You are on page 1of 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Tromboflebitis adalah peradangan dan pembekuan dalam pembuluh darah.
Tromboflebitis berarti bahwa gumpalan darah telah terbentuk dalam vena dekat
dengan kulit. Mungkin juga ada infeksi pada pembuluh darah. Tromboflebitis
biasanya terdapat di vena kaki atau lengan. Dengan hati-hati, masalah ini harus
diselesaikan sampai dalam waktu 2 sampai 3 minggu. Tromboflebitis paling sering
mempengaruhi vena superfisial di kaki, tetapi dapat juga mempengaruhi vena
superfisial di paha. Sering kali, tromboflebitis terjadi pada orang dengan varises,
namun kebanyakan orang dengan varises tidak mengembangkan tromboflebitis.
Tromboflebitis melibatkan reaksi inflamasi akut yang menyebabkan trombus
untuk tetap pada dinding pembuluh darah dan mengurangi kemungkinan thrombus
hilang. Tidak seperti dalam vena, vena superfisial tidak memiliki otot-otot sekitarnya
untuk menekan dan mengusir trombus. Karena ini, tromboflebitis superfisialis jarang
menyebabkan emboli. Tromboflebitis yang berulang kali terjadi di vena yang normal
disebut bermigrasi radang pembuluh darah atau migrasi tromboflebitis. Ini mungkin
menunjukkan kelainan yang mendasari serius, seperti kanker dari organ internal.
Tromboflebitis dapat disebabkan oleh infeksi atau cedera vena. Penyebab
lainnya mungkin tidak bergerak cukup cepat setelah pembedahan atau beristirahat di
tempat tidur untuk waktu yang lama, mungkin mengenakan gips, merokok, minum pil
KB, obat-obatan mungkin melukai dinding pembuluh darah dan menyebabkan
tromboflebitis. Penyebab lainnya mungkin varises, kehamilan, atau iritasi dari infus di
pembuluh darah/ menggunakan intravena (IV) line, atau setelah trauma pada vena. Ini
melibatkan respons peradangan berhubungan dengan gumpalan di pembuluh darah.
Resiko yang menyebabkan kecenderungan peningkatan pembekuan darah,
infeksi, atau saat terakhir kehamilan, varises, dan kimia atau iritasi lainnya dari
daerah. Berkepanjangan duduk, berdiri, atau imobilisasi meningkatkan risiko.
Dangkal tromboflebitis mungkin kadang-kadang dikaitkan dengan kanker perut
(seperti karsinoma pankreas), deep vein thrombosis, thromboangiitis obliterans, dan
(jarang) dengan embolus paru.
Sakit dan pembengkakan lokal berkembang dengan cepat, kulit di atas vena
menjadi merah, dan hangat dan sangat keras. Karena darah di vena yang beku,

MATERNITAS | 1
pembuluh darah terasa seperti tali yang keras di bawah kulit, tidak lembut seperti
normal atau varises vena.
Paling sering, tromboflebitis berkurang dengan sendirinya. Dengan analgesik,
seperti aspirin atau yang lain non-steroid anti-inflamasi (NSAID), biasanya membantu
mengurangi rasa sakit. Meskipun umumnya peradangan reda dalam hitungan hari,
beberapa minggu dapat dilalui sebelum gumpalan dan kelembutan mereda
sepenuhnya. Untuk memberikan bantuan awal, dokter mungkin menyuntikkan bius
lokal, menghilangkan trombus, dan kemudian diperban kompresi, dipakai selama
beberapa hari.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum :
Mendokumentasikan mengenai konsep asuhan keperawatan
2. Tujuan Khusus :
a. Menjelaskan konsep teoritis asuhan keperawatan
b. Menjelaskan konsep asuhan keperawatan yang terdiri dari :
1. Pengkajian
2. Diagnosa
3. Perencanaan
4. Implementasi
5. Evaluasi
C. MANFAAT PENULISAN
a. Berguna bagi mahasiwa mengenai Tomboflebitis
b. Berguna bagi mahasiswa untuk mengetahui penyebab Tomboflebitis
c. Berguna bagi mahasiswa untuk konsep asuhan keperawatan mengenai
Tomboflebitis
d. Berguna bagi mahasiswa dalam membuat laporan kasus mengenai asuhan
keperawatan pada klien Tomboflebitis
D. SISTEMATIKA PENULISAN
Terdiri dari Cover, Kata Pengantar, Daftar Isi ,Bab I Pendahuluan (Latar
belakang, tujuan masalah , manfaat, sistematika penulisan) BAB II Teoritis mengenai
Parkinson yang terdiri dari Konsep Teori (pengertian, klasifikasi, etiologi,
patofisiologi, manifestasi klinis, penatalaksanaan keperawatan dan medis) dan konsep
asuhan keperawatan (pengkajian, rumusan diagnosa,perencanaan), BAB III Penutup
( Kesimpulan, Saran, dan daftar pustaka).

