You are on page 1of 9

MAKALAH

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

“AKHLAK, ETIKA, DAN MORAL”

DISUSUN OLEH :

DIKA SARI (ES1221030)

EVA ANANDA PUTRI (ES1221032)

NADIA NURRAHMA (ES1221033)

REFLY RAMADHAN (ES1221016)

MANAJEMEN 1.A

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI ICHSAN

SIDENRENG RAPPANG

TAHUN 2021/2022

i
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah atas segala limpahan karunia Allah Subhanahu Wa Ta’ala


berkat Ridho-Nya kami mampu merampungkan makalah ini dengan tepat waktu. Tidak lupa
juga kami haturkan shalawat serta salam kepada junjungan Nabi Muhammad Shallallahu
`alaihi Wa Sallam, beserta keluarganya, para sahabatnya dan semua ummatnya yang selalu
istiqomah sampai akhir zaman.

Penulisan makalah ini memiliki tujuan untuk memenuhi tugas kelompok mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam dengan tema Akhlak, Etika, Dan Moral Yang mana di
dalam makalah ini kami menjelaskan mengenai kisah-kisah para nabi beserta mengulas pesan
moral dari akhlak para nabi agar umat islam dapat meneladaninya.

Namun, kami sadar bahwa makalah ini penuh dengan kekurangan. Oleh karena itu,
kami sangat berharap kritik dan saran konstruktif demi penyempurnaan makalah ini. Harapan
kami semoga makalah ini dapat bermanfaat serta mampu memenuhi harapan berbagai pihah.
Aamiin.

Sidrap, 27 November 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................ii

DAFTAR ISI......................................................................................................iii

BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................4

A. LATAR BELAKANG.............................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH.........................................................................4

BAB II. PEMBAHASAN ..................................................................................5

A. AKHLAK, ETIKA, DAN MORAL.........................................................5


B. AKHLAK ISLAM...................................................................................6

BAB III. PENUTUP...........................................................................................9

A. KESIMPULAN........................................................................................9

iii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Islam adalah agama yang sangat memperhatikan binaan etika, moral, dan akhlak
mulia secara komprehensif baik segi materi, metode, pendekatan dan pelaksanaannya.
Ajaran Islam tentang iman, islam, dan ihsan misalnya, dinilai belum sempurna jika tidak
menimbulkan dampak pembinaan akhlak dan karakter mulia.

Di era global yang semakin maju ini, perilaku seorang muslim semakin beraneka
ragam. Umat muslim cenderung mengikuti pola hidup yang mewah dan bergaya, yang tidak
mencerminkan bahwa mereka umat muslim yang pada hakikat nya tidak boleh berlebih-
lebihan. Bahkan lupa dengan adanya etika, moral dan akhlak yang seharusnya dijunjung
tinggi sebagai umat Nabi Muhammad SAW. Karena pada kenyataannya manusia sekarang
kurang pengetahuan tentang etika, moral, dan akhlak.

Selama ini pelajaran etika, moral, dan akhlak sudah diperkenalkan sejak kita berada
di Sekolah Dasar, bahkan pengenalan ertika, moral, dan akhlak sudah di ajarkan dalam
lingkup keluarga. Namun ternyata pelajaran etika, moral dan akhlak itu hanya dibiarkan saja
tanpa di aplikasikan ke dalam perilaku kehidupan sehari-hari, sehingga pelajaran yang telah
disampaikan menjadi sia-sia dan tidak berguna.

Sebagai generasi penerus bangsa Indonesia, sangatlah tidak terpuji jika kita para
generasi penerus bangsa tidak memiliki etika, moral dan akhlak. Oleh karena itu kami
menyusun makalah ini agar setidaknya dapat menjadi acuan dalam perbaikan etika, moral,
dan akhlak masyarakat.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari etika, moral dan akhlak ?
2. Apakah hubungan tasawuf dengan akhlak ?
3. Apakah indikator manusia berakhlak ?
4. Bagaimanakah pengaruh era globalisasi dan modernisasi bagi etika, moral dan akhlak
manusia?
5. Bagaimana cara membentuk manusia berakhlak ?

