Professional Documents
Culture Documents
Hasil Penelitian Ayu 1
Hasil Penelitian Ayu 1
HALAMAN PERSETUJUAN
Telah di periksa dan di setujui oleh dosen pembimbing untuk di pertahankan
di hadapan Panitia Ujian Skripsi pada Jurusan Ilmu Administrasi Publik Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Halu Oleo Kendari.
Nama : RISDAYANTI
Nim : S1A1 16 113
Jurusan : Ilmu Administrasi Publik
Judul : Implementasi Program Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
Kesehatan Dalam Pelayanan Publik Di Pusat Kesehatan
Masyarakat Tinanggea Kabupaten Konawe Selatan
Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II
ii
ABSTRAK
iii
ABSTRACT
The results of the study are as follows that the implementation of the BPJS
health program in general has not been going well. In terms of service procedures,
service completion time, service costs, the products used for service are good. But in
terms of facilities and infrastructure inadequate where the capacity of the room is not
in accordance with the number of patients and there is limited seating in the waiting
room so many patients have to wait outside and sit on the floor while waiting for a
queue. Then in terms of communication is still not good because there is no good
communication between the BPJS with the District and Village in the process of
socializing the BPJS program, so the information obtained by BPJS participants is
unclear and less understood so there are still many people who do not take advantage
of the BPJS program.
iv
KATA PENGANTAR
atas segala limpahan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan judul Implementasi Program Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
Penulisan skripsi ini adalah memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh
gelar sarjana (strata satu) Jurusan Imu Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Halu Oleo Kendari. Dalam penulisan skripsi ini masih
banyak menemui hambatan dan kesulitan yang di hadapi, namun berkat arahan,
bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat di selesaikan sebagaimana
adanya. Untuk itu melalui kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati penulis
Utha selaku pembimbing I dan Ibu Erni Qomariyah selaku pembimbing II yang
berbagai kemudahan serta arahan dan petunjuk dalam membimbing penulis dalam
menyelesaikan skripsi.
v
Melalui kesempatan ini pula, tanpa mengurangi rasa penghargaan, penulis
1. Bapak Prof. Dr. Muhammad zamrun F., S.Si., M.Si., M.Sc Rektor Universitas
Halu Oleo.
2. Bapak Dr. La Tarifu, S.Pd., M.Si Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
3. Bapak Dr. Adrian Tawai., S.Sos., M.Si ketua Jurusan Administrasi Publik
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Halu Oleo Kendari
Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Halu
Oleo
5. Bapak-bapak dan Ibu-ibu dosen serta Staf Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
6. Sulastri, arlita, sindi, fina, dalmi, Muhammad fahrisal yang suka membantu
besarnya.
yang sebesar-besarnya kepada kedua orang tua saya : buat emmi ku tercinta, yang
selalu menjadi kebanggaanku, yang telah mengasuh, mendidik dan membesarkan aku
dengan ikhlas dan kesabaran yang tak ternilai di dunia ini. Dan untuk puangku
vi
tercinta yang selalu menjadi motivatorku dan terimakasih atas segaala nasehat yang
berharga yang puang berikan demi kehidupan yang baik untuk anakmu ini. Dan ter
untuk suamiku tersayang, terimakasih telah mengambil alih kewajiban Ayahku yaitu
menafkahi dan menjagaku di tanah rantau ini yang jauh dari kedua orangtuaku dan
keluargaku. Terima kasih atas semua kebaikan dan kesabaranmu dalam menghadapi
Penulis menyadari sepenuhnya dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan serta banyak kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, penulis
sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun. Dengan kerendahan
hati penulis mengucapkan banyak terimakasih yang sebesar besarnya kepada semua
pihak yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini, serta tak lupa penulis
memohon maaf yang sedalam-dalamnya apabila selama studi pada Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Halu Oleo Kendari terdapat sesuatu yang tak
berkenan di hati.
Negaraku, serta kampung halamanku yang akan menjadi tanggung jawab besar
penulis. Semoga dapat bermanfaat dan senantiasa mendapatkan ridho dari Allah
subhanawata’allah.
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………………..i
HALAMAN PERSETUJUAN…………………………………………..ii
ABSTRAK………………………………………………………………..iii
ABSTRACK……………………………………………………………...iv
KATA PENGANTAR…………………………………………………...v
DAFTAR ISI…………………………………………………………….viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..........................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................5
C. Tujuan Penelitian......................................................................5
D. Manfaat Penelitian....................................................................6
A. Konsep Kebijakan.....................................................................7
C. Konsep Implementasi...............................................................13
viii
F. Kerangka pikir..........................................................................28
A. Lokasi Penelitian......................................................................31
B. Informan Penelitian..................................................................31
F. Definisi Konsep........................................................................35
2). Demografi……………………………………………………..38
(BPJS) Kesehatan..........................................................................42
Sosial Kesehatan………………………………………………44
ix
D. Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Implementasi………………45
1). Komunikasi…………………………………………………...45
3). Disposisi………………………………………………………50
Selatan…………………………………………………………….54
A. Kesimpulan ...................................................................................61
B. Saran ..............................................................................................62
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………..63
LAMPIRAN……………………………………………………………….67
x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
pemenuhan hak-hak sipil dan kebutuhan dasar masyarakat. Dengan kata lain seluruh
kepentingan yang menyangkut hajat hidup orang banyak itu harus atau perlu adanya
Kesehatan merupakan kebutuhan dasar manusia untuk dapat hidup layak dan
produktif. Pelayanan kesehatan merupakan salah satu hak mendasar masyarakat yang
diamanatkan dalam Undang-undang Dasar 1945 pasal 28 H ayat (1) “Setiap orang
berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan
lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan
kesehatan” dan Pasal 34 ayat (3) UUD NRI 1945 “Negara bertanggung jawab
atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang
layak”. Salah satu bentuk fasilitas pelayanan kesehatan untuk masyarakat yang
1
Dalam perkembangan selanjutnya di Indonesia, untuk menjabarkan amanah
tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) untuk memberikan jaminan sosial
menyeluruh bagi setiap orang dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar hidup yang
layak menuju terwujudnya masyarakat Indonesia yang sejahtera, adil, dan makmur.
