Professional Documents
Culture Documents
Pendidikan Kewirausahaandan Intensi Kewirausahaandengan Sikap Kewirausahaansebagai Mediasi
Pendidikan Kewirausahaandan Intensi Kewirausahaandengan Sikap Kewirausahaansebagai Mediasi
net/publication/315996218
CITATIONS READS
0 1,672
3 authors:
Andi Asdani
State University of Malang
2 PUBLICATIONS 3 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Anik Kusmintarti on 18 July 2017.
45
46 Jurnal Riset dan Aplikasi: Akuntansi dan Manajemen, Vol. 2, No. 4, Maret 2017, hlm. 45 – 54
Data Badan Pusat Statistik (BPS) bulan Februari (Indarti dan Rostiani, 2008). Pernyataan senada
tahun 2016 menunjukkan jumlah pengangguran dikemukakan Pujiastuti, (2015) bahwa intensi kewi-
terdidik tingkat perguruan tinggi sebesar 944.666 rusahaan ditentukan oleh karakteristik personal dan
orang. Jumlah tersebut meningkat dibanding bulan lingkungan. Karakteristik personal meliputi sifat-sifat
Agustus tahun 2015, sebesar 905.127 orang (Badan dan latar belakang, dan lingkungan meliputi sosial,
Pusat Statistik, 2016). Kondisi ini mendorong ekonomi, politik dan pengembangan infrastruktur.
Pemerintah berupaya mengurangi jumlah pengang- Penelitian ini menganalisis faktor lingkungan
guran terdidik, dan kewirausahaan dianggap sebagai khususnya pendidikan kewirausahaan sebagai penentu
solusi untuk menurunkan jumlah pengangguran. intensi kewirausahaan.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa Pendidikan kewirausahaan adalah aktivitas-
kewirausahaan adalah pemegang peranan penting aktivitas pengajaran dan pembelajaran tentang
dalam pertumbuhan ekonomi, peningkatan produkti- kewirausahaan yang meliputi pengembangan
vitas dan pengembangan social (Denanyoh, 2015; pengetahuan, ketrampilan, sikap dan karakter pribadi
Audretsch dan Keilbach, 2008; Wennekers et al. 2010). sesuai dengan umur dan perkembangan siswa
Hasil penelitian diatas menekankan bahwa kewira- (Isrososiawan, 2013). Hasil penelitian sebelumnya
usahaan harus dibentuk dan dipelajari untuk yang mengkaji pendidikan kewirausahaan, menyatakan
mendukung pertumbuhan ekonomi suatu Negara. Juga bahwa mahasiswa yang berpengalaman mengem-
menjadi wawasan bahwa pendidikan kewirausahaan bangkan berbagai ketrampilan teknis dan pelatihan
harus dirancang dengan seksana agar dapat membekali lebih percaya diri menjadi wirausaha (Chen et al.
siswa dengan kewirausahaan. 2010). Tetapi, hasil penelitian Cheng et al. (2009)
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian menyatakan bahwa pengetahuan kewirausahaan dan
Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi mengem- minat memulai usaha tidak berhubungan secara
bangkan Program Mahasiswa Wirausaha untuk signifikan, karena metode pembelajaran kewirausahaan
dilaksanakan di Perguruan Tinggi. Program tersebut yang digunakan tidak efektif.
ditujukan untuk memberikan bekal pengetahuan, Sikap kewirausahaan adalah agen perubahan
keterampilan dan sikap atau jiwa wirausaha yang berpengaruh terhadap produktivitas dan
(Entrepreneurship) berbasis Ipteks kepada mahasis- profitabilitas (Borasi dan Finnigan, 2010). Sikap
wa agar dapat mengubah pola pikir (mindset) dari merupakan kecenderungan memberi reaksi suka atau
pencari kerja (job seeker) menjadi pencipta lapangan tidak suka terhadap benda, orang, institusi atau
pekerjaan (job creator) serta menjadi calon pengusaha kejadian (Ajzen, 2005:3). Sikap bersifat evaluatif,
yang tangguh dan sukses menghadapi persaingan artinya sikap berkaitan dengan evaluasi seseorang
global (Direktorat Jenderal Pembelajaran Dan terhadap suatu objek, apabila obyek dipertimbangkan
Kemahasiswaan Kementerian Riset, Teknologi, Dan memberi manfaat maka seseorang akan bersikap
Pendidikan Tinggi, 2015). Oleh karena itu, intensi mendukung (suka). Sebaliknya, apabila obyek tidak
kewirausahaan diantara mahasiswa secara terus memberi manfaat, maka ia tidak mendukung (tidak
menerus harus dibangkitkan agar jumlah wirausaha suka) terhadap objek tersebut. Penelitian ini mengkaji
terdidik dari kalangan perguruan tinggi meningkat dan sikap mahasiswa terhadap kewirausahaan.
