You are on page 1of 16

PROPOSAL

PENYULUHAN HIV/AIDS

Disusun Oleh :

1. Lutfi As Sifah (B2020010)


2. Na’imatul Khoiriyah (B2020012)
3. Shevia Triyani (B2020015)
4. Talita Khairunnisa J.H (B2020017)

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM DIII

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GOMBONG

Tahun 2021/2022
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GOMBONG
Jln. Yos Sudarso No. 461 Telp./Fax.(0287)472433,473750,Gombong 54412
Website: http://unimugo.ac.id/ E-mail: universitasmuhgombong@gmail.com

LEMBAR PENGESAHAN

PROPOSAL KEGIATAN PENYULUHAN KESEHATAN HIV/AIDS

KELOMPOK 4 MAHASISWA KEBIDANAN PROGRAM DIPLOMA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GOMBONG

Proposal penyuluhan kesehatan HIV/AIDS ini telah diajukan, disetujui


dan disahkan oleh dosen pembimbing pada :

Hari/Tanggal :

Tempat :

Dosen Pembimbing

Umi Laelatul Qomar, S.ST, MPH

NIDN.
PROPOSAL KEGIATAN PENYULUHAN KESEHATAN HIV/AIDS

KELOMPOK 4 MAHASISWA KEBIDANAN PROGRAM DIPLOMA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GOMBONG

A. NAMA KEGIATAN
Penyuluhan kesehatan HIV/AIDS

B. LATAR BELAKANG
Masalah penyakit HIV/AIDS di ibaratkan seperti fenomena gunung es,
dimana yang tampak hanyalah puncaknya saja. Sama halnya dengan penyakit
HIV/AIDS yang tampak hanyalah kasus yang dilaporkan saja. Untuk
pencegahan penyakit HIV/AIDS ini Millennium Development Goals (MDGs)
memiliki tujuan untuk memerangi HIV/AIDS pada tujuan keenamnya dengan
salah satu indikatornya adalah “penggunaan kondom pada hubungan seks
risiko tinggi dan penggunaan kondom sebagai alat kontrasepsi dengan
meningkatkan cakupan pengetahuan komprehensif mengenai HIV/AIDS pada
kelompok umur 12-24 tahun.
Menurut WHO Sejak awal epidemi, lebih dari 70 juta orang telah
terinfeksi virus HIV dan sekitar 35 juta orang meninggal karena HIV.
(WHO : 2016). Secara global, ± 36.7 juta (30,8-42,9 juta) orang hidup dengan
HIV pada akhir 2016. Diperkirakan ± 0,8% [0.7-0.9%] orang dewasa berusia
15-49 tahun di seluruh dunia hidup dengan HIV (Who.int/gho/en) . Di
Indonesia prevalensi HIV pada bulan januari-Maret 2017 yang dilaporkan
sebanyak 10.376 dan AIDS 673 orang, Prensentase infeksi HIV tertinggi
dilaporkan pada kelompok umur 25-49 tahun (69,6%) dan AIDS 30-39 tahun
(38,6%), rasio HIV/AIDS antara laki-laki dan perempuan adalah 2:1
(Kementrian RI & Data, 2013).
Upaya pemerintah untuk menghindarai penyebaran dan penularan
HIV/AIDS belum tercapai secara maksimal, sehingga upaya pemerintah
berlanjut pada Indicator Sustainable Development Goals (SDGs), dalam
tujuan ketiganya yang memiliki tujuan salah satunya yaitu: “Pastikan hidup
sehat dan mempromosikan kesejahteraan untuk semua di segala usia”. Dalam
SDGs memiliki tujuan dengan target tahun 2019 prevalensi HIV/AIDS dari
0,46% menjadi 55% serta cakupan tindakan intervensi untuk pengguna zat
tertentu seperti narkotika dan alkohol dari 16,5% jadi 50%.
Berdasarkan data dari profil kesehatan provinsi Jawa Tengah Jumlah
kasus HIV positif yang dilaporkan dari tahun ke tahun cenderung meningkat
dan pada tahun 2019 dilaporkan sebanyak 2.704 kasus. Penemuan kasus HIV
pada lakilaki lebih banyak dibandingkan pada perempuan dan dapat menimpa
umur dari usia dini hingga umur tua. Penderita HIV positif pada laki-laki
sebesar 66,3 persen dan pada perempuan sebesar 33,7 persen. Penularan HIV
dari ibu ke anak yang di tunjukkan dengan adanya penemuan Kasus HIV
positif pada kelompok usia di bawah 4 tahun. Proporsi terbesar kasus HIV di
Jawa Tengah adalah pada penduduk kelompok usia > 50 tahun.
Jumlah kasus baru AIDS (Aquiared Immuno Devisiency Syndrome)
tahun 2019 sebanyak 2.316 kasus, lebih banyak dibanding tahun 2018 yaitu
1.879 kasus. Jumlah kematian AIDS tahun 2019 sebanyak 166 kasus,
menurun dibandingkan kematian tahun 2018 sebanyak 208 kasus, dengan
kasus kematian AIDS tertinggi pada laki-laki (68,7 persen) dan kelompok
umur 30-39 tahun (38,6 persen).
Berdasarkan Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa
Tengah Jumlah kasus HIV positif yang dilaporkan dari tahun ke tahun
cenderung meningkat, tahun 2017 dilaporkan ada 2.548 kasus dan pada tahun
2018 terdapat 2.564 kasus. Kemudian kasus AIDS yang dilaporkan dari tahun
ke tahun cenderung meningkat juga, pada tahun 2017 terdapat 1.719 kasus,
pada tahun 2018 ada 1.879 kasus.

C. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang tersebut dapat disimpulkan bahwa angka
kejadian HIV/AIDS pada masih tinggi dan terus meningkat. Salah satu upaya
menekan angka kejadian HIV/ AIDS adalah dengan melakukan kegiatan
penyuluhan tentang HIV/ AIDS.
Pemberian penyuluhan tentang HIV/ AIDS kepada remaja sebagai bagian
dari kegiatan promosi dan preventif penularan HIV/ AIDS. Dengan
pemberian penyuluhan kepada remaja ini diharapkan dapat meningkatkan
pengetahuan dan sikap remaja terhadap HIV/ AIDS.

D. PEMECAHAN MASALAH
Untuk turut membantu menekan angka kejadian HIV/ AIDS, maka
langkah-langkah yang diambil adalah :
 Memberikan penyuluhan tentang kesehatan reproduksi pada remaja,
yaitu mengenai pengetahuan tentang HIV/AIDS dan dapat tumbuh
menjadi remaja yang bertanggung jawab dalam berperilaku sosial
maupun terhadap perilaku seksual yang telah dilakukannya.
 Diharapkan dengan melakukan kegiatan ini, tingkat pengetahuan
mengenai HIV/AIDS kesehatan reproduksi dapat ditingkatkan.

E. TUJUAN KEGIATAN
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini yang berupa penyuluhan
Kesehatan Reproduksi pada Remaja bertujuan untuk :
 Membantu para remaja yang memerlukan pandangan yang lebih luas
tentang HIV/AIDS sehingga mampu untuk menjaga diri agar terhindar
dari problema-problema pada remaja
 Untuk memberdayakan remaja dalam aspek kesehatan agar dapat
tumbuh dan berkembang menjadi remaja yang bertanggung jawab
dalam berperilaku sosial maupun terhadap perilaku seksual yang telah
dilakukannya.

F. MANFAAT KEGIATAN
Manfaat yang dapat diambil dari kegiatan penyuluhan mengenai
HIV/AIDS adalah untuk memberikan pengetahuan kepada mahasiswa UKM
KSR Politeknik Dharma Patria Kebumen mengenai HIV/AIDS agar
kejadian HIV/AIDS di Kabupaten Kebumen dapat menurun.

G. LANDASAN
Tugas perkuliahan mata kuliah Kesehatan Perempuan dan Perencanaan
keluarga

H. SASARAN KEGIATAN
Khalayak yang menjadi sasaran dalam kegiatan ini adalah mahasiswa
UKM KSR Politeknik Dharma Patria Kebumen, yang memerlukan
pengetahuan tentang HIV/AIDS agar angka kejadian HIV/AIDS di
Kabupaten Kebumen menurun.

I. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN


Waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan Penyuluhan Kesehatan
HIV/AIDS adalah:
Hari/Tanggal : Kamis, 24 Februari 2022
Tempat : UKM KSR Politeknik Dharma Patria Kebumen
Waktu : 08.00 WIB - selesai

J. METODE KEGIATAN
Sebelum pelaksanaan kegiatan dilakukan terlebih dahulu penjajagan
lokasi. Dalam penjajagan lokasi ini dimusyawarahkan mengenai waktu
pelaksanaan kegiatan dengan memperhatikan masukan dari kegiatan
mahasiswa. Kegiatan yang akan dilaksanakan adalah berupa Penyuluhan
HIV/AIDS pada Mahasiswa UKM KSR Politeknik Dharma Patria Kebumen.
K. Rencana Kegiatan
Kegiatan pengabdian ini akan dilaksanakan mengikuti jadwal kegiatan di
bawah ini :
Waktu (Bulan)
No Kegiatan
Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu Senin
1 Persiapan proposal x
2 Penjajagan lokasi x
sebelum kegiatan
3 Pelaksanaan kegiatan x
4 Pembuatan laporan x