bahwa setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses atas sumber
daya di bidang kesehatan dan memperoleh pelayanan kesehatan yang aman, bermutu,
Selain itu, dalam tingkatan global hak tingkat hidup yang memadai untuk
kesehatan dan kesejahteraan diri dan keluarga merupakan hak asasi manusia dan
tentang Hak Asasi Manusia. Pasal 25 Ayat (1) menyatakan, setiap orang berhak
atas derajat hidup yang memadai untuk kesehatan dan kesejahteraan dirinya dan
kesehatan serta pelayanan sosial yang diperlukan dan berhak atas jaminan pada
Nasional perlu diketahui dan dipahami oleh seluruh masyarakat Indonesia. Sosialisasi
2
ketentuan Jaminan Sosial dibutuhkan menyangkut segala hal yang diatur dalam
mengerti dan sadar akan hak dan kewajiban mereka serta dapat memanfaatkan
jaminan kesehatan yang baik dan benar. Kurangnya informasi yang diterima
masyarakat menjadi salah satu kendala utama dalam pelaksanaan awal BPJS dalam
hal ini SJSN sebagai program kesehatan yang mulai diberlakukan 1 Januari 2014. Hal
ini dirasakan bagi pelaksana maupun penerima layanan. Program Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN) yang dijalankan pemerintah di Indonesia sangat baik namun kesiapan
pemangku pelaksana dalam hal ini pemerintah belum secara aktif menggandeng
Kesehatan, dapat diketahui pada tanggal 30 januari 2014 tercatat jumlah masyarakat
yang mendaftar sebagai peserta BPJS Kesehatan adalah sebesar 124.553.040 jiwa,
sedangkan data per 8 agustus 2014 menyebutkan bahwa jumlah total peserta BPJS
kesehatan tahun 2014). Sedangkan per 4 Desember 2015 jumlah peserta BPJS
Kesehatan mencapai 155.189.547 jiwa yang terdiri dari 98.125.684 peserta penerima
bantuan iuran (PBI) dan 57.063.863 jiwa peserta non-PBI (Siregar, 2015).
ada yakni 1 unit Rumah Sakit, 23 unit Puskesmas yang diantaranya 9 unit Puskesmas
Perawatan, Pos Kesehatan Desa 137 unit, 420 Pos Pelayanan Keluarga Berencana
3
Kesehatan Terpadu, serta 27 unit Pondok Bersalin Desa, termasuk yang ada di
penduduk kecamatan Tinanggea yaitu sebanyak 24.168 jiwa dengan jumlah kepala
keluarga sebanyak 5.412 tercatat bahwa pada tahun 2015 peserta BPJS Kesehatan
terdapat 8.603 jiwa dan tahun 2016 peserta tercatat 9.267 jiwa dari penduduk
mengalami peningkatan dari tahun ke tahun dan menandakan bahwa masyarakat saat
tetapi, tidak dibarengi dengan pelaksanaan sistem pelayanan yang prima seperti
berbeli-belit.
4
B. Rumusan Masalah
adalah:
Konawe Selatan ?
C. Tujuan Penelitian
selatan.
5
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
Bagi ilmu pengetahuan : Temuan yang dihasilkan dalam penelitian ini dapat
kesehatan.
2. Manfaat praktis
sosial kesehatan.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Kebijakan
Sansekerta, dan Latin. Akar kata dalam bahasa Yunani dan Sansekerta/polis (Negara-
kota) dan pur (kota) dikembangkan dalam bahasa Latin menjadi politia (Negara) dan
akhirnya dalam bahasa Inggris pertengahan menjadi policie yang berarti menangani
kebijakan sebagai serangkaian tindakan yang mempunyai tujuan tertentu yang diikuti
dan di laksanakan oleh seorang pelaku atau sekelompok pelaku guna memecahkan
mengambil kekayaan dari yang kaya lalu memberikan kepada yang miskin;
7
3. Distributive, yaitu melakukan distribusi atau memberikan akses yang sama
merupakan arah tindakan yang mempunyai maksud yang ditetapkan oleh seorang
aktor dalam mengatasi suatu masalah atau suatu persoalan. Konsep kebijakan ini kita
anggap tepat karena memusatkan perhatian pada apa sebenarnya dilakukan dan bukan
pada apa yang diusulkan atau dimaksudkan. Selain itu, konsep ini juga membedakan
kebijakan dari keputusan yang merupakan pilihan diantara berbagai alternatif yang
ada.
atau tidak berbuat hal ini juga sangat dipengaruhi oleh kepemimpinan, namun
dari pilihan pilihan kolektif yang saling tergantung, termasuk keputuan keputusan
untuk tidak bertindak yang di buat badan atau kantor pemerintah. (Kristian Widya W,
2006).