jumlah pengangguran berkurang. Intensi kewi- Hubungan pendidikan kewirausahaan dan sikap
rausahaan mahasiswa Politeknik Negeri Malang secara kewirausahaan telah dikaji oleh peneliti sebelumnya.
terus menerus dibangkitkan dan didorong dengan cara Dusak dan Sudiksa (2016) menyatakan locus of control
memberikan pendidikan kewirausahaan, seperti: memiliki pengaruh positif signifikan terhadap intensi
pemberian mata kuliah kewirausahaan, seminar kewirausahaan. Mahasiswa yang memiliki karakter
kewirausahaan, pelatihan kewirausahaan, praktek internal locus of control mengembangkan sikap positif
usaha dan mengikuti pameran kewirausahaan. terhadap kewirausahaan. Harris et al, (2008)
Intensi kewirausahaan merupakan gambaran menyatakan pengalaman mengikuti program Small
kognitif dari tindakan-tindakan yang diimplementasi- Business Institute dapat mengembangkan sikap positif
kan seseorang, baik untuk mendirikan usaha baru terhadap kewirausahaan. Kemudian, hasil penelitian
maupun untuk menciptakan nilai baru pada perusahaan Kusmintarti, (2016) menyatakan pedidikan kewira-
yang sudah berjalan (Fini, et al, 2009). Intensi usahaan berpengaruh positif tetapi tidak signifikan
kewirausahaan ditentukan oleh dua faktor, yaitu Faktor terhadap sikap kewirausahaan. Hubungan tidak
Kepribadian, Faktor Lingkungan dan Faktor Demografi signifikan ini disebabkan karena ukuran-ukuran
Kusmintarti, Riwajanti dan Asdani, Penilaian Kapasitas Koperasi... 47
pendidikan kewirausahaan lebih menekankan pada ini mendefinisikan pendidikan kewirausahaan sebagai
aspek teoritis. aktivitas pengajaran dan pembelajaran kewirausahaan
Teori Perilaku Terencana menjelaskan bahwa yang meliputi pengembangan pengetahuan, karakter
intensi ditentukan oleh sikap terhadap perilaku, norma- pribadi, ketrampilan, dan sikap. Turker & Sonmez
norma subyektif dan kontrol perilaku yang dirasakan (2009) menemukan bahwa faktor yang mempengaruhi
(Ajzen, 2005: 117-118). Penelitian ini fokus pada intensi kewirausahaan mahasiswa adalah keyakinan
pengkajian sikap dan pengembangan pola pikir positif akan keadaan saat ini dan prospek kewirausahaan di
bahwa kewirausahaan sebagai pilihan karir bagi masa depan. Liñán (2011) menyatakan bahwa
mahasiswa, sehingga menekankan pada sikap sebagai pendidikan kewirausahaan adalah salah satu factor
prediktor intensi. yang dapat meningkatkan sikap kewirausahaan
Hasil penelitian yang mengkaji hubungan sikap Secara umum pendidikan kewirausahaan
kewirausahaan dan intensi kewirausahaan menun- bertujuan untuk meningkatkan kesadaran bahwa
jukkan hasil yang beragam. Penelitian Suharti dan kewirausahaan sebagai pilihan karir dan meningkatkan
Sirine (2012) menunjukkan signifikansi dari faktor- pemahaman proses pendirian dan pengelolaan usaha
faktor sikap, yaitu faktor otonomi dan otoritas, faktor bisnis baru (Arasti et al, 2012). Peneliti lain, Bae et al.
realisasi diri, faktor keyakinan, dan faktor jaminan (2014) melalui meta analysis menyatakan bahwa
keamanan, dalam mempengaruhi intensi berwirausaha pendidikan kewirausahaan berpengaruh pada
mahasiswa. Kusmintarti, et al, (2014) juga peningkatan intensi kewirausahaan lebih besar
mengemukakan bahwa mahasiswa yang bersikap dibandingkan pengetahuan bisnis pada intensi
positif terhadap kewirausahaan cenderung berke- kewirausahaan.
inginanan mendirikan usaha baru dimasa mendatang.
