You are on page 1of 7
Sh STUDI KASUS NO. II Pelaksanaan Investigasi Terhadap Epidemi Penyakit Bawaan Makanan—Demam Tifoid di Schenectady Disadur dan diambil dati “Typhoid in Schenectady: A Foodborne Outbreak”, Case Studies in Epidemi- ology, by El-Ahraf, A., and Brin, B.N., Course Syllabus for Principles of Epidemiology, California Stace University, San Bernardino. Demam tifoid, kolera, dan salmonelosis, juga disebut sebagai penyakit saluran pencernaan, merupakan, infeksi yang menyerang sistem pencernaan. Penyakit seperti iru ada di mana-mana karena tidak dilakukannya tindakan yang saniter, misalnya mencuci tangan sebelum menangani makanan. Tidak adanya perlindungan terhadap makanan dan kurangnya tindakan saniter yang baik ketika menyiapkan makanan merupakan penyebab utama terjadinya keracunan makanan (food poisoning) davi penyakit itu dan penyakit lainnya. Demam tifoid menjadi terkenal karena Typhoid Mary. Mary Mallon, petugas bagian pelayanan makanan, menyebabkan terjadinya banyak kematian dan sejumlah KLB utoid di New York di awal tahun 1900-an. Ketika akhimnya diidentifikasi sebagai sumber epidemi tifoid, hasil pemeriksaan bakceriologis pada tinjanya menunjukkan baba ia merapakan cariertfoid kronis.Sejak saat iu, nama Mary Mallon, lebih dikenal dengan julukannya sebagai Typhoid Mary, telah mengisi lembaran Sejarah dan mulai ikenalkan secara luas dalam pelgjaran searah dan imu sosial di sekolah dan i. rer rma tfoid merupakan salah sata dari sekian banyak infelsi salmonela dan salmonela menjadi patogenikakibac endotoksin yang diasikannya, Sumber infeksi biasanya bersal da tinja cartier vemptomatik.Sekitar 2% samp 5% pasien akan menjadi eatierkronis, Jka. pasien merupakan vi pesten,secara hukum ia hares dispotkan pada departemen Kesehatan masyarslat dan dlaang Cael makanan. Sumber linnys beraal dari inj arau urine pasien yang menderita one, aa eee ni, Organisme memasuki saluran gastrointestinal (GI) dan menembus aliran dasah dee aes Time, Masa inkubasi bergantung pada jumlah organisme yang menyerang (3 sampai 25, dan. sissem aya melipub: awit yanglamba, menggig malas sak kepala, anoreleia, kis pada te ee sal saba tubuh meningkat, dan konstipasi, Pada perkembangan penyakit selanjutnya ro adikardia, muncul berakcbercak berwarna merah (rove spor) yang mengumpul di bagivn tera bradikarl eta cerjadisplenomegali Tindakan pencegahannya adalah dengan mela an abdomen dan ode eseuras sus snias dan ptindugan makina era pengenson ca puri 419 (iin 420 STUDI KASUS NO.II / Pelaksanaan Investigasi Terhadap Epidemi Penyakit Bawaan Makanan Pemeriksaan yang dilakukan meliputi kultur darah dan tinja, juga pemeriksaan sumsum tulang, rose spot, dan pemeriksaan hati. Makanan, air, susu, dan seafood metupakan sumber patogen salmonela tifoid. (Sumber: Berkow, R. [Editor-in-Chief]. The Merck Manual, 14th Edition, Merck and Co. Inc.: Rahway, NJ. 1982.) KASUS DEMAM TIFOID DI SCHENECTADY, NEW YORK Di tahun 1939, Schenectady merupakan kota yang berpenduduk sekitar 90.000 jiwa. Pada tanggal 20 Juni di tahun yang sama, petugas departemen keschatan masyarakat menerima 5 laporan kasus demam tifoid dari dalam kota. Petugas kesehatan itu juga menerima laporan satu kasus demam tifoid dari seorang penduduk yang tinggal sekitar 100 mil dari