Menurut Mac Rae dan Wilde dalam Islamy (2004:6), mengartikan kebijakan
public sebagai “serangkaian tindakan yang dipilih oleh pemerintah yang mempunyai
8
maksud bahwa kebijakan ini terdiri dari berbagai kegiatan yang terangkai, yang
dampak terhadap sejumlah besar orang. Sedangkan Dye (dalam Islamy 2004:6)
memberikan definisi kebijakan publik sebagai “apapun yang dipilih oleh pemerintah
untuk melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu”. Menutut Dye bila
maka harus ada tujuannya dan kebijakan Negara itu harus meliputi “tindakan
nilai secara paksa atau sah kepada seluruh anggota masyarakat. Pernyataan tersebut
mempunyai makna bahwa dapat memaksakan suatu atau nilai-nilai kebijakan kepada
masyarakat secara keseluruhan hal ini disebabkan karena pemerintah merupakan para
penguasa dalam suatu sistem politik yang terlibat dalam masalah kehidupan rakyat
kepentingan publik.
9
Dari pengertian dan implikasi kebijakan tersebut dapat dikatakan bahwa
kebijakan publik adalah kebijakan yang mengatur kehidupan bersama atau kehidupan
publik, bukan kehidupan private yang dibuat oleh administrator Negara dalam
kerangka memecahkan masalah publik dan untuk mencapai tujuan dan sasaran yang
diinginkan. Kebijakan publik selalu berkaitan dengan apa yang senyatanya dilakukan
oleh pemerintah dan bukan sekedar apa yang diinginkan (Wahab, 1991:13).
Dari semua uraian di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa kebijakan
publik pada dasarnya merupakan serangkaian tindakan yang diambil oleh pemerintah
baik yang bersifat aktif maupun pasif, untuk mengatasi masalah publik. Suatu
kebijakan publik dibuat untuk dilaksanakan. Untuk itu, jika sebuah kegiatan telah di
sahkan, tidak ada manfaatnya apabila kebijakan itu tidak diimplementasikan. Apa
bahwa to implement berarti to provide the means for carrying out; effect to; to give
dilakukan dalam proses kegiatan yang bersifat politis. Aktivitas politis tersebut
kebijakan, monitoring, dan evaluasi kebijakan adalah aktivitas yang lebih bersifat
10
Anderson (dalam Nawawi , 2009 : 15-16) menetapkan proses
2. Apa masalahnya? Apa yang membuat masalah tersebut menjadi rapat dalam
agenda pemerintah?
formulasi kebijakan?
kebijakan? Apa yang mereka kerjakan? Apa dampak dari isi kebijakan?
11
Beberapa konsep dasar berikut yang disusun oleh Young dan Quinn
2. Sebuah reaksi terhadap kebutuhan dan masalah dunia nyata, kebijakan publik
masyarakat.
beberapa pilihan tindakan atau strategi yang dibuat untuk mencapai tujuan
tertentu.
5. Sebuah justifikasi yang dibuat oleh seseorang atau beberapa orang aktor,
12
maksud atau janji yang belum dirumuskan. Keputusan yang telah
Pada akhirnya dapat di tarik pengertian singkat dan umum bahwa kebijakan publik
C. Konsep Implementasi
mekanisme suatu system. Implementasi bukan sekedar aktivitas, tetapi kegiatan yang
“ambil pekerjaan dan laksanakan”. Suatu definisi yang teramat sederhana karena hanya
berbentuk suatu istilah; tetapi kata “laksanakan” memerlukan keterlibatan banyak orang,
uang dan keterampilan organisasi dari apa yang tersedia. Demikian juga kata “kerjakan”
yang memerlukan keterlibatan banyak orang, uang dan keterampilan organisasi dari apa
yang tersedia. Dengan kata lain, implementasi adalah suatu proses yang memerlukan
13
Abdullah (1988:398) pengertian dan unsur-unsur pokok dalam proses
semula.
kurang berhasil ataupun gagal sama sekali ditinjau dari hasil yang dicapai
b. Target groups yaitu kelompok yang menjadi sasaran dan diharapkan akan
14
d. Unsur pelaksanaan atau implementer, baik organisasi atau perorangan
bertahap yang dilakukan oleh instansi pelaksana dengan didasarkan pada kebijakan
eksekutif yang penting atau keputusan badan peradilan”. Proses tersebut berlangsung
pendekatan yang bersifat sentralis atau dari atas ke bawah. Apa yang dilaksanakan
adalah apa yang telah diputuskan. Kebijakan publik adalah serangkaian kegiatan yang
mempunyai maksud aatau tujuan tertentu yang diikuti dan di laksanakan oleh
seoraang aktor yang berhubungan dengan suatu permasalahan atau suatu hal yang di
15
Secara garis besar dapat dikatakan bahwa fungsi implementasi itu ialah untuk
kebijaksanaan Negara diwujudkan secara out come (hasil akhir) kegiatan yang
persiapan yang matang tentang segala hal yang menyangkut kegiatan, misalnya
dana dan perlengkapan serta prosedur kerja yang mengikat semua pihak yang terlibat.