4
BAB II

PEMBAHASAN
A. Akhlak, Etika dan Moral
Akhlak menurut bahasa berarti tingkah laku, perangai atau tabiat sedangkan
menurut istilah adalah pengetahuan yang menjelaskan tentang baik buruk, mengatur
pergaulan manusia, menentukan tujuan akhir dari usaha dan pekerjaannya.

Akhlak pada dasarnya melekat dalam diri seseorang, bersatu dengan perilaku
atau perbuatan. Jika perilaku yang melekat itu buruk, maka disebut akhlak yang buruk
atau akhlak mazmunah. Sebaliknya, apabila perilaku tersebut baik disebut akhlakul
mahmudah.

Selain akhlak digunakan pula istilah etika dan moral. Etika berasal dari bahasa
Yunani “Ethes”, artinya adat kebiasaan. Etika adalah ilmu yang menyelidiki baik dan
buruk dengan memperhatikan perbuatan manusia sejauh yang diketahui oleh akal
pikiran. Persamaan antara akhlak dengan etika adalah keduanya membahas masalah
baik dan buruk tingkah laku manusia. Perbedaannya terletak pada dasarnya. Sebagai
cabang filsafat, etika bertitik tolak dari pikiran manusia. Sedangkan akhlak
berdasarkan ajaran Allah Dan Rasulnya.

Moral berasal dari kata “Mores” yang berarti adat kebiasaan. Moral adalah
tindakan manusia yang sesuai dengan ide-ide umum (masyarakat) yang baik dan
wajar. Moral dan etika memiliki kesamaan dalam hal baik dan buruk. Bedanya etika
bersifat teoritis, sedangkan moral lebih bersifat praktis. Menurut filsafat, etika
memandang perbuatan manusia secara universal (umum), sedangkan moral
memandangnya secara lokal.

Akhlak tidak terlepas dari aqidah dan syariah. Oleh karena itu, akhlak
merupakan pola tingkah laku yang mengakumulasikan aspek keyakinan dan ketaatan
sehingga tergambarkan dalam perilaku yang baik.

Akhlak merupakan perilaku yang tampak (terlihat) dengan jelas, baik dalam
kata-kata maupun perbuatan yang dimotivasi oleh dorongan karena Allah. Namun
demikian, banyak pula aspek yang berkaitan dengan sikap batin ataupun pikiran,
seperti akhlak diniyah yang berkaitan dengan berbagai aspek, yaitu pola perilaku
kepada Allah, sesama manusia, dan pola perilaku kepada alam.