Massachusetts. Beberapa minggu yang lalu, pelapor itu mengunjungi kota Schenectady. Selama tahun-tahun belakangan sampai saat itu, tidak ada kasus tifoid yang dilaporkan dari dalam kota. Namun, dalam lima tahun kemudian rata-rata prevalensi tifoidnya adalah 2 kasus per tahun, Persediaan air kota Schenectady diperoleh dari air permukaan. Aliran dengan drainase yang berasal dati kawasan tidak berpenghuni merupakan sumber air utama. Kurang lebih delapan tahun sebelum terjadinya KLB tifoid, didirikan sebuah perusahaan pengolahan air yang menggunakan filtrasi pasir-cepat yang modern dan perusahaan itu dioperasikan oleh teknisi sanitasi. Persediaan ait untuk kota diklorinasi. Kemudian, dilakukan analisis bakteriologis harian di 6 titik pada sistem distribusi air dan hasilnya dilaporkan pada petugas kesehatan. Kota Schenectady memiliki sistem pembuangan air yang modern. Di dalam kota sekitar 95% sampai 98% rumah dihubungkan dengan sistem pembuangan air tersebut. Ini merupakan angka yang sangat baik untuk tahun 1939. Peraturan kota juga melarang penjualan susu yang tidak dipasteurisasi dan produk susu yang tidak bersertifikat. Sekitar 75% susu di kota itu dipasok oleh dua pabrik susu besar. Satu pabrik men- distribusikan sekitar 300 kare susu yang dipasteurisasi setiap harinya. Konsumen, dengan menggunakan wadahnya sendiri, membeli sedikit susu (volumenya tidak diketahui) yang tidak dipasteurisasi dari peternak yang tinggalnya berdekatan. Selanjutnya, sekitar 95% es krim kota ini dipasok dari dua pabrik besar. Mereka juga memasok es krim untuk kora tetangga. Semua pedagang ikan diwajibkan mendapatkan lisensi dari departemen keschatan setempat. Pedagang ikan tersebut juga diharuskan untuk menyimpan catatan penerimaan dan pendistribusian persediaan ikan yang dimiliki. Carrier tifoid diharuskan untuk melaporkan diri pada departemen kesehatan masyarakat setempat. Ada sekitar 20 orang carrier yang teridentifikasi dan berhasil dilacak oleh departemen keschatan. Survei yang dilakukan pada rumah sakit kota dan semua tempat praktik dokter menunjukkan bahwa 13 orang diketahui atau diduga menderita kasus tifoid, termasuk satu laporan kasus dari Massachu- setts. Data epidemiologi dikumpulkan dari hasil wawancara yang dilakukan pada setiap kasus di masing-masing rumah mereka, Kemudian, dari hasil observasi dengan menggunakan dor map di- dapatkan bahwa tidak ada pengklasteran geografis untuk kasus itu. Dari hasil wawancara dan investigasi epidemiologi dengan 13 kasus, sebuah tabel informasi disusun dan ditabulasi serta disajikan dalam Tabel II.1, Wawancara epidemiologi dilakukan untuk mengumpulkan informasi umum dari setiap kasus seperti yang dilakukan pada setiap survei; nama, usia, jenis kelamin, pekerjaan. Khusus untuk epidemi ini seperti pada kebanyakan KLB bawaan makanan lain, ada beberapa data spesifik yang harus dikumpulkan, yang pada KLB ini meliputi: waktu awitan, pembuangan kotoran, persediaan air, produk susu yang dikonsumsi, makanan mentah yang dimakan, perjalanan/kunjungan, dan makanan yang dibawa dari rumah. Setelah mempelajari ‘Tabel II.1, jawablah pertanyaan berikut ini. Lihat Tabel 11.1 Rangkuman Tanggal yang Berhubungan dengan Kasus Demam Tifoid pada KLB di Schenectady. : 421 Kasus Demam Tifoid di Schenectady, New