You are on page 1of 179

HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA MENTAL (MENTAL WORKLOAD)

DAN KELELAHAN (FATIGUE) TERHADAP MOTIVASll KERJA SALES

PROMOTION GIRL/ MALE (SPG/ SPM) PT. PASARAYt\ TOSERSAJAYA

Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk memenuhi syarat

Dalam Meraih Gelar Sarjana Psikologi (S,Psi.)

FAKULTAS PSIKOL.OGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (!JIN) SYARIF HIDAYATULU~H

JAKARTA

1428 H/ 2007 M
HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA MENTAL (MENTAL WORKLOAD)

DAN KELELAHAN (FATIGUE) TERHADAP MOTIVASI KERJA SALES

PROMOTION GIRL/ MALE (SPG/ SPM) PT. PASARAYA TOSERSAJAYA

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi Syarat-syarat

Mencapai Gelar Sarjana Psikologi (S,Psi.)

Oleh : AHMAD SUBEKTI MUBAROK

NIM: 101070023053

Di Bawah Bimbingan :

Pembimbing I

airul Gani Psi. Drs. Abdul Rahman M.Si


NIP. 150 293

FAKUL TAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDJl~YATULLAH

JAKARTA
PENGESAHAN PANIT!A UJIAN
Skripsi yang berjudul "Hubungan Antara Beban Kerja Mental (Mental
Workload) dan Kelelahan (Fatigue) Terhadap Motivasi KEirja SPG/ SPM PT.
Pasaraya Tosersajaya" telah diujikan dalam Sidang Munaqasah Fakultas
Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 27 Februari 2007
telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Program Strata 1 (S1) pada Fakultas Psikologi.

Sidang Munaqasah

Dekan/ Pembantu Dekan/

Ora. Hartati M.Psi


.215.938

Penguji I

0 . Sofiand Zakaria M. Psi. T Ors. Abdul Rahrna


NIP.1502

Pembimbing I

Ors. Ase
J
aerul Gani Psi ..
MOTTO

"Kami tidak membebani seseorang melaink«ln menurut

kesanggupannya, dan pada sisi Kami ada suatu kitab yang

membicarakan kebenaran d1ln mereka tidak dianiaya"

(QS. Al-Mu'minun :62)

"SPiN"IV:M. }l©JU}l:J{P/l(SCJ!CR!}?SI fJr£(jJJ:N©)I5{

SICR:}f}l ©}U}l:M. ©11?.J )l'T)'lS £P.Ejl:J{

Q3P.(}3jl:N :M.P!NJ}l©I PCYJ(VS rt'JI:N<] PF/Rf,P}l:NJL1f"

Aa_cevi@yahoo.com

Maha Suci Allah atas cin-raNya, Maha Besar Kasih sayangNya.

Karya ini ku persembahkan untuk yang ter:sayang dan dicintai Allah

Umi dan Abi, Kakak-kakakku yang dirahmc1ti Allah.


ABSTRAKSI
(A) Fakultas Psikologi
(B) Jurusan Psikilogi
(C) Februari 2007
(D) Ahmad Subekti Mubarak
(E) Hubungan Antara Beban Kerja Mimtal (Mental Workload) Dan
Kelelahan (Fatigue) Terhadap Motivasi Kerja Sales Promotion Girl/
Male (SPGI SPM) PT. Pasaraya Tosersajaya
(F) xvii+ 121 halaman
(G) Mentai workload adalah penilaian karyawan tentang efek yang timbul
dari beban atensi (antara kapasitas kerja karyawan dan tuntutan
kerjanya) ketika sedang melakukan suatu tugas tertentu. Ketika
kapasitas kerja karyawan dan tuntutan kerja tidak s13imbang, maka
akan menimbulkan efek fatigue tarhadap karyawan. Dalam bekerja
karyawan mempunyai motivasi yang berbeda-beda dalam memenuhi
kebutuhannya. Untuk mendapatkan hasil yang memuaskan, maka
motivasi yang diperlukan harus besar. Namun ketika faktor mental
workload dan fatigue mempengaruhi motivasi karyawan, maka
optimalisasi hasil akan berkurang dari kadar pengaruh yang diberikan.

Jenis penelitian ini adalah korelas1onal. Teknik sampling yeng


digunakan adalah sampel random sampling (n = 64). Data
dikumpulkan dengan menggunakan Kuesioner dan diolah
menggunakan prosedur statistik Multiple Regresi dan Path Analysis.
Sampel penelitian ini adalah karyawan Sales Promotion Girl/ Male
(SPG/ SPM) yang telah bekerja selama 1 (satu tah~1n) di PT. Pasaraya
Tosersajaya, yang bergerak dalam bidang ritel. Analisa data ketiga
variabel menggunakan perhitungan l<orelasi product moment.dari
Pearson. Pengolahan data dilakukan dengan bantuan program
statistik SPSS/PC + versi wim 11.5'. Hasil yang dipEiroleh
menunjukkan bahwa, 1 ). Terdapat hubungan kausal positif dan
signifikan antara Mental Workload dengan Fatigue ( R = 0,615), 2).
Terdapat hubungan terbalik antara Fatigue dengan motivasi kerja Uika
kelelahan meningkat maka motivasi kerja menurun, dan sBbaliknya)
(R = -0,617), 3). Dan terdapat hubungan terbalik antara Mental
Workload dengan Motivasi Kerja (R= -0,358). hasil selanjutnya
menemukan bahwa Mental Workload berhubungan kausal baik secara
langsung (R 2 =0,128) maupun tidak langsung melalui Fatigue (R 2 =
0,380), dengan Motivasi Kerja.
(H) Daftar bacaan: 45 (1956 - 2004) + 3 jurnal + 3 skripsi + 2 thesis+ 5
internet
ABSTRACTION
(A) Psychology Faculty
(B) Psychology Majors
(C) February 2007
(D) Ahmad Subekti Mubarak
(E) Correlation Between Mental Workload And Fatigue to Motivation Work
of Sales Promotion Girl/ Male PT. Pasaraya Tosersajaya
(F) Mental workload is the employees evaluation of the attentional load
margin (between their motivated capacity and the current task
demand) while achieving adequate task performance in a mission-
relevant context. When capacities work uneven job demand and
employees, hence will generate effect fatigue to employees. In working
the employees have motivation which different each other in fulfilling
his requirement. To get result gratifying, hence motivate that is needed
have to be big. But when factor mental workload and fatigue influence
employees' motivation, hence optimal result will decrease from given
influence rate.
(G) Type of this Research is correlational. Technique of Samplirig used is
=
sample random sampling (n 64). Data collected by using quEistionary
and processed to use statistical prncedure of multiple regressions And
Path Analysis. Sample of this Research is employe13s of Sales
Promotion Girl/ Male (SPG/ SPM) what have worked during 1 (one
year) [in) PT. Pasaraya Tosersajaya, moving in the field of retell.
Analyze third data of variable use calculation of correlation of product
moment from Pearson. Data processing conducted constructively the
statistical program of SPSS/PC + version of 11.5. Result obtained
indicates that, 1). There are positive correlation causal and significant
between Mental Workload by Fatigue (r = 0,615), 2). There are
negative correlation causal and significant between Fatigue with
Motivation Work (r = -0,617), 3). And there are negative correlation
causal and significant between Mental Workload with Motivation Work
=
(r -0,358). Result hereinafter find that Mental Workload correlate
=
causal either through direct (R2 0, 128) and also indirectly through
=
Fatigue (R2 0,380), with Motivation Work.
(H) Enlist reading: 45 (1956-2004) + 3 journal+ 3 scripts+ 2 thesis+ 5
internet.
KATA PENCJANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT. Yang Maha Kuasa pemt'eri
karunia tiada henti, puji syukur yang tak henti alas segala nikmat yang telah
diberikan dan atas kehendak-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Shalawat serta salam kepada Baginda Rasulullah Al-Anbiyc:1 wal Mursaliin
Muhammad SAW, keluarganya, sahabat dan para pengikutnya yang tetap
istiqomah di jalan-Nya.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan skripsi ini tidak dapat


selesai tanpa adanya bimbingan dan dukungan yang penuh ketulusan, baik
secara moril maupun materiil dari semua pihak oleh karena itu dalam
kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Oekan Fakultas Psikologi, lbu Hj. Ora. Netty Hartati, M. Si., Pernbantu
Oekan I bagian akademik,lbu Hj. Ora. Zahrotun Nihayah, M. Si., dan
seluruh dosen serta staf Fakultas. Terima kasih alas ilmunya, bimbingan
dan motivasi serta pelayanan yang dengan tulus ikhlas diberikan kepada
penulis dari pertama kali silaturahim hingga selesai skripsi ini.
2. Bapak Ors. Asep Haerul Gani, Psi. selaku pembimbing I dan Bapak Ors.
Abdul Rahman Saleh, M. Si, selaku pembimbing II, yang sudah banyak
meluangkan waktunya untuk membimbing dan memberi arahan serta
motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan baik.
3. Bapak Hendro Sasongkobowo,SH., Bapak Amin dan sel1Jruh staff HRO
PT. Pasaraya Tosersajaya dan SPG/ SPM PT. Pasaraya1 Tosersajaya.
Terima kasih atas kesempatan yang diberikan kepada penulis untul<
mengadakan penelitian ini.
4. Perpustakaan Fakultas Psikologi dan Perpustakaan Utarna UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, UPI YAI, UI, Perpustakaan Nasional dan Trisakti.
5. lbu Solecha, S.Ag. Selaku dosen pembimbing akademik. Terima kasih
atas kesabaran, bimbingan, motivasi, pengetahuan dan kasih sayang
yang diberikan selama ini kepada mahasiswa/i kelas D.
6. Bunda yang dicintai Allah Hj. Hapsoh,alm. dan Ayahanc!a H.
Romdhoni,alm. yang sudah membimbing anak-anaknya dengan warisan
harta kasih sayang, semangat, dan ilrnu. Semangat yang luar biasa yang
ditanamkan dalam diri anak-anakmu dengan mengorbankan waktu dan
tenaganya untuk memberikan kasih sayang yang tulus dan ikhlas sebagai
penggerak hidup yang diserahkan seluruhnya dari Allah swr kepada
penulis dalam mengenyam pendidikan dan mengarungi kehidupan.
lbunda dan Ayahanda saya mencintaimu saya akan mBmbahagiakanmu
dan memberikan yang terbaik untukmu. Terima kasih, ya Allah lindungilal1
dan sayangilah kedua orangtuaku, terimalah keduanya disisi-Mu
sebagaimana mereka menerimaku dengan kasih sayangnya, Amin.
7. Kakak-kakakku yang dicintai Allah Hj. Azizah,S.Ag. & Syafi'i, H. Shopal
Jamil & Ka Nani, Sholahuddin & Eche, Megawati, Zulaiha & Abanri Asli,
lr.Fathul Qorib & Ka Levi, Mashuri & Teteh, Syahroni, SE., Rumiyati, SE.
& Abang Wisnu, yang telah memberikan kasih sayang dan curahan moril
serta materil. Terima kasih, moga selalu menjadi kelLJarga sakinah,
mawaddah, warahmah. Dan 15 ponakanku yang lucu dan imut yang
selalu memberikan keceriaan dan semangat pada penulis.
8. K.H. Jamhari Abdul Jalal, Le. Pimpinan Pondok Pesantren Darunnajah II
Bogar dan Para Alumni lkatan Keluarga Besar Pondok Pesantren
Darunnajah Cipining (IKPDC). Semoga Tarbiyatul /slamiyah menjadi
dakwah yaumiyah dalam diri.
9. Mamah dan Ayah (Rio), Terima kasih telah memberikan pencerahan
orientasi hidup yang selama ini penulis cari. Moga menjadi amal yang
terus mengalir tiada henti sebagai amc:I jariyah, dan terus berlangsung
silaturahim ini dengan ridho Allah.
1O. Teman-teman seperjuanganku Tazkiya Learning Center (TLC) (Andhie
Kamaruzzaman, Yudhi Syarif, Jamali, Yusuf Hidayat, Eer Herawati, Siti
Zakiyah, Rita Sahara, Bebi Fikri Sanusi, dan Abdul Karim M), My cfepok's
team (Ubay, Ibun, Nila, Febby, Oink), sahabat Dhe-Dhe lmoet (BaiQ,
Diah, Wiwid, Yunita, Yuli Safitri, Endah, Reres, Samrah, Aya, Ade, Babeh,
Enoey, Fitri, Hilman, lip, Asnari, Zambiq, Ary,dkk) dan teman-teman
angkatan 2001 lainnya, terima kasih alas kasih sayang dan
kebersamaannya mari kita menuju kesuksesan bersama, semoga
silaturahim kita tetap kuat.
11. Teman-teman IMAMUPSI, FP21, LOK, BEMF Psikologi, Komunitas
Bahasa, dan adik-adik kelasku (angkatan 2002, 2003, 2004). Terima
kasih atas persaudaraan yang terjalin, berjuang terus saudaraku!!!
12. Teman-temanku, Rosaeni, Mas Deli, Ka' Agus, Reres, Ely, Eka Munifah,
Maria Dewi, Yeyen, terima kasih alas referensi dan bantuannya.
13. Keluarga Besar Pondok Pesantren Hypnotherapy Gg. Bacang, terima
kasih untuk sharing ilmunya dan semoga bermanfaat bagi penulis serta
masyarakat.
14. Seluruh pihak terkait yang telah memberikan spirit yan9 tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu baik secara langsung maupun tidak
langsung. Semoga menjadi amal ibadall yang bisa mernbawa kebaikan
dunia akhirat.

Jakarta, Muharrom 1428 H


Februari 2007 M

Penulis,
DAFTAR ISi
MALAMAN JUDUL. ................................................................... .
HALAMAN PERSETUJUAN... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ii
HALAMAN PENGESAHAN... ... ... ...... ... ...... ... ... ... ...... ... ............ ..... 111

MOTTO DAN PERSEMBAHAN.................. .................................... 1v


ABSTRAKSI...... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... .. . ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... . v
ABSTRACTION.......................................................................... vi
KATA PENGANTAR ............................................................... .... vii
DAFTAR ISi... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... .... x
DAFTAR TABEL... ... ... ... .. ... ... ... .. ... .. ... ... ... .. ... ... ... ... .... .. ... .... .. ... ... ... ... .... .. . xiv

DAFTAR GAMBAR. .. ........... ...... ...... .. ... .... .. ... ... ... .... ..... ... ...... ... ... ... ... ... ... . xvi

DAFTAR LAMPIRAN....................................................................... ........ XVII

BAB1 PENDAHULUAN 1-15


1.1 Latar Belakang Masai ah ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... 1
1.2 ldentifikasi Masalah. .. .... .. .... ... ... .. .... ..... ... ..... .. .... ... ... ... .... .. ... 9
1. 3 Batasan dan Rurnusan Masalah ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... .. 1O
1.3.1 Pernbatasan rnasalah.................................................. 10
1.3.2 Rurnusan masalah....................................................... 12
1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... ... ... ... ... ... .. . ... ... ... ... .... 12
1.4.1 Tujuan penelitian..................................... ................... 12
1.4.2 Manfaat penelitian..... ........... ................. .. .................. 13
1.5 Sisternatika Penulisan ... ... . .. .. . ... ... ... ... ... . .. ... .. . ... ... ... ... 14

BAB 2 LANDASAN TEORI 16-56


2.1. Motivasi Kerja.. ... .... ....... ......... .... ... .. ......... .. .... .. ...... ... ...... ... 16
2.1.1 Pengertian Motivasi Kerja .............................. ~............ 16
2.1.2 Teori Motivasi Kerja.... .. ... ... .. .... ... .. ... ... .. ..... ..... . ... .... 17
2.1.3 Manfaat Motivasi Kerja.. ... ... .... .. ... ..... ... .... ... ... ... ... ..... 25
2.1.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Kerja..... 26
2.2 Kelelahan (Fatigue)............................................................. 28
2.2.1 Pengertian Kelelahan (Fatigue)................................. 28
2.2.2 Perbedaan Burnout, Fatigue dan Exhaustion............ 31
2.2.3 Karakterisitik Fatigue................................................. 33
2.2.4 Sindrorn Fatigue........................................................ 33
2.3 Beban Kerja Mental (Mental Workload).............................. 36
2.3.1 Pengertian Beban Kerja Mental (Mentc1! Workload).. 36
2.3.2 Sistern Pernprosesan lnforrnasi pada Manusia......... 38
2.3.3 Proses Terjadinya Beban Kerja (Workload).............. 43
2.3.4 Hubungan Antara Perforrna dan Behan Kerja........... 47
2.4 Kerangka Berpikir. .... ... ... ... ....... ... ...... ... ..... .. .... ... .... .. .... ... .. . 52
2.5 Hipotesa Penelitian.......................... ................................... 54

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 57-77


3.1 Jenis Penelitian.............. .. ......... ......... .............. .... ...... .. ..... ... 57
3.1.1 Pendekatan Penelitian...... ... ...... .. ......... ... ... ...... ... ........ 57
3.1.2 Metode Peneli!Jan...... ... ...... ... .. ....... .... .... ... ... ....... ...... .. 58
3.1.3 Definisi Variabel dan Variabel Operasional................. 60
3.2 Pengarnbilan Sarnpel. ... ... ..... ... ...... ...... .. ...... ... .. ... ...... ... ....... 62
3.2.1 Populasi dan Sarnpel................................................... 62
3.2.2 Teknik Pengarnbilan Sarnpel....................................... 63
3.3 Pengurnpulan Data............................................................... 64
3.3.1 Metode dan lnstrurnen Penelitian................................ 64
3.3.2 lnstrurnen Pengurnpulan Data..................................... 66
3.4 Teknik Analisa Data.................... ......................................... 68
3.5 Prosedur Penelitian......... .................................................... 73
3.5.1 Uji Validitas Skala........................................................ 73
3.5.2 Uji Reliabilitas ............................ :................................. 78
3.5.3 Uji Normalitas... ... ..... .......... ... .. ... ... ... .. ... ..... ... .. .... ... ... .. '17
3.5.4 Uji Homogenitas.. ...... .... .. .. ... .. .... ... .. ... .. .. .. ... .. .. .. ... ..... .. 77
3.5.5 Uji Linearitas................................................................ 78
3.5.6 Perbedaan tingkat mental workload dan fatigue
berdasarkan jenis kelamin, Usia, pendidikan, status
pernikahan, lama kerja dan lantai
gedung......................................................................... 79
3.5.3 Prosedur Penelitian............................... .......... ........... 80

BAB 4 PRESENTASI DAN ANALISA DATA 82-107


4.1 Gambaran Umum Responden.............................................. 82
4.2 Presentasi Data.................................................................... 86
4.2.1 Uji Normalitas.............................................................. 86
4.2.2 Uji Homogenitas............. .... ... .. .. .. .. .. .. .. .. ... .. ... .. .. .. .. .. .. .. 89
4.2.3 Uji Linearitas.. ... ... ... ... ..... ... ...... ... ... .... .... ......... .... ..... .. .. 90
4.2.4 Distribusi Penyebaran Skar Responden...................... 91
4.3 Pengujian Hipotesis..................... ............ ... ... .. .. ... .... .. ... ...... . 94
4.4 Hasil Tambahan................................................................... 102
4.4.1 Perbedaan tingkat mental workload berdasarkan
jenis kelamin, Usia, pendidikan, status pernikahan,
lama kerja dan lantai gedung....................................... 102
4.4.2 Perbedaan tingkat faiigue berdasarkan jenis kelamin,
Usia, pendidikan, status pernikahan, lama kerja dan
lantai gedung........... ...................................... ...... .... 105
BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 108-116
5.1 Kesimpulan. .. ... ....... .. .... ........ .. ... .... .. ... ... ... .. .... .. .......... .... .. .... 108
5.2 Diskusi.. ......... .. .... .. ... .... .. ... ... ...... ... ... ... ... ..... ... ....... ....... .. ... ... 109
5.3 Saran.................................................................................... 115

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Distribusi Skala Mental Workload


Tabel 3.2 Dsitribusi Skala Fatigue
Tabel 3.3 Distribusi Skala Mativasi Ker1a
Tabel 4.1 Gambaran Umum Respanden Berdasarkan .Jenis Kelarnin
Tabel 4.2 Gambaran Umum Respanden Berdasarkan Usia
Tabel 4.3 Gambaran Umum Respanden Berdasarkan Pendidikan
Tabel 4.4 Gambaran Umum Respanden Berdasarkan Status Pernikahan
Tabel 4.5 Gambaran Umum Respanden Berdasarkan Masa Bekerja
Tabel 4.6 Sebaran Sampel Penelitian
Tabel 4.7 Narmalitas Mental Workload
Tabel 4.8 Narmalitas Fatigue
Tabel 4.9 Narmalitas Mativasi Kerja
Tabel 4.10 Nilai Uji Hamogenitas
Tabel 4.11 Nilai Uji Linearitas
Tabel 4.12 Statistik Deskriptif Penyebaran Skar Responden
Tabel 4.13 Klasifikasi Skar Skala Mental Workload
Tabel 4.14 Klasifikasi Skar Skala Fatigue
Tabel 4.15 Klasifikasi Skar Skala Mativasi Kerja
Tabel 4.16 l<arelasi Antar Variabel
Tabel 4.17 Nilai R hitung Mental Workload dengan Fatigue
Tabel 4.18 Nilai R hitung Fatigue dengan Mativasi Kerja
Tabel 4.19 Nilai R hitung Mental Workload dengan Motivasi Kerja
Tabel 4.20 Nilai Perbedaan Antar Dua Variabel
Tabel 4.21 Multiple Regresi
Tabel 4.22 Independent Sampel T-Test Berdasarkan Jenis l<elamin
Tabel 4.23 Uji F tingkat Mental Workload Berdasarkan Usia
Table4.24 Uji F Tingkat Mental VVorkload Berdasarkan Pendidikan
Table 4.25 Independent Sampel T-Te1:>t Berdasarkan Status Pernikahan
Table 4.26 Uji F Tingkat Mental Workload Berdasarkan Lama E3ekerja
Table4.27 Uji F Tingkat Mental Workload Berdasarkan Lantai Gedung
Table4.28 Independent Sampel T-Test Berdasarkan Jenis Kelemin
Table 4.29 Uji F tingkat Fatigue Berdasarkan Usia
Table 4.30 Uji F Tingkat Fatigue Berdasarkan Pendidikan
Table 4.31 Independent Sarnpel T-Test Berdasarkan Status Pernikahan
Table4.32 Uji F Tingkat Fatigue Berdasarkan Lama Bekerja
Table4.33 Uji F Tingkat Fatigue Berdasarkan Lantai Gedung
DAFTAR C:iAMBAR
Gambar2.1 Motivasi sebagai Pembangkit Dorongan
Gambar2.2 Maslow's Need Hierarchy
Gambar2.3 lstilah Ekspektansi Dipandang dari Sudut Perspektif Manajerial
Gambar 2.4 Model Ekspektansi
Gambar2.5 Ciri-ciri Orang yang Termotivasi
Gambar 2.6 Model Pemprosesan lnformasi dari Wickens&Hollands (2000)
Gambar2.7 Perbedaan Sumber-sumber untuk Persepsi dan Sumber-
sumber yang Tersedia untuk Menyeleksi S1Jatu Tindakan
Gambar2.8 Kerangka Konseptual Relasi antar Variabel yang
Mempengaruhi Performa Manusia dan Beban Kerja
Gambar 2.9 Sifat Tujuan dan Dinamika Proses Tujuan Mempengaruhi
Performa
Gambar 2.10 Relasi antara Beban Tugas dan Penentuan Beban Kerja
Gambar 2.11 Bagan Kerangka Berpikir Hubungan antara Mental Workload
dan Fatigue Terhadap Motivasi Kerja
Gambar 3.1 Paradigma Rancangan Penelitian
Gambar4.1 Scatterplot Mental Workload
Gambar4.2 Scatterplot Fatigue
Gambar4.3 Scatterplot Motivasi Kerja
LAMPI RAN

Lampiran 1 Deskripsi Statistik Korelasi


Lampiran 2 Linearitas
Lampiran 3 Normalitas
Lampiran 4 Regresi
Lampiran 5 Homogenitas
Lampiran 6 Reliability Mental Workload Scale
Lampiran 7 Reliability Fatigue Scale
Lampiran 8 Reliability Motivasi Kerja Scale
Lampiran 9 Validitas Item Mental Workload
Lampiran 10 Validitas Item Fatigue
Lampiran 11 Validitas Item Motivasi Kerja
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perusahaan-perusahaan yang berkembang dalam bidang bisnis rite! di

Indonesia semakin berkembang pesat, ditunjang dari masyarakat Indonesia

yang konsumtif terhadap kebutuhan sehari-hari. Perkembangan perusahaan

ritel menjadi sangat kompetitif untuk dapat menarik customer sebanyak-

banyaknya dengan berbagai tawaran produk dan pelayanan terbaik yang

dimiliki perusahaan. Hal ini terbukti dengan muncul berbagai perusahaan rite!

di Indonesia yang semakin kuat dari pengusaha rite! dunia dan lokal untuk

membuka usaha seperti Carrefour (Perancis), Seibu (Jepang),

Mark&Spencer (inggris), Giant (Hero Group), Makro (Belanda), Matahari,

Pasaraya, Cilandak Town Square, TOSERBA, Factory Outlet (Majalah

Manajemen 4/2003) dan bahkan perusahaan ritel kecil yang masuk ke

pelosok lingkungan masyarakat seperti lndoMart, AlfaMart, dan lain-lain.

Daya tarik yang luar biasa bagi pengusaha ritel adalah life style modern

orang Indonesia, khususnya orang kaya Indonesia yang cenderung

konsumtif. Dari data hasil Asian Target Market Survey (ATMS) yang
3

memiliki status dan identitas pribadi, dan sarana untuk mencapai tujuan yang

diraih seseorang. Menemukan makna hidup dari pekerjaan inilah inti yang

dicari oleh setiap orang.

Melalui pekerjaan memungkinkan orang dapat menyatakan diri secara

objektif, sehingga ia dan orang lain dapat memandang dan memahami

keberadaaan dan eksistensi terhadap lingkungan sekitar (Hegel, dan

Anoraga, 2001 ). Sebagai bagian dari perjuangan untuk rnenunjukkan akan

eksistensi seseorang, maka pekerjaan di bidang apa pun rnenuntut sesorang

untuk bisa melaksanakannya secara optimal, sehingga produktivitas yang

dihasilkan baik.

Perusahaan dengan mutu produk dan jasa bail< akan memperoleh Return On

Investment (ROI) yang lebih tinggi dari perusahaan dengan mutu produk dan

jasa yang biasa, maka setiap bisnis perlu melakukan secara terus-menerus

peningkatan nilai dari produk atau jasanya. lni merupakan langkah yang

harus dilakukan seperti perusahaan-perusahaan rite! yang bergerak dalam

bidang produk dan pelayanan (human service) kepada customer, yang

dimana customer berhadapan langsung dengan pelayanan perusahaan.

Peran besar secara langsung berada di tangan karyawan dalam memberikan

efek terhadap customer untuk meningkatkan penjualan pmduk dan jasa

perusahaan. Peter dan \Naterman (1982), dalam majalah Manajemen, April


4

2003) mengemukakan bahwa perusahaan yang unggul adalah perusahaan

yang dekat dengan pelanggannya, tanggap terhadap mereka dan melayani

mereka dengan baik.

Oalam melayani kebutuhan pelanggan, peran human service sangat

menunjang pengembangan perusahaan rite! tersebut, karena merupakan

sarana bagi customer untuk memperoleh informasi produk secara langsung

dan memberikan pelayanan customer alas produk yang diminati, sehingga

menjadikan suatu value tersendiri dari pelayanan jasa yan9 diberikan. Bagi

perusahaan itu sendiri, human service mempunyai peran sebagai front liner,

yang berhubungan langsung dengan customer, sehingga dapat memenuhi

kebutuhan customer alas produk yang dibutuhkan dan dapat mernberikan

penjelasan sec.ara langsung dari mutu dan fungsi produk yang diminati.

Fitzsimmons and Fitzsimmons (2001 ), menyebutkan bahwa seseorang yang

merasa tidak puas akan suatu produk, rata-rata akan menceritakannya

kepada sepuluh orang lainnya. Sementara orang yang puas rata-rata akan

menceritakan kepada tiga orang lainnya mengenai pengalaman terhadap

suatu produk. Biaya untuk mendapatkan seorang pelanggan baru biasanya

lima sampai tujuh kali lebih besar dibandingkan biaya untul~ mernpertahankan

pelanggan yang telah ada.


5

Datam rangka memperoteh pengetahuan yang cukup secara terus-menerus

untuk meningkatkan nilai produk dan jasa petayanan, perusahaan harus

mengetahui tingkat kepuasan dari petanggan yang ada maupun petanggan

potensiat dengan produk atau jasa yang ditawarkan. Datam hat ini,

perusahaan harus mengetahui dimensi mutu dari produk dan jasa petayanan

yang paling penting bagi customer C:an dimensi yang bersedia dikorbankan

oteh customer demi harga lebih murah. Tujuan utama dari kepuasan

pelanggan adalah untuk membangun dan memperbaiki, serta

mempertahankan loyalitas pelanggan terhadap perusahaan dan produk yang

dihasilkannya. Kepuasan pelanggan sangat mempengaruhi keputusan untuk

melakukan pembelian kembali suatu produk.

Perubahan-perubahan kebijakan karyawan yang terjadi di perusahaan atas

perkembangan usaha bisnis ritel membawa akibat yaitu tuntutan yang lebih

tinggi terhadap setiap individu untuk lebih meningkatkan kinerja mereka

sendiri. Setiap orang dimanapun ia berada dalam suatu organisasi, lembaga

sosial, ataupun perusahaan, ia akan mendapatkan beban kerja yang dituntut

oleh perusahaan tempat ia bekerja. (Majalah Warta Ekonomi, Maret 2005)

Perkembangan persaingan dunia usaha rite! yang semakin kompetitif dengan

harapan-harapan dan strategi tersebut akan menjadi suatu beban kerja yang

tentunya diberikan kepada keryawan yang berkualitas (Slater, 1997 &


6

D'Aveni, 1994). Pelayanan seperti karyawan Sales Promotion Girl/Male

(SPG/ SPM) terhadap customer untuk mendapat efek value positif yang

sangat tinggi tentu bukan pekerjaan yang mudah. Karyawan harus

memberikan performance yang baik, spirit kerja yang ekstra, senyum-salam-

sapa-sopan dan santun yang akrab terhadap customer dari berbagai macam

kalangan dan kepribadian, standar attitude yang sesuai motto perusahaan,

perhatian yang fokus, berdiri distand-nya masing-masing dan tentunya

pengetahuan tentang produl< dan jasa yang itu membutuhkan pemikiran

sistematis serta komunikatif (Hermawan Kartajaya, 2006). Hal ini dapat

menjadi beban kerja yang dapat diatasi ketika kualitas standar karyawan

memadai dan sesuai dengan motivasi kerja karyawan, tetapi jika tuntutan

beban kerja berlebih (workload) dari yang seharusnya baik beban kerja fisik

atau mental serta kurangnya motivasi kerja maka akan menjadikan kelelahan

(fatigue) secara fisik maupun mental dalam melakukan tu1;1as-tug:asnya.

Seperti yang dikatakan oleh Grandjean (1993), kelelahan umumnya biasanya

ditandai dengan berkurangnya kemauan untuk bekerja yang disebabkan oleh

karena monotoni; intensitas dan lamanya kerja fisik; keadaan lingkungan;

sebab-sebab mental; status kesehatan dan keadaan gizi.

Kelelahan menurut Kartono (1991 ), sering dikaitkan deng~in situasi yang

membosankan dan kerja yang monoton. Gejala yang mengawali kelelahan

ditandai dengan berkurangnya minat pada pekerjaan. Gejala kedua ditandai


7

dengan substraksi atau berkurangnya energi tubuh. Gejc:ta yang ketiga

bertambahnya faktor pengerern, sehingga seseorang bosan, malas,

kemudian tidak melakukan apapun. Lalu digabungkan tiga 9ejala tersebut

timbullah kejemuan atau kebosanan dan kelelahan. Untuk mengatasinya,

perlu diusahakan adanya variasi dalam bekerja, atau pergantian tugas.

Selain itu, perlu penciptaan suasana kerja dengan mengatur cahaya dalam

ruang kerja, alunan musik, maupun memperindah ruangan untuk mengurangi

rasa bosan.

Apabila perusahaan tidak dapat mengatasi rasa kelelahan dan kebosanan,

maka akibat yang ditimbulkan adalah menurunnya produktivitas dan rnotivasi

kerja. Selanjutnya, kerusakkan meningkat, karena kelelahan mempunyai

hubungan yang erat dengan kecelakaan dalam melaksanakan tugas

(kecelakaan kerja).

Dalam Peraturan Perusahaan Rite! Pasal 1~~ Keselamatan dan Kese~iatan

Kerja Nomor 1-2 : (1) Perusahaan wajib menyediakan tempat dan sarana

kerja sesuai UU No.1Tahun1970. (2) Perusahaan mempunyai tanggung

jawab untuk menjamin bahwa :

a. Karyawan diberikan pelatihan secukupnya untuk mengerjakan

pekerjaannya dengan aman.


b. Setiap kar_yawan diinformasikan tentang faktor-faktor kesehatan clan

keselamatan yang berkenaan dengan pekerjaannya.

c. Setiap karyawan telah memahami tindakan-tindakan preventif yang

diperlukan.

Kinerja seorang karyawan akan baik bila dia mempunyai keahlian (skill) yang

tinggi, bersedia bekerja karena digaji atau cliberi upah sesuai dengan

perjanjian, mempunyai harapan (expectation) masa depan lebih baik.

Mengenai gaji clan adanya harapan (expectation) merupakan hal yang

menciptakan motivasi seorang karyawan bersedia melaksanakan kegiatan

kerja dengan kinerja yang baik. Seorang yang sangat termotivasi, yaitu orang

yang melaksanakan upaya substansial, guna menunjang tujuan-tujuan

produksi kesatuan kerjanya, dan perusahaan di mana ia bekerja Seseorang

yang tidak termotivasi, hanya memberikan upaya minimum dalam hal

bekerja. Bila sekelompok karyawan dan atasannya mempunyai kinerja yang

baik, maka akan berdampak pada kinerja perusahaan yang baik pula.

Dari uraian di atas bahwa tuntutan kerja karyawan di perusahaan rite! dengan

turn-over yang tinggi memiliki beban kerja yang cukup banyak atas

pelayanannya kepada customer. Kondisi pekerja baik secara pisiv., psikis

maupun emosional dalam lingkungan pekerjaan yang tidak nyaman

(membosankan clan monoton) dapat mengganggu kinerja berupa munculnya


9

gejala kelelahan (faiigue) bagi pekerja dan berkurangnya motivasi kerja.

Penulis tertarik untuk mengadakan penelitian apakah terdapat hubungan

antar beban kerja mental (mental workload) dan kelelahan (fatigue) terhadap

motivasi kerja karyawan.

1.2. ldentifikasi Masalah

Dari uraian latar belakang yang telah penulis jabarkan di atas, terdapat

intisari beberapa permasalahan yang ada, yaitu :

1. Apakah ada hubungan antara beban kerja mental (Mental workload) pada

perkembangan persaingan dunia Rite!?

2. Apakah ada hubungan antara beban kerja mental (Mental Workload) pada

peran konsumtif masyarakat dalam berbelanja?

3. Apakah ada hubungan antara beban kerja mental (Mental Workload) pada

kesehatan kerja karyawan?

4. Apakah ada hubungan antara motivasi kerja karyawan pada loyalitas

pelanggan (costumer) kepada perusahaan?

5. Apakah ada pengaruh beban kerja mental (Mental Workload) pada

kelelahan (Fatigue) kerja karyawan?

6. Apakah ada hubungan kelelahan (Fatigue) pada motivasi kerja karyawan?

7. Apakah ada hubungan antara beban kerja mental (MerJtal workload)

dengan Motivasi Kerja karyawan?


10

8. Apakah ada perbedaan antara beban kerja mental (Mental Workload) dan

Motivasi Kerja dengan kelelahan (Fatigue) dan Motivasi Kerja?

9. Apakah ada hubungan yang signifikan secara langsunf1 atau tidak

langsung (melalui Fatigue) antara Mental Workload dengan Motivasi kerja

karyawan?

1.3. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1.3.1. Pembatasan masalah

Untuk membatasi meluasnya permasalahan penelitian, maka masalah dalam

penelitian ini dibatasi pada masalah-rnasalah yang berkaitan dengan :

1. Hubungan antar beban kerja mental (mental workload) dan kelelahan

(fatigue) terhadap motivasi kerja Sales Promotion Girl/ Male ( SPG/ SPM)

PT. Pasaraya Tosersajaya.

· 2. Mental workload yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penilaian

karyawan tentang efek yang timbul dari beban atensi (antara kapasitas

kerja karyawan dan tuntutan l<erjanya) ketika sedang melal<ul<an suatu

tugas tertentu. Sedangkan indikator-indil<atomya adalah: beban perhatian

(atensi), kemampuan kerja, beban tugas, fisik, psikis dan emosional.

3. Fatigue yang dimaksud dalam penelitian ini suatu sindmm psikologi:

kelelahan emosi, depersonalization, dan menurunnya l<eahlian pribadi.

Konsep ini banyak digunakan untul< penelitian yang momfokuskan diri


11

pada pekerjaan yang sifatnya human service. Kemudian indikator-

indikatornya adalah : kelelahan fisik, psikis maupun emosional.

4. Motivasi ketja yang dimaksud dalarn penelitian ini adalah suatu proses

dirnana kebutuhan-kebutuhan rnendorong seseorang untuk rnelakukan

serangkaian kegiatan yang mengarah ke tercapainya tujuan tertentu. L.alu

indikator-indikatornya adalah : INSTRINSIK (faktor-faktor pendorong yang

bersumber dari dalam diri): Prestasi yang diraih (achievement),

Pengakuan orang lain (recognition), Tanggung jawab (responsibility),

Peluang untuk maju (advencement), Kepuasan kerja itu sendiri (the work

it self), Kemungkinan pengembangan karir (the possibility of growth).

EKSTRINSIK (faktor-faktor pendorong yang bersumber dari luar diri):

Kompensasi, Keamanan dan keselamatan kerja, Kondisi kerja, status,

Prosedur perusahaan, Mutu dari supervisi te.knis dari hubungan

interpersonal.

5. Karyawan adalah semua orang yang terikat secara formal dalam suatu

hubungan kerja tetap dengan perusahaan dan oleh karenanya menerima

balas jasa sebagaimana diatur dalam Peraturan Perusahaan. Karyawan

yang akan menjadi responden adalah Sales Promotion Girl/ Male (SPG/

SPM) yang bekerja di PT. Pasaraya Tosersajaya minimal 1 tahun, usia

antara 18-40 tahun, dan pendidikan minimal SL TA.

6. penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan sampel

sebanyak 100 orang.


12

1.3.2. Perumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang di atas, rnaka dapat di rumuskan masalah

penelitian sebagai berikut :

1. Apakah ada hubungan yang signitikan antara Mental workload dengan

Motivasi Kerja l<aryawan?

2. Apal<ah ada hubungan yang signifikan antara Mental INorkload dengan

Fatigue?

3. Apakah ada hubungan yang signifil<an antara Fatigue dengan Motivasi

kerja l<aryawan?

4. Apakah ada perbedaan antara Mental Workload terhadap Motivasi Kerja

dengan Fatigue terhadap Motivasi Kerja?

5. Apal<ah ada hubungan yang signifil<.an secara langsung atau tidak

langsung (melalui Fatigue) antara Mental Workload dengan Motivasi kerja

karyawan?