L. RINCIAN BIAYA
Door Prize 5 buah : 5 x Rp.10.000 = Rp. 50.000
M. RENCANA EVALUASI
Evaluasi dilakukan terhadap proses kegiatan yang meliputi kesesuaian
jadwal dengan pelaksanaan dan kehadiran mahasiswa serta evaluasi hasil
kegiatan yang meliputi peningkatan pengetahuan mengenai HIV AIDS

N. PERSONALIA
Ketua Pelaksana
 Nama Lengkap : Shevia Triyani
 NIM : B20200115

Anggota Pelaksana

 Nama Lengkap : Lutfi As Sifah


 NIM : B2020010

Anggota Pelaksana

 Nama Lengkap : Na’imatul Khoiriyah


 NIM : B2020012

Anggota Pelaksana

 Nama Lengkap : Talita Khairunnisa Jihan Hamidah


 NIM : B2020017
O. MATERI PENYULUHAN KESEHATAN HIV/AIDS
Lampiran 1

P. KUESIONER PERTANYAAN
Lampiran 2

Q. PENUTUP
Demikian proposal kegiatan ini kami susun, sebagai landasan dan acuan
dalam kegiatan. Kami menyadari masih banyak kekurangan untuk itu kami
harapkan bantuan dan bimbingan agar kegiatan ini dapat berjalan lancar dan
sukses. Semoga Alloh SWT meridhoi gerak langkah kegiatan kita. Aamiin

Gombong, 21 Februari 2022


Terlampir 1

MATERI PROMOSI KESEHATAN


Human Immunodeficiency Virus dan Acquired Immune Deficiency
Syndrome (HIV/AIDS)

1. Definisi
HIV adalah sebuah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh
manusia. AIDS adalah kependekan dari Acquired Immune Deficiency
Syndrome. Acquired berarti didapat, bukan keturunan. Immuno terkait
dengan sistem kekebalan tubuh kita. Deficiency berarti kekurangan.
Syndrome atau sindrom berarti penyakit dengan kumpulan gejala, bukan
gejala tertentu. Jadi AIDS berarti kumpulan gejala akibat kekurangan
atau kelemahan sistem kekebalan tubuh yang dibentuk setelah kita lahir.
HIV (Human Immunodeficiency Virus) merupakan virus yang
dapat menyebabkan AIDS dengan cara menyerang sel darah putih yang
bernama sel CD4 sehingga dapat merusak sistem kekebalan tubuh
manusia. AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome) atau
kumpulan berbagai gejala penyakit akibat turunnya kekebalan tubuh
individu akibat HIV. Ketika individu sudah tidak lagi memiliki sistem
kekebalan tubuh maka semua penyakit dapat dengan mudah masuk ke
dalam tubuh. Karena sistem kekebalan tubuhnya menjadi sangat lemah,
penyakit yang tadinya tidak berbahaya akan menjadi sangat berbahaya.
Orang yang baru terpapar HIV belum tentu menderita AIDS. Hanya saja
lama kelamaan sistem kekebalan tubuhnya makin lama semakin lemah,
sehingga semua penyakit dapat masuk ke dalam tubuh. Pada tahapan
itulah penderita disebut sudah terkena AIDS.

2. Penyebab HIV/AIDS
Virus masuk ke dalam tubuh manusia terutama melalui perantara
darah, semen, dan sekret vagina. Setelah memasuki tubuh manusia, maka
target utama HIV adalah limfosit CD 4 karena virus mempunyai afinitas
terhadap molekul permukaan CD4. Virus ini akan mengubah informasi
genetiknya ke dalam bentuk yang terintegrasi di dalam informasi genetik
dari sel yang diserangnya, yaitu merubah bentuk RNA (ribonucleic acid)
menjadi DNA (deoxyribonucleic acid) menggunakan enzim reverse
transcriptase. DNA pro-virus tersebut kemudian diintegrasikan ke dalam
sel hospes dan selanjutnya diprogramkan untuk membentuk gen virus.
Setiap kali sel yang dimasuki retrovirus membelah diri, informasi genetik
virus juga ikut diturunkan.