mewujudkan kebijakan menjadi hasil sesuai dengan apa yang menjadi tujuan
dalam bahasa yang lebih operasional dan mudah dipahami sehingga dapat
dilaksanakan dan diterima oleh para pelaku dan sasaran kebijaksanaan; dan
16
D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Implementasi
umum yang kelihatannya bagus diatas kertas. Lebih sulit lari merumuskannya dalam
pemimpin dan para pemilih yang mendengarkannya. Dan lebih sulit lagi dalam
secara tegas tujuan atau sasaran yang ingin dicapai dan berbagai cara untuk
17
Dari definisi diatas dapat diketahui bahwa implementasi kebijakan
suatu proses yang dinamis, dimana pelaksana kegiatan melakukan suatu kegiatan,
sehingga pada akhirnya mendapatkan suatu hasil yang dengan tujuan atau sasaran
Hal ini sesuai pula dengan apa yang telah di ungkapkan oleh Lester dan
proses dan suatu hasil (output) keberhasilan suatu implementasi dapat di ukur atau di
lihat dari proses dan pencapaian tujuan hasil akhir (output) yaitu tercapai atau
Sama halnya dengan apa yang ingin diutarakan oleh Grindle (Agustino,
ditentukan yaitu melihat pada action program individual projects dan yang kedua
dapat diartikan sebagai proses pelaksanaan dari kebijakan yang telah dirumuskan
18
Studi lebih mendalam mengenai kegagalan dan keberhasilan implementasi
a. Grindle.
sangat ditentukan oleh isi kebijakan (content of public) dan konteks kebijakan
pengaruh lingkungan.
19
Ide dasar Grindle adalah bahwa setelah kebijakan ditransformasikan menjadi
program aksi maupun proyek individual dan biaya telah disediakan, maka
pada implementasi dari program itu yang dapat dilihat pada isi dan konteks
kebijakannya.
proses implementasi akan semakin lebih baik. Manfaaat dari suatu kebijakan yang
dapat diminati secara realistis oleh suatu kelompok sasaran akan memperoleh
dukungan yang kuat dalam proses implementasinya, daripada suatu kebijakan yang
kebijakan merupakan fungsi dari tiga variable, yaitu : 1). Karakteristik masalah.
pelaksanaan, petunjuk tekhis). Oleh karena itulah model ini disebut sebagai
model top down. Dengan pendekatan semacam ini sudah seharusnya tujuan dan
sasaran yang akan dituju hendaknya dituangkan dalam program maupun proyek
20
yang jelas, dan mudah dipahami sehingga para birokrat akan mudah untuk
1. Komunikasi (Communication)
kepada pelaku kebijakan agar pelaku kebijakan dapat memahami apa yang menjadi
isi, tujuan, arah, kelompok sasaran (target group) kebijakan, sehingga pelaku
21
Sumber daya di sini berkaitan dengan segala sumber yang dapat digunakan
3. Disposisi (Disposition)
sesuai dengan tujuan atau sasaran. Karakter enting yang harus dimiliki oleh pelaksana
implementor untuk tetap berada dalam asa program yang telah digariskan, sedangkan
komitmen yang tinggi dari pelaksana kebijakan akan membuat mereka selalu antusias
dalam melaksanakan tugas, wewenang, fungsi dan tanggung jawab sesuai dengan
kebijakan. Apabila implementator memiliki sikap yang baik maka dia akan dapat
menjalankan kebijakan dengan baik seperti apa yang diinginkan oleh pembuat
kebijakan. Aspek struktur organisasi ini meliputi dua hal yaitu mekanisme dan
struktur birokrasi itu sendiri. Aspek pertama adalah mekanisme, dalam implementasi
kebijakan biasanya sudah dibuat standar operation procedur (SOP). SOP menjadi
pedoman bagi setiap implementor dalam bertindak agar dalam pelaksanaan kebijakan
22
tidak melenceng dari tujuan dan sasaran kebijakan. Aspek kedua adalah struktur
birokrasi, struktur birokrasi yang terlalu panjang dan terfragmentasi akan cenderung
aktor rasional, proses organisasional, dan model politik birokrasi. Kedua dan ketiga
dari model ini terfokus pada prosedur operasi standar (Starting Operating Procedure)
SOP dan politik birokrasi secara berurutan dan telah memperbanyak perhatian untuk
masing institusi. Namun tetap terfokus pada pentingnya faktor dalam pembuatan
kepentingan pada kepentingan organisasi sesuai dengan aturan pokok atau tata cara
pelayanan publik adalah sebagai usaha yang dilakukan oleh seseorang, kelompok,
23
instansi tertentu untuk memberikan bantuan dan kemudahan kepada masyarakat
Jika kita ingin melihat secara teori sebuah pelayanan publik harus memenuhi
2. Unit kerja atau pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab dalam
hingga 3 hari );
dan sah;
pelayanan publik;
24
7. Kelengkapan sarana dan prasarana, yaitu tersediannya sarana dan
(Telematika):
untuk kegiatan pelayanan publik dan badan hukum lain yang dibentuk semata-mata
25
Setiap penyelenggara pelayanan publik harus berasaskan (Dewa, 2011:103) :
1. Kepentingan umum;
2. Kepastian hukum;
3. Kesamaan hak;
5. Keprofesionalan;
6. Partisipatif;
8. Keterbukaan;
9. Akuntabilitas;
Asas-asas diatas adalah standar yang harus dipenuhi oleh semua institusi
masyarakat. Untuk mencapai kepuasan itu dituntut kualitas pelayanan prima yang
26
a. Transparansi, yaitu pelayanan yang bersifat terbuka, mudah, dan dapat diakses
oleh semua pihak yang membutuhkan serta disediakan secara memadai serta
medah dimengerti;
dari aspek apapun khususnya suku, ras, agama, golongan, status sosial dan
lain-laian;
standar tertentu yang dikemukakan oleh standar adalah spesifikasi teknis atau sesuatu
yang dilakukan sebagai patokan dan melakukan pelayanan publik. Standar pelayanan