1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.4.1. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan, maka tujuan diadakannya penelitian ini

adalah:
13

1. Untuk mengetahui signifikansi hubungan antara Mental VVorkload dengan

Motivasi Kerja karyavvan, Mental Workload dengan Fatigue, dan Fatigue

dengan Motivasi Kerja karyawan.

2. Untuk mengetahui hubungan mental workload, dan Fatigue terhadap

Motivasi Kerja karyawan.

3. Untuk mendeskripsikan rnengenai hubungan antara Mental Workload,

Fatigue dan Motivasi Kei-ja karyawan.

4. Untuk mengetahui perbedaan antara Mental Workload terhadap Motivasi

Kerja karyawan dengan Fatigue terhadap Motivasi Kerja karyawan.

5. Untuk mengetahui apakah ada hubungan yang signifikan secara langsung

atau tidak langsung (melalui Fatigue) antara Mental Workload dengan

Motivasi kerja karyawan.

1.4.2. Manfaat Penelitian

Secara teoritis, penulis berharap bahwa dari penelitian yang penulis lakukan

dapat bermanfaat, diantaranya sebagai berikut :

1. Pengembangan pengetahuan mengenai Mental workload, Fatigue dan

Motivasi Kerja dalam kajian Psikologi khususnya di Fakultas Psikologi UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dapat dijadikan langkah awal dan motivasi bagi penelif:i selanjutnya yang

berkaitan dengan penelitian yang pFJnulis lakukan.


14

3. Dapat memperkaya khasanah ilmu psikologi khususnya dibidang

Psikologi lndustri dan Organisasi.

Secara praktis, penulis berharap peneli!ian ini dapat bermanfaat; diantaranya:

1. Diperoleh data tentang mental workload, fatigue dan rnotivasi kerja di

lingkungan kerja karyawan.

2. Karyawan, agar dapat meningkatkan mo!ivasi kerja sehingga

meningkatkan produk!ivitas kerja dan dapat menjadikan pengetahuan

mental workload dan fatigue sebagai motivasi menjaga kesehatan fisik/

psikis serta dapat mengantisipasi strategi dari efek mental workload dan

fatigue.

3. Perusahaan, agar dapat memberikan semangat dan mo!ivasi kepada

karyawannya untuk dapat menjaga dan meningkatkan motivasi kerja guna

tercapainya tujuan dan harapan perusahaan. Dengan cara; memberikan

pela!ihan mengenai mental workload, memberikan suasana kondusif

dalam bekerja sehingga kelelahan (fatigue) dalam bek13rja dapat teratasi.

1.5. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah dalam membahas tema yang diteliti. penulis membagi

dalam lima bab, dengan sistema!ika sebagai berikut:


15

Bab 1 : Merupakan pendahuluan yang terdiri dari : latar belakang masalah,

identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan ma.salah, tujuan dan

manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab 2 : Merupakan landasan teori yang terdiri dari: Motivasi Kerja,

menyangkut; Pengertian, Teori motivasi kerja, Manfaat Motivasi l<erja, dan

Faktor-faktor yang mempengaruhi Motivasi Kerja. Fatigue, menyangkut;

Pengertian, burnout dan exhaustion, karakteristik fatigue, clan sinclrom

fatigue. Beban Kerja Mental (Mental workload), menyangkut; Pengertian,

Sistem pemprosesan informasi pada manusia, Proses terjadinya beban kerja.

Kerangka berpikir. Hipotesis penelitian.

Bab 3 : Merupakan metodologi penelitian yang terdiri dari : jenis peneilitian;

pendekatan penelitian dan metode penelitian, definisi variabel dan variabel

operasinal , pengambilan sarnpel; populasi dan sampel, teknik pengambilan

sampel, pengumpulan data; metode pengumpulan data, instrumen

pengumpulan data, teknik analisa data dan prosedur penelitian; uji validitas

item, uji reliabilitas, persiapan dan pelaksanaan penelitian.

Bab 4 : Presentasi dan analisa data yang terdiri dari : gambaran umum

responden, presentasi data dan analisa data, pengujian hipotesis, dan hasil

tambahan.

Bab 5 : Kesimpu!an, diskusi dan saran.


BAB2

LANDASAN TEORI

2.1. Motivasi Kerja

Motivasi merupal<an masalah kompleks dalam organisasi, f;arena kebutuhan

dan keinginan setiap anggota organisasi berbeda satu denfian yang lainnya.

Hal ini berbeda karena setiap anggota suatu organisasi adalah ur.ik secara

biologis maupun psikologis, dan berkembang atas dasar proses belajar yang

berbeda pula (Suprihanto dkk, 2003).

2.1.1. Pengertian Motivasi Kerja

Untuk mempermudah pemahaman motivasi kerja, dibawah ini dikemukakan

pengertian motif, motivasi dan motivasi kerja. Abraham Sperling (dalam

Mangkunegara, 2002) mengemukakan bahwa motif di definisikan sebagai

suatu kecenderungan untuk beraktivitas, dimulai dari doron1ian dalam diri

(drive) dan diakhiri dengan penyesuaian diri- Penyesuaian diri dikatakan

untuk memuaskan motif. William J. Stanton (dalam Mangl<unegara, 2002)

mendefinisikan bahwa motif adalah kebutuhan yang di stimulasi yang

berorientasi kepada tujuan individu dalam mencapai rasa puas. Motivasi

didefinisikan oleh Fillmore H. Stanford (dalam Mangkunegara, 2002) bahwa


17

motivasi sebagai suatu kondisi yang menggerakkan manusia ke arah suatu

tujuan tertentu.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa motif

merupakan suatu dorongan kebutuhan dalam diri pegawai yang perlu

dipenuhi agar pegawai tersebut dapat menyesuaikan diri terhadap

lingkungannya, sedangkan motivasi adalah kondisi yang menggerakkan

pegawai agar mampu mencapai tujuan dari moiifnya. Sedangkan motivasi

dikatakan sebaga1 energi untuk membangkitkan dorongan dalam diri (drive

arousal). Dalam hubungannya dengan lingkungan kerja, Ernest L. McCormick

(dalam Mangkunegara, 2002) mengemukakan bahwa motivasi kerja

didefinisikan sebagai kondisi yang berpengaruh membangkitkan,

mengarahkan dan memelihara perilaku yang berhubun9an dengan

lingkungan kerja.

e-- <incentice ),._ _...~ (~

~_L--
Satisfied
Unsatisfied
need ( need
'---·---
*) Sumber : Mangkunegara (2002:94)

Gambar 2.1. Motivasi sebagai Pembangkit Dorongan


18

2.1.2. Teori Motivasi Kerja

1. Teori Kebutuhan (Maslow's Model)

Model Maslow lni sering disebut dengan model hierarki kebutuhan. Karena

menyangkut kebu!uhan manusia, maka teori ini digunakan untuk

menunjukkan kebutuhan seseorang yang harus dipenuhi agar individu

tersebut termotivasi untuk kerja. Menurut Maslow, pada umumnya terdapat

hierarki kebutuhan manusia, yang dapat dilihat pada Gambar 2.2 :

Kebutuhan Aktualisasi

/ I Kebutuhan Harga Diri

/ ~utuhan Sosial

/r ~utuhan Keamanan
[?ebutuhan Fisik

Sumber: Arep Ishak & Tanjung Hendri (2003:26)

Gambar 2.2. Mas/ow's Need Hierarcf1y

1. l<ebutuhan fisiologik (physiological needs), misalnya makanan, minuman,

istirahaUtidur, seks. Kebutuhan inilah yang merupakan k•ebutuhan

pertama dan utama yang wajib dipenuhi pertama-tama oleh tiap individu.

Karena dengan terpenuhinya kebutuhan ini, orang dapat

mempertahankan hidup dari kematian. Kebutuhan utama inilah yang

mendorong setiap individu untuk melakukan pekerjaan apa saja, karena ia


19

akan memperoleh imbalan, baik berupa uang ataupun barang yanf;1 akan

digunakan untuk memenuhi kebutuhan utama ini.

2. Kebutuhan aktualisasi diri, yakni senantiasa percaya kepada diri sendiri.

Pada puncak hirarki, terdapat kebutuhan untuk realisasi diri, atau

aktualisasi diri. Kebutuhan-kebutuhan tersebut berupa k13butuhan-

kebutuhan individu unluk merealisasi potensi yang ada pada dirinya,

untuk mencapai pengembangan diri secara berkelanjutan, untuk menjadi

kreatif.

2. Teori Penguatan (Reinforcement Theory)

Teori ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

M=f(R&C)

M = Motivasi
0

f= frekuensi
R =Reward (penghargaan) - primer/sekunder

C = Consequens (Akibat) - positif/negative

Motivasi seseorang bekerja tergantung pada reward yang diterimanya dan

punishment yang akan dialaminya nanti (Arep Ishak & Tanjung Hendri, 2003).

Penguatan adalah segala sesuatu yang digunakan seorang pimpinan untuk

meningkatkan atau mempertahankan tanggapan khusus inclividu. Jadi

menurut teori ini, motivasi seseorang bekerja tergantung pada penghargaan

yang diterimanya dan akibat dari yang akan dialaminya nanti. Teori ini
20

menyebutkan bahwa perilaku seorang di masa mendatang diben!uk oleh

akibat dari perilakunya yang sekarang.

Jenis reinforcement ada empat, yaitu: (a) positive reinforcement (penguatan

positif), yaitu penguatan yang dilakukan ke arah kinerja yang positif; (b)

negative reinforcement (penguatan negatif), yaitu penguatan yang dilakukan

karena mengurangi atau menghentikan keadaan yang tidak disukai.

Misalnya, berupaya cepat-cepat menyelesaikan pekerjaan karena tidak tahan

mendengar atasan mengomel terus-menerus; (c) extinction (peredaan), yaitu

tidak mengukuhkan suatu perilaku, sehingga perilaku tersebut mereda atau

punah sama sekali. Hal ini dilakukan unl'Jk mengurangi perilaku yang tidak

diharapkan; (d) punishment, yaitu konsekuensi yang tidak menyenangkan

dari tanggapan perilaku tertentu.

Reward adalah pertukaran (penghargaan) yang diberikan perusahaan atau

jasa yang diberikan penghargaan, yang secara garis besar terbagi dua

kategori, yaitu: (a) gaji, keuntungan, liburan; (b) kenaikan pangkat dan

jabatan, bonus, promosi, simbol (bintang) dan penugasan yang menarik.

Sistem yang efektif untuk pemberian reward (penghargaan) kepada para

karyawan harus: (a) memenuhi kebutuhan pegawai; (b) dibandingkan dengan

reward yang diberikan oleh perusahaan lain; (c) di distribusikan secara wajar
21

dan adil; (d) dapat diberikan dalam berbagai bentuk; (e) dikaitkan dengan

prestasi.

3. Teori Harapan (Expectacy Theory)

Teori ekspektansi menyatakan bahwa motivasi kerja dideterminasi oleh

keyakinan-keyakinan individual sehubungan dengan hubungan upaya-

kinerja, dan didambakannya berbagai macam hasil kerja, yang berka:tan

dengan tingkat kinerja yang berbeida-beda. Secara sederhana dapat

dikatakan bahwa teori tersebut berlandaskan logika: "Oran~1-orang akan

melakukan apa yang dapat mereka lakukan, apabila merek1:i berk19inginan

untuk rnelakukannya". Vroom (dalam Winardi, 2002:109-110) berpendapat

bahwa motivasi terhadap kerja merupakan hasil dari ekspektansi dikali

instrumentalitas, dikali valensi.

Hubungan multiplikatif tersebut berarti bahwa daya tarik motivasional jalur

pekerjaan tertentu, sangat berkurang, apabila salah satu di antara hal berikut:

ekspektansi, instrumentalilas, atau valensi mendekati nol. Sc9baliknya agar

imbalan tertentu memiliki sebuah dampak motivasional tinggi serta positif,

berbagai hasil kerja, maka ekspektansi, instrumentalitas, dan valensi yang

berkaitan dengan imbalan tersebut harus tinggi serta positif.

Moti.a'i - Ek'peklao.i' lo.tcome~ 'Veten'i (M =E '-, 'V) J


22

Hubungan antara motivasi seseorang melakukan suatu l<e9iatan dengan

kinerja yang akan diperolehnya yakni apabila motivasinya rendah jangan

berharap hasil kerjanya (kinerjanya) bail<. Motivasi dipengaruhi oleh berbagai

pertimbangan pribadi seperti rasa tertarik atau memperoleh harapan.

Orang-orang Guna Dan Hasil-hasil yang


melaksanakan
upaya kerja ·r@·.
f--
Kinerja tugas 111cnca.I?!!!.+ berhubungan
[ dengan kcrja
-----

Ekspektansi 1nstrumentalis ["Valensi

Sumber: Schem1erhon et al (dalam Winardi, 2002:110)

Gambar 2.3.lstilah Ekspektansi dipandang dari sudut Perspektif Manajerial

Selain teori ekspektansi diatas, terdapat teori motivasi dengan model lain

yang dirumuskan sebagai berikut:

I M={(E - P)} {(P - 0) V} !


Penjelasannya adalah:

M = Motivasi

E =Pengharapan (Expectation)
P = Prestasi (Performance)

0 = Hasil (Outcome)

V = Penilaian (Value)
23

Secara sederhana, dalam teori ini, motivasi merupakan interaksi antara

harapan setelah dikurangi prestasi, dengan kontribusi penrnaian yang

dikaitkan dengan prestasi dikurangi hasil. Karena kebutuhan di atas

rnerupakan generalisasi karena kenyataannya kebutuhan orang t:dak sama,

maka dikenai The Expectacy JV/ode/ yan9 menyatakan. "Mc>tivasi adalah

fungsi dari berapa banyak yang diinginkan dan berapa besar kemungkinan

pencapaiannya" (lihat Gambar 2.3). Dari teori di alas dapat ditarik kesimpulan

bahwa untuk meningkatkan motivasi, maka seorang manaj1ar harus (Arep

Ishak & Tanjung Hendri, 2003:32-34):

1. Mengakui bahwa setiap karyawan memiliki kebutuhan yang be·beda dan

preferensi yang berbeda pula. Tidak ada dua orang yang benar-benar

memiliki kebutuhan yang sama.

2. Mencoba memahami kebutuhan utama seorang karyawan. Memahami

apa yang dibutuhkan apalagi kebutullan L'lama karyawan, merupakan

perilaku atasan yang dicintai bawahan.

3. Membantu seorang pegawai menentukan upaya mencapai kebutuhannya

melalui prestasi. Hal ini tidak sulit jika dilakukan dengan ketulusan, bukan

pamrih.

4. Teori Penetapan Tujuan Locke

Suprihanto, dkk (2003:52-53) menyatakan bahwa teori penetapan tujuan

(goal-setting theory) ini merupakan suatu teori yang menyatakan bahwa


24

tujuan-tujuan yang sifatnya spesifik atau sulit cenderung menghasilkan

kinerja (performance) yang lebih tinggi. Pencapaian tujuan dilakukan melalui

usaha partisipasi. Meskipun demikian pencapaian tujuan bt3lum tentu

dilakukan oleh banyak orang.

Dalam pencapaian tujuan yang partisipatif mempunyai dampak positif berupa

timbulnya penerimaan (acceptance), artinya sesulit apapun apabila orang

telah menerima suatu pekerjaan maka akan dijalankan dengan baik.

Sementara itu dalam pencapaian tujuan yang partisipatif dapat pula

berdampak negatif yaitu timbulnya superioritas pada orang·-orang yang

memiliki kemampuan lebih tinggi.

Teori Penetapan Tujuan Locke mengatakan bahwa tujuan dan maksud

individu yang disadari adalah determinan utama perilaku. Perilaku orang

akan terus berlangsung sampai perilaku i!u mencapai tingkat prestasi yang

lebih tinggi. Menu rut teori ini, prestasi akan tergantung pada tingkat

kesukaran tujuan, kerincian tujuan, dan kornitmen seseorang terhadap

tujuan. Tujuan yang lebih sukar akan membuat orang frustrasi sehingga

prestasinya juga rendah.

Kerincian tujuan akan mempengaruhi pemahaman seseorang terl1adap

tujuan di mana seseorang lebih menyadari dan memahami tujuannya akan


25

berprestasi lebih baik. Sedangkan variabel komitmen terhadap tuj•..ian

menyangkut keterlibatan seseorang terhadap tujuan. Seseorang yang

memiliki komitmen tinggi bisa diharapkan akan berprestasi lebih baik.

Kemam;an=J ....!

Motivasi ~ [ Usaha r-..


l
Prcstasi 1--~~-+----. [Hasil3 j

___. Hasil4

Sumber: Arep Ishak & Tanjung Hendri (2003:33)

Gambar 2.4. Model Ekspektansi

2.1.3. Manfaat Motivasi Kerja

Manfaat motivasi yang utama adalah menciptakan gairah kerja, sehingga

produktivitas kerja meningkat. Sementara itu, manfaat yang diperoleh karena

bekerja dengan orang-orang yang termotivasi adalah pekerjaan dapat

diselesaikan dengan tepat. Artinya pekerjaan diselesaikan sesuai standar

yang benar dan dalam skala waktu yang sudah ditentukan, serta orang

senang melakukan pekerjaannya.


26

Sesuatu yang dikerjakan karena ada motivasi yang mendorongnya akan

membuat orang senang mengerjakannya. Orang pun akan merasa

dihargai/diakui, hal ini terjadi karena pekerjaannya itu betul-betul berharga

bagi orang yang termotivasi, sehingga orang tersebut akan bekerja keras. Hal

ini dimaklumi karena dorongan yang begitu tinggi menghasilkan sesuai target

yang mereka tetapkan. Kinerjanya akan dipantau Oleh individu yang

bersangkutan dan tidak akan membutuhkan terlalu banyak pengawasan serta

semangat juangnya akan tinggi (Arep Ishak & Tanjung Hendri, 2003:16-17).

I Bekeria sesuai staudar ]


Lr-----·-J
Senang bekerja

Merasa beha~
I
[
Orang yang
~~te_rm_otivasi I
I

LBekeria ke;~

I Sedikit pen)!awasan J
CSC-marigat imng ti.nggi I
Sumber: Arep Ishak & Tanjung Hendri (2003:17)

Gambar 2.5. Ciri-ciri Orang yang Termotivasi

2.1.4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Kerja

Menurut Frederick Herzberg (dalam Masithoh, 1998:20) rnengembangkan

teori hierarki kebutuhan Maslow menjadi teori dua faktor tentang motivasi.

Dua faktor itu dinamakan faktor pemuas (motivation factor) yang disebut
27

dengan satisfier atau intrinsic motivation dan faktor pemelihara (maintenance

factor) yang disebut dengan disatisfier atau extrinsic motivation.

Faktor pemuas yang disebut juga motivator yang merupakan factor

pendorong seseorang untuk berprestasi yang bersumber dari dalam diri

seseorang tersebut (kondisi intrinsik) antara lain:

1. Prestasi yang diraih (achievement)

2. Pengakuan orang lain (recognition)

3. Tanggungjawab (responsibility)

4. Peluang untuk maju (advancement)

5. Kepuasan kerja itu sendiri (the work it self)

6. Kemungkinan pengembangan karir (the possibility of growth)

Sedangkan faktor pemelihara (maintenance factor) disebut juga hygiene

factor merupakan faktor yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan untuk

memelihara keberadaan karyawan sebagai manusia, pemeliharaan

ketentraman dan kesehatan. Faktor ini juga disebut dissatisfier (sumber

ketidakpuasan) yang merupakan tempat pemenuhan kebutuhan tingkat

rendah yang dikualifikasikan ke dalam fal<tor ekstrinsik, m13liputi:

1. Kompensasi

2. Keamanan dan keselamatan kerja

3. Kondisi kerja
28

4. Status

5. Prosedur perusahaan

6. Mutu dari supevisi teknis dari hubungan interpersonal di antara teman

sejawat, dengan atasan, dan dengan bawahan.

2.2. Kelelahan (Fatigue)

2.2.1. Pengertian Kelelahan (Fatigue)

lstilah " Kelelahan" pertama muncul pada abad 16 sebagai uraian dari tugas

membosankan; suatu perasaan/pengerlian yang berlaku di dalam terminologi

militer. Pada awal abad 19, pemakaiannya mulai bergeser. Hidup modern

yang begitu cepat dan menggembirakan, dan teknologi-teknologinya -

khususnya pembuatan jalan kereta api -- yang merasa digusarkan antara

kegembiraan dan ketakutan.

Pada tahun 1857, Dokter Perancis E. A. Duschene mengenali sakit yang

dilaporkan oleh pengarah kereta sebagai "la maladie des mecaniciens"-

radang sendi disebabkan oleh getaran lokomotif. Sadan 'Penumpang' tidak

bisa menghadapi beberapa jam dalam getarnn, otot melelahkan dan organ

badan berhubungan dengan perasaan melelahkan. Minat baru di dalam hasil

diagnosa "kelelahan dalam kereta api' dinyatakan manakala jalan kereta api
29

perusahaan lnggris menjadi bertanggung jawab untuk keselamatan alas

mereka para penumpang pada tahun 1864.

Definisi fatigue menurut Chaplin (2000) dalam kamus lengkap psikologi

adalah berkurangnya kemampuan untuk melakukan pekerjaan; satu

perasaan subjektif, kelelahan setelah melakukan pekerjaan yang lama sekali

atau setelah mengalami ketegangan syaraf yang lama. Menurut The Centers

for Disease Central, AS, seperti yang dikutip oleh Harton() (2001) yang

dimaksud sindrom kelelahan kronis (CFS.I Chronic Fatigue Syndrom) adalah

sebuah kondisi klinis yang merupakan rangkaian beberapa gejala pertanda

kelelahan yang persisten sifatnya (www.Tempo.co.id).

Kelelahan manusia kini dikenali diseluruh dunia sebagai hal yang utama

penyebab dari kecelakaan, khususnya dalam industri pengangkulan.

Kelelahan tidak hanya fisik, llmu faal Victorian menghormati jiwa sebagai

sesuatu yang bisa dilelahkan oleh overstimulation badan atau pikiran. Oleh

karena itu, kelelahan bukan hanya fisik, tetapi juga mental.

Komisi Dewan Keselamatan Pengangkutan Eropa menggambarkan

Kelelahan (Fatigue) sebagai "Kelelahan mengenai keseganan atau ketidak-

mampuan untuk melanjutkan suatu akti11itas, yang biasanya sebab aktivitas

yang terlalu panjang dari pekerjaan yang tengah berlangsung". Dan definisi
30

dari pendapat Perpustakaan lnstitut Kesehatan Nasional Amerika Serikat

menggambarkan Fatigue sebagai merasa keletihan, kelelahan, atau

ketiadaan energi. Sinonim kelelahan adi;.lah keletihan; kel·esuan dan

kelelahan itu sendiri. lnstitusi Kesehatan tersebut mengatakan bahwa

kelelahan yang terjadi berbeda dari keadaan mengantuk sebagai suatu rasa

kebutuhan untuk tidur, sedangkan kelelahan adalah suatu ketiadaan motivasi

dan energi. Keadaan mengantuk dan kelesuan dapat dikatakan sebagai

gejala dari kelelahan. Ditambahkan juga, kelelahan bisa merupakan tekanan

emosional, kebosanan, atau kekurangan tidur.

Bagaimanapun juga, tidak ada tanda spesifik dari gejala psikologis yang

serius ataupun kekacauan fisik. Karena kelelahan merupakan keluhan umum,

kadang-kadang suatu penyebab yang serius mungkin tak terdeteksi. lnstitusi

Perpustakaan Kesehatan Nasional meniberikan sekilas pemyebab yang

umum terjadinya kelelahan :

" Kekurangan darah merah.

• Kekacauan tidur, seperti kesulitan untuk tidur, atau narcolepsy.

• Sakit berkelanjutan.

• Suatu alergi yang memimpin kearah demam karena ah3rgi jerami.

• Penggunaan alkohol.

" Duka cita atau tekanan.


31

• lnfeksi atau peradangan.

• Gagal jantung.

• Kencing manis.

• Penyakit ginjal atau hati kronis.

• Radang sendi.

" Kekurangan gizi.

2.2.2. Perbedaan Burnout, Fatigue dan Exhaustion

Burnout atau kejenuhan dan kebosanan yang memuncak kini semakin

disadari sebagai suatu masalah serius yang mempengaruhi manusia.

Menurut Sutjipto (2004), istilah burnout pertama kali diutarakan dan

diperkenalkan pada masyarakat oleh Herberi Freudenberger pada tahun

1973, dengan definisi sebagai berikut :

" .... a state of fatigue or frustration brought about by devotion to a


cause, way of life, or relationship that failed to produce the axpected
reward' (Freudenberger dan Richelson, 1980).

Menurut Freudenberger seperti yang dikutip oleh Ningdyah (1999), burnout

merupakan suatu keadaan lelah atau frustrasi yang terjadi, karena seseorang

bekerja terlalu keras untuk mencapai harapan-harapannya, tanpa

memperhatikan kebutuhan-kebutuhan dirinya sendiri. Sedangkan Jenkins

dan Baird seperti dikutip Sukmaningrum (2005), mendefinisikan burnout

sebagai:
32

"Burnout adalah kondisi dimana seseorang mengalami kelelahan


emosional dan tekanan psikologis akibat keterlibatan jangka panjang
pada situasi interpersonal yang menuntut".

Definisi burnout yang lebih luas diungkapkan oleh Pines dan Aronson (1988),

mendefenisikan burnout sebagai:

"a state of physical, emotional and mental exhaustion caused by long


term involvement in situations that are emotionally demanding".

Dari definisi tersebut, burnout dipandang sebagai keadaan lelah, yang

meliputi kelelahan secara fisik, emosional dan mental karena adanya

keterlibatan jangka panjang dalam situasi yang menuntut keterlibatan emosi.

Sedangkan exhaustion dalam kamus lengkap psikologi aclalah satu kondisi

metabolis yang terkuras habis, dengan ciri-ciri teramat lelah, kegiatan di

bawah normal (underactiv1ty), dan kepekaan minimal terhadap perangsang;

keadaan akhir dari sindrom adaptasi, dicirikan dengan pengurasan habis-

habisan secara metabolis (Chaplin, 2000).

Dari ketiga istilah tersebut, yaitu fatigue, burnout, dan exhaustion memiliki arti

yang sama yakni kelelahan. Perbedaannya fatigue terjadi ketika seseorang

merasa lelah sebelum pekerjaan atau tugasnya tersebut S•3lesai, dengan kata

lain masih banyak pekerjaan atau tugas yang harus diselesaikan, tetapi

tenaga yang dibutuhkan sudah habis. Burnout terjadi ketika seseorang

merasa lelah akibat adanya tuntutan emosional dalam melakukan pekerjaan


33

atau tugas. Sedangkan exhaustion terjadi ketika seseorang merasa lelah

setelah melakukan pekerjaan atau tugasnya, tetapi tidak ada hasilnya.

2.2.3. Karakteristik Fatigue

Karakteristik-karakteristik fatigue yang akan diuraikan, masih ada hubungan

dengan gejala-gejala yang timbul dari fatigue itu sendiri alas pemahaman

secara fisik maupun mental (psikis). Karaxteristik tersebut adalah:

• Hilangnya kesiap-siagaan.

• Kesukaran memelihara mata untuk tetap focus.

• Sering menguap.

• Hilangnya konsentrasi dan berpikir imajinasi.

• 'Mengapung' ketika berjalan diluar.

• Berubah-ubah (emosi) tak menentu.

• Memori kadarluasa.

2.2.4. Sindrom Fatigue

Hampir seluruh penelitian mengenai fatigue, menggolongkan fatigue sebagai

suatu sindrom dengan tiga jenis kelelahim, yaitu kelelahan emosional, fisik

dan mental. (caputo, 1991, Pines, 1996).


34

a. Emosi

Menurut Pines dan Arronson (seperti dikutip oleh Sutjipto, .2004), bahwa

dalam sindrom fatigue, kelelahan emosional dapat ditunjukan oleh rasa

bosan, mudah tersinggung, sinisme, perasaan tidak menolong, keluh kesah

yang tiada henti, suka marah, gelisah, tidak perduli terhadap tujuan, tidak

perduli dengan orang lain, merasa tidak memiliki apa-apa untuk diberikan,

sia-sia, putus asa, sedih, tertekan, dan tidak berdaya.

b. Fisik

Kelelahan emosional seringkali disertai dengan kelelahan fisik. lndividu yang

mengalami fatigue biasanya merasa capek, susah bangun pagi untuk

melakukan aktivitas atau susah tidur pada malam hari. Keleilahan fisik muncul

sebagai hasil akhir kelelahan emosional dimana individu merasakan habisnya

energi untuk menghadapi walaupun hanya 1 hari atau 1 orang lagi.

Menurut Pines dan Aronson, kebanyakan orang mengalami fatigue seperti

emosi bertahap terhadap energi yang dimilikinya, dan kelelahan fisik yang

dirasakan memang tidak terpisah dari kelelahan mental dan emosional yang

menyertainya (dalam Caputo, 1991 ). Pines dan Arronson mengemukakan,

bahwa seseorang yang mengalami fatigue biasanya merasa sakit kepala,

demam, sakit punggung (rasa ngilu), rentan terhadap penyakit, tegang pada

otot leher dan bahu, sering terkena flu, mual-mual, gelisah, dan perubahan
35

kebiasaan makan. Energi fisik dicirikan seperti energi yang rendah, rasa letih

yang kronis, dan lemah.

c. Mental

Orang yang mengalami kelelahan emosional biasanya juga merasakan

berkurangnya kemampuan dalam memusatkan perhatiannya, memecahkan

masalah, melakukan penilaian ataupun mengingat sesuatu. Kekurangan ini

bukanlah kehilangan kemampuan kognilif yang sesungguhnya, tetapi secara

emosional rnenimbulkan gangguan terhadap efektifitas kernampuan individu

yang sesungguhnya.

Pines (1996) menyebutkan, bahwa kelelahan mental serin;:i ditandai oleh

rendahnya konsep diri dan timbulnya sikap diri yang nerJatif terhadap semua

hal yang terjadi dalam sualu hubungan, merasa tidak berharga, rasa benci,

rasa gagal, tidak peka, sinis, kurang bersimpati dengan orang lain, cenderung

masa bodoh dengan dirinya, pekerjaannya dan kehidupannya, acuh tak acuh,

pilih kasih, selalu menyalahkan, kurang bertoleransi terhaclap orang yang

ditolong, ketidakpuasan terhadap pekerjaan, merasa tidak cakap, merasa

tidak kompeten, dan tidak puas dengan jalan hidup.


36

2.3 Beban Kerja Mental (Mental Workload)

2.3.1 Pengertian Beban Kerja Mental (Mental Workload)

Beban kerja adalah istilah yang mencakup dimensi yang sangat luas tentang

aktivitas manusia, tetapi istilah beban kerja mental (mental workload) dibatasi

pada aktivitas mental yang utama saja, dimana koordinasi aktivitas fisik

seperti kelelahan otot tidak diperhitungkan sebagai factor yang panting.

Namun konsep tentang beban kerja mental itu sendiri rnasih sulit

didefinisikan secara tepat karena sifatnya yang multidimensi dan multidisiplin.

Beban kerja mental umumnya dihubungkan dengan stressor dan efek-efek

yang ditimbulkannya. Stressor itu sendiri dapat berasal dari aspek fisik

(lingkungan kerja, pakaian, suhu, dll) atau dapat juga dari aspek-aspek

psikologis dan organisasi (gangguan ritme circadian, tekanan personal, atau

gaya manajemen). lni berarti sulit memisahkan antara beban kerja fisik dan

beban kerja mental. Sama sulitnya seperti memisahkan aspeik kognitif dan

emosional dai beban kerja mental (Singleton, 1989). Henry R Jex

merumuskan bahwa beban kerja mental adalah penilaian operator tentang

margin yang timbul dari beban atensi (antara kapasitas kerja operator dan

tuntutan tugasnya) ketika sedang melakukan suatu tugas tertentu (dalam

Hancock and Meshkati, 1988):


37

Mental workload is the operator's evaluation of the altentional load


margin (between their motivated capacity and the current task
demand) while achieving adequate task performanc€1in a mission-
relevant context. (dalam Hancock and Meshkati, 1988: 11 )

Lebih lanjut Wickens & Hollands (2000) menegaskan konsep beban kerja

mental sebagai "relationship between resources supply and task demand',

hubungan antara kemampuan kerja dan tuntutan tugas. Artinya, beban kerja

mental merupakan garnbaran tentang kesenjangan antara tugas definitive

dengan pelaksanaannya dilapangan. Maka beban kerja mental dalam

penelitian ini didefinisikan sebagai diskrepansi antara performa yang

ditampilkan operator untuk melakukan suatu tugas, dibandingkan dengan

tingkat performa sesuai tuntutan tugas. Dan karena pengukuran beban kerja

mental dilakukan berdasarkan penilaian subyektif operator terhadap beban

kerjanya, maka dikatakan bahwa penelitian ini mengukur p13rsepsi beban

kerja mental.

Para disainer system menyadari bahwa optimalnya perforrna manusia

bukanlah semata bicara tentang bagaimana mendisain sistem yang canggih.

Yang terpenting adalah bagaimana mendisain system agar dapat

mengoptimalkan sumber daya manusia, baik mental dan fisik, yang terbatas.

Berikut ini diuraikan proses mental individu dalam mengolah informasi.

Pemahaman akan proses ini akan membantu memperjelas pengertian

tentang proses terjadinya beban kerja.


38

2.3.2 Sistem Pemprosesan lnformasi pada Manusia

Model pemprosesan informasi manusia pertama kali diperkenalkan oleh

Atkinson dan Shiffrin (1977). Dari sinilah konsep-konsep mengenai sensory

memory, memori jangka pendek, memof"i jangka panjang, berikut proses-

proses seperti encoding, retrieval, dan recall, pertama kali 1jiperkenalkan

(Benyamin, Jr., Hopkins, Nation, 1987). Namun model pemprosesan

informasi Atkinson & Schiffrin ini belum menjelaskan lebih detail tentang

pemprosesan informasi pada aktivitas berpikir manusia yang kompleks.

Untuk itu, sebagai kerangka pemikiran yang melandasi analisis dalam skripsi

ini, digunakan model pemprosesan informasi manusia dari Wickens &

Hollands (2000) sebagai berikut :

· · · 1 ~umb~ ........ ,
;1 - '
j:
''
1 I Memori Jangka Panj:'.£]
i I

41··

Sclcksi Working memory


Kognisi

'-
_:_~_-p_-r_o=se=s=re=sp=o=n~-~ ~-P-c~rs~e-p-ls_i_J- - - "'l_ s_c_Ie_ks_i_R_c~p-o '
_ pengindcraan •

Sistem lingkungan
(umpan batik)
J
~::J

Gambar 2.6. Model Pemprosesan lnformasi dari Wickens&Hollands (2000)


39

Model ini menganalisis tahap-tahap pemprosesan informasi pada manusia

dalam situasi yang lebih kompleks. Berikut diuraikan penjelasan tentang

proses yang terjadi pada tiap-tiap tahapan disertai dengan contoh kasus.

Wickens & Hollands mengambil contoh aktivitas supir truk saat mengendarai

truk dijalan raya. Namun, untuk memperjelas pemahaman, penjelasan dalam

skripsi ini menggunakan contoh aktivitas karyawan yang siap melayani

konsumen.

Proses Penginderaan. Setiap informasi dan peristiwa dari iingkungan sekitar

harus memperolel1 akses untuk mencapai otak agar bisa diproses. Karyawan

harus melihat konsumen untuk tahu bahwa konsumen sudah masuk sekitar

area pelayanan produk. Untuk itu property indera baik visual maupun

pendengaran Uuga indera-indera lainnya) harus bekerja dengan baik dan

menangkap seluruh informasi itu lalu menyampaikannya ke otak. lndera

penerima ini terhubung erat dengan mernori jangka pendek manusia.

Mekanisme kerja memori tipe ini temporer dan hanya mampu

mempertahankan representasinya di otak sekitar 1 - 1,5 detik (untuk visual).

Dan 2 - 4 detik (untuk pendengaran).

Persepsi. Proses penginderaan adalah penting namun kurang sesuai bagi

efektifitas performa manusia. Data mentah dari indera yang disampaikan ke

otak harus diinterpretasi, dan diberi makna, melalui tahapan yang disebut
40

persepsi. Setelah melakukan proses persepsi, penginderaan tadi dipahami

karyawan sebagai tanda bahwa konsumen telah berada dibawah kendalinya.

Proses persepsi mempunyai dua karakter yang amat penting. Pertama,

proses dilakukan secara langsung dan cepat (hanya butuh sedikit atensi).

Kedua, proses dilakukan simultan baik oleh input-input dari indera (bottom-up

processing), dan oleh input-input dari memori jangka panjang yang berisi

ekspektasi manusia tentang peristiwa apa yang terjadi (top down processing).

Kecepatan dan otomatisasi dari proses persepsi inilah yan1;1 membedakannya

dari proses operasi kognitif. Ketika karyawan melillat sekitar area pelayanan

terhadap konsumen tanpa diikuti perubahan suatu indikator tertentu, ini

disebut operasi persepsi. Namun ketika dia telah menyadari bahwa perhatian

tersebut tanpa perubahan indikator tertentu berarti ada error pada sistem

perhatian tersebut, ini disebut operasi kognitif.

Persepsi sebagiannya ditentukan oleh stimulus yang datan9, dimana input

dari lingkungan ini dianalisis lalu disampaikan oleh indera penerima melalui

kanal-kanal syaraf informasi ke otak. lni sebabmya proses dinamakan

bottom-up proccessing. Ketika sumber-sumber data dari indera penerimanya

amat sedikit, atau bekerja dengan lemah, proses persepsi dikendalikan oleh

ekspektansi manusia atas peristiwa itu berdasarkan pengalamannya selama


41

ini, yang diambil dari memori jangka panjang. Proses persepsi ini dinamakan

top-down proccessing (Rummelhart, 1977). Kedua proses baik bottom-up

maupun top-down bekerja sama dengan harmonis, sehingga menghasilkan

kerja persepsi yang cepat dan akurat.

Kognisi dan Memori. Batas antara persepsi dan kognisi s1~ringkali kabur

karena keduanya punya efek yang sama terhadap tingkah laku (action). Satu

hal yang membedakannya hanyalah bahwa pada proses kognisi dibutuhkan

lebih banyak waktu, usaha mental atau perhatian. lni karena operasi kognitif

(mengingat, menalar, mengkalkulasi, dsb) dilakukan dengan menggunakan

working memory (Baddeley, 1986), suatu kumpulan informasi yang bisa

diaktifkan sewaktu-waktu. Cirinya adalah bahwa aktivitas ini dilakukan

dengan sadar dan bersifat meminta informasi, sementara sumber-surnber

yang tersedia amat terbatas (Norman & Bobrow, 1975). Karena sifat yang

rentan, operasi working memory ini amat mudah diinterupsi atau diganggu

aktivitas mental yang lain.

Beberapa data yang dibutuhkan dalam working memory kadang tersimpan di

tempat yang lebih mapan, yaitu Long Term Memory (L TM). lnformasi yang

tersimpan di sini biasanya adalah jenis informasi yang merupakan hasil

belajar seseorang.
42

Seleksi Respon dan Eksekusi. Pemahaman akan situasi lingkungan yang

diperoleh melalui persepsi dan proses kognisi sesudahnya akan memicu

tindakan berikut yaitu pemilihan respon. Ada perbedaan ant:sra pemilihan

respon dengan pemilihan tindakan. Yang terakhir ini menunl.ut adanya

koordinasi otot yang akan mengontrol gerak, untuk menyakinkan bahwa

gerak yang diharapkan benar-benar tercapai. Yang sering teirjadi adalah

seleksi respon tidak ditindaklanjuti dengan eksekusi yang baik dikarenakan

berbagai keterbatasan, baik fisik si karyawan rnaupun perhatian yang ada

disekitar.