MATERNITAS | 2
BAB II

KAJIAN TEORI

A. KONSEP TEORI
1. PENGERTIAN
Pada ibu nifas sering kali ditemukan komplikasi berupa flebitis.
Flebitis merupakan peradangan atau inflamasi pada pembuluh darah balik atau
pembuluh darah vena. Yang paling sering ditemukan adalah tromboflebitis.
Tromboflebitis merupakan inflamasi permukaan pembuluh darah disertai
pembentukan pembekuan darah. Tromboflebitis cenderung terjadi pada
periode pasca partum pada saat kemampuan penggumpalan darah meningkat
akibat peningkatan fibrinogen; dilatasi vena ekstremitas bagian bawah
disebabkan oleh tekanan keopala janin gelana kehamilan dan persalinan; dan
aktifitas pada periode tersebut yang menyebabkan penimbunan, statis dan
membekukan darah pada ekstremitas bagian bawah .
Tromboflebitis adalah invasi / perluasan mikroorganisme patogen yang
mengikuti aliran darah disepanjang vena dan cabang-cabangnya.
Tromboflebitis didahului dengan trombosis, dapat terjadi pada kehamilan
tetapi lebih sering ditemukan pada masa nifas. Tromboflebitis merupakan
inflamasi permukaan pembuluh darah disertai pembentukan pembekuan
darah. 
2. KLASIFIKASI
Tomboflebitis dibagi menjadi 2, yaitu
a) Pelvio tamboflebitis
Pelvio tromboflebitis mengenai vena-vena dinding uterus dan
ligamentum latum, yaitu vena ovarika, vena uterina dan vena
hipograstika. Vena yang paling sering terkena ialah vena overika
dekstra karena infeksi pada tempat implantasi plasenta terletak
dibagian atas uterus; proses biasanya unilateral. Perluasan infeksi dari
vena ovarika dekstra, mengalami inflamasi dan akan menyebabkan
perisalpingo-ooforitis dan peridiapendisitis. Perluasan infeksi dari
vena uterna ialah ke vena iliaka komunis. Biasanya terjadi sekitar hari
ke-14 atau ke-15 pasca partum.

MATERNITAS | 3
b) Tomboflebitis femoralis
Tromboflebitis femoralis mengenai vena-vena pada tungkai,
misalnya vena vemarolis, vena poplitea dan vena safena. Sering
terjadi sekitar hari ke-10 pasca partum. (Abdul Bari SAifudin, dkk.,
2002)
3. ETIOLOGI
a) Perluasan infeksi endometrium
b) Mempunyai varises pada vena
c) Obesitas Pernah mengalami tramboflebitis
d) Berusia 30 tahun lebih dan pada saat persalinan berada pada posisi stir
up untuk waktu yang lama
e) Memiliki insidens tinggi untuk mengalami tromboflebitis dalam
keluarga.
4. TANDA DAN GEJALA
a) Pelvio Tromboflebitis
1) Nyeri yang terdapat pada perut bagian bawah dan atau perut
bagian samping, timbul pada hari ke-2-3 masa nifas dengan
atau tanpa panas
2) Penderita tampak sakit berat Mengigil berulang kali, menggil
inisial terjadi sangat berat (30-40 menit)dengan interval hanya
beberapa jam saja dan kadang-kadang 3 hari pada waktu
menggigil penderita hampir tidak panas.
3) Suhu badan naik turun secara tajam (36 C menjadi 40 C) yang
diikuti penurunan suhu dalam 1 jam (biasanya subfebris seperti
pada endometritis).
4) Penyaklit dapat langsung selama 1-3 bulan.
5) Cenderung terbentuk pus, yang menjalar kemana-mana,
terutama ke paru-paru
6) Abses pada pelvis
7) Terdapat leukositosis (meskipun setelah endotoksin menyebar
kesirkulasi, dapat segera terjadi leukopenia)
8) Untuk membuat kultur darah, darah diambil pada saat tepat
sebelum mulainya menggigil, kultur darah sangat sukar dibuat
karena bakterinya adalah anaerob.

