Professional Documents
Culture Documents
OLEH :
1. CICI PITRIANI (TIDAK AKTIF)
2. NUR OCTAVYA KATILI
3. SRI RAHAYU DOMILI
4. SRI WAHYUNI YAHYA
5. YUNITA KASAN
6. ZUMRYATI BASALAMAH
1
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya kepada
pembacanya.
ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari pihak lain
sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua itu,
kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi
susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka
kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
(KIP/K) ini.
terhadap pembaca.
Kelompok 8
2
DAFTAR ISI
Bab I Pendahuluan
Bab II Pembahasan
3.1 Kesimpulan…………………………………………………………..23
3.2 Saran…………………………………………………………............23
3
BAB I
PENDAHULUAN
Komunikasi merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Sejak
dalam kandungan pun, komunikasi telah ada dan akan terus berlangsung dalam proses
kehidupan.
Komunikasi adalah suatu media yang digunakan oleh individu sebagai makhluk sosial.
Komunikasi dapat mempermudah individu dalam berinteraksi dengan orang lain. Alo
Liliweri (1997:22) setiap orang harus mampu menjadikan bahasa sebagai alat komunikasi.
Tata bahasa juga memiliki aturan dalam mengatur setiap penutur agar dia ber-bahasa secara
baik dan benar sehingga komunikasi lebih efektif. Serta dengan adanya ketegasan sehingga
dapat me-nimbulkan respon yang jelas dan positif oleh lawan bicara kita.
Kegiatan komunikasi selalu mendasari kegiatan yang lain termasuk kegiatan pelayan
oleh bidan dalam memberikan asuhan kebidanan kepada klien. Komunikasi kebidanan
merupakan penggambaran terjadinya interaksi antara bidan dengan klien dalam upaya
pelayanan yang paripurna, baik fisik maupun psikologis,terutama klien yang mengalami
ketidakstabilan emosi selama proses adaptasi terhadap suatu perubahan status. Misalnya,
pertama,semua ini sebelumnya tidak pernah terbayangkan. Karena keadaan tersebut klien
perlu memperoleh pendampingan dan kedekatan dengan tenaga pelayanan kesehatan yang
4
Bidan adalah profesi yang sangat dekat dengan individu,keluarga,dan masyarakat,yang
dan anak serta keluarga berencana. Untuk memenuhi harapan tersebut,bidan perlu
yang dilaksanakan oleh bidan,dalam mengekspresikan peran dan fungsinya. Salah satu
kompetensi bidan yang harus dimiliki adalah kemampuan berkomunikasi dalam pelayanan
mempermudah pemberian bantuan kepada klien, baik pelayanan medik maupun pelayanan
psikologi yang diberikan dengan pendekatan konseling. Komunikasi kebidanan tidak hanya
mendasari pelayanan kebidanan individu, tetapi juga pelayanan kelompok atau masyarakat.
Oleh karena itu, komunikasi kebidanan sangat penting untuk dipahami bidan, mengingat
tujuan dan tindakan yang di laksanakan pada klien sehingga mengakibatkan kesalahan
interaksi yang dilakukan dari orang ke orang, bersifat 2 arah baik secara verbal dan non
verbal, dengan saling berbagi informasi dan perasaan antara individu dengan individu atau
5
1.2.5 Apa faktor situsiasional
1.3 Tujan
6
mengembangkan pengetahuan ibu tersebut menjadi lebih baik. Faktor lain yang menjadi
dan motivasi ibu, sehingga ibu bisa menerima konselor sebagai sumber informasi yang
diberikan oleh konselor maka materi yang disampaikan berasal dari masalah-masalah yang
ingin diketahui ibu tersebut. Masalah yang disampaikan berdasarkan dari pengalaman ibu
pada anak sebelumnya, dimana masalah itu menjadi informasi yang selanjutnya oleh konselor
dipadukan dengan pendapat para ahli dan beberapa hasil penelitian yang dirangkum dan
disampaikan dengan bahasa yang mudah dipahami. Selain itu konselor juga mengajak ibu
berpikir tentang sebab dan akibat dari permasalahan tersebut, sehingga informasi lebih mudah
dan lama diingat oleh ibu. Menurut Azwar (2003), untuk menjamin keberhasilan pelayanan
konseling perlu konselor yang baik, sehingga dapat menimbulkan kepercayaan dan
diterima dan bisa memberikan inspirasi bagi ibu dengan konseling tersebut.
mencapai :
a. effective daily living, artinnya setelah selesai proses konseling klien harus dapatmenjalani
diri,keluarga,masyarakat,bangsa,dan tuhannya.
b. relationship with other ,artinya klien mampu menjalin hubungan yang harmonis dengan
9
membantu individu untuk memahami diri sendiri, orang lain dan lingkungannya. Serta dapat
dan Konseling mesti lebih luas lagi, yaitu pengembangan diri secara komprehensif.