Berdasarkan uraian diatas, terdapat persamaan 2.2 Teori Perilaku Terencana (Theory of Planned
dan perbedaan hasil penelitian. Hasil penelitian Behaviour)
sebelumnya yang mengkaji hubungan pendidikan Theory of Planned Behavior mendasarkan pada
kewirausahaan dan intensi kewirausahaan menyatakan asumsi bahwa manusia biasanya berperilaku dengan
pendidikan kewirausahaan dapat meningkatkan intensi cara yang masuk akal. Mereka memperhitungkan
kewirausahaan (Chen, et. al., 2010), sementara Cheng, informasi yang tersedia dan secara eksplisit dan
et al (2009) menyatakan bahwa pengetahuan tentang implisit mempertimbangkan inplikasi dari tindakan
kewirausahaan dan minat memulai usaha tidak mereka. Menurut Theory of Planned Behavior, intensi
berhubungan secara signifikan. Kemudian, pengaruh (intention) dan perilaku (behavior) ditentukan oleh 3
sikap kewirausahaan terhadap intensi kewirausahaan faktor (Ajzen, 2005:117-118), yaitu:
signifikan (Luthje dan Franke, 2003; Kusmintarti, et al, 1. Attitude toward the behavior, yaitu evaluasi positif
2014; Kusmintarti, et al, 2015). Oleh karena itu, maupun negatif seseorang terhadap perilaku yang
penelitian ini ingin menguji kembali pengaruh diminati.
pendidikan kewirausahaan terhadap intensi 2. Subjective norm, yaitu persepsi seseorang terhadap
kewirausahaan dan pengaruh sikap kewirausahaan tekanan sosial untuk melakukan atau tidak
terhadap intensi kewirausahaan. Selain itu, juga melakukan perilaku yang sedang dipertimbangkan.
menganalisis sikap kewirausahaan sebagai mediator 3. Perceived behavioral control, yaitu rasa kepercayaan
pengaruh pendidikan kewirausahaan terhadap intensi diri atau kemampuan untuk melakukan perilaku yang
kewirausahaan. diminati.
Penelitian ini fokus pada attitude toward the
2. Kajian Teori behavior sebagai prediktor intensi, karena
2.1 Pendidikan Kewirausahaan memfokuskan pada pengkajian perubahan sikap dan
Kewirausahaan seperti disiplin ilmu yang lain, pengembangan pola pikir positif tentang
dapat dipelajari, dapat dibentuk dan dapat merupakan kewirausahaan sebagai pilihan karir bagi mahasiswa.
bakat sejak lahir (Rodrigues et al., 2012). Pendidikan Gambaran tentang Theory of Planned Behavior sebagai
kewirausahaan adalah aktivitas pengajaran dan berikut :
pembelajaran tentang kewirausahaan yang meliputi
pengembangan pengetahuan, ketrampilan, sikap dan
karakter pribadi sesuai dengan umur dan
perkembangan siswa (Isrososiawan, 2013). Penelitian
48 Jurnal Riset dan Aplikasi: Akuntansi dan Manajemen, Vol. 2, No. 4, Maret 2017, hlm. 45 – 54
Gambar 1. Theory of planned behavior (Ajzen, 1991) 2.4 Hubungan Antara Pendidikan Kewirausahaan.
Sikap Kewirausahaan dan Intensi
Kewirausahaan.
Intensi kewirausahaan merupakan gambaran
kognitif dari tindakan yang akan dilakukan oleh
seseorang baik untuk mendirikan usaha baru maupun
untuk menciptakan nilai-nilai baru dalam perusahaan
yang sudah ada (Fini, et al., 2009). Intensi
kewirausahaan ditentukan oleh faktor lingkungan dan
karakteristik personal (Rodrigues et al., 2012). Ismail et
al. (2009) menyatakan bahwa intense kewirausahaan
2.3 Sikap Kewirausahaan dipengaruhi oleh factor sikap kewirausahaan dan factor
Sikap dikatakan sebagai suatu respon evaluatif, kontekstual.
artinya bentuk reaksi yang dinyatakan dengan sikap itu Pendidikan kewirausahaan adalah aktivitas
timbulnya didasari oleh proses evaluasi dalam diri pengajaran dan pembelajaran tentang kewirausahaan,
individu yang memberi kesimpulan terhadap stimulus meliputi pengembangan pengetahuan, ketrampilan,
dalam bentuk nilai baik-buruk, positif-negatif, sikap dan karakter pribadi sesuai dengan umur dan
menyenangkan - tidak menyenangkan, yang kemudian perkembangan siswa (Leon, et al. (2008).
mengkristal sebagai potensi reaksi terhadap obyek Peneliti sebelumnya telah mengkaji hubungan
sikap (Borasi dan Finnigan, 2010). Definisi lain pendidikan kewirausahaan dan intensi kewirausahaan.