MATERNITAS | 4
9) Pada periksa dalam hampir tidak diketemukan apa-apa karena
yang paling banyak terkena adalah vena ovarika; yang sukar
dicapai dalam pemeriksaan dalam.
b) Tromboflebitis femoralis
1) Keadaan umum tetap baik, suhu badan subfebris selama 7-10
hari, kemudian suhu mendadak naik kira-kira pada hari ke-10-
20 yang disertai dengan menggigil dan nyeri sekali.
2) Kaki sedikit dalam keadaan fleksi dan rotasi keluar serta sukar
bergerak, lebih panas dibandingkan dengan kaki lainnya.
3) Seluruh bagian dari salah satu vena pada kaki terasa tegang
dan keras pada paha bagian atas.
4) Nyeri hebat pada lipat paha dan daerah paha
5) Reflektorik akan terjadi spasmus arteria sehingga kaki menjadi
bengkak, tegang, putih, nyeri, dan dingin dan pulsasi menurun.
6) Edema kadang-kadang terjadi sebelum atau sesudah nyeri dan
pada umumnya terdapat pada paha bagian atas, teatapi lebih
sering dimulai dari jari-jari kaki dan pergelangan kaki
kemudian melus dari bawah ke atas.
7) Nyeri pada betis, yang terjadi spontan atau dengan memijat
betis atau dengan meregangkan tendo akhiles(tanda homan
positif)
5. PATOFISIOLOGI
Terjadinya thrombus :
a. Abnormalitas dinding pembuluh darah
Formasi trombus merupakan akibat dari statis vena, gangguan
koagubilitas darah atau kerusakan pembuluh maupun endotelial. Stasis vena
lazim dialami oleh orang-orang yang imobilisasi maupun yang istirahat di
tempat tidur dengan gerakan otot yang tidak memadai untuk mendorong aliran
darah. Stasis vena juga mudah terjadi pada orang yang berdiri terlalu lama,
duduk dengan lutut dan paha ditekuk, berpakaian ketat, obesitas, tumor
maupun wanita hamil.
b. Perubahan komposisi darah (hyperkoagulabilitas)

MATERNITAS | 5
Hyperkoagulabilitas darah yang menyertai trauma, kelahiran dan IMA
juga mempermudah terjadinya trombosis. Infus intravena, banyak faktor telah
dianggap terlibat dalam patogenesis flebitis karena infus intravena, antara lain:

(1) Faktor-faktor kimia seperti obat atau cairan yang iritan (flebitis
kimia)
a. pH dan osmolaritas cairan infus yang ekstrem selalu diikuti risiko
flebitis tinggi. Obat suntik yang bisa menyebabkan peradangan vena yang
hebat, antara lain kalium klorida, vancomycin, amphotrecin B, cephalosporins,
diazepam, midazolam dan banyak obat khemoterapi.
b. Mikropartikel yang terbentuk bila partikel obat tidak larut sempurna
selama pencampuran.
c. Penempatan kanula pada vena proksimal (kubiti atau lengan bawah)
sangat dianjurkan untuk larutan infus dengan osmolaritas > 500 mOsm/L.
Hindarkan vena pada punggung tangan jika mungkin, terutama pada pasien
usia lanjut
d. Kateter yang terbuat dari silikon dan poliuretan kurang bersifat
iritasi dibanding politetrafluoroetilen (teflon) karena permukaan lebih halus,
lebih thermoplastik dan lentur. Risiko tertinggi untuk flebitis dimiliki kateter
yang terbuat dari polivinil klorida atau polietilen.

(2) Faktor-faktor mekanis seperti bahan, ukuran kateter, lokasi dan


lama kanulasi.
Kanula yang dimasukkan ada daerah lekukan sering menghasilkan
flebitis mekanis. Ukuran kanula harus dipilih sesuai dengan ukuran vena dan
difiksasi dengan baik.
(3) Agen infeksius.
Faktor-faktor yang berkontribusi terhadap flebitis bakteri meliputi:
a. Teknik pencucian tangan yang buruk
b. Kegagalan memeriksa peralatan yang rusak.
c. Pembungkus yang bocor atau robek mengundang bakteri.
d. Teknik aseptik tidak baik
e. Teknik pemasangan kanula yang buruk
f. Kanula dipasang terlalu lama