York eee ge “SW uenwer ‘fpeipauayos reve} yewny og/s “JW Uenwer sie "3 W uenwer S/0e “SW uenwer ye ani dag 'gi0e “3'W uenwer sjoe “3'W uenwer uey deyos eliojas uw) euresieg Bueis ueyey, S/08 “3'W Uenwer ioe “3'W uenuwer ‘sne—oz omaeny ioe “aw uenuwer ioe "3 W uenwer of 19804 'goe “3 W uenwer S/oe “3 W uenwer ‘fore Surea ‘yeloyas Ip URHEH srei—siez Apejoouay9g PE EPL pe ELL epe yepLL pe EPL. epe YePLL epe HePLL pe yePLL snz—0z UNE pe YepLL sit uouege7 Apeauayog epe YePLL Pe EPL tungey ueinkeg PE EPL pe ELL PE EPL pe EPL unger uesntes, ungex ueunteg, ungey ueinkes giz sey seBas yewoy ‘ght wea sesed ueinkeg uipues ungay ueinkes ore sweH si9s -nyoessew. “aadooud ue6uery — unboy sty tujpues uipues deg anwng s.uopiog Boy ‘s,uopiog BIOs, sown poop s.uapiog e10y uebuerey, BIOy, sowny, poog s.uapioa B04 aired “BuiuBuryt PION, othe ‘suopiog eIoy tuipuas pues deg anuing sureia ‘ssuapiog 104 pore pues ‘wpues deg = anwhng salvia “eave PI0Oy, wnwn uequier ue} ondes, e104 R10 BIO BIO, POW 10> B01 yuer onde Boy ue) ondag B10 vuebuyi66ued 9uL elioyed e65uet gid Yewns nay snkes gez —-BueBepag eb6ue} 976 = yews ng) e66ue} yews gt muequieg 9/8 feled ayse. snuoW 66uE) gk yews nq gue rung e66ue} 91k yeura nq ‘265ue) 9s yews ng 66ue1 9/6 yews nqy ot. seleied 1 OF do qd ot phe 7 ase a) a 99 feuia ‘ya60q eoiy ‘spoom w9qou ‘rouobem co) ‘youoben ‘Ayo1oa ‘rouobeM oqo yEFZOOIUNy, J2veM. seqiny, wpa, “yepuenso peu. ‘seuop Bol ‘premoH Aeon “yoyoued ‘e0uaLol4 urea eais3 “vesuensuyuo, ed ueymy —ueeliayad ujuiejey BISA. ueGuenquicg jebbuey young sen] Ip ueyeN ueuBpEliad yoquay) ueuey “BW |suinsUoy nsng ynpold av wewp ues0}0y ‘sjuap eureN ee Apeoouayog 1p 1) Bped pio}i,. Wewag snsey ueGuep UeBuNgnyeg Buek Beg UeWNYBUEY LN TASWL 422 STUDI KASUS NO.II / Pelaksanaan Investigasi Tethadap Epidemi Penyakit Bawaan Makanan Pertanyaan Apakah kegiatan kunci, dan fakta penting yang saling menghubungkan kasus-kasus tersebut? Buarkan grafik garis yang menunjukkan canggal dan jumlah kasus perhari dari KLB tersebut dengan mencantumkan wakeu awitan masing-masing kasus tifoid! Apakah garis icu. membentuk kurva epidemike Jelaskan jawaban Anda! Dari kasus dan data epidemiologi yang didapat, dapatkah Anda memperkirakan wake terjadinya pajanan? (Selain wakeu, perkuat juga dengan bukti dan fakea.) ‘Ada beberapa kasus tidak relevan yang muncul saat investigasi.Jelaskan pengaruhnya tethadap tifoid dan implikasi kasus yag tidak relevan dengan tifoid, sekaligus berikan beberapa contoh dan ke- mungkinannya! ‘Terangkan garis besar langkah-langkah yang diperlukan untuk menyelesaikan investigasi khusus ini! Gereja Methodist Episcopal Schenectady menyelenggarakan kebaktian Memorial Day (peringatan orang mati) di gereja dengarrjamuan makan malam bersifat prasmanan. Pada sore hari tanggal 30 Mei, diselenggarakan Memorial Service (misa) tahunan di pemakaman Methodist Schenectady, diikuti dengan jamuan makan malam gaya prasmanan, Jamuan ini bersifat seadanya dan makanan yang disajikan merupakan sumbangan dari beberapa partisipan. Jamuan makan malam ini disediakan untuk 33 orang yang menghadiri acara tersebut. ; Kemudian, investigasi epidemiologi dilakukan di gereja Methodist Episcopal Schenectady. Saat investigasi, penyelidikan dilakukan tethadap semua orang yang menghadiri