Umpan Balik. Adanya pola berulang (loop) umpan balik di model ini

mengindikasikan bahwa eksekusi tindakan yang terpilih tadi telah dipelajari

(learned) konsekuensi-konsekuensinya oleh karyawan. Pilihan tindakan-

tindakan itu akan mempengaruhi system dimana manusia ini berinteraksi.

Sebaliknya, system dan lingkungan juga ikut memberikan andil dalam

membentuk pilihan tindakan yang dieksekusi oleh manusia.

Atensi. Komponen terakhir dari model ini adalah atensi (attention). Banyak

operasi mental yang tidak berjalan secara otomatis melainkan memang

sudah merupakan hasil seleksi. Kapasitas perhatian yang !Eirbatas ini

menyebabkan karyawan harus mengembangkan strateginya masing-masing


43

untuk membagi perhatiannya pada beberapa operasi mental sekaligus

(Gpher, 1993, Kahneman, 1973).

Demikian penjelasan tentang model pemprosesan informasi manusia

menurut Wickens & Hollands. Selanjutnya beranjak pada pembal1asan

mengenai bagaimana proses l<ognisi menyebabkan limbulnya beban kerja

mental.

2.3.3 Proses Terjadinya Beban Kt~rja

Beban kerja timbul !<arena adanya keterbatasan dalam kemampuan manusia

memproses informasi yang dia terima. Dalam psikologi ini clil<enal dengan

fenomena "battleneck theorj'. Limitasi dalam kemampuan atensi manusia

menunjukkan adanya kemandegan (battleneck) dalam kemampuan

memproses informasi. V'Jickens & Hollands (2000) menuturl<an tiga garis

besar permasalahan berkaitan dengan keterbatasan atensi manusia ini :

• Atensi Sefel<tif (Selective Attention). Terkadang rnanusia lebih

cenderung memilih hal-hal yang kurang penting dari lingkungan l<ita untuk

diproses. Akibatnya, stimuli yang kurang penting justru terabaikan.

Jebakan kognisi ini kerap disebut !<anal kognisi (cognitive tunneling).

• Atensi Terfokus (Focused Attention). Pada waktu-waktu tertentu kita

gaga! berkonsentrasi pada satu sumber informasi di lingkungan -


44

terkecuali kita memang sangat terdorong untuk melakukannya - manusia

condong mudah terganggu konsentrasinya. Perbedaan antara gaga!

menyeleksi dan atensi yang terfokus adalah pada kasus yang pertama,

intensi mengerjakannya ada, hanya saja pilihan tindakannya tidak tepat.

Pada yang kedua, kegagalan tadi disebabkan adanya stimulus yang lebih

kuat dari tempat lain (Yantis, 1993).

~ Atensi yang Terbagi (divided attention). Ketika masalah terjadi pada

atensi yang terfokus tadi, sebagian dari atensi kita secara tidak disengaja

terarah pada stimuli yang tidal< kita harapkan untuk diproses. Sedangkan

bila masalah itu terjadi pada atensi yang terbagi, kita ticlak mampu

membagi atensi kita diantara berbagi stimuli itu, karena kita ingin

mengerjakan semuanya. Artinya, batas kemampuan a!Emsi manusia dapat

digambarkan sebagai kemampuan untuk menampilkan time-share (bagi

waktu) terhadap tugas-tugasnya dan kadang juga dapat menggambarkan

daya integrasi seseorang memproses informasi dari banyak sumber

sekaligus.

Konsep psikologi yang menjelaskan tentang fenomena beban kerja adalah

konsep tentang atensi yang terbagi (divided attention). Menurut konsep ini,

masalah timbul ketil<a ada beragam jalur (channel) perceptual yang mesti

diberi atensi, sehingga atensi manusia menjad1 terbagi-ba9i. Sekarang bila


mesti dikerjakan (bukan Cuma stimulusnya) sementara jalur (channel)

pemprosesan informasi jumlahnya tetap, maka terjadilah fonomena yang

dinamakan bottleneck. Wickens & Hollands (2000) menjelaskan fenomena

bottleneck theory sebagai berikut:

Untuk mencapai sukses dalam kerja yang menuntut pernbagian atensi dan

waktu (time-shared) yang optimal, manusia harus mengembangl<.an

kemampuan mengalokasikan kemampuan/ sumber dayanya (resources) di

tiap-tiap tugas tersebut. lni memang bukan hal rnudah, terutarna karena

memang struktur kognisi manusia itu tersusun dengan sangat terbatas.

Kemampuan time-sharing ini dianalogikan sebagai kemampuan manusia

untuk rnenampilkan dua perforrna tugas yang menuntut waktu reaksi tinggi

(two reaction time task) pada saat yang bersamaan Hasil yang sempurna

nyaris tidak mungkin dicapai. Pashler (1989) mengurai temi bottleneck-nya

sebagai tahapan proses pengolahan stimulus satu persatu. Proses untuk

mengkonfirrnasi data terdahulu, terletak di tahap primer bottleneck. Dalam

proses perseptual ini berarti di tahap seleksi respon. Yaitu bahwa dua respon

bebas (independen), yang berasal dari dua stimulus yang !ak terduga

sebelumnya, tidak bisa diseleksi pada waktu yang bersamaan. Satu

diantaranya harus ditunda.


46

Sementara dalam penelitian lainnya ditemukan juga bahwa sumber-sumber

yang tersedia untuk menyeleksi respon harus dialokasikan dalam sebuah

atau seluruh atau tidak sama sekali, terhadap satu task tertentu saja. Artinya,

menyeleksi respon-respon pada saat yang bersamaan untuk dua task atau

lebih tidak mungkin dilakukan, menurut teori ini. Membaca dan mendengar

sekaligus (dua aktivitas perseptual), tidak bisa terbagi dalam dua bagian

(atensi) yang sempurna. Maka model yang lebih tepat tentang struktur

pemprosesan informasi ini dijabarkan sebagai berikut :

·· C:Sumbcr-s1~

Proses J Persepsi Proses Proses


Penginderaan ~l~----~1----1r-·-;il>l Penginderaan Penginderaan

Working memory

Gambar 2.7. Perbedaan sumber-sumber untuk persepsi dan sumber-sumber


yang tersedia untuk menyeleksi suatu tindakan (Wickens & Hollands, 2000)

Terlihat bahwa sumber-sumber yang tersedia untuk melal<ul<an proses

persepsi itu amat terbatas dan seringkali harus dibagi-bagi untuk beberapa

jalur perceptual, sama seperti sumber-sumber yang tersedia untuk

melakukan proses seleksi respon.


47

Konsep tentang beban kerja yang selama ini banyak dipakai para disainer

system adalah tingkat kesulitan tugas (task difficulty) atau kompleksitas tugas

(complexity). Namun deskripsi demikian sebenarnya masih menyimpan

banyak pertanyaan. Beban kerja memang sulit didefinisikan, terlebih karena

sifatnya yang multidimensi. Tapi ada factor penentu yang selalu tampil dalam

setiap dekripsi tentang beban kerja, yaitu "human cosf, usaha yang

dikeluarkan manusia untuk mencapai level performa tertentu di bawah satu

kondisi kerja yang spesifik. Performa akan rendah bila tuntutan kerja

(demand) melampaui kemampuan (capability).

Mengacu pada uraian tentang performa bottleneck yang terjadi pada system

informasi manusia, dapat dikatakan bahwa performa pelayanan karyawan

SPG/ SPM akan rendah apabila tuntutan kerja untuk mengoiah informasi

yang diterimanya melebihi kapasitas kognisinya. Dan karena pekerjaan

pemandu bertumpu pada system pemprosesan inforrnasi, sumber-sumber

beban kerja itu dapat didefinisikan sebagai faktor-faktor yang menyebabkan

terjadinya fenomena bottleneck itu dalam proses pengolahan informasi SPG/

SPM.

2.3.4. Hubungan Antara Performa dan Beban Kerja

ada beberapa teori yang menggambarkan hubungan antara performa dan

beban kerja. Yang pertama dari Hart & Staveland (1988), sebagai berikut:
48

Imposed Workload l Operator Behavior Performance

Task Variables Selection a/Strategies Speed


Objectives: Goals Operator Capabilities
Criteria Se11so1ymotor skills Reliability
Cognitive Skills
Temporal KnDlflledge based Accuration
Structure: Duration Precis.\•ion
Rate Co111111it111en. 1 ofResources
Procedures Physical
Mental
System
Resources: Information
Equipment
Personal

Operator Qualifications

Environ111ent: S'ocial
Physical
Consequences
Incidental Variables of
,~ystem fmlures per.fornu1nce
Operators errors Direct
Environn1ental feedback
Changes Knolvi'edge
Stale ofthe operator ofresults

Operator's Perception of:

Task goals & structure +--------------'


[>erforn1ance
Preconceptions & Biases

Subjective Physiological I
experience conceque.nces

Gambar 2. 7. Kerangka konseptual relasi antar variabel yang mempengaruhi


performa manusia dan beban kerja (Hart & Staveland, dalam Hancock &
Meshkati, 1988)
49

Mereka menyatakan bahwa beban kerja ditimbulkan oleh faktor-faktor tugas,

tekanan waktu, system teknologi, kualifikasi operator, organisasi, dan

berbagai variabel incidental seperti perubahan lingkungan atau error pada

system (gambar 2.7). salah satu yang mempengaruhi faktor-faktor penyebab

beban kerja adalah kemampuan kerja operator (ability skill). Menurut Hart &

Staveland, kemampuan kerja rnempengaruhi beban kerja. KE!mampuan kerja

yang tinggi dapat mengurangi timbulnya resiko beban kerja yang ditimbulkan

oleh rendahnya kualitas kerja. Selanjutnya, beban kerja akan membentuk

persepsi operator terhadap pekerjaannya Semakin tinggi beban kerja yang

dipersepsi oleh operator, pekerjaannya akan dinilai semakin berat

Persepsi terhadap beban kerja ini lalu berpengaruh terhadap perilaku kerja

operator yang meliputi; pemilihan strategi berpikir, kemampuan mental dan

sensorimotor, serta komitmen melaksanakan tugas. lni berarti, makin enggan

operator bekerja karena tekanan beban kerja yang berat, makin buruk

performa yang ditampilkannya, karena beban kerja dapat mengakibatkan

munculnya gangguan pada performa operator (Berry, 1998).

Salah satu teori yang menjelaskan tentang motivasi adalah t13ori tentang

pencapaian tujuan (Goal-setting Theory) dari Locke & Latham ( 1990) (dalam

Berry, 1998). Menurut teori ini, motivasi dapat dilihat sebagai proses kognitif

yang terlibat dalam pola intensi dan pilihan rasional dalam melakukan suatu
50

aktivitas kerja. Proses motivasi itu sendiri menggambarkan bagaimana tujuan

dapat mempengaruhi performa.

~
t. ~
-n-en-s1---d-iI-n-en_s_il-UJ-.u-an--, ~-P-e_rfi_o_nn_<_1:-
Vmpanbalik
pesifikasi •t-----....._:__ _.
Tingkat kesulitan
Kompleksilas
Kontlik
Sumber-sumber
tujuan ( - TUJUAN

Pengembangan Komitmen pada lujuan


strategi Penerimaan 1ujuan

Kompetensi moneter -------------~

Gambar 2.8. Sifat Tujuan dan Dinamika Proses Tujuan Mempengaruhi


Performa (Berry, 1998)

Locke & Latham merumuskan relasi antara tujuan dan performa sebagai

proses kognitif seperti ekspektansi operator tentang seberapa jauh suatu

tujuan dapat dicapai. Beberapa studi terdahulu menemukan bah111a pada

situasi tugas yang kompleks, performa terbaik tampil pada segmen tugas

yang sederhana (Wood, Mento, & Locke, dalam Berry, 199B). Hal ini

disebabkan karena tugas-tugas yang sulit mempengaruhi komitmen pada

tujuan, yang pada gilirannya juga berarti berpengaruh terhadap tercapainya

tujuan (Wofford, Goodwin, & Premack, dalam Berry, 1998).


51

Hilburn & Jorna ('1998) mengajukan teori lain yang mernperjelaskan faktor-

faktor yang menginduksi beban kerja. Beban kerja dinyatakan sebagai akibat

dari adanya beban tugas. Beban tugas secara umum dibedakan dari beban

kerja. Beban tugas adalah tuntutan pekerjaan yang berasal dari tugas,

sementara beban kerja adalah pengalaman subyektif operator terhadap

tuntutan pekerjaannya (Hilburn & Jorna, 1998).

Airspace denzand Skill I


Interface Strategy lJ\
TASK LOAD WORKLOAD

f-;
Other task demand Experience

etc ... etc ...

Gambar 2.9. Relasi antara beban tugas dan penentuan beban kerja (Hilburn
& Jorna, 1998)

Beban tugas ditimbulkan oleh semua faktor yang bersifat eksternal dari

operator seperti tuntutan tugas, teknologi, system organisasi perusahaan,

dan sebagainya. Beban tugas ini akan berinteraksi dengan semua faktor-

faktor subyektif operator seperti skill, strategi, pengalaman dan sebagainya.

Hasil dari interaksi inilah yang disebut beban kerja.


52

2.4 Kerangka Berpikir

0 R2
""'
l J
R1
0 0
Gambar 2.10. Bagan kerangka berpikir hubungan antara mental workload
(x1) dan fatigue (x2) terhadap motivasi kerja (y).

Berdasarkan uraian diatas, diketahui bahwa motivasi kerja (Variabel Y)

adalah sebuah dorongan manusia dalam melakukan sesuatu tugas kerja

guna mencapai tujuan. Kebutuhan manusia (kebutuhan yang disadari/

kebutuhan fisiologis dan kebutuhan yang tidak disadari/ kebutuhan

psikologis) yang harus dipenuhi pada saatnya rnendorong individu untuk

melakukan sesuatu dalam mencapai tqjuan. Untuk mencapai tujuan itu,

orang terdorong untuk melakukan suatu aktivitas yang disebut kerja.

Dorongan itu adalah motivasi kerja individu pada pekerjaan yang digelutinya.

Dalam mencapai kebutuhan tersebut, membutuhkan motivasi ke~ja yang

ekstra guna mendapatkan hasil yang lebih baik. Ketika motivasi kerja yang

dilakukan sesuai dengar. tuntutan individu berupa benda, karya, harta,

tenaga, atau pelayanan, maka akan menghasilkan produktivitas kerja yang

optimal.
54

tuntasnya pekerjaan. Hal ini akan mempengaruhi hasil yan9 telah telah

direncanakan perusahaan pada target income royalty.

Mengingat begitu besarnya pengaruh peran karyawan terh;adap kestabilan

perusahaan, sehingga dibutuhkan keseimbangan antara tuntutan tugas

dengan kemampuan karyawan dilapangan agar tidak terjaclinya beban kerja

mental (mental workload). Hal ini akan mengurangi terjadinya kelelahan

(fatigue) pada karyawan, sehingga motivasi kerja karyawan menjadi lebih

optimal, terarah dan mencapa1 tujuan perusahaan. Sedangkan untuk faktor-

faktor lain (Variabel R11 R2) yang mempengaruhi optimalisasi kinerja

karyawan akan dapat teratasi dalam mencapai tujuan yan9 diharapkan.

2.5 Hipotesa Penelitian

Berdasarkan permasalahan di atas dapat di ambil Hipotesa sebagai berikut:

Hipotesa pertama

1. Hipotesa Altematif (Ha)

Ada hubungan antara Mental Workload dengan Motivasi Kerja pada

karyawan SPG/ SPM PT. Pasaraya Tosersajaya.

2. Hipotesa Nihil (Ho)

Tidak ada hubungan antara Mental Workload dengan Motivasi l<erja pada

karyawan SPG/ SPM PT. Pasaraya Tosersajaya.


55

Hipotesa kedua

·1. Hipotesa Alternatif (Ha)

Ada hubungan antara Mental Workload dengan Fatigue pada karyawan SPGI

SPM PT. Pasaraya Tosersajaya.

2. Hipotesa Nihil (Ho)

Tidak ada hubungan antara Mental Workload dengan Fatigue pada karyawan

SPG/ SPM PT. Pasaraya Tosersajaya.

Hipotesa ketiga

1. Hipotesa Alternatif (Ha)

Ada hubungan antara Fatigue dengan Motivasi Kerja pada karyawan SPGI

SPM PT. Pasaraya Tosersajaya.

2. Hipotesa Ni11il (Ho)

Tidak ada hubungan antara Fatigue dengan Motivasi Kerja pada karyawan

SPG/ SPM PT. Pasaraya Tosersajaya.

Hipotesa keempat

1. Hipotesa Alternatif (Ha)

Ada perbedaan antara Mental 111/ork/oad terhadap Motivasi Kerja dengan

Fatigue terhadap Motivasi Kerja pada karyawan SPG/ SPM PT. Pasaraya

Tosersajaya.
56

2. Hipotesa Nihil (Ho)

Tidak ada perbedaan antara Mental Workload terhadap Motivasi Kerja

dengan Fatigue terhadap Motivasi Kerja pada karyawan SPGI SPM PT.

Pasaraya Tosersajaya.

Hipotesa kelima

1. Hipotesa Alternatif (Ha)

Ada hubungan secara langsung antara Mental Workload dengan Motivasi

Kerja atau tidak langsung (melalui Fatigue) pada l<aryawan SPGI SPIVI PT.

Pasaraya Tosersajaya.

2. Hipotesa Nihil (Ho)

Tidak ada hubungan secara langsung dan tidak langsung (mela!ui Fatigue)

antara mental Workload dengan Motivasi Kerja pada l<aryawan SPGI SPM

PT. Pasaraya Tosersajaya.


BAB3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

3.1.1. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan oleh penulis dalarn penelitian ini

adalah pendekatan kuantitatif. Kuantitatif rnenurut Suharsirni Arikunto (2002)

adalah pendekatan penelitian yang berdasarkan kejelasan unsurnya yang

terdiri dari kejelasan tujuan, pendekatan, subyek, sarnpel, surnber data yang

sudah rnantap dan rinci sejak awal begitupun dengan langk:ah penelitian dan

disain serta pengurnpulan data dan analisis. Sedangkan rnEmurut Creswell,

penelitian kuantitatif adalah penelitian yang bekerja dengan angka, datanya

berwujud bilangan (skor atau nilai, peringkat atau frekuensi) dianalisis

dengan rnenggunakan statistik untuk rnenjawab pertanyaan atau hipotesis

penelitian yang bersifat spesifik dan kemudian rnelakukan prediksi.bahwa

suatu variabel tertentu rnernpengaruhi variabel yang lain (Alsa, 2003).

Pada dasarnya, pendekatan kuantitatif dilakukan pada penelitian inferensial

(dalarn rangka pengujian hipotesis) dan rnenyandarkan kesirnpulan hasilnya

pada suatu probabilitas kesalahan penolakan hipotesis nihil. Dengan


58

pendekatan kuantitatif akan diperoleh signifikansi perbedaan kelompok atau

signifikansi hubungan antar variabel yang diteliti. Pada urnumnya, penelitian

kuantitatif merupakan penelitian sampel besar (Azwar, 200t>).

3.1.2. Metode Penelitian

Metode penelitian yang dilakukan adalah metode deskriptif dengan jenis

penelitian korelasional sesuai dengan tujuan penelitian yan~i meneiiti apakah

ada hubungan Beban Kerja Mental (Mental Workload) dan Kelelahan Mental

(Fatigue) terhadap Motivasi Kerja karyawan,dengan menggunakan rumus

statistik atau data yang diperoleh dari penelitian ini berupa angka-angka

kemudian dianalisis dengan menggunakan rurnus statistik. Menurut Sevilla,

dkk (1993) penelitian korelasional adalah penelitian yang dirancang untuk

menentukan tingkat hubungan variabel-variabel yang berbeda dalam suatu

populasi. Menurut Azwar (2005), penelitian korelasional adalah penelitian

yang bertujuan menyelidiki sejauhmana variasi pada satu variabel berkaitan

dengan variasi pada satu atau lebih variabel lain berdasarkan koefisien

korelasi. Dengan penelitian korelasional, pengukuran terhaclap beberapa

variabel serta sating hubungan diantara variabel-variabel tersebut dapat

dilakukan serentak dalam kondisi yang realistik. Studi korelasional

memungkinkan peneliti untuk memperoleh informasi mengenai taraf

hubungan yang terjadi, bukan mengenai ada tidaknya efek variabel satu

terhadap variabel yang lain.


59

Data hasil penelitian akan dianalisis secara statistik dengan teknik analisis

jalur (path analisis) atau regresi bertahap. Model analisis jalur dikembangkan

berdasarkan asumsi sebagaimana yang berlaku untuk model analisis regresi

ganda sebagai berikut: (a) normalitas, (b) homogenitas dan (c) linieritas

(Cohen, 1983).

Rancangan penelitian ini dapat disajikan dalam bentuk paradigma sebagai

berikut:

R2

1
_____...,.
R1
~
Gambar 3.1. Paradigma Rancangan Penelitian

Model Analisis Jalur antar Variabel Penelitian

a. X1 (mental workload') dan X2 (fatigue) merupakan variabel penyebab

(eksogenus)

b. X2 (fatigue) dan Y (moti\iasi kerfa) merupakan variabel akibat

(endogenus)
60

c. R1 dan R2 adalah variabel residu (faktor lain yang tidak diteliii tetapi

mempengaruhi variabel penelitian).

3.1.3. Definisi Variabel dan Variabe~ Operasional

Sutrisno Hadi yang dikutip oleh Suharsimi Arikunto (2000), mendefenisikan

variabel sebagai "gejala yang bervariasi atau objek peneliti<>n yang

bervariasi". Jadi variabel adalah obyek penelitian atau apa yang menjadi titik

perhatian suatu penelitian. Dalam penelitian ar:la dua variabel, yaitu

independent variable (IV) atau variabel bebas dan depend6'nt variable (DV)

atau variabel terikat.

Variabel dalam penelitian ini adalah mental workload deng<m fatigue dan

motivasi kerja. Penelitian ini menempatkan mental workloaci (x1) sebagai

variabel independent terhadap variabel fatigue dan variabel fatigue (x2)

sebagai variabel dependent terhadap variabel rnotivasi kerja (Y).

Adapun definisi operasional untuk ketiga variabel ini adalah :

1. Mental workload yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penilaian

karyawan tentang efek yang timbul dari beban atensi (antara kapasitas

kerja karyawan dan tuntutan kerjanya) ketika sedang meilakukan suatu


61

tugas tertentu. Sedangkan indikator-:ndikatornya adalah : beban perhatian

(atensi), kemampuan kerja, beban tugas, fisik, psil<is dan emosional.

2. Fatigue yang dimaksud dalam penelitian ini suatu sindrom psikologi:

l<elelahan emosi, depersonalization. dan menurunnya keahlian pribadi.

Konsep ini banyak digunakan untul< penelitian yang memfokuskan diri

pada pekerjaan yang sifatnya human service. Kemudian indil<ator-·

indil<atornya adalah : kelelahan fisik, psil<is maupun emosional.

3. Motivasi kerja yang dimal<sud dalam penelitian ini adalah suatu proses

dimana l<ebutuhan-kebutuhan mendorong seseorang untuk melal<ukan

serangkaian kegiatan yang mengarah ke tercapainya tujuan tertentu. Lalu

indikator-indil<atornya adalah: JNSTRINSIK (faktor-fal<tor pendorong yang

bersumber dari dalam diri): Prestasi yang diraih (achievement),

Pengakuan orang lain (recognition), Tanggung jawab (responsibility),

Peluang untuk maju (advencement), Kepuasan kerja itu sendiri (the work

it self), Kemungkinan pengembangan karir (the possibility of growth).

EKSTRINSJK (fal<tor-fal<tor pendorong yang bersumber dari luar diri):

Kompensasi, Keamanan dan keselamatan kerja, Kondisi kerja, status,

Prosedur perusahaan, Mutu dari supervisi teknis dari hubungan

interpersonal.
62

3.2. Pengambilan Sampel

3.2.1. Populasi dan Sampel

Populasi didefinisikan sebagai kelompok dimana penelitian akan

mengeneralisasikan hasil penelitiannya (Sevilla, 1993). Populasi adalah

totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki krit:eria tertentu, jelas

dan lengkap yang akan diteliti (Hasan, 2002). Populasi penelitian ini adalah

karyawan Sales Promotion Girl/Male (SPG/ SPM) Perusahaan PT. Pasaraya

Tosersajaya dengan jumlah ±4000 orang, dan ±600/ lantai.

Menurut Ferguson (Sevilla, 1993), sampel adalah beberapa bagian kecil dari

populasi, atau porsi dari suatu populasi. .Jumlah sampel yang direncanakan

adalah berjumlah 400 orang, sebab menurut menurut Arikunto (2002),

ju ml ah sampel minimal yang dapat diambil adalah 10 - 15%1 dari jumlah

populasi. Namun karena adanya kebijakan dan batasan sampel dari

perusahaan dalam penelitian ini sebanyak 100 responden secara acak dari

setiap lantai guna menjaga stabilitas kinerja karyawan. Dan responden yang

berhasil penulis kumpulkan hanya 64 dari 100 orang.

Seperti apa yang dijelaskan diatas, maka penulis menggunakan pendapat

menurut Guilford dan Fruchter (1978), jurnlah sampel minimal suatu

penelitian adalah 30 orang. Penetapan jumlah sampel tersebut disesuaikan


63

dengan kebijakan perusahaan berdasarkan pertimbangan waktu dan tenaga

yang diberikan oleh pihak perusahaan kepada penulis. Sampel dalam

penelitian ini adalah karyawan yang memiliki karakteristik sebagai berikut :

1. Karyawan yang telah bekerja minimal 1 tahun.

2. Karyawan Sales Promotion Girl/ Male (SPG/SPM).

3. Karyawan yang bekerja pada Perusahaan PT. Pasaraya Tosersajaya

4. Usia antara 19 - 40 tahun.

5. Pendidikan minimal tamatan SL TA.

6. Karyawan terdiri dari wanita dan pria.

3.2.2. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik random sampling

dengan metode simple random sampling yaitu suatu metocle pemilihan

ukuran sampel dari suatu populasi di mana setiap anggota populasi

mempunyai peluang yang sama dan semua kemungkinan penggabungannya

yang diseleksi sebagai sampel mempunyai peluang yang sama (Sevilla,

1993). Menurut Sulaiman (2002) sampel random adalah sebuah sampel yang

terdiri dari unsur-unsur yang dipilih dari populasi. Dianggap random bila tiap

unsur yang terdapat dalam populasi tersebut memiliki probabilitas yang sama

untuk dipilih.
64

3.3. Pengumpulan Data

3.3.1. Metode Pengumpulan data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode korelasi, maka yang

digunakan adalah kuesioner. Kuesioner yang digunakan berupa skala model

Likert yang dikembangkan sendiri untuk masing-masing variabel. Skala

adalah ukuran gabungan yang didasarkan pada struktur intensitas

pertanyaan-pertanyaan (Singarimbun, 1989).

Penggunaan kuesioner atau angket dapat memberikan keuntungan kepada

peneliti, yaitu:

1. Tidal< memerlukan hadirnya peneliti.

2. Dapat dibagikan secara serentak kepada banyak responden.

3. Dapat dijawab oleh responden menurut kecepatannya rnasing-masing

dan menurut waktu senggang responden.

4. Dapat dibuat anonim sehingga responden bebas, jujur, dan tidal< rnalu-

malu.

5. Dapat dibuat terstandar sehingga bagi semua responden dapat diberi

pernyataan yang benar-benar sama

Skala Likert adalah suatu himpunan butir pernyataan sikap yang kesemuanya

dipandang kira-kira sama dengan "nilai sikap", subjek menanggapi setiap

butir dengan rnenggunakan taraf setuju (Favoreble) atau tidal< setuju


65

(Unfavorable) terhadapnya. Skor untuk butir-butir yang terdapat dalam skala

dijumlahkan atau dijumlah rata-rata untuk mendapatkan skor sikap inclividu

(Kerlinger, 1993). Pernyataan (Item) dalam skala model Likert ini terdiri dari

pernyataan positif dan negatif. Seluruh item dalam angket ini berjumlah 168

item, dimana 50 buah Mental Workload untuk pernyataan item dari teori

Hancock dan Meshkati, 68 buah untuk item yang mewakili Fatigue dari teori

Pines dan Arronson dan 50 buah untuk item yang mewakili Motivasi Kerja

dari teori Maslow dikembangkan oleh Frederick Herzber~J.

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam skala model Likert antara lain

adalah bentuk jawaban menggunakan lima kemungkinan jawaban yaitu

sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS) dan sangat tidak setuju

(STS), sedangkan Ragu-Ragu (R) tidak digunakan. Menurut Sevilla, et al.,

(1993) banyak peneliti yang memberikan penekanan pada kecen::!erungan

responden untuk "mengamankan" dan menempatkan jawaban mereka di

tengah sebagai angka netral. Hal ini disebut pengaruh "kecEmderungan

sentral". lndividu yang mempunyai kecenderungan tersebut selalu

menghindarkan perilaku atau pengungkapan yang ekstrim. Dengan

demikian, tidak digunakannya kategori jawaban yang bersifat netral atau

Ragu-Ragu (R) dilakukan untuk mendorong responden memutuskan jawaban

yang bersifat positif atau negatif. Adapun cara subjek memberikan jawaban

terhadap tipe skala model Likert adalah dengan memberikan tanda silang (X)
66

atau check list ('1) pada salah satu alternatif jawaban berkisar antara 1 - 4.

untuk item positif (Favorable) skor untuk jawaban SS =4, S =3,TS = 2 dan

STS = 1. dan untuk item negatif (Unfavorable) sebaliknya, untuk jawaban SS

=1, S = 2,TS:: 3 dan STS = 4 (Sevilla, dkk, 1993).

3.3.2 lnstrumen Pengumpulan Data

Ala! pengumpul data dalam penelitian ini menggunakan tiga skala, yaitu:

1. Skala Mental Workload

Untuk mengukur tingkat Mental Workload pada penelitian ini menggunakan

skala model Liker!, berdasarkan teori yang dipaparkan oleh Hancock dan

Meshkati adapun label distribusi penyebaran item sebagai berikut :

Tabel 3.1. Distribusi Skala Mental WorklCJiad

Blue Print Skala Mental Workload

N Butir Soal
Aspek Jml
0 Favorabel Unfavorabel
5, 13, 16, 19, 23,
1. Beban perhatian 32, 35,47,49
26,40,44
12
7, 14, 30, 34, 41,42, 17, 22, 2!3, 37, 38,
2. Kemampuan kerja 13
50 39
3. Bebantugas 12, 31,33 15, 21, 4:3 6
·1, 2, 3, 27, 28, 29,
4. Fisik 6,8, 3!3 11
46,48
5. Psikis 9, 10, 11 4, 18,20,24,45 8
Total 25 25 50
67

2. Skala Fatigue

Untul< mengukur tingkat Fatigue pada penelitian ini menggunakan skala

model Likert, berdasarkan teori yang dipaparkan oleh Pines dan Arronson

adapun label distribusi penyebaran item sebagai berikut :

Tabel 3.2. Distribusi Skala Fatigue

Blue Print Skala Fatir;_ue


Butir Soal
No. Aspek Jumlah
Favorabel Unfavorabel
3, 4, 7, 20, 24, 1, 2, 15, 21, 30,
1. Kelefahan emosi 25, 32, 39, 48, 33, 35, 38, 53, 24
57, 64,68 55,63,67
9, 14, 27, 28, 5, 11, 19, 26,
2. Kelelahan fisik 37, 40, 42, 45, 29, 36, 41, 43, 22
47, 59, 65 44,49, 50
10, 12, 16, 17, 6, 8, 13, 23, 46,
3. Kelelahan mental 18, 22, 31, 34, 52, 56, 58, 60, 22
51, 54,62 61,66
Total 34 34 68

3. Skala Motivasi Ketja Karyawan

Untuk mengukur tingkat Motivasi Ketja pada penelitian ini rnenggunakan

skala model Likert, berdasarkan teori yang dipaparkan oleh Maslow yang

dikembangkan oleh Frederick Herzberg adapun label dis!ribusi penyebaran

item sebagai berikut :


6&.

Tabel 3.3. Distribusi skala Motivasi Kerj'a

Blue Print Skala Motivasi Kerja

Butir Soal
No Aspek Jml
Favorabel Unfavorabel
13, 15, 17, 19, 20,
1, 4, 14, 16, 28, 29,
1. lntrinsik 21, 25, 34, 37, 39, 11
30, 35,40,42,46
48
6, 7, 8, 9, 11, 12, 2, 3, 5, 10, 18, 22,
2. Ekstrinsik 23, 2"1, 31, 32, 33, 24, 26, 36, 38, 41, 14
43,45, 50 44,47,49
Total 25 25 50

Dari ketiga label di atas terdapat 50 butir pernyataan pada skala Mental

Workload, 68 butir penyata3n pada skala Fatigue dan 50 buiir pernyataan

pada skala Motivasi Kerja.

3.4. Teknik Analisa Data

Pengolahan data dilakukan dengan analisa statistik sebagai cara untuk

mengetahui hubungan antar variabel, menempatkan mental workload

sebagai variabel independent terhadap variabel fatigue dan variabel fatigue

sebagai variabel independent terhadap variabel motivasi kerja karyawan.

Dalam penelitian 1ni penulis menggunakan beberapa rumus, yaitu :

1. Rumus Korelasi Sederhana dan Validitas

Rumus korelasi Product Moment Pearson dimaksudkan untuk melukiskan

hubungan antara variabel bebas dengan terikat, dalam hal ini untuk melihat
69

adanya hubungan antara variabel mental wokload dengan fatigue, variabel

fatigue dengan motivasi ketja dan mental workload dengan motivasi ketja.

Untuk mengetahui validitas instrumen (uji validitas) dimana skor tiap item

dikorelasikan dengan skor total.

Validitas menurut Az:>Nar (2000), adalah ketepatan dan kecermatan skala

dalam menjalankan fungsi ukurnya. Suatu instrumen dikatakan valid jika

memiliki tingkat validitas yang tinggi. Tinggi rendahnya validitas instrumen

menunjukkan, bahwa data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran

tentang variabel yang dimaksud.

Uji validitas skala dilakukan dengan mengkorelasikan antarn skor masing-

masing item dengan skor total. Adapun rumus yang digunakan adalah rumus

product moment yang dikemukakan oleh Pearson (Azwar, 2003). Untuk

menghitungnya, penulis menggunakan program SPSS versi 11.5. adapun

rumus dari Product Moment Pearson ada/al1 sebagai berikut :

Keterangan rumus :

rxy = Koefesien korelasi variabel X dengan variabel Y

Lxy = Jumlah hasil perkalian skor X dan Y


70

Lx = Jumlah seluruh skor x

LY = Jumlah seluruh skor y


N = Jumlah subjek penelitian

2. Rumus Reliabilitas

Reliabilitas adalah konsistensi, keajegan atau kepercayaan hasil ukur yang

mengandung makna kecermatan pengukuran (Azwar, 2003). Untuk

menghitung reliabilitas ala! pengumpulan data (uji reliabilitas) digunakan

teknik Alpha-Cronbach, dengan penghitungannya menggunakan program

SPSS versi 11.5. Adapun rumusnya adalah sebagai berikut (Azwar, 2003).

Keterangan :

a Koefisien reliabilitas K : .Jurnlah belahan tes

Sj z Varians belahan; j = 1, 2, .... , k Sx : Varians skor tes

3. Rumus Regresi Bertahap/Path Analisis

Untuk menghitung data dengan tiga variabel, data hasil penelitiar, akan

dianalisis secara statistik dengan menggunakan teknik analisis ja:ur (path

analisis) atau regresi bertahap. Model analisis jalur dikembangkan

berdasarkan asumsi sebagaimana yang berlaku untuk model anal1sis regresi


71

ganda sebagai berikut: (a) normalitas, (b) homogenitas dan (c) linieritas

{Cohen, 1983).

Adapun rumus yang digunakan adalah, sebagai berikut :

_ [ r' )"I +r' )"I - 2ryhxlx2


Ry. x1 x2 - 1-r 2 xlx2

Ry x1x2 = Koefisien korelasi ganda antara variabel x1 dan x2 secara

bersama-sama dengan variebel y

ryx1 = Koefisien korelasi x1 dengan y

ryx2 = Koefisien korelasi x2 dengan y

rx1 x2 = Koefisien korelasi x1 dan x2

4. Untuk mencari sumbangan mental workload dan fatigue terhadap motivasi

kerja digunakan rumus multiple regresi (Guilford dan fruchter, 1981) :

= r 12 2 + r·l 32 - 2r12r1 3r23

1 - r23 2

Keterangan :

r12 =koefesien antara motivasi kerja dan mental workload


r13 = koefesien antara motivasi kerja dan fatigue

r23 =koefesien antara mental workload dan fatigue


72

5. Untuk menguji signifikansi perbedaan korelasi maka menggunakan rumus

H. Hotelling (Guilford dan Fructer, 1981) dengan rumus :

tdr = (r12-r13) (n-3)(1+r23)

"'-, 2 (1-r232 -r12 2 -r132 + 2r23 r13 r13)

Keterangan :

tdr = Signifikansi perbedaan antar korelasi


r12 = Korelasi antar variabel 1 dan 2
r13 = Korelasi antar variabel 1 dan 3
r23 = Korelasi antar variabel 2 dan 3

6. Membuat analisis Path Analysis dengan mencari koefesien beta ([1,) atau

standard partial regression coefficient (Guilford, 1981). Dengan rumus:

[1,12.3 = r12- r13r23


1 -r23 2

[I, 14.2 = r13- r13r23


1 -1-232

7. Rumus Chi-Squre

Untuk menghitung data yang memiliki kategori, berdasarkan hasil

pengamatan terhadap fenomena demikian akan diselidiki mengenai

hubungan antar faktor dengan menggunakan rumus (Sudjana, 1996).

II x2 =l:(O - E)2/E II
Untuk menghitungnya, penulis menggunakan program SPSS versi ·11.5.
73.

3.5. Prosedur Penelitian

3.5.1 Uji Validitas Skala

Setelah item yang dibuat diberikan pada 32 subjek penelitian untuk

diujicobakan, ma!<a selanjutnya peneliti melakukan uji validitas terhadap tiga

skala tersebut.

Skala Mental Workload

Berdasarkan uji coba validitas dengan menggunakan teknik. korelasi product

moment pada skala kondisi kerja dari 50 item yang diujicobakan diperoleh 33

item yang valid dan 17 item yang gugur. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat

pada table berikut ini.