menyatakan sikap adalah kecenderungan memberi Von Kortzfleisch, et al. (2013) Entrepreneur desain
reaksi suka atau tidak suka terhadap suatu obyek, thinking berpengaruh terhadap peningkatan pendidikan
orang, institusi atau peristiwa (Ajzen, 2005:3). Pada kewirausahaan. Cheng, et al. (2009) menyatakan
dasarnya seseorang cenderung menerima atau menolak pengetahuan tentang kewirausahaan dan minat
suatu obyek berdasarkan penilaian terhadap obyek memulai usaha tidak berhubungan secara signifikan,
tersebut (Schwarz, 2007). disebabkan metode penyampaian pembelajaran
kewirausahaan yang digunakan tidak efektif. Tetapi,
2.4 Intensi Kewirausahaan hasil penelitian lain menyatakan mahasiswa yang
Intensi adalah kecenderungan perilaku, sampai berpengalaman mengembangkan berbagai ketrampilan
pada waktu dan kesempatan yang tepat akan teknis dan pelatihan, lebih percaya diri menjadi
diwujudkan dalam bentuk tindakan (Ajzen, 2005: 99). wirausaha (Chen, et. al. 2010).
Intensi kewirausahaan didefinisikan sebagai gambaran Teori Perilaku Terencana menyatakan sikap
kognitif dari tindakan yang akan dilakukan oleh merupakan fungsi dari intensi (Ajzen, 2005;117). Sikap
seseorang baik untuk mendirikan usaha baru atau untuk kewirausahaan sebagai kecenderungan memberi reaksi
menciptakan nilai-nilai baru dalam perusahaan (Fini, et suka atau tidak suka terhadap kewirausahaan. Hasil
al., 2009). Penelitian ini fokus mengkaji niat penelitian yang mengkaji hubungan sikap
mendirikan usaha baru diantara mahasiswa, sehingga kewirausahaan dan intensi kewirausahaan oleh Suharti
intensi kewirausahaan didefinisikan sebagai gambaran dan Sirine (2012) menyatakan bahwa sikap terhadap
kognitif dari tindakan yang akan dilakukan oleh kewirausahaan berpengaruh kuat dan signifikan
seseorang untuk mendirikan usaha baru. terhadap intensi kewirausahaan; Kusmintarti, et al.
Taormina dan Kin-Mei (2007) menyatakan (2014) menyatakan bahwa sikap kewirausahaan
bahwa sikap dan lingkungan berpengaruh pada intensi berpengaruh positif dan signifikan terhadap intensi
kewirausahaan. Sikap yang diukur dengan karakteristik kewirausahaan; Kusmintarti et al, (2015) menyatakan
psikologis berpengaruh kuat pada potensi mahasiswa yang kreatif cenderung mendirikan usaha
kewirausahaan. Sedangkan lingkungan berpengaruh baru dimasa mendatang, selama kreativitas dapat
kuat pada kesuksesan kewirausahaan membangun sikap positif mahasiswa terhadap
Faktor lingkungan meliputi sosial, ekonomi, kewirausahaan.
politik dan pengembangan infrastruktur. Hasil Berdasarkan fenomena intensi kewirausahaan di
penelitian sebelumnya menyatakan bahwa sika perguruan tinggi, kajian teori dan kajian penelitian
p terhadap kewirausahaan berpengaruh kuat dan sebelumnya, hipotesis penelitian sebagai berikut:
signifikan terhadap intensi kewirausahaan (Suharti dan
Sirine 2012; Kusmintarti, et al., 2014).
Kusmintarti, Riwajanti dan Asdani, Penilaian Kapasitas Koperasi... 49
bahwa mayoritas mahasiswa yang telah mengikuti temuan Von Kortzfleisch, et al. (2006), yang
pendidikan kewirausahaan, berniat mendirikan usaha menyatakan tidak ada perbedaan signifikan bagi
baru dimasa yang akan datang setelah memiliki cukup mahasiswa yang mengambil program kewirausahaan
modal, dengan merealisasikan ide bisnis dan meyakini dan tidak mengambil program kewirausahaan dalam
memiliki hubungan sosial mempermudah pendirian hal ambisi-ambisi usaha mereka diwaktu yang akan
usaha baru datang; Chen et. al, (2010) menyatakan mahasiswa
yang berpengalaman mengembangkan berbagai
Tabel 3. Nilai Loading dan Rata-rata Indikator
ketrampilan teknis dan pelatihan, lebih percaya diri
Variabel Intensi Kewirausahaan
Indikator Variabel
menjadi wirausaha.