publik tersebut merupakan ukuran atau persyaratan baku yang harus dipenuhi dalam
27
Setiap penyelenggaraan pelayanan publik harus memiliki standar pelayanan
pengaduan;
F. Kerangka Pikir
kebijakan pablik di atas, maka kerangaka pikir dalam penelitian yaitu implementasi
28
kebijakan publik dapat dilaksanakan sesuai dengan mekanisme pedoman pelaksanaan
mengadopsi beberapa variabel yang dikembangkan oleh ahli tersebut dan disesuaikan
dengan jenis, isi dan lingkup kebijakan yang dikaji, maka yang diduga faktor faktor
1. Komunikasi (Communication)
3. Disposisi (Disposition)
1. Prosedur pelayanan;
2. Waktu penyelesaian;
3. Biaya pelayanan;
29
Berikut ini gambar kerangka pikir Implementasi Program Badan Penyelenggara
Implementasi program
Faktor-faktor yang
mempengaruhi implementasi
6. berik
1. Komunikasi
2. Sumber daya
3. Disposisi
4. Struktur birokrasi
Pelayanan Publik
1. Prosedur Pelayanan
2. Waktu Penyelesaian
3. Biaya Penyelesaian
4. Produk Penyelesaian
5. Sarana dan Prasarana
Mahmudi (2005,236)
30
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
B. Informan Penelitian
pendukung, dengan menggunakan alat bantu panduan wawancara dan alat rekam
suara dan video (kamera digital/hp). Peneliti berperan sebagai pengamat untuk
orang
Jenis data dalam penelitian ini adalah data kualitatif. Data kualitatif yaitu data
yang disajikan dalam bentuk kata verbal bukan dalam bentuk angka, yang termasuk
data kualitatif dalam penelitian ini yaitu gambaran umum obyek penelitian, meliputi :
31
sejarah singkat berdirinya, letak geografis, obyek, visi dan misi, struktur organisasi,
1) Data primer,
Data Primer yaitu data yang diperoleh dari lokasi penelitian. Sumber
dengan jelas, dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber informasi yang baik
serta mampu mengemukakan pendapat secara baik dan benar yang berkaitan
Kesehatan (BPJS).
2) Data sekunder,
Data sekunder yaitu data perlengkapan yang diperoleh dari data puskesmas
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalm penelitian ini yaitu: (Sugiyono
2013:231)
mengumpulkan data melalui Tanya jawab dan dialog atau diskusi dengan
2. Observasi (Observation)
32
Observasi yaitu metode pengumpulan data yang digunakan pada riset
kualitatif juga sebagai kegiatan mengamati secara langsung tanpa mediator sesuai
objek untuk melihat dengan dekat kegiatan yang dilakukan objek tertentu.
permasalahan yang akan ditiliti baik berupa buku-buku, literatur, laporan tahunan,
jurnal, table, karya tulis ilmiah, dokumen peraturan pemerintah dan undang-undang
yang telah tersedia pada lembaga yang terkait dipelajari, dikaji dan
tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional, UU No. 36 tahun 2009 tentang
Menurut Nasution (Sugiono, 2016) menyatakan bahwa analisis telah mulai sejak
33
merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun kelapangan, dan berlangsung
Berikut ini pandangan analisis data kualitatif menurut Miles, Huberman dan
Data yang diperoleh dari lapangan melalui wawancara dan observasi direduksi
dengan cara merangkum, memilih dan memfokuskan data pada hal-hal yang sesuai
dengan tujuan penelitian. Pada tahap ini, Peneliti melakukan reduksi data dengan cara
Penyajian data dilakukan setelah selesai direduksi atau dirangkum. Data yang
diperoleh dari hasil observasi dan wawancara dianalisis kemudian disajikan dalam
disajikan dalam bentuk wawancara dan catatan lapangan diberi kode data untuk
mengorganisasi data, sehingga peneliti dapat menganalisis dengan cepat dan mudah.
Peneliti membuat daftar awal kode yang sesuai dengan pedoman wawancara dan
observasi. Masing-masing dara yang sudah diberi kode dianalisis dalam bentuk
34
3). Penarikan Kesimpulan/ Verifikasi (Conclusion Drawing/ Verification)
verifikasi. Berdasarkan data yang telah direduksi dan disajikan, peneliti membuat
kesimpulan yang didukung dengan bukti yang kuat pada tahap pengumpulan
data. Kesimpulan adalah jawaban dari rumusan masalah dan pertanyaan yang
Berikut ini gambar analisis data model interaktif menurut Miles, Huberman
dan Saldana :
F. Definisi Konsep
Dalam penelitian ini, peneliti membagi 2 (dua) definisi konsep. Hal ini terkait
dengan kerangka pikir yang telah dikemukakan sebelumnya, maka definisi konsep
35
1. Implementasi program adalah tindakan-tindakan yang dilakukan oleh
pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Ada 4 (empat) faktor yang dapat
dikomunikasikan dengan baik dan konsisten secara jelas, tetapi tidak disertai
dengan sumber daya yang memadai, maka dari itu implementasi kebijakan
salah satu aspek yang penting dalam setiap organisasi adalah prosedur
2. Pelayanan publik yaitu segala bentuk jasa pelayanan, baik dalam bentuk
barang publik maupun jasa publik yang menjadi tanggung jawab dan di laksanakan
oleh instansi pemerintah di pusat, daerah, dan di lingkungan badan usaha milik
Negara atau badan usaha milik daearah dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan
36
masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundang
a. Prosedur pelayanan, yaitu tata cara pelayanan yang dilakukan bagi pemberi
masyarakat.
d. Produk pelayanan, yaitu hasil pelayanan yang diberikan dan diterima sesuai
penyelenggara pelayanan.