Hasil Uji Coba Skala Mental Workload

N Aspek Butir Soal Jml


0 Favorabel Unfavorabel
1. Beban perhatian 32, 35*, 47, 49** 5, 13*, 1Ei*, 19*, 23, 12
26*, 40, 44**

2. Kemampuan kerja 7**, 14*", 30**, 34*, 17*, 22, 25**, 37, 13
41, 42, 50 38*, 39**
3. Beban tugas 12**, 31 **, 33 15*, 21 **, 43** 6
4. Fisik 1, 2, 3*, 27, 28, 29**, 6*, 8*, 36* 11
46*, 48
5. Psikis 9**, 1O**, 11 ** 4, 18*, 20**, 24**, 8
45**
Total 25 25 50
Ket - Item Valid (2-tailed)
74

Kisi-kisi Penelitian Skala Mental Workload


N Aspek Butir Soal Jml
0 Favorabel Unfavorabel
1. Beban perhatian 35*, 49** 13*, 16*, 19*, 26*, 7
44**

2. Kemampuan kerja 7**, 14**, 30**, 34* 17*, 25**, 38*, 39** 8
3. Beban tugas 12**, 31 **, 15*, 21 **, 43** 5
4. Fisik 3*, 29**, 46* 6*, 8*, 3Ei* 6
5. Psikis 9**, 10**, 11** 18*, 20**, 24**, 45** 7
Total 14 19 33
Ket = Item Valid (2-tailed)

Skala Fatigue

Berdasarkan uji coba validitas dengan menggunakan teknik product moment

pada skala kondisi kerja dari 68 item yang diujicobakan diperoleh 35 item

yang valid dan 33 item yang gugur. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

table berikut ini.

Hasil Uji Coba Skala Fatigue


No. Aspek ButirSoal Jumlah
Favorabel Unfavorabel
1. Kelelahan emosi 3**, 4**, 7, 20**, 1, 2**, 15, 21, 24
24**, 25*, 32**, 30, 33, 35**, 38,
39*, 48, 57, 53, 55, 63'', 67*
64**, 68
2. Kelelahan fisik 9*, 14, 27**, 5*, 11, 19, 26, 22
28**, 37, 40*, 29**, 36*, 41,
42**, 45**, 47, 43, 44, 49**, 50
59,65*
3. Kelelahan mental 1O*, 12*, 16**, 6, 8, 13, 23**, 22
17*, 18**, 22**, 46, 52, 56, 58*,
31 **, 34**, 51, 60, 61*, 66
54**, 62
Total 34 34 68
1
Ket - Item Valid (2-tailed)
75

Kisi-kisi Penelitian Skala Fatigue

No. Aspek Butir Soal Jumlah


Favorabel Unfavorabel
1. Kelelahan emosi 3~'"*, 4**, 20**, 2**, 35*'', E;3*, 12
24**, 25*, 32**, 67*
39*, 64**
2. Kelelahan fisik 9*, 27**, 28**, 5*, 29*\ 36*, 11
40*, 42**, 45**, 49'*
65*
3. Kelelahan mental 1O*, 12*, 16**, 23**, 58*, 131 * 12
i 7*, 18**, 22**,
31 **, 34**, 54**
Total 24 11 35
Ket = Item Valid (2-tailed)

Skala Motivasi Kerja

Berdasarkan uji coba validitas dengan menggunakan teknik product moment

pada skala kondisi kerja dari 68 item yang diujicobakan dipE~roleh 35 item

yang valid dan 15 item yang gugur. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

table berikut ini.

Hasil Uji Caba Skala Motivasi Kerja

No Aspek Butir Soal Jml


---------'
Favorabel
_ _ _ _ _ _ _ _ _ _....:.....:::.:__:...:..= Unfavorabel
1. lntrinsik 13, 15*, 17, 19**, 1**, 4*', 14*", 16, 11
20, 21 **, 25**, 34, 28, 29**, 30, 35**,
37** 39** 48 •• 40** 42'* 46*
2. Ekstrinsik 6*'' 7*"' 8 9**' 1·1 ** ' '
I ! ! I I2*, 3, 5**, 10, 18**, 14
12-. 23*, 27-, 31, 22*, 24**, 26*, 36,
32*'. 33*, , 43, 45-, 38**, 41, 44, 47*,
50** 49
...,.......,_T~o~t~al'--~...,...~~~--_..;;2~5~-~~-~~~_..;;2~5"--·~~~_;;50
1
Ket " =Item Valid (2-tailed)
76

l<isi-kisi Penelitian Skala Motivasi Kerja

No Aspek Butir Soal Jml


Favorabel Unfavorabel
1. lntrinsik 15*, 19**, 21 **, 1**, 4**, 14**, 29**, 15
25** 37** 39** 35** 40** 42** 46*
' ' ' ' ' '
48**
2. Ekstrinsik 6**, 7**, 9**, 11 **, 2*, 5**, 18**, 22*, 19
12**, 23*, 27**, 24**, 26*, 38**, 47*
32**, 33*, 45**, 50**
Total 18 16 37
Ket = Item Valid (2-lailed)

3.5.2. Uji Reliabilitas

a. Skala Mental Workload

Nilai reliabilitas pada skala ini secara keseluruhan terletak pada angka

0,8319. Angka tesebut dapat dikatakan reliabel, karena m<3nurut Azwar

(2003), koefisien reliabilitas yang tinggi bila mendekati angka 1,00.

b. Skala Fatigue

Nilai reliabilitas pada skala Fatigue terletak pada nilai 0,9061. Angka ini

dianggap sangat reliabel karena mendekati 1, 00.

c. Skala Motivasi Kerja

Nilai reliabilitas pada skala motivasi kerja terletak pada nilai 0,8883. Angka

inipun dianggap reliabel karena mendekati 1,00.


77

3.5.3. Uji Normalitas


\
Data-data berskala interval sebagai hasil suatu pengukuran pada umumnya

mengikuti asumsi distribusi normal. Narnun tidak mustahil suatu data tidak

mengikuti asumsi normalitas. Untuk mengetahui kepastian sebaran data yang

diperoleh harus dilakukan uji normalitas terhadap data yang bersangkutan

(Nurgiyantoro dkk, 2000). Dengan demikian, analisis statistik yang pertama

kali harus dilakukan dalam rangka analisis data adalah analisis statistik

berupa uji normalitas.

Adapun uji norrnalitas yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan uji

Kolmogorov-Smirnov. Uji Kolmogorov-Smirnov adalah salah satu cara untuk

menguji goodness of fit. Dalam hal ini yang diperhatikan aclalah lingkat

kesesuaian antara distribusi nilai sampel (skor yang diobservasi) dengan

distribusi teoritis tertentu (normal, uniform, atau poison). Jadi hipotesis

statistiknya adalah distribusi frekuensi hasil pengamatan bersesuaian dengan

distribusi frekuensi harapan (teoritis) (Tim Penelitian dan P1mgernbangan

Wahana Komputer, 2006).

3.5.4. Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui variabilitas mean dari data

dalam suatu kelompok. Dalarn penelitian ini, uji homogenitas dilakukan


78

dengan menggunakan rumL1s One-Way Anova. Adapun hipotesis yang dapat

diajukan adalah :

Ho =Varians data bersifat homogen


H1 = Varians data bersifat tidak homogen

Pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan menggunakan 2 c-.ara, yaitu:

menggunakan probabilitas dan membandingkan uji F hitung dengan F label.

Jika pengambilan keputusan menggunakan probabilitas, rnaka kesimpulan

yang dapat diambil adalah probabilitas > 0,05, maka Ho diterima. Sedangkan,

probabilitas < 0,05, maka Ho ditolak.

Jika pengambilan keputusan menggunakan perbandingan F hitung dan F

tabel, maka kesimpulan yang dapat diambil adalah F hitung < F tabel, maka

Ho diterima. Tetapi, jika F hitung > F label, maka Ho ditolak.

3.5.5. Uji Linearitas

Uji linearitas digunakan untuk mengetahui apakah model re(iresi berbentuk

linear atau tidak. Adapun hipotesis yang dapat diajukan adalah :

Ho =Model regresi mengikuti bentuk linear


H1 = Model regresi tidak mengikuti bentuk linear

Pengambilan l<eputusan dapat dilakukan dengan menggunakan 2 cara, yaitu

menggunakan probabilitas dan perbandingan uji F hitung dengan F tabel.


79

Jika pengambilan keputusan menggunakan probabilitas, 1mika kesimpulan

yang dapat diambil adalah probabilitas > 0,05, maka Ho diterima. Sedangkan,

probabilitas < 0,05, maka Ho ditolak.

Jika pengambilan keputusan menggunakan perbandingan F hitung dan F

label, maka kesimpulan yang dapat diambil adalah F hilung < F label, maka

Ho diterima. Tetapi, jika F hilung > F label, maka Ho ditolak.

3.5.6. Uji Perbedaan tingkat mental workload dan fati!Jue berdasarkan

jenis kelamin, usia, pendidikan, status pemikahan, lama kerja dan

lantai gedung.

Berdasarkan hasil penghitungan SPSS versi 11.5, penelit1 mencoba

melakukan uji perbedaan terhadap lingkat mental workload dan fatigue

berdasarkan jenis kelamin, usia, pendidikan, status pernikahan, lama kerja

responden, dan lanlai gedung pada penelilian ini. Uji perbedaan ini dilakukan

untuk melihal apakah lerdapal perbedaan tingkal mental workload dan

fatigue yang dialami responden berdasarkan hal lersebul di alas. Unluk

pengambilan kesimpulan penelili melihat dari nilai probabilitas (Singgih,

2004). Menurut Singgih, unluk mengambil keputusan, jika melihat dari nilai

probabilitas, maka:

Jika probabilitas > 0,05, riaka Ho diterima.

Jika probabilitas < 0,05, maka Ho ditolak.


80

3.5.7. Prosedur Penelitian

Secara garis besar penelitian ini dilakukan dalam 4 (empat) tahapan, yaitu:

1. Persiapan Penelitian

Dimulai dengan perumusan masalall.

Menentukan variabel yang akan diteliti.

Melakukan studi pustaka untuk mendapatkan gambaran dan landasan

teori yang tepat mengenai variabel penelitian.

Menentukan, menyusun dan menyiapkan alat ukur yang digunakan dalam

penelitia11, skala mental workload, fatigue dan motivasi kerja.

Menentukan lokasi dan menyelesaikan administrasi perizinan.

2. Pengujian Ala! Ukur

Setelah alat ukur mental workload, fatigue dan motivasi ke11a dibuat, penulis

melakukan uji coba skala. Uji coba skala dilakukan untuk melihat tingkat

validitas dan reliabilitas ala! ukur. Uji coba dilakukan pada tanggal 14

November 2006 pada karyawan SPG/SPM Perusallaan PT. Pasaraya

Tosersajaya, yang memiliki karakteristik mirip dengan responden penelitian.

Uji coba dilakukan dengan menyebarkan angket skala mental workload,

fatigue dan motivasi kerja kepada 60 orang responden. Sedangkan angket

yang kembali sebanyak 32 angket. Setelah uji coba dilakukan, penulis

melakukan uji validitas dan reliabilitas. Uji validitas skala dilakukan dengan
81

cara mengkorelasikan skor tiap item dengan skor total, dengan

menggunakan rumus korelasi Product Moment dari Pearson dan

penghitungannya menggunakan program SPSS versi 11.5.

3. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian sesungguhnya dilakukan pada tanggal 17 November 2006. penulis

menyebarkan sebanyak 100 angket, pada karyawan yang rnemiliki kriteria

sesuai dengan kriteria responden yang telah ditentukan. Seidangkan angket

yang kembali 64 buah.

4. Pengolahan Data

Melakukan skoring terhadap hasil skala yang telah diisi oleh responden.

Menghitung dan membuat tabulasi data yang diperoleh, l<emudian

rnembuat label data.

Melakukan analisa data dengan menggunakan metocle statistik untuk

menguji hipotesis penelitian.

Membuat kesimpulan dan laporan akhir penelitian.


BAB4

PRESENTASI DAN ANALISA D.ATA

4.1 Gambaran Umum Responden

Gambaran umum responden dalam penelitian ini akan diuraikan secara rinci

dibawah ini berdasarkan jenis kelamin, usia, pendidikan, status perkawinan,

lama bekerja diperusahaan dan lantai gedung. Subjek dalam penelitian ini

adalah 64 karyawan Sales Promotion Girl/ Male (SPG/ SPM) yang bekerja di

PT. Pasaraya Tosersajaya Blok M Jakarta Selatan.

1. Gambaran Umum Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Dari hasil presentasi data di alas, dapat d1ketahui bahwa responden dalam

penelitian ini terdiri dari 12,5% laki-laki dan 87,5% perempuan. Berikut ini

adalah gambaran umum responden berdasarkanjenis kelamin.

Tabel 4.1
Gambaran umum responden berdasarkan jenis kelamin

Jenis kelamin Frekuensi Prosentase (%)


laki- laki 10 15,62%
Perempuan 54 84,38%
Total 64 100%
·---
83

2. Garnbaran Urnurn Responden Berdasarkan Us.ia

Dari 64 responden yang diteliti berdasarkan usia pada pemilitian ini, rentang

yang berusia 21-25 tahun dengan total prosentase 56,25%. Sementara,

untuk responden yang berusia 26-30 tahun 26,56%, diikuti berusia 31-35

tahun 14, 06%, dan berusia 36-40 tahun 3, 13%. Berikut ini adalah gambaran

umum responden berdasarkan usia.

Tabel 4.2
Gambaran umurn responden berdasarkan usia

Usia Frekuensi Prosentase (%)


21-25 tahun 35 54,68%
26- 30 tahun 19 29,69%
31- 35 tahun 8 12,5%
36- 40 tahun 2 3,13%
Total 64 100%

3. Gambaran Umurn responden Berdasarkan Pendidikan

Berdasarkan dari tingkat pendidikan, prosentase di dominasi oleh responden

yang berpendidikan SMA dengan total prosentase 87,5%, respenden yang

memiliki penclidikan D 1 4,69%, dan responden yang memiliki pendidikan D 3

7,81 %. Berikut ini gambaran umum responden berdasarkan pendidikan.


84

Tabet 4.3
Gambaran umum responden berdasarkan pendidikan
-------------------·-
Pendidikan Frekuensi Prosentasi~ (%)
--...,,.,.-=:-:------~-------:=
SL.TA 56 87,5%
D1 3 4,69%
03 5 7,8'1%
Total 64 100%
--
4. Gambaran Umum Responden Berdasarkan Status Pernikahan

Berdasarkan status pernikahan, responden yang belum menikah

mendominasi dengan total prosentase 59,38%, sedangkan responden yang

sudah menikah total prosentasenya 40,62%. Berikut ini gambaran umum

responden berdasarkan status pernikahan.

Tabel 4.4.
Gambaran urnum responden berdasarkan statL,s pernilcahan

Status Perkawinan Frekuensi Prosentaise (%)


Menikah 26 40,62%
Belum menikah .;______;c_;_______
38 59,38%-~~

Total 64 100%
---
5. Gambaran Umum Responden Berdasarkan Masa Bekerja

Berdasarkan masa bekerja di perusahaan, dibagi menjadi 4 (empat)

kelompok masa bekerja, yaitu : persentase sebanyak 59,38% responden

telah bekerja di perusahaan selama 1-5 tahun. Persentase pada responden

yang telah bekerja di perusahaan selama 6-10 tahun 25%. :Sementara

responden telah bekerja di perusahaan selama 11-15 tahun sebesar 14,06%,


85

sedangkan 1,56% selebihnya adalah responden yang telah bekerja di

perusahaan selama 16-20 tahun. Berikut ini gambaran umum responden

berdasarkan masa bekerja.

Tabel 4.5
Gambaran umum responden berdasarkan masa bekerja
Lama Bekerja _ Frekuensi Prosentasi~ (%)_
1- 5 tahun 38 59,38%
6- 10 tahun 16 25%
11- 15 tahun 9 14,06%
16- 20 tahun 1 1,56%
----'-
Total 64 100%

6. Gambaran Umum Berdasarkan Sebaran Sampel Penellitian

Dari 64 total jumlah sampel karyawan Sales Promotion Girl/ Male (SPG/SPM)

PT. Pasaraya Tosersajaya Blok-M yang menjadi subjek pen1elitian, tersebar

pada tiap lantai Gedung Pasaraya Grande. Seperti diperlihatkan pada Tabel

4.6. Pada lantai Satu sampel yang diambil sebanyak 14 orang (21,88%),

lantai Dua 15 orang (23,43%), Jantai Tiga 9 orang (14,06%), Lantai Empat 14

orang (21,88%), dan lantai Lima sebanyak 12 orang (18,75%).

Tabel 4.6
Sebaran sampel penelitian
----
No Lantai Jmlsampel Prosentaso (%)
1. Sa tu 14 21,88%
2. Dua 15 23,43%
3. Tiga 9 14,06%
4. Empat 14 21,88%
5. Lim.a 12 18,75%
Jumlah 64 100%
86

4.2 Presentasi Data

4.2.1. Uji Normalitas

Tabel. 4.7
Normalitas Mental Workload
----~~-~-

Mental N Mean SD Asymp. Sig. (2-f:ailed) %

Workload 64 67,45 8,41 0,696 0,05

Hasil uji normalitas data pada skala mental workload diperoleh P=0,696

(0,05), maka diketahui bahwa nilai probabilitas 0,696 > 0,05 sehingga dapat

dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal, dengan mean 67,45 dan

standar deviasi (SD) sebesar 8,41. berikut ini adalah garnbar diagram

scatterplot keluaran SPSS versi 11.5.

Gambar 4.1. Scatterplot Mental Workload

Normal Q-Q Plot of MENTAL WORI


,.~------ ·---~

70

Obse!Yed Value
87

Dari gambar di atas, dapat terlihat bahwa sebaran data variabel mental

workload berada di sekitar garis uji yang mengarah ke kanan atas. Dengan

demikian, data tersebut dapat dikatakan normal.

Sementara itu, hasil uji normalitas data pada skala fatigue diperoleh P=0,311

(0,05). Maka diketahui bahwa nilai probabilitas 0,311 > 0,05 sehingga dapat

disimpulkan bahwa data berdistribusi normal, dengan mean sebesar ·10,03

dan standar deviasi (SD) sebesar 10,47. berikut ini adalah tabel dan gambar

diagram scatterplot keluaran SPSS versi 11.5.

Tabel. 4.8
Normantas Fatigue

Mental N Mean SD Asymp. Sig. (~!-tailed) %

Workload 64 70,03 10,47 0,311 0,05

Gambar 4.2. Scatterplot Fatigue

Normal Q-Q Plot of FATIGUE


100~----------

90

80
,/
..•
>
0 70 4/
~ "
z
u
0
o'
0 ///
/"
idl "'
..
40
50 60 70 80 90 100

Observed Value
88

Dari gambar diatas, dapat terlihat bahwa sebaran data variabel fatigue

berada disekitar garis uji yang mengarah ke kanan atas. Dengan demikian,

data tersebut dapat dikatakan normal.

Dan hasil uji normalitas data pada skala motivasi kerja diperoleh P==0,326

(0,05}, maka diketahui bahwa nilai probabi:itas 0,326 > O,OS sehingga dapat

disimpulkan bahwa data berdistribusi normal, dengan mean sebesar 97,45

dan standar deviasi (SD} sebesar 11,63. Berikut ini adalah tabel dan gambar

Scatterplot keluaran SPSS versi 11.5.

Tabel. 4.9
Normalitas Motivasi Kerja

Mental N Mean SD Asymp. Sig. (2-tailed) %

Workload 64 97,45 11,63 0,326 0,05

Gambar 4.3. Scatterplot Motivasi Kerja


Normal Q-Q Pio': of MOTIVASI KEI
130,.---------~

I "
'"' 1·

I
no

• "''
~
> 00
/
"J; ao
,;!ro
,,
z
Ol 70 '/
l
,jj 00

'° 00 ao 100
'"' ...
Observed Value
89

Dari gambar di atas, dapat terlihat bahwa sebaran data variabel motivasi

kerja berada di sekitar garis uji yang mengarah ke kanan atas. Dengan

demikian, data tersebut dapat dikatakan normal.

4.2.2. Uji Homogenitas

Berdasarkan hasil uji homogenitas yang dilakukan melalui program SPSS

versi 11.5 diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel.4.10. Nilai Uji Homogenitas

Variabel N Sig. Fhitung Df1 Df2 Ftabe/5%

Mental Workload 64 0,536 0,004 1 62 4,00


Fatigue 64 0,013 0,030 1 62 4,00
Motivasi Kerja 64 0,403 0,183 1 62 4,00

Dari label nilai uji homogenitas di alas sebagaimana yang terdapat dalam

kolom Test of Homogeneity of Variances pada Levene Statistic, dapat

diketahui bahwa mental workload memilil<i nilai F hitung (0,004) < F label

(4,00) sehingga Ho diterima, artinya varians data bersifat homogen.

Sedangkan, fatigue memiliki nilai F hitung (0,030) < F tabe! (4,00) maka Ho

diterima dan artinya varians data bersifat homogen. Dan untuk motivasi kerja

memiliki nilai F hitung (0, 183) < F label (4,00), maka Ho diterima dan artinya

varians data bers1fat homogen.


90

4.2.3. Uji Linearitas

Berdasarkan hasil uji linearitas yang dilakukan pada variabel mental workload

(x1 ), variabel fatigue (x2), dan variabel rnotivasi kerja (y) dengan

menggunakan program SPSS versi 11.5 diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel.4.11. Nilai Uji Linearitas

N F Hitung F Tabel Sig %

Mental Workload • Fatigue 64 2,908 4,21 0,002 0,05

Fatigue • Motivasi Kerja 64 "1,193 4,21 0,308 0,05

Mental Workload • Motivasi Kerja 64 0,842 4,21 0,672 0,05

Hasil uji linearitas data pada skala mental workload - fatigue diperoleh angka

F hitung sebesar 2,908 dengan menggunakan taraf signifikansi alpha 5%,

maka diketahui bahwa nilai F hitung (2,908) < F label (4,21) sehingga dapat

dapat disimpulkan bahwa Ho d1terima.

Hasil uji linearitas data pada skala fatigue - motivasi kerja diperoleh angka F

bitung sebesar 1, 193 dengan menggunakan taraf signifikansi alpha 5%,

maka diketahui bahwa nilai F hitung (1, 193) < F label (4,21) sehingga dapat

dapat disimpulkan bahwa Ho diterima.

Hasil uji linearitas data pada skala mental workload·- motivasi kerja diperoleh

angka F hitung sebesar 0,842 dengan menggunakan taraf signifikansi alpha


91

5%, maka diketahui bahwa nilai F hitung (0,842) > F label (4,21) sehingga

dapat dapat disimpulkan bahwa Ho diterima.

Dari tabel nilai uji linearitas di atas, dapat diketahui bahwa F hitung setiap

variabel > dari F label, maka Ho diterima. Hal ini berarti data-data yang

digunakan untuk menentukan model regresi mengikuti bentuk linear.

4.2.4 Distribusi Penyebaran Skor Responden

Berdasarkan perhitungan analisa regresi linier berganda yang dilakukan

dengan menggunakan program SPSS versi 11.5 diperoleh hasil sebagai

berikut:

Tabel 4.12. Statistik Deskriptif Penyebaran Skor Responden

N Range Min Max Mean SD Variance


Mental Workload 64 46,00 42,00 88,00 67,45 8,40 70,66
Fatigue 64 47,00 43,00 90,00 70,0?· 10,46 109,55
Motivasi Kerja 64 75,00 56,00 131,00 97,45 11,62 135,17
Valid N (Listwi~_6_4____

1. Skala Mental Workload

Rentangan penyebaran skor skala Mental Workload adalah 132 - 33, karena

dalam penelitian ini penulis menggunakan empat pilihan jawaban, yaitu skor

terendah 1 x 33 =33 dan skor tertinggi sebesar 4 x 33 =132. Mean dari skala
mental workload sebesar 67,45. Sedangkan untuk standar deviasinya 8,45
92

dengan varians sebesar 70,66, nilai maksirnum 88, nilai minimum 42 dan

range sebesar 46.

Untuk mengetahui tingkat mental workload, peneliti membagi ke dalam tiga

kategori tingkat mental workload yaitu tingkat tinggi, sedang dan rendah.

Skala mental workload ini terdiri dari 33 item, dengan setiap itemnya diberi

skor 1 untuk jawaban STS, 2 untuk jawaban ST, 3 untuk jawaban S dan 4

untuk jawaban SS. Dengan luas jarak seberannya adalah 132 - 33 = 99

dengan demikian setiap satuan deviasi standarnya bernilai a = 99/6 = 16,5


dan Mean teoritisnya adalah µ = (33 x 2) + (99 x 3)/2 ::: 82,5.

Tabel 4.13.
Klasifikasi Skor skala Mental Workload

Kategori Nilai Angka


Rendah X < (M-1SD) X<66

Sedang (M-SD)<X<(M+SD) 66 <= x <= 99


Tinggi X > (M+SD) X> 99

2. Skala Fatigue

Rentangan penyebaran skor skala fatigue adalah 140 -- 35, karena

dalam penelitian ini penulis menggunakan empat pilihan jawaban, yaitu skor

terendah 1 x 35 = 35 dan skor tertinggi sebebar 4 x 35 == '140. Mean dari

skala fatigue sebesar 70,03. Sedangkan untuk standar deviasinya 10,46


93

dengan varians sebesar 109,55, nilai maksimum 90, nilai minimum 43 dan

range sebesar 47.

Untuk mengetahui tingkat fatigue, peneliti membagi ke dalam tiga kategori

tingkat fatigue yaitu tingkat tinggi, sedang dan rendah. Skala fatigue ini terdiri

dari 35 item, dengan setiap itemnya diberi skor 1 untukjawaban STS, 2 untuk

jawaban ST, 3 untuk jawaban S dan 4 untuk jawaban SS. Denga~1 luas jarak

seberannya adalah 140 - 35 = 105 dengan demikian setiap satuan deviasi

standarnya bernilai a= 105/6 = 17,5 dan Mean teoritisnya adalah µ = (35 x

2) + (35 x 3)/2 =87,5.


Tabel 4.14.
Klasifikasi Skor skala Fatigue

Kategori Nilai Angka


Rendah X < (M-1SD) x < 70
Sedang (M-SD)<X<(M+SD) 70 <= x <= 105

Tinggi X> (M+SD) x > 105

3. Skala motivasi kerja

Rentangan penyebaran skor sl<ala motivasi kerja adalah 140- 35, karena

dalam penelitian ini penulis menggunakan empat pilihan jawaban, yaitu skor

terendah 1 x 35 =35 dan skor tertinggi sebebar 4 x 35 =140. Mean dari


skala motivasi kerja sebesar 97,45. Sedangkan untuk standar deviasinya
94

11,62 dengan varians sebesar 135,17, nilai maksimum 131, nilai minimum

56 dan range sebesar 75. Adapun hasil dari gambaran deskriptif slalisliknya

dapal dilihal pada label di bawah ini.

Tabel 4.15.
Klasifikasi Skor Skala Motivasi Kerj.a

Kategori Nilai Angka


Rendah X < (M-1SD) X<70

Sedang (M-SD)<X<(M+SD) 70 <= x <= 105


Tinggi X > (M+SD) x > 105

Dari label klasifikasi skor molivasi kerja dialas, penelili membagi ke dalam

tiga kalegori lingkal molivasi kerja yailu lingkal linggi, sedang dan rendah.

Skala molivasi kerja ini lerdiri dari 35 item, dengan setiap ilemnya diberi skor

1 unluk jawaban STS, 2 unluk jawaban ST, 3 unluk jawab.an S dan 4 untuk

jawaban SS. Dengan luas jarak seberannya adalah 140 - 35 = 105 dengan

demikian seliap saluan deviasi standarnya bernilai a= ·10516 = 17,5 dan

Mean teoritisnya adalah µ =(35 x 2) + (35 x 3)/2 =87,5.

4.3. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi product

moment dari Pearson, yaitu dengan mengkorelasikan jumlah skor variabel

mental workload dan fatigue dengan jumiah skor variabel motivasi kerja.
95

Rumus korelasi product moment ini digunakan untuk mengetahui kekuatan

hubungan antar tiga variabel. Lalu peneliti menggunakan analisis regresi

untuk mengetahui lebih jauh hubungan antara variabel dengan cara mencari

nilai koefisien determinasi. Koefisien determinasi merupakan suatu nilai yang

menggambarkan seberapa besar perubahan antar variasi dari variabel

independen. Untuk penghitungannya dilakukan dengan menggunakan

program SPSS versi 11.5. Adapun hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.16
Korelasi Antar Variabel
Korelasi Taraf Sig.
Mental Workload - Fatigue ,615 0,000
Fatigue - Motivasi Kerja -,617** 0,000
Mental Workload - Motivasi Kerja -,358 0,004
Correlation is significant at the 0,01 level (2-tailed)

1. Hubungan Mental Workload dengan Fatigue

Berdasarkan tabel 4.16 diketahui, bahwa koefisien korelasi antara skala

mental workload dengan skala fatigue adalah sebesar 0,6'15 dengan nilai

signifikansi 0,000 (sig < 0,01) maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak. Hal

ini menunjukkan ada hubungan antara Mental Workload dEmgan Motivasi

Kerja pada karyawan SPGI SPM PT. Pasaraya Tosersajaya.


96

Hasil perbandingan dengan nilai r label untuk sampel 64 orang, diperoleh r label

sebesar 0,330 pada a= 0,01 dan 0,254 pada a =0,05.

Tabel 4.17. Nilai R hitung mental workload dengan fatigue

R hitung r tabel (N=64, 0.05) r tabet ( N=64, 0.01)

0,254 0,330

Hal ini menunjukkan, bahwa nilai r hitung lebih besar dibandingkan nilai r label

pada a = 0,01 maupun pada a =0,05. Dengan demikian, hipotesis alternatif


yang menyatakan terdapat hubungan yang signifikan antara fatigue dengan

peningkatan beban kerja mental (mental workload) diterima. Sedangkan

l1ipotesis null yang menyatakan, bahwa tidak terdapat hubungan yang

signifikan antara fatigue dengan peningkatan mental workload ditolak.

2. Hubungan Fatigue dengan Motivasi Kerja

Berdasarkan label 4.16 diketahui, bahwa koefisien korelasi antara skala

fatigue dengan skala motivasi kerja adalah sebesar -0,61"? dengan nilai

signifikansi 0,000 (sig < 0,01) maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak. Hal

ini menunjukkan ada hubungan terbalik antara Fatigue dengan Motivasi Kerja

pada karyawan SPG/ SPM PT. Pasaraya Tosersajaya, yaitu apabila

seseorang memiliki Fatigue yang tinggi akan memiliki motivasi kerja yang
97

rendah. Sedangkan seseorang yang memiliki fatigue yan1~ rendat1 akan

memiliki motivasi kerja yang tinggi.

Dalam perbandingan dengan nilai r label untuk sampel 64 orang, diperoleh r

label sebesar 0,330 pada a= 0,01 dan 0,254 pada a =0,05.

Tabel 4.18. Nilai R hitung fatigue dengan motivasi kerja

R hitung r tabel (N=64, 0.05) r tabe1 (N=64, 0.01)

-0,617** 0,254 0,330

Hal ini menunjukkan, bahwa nilai r hitung lebih kecil dibandingkan nilai r tabel

pada a = 0,01 maupun pada a :: 0,05. Dengan demikian, hipotesis alternatif

yang menyatakan terdapat hubungan antara fatigue dengan motivasi kerja

diterima. Sedangkan hipotesis null yang rnenyatakan, bahwa tidak !Eirdapat

hubungan yang negatif antara fatigue dengan motivasi ke(ia ditolak. Hal ini

dilihat pada signifikansi negatif pada kolerasi fatigue dengan motivasi kerja

sebesar -0,617.

3. Hubungan mental workload dengan motivasi kerja

Berdasarkan label 4.16 diketahui, bahwa koefisien korelasi antara skala

Mental Workload dengan skala motivasi kerja aclalah sebesar -0,358 dengan

nilai signifikansi 0,004 (sig < 0,01) maka dapat disimpulkan bahwa Ho
98

ditolak. Hal ini menunjukkan ada hubungan terbalik antara Mental Workload

dengan Motivasi Kerja pada karyawan SPG/ SPM PT. Pasaraya Tosersajaya,

yaitu apabila seseorang memiliki mental workload yang tinggi akan memiliki

motivasi kerja yang rendah. Sedangkan seseorang yang memiliki mental

workload yang rendah akan memiliki rnotivasi kerja yang tinggi.

Perbandingan dengan nilai r label untuk sampel 64 orang, diperoleh r label

sebesar 0,330 pada a= 0,01 dan 0,254 pada a =0,05.

Tabel. 4.19. Nilai R hitung mental workload den~ian motivasi kerja

R hilung r 1abe1 (N=64, 0.05) r tabel (M=G4, 0.01)

-0,358** 0,254 0,330

Hal ini menunjukkan, bahwa nilai r hitung lebih kecil dibandingkan nilai r label

pada a = 0,01 maupun pada a =0,05. Dengan demikian, hipotesis alternatif


yang menyatakan terdapat hubungan antara mental workload dengan

motivasi kerja diterima. Dilihat pada uji signifikansi korelasi negatif antara

mental workload dengan motivasi kerja sebesar -0,358. S1~dangkan hipotesis

null yang meriyatakan, bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara

mental workload dengan motivasi kerja ditolak.


99

4. Perbedaan antara Mental Workload terhadap Motivasi Kerja dengan

Fatigue terhadap Motivasi Kerja

Tabel 4.20 Nilai Perbedaan antar dua Va1riabel

R RSquare

Mental Workload - Motivasi Kerja 0,358 · 0, 128

Fatigue - Motivasi Kerja 0,617 0,380

Berdasarkan tabel 4.20 diketahui, bahwa koefisien korelasi antara skala

mental workload dengan skala motivasi kerja adalah sebesar -0,358 dengan

nilai koefisien determinasi 0, 128 dan koefisien korelasi antara ska la fatigue

dengan skala motivasi kerja adalah sebesar -0,617 dengan nilai koefisien

determinasi 0,380. Hal ini menunjukkan adanya perbedaan antara Mental

Workload terhadap Motivas.i Kerja dengan Fatigue terhadap Motivasi Kerja.

Perbedaan tersebut juga dapat terlihat pada nilai koefisien determinasi

mental workload - motivasi kerja yaitu sebesar 0, 128 =12,8% pengaruh yang
diberikan mental workload - motivasi kerja. Sedangkan nilai koefisien

determinasi fatigue- motivasi l<erja terdapat nilai sebesar 0,380 = 38,0%

pengaruh yang diberikan fatigue - motivasi kerja. Hal ini rnenunjukkan

perbedaan mental workload-motivasi kecia < fatigue-rnotivasi kerja.


100

5. Hubungan secara langsung atau tidak langsung antara Mental Workload

(melalui Fatigue) dengan Motivasi K13rja

Hubungan antara variabel mental workload (x1 ), variabel fatigue (x2), dan

variabel motivasi kerja (y) mempunyai korelasi sebesar R = 61, 7%. Dan

sumbangan besarnya pengaruh variabel x1 dan x2 terhadap (y) sebesar R

Square = 38, 1%. Artinya, besarnya pengaruh mental workload dan fatigue

terhadap motivasi kerja hanya 41,6%, dan 61,9% adalah faktor-faktor lain

yang mempengaruhi motivasi kerja yang tidak masuk clalam penelitian ini.

Tabel 4.21 Multiple Regresi

Model R R Square Change s19tisti!0s_ _ _ _ _ _


R Square Sig. F
Chan~e F Chan~e df1 df2 Chan~e
1 .617(a) .381 .381 18. 791
.,
'· 61 .000
a Predictors: (Constant). FATIGUE, MENTAL WORKLOAD
b Dependent Variable: MOTIVASI KERJA

Hubungan kausal antara mental workload dan fatigue dengan motivasi kerja,

juga didukung oleh hasil analisis dari model regresi yang dapat dipakai untuk

memprediksi mental workload dan fatigue dengan menggambarkan

persamaan regresi Y = 143,849 + (0,035 + -0,638) X, dimana X adalah

mental workload dan fatigue sedangkan Y adalah motivasi kerja. Konstanta

sebesar 143,849 artinya bahwa jika tidak ada mental workload dan fatigue,

maka nilai fatigue adalah 143,849. Koefesien regresi sebE~sar 0,035 + -0,638

menyatakan bahwa setiap penambahan satu nilai (satu angka) pada mental

wokload dan fatigue akan meningkatkan angka motivasi kE~rja sebesar 0,035+
101

-0,638 atau semakin tinggi mental wokload dan fatigue karyawan akan

menurunkan motivasi kerjanya.

Temuan ini menunjukkan hubungan yang negatif atau terbalik, yaitu apabila

seseorang memiliki mental workload dan fatigue yang tinggi akan memiliki

motivasi kerja yang rendah. Sedangkan seseorang yang memiliki mental

workload dan fatigue yang rendah akan memiliki motivasi kerja yang tinggi.

Hasil pengujian hopotesis diatas, didapatkan hasil analisis regresi hubungan

kausal antara Mental Workload dan Fatigue terl1adap Motivasi Kerja yaitu:

>:- Koefisien Determinasi (R2 ) MW - F = 0,378

Y Koefisien Determinasi (R2) MW - MK = O, 128

>:- Koefisien Detenninasi (R2) F - MK= 0,380

}- Faktor Residu Fatigue (R1) = 0,62 dan Motivasi Kerja (H2) = 0,872

Gambar 4.4. Jalur Hubungan Kausal antara Mental Workload dan


Fatigue Terhadap Motivasi Kerja

Mental
.------.
: R2 :
Workload '!... _______',
Py3 =.0,128

PY'• 0,37' j p = 0,872

;-.R1-- -~:------• ~-F-a-ti_gu_e_J_ Motivasi


''-------'' = 0,62 Kerja
p Py2 = 0,380
102

4.4 Hasif Tambahan

4.4.1 Perbedaan tingkat mental workload berdasarkan jenis kelamin,

usia, pendidikan, status pernikahan, lama kerja dan lantai

gedung.

1. Perbedaan tingkat mental workload berdasarkan jenis kelamin

Berdasarkan hasil uji T-test terdapat nilai t =0,536 (0,05), oleh karena nilai
tersebut lebih besar dari nilai probabilitas (>0,05), maka Ho diterirna. Artinya

tidak terdapat perbedaan tingkat mental workload berdasarkan jenis kelamin.

Table 4.22
Independent Sampel T-Test Berdasarkan Jenis Kelamin
Independent Sampel Test
Beban Kerja Mental

2. Perbedaan tingkat mental workload berdasarkan usia responden.

Table4.23
Uji F tingkat Mental Workload Berdasarkan Usia

F Sig

Beban Kerja Mental ,490 ,690


103

Dari tabel diatas diketahui, bahwa nilai signifikansi (0,690) lebih besar dari

nilai probabilitas (>0.05), maka Ho diterima. Artinya tidak terdapat perbedaan

tingkat mental workload berdasarkan usia.

3. Perbedaan tingkat mental workload berdasarkan pendidikan responden.

Dari tabel dibawah ini dapat dilihat, bahwa nilai signifikansi sebesar 0,489

lebih besar dari nilai probabilitas (>0,05), maka Ho diterima. Artinya tidak

terdapat perbedaan tingkat mental workload berdasarkan jenjang pendidikan.

Table4.24
Uji F Tingkat Mental Workload Berdasarkan Pendidikan
F ~\ig

Beban Kerja Mental ,723 ,489

4. Perbedaan tingkat mental workload berdasarkan status pernikahan

Berdasarkan tabel di bawah ini diketahui, bahwa nilai dari signifikansi (0,052)

lebih besar dibandingkan dengan nilai probabilitas (>0,05), maka Ho diterima.

Artinya tidak terdapat perbedaan tingkat mental workload antara responden

yang sudah menikah dengan yang belum menikah.

Table 4.25
Independent Sampel T-Test Berdasarkan Status Pernukahan
___________ Independent Sam~I Test
Sig %
Beban Kerja Mental
.os2 o.o.:_5:c__
104

5. Perbedaan lingkat mental workload berdasarkan lama kerja responden

Table 4.26
Uji F Tingkat Mental Workload Berdasarkan Lama Bekerja
F Sig

Beban Kerja Mental ,962 ,416

Dari label di alas tampak, bahwa nilai signifikansi (0,416) lebih besar dari nilai

probabililas (>0,05). Dengan demikian hipolesis null yan~J menyalakan ,

bahwa tidak lerdapal perbedaan lingkal mental workload dilinjau dari lama

kerja responden dilerima.