Menurut Effendi (dalam Wita, 2011) terdapat dua macam komunikasi interpersonal:
komunikasi interpersonal yang berlangsung antara dua orang yakni yang seorang adalah
komunikator yang menyampaikan pesan dari seorang lagi komunikan yang menerima pesan,
oleh karena itu perilaku komunikasinya dua orang, maka dialog yang terjadi berlangsung
secara intens, komunikator memusatkan perhatianya kepada diri komunikan seorang itu.
komunikasi interpersonal (antar persona) yang pelakunya terdiri dari tiga orang, yakni
seorang komunikator dan dua orang komunikan. Apabila dibandingkan dengan komunikasi
diadik, maka komunikasi diadik lebih efektif, karena komunikator memusatkan perhatiannya
komunikan sepenuhnya juga umpan balik yang berlangsung, kedua faktor yang sangat
interpersonal adalah:
10
a) Persepsi interpersonal Persepsi interpersonal adalah pengalaman tentang manusia, perasaan
atau hubunganhubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan men yampaikan
pesan.
b) Konsep diri Konsep diri adalah pandangan seseorang dalam perasaannya tentang dirinya,
c) Atraksi interpersonal Atraksi interpersonal adalah suatu kesukaan pada orang lain, sikap
positif, daya tarik yang dapat memperbesar kecenderungan seseorang untuk berkomunikasi
1) Perilaku spontan (spontaneous behavior ) adalah perilaku yang dilakukan berdasar desakan
2) Perilaku menurut kebiasaan ( script behavior ) adalah perilaku berdasarkan kebiasaan kita.
Perilaku itu khas dilakukan pada suatu keadaan missal mengucapkan selamat pagi dl.
3) Perilaku sadar (contrived behaviour ) adalah perilaku yang dipilih berdasarkan situasi yang
ada.
Proses konseling yang intensional (mendalam) dan efektif akan membantu klien untuk
berkembang secara optimal. Sebaliknya jika proses konseling berjalan tidak efektif dan
kurang mendalam maka sudah dipastikan akan gagal mencapai tujuan dan bahkan merusak
klien.
a. Ketidak mampuan konselorn (misalnya seorang Bidan) untuk berkomunikasi dengan jelas
11
b. Konselor gagal mengenali masalah yang dialami oleh konseling.
seseorang dalam melakukan interaksi. Orientasi ini merupakan gabungan dari : Kepekaan
panca indera (kemampuan untuk melihat, mendengar), usia, jender (jenis kelamin) dan lain -
lain Factor ini sangat penting karena kita ketahui penurunan kepekaan pada organ – oragan
pendengar, penglihatan dan lain - lain akan menentukan kelancaran komunikasih, misalkan
pendengar yang terganggu, penglihatan yang kabur tidak bisa melihat menyulitkan
komunikasi yang sesuai aturan. Orientasi cultural (keterkaitan budaya) merupakan factor
individual yang dibawa seseorang dalam melakukan interaksi. Orientasi ini merupakan
gabungan dari:
1. Faktor fisik
a) Kepekaan pancaindra
Misalnya : Seorang tuna wicara akan kesulitan apabila berbicara dengan orang normal.
b) Usia
Agar dapat berkomunikasi efektif dengan seseorang, bidan harus mengerti pengaruh
perkembangan usia, baik dari sisi bahasa, maupun proses berpikir orang tersebut. Cara
berkomunikasi anak usia remaja berbeda dengan anak usia balita. Kepada remaja, anda
mungin perlu belajar bahasa gaul mereka sehingga remaja yang kita ajak bicara merasa kita
c) Jenis Kelamin
Setiap jenis kelamin mempunyai komunikasi yang berbeda. Wanita dan laki-laki
mempunyai perbedaan dalam gaya berkomunikasi. Dari usia 3 tahun, wanita bermain dengan
12
DAFTAR PUSTAKA
Purwoastuti, ending dan siwi walyani Elisabeth.2015. komunikasi dan konseling kebidanan.
Sukma, Dina dan Srie Wahyuni Pratiwi, 2013, KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTAR
Januari 2013
Wicaksono, Galih dan Najlatun Naqi yah, 2013, PENERAPAN TEKNIK BERMAIN PERAN
Manoppo, hally, Norma N. Mewengkang dan Ferry koagouw, 2014, STUDI KOMUNIKASI
Annisa febriati, anggi, 2014, efeftivitas komunikasi ANTAR PRIBADI GURU DAN
27
(ASI) EKSKLUSIF SAMPAI 3 BULAN, Journal Gizi Indonesia, Volume 2
Nomor 1, 2013
28