5
B. Akhlak Islam
1. Akhlak Terhadap Allah
Akhlak yang baik kepada Allah berucap dan bertingkah laku yang terpuji
terhadap Allah Swt., baik melalui ibadah langsung kepada Allah, seperti shalat,
puasa, dan sebagainya, maupun melalui perilaku-perilaku tertentu yang
mencerminkan hubungan atau komunikasi dengan Allah di luar ibadah itu.
Berakhlak baik antara lain melalui:
a. Beriman, yakni meyakini wujud dan keesaan Allah serta meyakini apa yang
difirmankan-Nya.
b. Taat, yaitu patuh kepada segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-
Nya.
c. Ikhlas, yaitu melaksanakan perintah Allah dengan pasrah dan tidak
mengharapkan apapun kecuali ridha Allah semata.
d. Khusyuk, yaitu melaksanakan perintah-Nya dengan sungguh-sungguh.
e. Husnudzan, yaitu berbaik sangka kepada Allah termasuk apa saja yang
diberikan-Nya merupakan pilihan yang terbaik untuk manusia.
f. Tawakal, yaitu mempercayakan diri kepada Allah dalam melaksanakan suatu
kegiatan atau rencana.
g. Syukur, yaitu mengungkapkan rasa syukur kepada Allah atas nikmat yang
telah diberikan-Nya.
h. Bertasbih, yaitu mensucikan Allah dengan memperbanyak mengucapkan
kalimat tasbih (Subhanallah) serta menjauhi perilaku yang dapat mengotori
nama Allah Yang Maha Suci.
i. Istighfar, yaitu meminta ampun kepada Allah atas segala dosa yang pernah
diperbuat dengan mengucapkan kalimat istighfar (Astaghfirullahhal’adzim).
Sedangkan istighfar melalui perbuatan dengan cara tidak mengulangi dosa
atau kesalahan yang telah dilakukan.
j. Takbir, yaitu mengagungkan Allah dengan mengucapkan kalimat takbir
(Allahu Akbar). Adapun melalui perilaku dapat dilakukan dengan
mengagungkan nama-Nya dalam segala hal, sehingga tidak menjadikan
sesuatu melebihi keagungan Allah.
k. Do’a, yaitu meminta kepada Allah apa saja yang diinginkan dengan cara yang
baik sebagaimana dicontohkan oleh Rasulullah. Do’a adalah cara
membuktikan kelemahan manusia di hadapan Allah, karena itu berdo’a
merupakan inti dari ibadah. Jadi, dapat dikatakan orang yang tidak suka
berdo’a adalah orang yang sombong, sebab ia tidak mengakui kelemahan
dirinya di hadapan Allah.
2. Akhlak Terhadap Manusia
a. Akhlak Terhadap Diri-sendiri
1) Setia (al-Amanah), yaitu sikap pribadi setia, tulus hati dan jujur dalam
melaksanakan sesuatu yangg dipercayakan kepadanya, baik berupa harta,
rahasia, kewajiban, atau kepercayaan lainnya.
2) Benar (as-Shidqatu), yaitu berlaku benar dan jujur baik dalam perkataan
maupun perbuatan.

6
3) Adil (al-‘adlu), yaitu menempatkan sesuatu pada tempatnya. Adil terdiri
atas adil perseorangan, yaitu tindakan memberikan hak kepada yang
mempunyai hak tanpa menguranginya.
4) Memelihara kesucian diri (al-Ifafah), yaitu menjaga dan memelihara
kesucian dan kehormatan diri dari tindakan tercela, fitnah dan perbuatan
yang dapat mengotori drinya.
5) Malu (al-Haya), yaitu malu terhadap Allah dan diri sendiri dari perbuatan
melanggar perintah Allah.
6) Keberanian (as-Syajaah), yaitu sikap mental yang menguasai hawa nafsu
dan berbuat menurut semestinya.
7) Kekuatan (al-Quwwah), yaitu terdiri atas kekuatan fisik, jiwa atau
semangat dan pikiran atau kecerdasan.
8) Kesabaran (as-Shabru), yaitu terdiri atas kesabaran ketika ditimpa
musibah dan kesabaran dalam mengerjakan sesuatu.
9) Kasih sayang (ar-Rahman), yaitu sifat mengasihi terhadap diri sendiri,
orang lain dan sesama makhluk.
10) Hemat (al-Iqtishad), yaitu sikap hemat yang meliputi hemat terhadap
harta, hemat tenaga, dan hemat waktu.
b. Akhlak Terhadap Keluarga
1) Akhlak terhadap orang tua
Prinsip-prinsip dalam melaksanakan akhlak mahmudah terhadap orang tua
sebagai berikut:
(a) Patuh, yaitu menaati perintah orang tua, kecuali perintah itu
bertentangan dengan perintah Allah.
(b) Ikhsan, yaitu berbuat baik kepada mereka sepanjang hidupnya
(c) Lemah lembut dalam perkataan maupun tindakan
(d) Merendahkan diri di hadapannya
(e) Berterima kasih
(f) Berdo’a untuk mereka atau meminta do’a kepada mereka
2) Akhlak terhadap suami-istri
Suami-istri merupakan ikatan yang menghubungkan kasih sayang antara
laki-laki dan perempuan. Dalam keluarga hubungan itu melahirkan
komunikasi, baik dengan kata-kata maupun perilaku. Jika komunikasi ini
didasari kasih sayang yang tulus, maka akan lahir hubungan yang
harmonis.
3) Akhlak terhadap anak
Akhlak terhadap anak adalah memberinya perhatian dan kasih sayang
yang sangat dibutuhkan seorang anak. Merawat, mengasuh, membimbing
dan mengarahkan anak merupakan bagian yang sangat penting dalam
mengembangkan akhlak yang baik. Bergaul dengan anak pada dasarnya
merupakan pendidikan bagi mereka. Bagaimana orang tua berkata dan
bertindak akan menjadi bagian dari contoh perilaku yang akan ditiru dan
dilakukan oleh anak tersebut.
c. Akhlak Terhadap Tetangga