6. Perbedaan lingkal mental workload berdasarkan lantai gedung.

Dari label dibawah lampak, bahwa nilai signifikansi (0, 182.) lebih besar dari

nilai probabililas (>0,05). Dengan demikian hipolesis null yang menyalakan ,

bahwa lidak lerdapal perbedaan lingkal mental workload 1jitinjau dari lama

kerja responden dilerima.

Table 4.27
Uji F Tingkat Mental Workload Berdasarkan Lantai Gedung

F Sig

Beban Kerja Mental 1,618 ,182


105

4.4.2 Perbedaan tingkat fatigue berdasarkan jenis kelamin, usia,

pendidikan, status pernikahan, lama kerja dan lantai gedung.

1. Perbedaan tingkat fatigue berdasarkan jenis kelamin reisponden.

Berdasarkan hasil uji T-test terdapat nilai t =0,013 (0,05), oleh karena nilai
tersebut lebih besar dari nilai probabilitas (<0,05), maka Ho ditolak. Artinya

terdapat perbedaan tingkat fatigue berdasarkan jenis kelamin. Jika di!ihat dari

interpretasi rata-rata (mean), skor wanita lebih besar (84,4%) dibandingkan

dengan pria (15,6%). Hal ini menunjukkan bahwa wanita lebih mudah terkena

f:itigue daripada pria.

Table 4.28
Independent Sampel T-Test Berdasarkan Jenis Kelamin

---------------
_ _ _ _ _ _ _ _ _ _,_n_d_e~p_en_d_e_n_t Sampel Test
Sig %
Beban Kerja Mental
.013 0,05
---------------- ---

2. Perbedaan tingkat fatigue berdasarkan usia responden.

Table4.29
Uji F tingkat Fatigue Berdasarkan Usia
F Sig

Beban Kerja Mental 2,613 ,059

Dari tabel diatas diketahui, bahwa nilai signifikansi (0,059) lebih besar dari

nilai probabilitas (>0.05), maka Ho diterima. Artinya tidak terdapat perbedaan

tingkat fatigue berdasarkan usia.


106

3. Perbedaan tingkat fatigue berdasarkan pendidikan responden.

Dari tabel dibawah ini dapat dilihat, bahwa nilai signifikansi sebesar 0,555

lebih besar dari nilai probabilitas (>0,05), maka Ho diterima. Artinya tidak

terdapat perbedaan lingkat fatigue berdasarkan jenjang pendidikan yang

ditempuh responden dalam penelitian ini.

Table 4.30
Uji F Tingkat Fatigue Berdasarkan Pendidikan

F Sig

Beban Kerja Mental ,595 ,555

4. Perbedaan tingkat fatigue berdasarkan status pernikahan

Berdasarkan label di bawaf1 ini diketahui, bahwa nilai dari signifikansi (0,890)

lebih besar dibandingkan dengan nilai probabilitas (>0,05), maka Ho diterima.

Artinya tidak terdapat perbedaan lingkat fatigue antara responden yang

sudah menikah dengan yang belum menikah.

Table 4.31
Independent Sampel T-Test Berdasarkan Status Pernikahan

Independent Sampel Test


Sig %
Beban Kerja Mental
.890 0,05
--'-'-'----

5. Perbedaan tingkat fatigue berdasarkan lama kerja responden


107

Table 4.32
Uji F Tingkat Fatigue Berdasarkan Lama Elekerja

F Sig

Beban Kerja Mental 1,868 ,'145

Dari tabel di atas tampak, bahwa nilai signifikansi (0, 145) lebih besar dari nilai

probabilitas (>0,05). Dengan demikian hipotesis null yang menyatakan ,

bahwa tidak terdapat perbedaan tingkat fatigue ditinjau dari lama kerja

responden diterima.

6. Perbedaan tingkat fatigue berdasarkan lantai gedung.

Dari tabel dibawah tampak, bahwa nilai signifikansi (0,028) lebih besar dari

nilai probabilitas (<0,05). Dengan demikian hipotesis null yang menyatakan,

bahwa tidak terdapat perbedaan tingkat fatigue ditinjau dari lama kerja

responden ditolak. Artinya terdapat perbedaan tingkat fatigue berdasarkan

lantai gedung. Jika dilihat pada interpretasi rata-rata (mean), skor lantai

empat ada pada posisi pertama (74,00) yang mudah terkena fatigue, lalu

dilanjutkan lantai lima (72,91 ), lantai satu (72,28), lantai tiga (68,00), dan

lantai dua (63, 13).

Table 4.33
Uji F Tingkat Fatigue Berdasarkan Lantai Giedung

F Sig

Beban Kerja Mental 2,926 ,028


BABS

KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

5. 1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa data serta pengujian hipotesis yang telah

dikemukakan pada bab sebelumnya, maka kesimpulan yang dapat diambil

dari penelitian ini berdasarkan dari hasil yang diperoleh adalah:

1. Ada hubungan antara Mental Workload dengan Fatigue pada karyawan

SPGI SPM PT. Pasaraya Tosersajaya.

2. Ada hubungan terbalik antara Mental Workload dengan Motivasi Kerja

pada karyawan SPGI SPM PT. Pasaraya Tosersajaya. Artinya jika kondisi

mental workload meningkat, maka motivasi kerja menurun dan

sebaliknya.

3. Ada hubungan terbalik antara Fatigue dengan Motivasi Kerja pada

karyawan SPGI SPM PT. Pasaraya Tosersajaya. Artinya jika kondisi

fatigue meningkat, rnaka motivasi kerja menurun dan sebaliknya.

4. Ada perbedaan antara Mental Workload terhadap Motivasi Kerja dengan

Fatigue terhadap Motivasi Kerja pada karyawan SPG/ SPM PT. Pasaraya

Tosersajaya.
109

5. Ada hubungan secara langsung atau tidak langsung antara Mental

Workload (melalui Fatigue) dengan Motivasi Kerja pada karyawan SPG/

SPM PT. Pasaraya Tosersajaya.

5. 2. Diskusi

Dari hasil penelitian telah didapat bahwa ada hubungan yang signifikan

antara mental workload dan fatigue terhadap motivasi kerja. Hubungan ketiga

variabel tersebut juga mempunyai hubungan yang kuat. Hal ini didasarkan

pada perhitungan korelasi Pearson product moment terhaclap skor mental

workload, skor fatigue, dan skor rnotivasi kerja.

Terdapatnya korelasi dari hipotesa pertar.1a antara mental workload dengan

fatigue {0,615') merupakan penjelasan d3ri beban kerja atau beban tugas

yang diberikan kepada karyawan melebihi dari pada kernarnpuan l<erja

dilapangan (Wickens & Hollands, 2000). Pelayanan SPG/ SPM yang dituntut

seoptimal mungkin terhadap customer menjadi beban kerja tersendiri. Beban

kerja yang dilakukan tidak seimbang dengan hasil yang didapat pada target

income perusahaan, sehingga adanya tuntutan yang lebih. Ditambah pada

atensi SPG/ SPM terhadap barang-barang yang hendak dijual, memberikan

performance terbaik ketika menghadapi customer, memberikan kenyamanan

dan memikirkan strategi penjual secara praktis langsung dilapangan.

Sedangkan proses penginderaan pada lingkungan stand penjualan hanya


llO

mampu mempertahankan representasinya di otak sekitar ·1 - 1,5 detik (untuk

visual) dan 2 - 4 detik (untuk pendengar).

Sedangkan hipotesa kedua adalah adanya korelasi antara fatigue dengan

motivasi (-0,617'\ Fatigue muncul melalui proses mental workload pada

SPG/ SPM dilingkungan pekerjaan, lalu mempengaruhi rnotivasi kerja (0,380)

karyawan dalam melaksanakan beban tugas yang diberikan perusahaan.

Menurut Perpustakaan lnstitut Kesehatan nasional Amerika, kelelahan

adalah suatu ketiadaan motivasi dan energi. Pekerjaan yang dilakukan

secara monoton, peralatan dan aksesoris yang tidak menunjang, serta

lingkungan kerja yang tidak dinamis dapat memberikan efeik fatigue kepada

karyawan. Motivasi kerja secara otomatis akan berkurang sesuai pada kadar

yang muncul dari beban kerja dan kelelahan yang dirasakan.

Kondisi kerja yang kurang memadai atau, dengan kata lain, kondisi kerja

tersebut buruk, selain dapat menurunkan efisiensi, efektifitas, motivasi dan

produktivitas kerja juga dapat menyebabkan kelelahan pada karyawan. Hal

ini didukung oleh pendapat Kartono (1994) yang menyatakan bahwa keadaan

fisik perusahaan yang tidak sehat atau buruk, jam kerja yang sangat panjang,

pekerjaan jasmaniah yang sangat berat, waktu istirahat yang singkat atau

sangat minim, dan tempo serta ritme kerja yang tidak sesuai dengan kondisi

fisik karyawan akan membawa pengaruh yang besar bagi karyawan pada
111

kondisi kelelahan jiwa yang parah dan patah semangat. Dalam kondisi

demikian, jika pekerjaan masih diteruskan, para karyawan akan mengalami

kelelahan lalu timbul kejengkelan. Hati menjadi resa.h, tidak sabaran dan

mudah marah. Jika pekerjaan masih diteruskan, sedang konsentrasi dan

kemauan maksimum sudah tidak mampu mengatasi kelelahan, pasti produksi

yang dihasilkan jadi sangat menurun baik kualitas maupun kuantitasnya.

Selanjutnya, motivasi kerja karyawan mempunyai tujuan yang berbeda-beda

dalam memenuhi kebutuhan dan keinginannya. Dalam teori Kebutuhan

Maslow, ada individu yang hanya sebatas pada kebutuhan fisiologis (makan,

minum, istirahat), dan ada pada tingkat puncak hirarki, yaitu kebutuhan

aktualisasi diri (percaya pada diri sendiri, mengeluarkan potensi, dan untuk

menjadi kreatif). Ketika individu tidak rnendapatkan apa yang dibutuhkan

dalam usaha pekerjaannya, maka akan ada kecenderunga.n berkurangnya

motivasi untuk bekerja secara optimal.

Faktor-faktor lain (R 2) yang tidak diteliti tetapi mempengaruhi variabel

kelelahan (62%) yang peneliti dapat dari quesioner terbuka pada skala yang

diberikan pada responden diantaranya adalah terdapatnya permasalahan

karyawan yang dibawa ketempat kerja, kelelahan dalam perjalanan kerja,


112

pekerjaan kelompok yang diselesaikan sendiri, kerja lembur, dan adanya

persaingan mendapatkan jabatan. Sedangkan hal yang mempengaruhi

motivasi kerja (87,2%) diantaranya adalah adanya patrmir kerja yang disukai,

takut kehilangan pekerjaan, tuntutan kebutuhan keluarga, penjualan

mencapai target, adanya bonus, mendapatkan pengalaman, mendapatkan

gaji kerja, dan meningkatkan status sosial.

Selain pembahasan diatas, peneliti juga membahas hasil tambahan di bab

empat pada perbedaan mental workload dan fatigue berdasarkan jenis

kelamin, usia, status pernikahan, lama bekerja, dan lantai gedung responden

yang diteliti. Perbedaan yang digambarkan dibawah ini hanya pada variabel

fatigue, karena pada variabel mental workload tidak terdapat perbedaan dari

semua faktor.

Pada perbedaan fatigue berdasarkan jenis kelamin, peneliti menemukan

perbedaan antara responden wanita dengan responden pria. Responden

wanita lebih rentan terkena fatigue dibandingkan responden pria. Hal ini

terbalik berdasarkan pendapat Farber (1991 ), bahwa pria lebih rentan

terhadap stress dan fatigue jika dibandingkan dengan perempuan.

Alasannya, pria seringkali terpatok pada peran tunggal sebagai pencari

nafkah untuk bisa menghidupi keluarga.


113

selanjutnya, dalarn penelitian ini tidak ditemukan adanya perbedaan tingkat

fatigue berdasarkan usia. Hal ini berbeda dengan hasil penelitian yang

ditemukan oleh Maslach (1982), bahwa faktor usia dapat mempengaruhi

tingkat fatigue seseorang. Dari hasil penelitiannya tersebut, individu yang

berusia muda lebih mudah terkena fatigue dibandingkan dengan individu

yang berusia lebih tua. Sedangkan Farber menemukan, bahwa individu yang

berusia di bawah 40 tahun lebih mudah terkena fatigue. Hal ini disebabkan

karena, individu yang berusia muda memiliki harapan yang tidak realistik

dibandingkan dengan individu yang lebih tua, sehingga apabila harapan-

harapan tersebut tidak tercapai, maka akan menimbulkan kekecewaan yang

dapat menyebabkan munculnya fatigue.

Selain tidak ditemukannya perbedaan tingkat fatigue berdasarkan usia, tidak

ditemukan pula perbedaan tingkat fatigue berdasarkan pendidikan, status

pernikahan dan lama kerja dalam penelitian ini. Hal ini juga berbeda dengan

hasil penelitian yang ditemukan oleh Maslach (1982), bahwa pada tingkat

pendidikan seseorang yang merniliki pendidikan tinggi cenderung rentan

terhadap fatigue, jika dibanding dengan mereka yang tidak berpendidikan

tinggi. Karena seseorang yang pendidikannya lebih tinggi cenderung memiliki

harapan yang tinggi, sehingga ketika dihadapkan pada suatu kenyataan,

bahwa harapannya tersebut tidak terpenuhi, maka muncullah kegelisahan

dan kekecewaan yang dapat menimbulkan fatigue. Sedan~ikan orang yang


ll4

tidak memiliki pendidikan tinggi, mereka cenderung kuran(J memiliki harapan

yang tinggi, sehingga tidak menjurnpai banyak kesenjangan antara harapan

dan kenyataan.

Begitu pula dengan status pernikahan, seseorang yang belum me111kah lebih

banyak mengalami fatigue daripada seseorang yang sudah rnenikah (Farber,

1991; Maslach, 1982}. Alasannya, seseorang yang sudah berkeluarga

umumnya berusia lebih tua, stabil dan matang secara emosional; keterlibatan

dengan keluarga dan anak dapat mempersiapkan mental seseorang dalam

menghadapi masalah pribadi dan konflik emosional; kasih sayang dan

dukungan sosial dari keluarga dapat membantu seseorang dalam mengatasi

tuntutan emosional dalam pekerjaan; dan seseorang yang sudah berkeluarga

memiliki pandangan yang lebih realistil< (Maslach, 1982}.

Tidak terdapatnya perbedaan lama kerja dalam penelitian ini juga berbeda

dengan hasil penelitian yang ditemukan oleh Freudenberg<~r seperti yang

dikutip oleh Cicilia dan Marihot (2000} yang menyatakan, bahwa fatigue

dapat muncul setelah bekerja kurang lebih satu tahun.

Pada hasil tambahan di bab empat, membahas tentang perbedaan mental

workload dan fatigue berdasarkan jenis kelamin, usia, penclidikan. status

pernikahan, lama bekerja, dan lantai gedung dari responden yang diteliti.

Peneliti hanya menemukan perbedaan pada variabel fatigue berdasarkan


llS

jenis kelamin dan lantai gedung responclen yang diteliti. Terdapatnya

perbedaan fatigue berdasarkan jenis kelamin seperti yan~i telah dijelaskan

diatas, bahwa wanita lebih rentan mengalami fatigue dibandingkan pria.

Sedangkan terdapatnya perbedaan fatigue berdasarkan lantai gedung karena

adanya perbedaan tata ruang dan jenis pelayanan produk kepada customer

dari setiap lantai. Hal ini sependapat menurut Grandjean (1991) (dalam

Tarwaka, Ergonomi: Untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja, dan

Produktivitas, 2004) menjelaskan bahwa faktor penyebab terjadin.ya

kelelahan di lndustri sangat bervariasi, dan untuk memelihara/

mempertahankan kesehatan dan efesiensi, proses penye1;iaran harus

dilakukan diluar tekanan. Salah satu penyebabnya adalah lingkungan : iklim,

penerangan, kebisingan, getaran, dll. Penerangan yang tidak didesain

dengan baik akan menirnbulkan gangguan dan kelelahan penglihatan selama

kerja.

5.3 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan dan pengalaman yang

dialami dalam melakukan penelitian ini, ada beberapa hal yang dapat

dipertimbangkan sebagai saran praktis, yaitu:

I.ii Hal yang utama yang harus dilakukan oleh peneliti untuk mendapatkan

proses penelitian yang baik adalah bertanyalah kepadat ahlinya tentang

penelitian.
116

!@! Bagi peneliti yang akan rnelakukan penelitian di perusahaan, sebaiknya

memperhatikan prosedur penelitian yang diberikan C>lelh perusahaan

seperti waktu yang ditentukan dan jumlah sampel yan!;I ada sehingga

teknis pengumpulan data dapat diketahui sesuai kebutuhan penelitian.

[ii Peneliti lebih proaktif untuk membantu proses penyebaran data, tidak

mengandalkan bantuan teknis dari perusahaan. Dan p13neliti mempunyai

tempat penelitian alternatif agar tidak terjadi penundaan yang lama.

lil Data yang telah diterima oleh peneliti, sebaiknya diteliti terlebih dahulu

kelengkapan data dari angket yang telah disebarkan. Bila ada yang

kurang lengkap, peneliti dapat langsur.g menanyakan kepada responden.

ti! Kepada pimpinan perusahaan, khususnya manajer dan supervisor agar

dapat memperhatikan beban kerja dan kelelahan karyawan, agar para

karyawann~·a tersebut tidak cepat merasa bosan dan IE1lah dengan

pekerjaan yang mereka kerjakan. Membuat suasana korja lebih dinamis,

atraktif dengan warna: dan slogan motivatif. Memberikan tehnik-tehnik

sederhana dalam menggunakan waktu luang karyawan dengan

menggunakannya untuk melakukan hal yang bermanfaat.

!I! Dari waktu shift bekerja bagi karyawan yang tidak sama, dapat

memanfaatkan waktu sebaiknya menjaga kesehatan fisik dan mental

dengan mengembalikan energi yang hilang, seperti mengkonsumsi

makanan sehat dan minum yang teratur. Agar beban kerja yang diberikan

tidak mempengaruhi motivasi kerja.


DAFTAR PUSTAKA

Buku:
Anoraga, Pandji., Suyati, Sri. (1995). Psikologi lndustri dan Sosial. Jakarta:
Pustaka Jaya.

---------------. (1998). Psi/cologi Kerja. Jakarta: Rineka Cipta.

Anshar Sunyoto, Munandar. (2001 ). Psikologi lndusl'n dan Organisasi.


Jakarta: Universitas Indonesia Press (Ul-Press).

Arikunto, Suharsimi. (1998). Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktek.


Jakarta: Rineka Cipta.

Asia, Asmadi. (2003). Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif serta


Kombinasinya dalam Penelitian Psikologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Atwater, Eastwood. (1983). Psychology of Adjusment. New Jersey Prentice


Hall.

Azwar, Saifudin (2003). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka


Pelajar Offset.

--------------. (2001). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka


Pelajar.
Barthos, Basir. (2001 ). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi
Aksara. Get. 6.

Brown, Duane & Brooks. Linda. (1990). Career ChoicE1s & Development:
Ap/lying Contemporary Theories to Practice. Edisi ke-2. California:
Jossey - Boss.

Chaplin, J. P. (2000). Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: PT. Raja


Grafindo. Ed. 1. Ce!. 6.

Cohen, J. (1983). Applied Multiple Regression/Correlation Analysis for the


Behavioral Sciences. London : Hillsdale.

Crow, Lester D. & Crow, Alice. (1956). Educational Psychology; Human


Development and Leaning.
Departemen Pendidikan nasional. (2001 ). Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta: Balai Pustaka.

Feldman, Robets. (1989). Acf.iusment: Applying Psychology in The Complek


World. New york: Mc Graw-Hill.

Figley, C.R. (1995). Compassion Fatigue: An Introduction. Advanced


Intervention Methods. Florida State University Traurnatology Institute.

Furqon, Ph.D. (1999). Statistik Terapan untuk Penelitian. Bandung: Alfa Beta

Giulford, J. P and B. Fruchter (1978). Fundamental Statislik In Psychology


And Education, USA : Mc Graw Hill International.

Goble, G. Frank. (1987). Mazhab Ketiga: Psikologi Humanistik Abraham


Maslow. Wasingtong Square Press, New York.

Hjelle, Larry A & Ziegler, Daniel J. (1992). Personality Theories: Basic


Assumtions Research & Applications. Edisi ke ..3. McGraw Hill.
International Edition, New York.

Hasan, Iqbal. (2002). Pokok-pokok Materi Metodologi F'enelitian dan


Aplikasinya. Jakarta Gt1alia Indonesia.

lrawan, Handi. (2006). 10 Prinsip Kepuasaan Pelanggan. Jakarta: Pt Elex


Media Komputindo

J. Ravianto. (1985). Productivitas dan Manajemen. Jakarta: Lembaga SIUP.


Roger

J. Winardi. (2001 ). Motivasi & Pemotivasian dalam Manajemen. Jakarta. Raja


Grafindo Persada.

Kanungo, Rabindra N. & Mendouca, Manuel. (1994). Work Motivation:


Models for Developing Countries. Sage Publications, India Pvt Ltd.

Kartajaya, Hermawan (2001 ). Seri 9 elemen Marketing ''Hi~rmawan Kartajaya"


On Service. Bandung: Mizan Pustaka.

Kartono, Kartini. (1994). Psikologi sosial untuk Manajemen Perusahaan dan


lndustri. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Kerlinger, F. N. (1992). Asas-asas Penelitian Behavior, (terjemahan),
Yogyakarta : Gajah Mada University Press.

Kreitner, Robert & Kinichi, Angelo. (2000). Perilaku Organisasi.Jakarta


Salemba Empat.

Lawlor, Alan. (1983). Productivity Improvement Manual. Gower Publishing


Company. England.

Lazarus, Richard. (1976). Patterns of Adjusment. Tokyo: Mc Graw-Hall

Lemme, BH. (1995). Development in Adulthood. Allyn & Bacon, Boston.

Manullang, M. (1971 ). Dasar-dasar Management. Jakarta: Ghalia Indonesia.


Ce!. 3.

Munandar, A S. (2001 ). Psikologi lndustri dan Organisasi. Jakarta: UI Press.

Munandar, A S. (1993). Materi Pokok Psikologi lndustri. Jakarta: Karunika.

Moh. As'ad. (2001). Seri I/mu SOM Psikologi lnrJustri. Yogyakarta: Leberty.

Morris, Tony & Summers, Jeff. (1995). Sports Psychology: Theory,


Application & Issues. John Willey & Sons, Brisbane.

Pulat, M. Musthofa. (1992). Fundamentals of Industrial Ergonomics. New


Jersey. Prentice Hall, Englewood Cliffs.

Powell, D. H. (1983). Understanding Human Adjusment: Normal Adaptation


Through The Life Cycle. Canada. Powell Associates, Inc.

Ratih. (1999). Hubungan ant.ara Beban J<erja dan Stress Kerja pada
Karyawan Divisi Pengadaan - Nautika di PT.Djakarta Lloyd.

Reinhart MD, Richard. FATIGUE,Basic Flight Physiology"

Sevilla, Consuelo, et all. (1993). Pengantar Metodologi Penelitian. Jakarta :


Ul-Press.

Singleton. (1972) . .Introduction to Ergonomics. Geneva: World Health


Organization
Slater, S. F. (2001 ). Market orientation at The Beginning of a New !Vlillenium.
Managing Service Quality, 11(4), 230-232.

Sulaiman, Wahid. (2002). Jalan Pintas Menguasai SPSS 10. Yogyakarta:


Andi.

Supratiknya, A. (2000). Statistik Psikologi. Jakarta: PT. Grasindo

Tarwaka, Solichul, Bakri, Lilik Sdiajeng (2004). Ergonomic.: Untuk


Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Produktivitas. Surakarta: Uniba
Press.

Wexley, K. & Yuki, Gary A. (1992). Organizational Behavior & Personnel


Psychology. Richard D. Inc. Illinois.

Jurnal:
Tuhumena, Hellen Agustina Batseba. (2004). Hubungan Antara Kondisi Kerja
Dengan Kepuasan Kerja Karyawan Bagian Produksi (Studi Pada Suatu
Perusahaan Perkebunan Di Jawa Timur). Bandung: Fakultas Psikologi
Universitas Putra Bangsa.

Waluyo, Lieke. M. (2001 ). Bersama Ergonomics Kita Bina Kemitraan


Profesional. Depok: Fakultas Psikologi UI.

Skripsi:
Nurhasanah. (2004). Hubungan Antara Reinforcement Dengan Disiplin Kerja
Karyawan PT. Sola Manasye Grasia Ciledug. Jakarta: Fakultas
Psikologi UIN SYAHID.

Pambajeng, Dwi lka (2004). 1-fubungan Antara Beban Kerja dengan Stress
Kerja Pada karyawan Divisi Pengadaan-Nautika PT. DJakarta Lloyd.
Jakarta: Fakultas Psikologi UPI YAI.

Zuhrotunnisa. (2001 ). Stres kerja Dan perilaku Coping Pada Salesmen Di


Jakarta. Jakarta: Fakultas Psikologi UIN SYAHID.
Thesis:
Fauzi, M. (1992). Pengaruh Persepsi Kondisi Ungkungan Kerja, Sikap,
Terhadap Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (Suatu Studi Pada
Perusahaan lndustri Marmer Di Propinsi Lampung). 013pok: Fakultas
Psikologi UI.
Rahman, Shaleh Abdul (1999). Kaitan Antara Perbedaan Individual (Etnik
dan Agama) Dengan Vigilance Dalam Memprediksi Kebosanan
Kebiasaan Merokok dan Konsumsi Alkohol. Depok: Fakultas Psikologi
UI.

Internet:
Figley, C.R. & Stamm, B.H. (1996). Psychometric Review of' Compassion
Fatigue Self Test. Available at
http://www.sidran.orgldigicart/product/stms.html.

Hartono, Muljadi. (2001 ). "Ketika Tidur Tak Lagi Lelap". Diarnbil dari:
http://www. tempo. co. id/medika/a:-sip/032001 /buk-1. r1trn.

RI, Departemen Kesehatan. Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Perkantoran.


http://www. depkes.go. id/downloads/Kesja%20Perkantqran. PDF.

Tanpa nama. (2004). "Cari Variasi Sebelim Terkena Burnout". Diambilo dari:
http://www. kompas. com/kompas-cetak/0210/28/jatim/wswaSS/htm/

Tanpa nama. (2004). "Hidup Tanpa Variasi, Kerja Tanpa Penghargaan·.


Diambil dari: http://www.glorianet.oro/keluarga/pria/priahidu/html.
,-~
-··~ JJ--;o.
;;;::.:
,
---~~ . ..--
'~'-<: __ ,:::_j.--...---~)
~
''<-./

PT. PASARAYA TOSERSAJAYA


Developer In Modern Retailing

§URAT KETERANGAN
No: 313/Ket/TSS.01/Xl/2006

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama Endro Sasongko


Jabatan Human Resources Manager

Menerangkan dengan sesungguhnya :

Nama Ahmad SubeA1i Mubarak


NIM 101070023053
Jurusan SI - Psikologi
Universitas UIN SyariefHidayatullah Jakarta

Telah melaksanakan Riset pada Perusahaan kami, dengan waktu pelaksanaan


mulai tanggal 17 November 2006 sampai dengan 20 November 2006.

Demikianlah Surat Keterangan ini dibuat, untuk dipergunakan sebagaimana


mestinya.

Jakarta, 21 November 2006

AL<lt:icl:
COR?OAAtlON

Member of Alaticf Corporation


JI. Iskandarsyah II No. 2, Blok M, J{ebayoran Baru, Jakarta 12160
TeJp, (021) 7260170. 7207201. Fax. 7204890. Telex 62194. Indonesia. PO Box 3306
:;KUK IKY OUT

25 26 27 28 29 30 31 132 33'34 35 38 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 lilil~'


~* 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
3 2 2 2 3 2 1 2 3 2 4 1 2 1 2 1 2 2 1 1 2 2 2 2 3 3 2 3 2 2 3 3 2 3 2 3 2 2 2 3 3 2 2 3 3 2 2 2 2 3 111
'I 1 2 3 3 1 2 1 2 3 1 2 3 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 3 3 2 2 3 2 3 3 2 3 2 3 3 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 1 2 2 107
: 1 3 3 3 1 2 2 1 3 3 3 3 2 2 3 1 2 1 1 2 3 2 2 2 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2
113
I 2
2
2
2
3
2
2 2
2 2
2
1
2
1
2 3
2 4
2
3
1 1
3 1
2
1
1
1
2 1 1
1 1 1
2 1 1 2
2 1 1 3
2
2
2
2
2
2
3
2
3 2
1 1
1
3
2
1
2
2
3
2
2
2
2
2
3
1
3
2
3
1 .
1 2

' 1
1
2
2
3
3
3
2
1
1
2
2 2
1 1
3
2
3
3
1
2
1
2
2
98
90
3
1 2 2 3 1 2 1 3 4 4 4 1 2 1 1 1 1 3 1 2 4 3 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 3 3 1 3 2 1 3 3 2 2 2 3 2 1 3 3 3 112
3
: 2 1 1 2 2 1 2 2 3 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 3 2 3 1 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 1 2 2 2 98
2
I 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 3 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2
103
4 2 2 4 4 1 1 1 1 1 2 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 2 2 1 3 1 2 1 2 1 4 2 2 1 2 1 1 2 2 2 1 1 2 2 1 3 3 2 2
88
2 3 3 2 2 1 2 3 2 3 2 2 1 2 2 2 1 3 2 1 3 2 2 2 3 3 2 2 2 2 3 3 2 3 2 3 3 2 2 3 2 2 2 2 3 2 3 3 2
3 114
.
2 2 2 3 2 4 1 3 2 1 2 2 4 1 3 2 2 3 2 2 1 1 3 2 3 3 2 1 3 2 3 2 1 3 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 1 2
2 109
1 4 2 2 1 4 2 3 2 2 3 3 4 3 .> 2 2 3 2 1 2 2 3 2 3 2 2 1 2 2 3 3 2 2 1 2 2 2 1 1 3 2 2 2 2 1 2 1 1
1 106
! 3 2 2 4 3 3 1 3 2 1 3 2 3 2 3 2 2 3 2 2 1 2 3 2 3 3 2 1 2 2 3 3 2 2 1 2 2 2 2 1 3 2 2 2 2 1 2 2 1 103
2
3 2 3 3 3 2 1 2 2 1 2 3 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 3 3 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3
3 113
' 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 2 3 3 2 2 3 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 3 3 2 3
3 114
3 2 2 4 3 3 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 1 3 2 3 3 2 2• 2 2 3 3 1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2
2 112
2 2 3 3 2 2 1 2 1 111 1 2 2 3 2 2 2 2 2 1 1 2 2 3 3 2 3 2 2 3 3 I 3 2 3 2 2 2 3 3 2 2 2 3 21 2 1 2
3 105
2 2 3 31 2 2 1 2 3 1 4 2 2 2 2 1 2 2 1 2 1 2 2 2 2 3 1 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 1 2 2 2 2 4 3 3 108
31
2 2 2 2 2 1 2 1 3 2 3 1 1 1 2 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 3 1 2 2 3 2 3 3 3 3 1 2 3 2 2 1 2 2 3 3 2 2
3 100
2 2 3 4 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2· 3 3 3 2 2 2 121
2
2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 1 2 2 3 2 3 2 2 2 3 2 2 3 2 2 1 2 3 3 2 1 2 2 3 3 2 3 111
2
2 2 2 3 2 4 1 2 2 3 3 2 4 1 2 1 1 2 1 2 3 2 1 2 3 3 1 2 1 2 3 3 2 3 3 3 2 2 3 2 3 1 2 2 2 3 2 2 3
2 110
, 2 3 4 3 2 2 2 2 3 2 1 2 2 1 2 1 1 2 1 2 2 2 2 2 3 3 2 3 3 2 3 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2• 2 3 2 2 3 2
2 106
2 2 4, 3 2 2 1 2 3 1. 31 2 2 1 2 2 2 2 2· 2' 1 2 2 2, 3 1 4 1 3 "• 2 31 3 2 3 2 3 3 1 3• 3 3 i I ') 2 3 2 3 2 3 31 113
1 3 3 1 1 2 2 2 4 3 3 3 2 3 3 1 3 2 1 2 3 3 2 2 3
2 2 3 1 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 3 3 4 3 2 3 121
1 3 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 3 2 2 1 3 3 3 2 2 2 3 3 2 2 3 2 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 105
~ 1 3 3 3 1 1 1 2 1 2 2 1 1
1 1 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 3 2• 2 2 3 2 2 2 2 3 1 4 3 3 2 1 2 2 2 3 3 4 3 102
3 2 3 1 1 2 3 1 2 1 1 2 2 3 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 2 4 3 2 1 1 3 2 2 1 2 4 1 1 3 2 4 1 2 1 1 3 3 1 3 91
::: . 2 3 3 2 2 2 2 2 2 1 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 1 3 1 3 2 2 1 2 3 2 2 2 2 1 3 2 1 2 107
) 1 3 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 2 3 1 3 1 1 2 3 2 2 1 2 3 1 2 3 4 1 1 1 2 1 3 3 2 3 82
- 2 2 2 4 2 1 1 2 1 1 2 1 1 1 2 1 1 2 1 2 1 2 3 2 1 1 2 2 2 2 1 3 2 2 2 2 2 2 1 2 3 2 2 2 2 2 2 2 1 2 89
' 2 3 2 3 2 3 3 3 4 3 4 2 3 2 2 2 1 3 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 31 2 3 2 2 4 4 2 2 3 2 3 2 4 4 4 4 138
.'~:
SKORTRYOUT

A I •••••
21 21 1 1 2 3 2 2
a I 21 11 21 21 a! 41 H 21 al 21 al 21 21 41 al ti 21 11 al ti 11 1J 11 11 11 al 21 al al al 21 11 al 21 11 21 al al al 21 21 31 al 21 21 al 41 21 41 al 41 11 21 21 21 11 11 ti al 11 21 11 al 21 21 11 al 4
2
•••••••••••••••••
2 1 1 1 4 2 4 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 3 137
149
c I 21 11 21 21 21 21 21 21 al 31 21 21 21 21 21 21 21 21 21 al 21 21 21 21 2! 21 21 21 21 al 21 21 21 21 11 21 al 21 21 21 21 3f al al 21 al 41 21 41 al 41 11 21 al 21 11 11 11 al 11 21 11 al 21 21 11 al 2 147
o I al 21 11 31 at 31 31 31 31 31 al 2! 31 al 21 21 al 21 al 21 21 21 21 21 21 31 21 21 41 41 11 21 21 21 ti 11 al 21 21 al 11 41 ti 31 al al 11 ti 41 41 ti ti al 21 11 11 al ti 41 41 41 2J 41 11 1/ ti 21 a 160
'Eld2l2l1ld1l2IN1l1l2l1l1l1l2ld2l2l1l1l1l1l1l2ldN1!2l2l1l2l2l2l2l2l2l1ld1l2l2l1l1l2l1l2l2l2l1l2l2l2l1l2l1ld2l2l1l1l1ld2ld1l2IN1 157
F I 21 21 2l 21 21 21 2! 21 21 21 21 al al a! al 21 21 al al al al a! al al 21 21 21 al al 21 zl al al 21 2: 2! 21 21 21 21 al al 21 21 21 al 11 21 41 31 11 21 31 21 sJ 11 21 11 31 11 11 sl 21 21 21 21 21 2 155
G I 2\ ti 2\ 3\ 3\ 3\ 1\ 3\ 2\ 2\ 4\ 2! 2\ 2\ 3\ 2\ 11 21 2\ 21 41 1t 11 1t 1\ 3\ 2\ ~I 3\ 41 1\ 1\ 3\ 2\ 2\ 3\ 3\ 3\ 21 11 3\ 3\ 4\ 3\ 1\ 3\ 3\ 2\ 4\ 3\ 3\ 21 21 11 1\ 11 2\ 1\ 4\ 3\ 3\ 1\ 21 1\ 4\ 2\ 21 3 153
H I 21 11 21 21 11 31 11 21 31 2! 21 2! 21 21 21 11 1l 21 21 11 21 ii 11 11 21 21 21 21 11 4f 11 1i 11 11 11 11 31 21 21 21 21 21 21 21 21 31 31 2! 21 2! 31 21 3f 21 21 11 21 1/ 41 11 21 1! 2! 11 31 21 21 3 1?.8
I ld2121•1ddd213l3l31212111212l21211121212121212INdN1l•l•l•l•ld2l2IN•l2l2ld•l•l•l•ldd2IN212121111121212ldd2ld2ld2l•l21212 152
J I 21 11 11 11 11 ti 21 21 21 ti 21 11 11 11 21 11 11 ti 41 11 41 11 1i 11 11 3/ 11 11 21 41 ti 11 41 11 ti 11 sl 21 ti 1! 11 1 ! 21 21 11 3f 21 2! 21 31 21 11 2! 1! 11 ti 21 11 41 31 21 21 11 1! 21 11 21 1 113
K I 11 11 21 11 ,, 21 •I 21 •I •I 21 21 21 21 21 11 11 11 21 21 21 21 •I •I 21 21 21 21 21 •I 21 21 21 21 21 21 21 •I 21 21 21 21 21 •I •I 21 11 21 •I 21 11 ,, •I •I 11 11 ,, •I 2\ 21 21 •I 21 21 21 21 21 2 140
L : 21 21 11 21 21 21 21 sl :>.I 21 21 21 21 31 31 21 21 21 21 21 21 11 11 21 21 21 ~I 21 21 31 21 21 31 21 1J 21 31 21 21 21 sl 31 21 21 21 31 31 21 31 21 31 21 sl 21 21 21 21 21 sl 31 21 21 11 21 31 21 31 2 149
M I 2111 sf 31 31 31 21 21 31 3! 21 31 21 41 21 21 31 21 31 21 21 21 21 21 31 31 21 sl 31 21 21 21 21 21 21 21 31 21 sl sl 31 3f 31 sl 3J 31 21 21 41 31 21 21 21 21 11 11 11 21 JI 11 21 11 2! 21 3i 21 31 3 161
N I 21 21 31 21 21 31 11 21 31 21 21 21 21 31 21 21 21 21 21 11 21 21 11 11 21 21 21 31 21 31 3j 31 21 3f 21 21 21 21 21 2l 31 3! 21 21 21 21 31 21 3f 21 31 21 21 21 21 1! 21 21 41 21 21 21 21 11 31 21 21 3
o I 21 11 11 1l 21 21 11 21 21 3! 21 41 41 3! 11 11 11 11 1t 1l 1l 1l 1t 1l 21 21 11 11 1i 31 1l 21 21 1! 1t 11 21 21 1{ 2! 11 2( 21 21 11 2t 41 11 11 st 41 2t 21 11 4{ tl 11 1\ 3\ 41 21 2! 1t 1t 1l 21 11 2 "'
119
P I 11 21 21 21 21 21 21 21 21 31 21 21 21 3i 21 21 31 21 21 21 21 21 21 21 31 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 2! sl 21 21 sl 21 2J 21 21 21 21 21 21 2l 21 21 21 sl 21 21 31 2! 21 31 21 21 2! 21 21 21 21 21 2 144
o I 21 11 21 21 21 31 21 21 al 3! 21 31 21 41 21 21 21 21 21 11 21 21 21 11 :.ii 21 21 31 21 21 21 21 21 21 :d 21 31 21 31 21 31 21 21 21 21 sl 21 21 21 sl 21 21 31 21 21 21 21 2! 31 21 21 21 21 21 sl 21 31 3 ~51

