You are on page 1of 3

Resume Minggu ke-3

Pengantar Ilmu Hubungan Internasional


Nama : Fadhil Azis Syahputra
NIM : F1F021039

Berbagai persoalan yang telah terjadi di dunia memiliki dampak yang nyata
bagi kehidupan baik individu, kelompok, maupun kehidupan antar negara, baik dari
segi fisik seperti dampak kemiskinan dan kesehatan, maupun dari segi non-fisik
seperti pemikiran atau ideologi. Seperti perang dunia 1, yang telah membawa
pemikiran baru seperti perspektif liberalisme.

Masyarakat di dunia yang pada saat perang dunia 1 berlangsung merasakan


tekanan dan kekerasan menginginkan sebuah kebebasan. Baik itu kebebasan
berpendapat, kebebasan untuk memilih, dan kebebasan dalam mengatur dirinya.
Dengan tujuan untuk mendapatkan kebebasan tersebut, serta mencegah adanya
peperangan lagi, dibuatlah suatu teori atau pemikiran yang disebut dengan liberalisme.

Liberalisme yang secara harfiah dapat dikatakan sebagai ideologi mengenai


kebebasan atau liberte, dapat berkembang pasca perang dunia 1 berakhir.
Sebagaimana kebebasan menurut John Locke, yang berpendapat bahwa tiap individu
memiliki kebebasan dalam mengatur dirinya dan kebebasan tersebut dilindungi oleh
hukum yang berlaku pada suatu negara. Perspektif liberalisme ini memiliki lima ide
utama, yakni : (1) memandang optimis sifat dasar manusia bisa mengendalikan diri
dan bisa berbagi kepentingan, (2) negara dan non-negara merupakan aktor dalam
hubungan internasional, (3) tindakan negara untuk terlibat dalam tindakan kolaboratif
dan kerjasama, (4) pertimbangan tindakan negara rasional demi kepentingan bersama,
dan (5) karakteristik sistem internasional yang bekerja sama atas dasar kepentingan
bersama.

Sama dengan akhir perang dunia 1, akhir dari perang dunia 2 juga
menghasilkan sebuah pemikiran baru. Namun, pemikiran atau perspektif yang tercipta
pasca perang dunia 2 ini bertentangan dengan liberalisme. Perspektif ini disebut
dengan perspektif realisme, yang mengklaim agar tidak terjatuh dalam angan-angan
kedamaian melainkan mempersiapkan segala kemungkinan, yang baik maupun
kemungkinan terburuk. Pandangan ini bersikap pesimis terhadap sifat dasar manusia
yang cenderung akan berbuat baik, bersifat skeptis dalam kemajuan politik
internasional dan politik domestik, serta meyakini bahwa hubungan internasional akan
menghasilkan konflik.

Dalam membangun perspektif realisme, para penganut paham ini melakukan


beberapa hal. Diantaranya menekankan hubungan internasional ke dalam unsur anarki,
kekuasaan politik dan peperangan, termasuk hubungan internasional serta
menempatkan kekuasaan di pusat alam Politik Internasional. Sehingga, mereka
memiliki empat sifat utama, yakni : (1) sistem internasional bersifat anarki, (2) negara
sebagai aktor yang paling penting dalam hubungan internasional, (3) semua negara
dalam sistem yang ada merupakan aktor tunggal bersifat rasional, (4) masalah utama
setiap negara adalah kelangsungan dan bertahan hidup.

Selain perang dunia 1 dan 2 yang terjadi, adanya fenomena sosial yakni
kesenjangan antara kaum borjuis dan proletar di Eropa juga telah memunculkan
perspektif baru yang disebut marxisme. Perspektif ini bisa muncul, diawali oleh
kritikan seorang sosiolog bernama Karl Max terhadap kapitalisme yang terjadi pada
masa revolusi industri di eropa pada saat itu. Stratifikasi sosial yang terjadi,
ketimpangan antara kaum borjuis dan proletar, hingga sebutan-sebutan seperti negara
kaya, negara miskin, negara utara, dan sebagainya membuat ahli sosiologi, Karl Max
mengkritik hal-hal tersebut. Prinsip-prinsip dasar pada perspektif marxisme yang
terbentuk ini adalah menekankan pemikiran bahwa kehidupan sosial merupakan
sebuah konflik kepentingan. Kemudian, menekankan kepada masyarakat bahwa
adanya kelas-kelas sosial pada masyarakat, dan memberikan perhatian pada dua hal,
yakni menyatakan kontradiksi politik dan ekonomi serta menunjukkan jalan menuju
pembentukan masyarakat komunis di masa depan, juga menyatakan adanya dua kelas
besar yang terbentuk dalam masyarakat kapitalis, yakni kelas borjuis yang memiliki
uang dan kekayaan, serta kelas proletar yang berada di bawah.
REFERENSI
Mingst, Karen A and Ivan M. Arreguin-toft. (2017). Essentials of International
Relations Seventh Edition. New York: W.W.Norton & Company

Dugis, Vinsensio. (2016). Teori Hubungan Internasional Perspektif-Perspektif Klasik.


Surabaya: PT Revka Petra Media

https://www.seniberpikir.com/teori-realisme-dalam-hubungan-internasional/

https://www.kompasiana.com/nicosaputra/5e682902097f362d0d20ad23/teori-
liberalisme-dalam-hubungan-internasional

You might also like