sulit (-) Saya berusaha mengerjakan tugas matematika sendiri dulu sebelum minta bantuan teman (+) Saya merasa aman mengikuti pekerjaan matematika teman tanpa memeriksanya lebih dulu (-) 17 18. 19. 21, 22. 23. 24, 2s. 26. 27. 28, 29, 30, Saya mencoba cara yang berbeda dengan teman dalam menyelesaikan soal matematika (+) Indikator : Demokratis Menunjuk langsung seseorang menjadi ketua kelompok kerja matematika adalah bijaksana (-) Pembagian tugas kelompok kerja matematika yang baik adalah sesuai dengan kesepakatan anggotanya (+) Ketika menyajikan hasil kerja matematika saya undang teman untuk memberikan komentarnya (+) ‘Saya menolak pendapat yang berlawanan dengan pendapat saya dalam mengerjakan tugas matematika (-) Indikator : Rasa ingin tahu, gemar membaca Mempelajari matematika dari beberapa sumber akan menguatkan pemahaman (+) Mempelajari topik matematika yang sama dari beberapa buku adalah membosankan (-) ‘Saya mencoba cara baru menyelesaikan soal matematika meski ada risiko gagal (+) Saya merasa lebih aman mengerjakan soal matematika seperti contoh dari guru/buku (-) Indikator : Semangat kebangsaan, cinta tanah air, cinta damai Bersaing dalam cerdas cermat matematika dapat mengurangi rasa persahabatan (-) Berpartisipasi dalam kegiatan matematika internasional akan menumbuhkan cinta Tanah Air (+) Indikator : Peduli lingkungan, peduli sosial Saya berusaha menyesuaikan diri ketika berada dalam lingkungan belajar matematika yang baru (+) Saya sengaja mengajukan pertanyaan matematika yang sulit untuk menguji penguasaan materi teman (-) Saya mencoba bersabar ketika teman memberi kritik tajam pada pekerjaan matematika saya (+) ‘Sumber: Sumarmo, U. (2016) ss ss

You might also like