R I 21 11 21 21 21 31 21 21 31 31 21 31 21 31 21 21 21 21 21 11 21 21 21 11 31 21 21 31 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 31 21 31 21 21 21 21 31 21 21 21 31 21 21 31 21 ?.I 21 21 21 31 21 21 21 21 21 31 21 31 3 149
s I 21 11 21 11 21 21 21 ti 21 21 21 11 21 sl 21 1J 21 11 21 21 21 11 11 11 21 21 21 21 11 21 11 11 ti 21 11 11 21 2i 21 21 3l 2! 21 21 11 21 2i 21 21 21 21 41 21 11 21 21 11 21 31 11 11 1! 21 21 21 41 21 2 122
T I 21 21 21 2i 21 21 21 21 21 21 21 ti 21 21 21 21 31 21 21 21 21 21 21 11 3J 21 31 21 21 31 21 21 21 21 21 21 31 21 21 3! 21 31 21 21 sl 21 sl 21 21 21st 21 sl 21 21 21 21 21 3f sl 21 2! 21 21 21 21 31 2 148
u I 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 2/ 31 21 2! 21 2i 21 21 11 21 21 21 2i 21 21 2i ii 3;! 21 ii 21 21 21 21 al 21 21 21 2! 21 21 2! 2! sl 31 21 21 21 31 21 sl 21 21 21 2! 21 31 21 21 21 21 21 21 21 21 2
,; I 3j 1j 21 2! :::l 21 2l :::: ~l 21 2i 21 21 31 21 21 21 21 21 21 21 21 11 2! 21 21 21 21 2i 41 21 21 11 21 11 11 21 21 21 31 21 21 21 21 21 21 21 31 21 21 21 21 21 21 11 11 21 11 41 21 21 11 21 11 31 21 21 2 "'
117
Wld212ld21212121112111212111212121212121212121212121212ld2l2l2l2l2ldd212l2l2l1l1l1!2l2l2l1ld2l1l1l2lddd2!2l2l1l1l2ld2l2l2!2ld2 147
''X i 2\ 2\ 2\ 3\ 2\ 2\ 2\ 2\ 21 21 2\ 2\ 2\ 3\ 2\ 21 2\ 2\ 2\ 2\ 2\ 2\ 2\ 2\ 21 31 2\ 2\ 2\ 3\ 2\ 2\ 2\ 2\ 2t 2\ 3\ 1\ 2\ 1\ 21 2\ 2\ 2\ 21 2\ 2\ 2\ 3\ 21 2\ 2\ 2\ 2\ 2\ 2\ 21 21 3\ 2\ 2\ 2\ 2\ 2\ 2\ 2\ 2\ 2 141
Y I 2J 21 21 21 21 31 21 31 sl 31 21 31 sJ 31 21 21 31 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 sl 31 sl 21 21 21 21 21 21 21 11 31 sl 21 21 21 21 21 3f 31 21 sl sl 31 21 sl 21 21 31 21 31 sl 31 3J 21 21 21 31 21 21 3 161
z1m211121mm21211121212121mm21211121u11u111121211121112121u111121212121212111u212111212121211121111121212121212111111111u1111112 161
AA I 21 21 ZI 21 21 21 21 21 31 31 21 3! 21 31 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 3! 21 21 21 21 31 :I 21 31 21 21 21 21 21 21 21 3! 31 21 21 21 21 21 21 31 31 21 21 31 21 21 21 3! 21 31 3! 31 1I 31 21 sl 21 21 2 151
AB I n 11 21 21 2! 21 21 31 31 21 21 21 21 31 21 21 31 21 :.::I 21 2! 21 11 21 21 21 21 31 21 31 21 21 21 21 21 21 11 21 21 21 2( 31 21 21 21 31 3( 21 4! 2( 3( 21 31 11 21 ti 21 21 3{ 2! 2! 21 21 2( 21 21 2( 2 144
.A.Cl 21 11 21 2111 21 11 21 21 21 21 21 21 31 21 21 21 11 2111 21 21 21 11 1! 21 21 2111 21 21 11 3! 21 11 1f 31 21 21 21 31 21 21 21 1f 2! 21 21 21 21 2! 21 21 :::·j 21 21 2/ 11 31 21 31 21 21 21 21 21 11 2 128
ADI 21 1l 111131 31 21 31 31 31 21 11 21 31 31 11 21 21 3121 sl 11 11 11 11 11 ?.f 21 21 11 11 11 31 21 11 11 31 ti 11 11 21 11 11 11 11 41 21 21 31 21 21 ti 31 11 11 11 21 11 21 21 21 11 21 11 21 1J 11 3
AE I 21 ?I 11 11 21 3f 21 1I 31 21 21 31 11 21 21 21 21 21 21 21 11 1I ti 21 1I 2! 21 2! 21 21 21 11 21 1! 1! 4! 3! 2! 2\ 1! 3! 2! 2! 2! 2! 2! 2! 2! 3j 2! 2! 21 31 21 21 21 sl 21 31 1I 11 i ! ~I 21 21 21 21 3 "'
134
AF I 2i 21 21 21 11 21 21 11 21 31 21 21 21 3f 21 21 21 21 31 31 31 31 31 11 21 21 :<:I 21 21 31 21 21 11 21 21 ti 3! 21 21 21 2( 31 21 1i 21 21 21 21 21 21 2{ 2! 31 2! 21 21 3{ 21 31 21 21 21 21 2! 31 21 21 2 144
i?#®I
SKORTRYOUT
SKALA MOTIVASI KERJA
;•,;.:>:;:::::
1 2 3 4 5 6 1 6 9 10 11 12 13 14 15 16 17 16 19 20 21 22 23 24 25 26 27 26 29 30 31 32 33 34 35 36 37 36 39 40 41 42 43 44 45 46 47 46 49 somm:crd
A 1 2 3 3 3 3 3 1 3 3 4 3 2 3 1 1 2 2 1 3 2 2 2 3 3 2 2 3 2 2 3 3 1 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 2 3 2 4 123
:B 2 4 2 2 3 2 2 4 3 2 3 2 3 3 4 4 3 2 2 2 4 4 2 1 3 2 4 3 3 1 4 3 4 3 2 3 3 2 2 3 2 3 33 2 2 4 3 2 3 137
~c 2 3 3 3 2 3 2 3 4 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 4 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 22 3 3 2 2 2 3 135
D 2 3 2 2 2 1 1 3 2 3 1 3 3 3 1 3 1 1 2 1 2 3 2 1 2 3 1 4 2 3 3 3 1 3 1 4 1 2 1 2 1 2 24 1 3 2 3 3 1 106
E 3 3 3 1 4 1 1 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 2 3 3 3 3 2 1 4 4 2 2 4 3 4 3 4 1 1 3 4 1 1 4 1 3 12 1 3 4 3 1 4 137
F 3 2 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 2 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 33 3 2 3 3 3 3 140
G 2 3 3 2 3 2 2 2 4 4 3 3 4 3 2 3 3 3 2 2 3 3 2 2 3 1 1 3 4 3 4 3 2 1 1 3 3 2 2 2 1 1 13 1 2 4 3 2 3 124
H 2 3 3 2 3 2 2 2 4 4 3 3 4 3 2 3 3 3 2 2 3 3 2 1 3 1 1 3 4 2 4 3 2 1 1 3 3 2 2 2 1 1 13 1 2 4 3 2 3 122
I 3 4 3 3 4 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 4 2 3 3 2 3 4 2 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 1 3 3 4 3 4 3 1 4 13 3 1 4 4 1 3 155
J 1 3 3 3 2 2 2 2 3 4 3 3 1 2 2 3 2 3 1 2 2 3 2 3 2 3 3 2 3 2 3 2 2 3 2 3 3 3 2 2 2 3 22 2 3 3 3 3 3 123
K 3 3 2 3 3 3 3 2 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 2 3 32 3 3 3 3 3 2 137
L 3 4 2 3 4 3 3 3 4 3 4 4 3 3 4 3 4 3 3 1 4 4 2 4 4 3 4 3 3 2 4 3 4 3 3 2 4 3 3 4 1 3 1 3 3 1 4 4 2 4 156
M 2 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 2 1 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 2 2 131
N 2 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 2 3 2 3 3 131
0 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 138
p 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 2 3 3 •• 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 135
Q 3 3 2 2 3 2 2 2 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 4 2 2 2 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 133
R 2 3 2 2 3 2 3 2 3 4 2 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 2 4 3 2 3 3 3 2 2 3 2 2 2 3 2 3 2 4 2 3 3 3 2 2 133
s 2 1 3 2 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 2 3 2 1 2 2 3 1 2 4 3 3 4 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 31 4 3 2 3 3 2 4 139
T 2 3 3 4 3 2 1 1 4 3 3 4 3 3 2 4 3 2 2 2 3 3 2 2 3 4 4 4 4 4 4 3 2 4 4 3 4 4 2 4 2 4 4 4 4 1 3 4 2 3 152
u 2 4 3 3 3 3 2 2 4 3 3 4 2 3 3 3 3 2 2 3 4 4 3 2 3 3 2 3 4 3 4 3 3 2 3 3 2 3 3 2 2 3 2 3 '.3 2 3 3 2 3 142
v 2 3 2 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 2 3 2 2 3 3 1 2 3 3 1 3 3 3 4 3 3 2 3 3 2 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 137
w 2 4 1 2 3 2 2 2 3 3 4 3 2 3 2 4 3 2 2 3 3 4 2 2 3 3 2 3 3 2 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 3 3 2 3 2 3 3 4 130
x 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 4 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 1 2 3 3 2 3 3 2 3 2 3 2 2 2 3 2 4 139
y 2 3 2 2 3 2 2 3 3 2 4 4 2 3 2 3 3 2 2 3 3 3 2 1 3 2 4 31 3 2 2 3 2 3 2 3 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3 3 2 4 127
z 1 1 2 1 1 1 1 4 3 3 1 1 3 1 4 3 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 4 1 4 2 1 3 1 1 1 2 1 2 2 21 1 2 1 2 3 1 86
!p._A_ 2 3 2 3 3 2 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 2 3 2 3• 3 3 2 3 3 3 3 2 3 1 3 3 31 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 2 2 3 3 2 3 3 137
'AB 2 3 3 3 3 3 3 3 4 2 4 4 3 3 4 3 2 3 2 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 1 4 3 4 4 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 2 3 3 3 4 149
AC 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 142
AD 1 4 ~ 1 ?. 1 3 3 3 3 2 4 3 3 1 4 3 3 1 3 1 4 1 1 2 4 1 3 2 2 4 3 1 2 1 3 1 1 1 1 2 3 2 3 1 3 .; 3 4 2 117
Af 2 3 2 3 3 3 3 2 4 ? 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 136
AF 1 3 1 3 2 2 2 4 3 4 3 3 4 2 2 3 2 2 1 3 2 3 2 1 2 3 1 1 2 4 3 2 2 2 2 4 2 3 2 2 2 4 3 1 2 3 3 3 2 3 121
@:?.$~
,g:j: .:::t::;;.. ::?$ :;: ~!~ :·~ ::;s. .i:~}i:i ' ::t ~ ::::a: :::f'$: :::tf' : :~1Z :fi~ ~:44 t;:s: )~ ,,~::::;,:,.-,::;·,~,~-',,::..·,:·.'.~'"'4.:,...·:~f~, ,g..~;il,: :~g<il.;:g·~ g· :~ =~wg·.:g: : g~ H.g_~: !zs.4 '~'i<..u!i~ :.il:~! l:~}gaz#·.~:;:~(l·:
:::#:'!!:: .#. ..¥: ·
lULGOFUR 1 1 1 2 2 2 1 2 2 2 1 3 1 2 1 2 1 1 2 2 2 3 2 2 2 3 1 4 2 1 2 2 1 59 Rendah 1 1 2 1 1 2
'AN 2 2 1 2 1 2 1 1 3 3 2 3 3 1 1 2 3 3 3 3 2 2 2 1 2 2 2 3 2 2 3 1 2 68Setlang 2 1 1 1 1 2
NFALES 2 1 1 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 4 2 2 2 1 3 68 Sedang 1 1 1 1 1 2
; RISYADl 2 2 1 2 3 2 3 3 2 1 1 3 1 2 2 4 2 2 2 2 2 3 2 1 2 3 1 3 2 2 2 2 2 69 Sedang 1 1 2 1 1 2
• F. 2 2 2 1 2 1 1 2 4 1 1 3 1 1 1 1 1 2 1 3 1 1 1 2 3 1 1 2 1 1 1 1 1 50 Rendah 1 1 1 1 2 2
:UMA !RAWAT! 2 1 1 1 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 1 1 1 1 42 Re-ndah 2 1 2 3 2 2
'NIYATI 1 4 4 1 1 1 1 1 4 1 1 3 1 2 2 1 1 2 2 1 3 3 3 2 2 1 1 3 1 2 3 3 3 65 Rendah 2 1 1 3 2 2
UKlJSRIN! 2 4 1 1 2 1 2 2 2 2 1 2 1 2 1 1 1 1 2 3 2 2 2 2 2 3 1 3 1 1 2 3 2 60 Rendah 3 1 1 3 2 2
<AF.P 2 2 2 2 2 2 3 2 2 1 2 3 1 3 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 70Se<fang 1 2 2 1 2 2
G;SEN! 3 1 2 2 2 2 3 3 2 2 1 4 1 2 1 2 2 2 3 2 2 4 2 2 3 2 1 4 2: ? 1 2 2 71Sedcing :1 ~ 1 2 2 2
\AFRIANIE 2 4 i 2 1 1 1 1 3 1 1 2 1 4 1 1 1 2 3 4 1 1 2 2 1 3 1 2 1 2 3 3 2 61 Rendah 1 1 1 1 2 2
ITA KRESNA 2 2 1 2 2 2 4 2 3 1 2 2 1 2 1 2 2 2 3 3 2 3 3 2 2 2 1 3 2 2 2 2 2 69 Sedang 1 1 2 1 2 2
.LfYATUL KHORIYAH 2 2 1 1 2 2 2 2 3 2 2 3 2 1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 1 2 2 2 4 1 2 2 2 2 66 Sedang 2 1 1 2 2 2
! 2 2 1 2 2 1 i 1 3 2 2 2 1 2 1 3 2 2 2 3 1 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 64Rendah 1 1 2 1 2 2
NASEPTRININGSIH 2 2 2 1 2 1 2 2 3 4 1 3 1 1 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 1 3 1 2 2 1 2 65 Rendah 1 1 1 1 2 2
SAROH 2 3 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 3 21 2 2 2 2 72 Sed::ing 2 1 2 2 2 1
JARIYANTI 2 2 1 3 2 1 1 1 4 1 3 3 3 3 3 1 2 2 3 4 2 2 2 2 2 3 2 4 2 3 3 3 2 77Sedang 3 3 2 3 2 1
AWATi 2 1 1 1 2 2 1 2 3 1 1 2 1 2 1 1 2 2 1 4 3 4 2 2 1 1 2 4 1 2 2 2 1 60 Rendah 2 1 2 3 2 1
~- 3 3 1 1 1 1 3 1 3 1 1 2 1 1 1 1 1 2 3 2 2 3 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 62Rendah 1 1 2 1 2 1
~!ANDRIAN! 3 2 1 3 1 1 3 1 4 i ? 2 2 2 1 2 2 2 3 4 2 2 2 2 2 3 1 2 , 2 2 2 2 67 Sedang , 1 2 1 2 1
liARTI 2 4 4 2 3 1 2 3 2 3 2 3 3 3:: 2 3 3 3 3 3 '1 2 3 3 2 2 3 2 3 2 3 3 88Sedang 1 1 2 1 2 1
tY SARAH 3 3 21 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 3 3 2 3 3 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 51 Sedang 1 1 2 1 2 1
;"o,NTI 2 2 1 2 2 2 2 1 3 2 2 3 1 1 1 1 1 2 3 2 2 2 3 2 2 3 1 3 1 2 3 2 1 63Rentiah 1 1 2 1 2 1
RY 3 4 1 2 3 2 3 3 1 1 1 2 1 1 , 4 1 2 2 3 3 4 3 2 2 2 1 2 1 21 1 3 4 71 Sedang 2 1 1 1 2 1
AUSAAPR!NA 2 4 2 2 3 2 3 1 3 1 1 3 1 2 1 2 2 1 1 4 1 3 1 2 2' 2 1 3 1 1 2 2 21 64 Rendah 2 1 1 1 2 1
t..WAT! 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 3 2 3 2 2 3 2 2 75Seda!'!g 1 1 1 1 2 1
2 1 1 1 2 2 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 3 45Rendah 2 1 2 2 2 1
IAWATI 4 2 1 1 2 2 2 1 4 1 2 2 2 2 I 1 2 2 3 3 2 3 3 2 2 3 2 3 2 3 3 2 2 72 Sedang 1 1 2 1 2 1
3 2 1 2 3 1 3 3 3 1 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 2 1 2 3 2 3 2 2 3 2 2 74 Sedang 1 1 1 1 2 1
11.NGGRA!N! 2 2 2 3 2 2 1 3 2 2 3 3 2 1 1 2 31 2 3 3 3 1 2 2 2 3 2 3 2 2 2 1 2 71 Sedang 1 1 1 1 2 4
i!H 3 2 2 2 3 2 2 1 3 1 2 3 1 2 1 1 2 2 3 3 2 2 2 1 1 3 2 2 1 2 2 2 2 65Rendah 1 1 2 1 2 4
\!OAH 2 1 1 2 2 2 2 1 4 1 1 2 1 2 1 1 1 2 2 1 1 4 3 2 2 1 1 1 2 1 1 2 1 54Rendah 3 1 2 2 2 4
0 WAHY'JDI 2 2 1 2 1 1 1 1 4. 1 1 ?, 1 3 1 2 2 2 3 2 2 2 2 ~ 2 S 1 3 2 3 2 2 2 62 Rendah 1 1 2 1 1 4
1 1 2 2 1 3 3 1 3 2 2 2 2 2 2 1 2 2 3 2 2 3 2 2 3 3 2 3 2 2! 3 2 2 70 Seciang 1 1 1 1 2 4
1RS!H 2 1 2 1 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 1 2 2 3 2 2 3 2 2 3 3 2 3 2 2 3 2 2 70Sedang 2 1 2 2 2 4
~ 2 1 1 3 2 1 3 2 2 1 2 2 1 1 1 1 1 2 1 3 1 2 2 2 2 2 1 4 1 2 2 1 3 SBRendah 1 1 2 1 2 4
A 3 1 2 2 ~ 2 2 2 3 2 2 ;: 1 3 2 1 2 2 3 :;, 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 s 2 2 72 sooang 2 ~ 11 3 2 4
2 4 1 2 2 2 2 2 2 1 3 3 2 3 2 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 75Sed:ang 1 1 2 1 2 4
\ 2 4 2 1 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 2 1 2 2 3 2 2 2 3 3 3 2 2 3 2 2 2 2 3 795edang 3 1 2 3 2 4
2 3 1 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 3 2 2 2 2 3 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 72Sedang 2 1 1 2 2 4
NOYJANTI 2 2 1 2 2 2 2 3 2 1 2 3 2 2 2 2 2 2 3 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 69Sedang 1 1 1 1 2 4
I NURYANTI 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 72 Sedang 3 1 1 2 2 4
~T 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 3 2 2 2 2 3 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 73Sedang 1 1 1 1 2 4
2 2 1 2 2 2 2 1 3 2 3 3 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2; 2 3 2 3 2 2 3 2 2 71Sedang 1 1 2 1 2 3
YAITTJ 2 21 1 3 2 2 2 2 2 1. 21 3 2 2 1 2 2 :;:. 2 3 2 2 2 :;:. 2 2 2 2 2 2 2 2 2 67 sedang 1 1 1 2 2 3
!ONITA 1 1 2 2 2 2 2 1 3 1 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 1 3 3 2 2 3 1 3 1 2 2 2 2 61 Sedang 2 1 2 2 2 3
S81AWATI 3 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 3 2 3 2 3 3 2 3 79 Sedang 2 1 2 2 2 3
MADDAN!J. 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 1 2 2 3 2 3 2 2 2 2 1 4 1 2 2 2 2 70 Sedang 2 1 1 1 1 3
MAD FAISAL 1 4 1 2 2 2 1 2 2 1 2 3 1 2 1 2 1 2 3 3 1 2 2 2 1 3 2 3 2 2 2 1 2 63 Rendah 2 3 1 2 1 3
3 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 3 1 2 1 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 1 3 2 2 3 3 2 70 Sedang 1 2 2 1 2 3
OM 2 2 1 2 3 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 3 4 2 3 2 2 2 3 1 3 1 2 3 2 2 68 Sedang 1 3 2 1 2 3
AD FARID 3 2 2 2 3 4 4 3 1 3 3 3 3 2 1 2 3 2 3 2 1 4 2 3 ? 3 2 3 2 2 3 2 3 83 Sedang 2 1 2 2 1 3
EL 2 1 1 3 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 3 3 3 2 4 2 2 2 3 2 4 2 2 2 1 2 75 Sedang: 1 3 2 1 2 5
KERTIR. 3 1 1 2 2 2 2 1 3 1 1 2 1 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 1 1 2 1 2 1 2 2 2 2 55 Rendah 4 1 1 2 2 5

.,
MYJK 2
2
3
2
1
2
2
2
3
2
3
2
4
2
2
2
3
2
1
2
1
2
1
3
1
2
2
2
1
2
1
2
1
2
1
3
1
3
2
3
2
3
3
3
3
3
2
2
2
2
?.' 1 1 2
2
3
1
2
2
3
1
2
,
2
2
1 2
2 2
2
2
81 Rendah
75 Sedang
3
4
1
1
1
1
'
'2
1
2
5
5
5
4.H TRIANINGSIH 2 1 1 3 3 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 3 1 3 1 4 1 2 1 3 56 Rendafi 2 2 2 2
ANTI 2 1 1
1 1
2 3 2 2 1 3 1 2 3 1 2 ' 1 2 1 2 1 1 2 3 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 63 Rendah 1 1 2 1 2 5
or 2 3 3 3 2 2 3 2 2 2 2 3 1 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 3 3 2 3 2 2 81 Sedang 1 1 2 1 2 5
AWATI 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 69 Sedang 2 1 2 2 2 5
I/AN DARWANTO 3 3 1 2 2 2 2 3 2 2 1 4 1 3 2 2 3 2 3 3 2 3 3 2 2 2 2 3 1 2 3 2 2 75 Sedang 1 3 2 1 1 5
'NTI 2 4 1 2 2 2 2 1 2 1 2 3 1 3 1 2 2 2 3 2 2 3 2 2 , 3 1 3 1 2 2 2 2 66 Sedang 3 1 2 3 2 5
A.IN! 1 3 1 3 1 2 2 1 2 3 1 1 69 Sedang 1 1 2 1 2 5
SIJSTRIA
3
2 2
1
1 2
3
2
3
2
4
1
1
2
' 3
2
1
1
1
2
2 1
2
1
1
1
1
1
2
2
3
2
'3, 3
3
3
2 3 3
1
2
1
2
3
L 1 3 1 2 2 1 2 61 Rendah 1 1 2 1 2 5
·,~}!':J-tm'iijj:fi}:{:::~·,;,_z.·.·,·.-:.·· ' 139 140 95 12'l 136 121 136 119 170 102 113 166 98 129 96 111 115 128 1611171 131 171 136 119 124 153 102 ·,34 105 125 140 124 132 :'?::~it
•gJ· MZ "!'Ml. ' •.• :!····~· :•Hi!. no tH }1? )$;; H4 •Al>. }}$ ii11: •i'.®l ;;;t;,f ••®Milt ;;$;1 \$$ !:~' {\$5 1
322 2222222222 122 233131 711Sedana
't!?lB I 21 21 3f 11 3f 3f 21 21 3f H-11 11 21 11 21 21 21 fl 11 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 2T 21 21-2 671Rendah
%slc 1 21 31 21 21 3f 41 41 41 21 n-11 21 Tl 11 21 21 21 41 11 n 21 11 21 21 21 21 21 3f 11 ii 21 :ff 11 21-3 721Sedana
ff.i.\!lti- I 21 21 21-11 21 21 21 21 21 21 -21 11 Tl 21 21 31 21 21 21 21 21 11 21 21 21 21 21 21 21 21 21 2l 21 31-3 69fRendah
r•s1E'- 1 n 11 n-21 11 21 11 11 21 n-11 11 n 11 11 11 11 11 11 21 11 11 11 11 11 11 11 11 21 11 31 n 11 21 -1 431Rendah
•t•SlF I 11 11 11 11 21 31 11 1r 11 fl ·11 11 fl 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 21 21 11 21 11 21 11 11 41 11 21 ·1 4SIRendah
t'l:lG I 31 1i 11 31 31 21 11 21 21 2111 11 21 21 11 21 21 21 21 11 21 21 21 21 11 21 11 11 11 11 21 11 11 21 1 581Reodah
lT!lJH I 41 11 n-11 3121 11 21 21 21 11 21 11 1131112121 2!2r 21 Tl21 2121 112r21 21 2! 11 21 11 11 1 SOlRendah
t l$ll I 21 31 21-21 3131- 21 21 21 21 21 21 11 21 31 312121 21-11 21 T11 I 3131 31 2121 ff11 21 21 21 312 731Sedang
:;~pir 1 11 11 2r21 3121 21 11 21 11 11 11 11 11 21 zr212: 21 1r 21 21-21 n-21 21 zr 41 1121 21 ·21 21 21-2 621Rendah
!@Il1C I Tf 11 1121 1121 211T 21 21 11 11 21 21 21 212111 ff1r fl T11I 2111 112121 fl-11 1111 21 21-2 51 IRendah
@!:ZlL I 31 21 31 21 21 21 31 21 21 1\21 ii 11 11 21 21 21 21 11 11 21 11 11 21 21 21 11 31 11 21 21 21 21 21 2 64\Rendah
'1\\lM- l3T 21 21-21 2121 :11----zi-31 21 11 21 11 11 21 21~1 212r 212121 2121 212121 2121 21 zr 21 3T-3 721Sedaml
$l~lN- I 3T 21 21-21 3121 3121 212121 11 21 21 21 213121 ·-2T11 21 n-21 2121 212131 2111 11 Tl- 31 31--2 71 ISedana
A~lO I 3i 21 21 21 31 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 11 21 11 21 21 21 21 1 i 21 21 11 21 21 21 21 2 6BIRendah
@$lP·- I 21 21 21 21 31 21 21 21-21 2121 2T21 21212\-2121 212r2\212I ~121 21 21-21 21 21 21 21 21 21 2 71 \Sedang
Mi\lO I 21 21 31 11 31 21 31 4131 fl31 41 11 31 2121 3121 2141311111 2131 31. 21 21 31 11 21 21 31 21 2 821Sedang
@llR I 31 11 11 21 31 11 11 11 41 11 ·11 11 Tl 21 21-31 21 21 21 lT 21 Tl11 2121 21 fl. 3f 11 11 31 31 11 31 3 64IRendah
•:;~~ls I 31 21 21 31 31 21 21 1i 21 11 11 11 ff 11 1f ·21 31 31 21 1T 21 1121 31 21 31 21 41 21 11 21 31 21 21 3 711Sedang
<2lllt- r·21 21 2r·21 31 31 21-2121 21 3f 21 11 21 21 21 21 11 21 21- 21 11 -21 21 31 31 21 41 31 11 21 31 21 21 3 78\Sedanq
i:l!l!G- I 31 11 31 3f 31 31 21 2T3f 2121 2T2\ 21 21-21 21 41 11 21·21 111! 21 41 41 31 41 21 11 41 41 11 11 2 821Sedang
•:z!lV- I 31 21 31 21 3f 31 31 2r-21 2131 3131 21 21-31 21---zl 21212121213121 3131-31 21 2i 31 21 21 31 3 86IS&d::111a
:::12iw 1 2r 21 21 21 21 21 31 21-21 sr:i1 31-3f 31 21-21 3131 213121-·2121213T 312r41 21 n
11 zr 21 21 2 81 ISedang
\~41X 131 :2T3\31 21 21 21 21 11 2121 1\ Tl 11 11 21 11 31 11 1\ 21 2131 2141 31 H- 41 11 fl 31 21 11 41 2 71 \Sedana
;:~jy 13\ 21 21-11 3f 21 2f 11. 11 2f 11 11 ff 11 21 21 21 fl 11 11- 1f 1111 :212T 21 21-21 21 1f 21 21. 11 31 2 5BIRendah
:;;ll;jZ I 3[ 21 21 21 31 31 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 31 31 21 21 21 :21-21 21 21 31 31 31 31 21 21 21 21 21 2 79fSedana
•'21ilAA I 3f 11 11 11 2f 1! 11 11 11 11 11 11 fl 11 11 11 11 21 11 11 11 11 11 11 ii 11 11 21 11 1! 21 11 1i 21 2 431Rendah
1':il$lAB I 31 21 11 21 31 31 21 11 11 11 21 21 21 3\ 21 21 21 2\ 21 21 21 21 21 21 31 21 31 3\ 31 21 21 21 21 21 2 74\Sedarm
'f~JAc I 3f 11 21-·21 31 -21 2! zi-21 2121 -IT1T 21-2121 21---zl 212\ 21 11 21 21 31 3f 21 3f 21 21 21 11 21 31 3 72iSedang
•~lAti I 4T 31 31 31 31 31 31 2r 31 2121 :fl21 21 . 3121 3! 3l 21 zr- 21 2121 ·3131 31 -3141 21 -21 21 21 21 31 3 90ISedana
W>HAE I 31 31 2! 2! 31 21 21 21 21 21 11 21 11 11 21 21 31 21 31 31 31 21 21 21 31 3i 2i 31 2i 21 21 21 11 31 2 771Sedang
ll'J2lAF I ;ff ii 11 21 21 31 41 11 11 ff-ii 1f1T 11 21 11 11 1f 11 21 1! ff1! 1!3! 2! fl ·11 11 fl 2 "!! ~ 1l 1 49lfl.end.ah
:•;,l;)iAG I 3f 21 21 21 21 31 21 21 3f 21 ii 2f 2T 21 31 21 21 21 21 21-- 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 2 21 2 21 2 74IS-9dana
::~lAH I 31 21 21 21 31 3f 3i 21 21 21 11 21 2! 11 31 2f 31 21 21 21 21 21 21 31 31 21 21 21 21 21 2 21 2 31 3 78!Sedang
®lAI I 31 21 2f 21 31 31 31 21 21 21 11 21 21 11 31 2f 31 21 21 21 21 21 :21 31 31 21 21 21 21 21 2 21 ? 31 3 781Sedano
'i$lAJ I 21 21 11 21 21 21 11 11 21 11 21 11 1! 11 21 21 21 11 11 11 21 11 11 21 3! 21 11 21 11 2! 1 21 2 21 2 561Rendah
mlAk I 3T 2! 21 21 21 21 11 21 -31 21-21 212-i- 11 31-31 2r·21 21 21-21 2121 2T3T 31 ·:n-21 2! ii 2 21 2 21 3
;J!iAL
•i•OO1AM
:2 2 2 2
1 3 1 2 1 31 2 1
21 21 2 2 2 2 2 2 ff 2 21 =11 2 2 2 2- 2
31 2f 2 1 2 1 2 1 2 1 21 2 1 1 21 21 21 211 21 2,1 2 1 21 1 1 2 3
:1r2i 1 ~ -rr 2 21 -2 2 2 2 21 2 21 2
2 1 2 21 21 11 2 t i 312
761Sed<:lna
70 Sedan
70 Sedana
'.i#lllAtr I -31 21 21-21 3f 21 21 2121 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 31 31 21 21 21 21 2 21 2 21 2 74\Sedang
?UA6 I 2T 21 31 21 21 :21 21 2r-21 2121 2121 21 2121 2121 21 :2121 21212121 21 2131 21 21 2 21 2 21 2 72lSedang
lialAP I 31 21 21 21 31 31 31 21 31 21 21 21 21 21 2] 21 31 31 21 21-21 2121 3121 21 21 31 21 31 3 21 2 31 2 821Sedano
iiSlAO I 31 31 21 21 31 21 21 21 21 31 31 31 3\ 31 21 31 21 3f 21 3f 3! 21 21 21 31 31 31 21 21 21 3 31 3 31 3 90!Sedang
!4!1AR I 21 21 21 21 31 31 31 21 2) 21 2! 21 21 21 31 21 21 21 21 2! 2) >.I 21 21 31 3! 21 3\ 21 21 3 31 2 3) 2 80\Sedano
ilSlAs I 2T 21 21 21 31 21 21 21-31 21 21 21 1 I 21 21 21 31 21 21 21 21 21 :11 21 21 31 21 41 1I 21 2 21 2 21 2 741Sedang
{i1$jAt I 21 21 21 11 21 2l 21 21 21 1! 11 21 ir 11 ff-21 21 fl 21 11 21 11 11 2i ii 21 11-21 2l11 31-21- 21 21 11 59IRendah
Vii\t!AU I :ll 11 11 -31 31 -zi 11 H-21 21 21 11 ff 11 11-21 21 21 11 11 -21 11 11 11 31 11 11-31 ff11 il--2T 11 21 11 571Rendah
!jij]Ali 1 31 11 fl 21 31 21 31 21 . 21 21 21 11 n 21 11 -21 21 21 21 11 11 11 41 21 31 21 21-31 21---zl 1131 21 21 21 691Rendah
~lAllV I 21 21 21 11 21 :ll 21 21·21 21 31 31 3111 21 -21 21 21 21 21 21 21 11 21 21 31 21-21 2121 212121 31-21 731Sedano
$lAX I 21 21 21 21 31 21 21 21 21 21 fl 21 11 11 21 21 21 fl 21 21 21 21 11 21 21 21 21 31 21 Tl 312111 31-21 671Rendah
il!llAY I 31 21 21 21 31 21 21 21 21 21 21 21 11 21 21 21 21 11 21 21 21 11 11 11 31 21 11 31 21 fl 21 1121 2111 651Rendah
!S21A2. I 31 31 21 31 31 21 11 21 21 11 11 11 11 11 31 21 31 21 21 21 21 11 21 21 21 21 11 31 21 21 21 :ir 21 fl 11 681Rendah
i!ll\\ljBA
ii;iss
I 31
3
31 31 21 31 21 21 21 31 21 21 1 1 2 3 4 4 2 2 1 2
3 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
1 21 2 2 3 3 3 2 1 2 3 2 2 ·2
2 2 21 2 3. 2 3 2 2 2 2 2 2 2
79 Sedan
76 Sedano
W&\lBC I 21 11 11 21 21 fl 11 21 11 11 21 31 21 21 11 21 21 21 11 11 2i 21 11 21 11 31 21 21 21 11 11 21 21 21 21 591Rendah
)$!BO I 31 21 21 11 21 · 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 2) 21 21 21 21 31 31 31 21 21 31 21 21 21 21 21 21 741Sedano
$CJBE T2f 21 41 1J 31 21 2! 1J :ll-----:?f4r~ 31 31 21 3J 41 1[--ir-31 1]--11 21 3]- 21 21-31 1J 11 21 iJ-21 41 21 761Sedang
,:i;ttlBF ·-12r 21 31 21 31 3J 31 21 212T41 21 21 21 21 21 31 31 ii 2r 21 2r21 21 31- 21 21-31 2! 21 21 21 21 31 21 s11sectang
!$JBG T3f3J 31 21 21 31 31 21 312T212T1T-31 31 31 31 21 21 21-21 21-21 31 31 31 31 -21 21 21 21 31 21 31 31 86ISedana
®lBH I 21 21 :ll -21 31 21 21 31 21 21 21 21 3121 21 21 21 21 11 21 21 2121 21 2T 31 21-21 21 31 21 11 21 21 21 741Sedang
#MIBI l 3 f 21 2! 21 31 31 21 11 212f2121 21 11 21 2!2T21 21--ir21 11 21 21 ii 21 :ir-21 21 21 3J 21 21 31 21 73JS~dang
#l2JBJ T3f212111 31 212111-212111·211121 21 11 21 21 ff-1121 ff11 11 :lT 11 11-21 11 21 21 21 21 21 21 solRendah
'E\alBK 1---:il fl3121-3T3T 211-i-21 :2121 11----n-21--z111 21 21 111121 1121 21 :lT 21 11-31 21 21 31 21 21 11 21 67iRentiah
\J;.4fBL 1-21 11 ~21 2121 21 2r21 H21 1T21212T212121 21-1121 1r21 21 21 21 21--31 21 21 21 31 21 31 21 selRendah
'!t@!Mi1f d164 l121 I132J123I1ss l149I134l111I13s l113J11e111211021110l130j1301140 I133I111 I1osI12sl ssl1os I130l1s3I146I122I1S3111s1104J1 :l4l134111 sj150h32 I 'f~;1
·'.. \$.
41 105ISedano
B I 11 31 31 31 21 31 31 31 31 31 11 21 31 31 31 31 21 41 21 31 31 31 31 31 21 11 31 21 21 31 11 31 3! 21 11 BBISedano
C I 11 31 31 31 31 31 41 31 31 21 31 31 31 31 31 31 21 11 21 31 31 31 21 31 31 31 21 21 21 11 31 21 3i 21 31 911Sedana
D I 31 31 31 31 21 21 31 21 21 31 31 21 31 31 21 31 21 31 31 31 31 31 21 31 31 31 41 31 31 41 21 31 41 31 31 99ISedana
E I 31 41 41 41 41 41 41 31 41 31 31 31 31 31 41 41 21 41 31 31 41 41 11 31 11 31 31 31 31 41 21 21 31 31 31 111 ITinoai
F I 21 4i 41 41 21 31 41 41 41 41 21 31 41 31 31 41 21 41 31 41 31 31 21 31 21 31 21 21 21 21 31 21 41 31 31 106ITinaai
G I 21 41 41 41 11 41 41 41 41 3i 31 31 41 41 41 41 21 41 41 41 41 41 41 11 41 31 41 41 41 41 41 21 21 41 41 1221Tinoai
H I 11 31 41 41 31 41 31 41 31 31 31 21 31 41 41 31 31 41 41 41 4i 41 4i 21 21 11 41 41 41 41 31 21 21 31 31 112ITinaoi
I I 3\ 3\ 3\ 2\ 2\ 3\ 4\ 3\ 31 3\ 3\ 3\ 3\ 3\ 3\ 4\ 11 1\ 3\ 3\ 11 4\ 41 31 4\ 3\ 41 3\ 3\ 3\ 3\ 3\ 3\ 4\ 4\ 105\Sedana
J I 31 21 31 31 31 41 41 31 41 31 41 21 41 11 41 41 31 41 31 41 41 41 41 21 41 41 41 41 41 41 31 11 3! 41 41 11BITinoai
K I 31 41 41 41 31 31 31 31 31 31 41 31 41 31 41 31 31 21 41 41 21 41 41 21 41 41 41 31 41 41 31 21 31 31 31 1161Tinaai
L I 31 31 31 41 31 21 31 31 31 21 31 21 21 31 31 31 21 31 31 31 31 31 31 31 31 31 21 31 31 21 31 31 31 31 21 98ISedang
M I 2! 31 31 31 31 31 31 31 31 21 31 31 31 31 31 3! 31 31 31 31 31 31 31 31 3! 21 31 31 21 21 31 21 21 21 31 97ISeding
N
!O
I 31
3
31
3
31
3
31
3
31
3
31 31
2 3
31 31
3 2
31
3
31
2
21- 3
2 2,
3
3
3
3
4
3
3
3
2
3
3
3
3
3