Loading Rata-
Intensi
Estimate
P Value Keputusan
rata Hasil penelitian tersebut dapat diartikan bahwa
Kewirausahaan
Niat mendirikan
pendidikan kewirausahaan dapat meningkatkan niat
usaha setelah lulus 0,782 <0,001 Signifikan 3,8065 mahasiswa mendirikan usaha baru dimasa yang akan
(Y2.1)
datang, jika penyampaian pendidikan kewirausahaan
Niat membuka usaha
di masa mendatang 0,857 <0,001 Signifikan 4,25 menggunakan metode tepat, yaitu sesuai dengan tujuan
(Y2.2)
pendidikan kewirausahaan.
Niat merealisasikan 0,862 <0,001 Signifikan 4,0726
ide bisnis (Y2.3) Kemudian, hasil uji jalur pengaruh sikap
Niat membuka usaha kewirausahaan terhadap intensi kewirausahaan
setelah
mengumpulkan
0,549 <0,001 Signifikan 4,1048 menunjukkan bahwa sikap kewirausahaan berpengaruh
modal (Y2.4) positif dan signifikan terhadap intensi kewirausahaan
Niat mendirikan dengan koefisien sebesar 0,498. Dengan demikian,
usaha berlandaskan 0,718 <0,002 Signifikan 4,4758
hubungan sosial
hipotesis 2 yang menyatakan Sikap kewirausahaan
(Y2.5) berpengaruh positif dan signifikan terhadap intensi
Sumber : Data diolah kewirausahaan diterima.
Hasil uji jalur hubungan pendidikan Hasil penelitian ini memperkuat hasil penelitian
kewirausahaan, sikap kewirausahaan dan intensi sebelumnya, bahwa sikap terhadap kewirausahaan
kewirausahaan ditampilkan pada Tabel 4. Hasil analisis berpengaruh kuat dan signifikan terhadap intensi
menunjukkan bahwa pengaruh pendidikan kewirausahaan (Suharti dan Sirine, 2012; Kusmintarti,
kewirausahaan terhadap intensi kewirausahaan positif et al., 2014; Kusmintarti, et al 2015).
tetapi tidak signifikan dengan koefisien sebesar 0,147 Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa
(Tabel 4.). Dengan demikian, hipotesis 1 yang mahasiswa yang mahasiswa cenderung suka menjadi
menyatakan pendidikan kewirausahaan berpengaruh pemimpin dari usaha milik sendiri daripada mengelola
terhadap peningkatan intensi kewirausahaan perusahaan milik orang lain, suka kepada jenis
mahasiswa ditolak. pekerjaan dengan jam kerja fleksibel dan bersedia
bekerja keras ketika memulai usaha baru, cenderung
Tabel 4. Hasil Pengujian Jalur Pengaruh akan memulai usaha baru dimasa yang akan datang
Variabel Variabel Koefisien P Pengujian sikap kewirausahaan sebagai
Independen Dependen Jalur value Keterangan mediator pengaruh pendidikan kewirausahaan terhadap
Pendidikan Intensi Tidak
Kewirausaha Kewirausaha 0,147 0,002 intensi kewirausahaan dilakukan dengan pendekatan
Signifikan
an (X) an (Y2) perbedaan koefisien (Solimun, 2012;34). Uji pengaruh
Pendidikan Sikap <0,00 pendidikan kewirausahaan terhadap intensi kewira-
Kewirausaha Kewirausaha 0,502 Signifikan
1
an (X) an (Y1) usahaan dengan menggunakan variabel mediasi
Sikap Intensi
Kewirausaha Kewirausaha 0,498
<0.00
Signifikan sebagai berikut:
1
an (Y1) an (Y2) 1. Pengaruh pendidikan kewirausahaan terhadap sikap
Sumber : Data diolah kewirausahaan menghasilkan koefisien sebesar
Temuan penelitian ini memperkuat hasil 0,502 pada p value <0,01 (Tabel 4 dan Gambar 1).
penelitian sebelumnya. Cheng, et al. (2009) Hasil tersebut menjelaskan bahwa pengaruh
menyatakan pengetahuan tentang kewirausahaan dan pendidikan kewirausahaan terhadap sikap
minat memulai usaha tidak berhubungan secara kewirausahaan positif dan signifikan.
signifikan, disebabkan metode penyampaian 2. Uji pengaruh sikap kewirausahaan terhadap intensi
pembelajaran kewirausahaan yang digunakan tidak kewirausahaan menghasilkan koefisien sebesar
efektif. Tetapi, hasil penelitian ini kontradiktif dengan 0,498 pada p value sebesar <0,01 (Tabel 4 dan
Kusmintarti, Riwajanti dan Asdani, Penilaian Kapasitas Koperasi... 51
Gambar 1.). Hasil tersebut menjelaskan pengaruh Hasil analisis terhadap indikator variabel intensi
sikap kewirausahaan terhadap intensi kewirausahaan menunjukkan bahwa semua indikator
kewirausahaan positif dan signifikan. berkontribusi menjelaskan variabel intensi.