7
Berbuat baik kepada tetangga sangat dianjurkan oleh Rasulullah. Beliau
merinci hak tetangga sebagai berikut:
Hak tetangga yaitu: Ketika dia ingin meminjam hendaklah kamu pinjamkan;
Ketika dia meminta tolong, maka hendaklah kamu menolongnya; Jika dia
sakit, hendaklah kamu merawatnya; Jika dia ada keperluan, hendaklah kamu
beri; Jika dia miskin, maka berilah bantuan; Saat dia mendapat kesenangan,
hendaklah kamu ucapkan selamat; Saat dia mengalami kesusahan, hendaklah
kamu menghiburnya; Ketika dia meninggal, hendaklah kamu mengantarkan
jenazahnya. Janganlah kamu bangun rumah lebih tinggi dari rumahnya tanpa
persetujuannya. Janganlah kamu susahkan dia dengan bau masakanmu kecuali
kamu memberikannya sebagian dari masakanmu itu. Jika kamu membeli
buah-buahan, hendaklah kamu memberi dia beberapa sebagai hadiah, dan
apabila tidak kamu beri, bawalah kedalam rumahmu dengan sembunyi, dan
jangan kamu biarkan anakmu membawa buah itu keluar, karena nanti anaknya
menginginkan buah-buahan itu. (HR. Abu Syaikh)
3. Akhlak Terhadap Lingkungan
Berakhlak terhadap lingkungan alam adalah menyikapinya dengan cara
memelihara kelangsungan hidup dan kelestariannya. Agama islam menekankan
agar manusia mengendalikan dirinya dalam mengeksploitasi alam, sebab alam
yang rusak akan merugikan bahkan menghancurkan kehidupan manusia sendiri.

Seorang muslim dituntut untuk menebarkan rahmat bagi seluruh alam


(rahmatan lil alamin), yaitu memandang alam dan lingkungannya dengan rasa
kasih sayang.

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Ketiga hal tersebut (etika, moral dan akhlak)merupakan hal yang paling
penting dalam pembentukan akhlakul karimah seorang manusia. Dan manusia yang
paling baik budi pekertinya adalah Rasulullah S.A.W. Anas bin Malik radhiallahu
‘anhu seorang sahabat yang mulia menyatakan: “Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa
sallam adalah manusia yang paling baik budi pekertinya.”(HR.Bukhari dan Muslim).
 
Dalam kehidupan modern yang ditandai oleh berbagai tantangan dan cobaan
yang bersifat mendasar, tampaknya perlu diatasi dengan cara yang mendasar pula,
yaitu dengan kembali kepada ajaran Al-Qur’an dan Al-Hadist, khususnya yang
berkaitan dengan akhlak tasawuf.
 
Kami sebagai penyusun makalah ini mengharapkan, agar generasi muda
penerus bangsa memiliki etika, moral, dan akhlak yang baik sesuai dengan ajaran
Islam dalam kehidupan sehari-hari.

You might also like