3
3
3
3 2 3
3 2 2
3
3
3
3
31
3
3
3
2
3
3
3
2
2
21 2
3 3
3
2
98 Sedan
96 Sedang
ip I 21 31 3i 21 21 21 31 31 31 31 21 31 31 31 31 31 21 21 31 21 21 31 21 31 21 21 21 21 21 31 2i 21 31 31 31 8BISedang
Q I 31 31 31 31 31 2131 3131 ~T31 213f 3131312121~21 -214r 2T2131 2! 3] 3121 11 31- 31 3]-31 31- 931Sedang
R I 41 31 31 31 1! 21 31 1I 31 31 41 31 31 41 31 41 21 41 41 41 41 31 21 31 21 21 21 21 41 31 21 21 21 41 31 101 ISedang
s I 21 31 31 21 11 31 31 41 41 21 31 31 31 31 31 41 21 31 31 31 31 31 31 31 21 31 31 21 31 31 31 21 21 31 31 9BISedang
T I 21 31 31 21 1I 31 31 41 41 21 31 31 31 31 31 4i 21 31 31 31 31 31 31 31 21 31 3! 21 31 31 31 21 21 31 31 98ISedang
U I 21 31 31 31 21 31 41 31 31 1i 31 41 31 21 21 21 41 21 41 41 41 31 21 11 41 41 21 11 31 31 41 11 11 41 21 96ISedang
V I 31 31 31 31 21 21 31 31 31 31 21 21 21 31 31 31 2i 2i 31 21 21 31 31 3i 21 21 21 3i 3i 3i 31 31 21 31 31 921Sedang
W I 21 21 31 41 21 31 41 21 21 21 31 21 21 21 21 2i 2i 31 31 31 31 31 31 21 21 31 21 11 31 31 31 21 31 31 21 BBISedana
X I 21 31 41 31 21 31 41 31 3! 11 41 31 41 31 31 21 11 31 41 21 31 11 31 31 21 31 31 41 41 41 31 21 41 31 31 102ISedana
Y I 11 31 31 31 21 21 41 31 41 21 4! 11 31 21 41 41 11 21 31 31 31 31 31 31 11 31 31 21 21 31 31 31 21 41 41 96ISedano
Z I 31 31 31 31 31 31 31 31 3i 31 31 21 31 31 31 31 21 31 31 21 21 31 21 31 31 31 31 31 31 31 31 21 31 31 31 991Sedana
AA I 4! 31 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 11 41 31 41 41 41 41 41 41 31 11 41 41 41 131 ITinoai
AB I 11 21 21 31 21 3/ 31 31 3/ 3/ 11 21 21 31 21 21 21 31 3/ 21 21 21 21 31 11 3/ 31 3! 21 21 31 21 21 31 41 841Sedano
AC I 21 21 31 11 21 21 3/ 31 21 31 41 31 21 3i 41 4/ 21 1I 31 21 41 31 41 4/ 3/ 31 21 21 3! 3/ 21 21 41 3/ 3/ 96ISedano
AD ! 2! 3! 31 31 21 2! 4/ 31 31 31 21 31 31 31 31 31 21 31 21 31 31 31 31 41 21 3i 3/ 31 31 31 31 3/ 21 21 31 98/Sedano
AE I 2i 21 31 21 21 11 21 21 31 31 11 11 11 31 21 31 21 11 2! 31 11 2! 41 3! 1! 1! 2! 1! 2! 21 11 31 21 31 11 70\Ssda;;a
AF I 31 4! 41 31 31 1f 41 31 41 31 41 41 21 41 31 31 21 1I 41 41 21 41 11 41 11 41 11 11 41 31 11 31 41 31 41 1031Sedano
AG I 31 31 31 11 21 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 21 31 21 31 21 21 31 21 21 31 31 31 31 31 31 31 21 31 31 31 951Sedano
AH
Al I
2
2
4
4
3
3
1
1
2
2!
2 4
2 4
3 3
3 3
3
3
2
2
3
3
3
3
3
31
3
3
3
3
2
2
2
I
3
3
1
1!
1
11
41
4
2 1 3
21 1 31
3
31
2
21
2
2
2
2
1
11
1
11
2
21
4 31
41 3
31
3
ss1sedang
85 BedanQ
I
AJ I 31 31 31 31 21 31 41 41 41 31 41 21 31 21 31 41 21 31 41 31 41 41 41 31 31 41 31 41 31 41 3/ 11 41 41 3/ 113ITinaoi
AK i 11 21 31 21 21 21 31 21 31 21 21 21 31 31 21 31 21 31 21 31 31 31 31 31 21 31 31 21 21 31 21 31 31 31 31 BBISedana
A.L I 31 31 31 31 21 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 21 31 31 21 31 21 21. 31 21 31 31 31 31 31 31 31 31 21 8BISedang
AM
AN
I 31 31 31
2 2 3
21
2
11
2
31
2
41
3
41
3
41
31
31
3
41
3
41
2
31
3
21
2
41
2
41
31
21
2
41
3
41
3
31
3
41
3
31
3
4
2
4
2
3
3
4 3
2, 3.
3
3
4
3
3
3
3
2
1
2
4
3
4
3
4
2
115 Tin ;
90 Sedang
AO I 21 31 31 31 3/ 31 31 31 3! 31 21 31 31 31 31 31 31 21 21 31 21 31 21 21 21 21 31 21 31 31 21 21 31 21 31 92ISedang
AP I 21 21 31 31 2\ 31 31 31 31 31 31 3\ 31 31 3\ 2i 31 3\ 3\ 31 31 31 31 31 31 3\ 31 31 31 31 ;;\ 31 21 3\ 3\ 1001Sectana
1>.a I 21 31 3J 21 31 31 31 31 -21 31 31 31 31 21 31 -31 21 21 31 3i 21 21- 31 31 31 3131 31 3f 21 21 31 31 -31 31 - 95lsecfang
l<R I 31 31 31 31 21 21 31 21 31 31 21 21 31 21 31 31 21 31 31 31 31 31 21 21 21 21 21 21 31 31 31 21 21 3! 31 90ISedana
l\S I 21 31 31 31 31 31 3i 31 31 31 31 31 31 31 31 31 21 21 31 31 21 3! 31 3/ 31 21 21 21 31 31 21 31 31 31 21 96ISedano
•AT 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 2 1 2 2 3 1 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 4 97 Sedano
AU 2 3 4 4 1 1
,
~ 4 4 3 2 3 2 3 3 3 2 2 3 4 4 4 4 3 3 4 4 2 4 4 4 1 3 4 3 108 T!nnnj
AV 2 3 3 4 2 2 4 4 4 3 3 3 2 3 4 4 3 2 3 3 2 4 2 2 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 101 Sedano
•AW 2 3 3 3 2 3 4 4 3 3 3 2 3 3 3 3 1 2 3 3 1 3 2 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 95 Sedano
AA 2 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 4 2 2 3 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 3 2 3 2 3 4 91 Sedano
AY 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 1 3 3 3 3 3 3 1 3 3 2 3 3 3 2 2 2 3 4 94 Sedano
AZ. 2 3 3 1 2 2 3 3 4 3 2 3 2 3 3 3 2 1 3 2 4 3 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 4 89 Sedano
BA 1 1 3 1 1 1 3 1 1 1 4 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 3 4 4 1 1 1 2 2 1 2 1 2 1 56 Rendah
BB 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 97 Sedano
BC 2 4 3 4 3 3 4 3 '
~ 3 4 2 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 4 109 Tincni
BD 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 102 Sedano
BE 1 3 1 4 2 3 3 3 4 3 1 3 3 3 1 4 1 1 2 4 1 2 2 4 1 1 1 1 1 3 1 3 4 3 2 80 Sedano
BF 2 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 99 Sedano
BG 1 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 2 1 2 3 1 2 3 3 2 2 3 2 2 4 2 3 3 3 3 84 Sedano
BH 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 2 3 2 3 3 2 2 3 3 2 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 95 Sedano
Bl 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 2 3 2 2 3 2 3 3 2 2 3 2 3 3 2 1 3 2 88 Sedang
BJ 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 2 1 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 2 3 1 3 112 Tinaai
BK 3 2 4 3 2 2 4 4 4 3 3, 4 2 3 4 4 2 2 3 3 2 3 3 3 2 2 3 4 2 4 4 2 2 4 4 105 Sedano
BL 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 31 2 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 4 3 2 3 3 3 97 Sedano
(iil\lii!!j. ) 143 193 202 184 150 175 223 205 211 188 1921183 195 195 208 217 158 176 211 205 190 217 201 195 193 195 202 192 209 221 195 174 214 228 227
············!$2:;7
LAMPIRAN 1

DESKRIPSI STATISTIK KORELASI

CORRELATIONS
Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N


MENTAL WORKLOAD 67,4531 8,40621 64
FATIGUE 70,0313 10,46683 64
MOTIVASI KERJA 97,4531 11,62637 64

Descriptive Statistics

N Ranne Minimum Maidrnum I Sum Mean .std. Variance


Statistic Statistic statistic Statistic I Statistic Statistic std. Error S1atistic statistic
Mt::NTAL WORKLOAL 64 46,00 42,00 88,00 I 4317,00 67,4531 1,0508 8,40621 70,664
FATIGUE 64 47,00 43,00 90,00 4482,00 70,0313 1,3064 10,46683 109,555
wiOTIVAS! KERJA 64 75,CO 56,00 131,0IJ 6237,00 97,4531 1,4533 11,62637 135, 172
Valid N (lislwise) 64

Correlations

MENTAL MOTIVASI
WORKLOAD FATIGUE
KER_J;ss••
MENTAL WORKLOAD Pearson Correlation 1 ,615m
Sig. (2-tailed) ,000 ,004
Sum of Squares and
4451,859 3409,094 -2202,141
Cross-products
Covariance 70,664 54,113 -34,955
N 64 64 64
FATIGUE Pearson Correlation ,615· 1
- -,617*"
Sig. (2-tailed) ,000 ,000
Sum of Squares and
3409,094 6901,938 ·-4728,906
Cross-products
Covariance 54, 113 109,555 -75,062
N 64 64 64
MOTIVASI KERJA Pearson Correlation ~,358" -,617• 1
Sig. (2-tailed) ,004 ,000
Sun1 of Squares and
-2202,141 ·4728,906 8515,859
Cross-products
Covariance -34,955 -75,062 135,172
N 64 64 64
""'. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
LAMPIRAN 2

LINEARITAS

ANOVAT.able

Sum of
Souares d!~ ~
an S uare F Sin.
FATIGUE •MENTAL Between (Combinet.l) 5517.604 27 204.356 5.314 .000
WORKLOAD G1oups linearity 2610.577 1 2610.577 67.889 .000

Within Groups
Deviation from Linearity 2907.028
1384.333
26
36
111.809
38.454
~:-OS
-- .002

Total 6901.938 63

Measures of Association

FATIGUE* MENTAL
R R Sauared Eta Eta :29_~1
~
--=:J
.615 .378 .894
WORKLOAD

ANOVATable

Sum of
Sauares df Mnan Sauare F Sig.
MOTIVASI KERJA Between (Combined) 5768.643 28 206.023 2.625 .004
•FATIGUE Groups Linearity 3240.040 1 3240.040 41.279 .000
Deviation from Linearity 2528.603 27 93.652 ( 11935-=) .308
Within Groups 2747.217 35 78.492
Total 8515.859 63

Measures of Associaticn

R R Sauared Eta Eta Sauar


MOTIVASI KERJA -
*FATIGUE
-.617 .380 .823 .67

ANOVATable
--- Sum of
Snuares df ~~ean Square F Si[:_
MOTIVASI KERJA" Betwoon (Combined) 3897.909 27' 144.367 1.125 .366
MENTAL WORKLOAD Groups Lilwarity 1089.303 1 1089.30?· 8.492 .006
-~-~
Deviation from Linearity 2808.606 26 108.023 ~-?-- .67'1.
\.'Vithin Groups 4617.950 36 128.276
Tola! 8515.859 63
-
Measures of Association

R R Sauared Eta Eta S


MOTIVASI KERJA •
MENTAL WORKLOAD -.358 .128 .677
LAMPIRAN 3

NORMALITAS

NPar Tests
Descriptive Statistics

Percentiles

N Mean Sid. Deviation Minimum Maximum 25th I 50!h fMedian) I 751h


Mc:N 1Al- vvuRKLOAD 64 67,4531 8,40621 42,00 88,00 s2,i500 I 69,oooo r 72,0000

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

MENTAL
WORKLOAD
N 64
Normal Parameters a,b Mean 67,4531
Std. Deviation 8,40621
Most Extreme Absolute ,089
Differences Positive ,076
Negative -,089
Kolmogorov~Smimov Z ,709
Asymp. Sig. (2-tailed) ,696
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.

NPar Tests
Descriptive Statistics

Pe1centiles
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum 25th I soth <Median\ I 75th
FATIGUE 64 70,0313 10,46663 43,00 90,00 64,2500 I 71,5000 I 77,7500

One..Sample Kolmogorov..Smlrnov Test

fATIGUE
N 64
Normal Paramemrs a.b Mean 70,0313
Std. Deviation 10.46683
Most Extreme Absolute ,120
Differences Positive ,064
Negative -,120
!Col'T!ogorov~Smirnov Z ,963
Asymp. Sig. (2-tailed) ,311
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
NParTests
Descriptive Statistics
- Percentiles
N Mean Std. Devialion Minimum Ma<imum 25th lsoth~nl I 751h
MOTtVASI KERJA 64 97,4531 '11,62637 56,00 131,00 91,0000 I 97,oooo I 102,7500

One-San1p!e Kolmogorov-Smlrnov Test

MOTIVASI
KERJA
N 64
Normal Parameters a,b Mean 97,4531
Std. Deviation 11,62637
Most Extreme Absolute , 119
Differences Positive , 119
Negative -,099
Kolmogorov-Smirnov Z ,952
Asymp. Sig. (2-tailed) ,326
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.

PP LOT
MODEL: MOD 1.
Distribution tested: Normal
Proportion estimation formula used: Blom•s
Rank assigned to ties: Mean

For variable Xl ...


Normal distribution parameters estimated: location 67,4~3125 and
scale= 8,406214
For variable X2 ...
Normal distribution parameters estimated: location 70,03125 and
scale= 10,466832
For variable Y ...
Normal distribution parameters estimated: location 97,453125 and
scale= 11,626365
Normal Q-Q Plot of MENTAL WOF

Observed Value
Observed Value

Normal Q-Q Plot of FATIGUE Detrended Nom1al Q-Q Plot of FATI


100

0
90 ~ qp
2 0

80
?:Y n
0

" 0
0

/ 0 "' 0
0
0
-
0
""
/
70 ;;;
e
/&
n
'cfP
0 ·2 0

60
z 0

E
g
50
0
0
c
,g
... 0
0

""
.!11
~
>
.. 0

70 80 90 100
"" 50 60 70 80 90 100 40 50 60

Observed Value Observed Value

Normal Q-Q Plot of MOTIVASI KEF Detrended Normal Q-Q Plot of Mo·
10

I o
12Q "

110
/I' 0·----·
100

90
/"
I
;'o
80

70 0
olf
60
LAMPIRAN 4

REGRESSION

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N


MOTIVASI KERJA 97,4531 11,62637 64
MENTAL WORKLOAD 67,4531 8,40621 64
FATIGUE 70,0313 10,46683 64

Correlations

MOTIVASI MENTAL
KERJA WORKLOAD i:_ATIGUE
Pearson Correlation MOTIVASI KERJA 1,000 -,358 -,617
MENTAL WORKLOAD -,358 1,000 ,615
FATIGUE -,617 ,615 1,000
Sig. (1-tailed) MOTIVASI l<ERJA ,002 ,000
MENTAL WORKLOAD ,002 ,000
FATIGUE ,000 ,000
N MOTIVASI KERJA 64 64 64
MENTAL WORKLOAD 64 64 64
FATIGUE 64 64 64

Variables Entered/Removed'

Variables Variables
Model Entered Removed Method
1 FATIGUE,
MENTAL
Enter
Vl(,ORKLOA
D
2 Backward
(criterion:
MENTAL Probabilit
WORKLOA y of
D F-to-remo
ve>~

'100).
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: MOTIVASI KERJA
Model Summary:

Adjusted Std. r::rror of R Square


Channo statistics
-- Durbin·W
Model R R <:.-nuare R <='nuare the Estimate Channa FChanoe df1 <ll2 Slo. F Chunae at<;on __
1 ,61Jil ,381 ,381 9,2fl425 ,381 18,791 2 61 ,000
2 1,937
,617"
·""'
a. Predictors: (Constant), FATIGUE, MENTAL WORKLOAD
,370 9,22463 -,001 ,075 1 61 ,766

b. Predictors: (Constant), FATIGUE


c. Dependent Variable; MOTIVASI KERJA

ANOVAc

Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 3246,491 2 1623,245 18,791 ,ooo•
Residual 5269,369 61 86,383
Total 8515,859 63
2 Regression 3240,040 1 3240,040 38,076 ,ooob
Residual 5275,819 62 85,094
Total 8515,859 63
a. Predictors: (Constant), FATIGUE, MENTAL WORKLOAD
b. Predictors: (Constant), FATIGUE
c. Dependent Variable: MOTIVASI KERJA

""""
'
,__ ,__,
U'ldandarWlld

B
Cooffic!erts

143.fl..49
Std. Error
0,8:.!0
...
Slandan:izad
Coefficient$
I
1'4,6'48
Si~.
,Ol)I)
05% conlideMe Interval for a
L11Wtr 80U'ld
12'4.21~
I
Sound I Zero-order
Corrala!!OI\$
l'arllal
""'
Cofne3ri! StaUslios
Toler.lxa ~f

2
MENTAi. WORKLOAD
FATIGUE
(Coni;t.ant)
FATIGUE
·""'
•,700
1'45,'435
·,685
a. Dopv.ndool Villiablt: MOTIVASI KERJA
,1n
,142
7,861
,111
.035
-.636

-.617
,273
•t,007
1a,ro1
"6,171
,786
,000
,000

·"""
•,305
-,003
129,722
·,00'.'
""'li ,402
·A25
101,1tl)
•,463
--
-
-,3511
·,617

·,617
,035
·,539

-,tl17
·'"
-,503

·,61'/
,022

·'"
'·"'
'·"""
'·"""
'·"'

Coefficient Correlatio115'

MENTAL
Model FATIGUE WORl<LOAD
1 Correlations FATIGUE 1,000 ·--
-,615
MENTAL WORKLOAD -,615 1,000
Covariances FATIGUE ,020 -,015
MENTAL WORKLOAD -,015 ,031
2 Correlations FATIGUE 1,000
--
--
Covariances
a. Dependent Variable: MOTIVASI KERJA
FATIGUE
- ,012 I --
Collinearity Diagnostics
- -
Variance Pro~ortions
Condition MENTAL
Model Dimension Eiqenvalue Index (Constant) WORKLOAD FATIGUE
1 1 2,983 1,000 ,00 ,00 ,00
2 ,011 '16,600 ,68 ,00 ,59
3 ,006 21,866 ,32 1,00 ,41
2 1 1,989 1,000 ,01 ,01
2 ,011 13,561 ,99 ,99
a. Dependent Variable: MOTIVASI KERJA

Excluded Variableif

- Collinearitv Statistics
Partial Minimum
Model Sota In t Sig. Correlation T olera nee \/IF Tolerance
2 MENTAL WORKLOAD ,03511 ,273 ,786 ,035 ,622 1,608 ,622
a. Predictors m the Model: (Constant), FATIGUE
b, Dependent Variable: MOTIVASI KERJA

Casewise Diagnostic!i'

MOTIVASI
Case Number Std. Residual KERJA
53 -3,828 56,00
a. Dependent Variable: MOTIVASI KER.JA

Residuals Statfstlcsa

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N


Predicted Value C!J3,77Pf> 115,9738 97,4531 7,17142 64
Std. Predicted Value -1,908 2,583 ,000 1,000 64
Standard Error of
Predicted Value
1,16308 3,21531 1,55084 ,5080:1 64
Adjusted Predicted Val•Je 82,6443 116,6616 97,4160 7,2'1432 64
Residual -35,3081 17,5255 ,0000 9,1511'1 64
Std. Residual -3,828 1,900 ,000 ,992 64
Stud. Residual -3,881 1,915 ,002 1,010 64
Deleted Residual -36,2983 17,8036 ,0371 9,49070 64
Stud. Deleted Residual -4,424 1,958 -,006 1,0~1 64
Mahal. Distance ,000 6,670 ,984 1,515 64
Cook's Distance ,000 ,211 ,019 ,040 64
Centered Leverage Value ,000 ,106 ,016 ,024 64
a. Dependent Variable: MOTIVASI KERJA
Histogram
Dependent Variable: MOTIVASI KE
16.--------~

14

12

10

Std. Dev= .99


Mean=0.00
N= 64.00

"<iJ4Jcii4ciJ..if4;~/q,'f;~qj-4q,

Regression Standardlwd Residual

Nom1al P-P Plot of Regression .


Dependent Variable: MOTIVASI
1.00.---------~

/'
.75

./
~
0.
E
"
0
al
1S

!
:/ ~-
,.,#

000.,,/_~~--~-~--1
0.00 .25 1.00 .50 .75

Observed Cum Prob


j Scatterplot
er Dependent Variable: MOTIVASI KEI
l
~
3~~~~~~~~~~-~~
e:. 2 n n
al 0
0
0

12 1
0
'o
n 00 o o 0
0
n
0 0
0
c"l
.
0 0 0
'O 0 o"
BafPo~ 0
0
n 8 0
Boo B
~
0
0 0 0 n o
·1
0
0 '~ n

~ ·2
0
" -3
i ..
l ~d-~~~"~~~~~~~~~-----1
·2 ·1 0 2 3

Regression S!andardlzed Predicted Value

Scatterplot

~ Dependent Variable: MOTIVASI KEI


~ 3

j
0 0
0
0
2 0

0
0 n

0
"' oo
'n
n

'Ii' m n

o ~o
0
a uif' oo
0 0
0 ~
0 n '/,
0
oolb
0 0

--
ao 1Cl0
60 120
""'
MOTIVASI KERJA
LAMPIRAN 5
HOMOGENITAS

Descriptives

95% Confidence lnletval for


Mean
N Mean Std_ Deviation Std. Error Lower Bc-und Uoner Bound Minimum Maximum
Mental Wort<load Pria 10 67,6000 7,24492 2,29105 62,4173 72,7827 5.9,00 83,00
Wanita 54 67,4259 8,66483 1, 17913 65,0609 69,7910 42,00 88,00
Total 64 67,4531 8,40621 1,05078 65,3533 69,5529 42,00 88,00
Fatigue Pria 10 69,5000 4,37798 1,38444 ~.3682.
--- 72,6318 59,00 74,00
Wanita 54 70, 1296 11,26532 1,53302 67,0548 73,2045 43,00 90,00
Tota! 64 70,0313 10,46683 1,30835 67,4167 72,6458 43,00 90,00
Motivasi Kerja Pria 10 96,0000 7,36357 2,32857 90,7324 101,2676 88,00 109,00
Wanita 54 97,7222 12,28808 1,67220 94,Wl2 101,0762 56,00 131,00
Tota! 64 97,4531 11,62637 1,45330 94,5489 100,3573 56,00 131,00

Test of Homogeneity of Variances

Levene
--
Statistic df1 df2 Siq.
Mental Workload ,386 1 62 ,536
Fatigue 6,529 1 62 ,013
Motivasi Kerja ,709 1 62 ,403

ANOVA
Sum of
Sauaros Mean Sauare·
Mental Workload Between Groups ,256
- df
1 ,25€'
F
,004
Sig.
,953
Within Groups 4451,604 62 71,800
Total 4451,859 63
Fatigue Between Groups 3,345 1 3,345 ,030 ,863
Within Groups 6898,593 62 111,268
Total 6901,938 63
Motivasi Kerja Between Groups 25,026 1 25,026 ,183 ,671
Within Groups 8490,833 62 136,949
Total 8515,859 63
LAMPIRAN 6
RELIABILITY MENTAL WORKLOAD SCP.LE

Item-total Statistics

Scale Scale Corrected


Mean Variance Item- Alpha
if Item if Item Total if Item
Deleted Deleted Corre.lat.ion Deleted

VAROOOOl. 65, 2813 68, 4911 ,1919 '8314


VAR00002 65, 2656 65,9759 ,2250 ,8344
VAR00003 65,9688 66,1577 '3592 '8265
VAR00004 65,4844 67,8093 ,2580 ,8296
VAR00005 65,3281 67,9065 ,2403 ,8302
VAR00006 65,5625 67,7421 '2627 ,8295
VAR00007 65,3438 66,0387 ,2795 '8302
VAR00008 65,5938 65,1974 ,4173 '8245
\/AR00009 64,7969 75,4025 -,3943 ,8536
VAROOOlO 65,8594 65,5513 ,4197 ,8245
VAROOOll 65,6875 64,6627 '5472 '8206
VAR00012 64,8594 65,9958 '39'.8 ,8254
VAR00013 65,9219 64,1684 ,5919 ,8191
VAR00014 65,4375 65,9960 '3819 '8258
VAR00015 65,9531 65,9~01 ,5101 '8229
VAR00016 65, 7188 66,7450 ,3156 ,8280
VAROOOl 7 65,6563 64,1657 ,6437 '8182
VAR00018 65,4531 67,2359 ,4524 '8255
VAR00019 64,9375 63,9960 ,5216 '8206
VAR00020 64,7813 67,'1117 '2244 '8314
VAR00021 65,4063 65,7688 ,4418 ,8240
VAR00022 64,7813 66,5228 ,2890 '8292
VAR00023 65,3281 68,4779 ,2229 ,8304
VAR00024 65,5938 67,2609 ,4159 '8260
VAR00025 65,5156 67,3966 ,3426 '8273
VAR00026 65,0625 66,7579 ,3390 '8272
VAR00027 65,8594 66,7259 '4567 '824 7
VAR00028 64,5781 67,7398 '2107 ,8316
VAR00029 65,8125 66,8214 ·,4246 '8253
VAR00030 65,5000 66,0952 '5942 '8221
VAR00031 65, 2656 65,9759 ,4323 ,8244
VAR00032 65,5156 68,1267 ,2406 '8300
VAR00033 65,3906 67,9878 ,2559 '8296

Reliability Coefficients

!J of Cases 64' 0 N of Items 33

Alpha = ,8319
LAMPIRAN 7
RELIABILITY FATiGUE SCALE
Item-total Statistics

Scale Scale Corrected


t1ean Variance Item- Alpha
if Item if Item Total. if Item
Deleted Deleted Correlation Deleted

VAROOOOl 67' 4688 105, 1101 '2942 '9060


VAR00002 68,1406 101,9640 ,5753 '9016
VAR00003 67,9688 100, 7292 '5840 '9012
VAR00004 68,1094 107,3688 '1678 '9072
VAR00005 67,3906 104,9402 '3646 '9047
VAR00006 67,7031 105,7359 '284 6 '9058
VAR00007 67,9375 103,0754 ,4169 '9041
VAR00008 68,2031 103, 5613 , 4564 '9034
VAR00009 67,9219 104,2001 ,4124 '9040
VAR00010 68,2656 104,2617 ,4985 ,9030
VAROOOll 68,1875 101,1706 ,5269 '9022
VAR00012 68,2813 102,0466 ,5244 '9023
VAR00013 68,4375 104,2183 '3802 ,9046
VAR00014 68,3125 103,2341 ,4634 '9033
VAR00015 68,0000 103,4286 , 4814 ,9030
VAR00016 68,0000 103,6825 , 5142 ,9027
VAR00017 67,8438 102,2292 '5875 '9015
VAR00018 67,9531 101,4740 ,5408 '9020
VAR00019 68,2969 10•1, 3708 '5056 ,9030
VAR00020 68,3281 102,7954 ,4941 '9028
VAR00021 68,0781 104,0732 '6267 ,• 9021
VAR00022 68,5469 104,8867 '4278 ,9039
VAR00023 68,3281 104,5097 ,3953 '9043
VAR00024 68,0000 103, 4921 '5677 '9022
VAR00025 67,6406 103,1545 ,4290 '9039
VAR00026 67,7500 99,9048 '6784 ,8997
VAR00027 68,1250 101,3175 '6124 '9010
VAR00028 67,4844 102,6029 '3921 '9049
VAR00029 68,1875 104,9167 ,3921 ,9043
VAR00030 68,4063 105,3562 ,3457 '9049
VAR00031 67,9375 106,6310 ,2026 '9071
VAR00032 67,9375 105,7421 '2488 '9067
VAR00033 68,2344 104,5632 ,4540 '9035
VAR00034 67,6875 104,9167 '3042 '9059
VAR00035 67,9688 102,7609 ,5155 '9025

Reliability Coefficients

J\T of Cases ; 64,0 N of Items - 35


Alpha ; ,9061
LAMPIRAN 8
RELIABILITY MOTIVASI KERJA SCALE
Item-total Statistics

Scale Scale Corrected


Mean VariancE: Item- Alpha
if Item if Item Total if Item
Deleted Deleted Correlation Deleted

VAROOOOl 95,2344 127,2617 ,4529 '8845


VAR00002 94,4688 129,3323 ,4195 '8854
VAR00003 94,3438 129,3720 '5155 ,884€
VAR00004 94, 6406 125,9799 ,4426 ,8847
VAR00005 95,1875 131,4246 ,2046 ,8889
VAR00006 94,8125 125,5833 , 5431 ,8828
VAR00007 94,0781 129, 6922 '4404 ,8853
VAR00008 94,3750 126, 8095 , 5425 ,8832
VAR00009 94,2969 127,3232 '5082 ,8838
VAROOOlO 94, 6719 130,7319 '3116 ,8869
VAROOOll 94,6250 125,6984 ,4739 '8841
VAR00012 94,7813 129,5337 ,3153 ,8870
VAR00013 94, 6094 126,2418 ,5847 ,8825
VAR00014 94,6250 132,3651 ,1751 '8889
VAR00015 94,4375 123,4881 '7181 , 8798
VAR00016 94,3125 127, 5516 ,4287 , 8850
VAR00017 95,2500 129,4603 '344 6 '8864
VAR00018 94,9844 124,5236 ,4546 ,8846
VAR00019 94,4531 125,3946 ,6798 ,8812
VAR00020 94,5625 125,9960 ,4900 ,8838
VAR00021 94,8125 122,5675 ,5460 '0824
VAR00022 94,4063 129,4831 , 3264 ,8868
VAR00023 94' 6719 128,9859 , 3024 ,8875
VAR00024 94,7813 l.37,7927 -,1797 '8961
VAR00025 94,8281 129, 8271 ,2554 '8884
VAR00026 94,8125 124,9167 ,5346 , 8828
VAR00027 94 .. 7188 124,6815 '6018 ,8817
VAR00028 94,8906 123,4323 , 6124 , 8812
VAR00029 94,6406 123,9799 , 6538 , 8808
VAR00030 94,4688 125,6815 ,5030 ,8835
VAR00031 94,8906 126,4799 ,4512 ,8845
VAR00032 95,2344 141,2299 -,4478 '8978
VAR00033 94,6250 130,4921 ,2255 ,8889
VAR00034 94,4219 129,8668 ,3506 ,8863
VAR00035 94,4531 126,0295 ,5050 , 8835

Reliability Coefficients

N of Cases 64,0 N of Items :: 35

Alpha = '8883
LAMPIRAN 9
VALIDITAS ITEM MENTAL WORKLOAD

Correlations Correlations

VAR00001 TOTAL TOTAL VAR00006


VAR00001 Pearson Corrolalion 1 -.062 TOTAL P.aar:;on Correlation 1 .409"
Sig, (2-lailed) .735 Sig. (2-laHed) .020
N :l2 32 N 32 32
TOTAL Pearson Correlalion -.062 1 VAR00006 Pearson GmTelalion .409" 1
Sig. (2-tailed) .735 Sig. (2-tailed) .020
N 32 32 N 32 32
*, Correlahon is nignilicant at the 0.05 level (2-lailed).

Correlations Ccrrelatlons

TOTAL VAR00002
- TOTAL VAR00007
TOTAL Peamon Correlalion 1 .145 TOTAL Pearson Correlation 1 . 50~•·
0

Sig. (2-tailed) .429 Sig. (2-tailed) 003


N 32 32 N 32 32
VAR00002 Pearson Correlalion .145 1 VAR00007 Pearson Conolalion .503" 1
Sig. {2-lailed) .429 Sig. (2-lailed) .003
N 32 32 N 32 32
"*.Correlation is significant al th~ 0.01 level (2-tailed).

Correlations Correlations

TOTAL VAR00003 I TOTAL VAROOOOO


TOTAL Pearson Correlation .3tlll" TOTAL Pearso'ilCorrelation I 1
Sig. (2-tailed)
N 32
1
.029
32
~ig. (2-lail~!d) I 32
.383"
.031
32
VAR00003 Pearson Corr.alalion .386* 1 i---v-AR~000-08~-P-e-arso-O Co~refalion .383* 1
Sig. (2-failed) .029 Sig. (2-tai!OO) .031
N 32 32 N ~ ~
'--~~~~~~ ·-----'~~~~
•. CorrelatJon 1s slgmficant at the 0,05 levt11 (2-tmted). •.Correlation is significant at the 0.05 level (2-taited).

Correlations
Correlations -- TOTAL VAR00009
10TAL Pearson~Correlation 1 .476 ..
TOTAL VAR00004
TOTAL Pearson Corrclalion 1 .188 Sig. (2·tailed) 006
Sig. (2-taifed) .302 N 32 32
VARJ0009 Pearson Con-elation 4~·5r 1
N 32 32
Sig. (2-tailed) .006
VAR00004 Pearson Correlation .188 1
N 32 32
Sig. (2-taited} .302
N ... Correlation is significant at the 0 01 leVf'l (2-talled)
32 32

Correlations C1Jrrelatlonfi
TOTAL VAR00010
TOTAL VAR00005
TOTAL Pearson Correlation TOTAL Pearson Correlation 1 .450*'
1 -.062
Sig. (2-tailed)
Sig. (2-tailei:I) .010
.735
N 32 32
N 32 32
VAR00005 Pearson Correlation
VAR00010 Pearson Correlalion .450• 1
-.062 1
Sig. (2-taifed)
Sig. (2-lailed) .010
.735
N 32 32
N 32 32
... Corrolalion is significant al the 0.01 level (2-tailed).
Correlatlons Correlations

TOTAL VAR00011 TOTAL VAR00016


TOTAL Pearsoii CoireJalion 1 .465*" TOTAL Pearson Correlation I .411'
Sig. (2-tailed) .007 Sig. (2-tailed) .020
N 32 32 N 32 32
VAR00011 Pearson Correlation ,455• 1 VAR00016 Pearson Corrt:1lation .411" 1
Sig. (2-tailed) .00/" Sig. (2-tailed) .020
N 32 32
N 32 32
"*. Correlation is significant at tho 0.01 level (2-lailed).
'". Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Gorrelations
Correlations
TOTAL VAR00017
TOTAL VAR00012
'TOTAL Pearson C,:>rrelation 1 .41~·
TOTAL Pearson Correlation 1 .495"
Sig. (2-lailod) .019
Sig. (2-tailed) .004

VAR00012
N
Pearson Correlallon
32
.495..
32
1
VAR00017
N
Pearson C1>rrefation
32
.412·
--
32
1
Sig. (2-lailed) .004 Sig. (2-lailod) .019
N 32 32 N 32 32

u. Correla!ion ls significmnt at the 0.01 level (2-lailed). •.Correlation 1s s1gmm:ant at the 0.05 level (2-tailed).

Correlations
Correlations
TOTAL VAR00018
TOTAL VAR00013 TOTAL Pearson Cc<rrelation 1 .383.
TOTAL Pearson Correlalion 1 .409' Sig. (2-lailed) .031
Sig. (2-railed) .020 N 32 32
N 32 32 VAR00018 Pearson CorrelaOon .383' 1
VAR00013 Pearson Correlation .409* 1 Sig. (2-lailed) .031
Sig. (2-tailed) .020 N 32 32
N 32 32
*. Coirelation is significant at the Cl.05 level {2·tailed) .
... Correlation is significant at the 0.05 lovel (2-lailed),

Correlations TOTAL
- VAR00019
TOTAL Pearson Correlation 1 .411*
TOTAL VAR00014 Sig. (2-tailod) .020
TOTAL Pearson Correlation 1 .453u
N 32 32
Sig. (2-tailed) .009
VAR00019 Pearson Correlation .411" 1
N 32 32
Sig. (2-tailo<I) .020
VAR00014 Pearson Correiallon .453• 1
N 32 32
Sig. (2-tailed) .009
N 32 32 "·Correlation is slgnificunt at the 0,05 level (2-tai/ed).
*", CorreJal!on is signi!icant al tho 0.01 lovel (2-tailed),

Correlations
Correlations TOTAL VAR00020
TOTAL Pearson Correlation 1 .471'
TOTAL VAR00015
TOTAL Pearson Correlalion 1 .387• Sig. (2-tailed) .007
Sig. (2-lailed) .029 N 32 32
N 32 32 VAR00020 Pearson Correlation .471" 1
VAR00015 Pearson Corre/mion .387• 1 Sig. (2-tailo<I ) .007
Sig, (2-tailed) .029 N 32 32
N 32 32 "*.Correlation ls significant at the 0.01 level (2-tailed).
•.Correlation is significant at the 0,05 level (2-tailod).
Correlat!ons Correlatio.1s

TOTAL VAR00021 TOTAL VAR00026


TOTAL Pearson Correlalicn 1 .450 .. TOTAL Pearson Correlation 1 .377'
Slg. (24alled) .010 Sig. (2-ta iled) .034
N 32 32 N 32 32
VAR00021 Pearson Correlation .450* 1 VAR00026 Pearson Correlation .377' 1
Sig. (2-tailed) .Q10 Sig. (2-talied) .034
N 32 32 N 32 32
••. Correlalion is significant al the 0.01 levej (2-taifod).
*.Correlation is l3ignifi::ant at tho 0.05 level (2-taJled).

Correlations
Correlations

TOTAL VAR00022
TOTAL
--
VAROOU27
TOTAL Pearson Correlation 1 .088
TOTAL Pearson Correlation 1 .340
Sig. (2-tai!od) .632
Sig. (2-laHed) .057
N 32 32
N 32 32
VAR00027 Pearscn Correlation .088 1
VAR00022 Pearson Correlation .340 1
Sig. (2-ta;led) Sig. (2-tailed) .632
.057
N 32 32 N 32 32

Correlations
correlations TOTAL VAR00028
TOTAL VAROOOZJ TOTAL Pearson CorreJ-g;tion 1 .057
TOTAL Pearson Co11elalion 1 .126 Sig. (2-taileci) .759
Sig. (2-tailed) .492 N 32 32
N 32 32 VAR00028 Pearson Correlation .057 1
VAR00023 Peaffon Correlation .126 1 Sig. (2Mtaif1xf) .759
Sig. (2-talled) .492 N 32 32
N 32 32

Correlations
TOTAL VAR00029
TOTAL VAR00024 TOTAL Pearson Correlation 1 .487..
TOTAL Pearson Correlation 1 .516.. Sig. (2MtaUod) .005
Sig. (2-taifed} .002 N 32 32
N 32 32
VAR00029 Pearson cOrrelation .487 .. 1
VAR00024 Pearson Correlation .516"' 1
Sig. (2-taile<l) .005
Sig. (2-tailed) .002
N
0

N 32 32
Correfalion Js significant al the 0.01 level (2-lal!ed).
- 32
**. Correlation is signilicant at tiVJ 0.01 level (2-talled).
32

Correlation~
Corr~latlons
- TOTAL VAR00030
TOTAL VAR00025
TOTAL Pearson Correlation 1 .656** 'TOTAL Pearson Corri:ilation 1 .516"
Sig. ~2-taifed) .000 Sig. (2-taile<l) .002
N 32 32 N 32 32
-
VAR00025 Pearson Correlation .sso• 1 VAR00030 Pearson Correlation .s1s•· 1
Sig. (2-lailed) .000 Sig. (2~tailed) .002
N 32 32 N 32 32
- . Correlation 1s s1grnficanl at the 0.01 level (2-taded). *"". Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailOO) .
Correlations Correlations

TOTAL VAR00031 TOTAL VAR00036


TOTAL Pearson Correlation 1 .656. TOTAL Pearson C..orrelation 1 .445"
Sig. (2-lailed) .000 Sig. (2-tai led) .011
N
- 32
-.656" - - - -32- N 32 32
VAR00031 Pearson Correlation 1 VAR00036 Pearson C..orrelation .445" 1
Sig. (2-laile:d) .000
Sig. (2-tai led) .011
N 32 32
N 32 32
**, Correlation Is significant at tho 0.01 level (2-tailad).
*. Correlation is significant at tho 0.05 levol (2-taifed).