3. Uji jalur pendidikan kewirausahaan terhadap intensi Berdasarkan nilai rata-rata mayoritas mahasiswa
kewirausahaan menghasilkan koefisien sebesar cenderung merealisasikan ide bisnisnya melalui
0,147 pada p value sebesar 0,02 (>0,01) (Tabel 4 membuka usaha baru dimasa mendatang setelah
dan Gambar 2). Hasil tersebut menjelaskan bahwa mendapatkan modal dengan memanfaatkan kemam-
pengaruh pendidikan kewirausahaan terhadap puan memiliki dan mengembangkan hubungan sosial.
intensi kewirausahaan positif tetapi tidak Dari hasil penelitian ini dapat diartikan bahwa
signifikan. pendidikan kewirausahaan yang meningkatkan
pengetahuan mahasiswa tentang konsep kewira-
Gambar 2. Diagram Jalur Hasil Analisis usahaan; karakter wirausaha mahasiswa dan
dengan Menggunakan Variabel Mediasi keterampilan mengelola usaha dapat mendorong
mahasiswa merealisasikan ide bisnisnya melalui
membuka usaha baru setelah mendapatkan modal
dengan memanfaatkan kemampuan memiliki dan
mengembangkan hubungan sosial, tetapi tidak
singnifikan.
Temuan ini memperkuat penelitian Chen, et al.
(2010), bahwa mahasiswa yang berpengalaman
Berdasarkan hasil analisis yang menyatakan mengembangkan berbagai ketrampilan teknis dan
bahwa pengaruh pendidikan kewirausahaan terhadap pelatihan, lebih percaya diri menjadi wirausaha. Tetapi,
intensi kewirausahaan tidak signifikan, maka tidak kontradiftif dengan hasil pennelitian Cheng, et al.
diperlukan uji pengaruh pendidikan kewirausahaan (2009) menyatakan pengetahuan tentang
terhadap intensi kewirausahaan tanpa melibatkan kewirausahaan dan minat memulai usaha tidak
variabel mediasi. Sehingga, sikap kewirausahaan dapat berhubungan secara signifikan, bahkan Von
dinyatakan sebagai variabel mediasi sempurna Kortzfleisch, et al. (2006) mengemukakan tidak ada
(complete mediation) pada pengaruh pendidikan perbedaan signifikan bagi mahasiswa yang mengambil
kewirausahaan terhadap intensi kewirausahaan. dan tidak mengambil program kewirausahaan dalam
Dengan demikian, hipotesis 3 yang menyatakan sikap hal ambisi-ambisi usaha mereka diwaktu yang akan
kewirausahaan sebagai mediator pada pengaruh datang, Perbedaan temuan ini disebabkan metode
pendidikan kewirausahaan terhadap intensi penyampaian pembelajaran kewirausahaan yang
kewirausahaan diterima. digunakan tidak efektif, metode penyampaian
pendidikan kewirausahaan lebih menekankan pada
4.2 Pembahasan aspek teori.
Temuan penelitian menunjukkan bahwa Kemudian, temuan penelitian menunjukkan
pendidikan kewirausahaan berpengaruh positif tetapi bahwa sikap kewirausahaan berpengaruh positif dan
tidak signifikan terhadap intensi kewirausahaan dengan signifikan terhadap intensi kewirausahaan dengan
koefisien sebesar 0,147 pada p value sebesar (Tabel 4.). koefisien sebesar 0,498 (Tabel 4.). Koefisien jalur
Koefisien jalur bertanda positif dapat diartikan bertanda positif diartikan sikap kewirausahaan
pendidikan kewirausahaan berbanding lurus dengan berbanding lurus dengan tingkat intensi kewirausahaan.