37
BAB IV
1. Letak geografis
Konawe Selatan dengan jarak tempuh ke IbuKota 21 KM, serta memiliki kondisi
geografis daerah dataran rendah/daerah pesisir dengan batas wilayah sebagai berikut:
Palangga Selatan.
2. Demografi
Kecamatan Tinanggea sebanyak 24.168 jiwa atau 5.412 kepala keluarga. Data ini
38
masyarakat di Kecamatan Tinanggea. Dalam pelaksanaan penelitian ini di temukan
bahwa masih ada warga masyarakat yang belum terjangkau oleh pelayanan
Puskesmas Tinanggea. Namun demikian hal ini menjadi pekerjaan rumah bagi pihak
Suku suku yang ada di wilayah Kecamatan Tinanggea antara lain suku Tolaki, Bugis,
Jawa, Sunda, Bajo, dan suku suku lainnya yang mayoritas bekerja sebagai
petani/pekebun dan nelayan di samping pekerja lain seperti wiraswasta, PNS dan
TNI/POLRI.
dengan jarak tempuh 21 KM ke arah timur dari Ibu Kota Kabupaten Konawe
Selatan.
Berikut ini sarana dan prasarana yang ada di Puskesmas Tinanggea Kabupaten
Konawe Selatan:
39
Tabel. 1
1. Mobil ambulance 1
2. Motor 3
3. Kursi tunggu 10
4. Computer 2
5. Lemari obat 2
6. Usg 1
8. Ruang inap 3
9. Meja kerja 13
konawe selatan.
40
Keadaan pegawai puskesmas Tinanggea
Tabel. 2
Status kepegawaian
Pendidikan Jumlah
PNS PTT Honorer
Dokter umum 1 - 1
Perawat gigi 1 - - 1
Kesehatan lingkungan 1 - - 1
Keperawatan 12 - 6 18
Kebidanan 20 - 10 30
Ahli gizi 2 3 - 5
Laboratorium 1 1 - 2
Apoteker 1 - - 1
Penjaga kantor - - 2 2
Supir ambulance - - 1 1
Cleaning service - - 1 1
Jumlah 39 4 20 63
Berdasarkan tabel tersebut, dapat di lihat bahwa pegawai yang ada pada
pegawai ini adalah sarjana, diploma kesehatan dan juga SMA. Dengan demikian,
41
pelayanan kesehatan di laksanakan secara bersama sama. Implikasinya adalah bahwa
Kesehatan
terbatasnya informasi dari pihak peserta. Selain itu BPJS Kesehatan juga fokus
kesehatan, peserta, maupun Badan usaha yang terbukti menyalahi aturan. Serta
efisiensi dan efektifitas pengelolaan dana operasional serta optimaslisasi kendali mutu
dan kendali biaya Dana Jaminan Sosial. Sementara untuk meningkatkan kualitas
BPJS Kesehatan fokus dalam kepuasan peserta. Kemudian perluasan dan peningkatan
berbagai bentuk seperti program yang di lakukan oleh Badan Penyelenggara Jaminan
42
JKN (Jaminan Kesehatan Nasional). Seluruh masyarakat Indonesia dianjurkan untuk
mengikuti dan menjadi anggota BPJS Kesehatan, sebagaimana amanat dari Undang
Undang namun keanggotaan dari BPJS kesehatan ini sendiri terbagi menjadi dua
yaitu :
a. Penerima bantuan iuran atau PBI merupakan peserta yang mengikuti program
fakir miskin, orang tidak mampu, serta penderita cacat total, baik tetap
b. Bukan penerima bantuan iuran Non-PBI berarti kelompok peserta yang bukan
termasuk kedalam jaminan bantuan iuran dan biaya untuk menjadi anggota
peserta BPJS ditanggung oleh masing masing peserta, terdiri dari pekerja
Kecamatan Tinanggea sebanyak 24.168 jiwa atau 5.412 kepala keluarga. Kelas sosial
masyarakat yang ada di Kecamatan Tinanggea terdiri dari masyarakat pra sejahtera
43
2. Implementasi program Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
yang telah peneliti dapatkan selama berada di lapangan bahwa, sosialisasi secara
langsung dan tidak langsung memang ada atau di lakukan. Tetapi sangat minim,
belum ada kontribusi yang baik kepada kecamatan maupun desa dalam proses
undang langsung oleh pihak yang ingin melakukan sosialisasi, pihak Kecamatan dan
Desa hanya berperan dalam pendistribusian kartu BPJS untuk masyarakat yang
tergolong miskin dan kurang mampu. Sedangkan untuk sosialisasi tidak langsung
44
Kurangnya sosialisasi sebagaimana tersebut di atas berdampak adanya kebingungan
penelitian kurang baik. Di mana kapasitas ruang yang tidak sesuai dengan jumlah
pasien terlebih khusus ruang tunggu untuk pengurusan administrasi, tempat duduk di
ruang tunggu yang tidak mencukupi sehingga banyak pasien yang harus menunggu di
luar dan duduk di lantai untuk sementara menunggu antrian. Jadi sebaiknya pihak
mengenai sarana dan prasarana baik di ruangan pelayanan maupun sarana lainnya.