3. Tahapan perubahan HIV/AIDS


a) Fase 1
Umur infeksi 1-6 bulan (sejak terinfeksi HIV) individu sudah
terpapar dan terinfeksi. Tetapi ciri-ciri terinfeksi belum terlihat
meskipun ia melakukan tes darah. Pada fase ini antibodi terhadap
HIV belum terbentuk. Bisa saja terlihat/mengalami gejala-gejala
ringan, seperti flu (biasanya 2-3 hari dan sembuh sendiri).
b) Fase 2
Umur infeksi : 2-10 tahun setelah terinfeksi HIV. Pada fase kedua ini
individu sudah positif HIV dan belum menampakkan gejala sakit.
Sudah dapat menularkan pada orang lain. Bisa saja
terlihat/mengalami gejala-gejala ringan, seperti flu (biasanya 2-3 hari
dan sembuh sendiri)
c) Fase 3
Umur infeksi : 2-10 tahun setelah terinfeksi HIV. Pada fase kedua ini
individu sudah positif HIV dan belum menampakkan gejala sakit.
Sudah dapat menularkan pada orang lain. Bisa saja
terlihat/mengalami gejala-gejala ringan, seperti flu (biasanya 2-3 hari
dan sembuh sendiri)
d) Fase 4
Sudah masuk pada fase AIDS. AIDS baru dapat terdiagnosa setelah
kekebalan tubuh sangat berkurang dilihat dari jumlah sel-T nya.
Timbul penyakit tertentu yang disebut dengan infeksi oportunistik
yaitu TBC, infeksi paru-paru yang menyebabkan radang paru-paru
dan kesulitan bernafas, kanker, khususnya sariawan, kanker kulit
atau sarcoma kaposi, infeksi usus yang menyebabkan diare parah
berminggu-minggu, dan infeksi otak yang menyebabkan kekacauan
mental dan sakit kepala.
WHO menetapkan empat stadium klinis HIV,
1) Stadium 1 : tanpa gejala.
2) Stadium 2 : penyakit ringan.
3) Stadium 3 : penyakit lanjut.
4) Stadium 4 : penyakit berat.

4. Cara penularan
a) Hubungan seksual yang berisiko dapat menularkan HIV karena
didalam cairan genital (sperma, lendir vagina) memiliki jumlah virus
yang tinggi dan cukup banyak untuk memungkinkan penularan. Virus
ditransmisikan melalui paparan mukosa oral, rektal, atau vagina
selama kontak seksual.
b) Penularan melalui darah dapat terjadi melalui transfusi darah dan
produknya (plasma, trombosit) dan perilaku menyuntik yang tidak
aman pada pengguna napza suntik. Transplantasi organ yang tercemar
virus HIV juga dapat menularkan.
c) Ibu hamil kepada anak yang dikandungnya
 Antenatal : saat bayi masih berada di dalam rahim, melalui
plasenta.
 Intranatal : saat proses persalinan, bayi terpapar darah ibu atau
cairan vagina.
 Postnatal : setelah proses persalinan, melalui air susu ibu.
Kenyataannya 25-35% dari semua bayi yang dilahirkan oleh ibu
yang sudah terinfeksi di negara berkembang tertular HIV, dan
90% bayi dan anak yang tertular HIV tertular dari ibunya.
d) Penggunaan jarum suntik : penggunaan jarum suntik, tindik, tato, dan
pisau cukur yang dapat menimbulkan luka yang tidak disterilkan
secara bersama-sama dipergunakan dan sebelumnya telah dipakai
orang yang terinfeksi HIV. Caracara ini dapat menularkan HIV karena
terjadi kontak darah.

5. Gejala HIV/AIDS
Beberapa minggu pertama setelah infeksi awal, individu mungkin
tidak mengalami gejala atau penyakit seperti influenza termasuk demam,
sakit kepala, ruam, atau sakit tenggorokan. Ketika infeksi semakin
memperlemah sistem kekebalan, seorang individu dapat mengembangkan
tanda dan gejala lain, seperti kelenjar getah bening yang membengkak,
penurunan berat badan, demam, diare dan batuk. Tanpa pengobatan,
mereka juga bisa mengembangkan penyakit berat seperti tuberkulosis,
meningitis kriptokokus, infeksi bakteri berat dan kanker seperti limfoma
dan sarkoma kaposi.