tingkat intensi kewirausahaan mahasiswa, tetapi Berdasarkan nilai loading estimate, semua indikator
pengaruh pendidikan kewirausahaan terhadap intensi variabel sikap kewirausahaan berkontribusi menjelas-
kewirausahaan mahasiswa tidak signifikan. Berdasar- kan sikap kewirausahaan. Berdasarkan nilai rata-rata,
kan nilai loading estimate, semua indikator variabel mayoritas mahasiswa cenderung suka menjadi bos dari
pendidikan kewirausahaan berkontribusi menjelaskan usaha milik sendiri, suka pekerjaan dengan jam kerja
variabel pendidikan kewirausahaan. Berdasarkan nilai fleksibel dan suka bekerja keras ketika memulai usaha.
rata-rata, pendidikan kewirausahaan dapat mening- Temuan ini menunjukkan bahwa mayoritas mahasiswa
katkan pengetahuan mahasiswa tentang konsep cenderung bersikap positif terhadap kewirausahaan,
kewirausahaan; karakter wirausaha mahasiswa dan yang didukung dengan teori tentang sikap bahwa sikap
keterampilan mengelola usaha. sebagai kecenderungan memberi reaksi suka atau tidak
52 Jurnal Riset dan Aplikasi: Akuntansi dan Manajemen, Vol. 2, No. 4, Maret 2017, hlm. 45 – 54
suka terhadap obyek (Ajzen, 2005;6) dan sikap mengimplementasikan ide bisnis mereka melalui
berkaitan dengan evaluasi seseorang terhadap suatu membuka usaha baru setelah mengumpulkan modal
obyek, apabila obyek dipertimbangkan memberi dan memanfaat kemampuan membangun hubungan
manfaat maka seseorang akan bersikap mendukung sosial.
(Schwarz, 2007). Temuan ini sesuai hasil penelitian Arasti, et. al.
Hasil analisis terhadap indikator variabel intensi (2012), secara umum pendidikan kewirausahaan
kewirausahaan menunjukkan bahwa semua indikator bertujuan meningkatkan kesadaran bahwa kewira-
berkontribusi menjelaskan variabel intensi kewira- usahaan sebagai pilihan karir dan meningkatkan
usahaan. Selanjutnya, nilai rata-rata menunjukkan pemahaman proses pendirian dan pengelolaan usaha
bahwa mayoritas mahasiswa cenderung merealisasikan bisnis baru. Juga memperkuat pernyataan Azjen
ide bisnisnya melalui berniat membuka usaha baru (2005;117), yaitu sikap merupakan prediktor intensi;
setelah mendapatkan modal dengan memanfaatkan mendukung temuan Luthje dan Franke (2003);
kemampuan memiliki dan mengembangkan hubungan Kusmintarti, et al. (2014); dan Kusmintarti, et. al.
sosial. (2015), menyatakan bahwa sikap kewirausahaan
Dengan demikian, mahasiswa yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap intensi
mengembangkan pola pikir positif terhadap kewirausahaan.
kewirausahaan, yang dicerminkan dengan kecen-
derungan suka mengelola usaha sendiri dengan jam 5 Kesimpulan
kerja fleksibel dan mau bekerja keras dalam memulai Berdasarkan tujuan penelitian, pengujian
usaha, cenderung merealisasikan ide bisnisnya melalui hipotesis dan pembahasan hasil penelitian, maka dapat
niat membuka usaha baru setelah mendapatkan modal disimpulkan bahwa sikap kewirausahaan sebagai
dengan memanfaatkan kemampuan memiliki dan mediasi sempurna (full mediation) pengaruh
mengembangkan hubungan sosial. pendidikan kewirausahaan terhadap intensi kewira-
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori perilaku usahaan.
terencana, sikap merupakan fungsi dari intensi (Ajzen, Penjelasan temuan hasil penelitian dinyatakan
2005;117). Juga mendukung hasil penelitian Luthje sebagai berikut:
dan Franke (2003) dan Kusmintarti, et al. (2014), 1. Pengaruh pendidikan kewirausahaan terhadap
bahwa mahasiswa yang bersikap positif terhadap intensi kewirusahaan positif, tetapi tidak signifikan.
kewirausahaan cenderung mendirikan usaha baru Temuan ini disebabkan indikator-indikator
dimasa yang akan datang. pengukur variabel pendidikan kewirausahaan yang
Selanjutnya, temuan penelitian menyatakan digunakan dalam penelitian ini lebih menekankan
bahwa sikap kewirausahaan sebagai mediasi sempurna pada aspek teoritis. Sementara, pendidikan
(full mediation) pengaruh pendidikan kewirausahaan kewirausahaan yang dapat mendorong mahasiswa
terhadap intensi kewirausahaan, menjelaskan bahwa untuk memulai usaha lebih menekankan pada
pengaruh pendidikan kewirausahaan terhadap sikap pendekatan praktek.