1. Komunikasi
kerja yang kompleks dan di dukung dengan Undang Undang . pekerjaan yang di
45
Masyarakat yang ada di kecamatan Tinanggea mengharapkan adanya
komunikasi yang baik sebagai bentuk sosialisasi program BPJS kesehatan dengan
jelas. Komunikasi merupakan salah satu variabel yang menetukan keberhasilan dari
a. Informasi
baik atau belum jelas dan belum di mengerti oleh masyarakat. Sehingga
46
2. Sumber daya
kerja dari pemerintah dalam hal ini kementrian Kesehatan. Selain itu pemerintah juga
menyediakan berbagai sarana dan prasarana BPJS Kesehatan yang akan di gunakan
paling penting selain indikator komunikasi. Sumberdaya terdiri dari sumber daya
mencukupi, tetapi di perlukan staf yang cukup serta memiliki kemampuan yang
bahwa:
47
“Biasanya petugas pelayanan administrasi di bagian BPJS di gantikan oleh
petugas bagian bidang lainnya, sehingga kurangnya pemahaman petugas
pengganti sementara tersebut berakibat pelayanan yang agak lambat.
Sehingga kami harus menunggu lama. Sehingga kami kesulitan saat
mengurus surat rujukan ketingkat atas.(wawancara, 08 januari 2020)
Sedangkan menurut Ibu Bilqis (petugas Administrasi) mengemukakan
bahwa:
“kurang tepatnya penempatan pegawai itu terjadi hanya pada saat kami
berhalangan atau izin, jadi harus ada yang menggantikan untuk sementara
waktu.
b. Sarana dan prasarana
belum memadai. Berikut wawancara dengan Bapak Indra (peserta BPJS) yaitu:
desa desa untuk memberikan pelayanan kesehatan yang efektif kepada masyarakat.
c. Finansial
Sumber daya finansial menjadi penting juga dalam menentukan berhasil atau
48
banyak untuk menghasilkan program yang berkualitas pula terkait dengan program
BPJS Kesehatan.
Iuran adalah sistem gotong royong, iuran yang di bayarkan akan di gunakan
untuk membiayai peserta lain yang membutuhkan, begitu pula sebaliknya biaya
berobat peserta BPJS akan di tanggung BPJS melalui iuran peserta lainnya. Besar
iuran peserta telah di atur dalam peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2016. Berikut
Tabel. 3
jumlah peserta 1.545 jiwa dan iuran sebesar Rp. 80.000/orang tiap bulan. Kemudian
kelas 2 dengan jumlah peserta BPJS sebanyak 3.089 dengan iuran Rp. 51.000/orang
tiap bulan. Sedangkan kelas 3 dengan jumlah peserta 4.633 jiwa dengan iuran tiap
49
bulannya yanti Rp. 25.500/orang tiap bulan. Berikut ini wawancara dengan
daya yang di gunakan untuk pelayanan kesehatan selain kendaraan, dan fasilitas kerja
fasilitas kerja dan pegawai Negeri Sipil di puskesmas Tinanggea kabupaten Konawe
3. Disposisi
50
yaitu bahwa warga harus menjadi peserta BPJS Kesehatan dan kemudian di susul
dengan penyetoran iuran BPJS yang di tetapkan dalam surat perjanjian antara Badan
kebijakan. Kualitas tersebut akan di tunjukkan oleh sikap dan perilaku yang di miliki
oleh pelaksana yang terdiri dari beberapa hal yaitu sebagai berikut:
a. Kejujuran
sudah baik. Hal tersebut di tunjukkan oleh adanya keterbukaan mengenai hal yang
terkait dengan Program BPJS Kesehatan dan pada kenyataannya di lapangan telah di
lakukan sesuai dengan peraturan yang ada . Hal ini sesuai dengan wawancara dengan
51
Berdasarkan hasil wawancara tersebut, maka di peroleh kesimpulan bahwa
dengan baik.
b. Komitmen
dapat di katakan baik. Hal tersebut di buktikan dengan di laksanakannya tugas tugas
yang di berikan oleh pihak BPJS Kesehatan pusat kepada puskesmas Tinanggea serta
52
kesehatan sesuai dengan pedoman kerja pelayanan BPJS Kesehatan di Puskesmas
puskesmas di daerah lain dan bahkan akibat pelayanan kesehatan buruk, warga
mencari pengobatan alternatif. Hal seperti ini dapat menimbulkan kesan negative
daerah-daerah yang jauh dari pusat pemerintahan atau pusat kesehatan serta
puskesmas.
diimplementasi oleh kepala puskesmas bersama para pegawainya di setiap desa yang
ada dalam wilayah Kecamatan Tinanggea. Proses ini di ikuti dengan adanya
pendataan dan pendaftaran warga untuk memiliki karena BPJS Kesehatan dengan
4. Struktur birokrasi
Kesehatan dapat berlangsung dengan baik karena adanya struktur birokrasi yang baik
pada puskesmas Tinanggea Kabupaten Konawe Selatan. Hal ini akan menunjang
53
pekerjaan seperti pelayanan kesehatan umum, pelayanan kesehatan kepada ibu dan
sesuai dengan aturan yang berlaku, dari mulai pendaftaran, rujukkan hingga
atau atau birokrasi memiliki struktur yang jelas /SOP terkait dengan tugas dan
dikemukakan di atas, hasil analisis penelitian pada Implementasi Program BPJS yaitu
baik, karena di mana sosialisasi di lakukan masih sangat minim dan hanya di adakan
di puskesmas Tinanggea.dan pihak BPJS juga belum ada kontribusi yang baik kepada
hanya mau mensosialisasikan jika diundang langsung oleh pihak yang ingin
54
E. Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Tinanggea Kabupaten Konawe Selatan
salah satu motor penggerak pencapaian tujuan untuk mensosialisasi program BPJS
Kesehatan. Pelayanan di lakukan dengan prosedur, waktu, biaya, jenis produk dan
1. Prosedur pelayanan
55
c. Dalam keadaan tertentu, ketentuan sebagaimana di maksud di atastidak
f. Pelayanan kesehatan tingkat kedua hanya dapat di berikan atas rujukan dari
g. Pelayanan kesehatan tingkat ketiga hanya Dapat di berikan atas rujukan dari
pelayanan yang tidak sesui prosedur dan membuat suasana pelayanan menjadi
tidak kondusif, artinya ada sebagian masyarakat yang tidak mau mengikuti
puskesmas bahwa:
56
prosedur, akibatnya kami dari pihak puskesmas berupaya untuk mengatasi
permasalahnan”.