Correlations
Correlations
TOTAL VAR00032
TOTAL Pearson Correlation 1 -.049 TOTAL VAR00037
'TOTAL. Pears,On Correlation 1 .034
Sig. (2-talled) .791
N 32 32 Sig. (2-tailcd) .854
N 32 32
VAR00032 Pearson Corrolalion
Sig. (2-tailed)
-.049 1
VAR00037 Pearson Corrclatlon .034
----
1
.791
N 32 32 Sig. (2-tailcd) .854
N 32 32

Correlations Correlations

TOTAL VAR00033 TOTAL VAROOO:JB


TOTAL Pearson Correlation 1 .340 TOI"'- Pearson Correlation ·1 .429.
Sig. (2-lailed) .057 Sig. {2-taiiedl .014
N 32 32 N 32 32

VAR00033 Pearson Correlation .340 1 VARO<io38 Pearson Correlation .429" 1


Sig. (2-tailed) .057 Sig. (2-taill>d) .014
N 32 32 N 32 32
". Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed),

Correlations Correlations
TOTAL VAR00034 TOTAL VAR00039
TOTAL Pearson Correlation 1 .445* TOTAL Pearson correlation 1 .485.. ·-
Slg. {2-tailed) .011 Sig. (2-tailod\ .OC5
N 32 32
N 32 32
VAR00034 Pearson Correlation .445• 1
VAR00039 Pearson C<)rrGlation .485*'
--
1
Sig. (2-tai!ud) .011
Sig. (2-tailod) .005
. N 32
. Correlatmn 1s s1gmficanl at the 0.05 revel (2-lallE"-d).
32
N 32
... Corrolatlon ls significant at th<1 0.01 love! {2-tailed}.
32

Correlations
Correlations
TOTAL VAR00035 .
TOTAL Pearson Correlation 1 .391" TOTAL VAR00040
Sig. (2-tailed) fJ27 TOTAL Pears.on Correlation 1 .231
N 32 32 Sig. (2-tai!cd) .204
VAR00035 Pearson Correlation .391* 1 N 32 32
Sig. (2-tailed) .027 VAR00040 Pearson Correlatic-n .231 1
N 32 32 Sig. (2-lailcd) .204
•.Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). N 32 32
Correlatlons Correlati.:ins
TOTAL VAR00041 TOTAL VAR00046
--
TOTAL Pearson Corre/alion 1 -.186 10TAL Pe<irsorl~correlation 1 .391'
Sig. (2-tailcd) .309 Sig. (2-taile<I) .027
N 32 32 N 32 32
VAR00041 Pearson Correlation -.186 "'""-1" VAR00046 Pearson Correlation .391. 1
Sig. (2-!ail<>d) .309 Sig. (?.-tailed) .027
N 32 32 N
- 32
•. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
32

Correlations
Correlations
TOTAL VAR00042
TOTAL Pearson Correlalion TOTAL VAR0004i
1 .088
10TAL Pearson Correlation 1 .227
Sig. (2-lailed) .632
Sig. (2-tailed) .211
N 32 32
VAR00042 Pearson Correlalion .088
N 32 32
1
Sig. (2-tailed) .632 VAR0004'/ Pearson Correlation .227 1
N 32 32 Sig. (2-lailod) .211
N 32 32

Correlations Correlations

TOTAL VAR00043 TOTAL VAR00048


TOTAL Pe.arson Correlation 1 .584" TOTAL Pearson Gorrelation 1 .168
Sig. (2-lailed) .000 Sig. (2-tailed) .357
N 32 32 N 32 32
VAR00043 Pearson Correlation .584* 1 VAR00048 Pearson Correlation .168 1
Sig. {2-lailed) .000 Sig. (2-tailed) .357
N 32 32 N 32 32
...... Correlation is significant at !he 0.01 level (2-lnilod).

Correlations
Correlations
TOTAL VAR00049
TOTAL VAR00044 TOTAL Pearson Correlation 1 .4es··
TOTAL Pearson Correlation 1 Aao· Sig. (2-tailed) .005
Sig. (2-lai/ed) .005 N 32 32
N 32 32 VAR00049 Pearson Correlation .485" 1
VAR00044 Pearson Correlation .480"" 1 Sig. (2-taited) .005
Sig. {2-tailed) .005 N 32 32
N 32 32 0
• Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed) .
...... Correlation is significant at the 0.01 level (2-lailed).

Correlations
Correlations
TOTAL VAROOO".AJ
TOTAL VAR00045
TOTAL Pearson Correlation 1 ,231
TOTAL Pearson Correlation 1 .498"
Sig. (2-tailod) .204
Sig. (2-lail<>d) .004
N 32 32
N 32 32
VAR00045 .496. VAROOOSO Pearson cOrrelation .231 1
Pearson Correlation 1
Sig. {2-lailed) Sig. (2-laile<I) .204
.004
N 32 32 N 32 32

**,Correlation is significant al thA 0.01 leve! ('.l-tai/ed).


LAMPIRAN 10
VALIDITAS ITEM FATIGUE

Correlations Correlations

VAR00001 TOTAi. TOTAL VAR00006


VAR00001 Pearson Correlation 1 .078 TOTAL Pearson C~orretalion 1 .325
Sig. (2·1ailed) .671 Sig. (2-tai led) .070
N 32
TOTAL Pearson Correlation
Sig. (.2-tailod)
32
.Q78
32
1 VAR00006 "
Pearson C:orrefalion
Sig. (2-t<:iil ed)
.325
-~
1
.671 .070
N 32 32 N 32 32

Correlations
correlations

TOTAL
--
VAR00002 TOTAL Pearson Correlalion
Sig. (2-tail1~)
TOTAL
1
VAR00007
.249
TOIAL Pearson Correlaflon 1 ,465• .169
N
Sig. (2·1ailed) .007 32
·~_E_
N 32 32 VAR00007 Pearson Correlalion .249 1
VAR00002 Pearson Correlation .465" 1 Sig. (2-tailtl-O) .169
Sig. (2·1ailed) .007 N 32 32
N 32 32 -
*". Correlation is significant at the 0.01 level (2·1ailed).
Correlations
Correlations "
TOTAL VAR00008
TOTAL VAR00003 TOTAL Pearson Correlation 1 .343
TOTAL Pearson Corretalion 1 .499.. Slg. (2-tailed) .055
Sig, (2·1ai/ed) .004 N 32 32
N 32 32 VAR00008 Pearson Correlation .343 I
VAR00003 Pearson Correlation
Sig, (2·failed)
N
.499"
.004
32
1

32
I Sig. (2-laile1)
~
.055
32 32

". Correlalion is significant al the 0.01 level (2·tailed).


Correlations
Correlations
TOTAL VAR~
TOTAL VAR00004 TOTAL Pearson Co11e/alion 1 .369*
TOTAL Pearson Corre/alien 1 .658" Sig. (2-lailed) .038
Sig. (2·1ailed) .000 N 32 32
N 32 32 VAR00009 Pearson Correlation .369" 1
VAR00004 Pearson Correlation .G58" 1 Sig. (2-lalled) .038
Sig. (2·1ailed) .000 N 32 32
N 32 32
". Correlation is significsnl al the 0.01 level (2·1ailed).
-- •, Correlallon is significant at the 0.05 level (2-lallcd).

Correlations Correlations
TOTAL VA~00005 TOTAL VAR00010
TOTAL Pearson Correlation 1 .389" TOTAL Pearson Corrtilation 1 .359"
Sig. (2-lailed) .028 Sig. {2-tailed) .043
N 32 32 N 32 32
VAR00005 Pearson Corre!ation .389* 1 VAR00010 Pearson ·correlation .359* 1
Sig. (2-tailed) .ow Slg. (2-lailed) .043
N 32 32 N 32 32
*. Correlal!on is significant at the 0.05 level (2-tai:ed). •.Correlation ls significant al Iha 0.05 level (2-lalled).
CorrelatiCJns
Corr-elations TOTAL VAR00016
TOTAL VAR00011 TOTAL Pearson Correlation 1 ,672*"
TOTAL Pearson Correlation 1 252 Sig. <2-t1lled) .000
Sig. (24aited) .164 N 32 32
N 32 32 VAR00016 Pearson Correlation .672" 1
VAR00011 Pearson C1Jrrelalion .252 1 Sig. (2-lll iled) .000
Sig. (2-tailed) .164 N 32 32
N 32 32 "*.Correlation is significant at the0.01 level (2-ta'iled).

CorrelatiC1ns
Correlations
- TOTAL VAR00017
TOTAL VAR00012 ToTAL Pearson Correlation 1 _373•
TOTAL Pearson Correlation 1 .359"
Sig. (2-lailed) .035
Sig. (2·tailod) .044
N 32 32
N 32
-~ VAR00017 Pearson Correlation .373" 1
VAR00012 Pearson Correlation .359" 1
Sig. (2-tailod) .035
Sig. (2-lailed) .044
~ 32 32
N 32 32
*. Corrolahon 1s significant al thc1 0.05 level (2·1ailed).
".Correlation is significant at the. 0.05 level (2-tailed).

Correlations Correlations

TOTAL VAR00013 TOTAL VAR00018


TOTAL Pearson Correlation 1 .252 TOTAL Pearson Correlation 1 .607..
Sig. (2·tailed) .164 Sig. (2-tailed) .000
N
VAR00013
N
Pearson Correlation
32
.252
32
1 VAR0001B Pearson Correlation
32
-- ·-----
.607"
32
1
Sig. (2·tailed) .164 Sig. (2-tailad) .000
N 32 32 N 32 32
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2~tailed),

Correlations Correl aeons


TOTAL VAR00014 TOTAL VAR00019
TOTAL Pearson Correlation 1 .280 TOTAL Pearson Correlation 1 .083
Sig. (2-tailed) .1'0 Sig. (2~tailod) .653
N 32 32
N 32 32
VAR00014 Pearson Correlation .280 1
VAR00019 Pearson Cl'ltrelatlon .083 1
Sig. (2-tnilod) .120
Sig. (2-tailed) .653
N 32 32
N 32 32

Correlations
Correlations

TOTAL VAR00015 TOTAL VAROO!J-3.£_


TOTAL Pearson 1,.;orrolaUon 1 .183 TOTAL Pearso,1 Cc•rrelation 1 .474"
Sig. (2-lailed) .317 Sig. (2-lailod) .006
N 32 32 N 32 32
VAR00015 Pearson Correlation .183 1 VAR00020 Pearson Correlation .474" 1
Sig. (2·1ailed) .317 Sig. (2-tailed) .006
N 32 32 N 32 32
"*.Correlation is significant at tha 0.01 level (2-tailed).
Correlatlons Correlations

TOTAL
·-
VAR00021
-- TOTAL VAR00026
TOTAL Pearson Correlalion 1 .009 TOTAL Pearson Correlation 1 .219
Sig. (2-laifed) .961 Sig. (2-tailed) .228
N 32 32 N 32 32
VAR00021 Pearson Corre/alion .009 1 VAR00026 Pearson Correlation .219 1
Sig. (2-tailed) .9S1 Sig. (2-~:ailed) .228
N 32 32
N 32 3?.

Correlations
Correlations
TOTAL VAR00022
TOTAL Pearson Conelalion ,627•" TOTAL VAR00027
1
TOTftL Pearson Correlation 1 .525..
Sig. (2-taifed) .000
Sig. (2-tuiled) .002
N 32 32
N 32 32
VAR00022 Pearson Correlation .s27• 1
VP.R00027
------ l----·.525*
Pearson Correlation 1
Sig. (2-lailed) .000
N 32 32 Sig. (2·1ailed) .002
N 32 32
... Correlation is significant at the 0.01 level (2-lalled).
••. Correlation is siunificant at the 0.01 level (2-tailed).

Correlations Correlations

TOTAL VAR00023 TOTAL VAR00028


TOTAL Pearson Correlation 1 .602·· TOTAL Pearson Correlation 1 .491'•
Sig. (2-tailed) .000 Sig. (2-t1iled) .004
N 32 32 N 32 32
VAR00023 Pearson Correlation .602" 1 VAR00028 Pearson Correlation .491· 1
Sig. (2-taifed) .000 Sig. (2-~1iled) .004
N 32 N
-
32
. Correlahon IS s1gmficanl al the 0.01 level (2-lailed). 0

32
Correlation is significant at the 0.01 level (2-t.ailed) .
32
--
Correlations
Correlations
TOTAL VAR00029
TOTAL VAR00024 TOTAL Pearson Correlation 1 .699""
TOTAL Pearson Correlalion 1 .466' Sig. (2-tailed) .000
Sig. (2-lailed) 007 N 32 32_
N 32
------ 32 VAR00029
·-----
Pearson Correlation .sss• 1
VAR00024 Pearson Correlation .466' 1 Sig. {2~t.alled) .000
Sig. (2-tailed) .007
N 32 32
. N 32
•. Correlalmn ls s1gmficant at Iha 0.01 level {2-tmled),
32
••. Correlation is signrfic.ant at tho 0.01 Jovol (2.tailed) .

Correlations
Correlations
TOTAL VAR00030
TOTAL VAR00025
TOTAL Pearson Correlation 1 -.036
TOTAL Pearson Correlation 1 .417"
Sig. (2-tailod) Sig. (2-tailed) .843
.011
N N 32 32
32 32
VAR00025 Pearson Correlation .417"
--
1 VAR00030 Pearson C~orrelation ·.036 1
Sig. {2-lailed) .017 Sig. (2-tailed) .843
N 32 32 N 32 32
•.Correlation is significenl at Iha 0.05 level (2-talfed),
Correlations Correlation<;

TOTAL VAR00031 TOTAL VAR00038


--
TOTAL Pearson Correlation 1 .490* TOTAL Pearson Gorrelalion 1 .438•
Sig. (2-tailed) .004 Sig. (2-tailed) .012
N 32 32 N 32 32
VAR00031 Pearson Correlalion .490" 1 VAR00036 Pearson Gorrefalicm .438° 1
Sig. (2-lailed) .004 Sig. (2-lailed) .012

.. N 32
. Correla!Jon 1s s1grnficant at the 0.01 level (2-taJled).
32 N I 32
".Correlation is s1gmficant at tho 0.05 level (2-latled),
32

Correlations Correlatlon!O
TOTAL VAR00032 TOTAL VAR00037
TOTAL Pearson Correlation 1 .589* TuTAL Paarson Corrolalion 1 -.043
Sig, (2-lailed) .000 Sig. (2-tailed) ,815
N 32 32 N 32 32
VAR00032 Pearson Correlation .589° 1 VAR00037 Peurson Correlation -.043 1
Sig. (2-tailod) .000 Sig. (2-lnilad) .815
N 32 32 N 32 32
"*. Correlation 1s s1gn1fir.nnt al the 0.01 level (2-tailad).

c:orrelatlons
Correlations - TOTAL VAR00038
TOTAL VAR00033 TOTAL Pearson Correlation 1 .104
TOTAL Pearson Correlalion 1 .055 Sig, (2~1ailed) .572
Sig. (2-laUed) .763 N 32 32
N 32 32 VAR00038 Pearson Correialion .104 1
VAR00033 Pearson Correlation .955 1 Sig. {2~tailed) .5'l2
Sig. (2-tailed) .763 N 32 32
N 32 32

Correlations
Correlations
TCTAL VAR00039
TOTAL VAR00034 TOTAL Pearson Correlation 1 .694*
TOTAL Pearson Correlation 1 .58-0• Sig. (2-lailed) .000
Sig. (2-taifed) .001 N 32 32
N 32 32 VAR00039 Pearson Correlalion .694*' 1
VAR00034 Pearson Correlation .580*' ·1 Sig. (2..faifed) .000
Sig. (2-lailed) .001 N 32 32
N 32 32 *". Correla~ion is significant at !he 0.C.'11 level (2-lailad).
**, Correlation is significant al the 0.01 level {2-tailed).

Correlations
Correlations
TOTAL VAR00040
TOTAL VAR00035 t-nsfAL Pearson Correlation 1 .433*
TOTAL Pearson Correlalion 1 .611·· Sig. (2-tailed) .013
Sig. (2-lailed) .000 N 32 32
N 32 32 VAR00040 Pearson Correlation .433" 1
VAR00035 Pearson Correlation .61'P 1 Sig. (2-lailcd) .013
Sig. (2-taifed) .000 N 32 32
N 32 32 •. Correlation is significant al !he 0.05 level {2·t~ifed).
*". Correlation is l'>ignificant at lhe 0.01 level (2-lailed).
corr'?latlons Correlations
. TOTAL VAR00041 TOTAL VAR00046
·-
TOTAL Pearson Correlation 1 ,302 TOTAL Pearson Correlation 1 .004
Sig. {2-lalled) .093 Sig. (2·bifed) .982
N 32 32 N 32 32
VAR00041 Pearson cOrrelalion .302 1 VAR00046 Pearson i;orre!ation .004 1
Sig. (2-tailed) ,Qf,3 Sig. i2-tailed) ,982
N 32 32 N 32 32

Correfatlons
Correlations
TOTAL VAR00042 - TOTAL VAR00047
TOTAL Pear.JOO Correlation 1 .738'
TOTAL Pearson Correlatior 1 -.097
Sig. (2-tailod) .000
Sig, (2-tailed) .597
N 32 32
VAR00042 Pearson CorTelation N 32 32
,738' 1
Sig, (2-tallod) .000
VAR00047 Poar~on Correlation -.007 T
N 32 32 Sig. (2·!ailed) .597
0 N 32 32
• Correlation is significant al the 0,01 level {2-tatled).

Correlations
Correlatfons

TOTAL VAR00043 TOTAL VAR00048


TOTAL Pearson Correlation TOTAL Pearson Correlation 1 ,016
1 .318
Sig. (2-failed) .076 Sig. (2-tailed) .933
N 32 32 N 32 32
VAR00043 Pearson Correlation .318 1 VAR00048 Pearson Corr<Jlation 1
L.016
Sig. (2-tailad) .076 Sig. (2-tailod) .933
N N 32
32 32
. 32
·-
Correlations Correlations
TOTAL VAR00044 TOTAL VAR00049
TOTAL Pearson Correlation 1 .296 )'OTAL Pearson Correlation 1 .474"
Sig. (2-laUed) .100 Sig. (2-tailed) .006
N 32 32 N 32 32
VAR00044 Pearson Correlalion .296 1 PearsoO CC>rrelation
VAR00049 .474* 1
Sig. (2-tailed) .100 Sig. (2-tailed) .006
N 37. 32
N 32 32
*•. Correlation is significant at thfl 0.01 level (2-tailed).

Correlations
Correlations
TOTAL VAR00045
TOTAL Pearson Correlation 1 .1oa~· TOTAL VAROOOSO
Slg. (2-talled) TOTAL Pearson ccii-relation 1 .343
.000
N Sig. (2-tailed) .054
32 32
VAR00045 Pearson Correlation .708* 1 N 32 32
Sig. (2-tai/ed) .000 VAROOOSO Pearson cOrrelation .343 1
N 32 32 Sig. (2-tailod) .054
**. Correfat1on is s1gmficant al the 0.01 level (2-lailed). N 32 32
Correlatlons Correlations

TOTAL VAR00051 TOTAL VAROOO'"oS


TOTAL Pearson Correlation 1 -.097 TOTAL Pearson "correlation 1 .298
Sig. (2-tailed) .597 Sig. (2-hiiled) .097
N 32 32 N 32 32
VAR00051 Pearson Correlation -.097 1 VAR00056 Pearson Correlation .298 1
Sig. (2-tailed) .597 Sig. (2-b·1iled) .097
N 32 32
N 32 32
--
Correlations
Conelatlons
TOTAL VAROOO~i7
TOTAL VAROOD52 Pearson Correlation
TOTAL 1 .008
TOTAL Pearson Correlation 1 .049
Sig. (2-tailed) .710
Sig. (2-lailed) .790
N 32 32
N 32 32
VAR00057 Pearson Correlation .068 ·1
VAR00052 Pearson Correlation .049 1
Sig. {2-lailed) Sig. (2-tailed) .710
.790
N 32 32 N 32 32

Correlaticns Correlations

TOTAL VAR00053 TOTAL VAR00058


TOTAL Pearson Corrolalion 1 .344 h"o"'r"'A"L-- Pearsont~orrelation 1 .432"
Sig. (2-tailed) .054 Sig. (2-ta iled) .014
N 32 32 N 32 32
--
VAR00053 Pearson Correlafion .344 1 VAR00058 Pearson Correlation .432" 1
Sig. (2-taile<I) .054 Sig. (2-talied) .014
N 32 32 N 32 32
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-taHed).

Correlations Correlations
TOTAL VAR00054 - TOTAL VAR00059
TOTAL Pearson Correlalion 1 .460"" i'OTAL Pearson Correlation 1 -.107
Sig. (2-tailed) .008 Sig. (24ailc<.f) .562
N 32 32
N 32 32
VAR00054 Pearson Correlation Asa· 1
VAR00059 Pearson Correlation -.107 1
Sig. (2-tailed) .cos Sig. (2-i.alled) .562
N 32 32
N 32 32
'"", Co1relalion is t;ignificanl at tho 0.01 levol (2-tailod).

Correlations
Correlations
TOTAL VAROOC60
TOTAl VAR00055
fOTAL Pearson Correlation 1 .160
TOTAL Pearson Corr~lalion 1 ~.023
Sig. (2-tailed) .380
Sig. (2-tailed) .902

VAR00055
N
Pearson Conolalion
Slg. (2-laillld)
32
-.023
.902
32
1 lVAR00060
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
32
.160
.380
32

N 32 32
N
---- 32 32
Correlations Correlations

TOTAL VAR00061
- TOTAL
--
VAR00056
TOTAL Pearson Correlation 1 .399* TOrAL Pearson Correlation 1 .049
Sig. (2-tailed) .024 Sig. (2-tailed) .790
N 32 32 N 32 32
VAR00061 Pearson Correlation .399" 1 VAR00066 Pearson Correlation ,049 1
Sig. (2-lailed) .024 Sig. (2-tailed) .790
N 32 32 N 32 32
'".Correlation is significant at the 0.05 leveJ {2-talled).

Correlations
Correlations TOTAL VAR00067
TOTAL Pearson Correlation 1 .573*"
TOTAL VAR00062
TOTAL Pearson Correlation .263 Sig. (2-lailed) .001
1
Sig. (2-lailed) .146 N 32 32
N 32 VAR00067 Pearson 'corrolalion .573' 1
32
VAR00062 Pearson Correlation .263 1 Sig. (2-laUed) .001
Sig. (2-tailed)
N
.146
32 32
. N 32
• · Corrolalmn ts sigmficanl at the 0.01 level (2-taUed).
32

Correlations Correlations
-
TOTAL VAR00063 TOTAL VAR00068
TOTAL Pearson Correlalion 1 .3910; TOTAL Pearson Correlation 1 .::.2s
Sig. (2-tailed) .027 Sig, (2-tailud) .070
N 32 32 N 32 32
VAR00063 Pearson Correlation .391* 1 VAR00068 Pearson Co!le/alion .325 1
Sig. (2-lailed) .027 Sig. {2·tailed) .070
N N
. 32 32 32
..
32
. Correlatton 1s s19mficunl at the 0.05 level (2-tmled).

Correlntlons

TOTAL VAR00064
TOTAL Pearson Correlation 1 .469'
Sig. (2-lailed) .007
N 32 32
VAR00064 Pearson Correlation .469. 1
Sig. (2-tailed) .007

.. N 32
· Correlahon 1s s1grnficant Al the 0.01 level (2-tailed).
32

Correlations

TOTAL VAR00065
TOTAL Pearson Correlallon 1 ,372"
Sig. (2-lailed) .036
N 32 32
VAR00065 Pearson Correlation _372• 1
Sig. (2-tailed) .030

. N 32
· Correlalmn is s1grnricanl at the 0.05 level {2-talled).
32
LAMPIRAN 11

VALIDITAS ITEM MOTIVASI

Correlations Correlations

VAR00001 TOTAL TOTAL VAR00002


VAR00001 Pearson Correlation 1 ,612·· TOTAL Pearson Correlation 1 ,378"
Sig. (2·tailed) ,000 Sig. (2-taile<I) .033
N 32 32 N 32 32
TOTAL Pearson Correlation ,612" 1 VAROO:J02. Pearson Correlation ,378" 1
Sig. (2-tailed) ,000 Sig. (2-tailed) ,033
N 32 32 N
••. Correlation is significant at the 0.01 level (2-taUed). - 32
•. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
32

Correlations Correlations
- TOTAL VAR00003 TOTAL VAR00004
TOTAL Pearson Correlation 1 ,204 TOTAL Pearson Correlation 1 ,573"'
Sig. (2·1ailed) ,263 Sig. (2-tailed) ,001
N 32 32 N 32 32
VAR00003 Pearson Corre/atlon ,204 1 VAR00004
·-
Pearson Correlation ,573" 1
Sig. (2-tailed) ,263 Sig. (2-tailed ) ,001
N 32 32 N 32 32
**. Correlation Is significant at the 0.01 level (2~tailed).

Correlations CorreJaUons
TOTAL VAR00005 TOTAL VAROCOO'l
TOTAL Pearson Correlation 1 ,776"" TOTAL Pearson Correlation 1 ,668..
Sig. (2-tailed) ,000 Sig. (2-tailed)

~
N 32 32 N 32 32
VAR00005 Pearson Correlation ,776" 1 VAR00006 Pearson Con:elation ,668" 1
Sig. (2-tailed) ,000 Sig. (2-tailed) ,000
N 02 32 N 32 32
••. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
**.Correlation is significant at the 0.01 level (2~tailed).

Correlations Correlations

TOTAL VAR00007
-- TOTAL VAR00008
TOTAL Pearson Correlation 1 ,454... TOIAL Pearson Correlation 1 ·,240
Sig. (2-tailed) ,009 Sig. (2·tailed) ,185
N 32 32 N 32 32
VAR00007 Pearson Correlation ,454" 1 VAR00008 Pearson Correlation ·,240 1
Sig. (2-tailed) ,009 Sig. (2·tailed) ,185
N 32 32 N 32 32
"".Correlation is significant at the 0.01 lev~I (2-tailed).
Correlations Correlations

TOTAL VAR00009 TOTAL VAR00010


TOTAL Pearson Correlation 1 ,493•• TOTAL Pearson Correlation 1 -, 178
Sig. (2-!ailed) ,004 Sig. (2-tailed) ,329
N 32 32 N 32 32
VAR00009 Pearson Correlation ,493• 1 VAR00010 PearsOn Correlation -.178 1
Sig. (2-!ailed) ,004 Sig. (2-tailed) ,329
N 32 32 N 32 32
**.Correlation 1s s1gmficant at the 0,01 level (2-tailed).

Correlations Correlation:;

TOTAL VAR00011 TOTAL VAR00012


TOTAL Pearson Correlation 1 ,579*" TOTAL Pearson Correlation 1 ,523••
Sig. (2-!ailed) ,001 Sig. (2-tailed) ,002
N 32 32 N 32 '32
VAR00011 Pearson Correlation ,579*' 1 VAR00012 Pearson Correlation ,523* 1
Sig. (2-!ailed) ,001 Sig. (2-tailed) ,002
N 32 32 N 32 32
••.Correlation 1s s1gmficant at the 0.01 level (2-tailed). **. Correlation 1s sigmficant at the 0.01 level (2-talled).

Correlations
Correlations - TOTAL VAR00014
TOTAL VAR00013 TOTAL Pearson Correlation 1 ,s44··
TOTAL Pearson Corre1alion 1 ,007 Sig. (2-taifed) ,000
Sig. (2-lail.Jrl) ,970 N 32 32
N 32 32 VAR00014 Pearson Correlation ,644*' 1
VAR00013 Pearson Correlalit:tn ,007 1 Sig. (2-tailed) ,000
Sig. (2-tailed)
N
,970
32 32 .. N 32
. Corre!atior, !5 St!/ntficant at the 0,01 level (2-tallod).
32

Correlations
.
Correlations TOTAL VARC0016
TOTAL PearSOr\Correlation 1 ,193
TOTAL VAR00015 Sig. (2-ta ilod)
TOTAL ,2H9
Pearson Correlation 1 ,416*
Sig, (2-taifed) N 32 32
,018
VAR00016 Pearson Correlation ,193 1
N 32 32
VAR00015 Pearson Correlation Sig. (2-ta iled) ,289
,416* 1
Sig. (2-tailed} ,018 N 32
I 32

. N 32
· Correlahon is s1gmficanl at the O.D'J level (2-tailcd).
32
Correlations Correlations

TOTAL VAR00017 TOTAL VAR00022


TOTAL Pearson Correlation 1 ,389" TOTAL Pearson Cc.rrelation 1 ,376"
Sig. (2-lailed) ,028 Sig. {2-tailed) ,033
N 32 32 N 32 32
VAROOD17 Pearson Correlalion ,389" 1 VAR00022 Pearson Correlation ,376" 1
Sig. (2-tai/ed) ,028 Sig. (:i!-tailed) ,033
N 32 32 N 32 32
•. Correla!Jon Is .significant at Iha 0.05 level (2-lailcd). •.Correlation Is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Correlationa
Correlations
TOTAL VAR00023
TOTAL VAR00018 TOTAL Poarson Correlation 1 ,411"
TOTAL Pearson Correlalion 1 ,546°
Sig. (2-tailed) ,020
Sig. (2-taited) .001
N 32 32
N
VAR00013 Pearson CorrelaUon
32
,546"
--
32
1
VAR00023 Pearson Corrolotion ,411* 1
Sig. (Z.tailed) ,020
Sig. {2-lailed) ,001
N
N 32 32
32 32
••. Correlalion is sJgnifJcant at the 0.01 level (2-laifed). ".Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed}.

Correlations Correlations

TOTAL VAR00019 TOTAL VAR00024


TuTAL Pearson Correlallon 1 ,612" TOTAL PearsOn Correlation 1 ,566"'
Sig. (2-lailed) ,000 Sig. (2-taifed) ,001
N 32 32 N 32 32
VAR00019 Pearson Correlation ,612· 1 VAR00024 Pearson Correlation ,566" 1
Sig. (2-lailed) ,000 Sig. (2-!ailcd) ,001
N 32
••. Correlation is sigmficanl at the 0.01 level (2-tailed).
32
- .. N 32
. Correlation 1s srgnificant at the 0.01 level (2-talled).
32

Correlations
Correlations
TOTAL VAR00025
TOTAL VAR00020 TOTAL Pearson CorrelaUon 1 ,776..
TOTAL Pearson Correlation 1 ,028 Sig. (2-ta iled) ,000
Sig. (2-tailed) ,879 N 32 32
N 32 32 VAR00025 Pearson Correlation ,776" 1
VAR00020 Pearwn Correlation ,028 1 Sig. (2-t Jiled} ,coo
Sig. (2-tailed) ,879 N
N 32 32 - 32
... Correlation is significant at the 0.01 level {2·tailed}.
32

Correlations
-- TOTAL VAR00021
Correlations
TOTAL VAR(I0.1?.6
TOTAL Pearson Corretalion 1 ,740u
TOTAL Pearso11 Correlation 1 ,3~
Sig. (2-lailOO) ,000
N
Sig. {2·tai!ed) ,o::o
32 32
N 32 32
VAR00021 Pearson Correlation ,740"' 1
VAR00026 Pearson Gorrelalion ,384" 1
Sig. (2-tailod) ,000
Sig. (2-lalled) ,030
. N 32
•. Correlation is s1onificanl at !he 0.01 level (2-tailed).
32
N 32
"· Corrolalion is significant at Iha 0.05 level {2·taifed).
32
Correlations Correlations
~-
TOTAL VAR00027 TOTAL VAR00032
TOTAL Pearson Correlation 1 ,637.. TOTAL Pearson Correlation ,644..
1
Sig. (2-tailed) ,000 Sig. (2-~ailad) ,000
N 32 32
N 32 32
VAR00027 Pearson Correlation ,fiJ7 1
VAR00032 Peirson Correlation ,644 .. 1
Sig. (2-tailed) ,000
Sig. (2··talled) ,000
N 32 32
N 32 32
"*. Correlation is significanl at the 0.01 level (2-tmled).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-taded).

Correlations Correlations

TOTAL VAR00028 TOTAL VAR00033


TOTAL Pearson Corretalion 1 ,192 TOTAL Pearson Correlation 1 ,416"
Sig. (2-lailed) ,292 Sig. (2-tailnd) ,018
N 32 32 N 32 S2
VAR00028 Pearson Correlation ,192 1 VAR00033 Pearson Correlation .416' 1
Sig. (2-laUed) ,292 Sig. {2-tailed) ,018
N 32 32
N 32 32
*.Correlation is sign,ficant at the 0.05 level {2-talled).

Correlations
Correlations

TOTAL Pearson Corralalion


TOTAL
1
VAR00029
,645"
- TOTAL VAR00034
Sig. (2-tailed) ,000 TOTAL Pearson Correlation 1 .1n
N 32 32 Sig. {2-tailed) ,332
VAR00029 Pearson Ccrrelalion ,645*' 1 N 32 32
Sig. (2-taHed) ,000 VAR00034 Poars.:m Correlation ,177 1
N 32
--
*". Correlation 1s sigmficonl at the 0.01 level (2-tmled).
32 Sig. (2-l•iled)
N
,332
32 32

Correl;itions
Correlations
TOTAL VAR00035
TOTAL VAR00030 TOTAL Peai·son Correlation 6$8"
1
TOTAL Pearson Correlation 1 ,070
Sig. {2-tailed) ,000
Sig. (2-tailed) ,705
N 32 32
N 32 32
VAR00030 Pearson Correlation VAR00035 Pearson Correlation ,668" 1
,070 1
Sig. (2-taili>,d) ,705 Sig. (2-tailed) ,000
N 32 32
.. N 32
. Correlation m s1gn1ficant at the 0.01 level (2-tallad).
32

Correlations Correlations
TOTAL VAR00031
TOTAL VAR00036
TOIAL Pearson Correlation 1 ,165 T~.AL Pearson Correlation 1 -,232
Sig. {2-lailed) ,365
Sig. (2·tailod) ,201
N 32 32
N 32 32
VAR00031 Pearson Ccirrelalion ,165 1
Sig. (2-tai/ed) VAR00036 Pearson Correlation ·,232 1
,365
N 32 32 Sig. (2-tailed) ,201
N 32
--
32
Correlations Correlations

TOTAL VARD0037 TOTAL VAR00042


TOTAL Pearson Correlation 1 ,680..- TOTAL Pearson Correlation 1 ,522 ..
Sig. (2-tailed) ,000 Sig. (2-leiited) ,002
N 32 32 N 32 32
VAR00037 Pearson Corra/alion ,680*' 1 'VAR00042 Pearson Correlation .s22· 1
Sig. (2-tail€:d) ,000 Sig. (2-tailed) ,002
N 32
32
**. Correlallon is significant al the 0.01 Jevel (2-talled). . N 32
• . Correlation Is sr11nificant at the 0.01 level (2-tmled).
32

Co:refat1011s
Correlations
TOTAL VAR_~
TOTAL VAR00043
TOTAL Pearson Corrlllalion 1 ,573*'
OTAL PoafSon Correlation 1 ,Q70
Sig. (2-tailod) ,001
Sig. (2-tailed) ,703
N 32
VAR00038 Pearson Corrolation ,5~~· >-----
1
VAR00043
N
Pearson Correlation
32
,070
32
1
Sig. (2-tailed) ,001
N Sig. (2-tailed) ,703
32 32
N 32 32
••. Correlatlon Is slgnificanl at !he 0.01 lovul (2-lullod}.

Correlations
Ctirrelatlons
- TOTAL VAR00044
TOTAL VAR00039
TOTAL Pearson i..;orrelalion 1 ,668" TOTAL Pearson Correlation 1 ,192
Sig. (2-tailud) ,000 Sig. (2-tailed) ,292
N 32 32 N 32 32
VAR00039 Pearson Correlation ,668· VAR00044
- Pearson Correlation ,192 1
1
Sig. (2-tailod) ,000 Sig. (2-railod) ,W2
N
N 32 32
-. Correlation is significant at the 0.01 level (2-lailed).
32
--
32

Correlations
Correlations
TOTAL VAR00045
TOTAL VAR00040 TOTAL Pearscn Correlation 1 ,668..
TOTAL Pearson Correlation 1 ,649· Sig. (2-taMd) ,COO
Sig. (2-tailed) ,000 N 32 32
N 32 32 VAR00045 Pearson Correlation ,668• 1
VAR00040 Pearson Correlalion ,649* 1 Sig. (2-tailed) ,000
Sig. (2-tailed) ,000 N 32 32
N 32 32
"". Corrolation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
** • Correlalion is significanl at tho 0.01 level (2-tailed).

Correlations
Correlations
TOTAL VAR00046
TOTAL VAR00041
TOTAL Pearson Correlation 1 ,184
TOTAL Pearson Correlation 1 388" -.
Sig. (2-tailed) ,029
Sig. (2·1~iled) ,313
N N 32 32
32 32
VAR00041 Pearso11 Correlation VAR00046 Pearson Correlation -,386· 1
,184 1
Sig. (2-lailed) ,313 Sig. (2-tailod) ,029
N 32 32 N 32 32
•. Correlation 1s significant at the 0.05 level (2-tailed).
Correlations Correlations

TOTAL VAR00047 TOTAL VAROO~


TOTAL Pearson Correlation 1 ,426" TOTAL Pearson Correlation 1 -,312
Sig. (2-tailed) ,015 Sig. (2-lailed) ,082
N 32 32 N 32 32
VAR00047 Pearson Correlation ,426" 1 VAR00049 Pearson Correlation -,312 1
Sig. (2-laifed) ,015 Sig. (2-tailed) ,082

. N 32
. Correlahon IS s1grnficant at Iha 0.05 level (2-la1led).
32 N 32 3•

Correlations Correlations

TOTAL VAR00048
- TOTAL VAR00050
TOTAL Pearson Correlation 1 ,sao·· TOTAL Pearson Correlat\on 1 ,579"'
Sig. (2-tailed) ,002 Sig. (2·t~iled) ,001
N 32 32 N 32 32
VAR00048 Pearson Correlation ,530" 1 VAR00050 Pearson Correlation ,579" 1
Sig. (2-tailed) ,002 Sig. (2-lailcd) ,001

.. N 32
. Correlallon IS s1gmficanl al the 0.01 level (2-lalled).
32 N 32
•• · Correlahon is sigmficanl al the 0.01 level (2-lailed) .
32

You might also like