kewirausahaan signifikan; pengaruh sikap kewira- 2. Mahasiswa yang bersikap positif terhadap
usahaan terhadap intensi kewirausahaan signifikan. kewirausahaan, mencerminkan suka menjadi
Tetapi, pengaruh pendidikan kewirausahaan terhadap pimpinan dari usaha milik sendiri; mau bekerja
intensi kewirausahaan tidak signifikan. Temuan ini keras dalam memulai usaha; dan suka pada jenis
menjelaskan bahwa pengaruh pendidikan kewira- pekerjaan dengan jam kerja fleksibel cenderung
usahaan terhadap intensi kewirausahaan sepenuhnya ingin merealisasikan ide bisnis mereka setelah
dijelaskan oleh sikap kewirausahaan. Artinya, intensi memiliki modal dan kemampuan membangun dan
kewirausahaan mahasiswa meningkat apabila mengembangkan hubungan sosial.
pendidikan kewirausahaan meningkatkan sikap positif 3. Mahasiswa yang mengikuti pendidikan
mahasiswa terhadap kewirausahaan. Peningkatan kewirausahaan cenderung memilih karir sebagai
pengetahuan mahasiswa tentang konsep kewira- wirausaha, apabila pendidikan kewirausahaan dapat
usahaan; karakter wirausaha mahasiswa dan membentuk pola pikir positif mahasiswa terhadap
keterampilan mengelola usaha, yang dicapai setelah kewirausahaan
mengikuti pendidikan kewirausahaan dapat
membentuk pola pikir positif mahasiswa terhadap
kewirausahaan. Selanjutnya, mahasiswa cenderung 5. Kesimpulan
Kusmintarti, Riwajanti dan Asdani, Penilaian Kapasitas Koperasi... 53
Attitude, and Entrepreneurial Intention. Suharti, L., & Sirine, H. (2012). Faktor-Faktor yang
Journal of Business and Management, 16,(2), Berpengaruh Terhadap Niat Kewirausahaan
25-32. (Entrepreneurial Intention). Jurnal Manajemen
Kusmintarti, A., Riwajanti, N.I. & Asdani, A. (2015). dan Kewirausahaan (Journal of Management
Hubungan antara kreativitas, sikap and Entrepreneurship), 13(2), 124-134.
kewirausahaan dan intensi kewirausahaan. Taormina, R. J., & Kin-Mei Lao, S. (2007). Measuring
Laporan Penelitian tidak dipublikasikan. Chinese entrepreneurial motivation: Perso-
Politeknik Negeri Malang. nality and environmental influences. Journal of
Kusmintarti, A. (2016). Karakteristik wirausaha Entrepreneurial Behavior & Research, 13(4),
memediasi pengaruh pendidikan kewira- 200-221.
usahaan terhadap sikap kewirausahaan. Turker, D., & Sonmez Selçuk, S. (2009). Which factors
Prosiding IRWS 7th Industrial Research and affect entrepreneurial intention of university
National Seminar. 138-153. students?. Journal of European Industrial
Liñán, F., Rodríguez-Cohard, J. C., & Rueda-Cantuche, Training, 33(2), 142-159.
J. M. (2011). Factors affecting entrepreneurial Von Kortzfleisch, H. F., Zerwas, D., & Mokanis, I.
intention levels: a role for education. (2013). Potentials of Entrepreneurial Design
International entrepreneurship and manage- Thinking® for Entrepreneurship Education.
ment Journal, 7(2), 195-218. Procedia-Social and Behavioral Sciences, 106,
Pujiastuti, E. E. (2015). Pengaruh Kepribadian Dan 2080-2092.
Lingkungan Terhadap Intensi Berwirausaha Wennekers, S., Van Stel, A., Carree, M., & Thurik, R.
Pada Usia Dewasa Awal. Asian Journal of (2010). The relationship between entre-
Innovation and Entrepreneurship, 2(01), 1-8. preneurship and economic development: is it
Rodrigues, R. G., Dinis, A., do Paço, A., Ferreira, J., & U-shaped?. Foundations and Trends® in
Raposo, M. (2012). The effect of an Entrepreneurship, 6(3), 167-237.
entrepreneurial training programme on
entrepreneurial traits and intention of
secondary students. Entrepreneurship–Born,
made and educated, 77-92.
Schwarz, N. (2007). Attitude construction: Evaluation
in context. Social cognition, 25(5), 638-656.
Solimun. 2012. Structural Equation Modelling (SEM)
Lisrel dan Amos, Fakultas MIPA Universitas
Brawijaya Malang