acara tersebut. Semua orang yang menghadiri acara itu diwawancarai. Pewawancara kemudian akan mencatat seakurat mungkin semua jenis makanan yang dikonsumsi setiap orang. Informasi tentang riwayat tifoid sebelumnya atau gejala apa pun akan dicatat, begitu pula dengan informasi yang berkaitan dengan penyiapan dan penyajian makanan, Sampel malkanan tidak bisa didapatkan karena semua makanan sudah dimakan atau terlanjur dibuang. Dengan demikian, dilakukan upaya untuk mendapatkan spesimen tinja dari orang yang menghadiri jamuan tersebut. Tiga spesimen secara berturut-turut diambil dari setiap orang yang menyiapkan dan menyajikan makanan uncuk jamuan. Dari hasil investigasi, dipastikan tidak ada riwayat penyakit tifoid pada setiap kasus. Penelitian di Laboratorium menunjukkan bahwa kebanyakan kuleur feses memberikan hasil positif, yang berarti memastikan diagnosis jis demam tifoid pada ke-13 kasus tersebut. Selain itu, data laboratorium berikut didapat dari orang yang menghadiri jamuan, tetapi tidak menunjukkan bukti terkena penyakit tifoid, *+ Irene Picket = pada 4, 5 dan 6 Juli feses positif, pada 23 Juli dan 2 Agustus feses negatif, * Margaret Bennett = dati 2 Juli sampai 4 Oktober, 11sampel feses secara berturut-turut posit + Kenneth Rincheardt = 4 Juli dan 3 Juli feses posit, canggal berikutriya fesés negaif. Dari ketiga orang ini, Pickett, Bennett, dan Rincheardt, siapakah yang paling berkemungkinan untuk terinfeksi saat terjadi KLB jamuan gereja? Siapakah yang paling berkemungkinan terinfeksi sebelum jamuan diselenggarakan? Tes laborarorium apakah yang sekarang dapat dilakukan, cetapi belum tersedia di tahun 19392 (Untuk menjawab pertanyaan ini mungkin perlu dilskukan penelaahan terhadap buku-buku diagnostik medis.) Bagaimana tes tersebut dapat membantu dalam investigasi jamuan gereja? Lihat Tabel IL.2, yaicu checklist entang makanan yang dikonsumsi saat jamuan makan malam di geteja Methodist, Pada tabel itu tercantum 35 nama orang/kasus yang ada dalam KLB, Tabel memuat 423 a a veueyeui eua6uaw UP6UeIUaHeq BUPA UeqeMe| LEXHOGWONs EYMWeNP EP (00) UEUREUL HoqWeyYy | Jogi. ‘AN Sueind EMeqIp Guek UEUEYPUUEYE peOunoip BueA Ueueyeu Ueydenuow Mee EMEQUION,| a 2 IAEA EON ee Nar le ee AA Kasus Demam Tifoid di Schenectady, New York er NNANE NR eee eee Tr Ne ree eee rane Fearener + > + a NNR PR NN eee eee NOP ANE RA * + TREN RR Ne eee Oe ee Nee Nee ee te © x NNAVR NAR AAR RR ORR RANA ENE NAP ANANANE ee Nr AONE RNA AAA o a NAAN ENA RAR ENR RAAT AO OU FELL: ny UBUEyeU IsWiNsUOBUEW YepR FOU), ‘my ueueyew sunsvobuaw YETI TEU, z & 1 PLL NOSE “W PIGOUBMEM TEES EPE EPL EPL = epreyoos “9 BIEOUBMEM JEES BPE AEPLL *EPLL — HOPUEXOIY “a t wePLL —-_-JeuoBEM “HH 1 yep seu0BeM “v. t ePLL — PUBYOUI “ Y PUL J0MUNUL “3 v rv epLL’ = yeuueg -W MARDEN PEER EEA RRA NAAN OT ee NANA NANA ROP NONE EEA N TANNA NTA z mh 1 z a ‘ z ‘ L b L b ‘ L L ‘ 1 t ‘ e rE 1 ‘ z ‘ ‘ t € hits acacia aia ala aaa iii ali es 424 STUDI KASUS NO.II / Pelaksanaan Investigas! Terhadap Epidemi Penyakit Bawaan Makanan ‘TABEL 13 Lembar kerja untuk angka serangan makanan tertentu Orang Orang Tidak | Jumiah Tota: | angka Relative Risk Terinfoks! Terlnfoksi ‘Serangan Wakanan Tifoid Tifeid % Makan Salad Tidak makan kentang: Tidak tahu Makan Salad Tidak makan ‘makaroni: Tidak taht Makan Salad Tidak makan kubis: Tidak tahu Makan ‘Summer Tidak makan sausage: Tidak tana Makan Spiced Tidak makan ram: Tidak tah Makan Buncis Tidak makan Panggang: Tidak tahu Makan Rol Tidak makan : (Roly: Tidak tahu Makan Cake: Tidak makan Tidak tau Makan Kopi Tidak makan Tidak tahu Makan Acar: Tidak makan Tidak tahu. 10, 12. 