MATERNITAS | 6
g. Tempat suntik jarang diinspeksi visual
c. Gangguan aliran darah
6. PENATALAKSANAAN
a) Lakukan pencegahan terhadap endometritis dan tromboflebitis dengan
menggunakan teknik aseptik yang baik
b) Rawat inap : penderita tirah baring untuk pemantauan gejala penyakit
dan mencegah terjadinya emboli pulmonum
c) Terapi medik: pemberian antibiotika, heparin terdapat tanda-tanda atau
dugaan adanya emboli pulmonum
d) Terapi operatif : pengikatan vena kava inferior dan vena ovarika jika
emboli septik terus berlangsung sampai mencapai paru-paru; meskipun
sedang dilakukan hipernisasi, siapkan untuk menjalani pembedahan.
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
a) Biodata
b) Riwayat Penyakit
Riwayat varises, hiperkoagulasi, penyakit neoplasma, penyakit
kardiovaskuler, pembedahan mayor, resiko tinggi cedera, obesitas.
Riwayat duduk lama, baik karena berhubungan dengan pekerjaan atau
akibat dari pembatasan aktivitas. Imobilitas berkenaan dengan tirah
baring dan anestesia.
c) Sirkulasi
 Varises vena.
 Sedikit peningkatan frekuansi nadi.
 Riwayat trombosis vena sebelumnya, masalah jantung,
hemoragi, hipertensi karena kehamilan, hiperkoagulasi pada
puerperium dini.
 Nadi perifer berkurang, tanda homan positif atau mungkin tidak
terlihat.
 Ekstremitas bawah mungkin hangat dan warna kemerahan atau
tungkai sakit/ nyeri tungkai, dingin, pucat, oedem.

MATERNITAS | 7
 Inspeksi tungkai mulai dari selangkangan kaki, perhatikan
perbedaan antara keduanya. Palpasi, untuk menentukan daerah
nyeri tekan dan thrombosis menggunakan 3 atau 4 jari.
 Sering cek dari denyut nadi, tekanan darah, suhu (juga
kenaikan suhu pada tungkai), kulit kondisi, dan sirkulasi
mungkin diperlukan.
d) Makanan/cairan
Penambahan berat badan berlebihan/kegemukan.
e) Nyeri/ketidaknyamanan
Nyeri tekan dan pada area yang sakit misalnya betis atau paha.
Trombosis dapat teraba, menojol/berkeluk.
f) Keamanan
Adanya endometritis pascapartum atau selulitis pelvis. Suhu
agak meninggi, kemajuan pada peninggian yang dapat dilihat dan
menggigil.
g) Seksualitas
1. Multipara.
2. Persalinan lama berkenaan dengan tekanan kepala janin pada
vena – vena pelvis, penggunaan penjejak kaki atau posisi yang
salah dari ekstremitas selama fase intrapartum atau kelahiran
melalui operasi, termasuk kelahiran sesaria.
3. Wanita pemakai kontrasepsi oral.

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a) Perubahan perfusi jaringan b/d edema, eritema
b) Nyeri akut b/d adanya proses implamasi, sparmevaskuler akumulasi
asam laktat.
c) Ansietas b/d perubahan pada status kesehatan.
d) Kurang pengetahuan b/d kurang pemajanan informasi

MATERNITAS | 8
MATERNITAS | 9
MATERNITAS | 10
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Infeksi nifas adalah keadaan yang mencakup semua peradangan alat-alat
genitalia dalam masa nifas. Demam nifas adalah demam dalam masa nifas oleh sebab
apapun. Mobilitas puereuralis adalah kenaikan suhu badan sampai 38 oC atau lebih
selama 2 hari. Da;am 10 hari pertama postpatum. Kecuali pada hari petama. Suhu
diukur 4x sehari secara oral (dari mulut)
Tomboflebitis merupakan inflamasi permukaan pembuluh darah disertai pembentukan
pembekuan darah.

Tanda dan Gejala dari trombo flebitis adalah :

a. Perluasan infeksi endometrium


b. Mempunyai varises pada vena
c. Obesitas Pernah mengalami tramboflebitis
d. Berusia 30 tahun lebih dan pada saat persalinan berada pada posisi stir up
untuk waktu yang lama
e. Memiliki insidens tinggi untuk mengalami tromboflebitis dalam keluarga.

Diagnosa keperawatan yang mungkin timbul antara lain :

1. Perubahan perfusi jaringan b/d edema


2. Nyeri akut b/d adanya proses implamasi, sparmevaskuler akumulasi asam
laktat.
3. Ansietas b/d perubahan pada status kesehatan.
4. Kurang pengetahuan b/d kurang pemajanan informasi.
B. SARAN
Setiap penderita Tomboflebitis harus secara rutin memeriksakan diri ke
dokter. Selain itu, diharapkan dapat menjalani terapi obat maupun diet. Selain itu,
masyarakat atau siapa saja diharapkan mengetahui tanda tanda dari penyakit ini.

MATERNITAS | 11

You might also like