6. Perilaku berisiko yang menularkan HIV/AIDS


a. Melakukan seks anal atau vaginal tanpa kondom.
b. Memiliki infeksi menular seksual lainnya seperti sifilis, herpes,
klamidia, kencing nanah, dan vaginosis bakterial.
c. Berbagi jarum suntik yang terkontaminasi, alat suntik dan peralatan
suntik lainnya dan solusi obat ketika menyuntikkan narkoba.
d. Menerima suntikan yang tidak aman, transfusi darah, transplantasi
jaringan, prosedur medis yang melibatkan pemotongan atau tindakan
yang tidak steril.
e. Mengalami luka tusuk jarum yang tidak disengaja, termasuk diantara
pekerja kesehatan.
f. Memiliki banyak pasangan seksual atau mempunyai pasangan yang
memiliki banyak pasangan lain.

7. Pencegahan HIV
Lima cara untuk mencegah penularan HIV, dikenal konsep “ABCDE”
a. A (Abstinence): artinya Absen seks atau tidak melakukan hubungan
seks bagi yang belum menikah.
b. B (Be faithful): artinya Bersikap saling setia kepada satu pasangan
seks (tidak berganti-ganti pasangan).
c. C (Condom): artinya Cegah penularan HIV melalui hubungan seksual
dengan menggunakan kondom.
d. D (Drug No): artinya Dilarang menggunakan narkoba.
e. E (Education): artinya pemberian Edukasi dan informasi yang benar
mengenai HIV, cara penularan, pencegahan dan pengobatannya.

8. Cara mengatasi HIV/AIDS


a. Mulai pengobatan ART
Pengobatan HIV dengan kombinasi obat antiretroviral (ART) tidak
hanya membantu menekan jumlah virus (viral load) untuk
mengendalikan gejala dan risiko komplikasi, tapi juga mencegah
penularan virus ke orang lain.
Terdapat lima kelas obat ARV yang digunakan sebagai cara mengatasi
penyakit HIV, yang meliputi:
 Entry inhibitors
 Nucleoside reverse transcriptase inhibitors
 Non-nucleoside reverse transcriptase inhibitors
 Integrase inhibitors
 Protease inhibitors
b. Jaga pola makan
Pastikan makanan yang di konsumsi berkalori tinggi tapi tetap bergizi
seimbang yang meliputi protein, karbohidrat, serat, lemak baik, serta
vitamin dan mineral. Jika badan penderita HIV semakin kurus, maka
semakin banyak pula kalori yang dibutuhkan.
c. Rutin olahraga
Rutin melakukan aktivitas fisik ringan justru dapat membantu
menguatkan sistem imun tubuh untuk melawan infeksi.
d. Cegah penularan kepada orang lain
Salah satu cara untuk mengatasi penyebaran penyakit HIV adalah
dengan melakukan hubungan seks aman menggunakan kondom. Juga
disarankan untuk tidak membuat tato atau tindikan di badan, serta
mendonorkan darah selama terdiagnosis positif HIV.
Terlampir 2

KUESIONER PERTANYAAN

No Pertanyaan Ya Tidak

1 HIV (Human Influenza Virus) adalah penyakit yang


menurunkan daya tahan tubuh
2 Infeksi HIV tidak mengakibatkan terjadinya
penurunan kekebalan tubuh yang terus-menerus
3 Orang yang terifeksi HIV/AIDS dapat menyebabkan
daya tahan tubuhnya turun menjadi lebih rentan
terhadap berbagai macam infeksi
4 HIV penyakit yang mematikan

5 Seseorang yang menderita HIV tidak dapat


menularkan virus tersebut kepada orang lain
6 Sebagian besar orang yang terinfeksi HIV tidak dapat
menyadari karena tidak ada gejala yang terlihat
setelah terinfeksi HIV
7 Berjabat tangan dengan seorang yang terinfeksi
HIV/AIDS bisakah menularkan virus tersebut
8 Berganti-ganti pasangan seks dapat meningkatkan
risiko tertular HIV
9 HIV/AIDS menular melalui tranfusi darah atau
berhubungan seksual dengan penderita kepada orang
lain
10 Belum ada vaksin untuk melakukan pencegahan HIV
dan AIDS
11 Masa inkubasi HIV menjadi AIDS selama 10 tahun
12 HIV dan AIDS dapat dicegah dengan tidak melakukan
hubungan seks tidak aman dan berganti-ganti
pasangan
13 Gigitan nyamuk atau serangga dapat menjadi
penyebab HIV dan AIDS
14 Penggunaan jarum suntik yang sama dengan penderita
HIV dan AIDS tidak dapat menularkan HIV
15 HIV dan AIDS dapat menyerang siapa saja tanpa
mengenal perbedaan warna kulit, kelamin, usia, dan
sebagainya.

You might also like