2. Waktu penyelesaian
pelayanan. Jika waktu kerja tidak sesuai dengan di tetapkan maka dapat menaikan
biaya operasional. Hasil wawancara dengan Bapak Karim (peserta BPJS) mengatakan
bahwa :
pelayanan waktu penyelesaian pekerjaan dapat di lakukan dengan baik oleh phak
puskesmas dan memberikan bantuan kepada warga dengan tepat waktu yang di
butuhkan oleh warga, artinya bahwa pelayanan waktu penyelesaian pekerjaan telah di
3. Biaya pelayanan
oleh kepala puskesmas sebagai biaya administrasi dan biaya obat. Biaya ini berlaku
57
umum bagi semua puskesmas. Tidak ada pengobatan gratis di puskesmas, yang ada
4. Produk layanan
(BPJS) Kesehatan seperti bantuan penerima iuran. Produk ini mejadi bagian dari
58
pelayanan BPJS Kesehatan untuk mendukung kualitas kesehatan masyarakat. Produk
lainnya adalah jasa layanan yang di berikan oleh pihak Puskesmas Tinanggea kepada
“produk layanan yang ada pada pada program BPJS Kesehatan sebagian
besar adalah jasa layanan kesehatan gratis. Produk ini tidak terlihat tapi di
rasakan masyarakat. Kami mendapatkan pelayanan produk tersebut dengan
baik setelah menjadi anggota dan menyetor iuran wajib sebagai anggota
BPJS Kesehatan kemudian kami mendapat layanan gratis di puskesmas
maupun rumah sakit yang ada di Kabupaten Konawe Selatan.(wawancara,
11 januari 2020)
Berdasarkan hasil wawancara yang di kemukakan tersebut, maka dapat di
simpulkan bahwa produk layanan yang di berikan oleh BPJS Kesehatan adalah kartu
BPJS kesehatan dan juga ada sebagian warga yang di beri bantuan penerima iuran
kendaraan Ambulance untuk melakukan sosialisasi ke desa desa selain itu ada juga
59
Sarana dan prasarana di dalam puskesmas seperti obat obatan dan peralatan
medis menjadi bagian penting yang tidak terpisahkan dari pelaksanaan program BPJS
Kesehatan. Hasil wawancara dengan Ibu Hj.Isa (peserta BPJS) mengatakan bahwa:
pelayanan dalam program BPJS Kesehatan ini adalah kepuasan masyarakat yang
menjadi anggota BPJS Kesehatan dan menggunakan pelayanan jasa pada Puskesmas
publik yaitu masih kurang memadai, dapat di lihat dari ketersediaan sarana dan
prasarana nya. Yaitu di mana kapasitas ruang yang tidak sesuai dengan jumlah pasien
terlebih khusus ruang tunggu untuk pengurusan administrasi, tempat duduk di ruang
tunggu yang tidak mencukupi sehingga banyak pasien yang harus menunggu di luar
dan duduk di lantai untuk sementara menunggu antrian. Jadi sebaiknya pihak
mengenai sarana dan prasarana baik di ruangan pelayanan maupun sarana lainnya.
60
BAB V
A. Kesimpulan
bagus, namun jika di lihat dari sarana dan prasarana belum bagus dikarenakan
ruang yang tidak sesuai dengan jumlah pasien dan tempat duduk yang ada pada
ruang tunggu terbatas sehingga banyak pasien yang harus menunggu di luar dan
61
hasil penelitian kurang memadai. tentunya masyarakat Tinanggea
program dari BPJS sehingga banyak yang tidak memanfaatkan program dari
BPJS Kesehatan.
B. Saran
sebagai berikut :
Di perlukan sarana dan prasarana yang baik agar peserta BPJS merasa nyaman
62
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Syukur, 1988. Laporan Temukajian Posisi Dan Peran Ilmu Administrasi
Negara Dan Manajemen. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara Republik
Indonesia dan Asia Foundation
Agustino, L., 2016. Dasar-dasar Kebijakan Publik. CV. Alfabet, Bandung
63
Ripley, Randal B and Grace A. Franklin. 1986. Policy Implementation And
Bureaucracy. Chicago : the Dorsey press
Seanipar. 1997. Manajemen Pemasaran Publik. Gunung Agung : Jakarta
Suharto, Edi. 2008. Kebijakan Sosial Sebagai Kebijakan Publik. Bandung : Alfabeta
Widodo, 2011. Analisis Kebijakan Publik : Konsep dan Aplikasi Analisis Proses
Kebijakan Publik. Malang : Bayu Media
Widodo, 2006. Membangun Birokrasi Berbasis Kinerja, Malang : Bayu Media
Publishing
Winarno, Budi. 2007. Kebijakan Publik : Teori dan Proses, Yogyakarta: Media
Pressindo
Winarno, Budi. 2012. Kebijakan Publik : Teori, Proses dan Studi Kasus.
Yogyakarta : CAPS
64
Dokumen-dokumen lainnya :
Ekonomi.
65
LAMPIRAN
66
67
68
\\\
69