You are on page 1of 2

RAbiES

Etiologi: virus rabies dari genus Lysavirus. Lyssavirus, family Rhabdoviridae, bentuk seperti
peluru, virus RNA (ribonucleic acid) dengan rantai tunggal, dikelilingi oleh kapsid
(Ribonucleocapsid), di luar ribonucleocapsid terdapat Kapsomer, sedangkan di sebelah luar dari
kapsomer terdapat envelope yang mengandung lipid berduri (spike).
Patogenesis:
Virus menetap selama beberapa periode pada entry point sebelum akhirnya melewati saraf
menuju otak. Pada otak virus akan bermultiplikasi dengan cepat menyebabkan munculnya
gejala klinik. Virus dari otak akan menuju kelenjar saliva melalui persarafan. Virus rabies akan
menetap di sekitar luka selama 2 minggu sebelum mencapai ujung saraf posterior
. Patogenesis ada 3
1. Penyebaran virus menuju sistem saraf pusat.
2. Penyebaran virus di dalam sistem saraf pusat.
3. Penyebaran virus dari sistem saraf pusat.
Sumber penularan: gigitan anjing (98%) yang terinfeksi virus rabies dan hewan lainnya kera dan
kucing (2%
Gejala: inkubasi 20-90 hari,asimptomatik
1. Stadium prodromal: demam, malaise, mual, muntah, nyeri tenggorokan
2. Stadium sensoris: nyeri, rasa panas, kesemutan pada bekas gigitan, cemas, reaksi berlebihan
saraf sensorik
3. Stadium eksitasi: hiperhidrosis, hipersalivasi, hiperlakrimasi, dilatasi pupil, hidrofobia,
aerophobia, photophobia, takut suara keras. Gejala eksitasi, konvulsi, sianosis, paresis flaksid
otot, apnoe, kematian.
4. Stadium paralisis: tanpa gejala eksitasi, paralisis otot-otot progresif, paralisis otot pernafasan

Diagnostic: Spesimen yang diperlukan untuk pemeriksaan laboratorium adalah saliva, cairan
serebrospinal, serum dan biopsi kulit.

RT-PCR amplification, Rabies Virus Spesific Antibodies, Direct Fluorescent Antibody (DFA)
Diagnostic klinis:
Suspect: ada sindrom neurologis akut, hiperaktif, sindrom paralitik(dumb rabies)
Probable: riw kontak
Confirmed: positif dengan cek lab, isolasi virus dari kultur sample, ditemukan asamnukleat virus
pada sample

Terapi:
Beluma da yang spesifik, pemberian vaksin anti rabies (VAR), Ig rabies,AB monoclonal,
interferon, ketamine
1. Segera cuci luka dengan sabun/detergen pada air mengalir 10-15 menit.
2. Antiseptik (alkohol 70%, betadine, obat merah) setelah cuci luka. - Tidak boleh dijahit
(kecuali lebar, dalam, mengeluarkan darah dapat dilakukan jahit situasi).
3. Vaksin Anti Rabies (VAR) dengan atau tanpa Serum Anti Rabies (SAR) secepatnya
dengan indikasi VAR dengan atau tanpa SAR

Indikasi pemberian VAR dengan atau tanpa SAR

Tindakan terhadap orang yang digigit hewan penular rabies tergantung dari:

1. Daerah dimana kasus gigitan terjadi a. Bebas rabies: pengobatan khusus sebaiknya menunggu
hasil observasi terhadap hewan yang menggigit yang dilakukan dinas peternakan. b. Endemis rabies:
pengobatan khusus sangat dianjurkan

2. Cara terjadinya gigitan a. Bila didahului tindakan provokatif maka berlaku seperti 1.a b. Bila tanpa
didahului tindakan provokatif, berlaku separti 1.b

3. Letak, jumlah dan keadaan luka gigitan a. Luka Risiko rendah: diberikan VAR saja jilatan pada kulit
luka, garukan, lecet, luka kecil sekitar tangan, badan, kaki b. Luka risiko tinggi: diberikan VAR dan
SAR - Jilatan pada selaput mukosa yang utuh (konjungtiva, mukosa mulut, mukosa anus dan genitalia
eksterna) - Jilatan atau luka di atas daerah bahu (leher, muka, kepala) - Luka gigitan pada jari tangan
dan jari kaki a. Luka gigitan yang lebar dan dalam b. Jumlah gigitan banyak

You might also like