13. 14, 15. 16. Kasus Demam Tifoid di Schenectady, New York a informasi mengenai apakah sescorang termasuk kasus atau bukan kasus, dan berbagai jenis makanan yang dikonsursi, dengan keterangan di bagian bawah tencang konsumsi berbagai jenis makanan pada setiap orang dan kemampuan untuk mengingat makanan yang dimakannya. Lihat Tabel 11.2 dan gunakan “Lembar kerja angka serangan untuk makanan tertentu” pada Tabel II.3. Hitung angka serangan untuk mereka yang makan dan mereka yang tidak makan makanan tersebut juga uncuk mereka yang tidak tahu! Hicung relative risk untuk setiap makanan ! Gunakan data ke-35 orang itu. (Gunakan juga angka serangan untuk makanan tertentu.) Dari_hidangan yang disajikan, culiskan jenis makanan yang menurut Anda paling rentan tethadap kontaminasi bakteri! Sebutkan jenis makanan dan kondisi yang baik untuk media pertumbuhan bakteri! Jenis makanan apakah yang berisiko tinggi terhadap kontaminasi selama penyiapan, penyajian, dan penyimpanan sehingga makanan itu memiliki kemungkinan yang tinggi untuk menjadi sumber penularan tifoid? Berdasarkan jenis bahan makanan, dan kondisi yang buruk untuk media percumbuhan bakteri, tuliskan jenis makanan yang kurang rentan terhadap penularan tifoid! Dari perhitungan angka serangan untuk makanan tertentu pada lembar kerja, tentukan jenis makanan yang kemungkinan paling berperan dalam KLB tifoid yang terjadi! Ambil kepucusan Anda berdasarkan konsep epidemiologi berikut: Mayoritas kasus harus memakan makanan ini. Risiko relacifaya. Kemudahan kontaminasi bakeeri pada makanan. Tuliskan jenis makanan yang berisiko tinggi dalam penularan penyakit, tetapi kemungkinannya untuk menularkan sangat kecil karena dasar ilmiah yang menyatakan ketidakmungkinannya untuk menularkan penyakic itu. Jelaskan mengapa makanan itu tidak perlu dicurigai! Bagaimana seorang pakar epidemiologi menangani suatu keadaan jika orang yang diwawancarai tidak ingat jenis makanan yang dimakan atau bahkan memberi jawaban yang bertentangan mengenai dikonsumsi atau tidaknya makanan itu. Mengapa seorang pakar epidemiologi juga memperhatikan angka serangan dan relative risk pada mereka yang tidak mengkonsumsi makanan itu? “Temuan epidemiologis dan biomedis/ilmiah apakah yang diperlukan untuk menetapkan bahwa suatu makanan memang merupakan sumber penularan penyakit? Apakah potongan informasi yang hilang menyebabkan investigasi ini menjadi tidak lengkap? Porongan informasi apakah yang hilang itu? Di tahun 1939? Pada saat inis di zaman modern ini? Dengan memasukkan semua data, informasi, dan bukti dalam pertimbangan Anda, penjelasan apakah menurue Anda yang paling mungkin untuk kejadian epidemik ini? Sebuekan dengan lengkap fakeor-f2kcor manusia dan bahan makanan serta faktor pendukung lainnya, termasuk faktor waktu, tempat, dan orang! Sebagaiscorang pakar epidemiologi, bagaimana cara Anda mencegah dan mengendalikan epidemik demam tifoid seperti itu?

You might also like