You are on page 1of 40

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Agroindustri merupakan salah satu sektor industri yang memegangperanan
penting dalam perekonomian Indonesia. Hal ini disebabkan karena
produkagroindustri memiliki nilai tambah yang lebih tinggi dibandingkan
dengan sektorlain. Salah satu sektor agroindustri yang berkembangpesat di
Indonesia pada saatini adalah industri pulp dan kertas. Peningkatan produksi
pulp dan kertas menyebabkan peningkatan nilaitambah Pada tahun 1990
nilai tambah dari industri ini sebesar 820,90 milyar,meningkat menjadi
21045,48 milyar pada tahun 2002, atau nilainya meningkatsebesar 213,64%
per tahun (Biro Pusat Statistik, 2009).Industri pulp dan kertas merupakan
salah satu industri penyumbang devisaterbesar.

Kertas adalah bahan yang tipis dan rata, yang dihasilkan dengan
kompresi serat yang berasal dari pulp. Serat yang digunakan biasanya
adalah alami, dan mengandung selulosa dan hemiselulosa. Kertas
merupakan sarana yang tergolong vital dalam kehidupan manusia yang
kebutuhannya semakin meningkat dari tahun ke tahun. Pada umumnya
industri kertas dan pulp di dunia, khususnya di Indonesia menggunakan
serat kayu sebagai bahan baku. Industri kertas merupakan salah satu jenis
industri terbesar di dunia dengan menghasilkan 178 juta ton pulp, 278 juta
ton kertas dan karton, dan menghabiskan 670 juta ton kayu.
Pertumbuhannya dalam dekade berikutnya diperkirakan antara 2% hingga
3,5% per tahun, sehingga membutuhkan kenaikan kayu log yang
dihasilkan dari lahan hutan seluas 1 sampai 2 juta hektar setiap tahun
(Yuniarti, 2008). Hal ini tentu saja meningkatkan penebangan kayu yang
berdampak kerusakan hutan dan lingkungan. Oleh karena itu, diperlukan
biomassa dengan kandungan selulosa yang tinggi sebagai alternatif bahan
baku pembuatan pulp.

1
Berdasarkan hal-hal di atas maka perlu dilakukan pemanfaatan
limbah tandan kosong kelapa sawit sebagai alternatif bahan baku pulp
dengan menggunakan metode yang ramah lingkungan, yaitu dengan proses
organosolv sehingga TKKS menjadi bernilai ekonomis yg lebih tinggi
tanpa merusak lingkungan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dan Sejarah industri kertas


Kertas adalah bahan yang tipis dan rata, yang dihasilkan dengan kompresi serat
yang berasal dari pulp. Serat yang digunakan biasanya adalah alami, dan mengandung
selulosa dan hemiselulosa. Kertas dikenal sebagai media utama untuk menulis,
mencetak serta melukis dan banyak kegunaan lain yang dapat dilakukan dengan kertas
misalnya kertas pembersih (tissue) yang digunakan untuk hidangan, kebersihan ataupun
toilet.Adanya kertas merupakan revolusi baru dalam dunia tulis menulis yang
menyumbangkan arti besar dalam peradaban dunia. Sebelum ditemukan kertas, bangsa-
bangsa dahulu menggunakan tablet dari tanah lempung yang dibakar. Hal ini bisa
dijumpai dari peradaban bangsa Sumeria, Prasasti dari batu, kayu, bambu, kulit atau
tulang binatang, sutra, bahkan daun lontar yang dirangkai seperti dijumpai pada naskah
naskah Nusantara beberapa abad lampau.

Peradaban Mesir Kuno menyumbangkan papirus sebagai media tulis menulis.


Penggunaan papirus sebagai media tulis menulis ini digunakan pada peradaban Mesir
Kuno pada masa wangsa firaun kemudian menyebar ke seluruh Timur Tengah sampai
Romawi di Laut Tengah dan menyebar ke seantero Eropa, meskipun penggunaan
papirus masih dirasakan sangat mahal. Dari kata papirus (papyrus) itulah dikenal
sebagai paper dalam bahasa Inggris, papier dalam bahasa Belanda, bahasa Jerman,
bahasa Perancis misalnya atau papel dalam bahasa Spanyol yang berarti kertas.Tercatat
dalam sejarah adalah peradaban Cina yang menyumbangkan kertas bagi Dunia. Adalah
Tsai Lun yang menemukan kertas dari bahan bambu yang mudah didapat di seantero
China pada tahun 101 Masehi. Penemuan ini akhirnya menyebar ke Jepang dan Korea
seiring menyebarnya bangsa-bangsa China ke timur dan berkembangnya peradaban di
kawasan itu meskipun pada awalnya cara pembuatan kertas merupakan hal yang
sangat rahasia.

3
Pada akhirnya, teknik pembuatan kertas tersebut jatuh ketangan orang-orang
Arab pada masa Abbasiyah terutama setelah kalahnya pasukan Dinasti Tang dalam
Pertempuran Talas pada tahun 751 Masehi dimana para tawanan-tawanan perang
mengajarkan cara pembuatan kertas kepada orang-orang Arab sehingga pada zaman
Abbasiyah, muncullah pusat-pusat industri kertas baik di Bagdad maupun Samarkand
dan kota-kota industri lainnya, kemudian menyebar ke Italia dan India, lalu Eropa
khususnya setelah Perang Salib dan jatuhnya Grenada dari bangsa Moor ke tangan
orang-orang Spanyol serta ke seluruh dunia.

Pada tahun 1799, seorang Prancis bernama Nicholas Louis Robert menemukan
proses untuk membuat lembaran-lembaran kertas dalam satu wire screen yang
bergerak, dengan melalui perbaikan-perbaikan alat ini kini dikenal sebagai mesin
Fourdrinier. Penemuan mesin silinder oleh John Dickinson di tahun 1809 telah
menyebabkan meningkatnya penggunaan mesin Fourdrinier dalam pembuatan kertas-
kertas tipis. Tahun 1826, steam cylinder untuk pertama kalinya digunakan dalam
pengeringan dan pada tahun 1927 Amerika Serikat mulai menggunakan mesin
Fourdrinier.

Peningkatan produksi oleh mesin Fourdrinier dan mesin silinder telah


menyebabkan meningkatnya kebutuhan bahan baku kain bekas yang makin lama makin
berkurang. Tahun 1814, Friedrich Gottlob Keller menemukan proses mekanik
pembuatan pulp dari kayu, tapi kualitas kertas yang dihasilkan masih rendah. Sekitar
tahun 1853-1854, Charles Watt dan Hugh Burgess mengembangkan pembuatan kertas
dengan menggunakan proses soda. Tahun 1857, seorang kimiawan dari Amerika
bernama Benjamin Chew Tilghman mendapatkan British Patent untuk proses sulfit.
Pulp yang dihasilkan dari proses sulfit ini bagus dan siap diputihkan. Proses kraft
dihasilkan dari eksperimen dasar oleh Carl Dahl pada tahun 1884 di Danzig. Proses ini
biasa disebut proses sulfat, karena Na 2SO4 digunakan sebagai make-up kimia untuk sisa
larutan pemasak.

4
2.2 Bahan baku industri pulp dan kertas

A. Bahan Baku
Bahan dasar pembuatan kertas adalah selulosa, suatu produk fotosintesa
tumbuh-tumbuhan, yang berarti bahwa produksi kertas menggunakan
bahan baku yang senantiasa dapat diperbaharui (renewable rescurce).
Selulosa ini adalah polisakarida (C 6H10O5)nyang berupa serat dan berwarna
putih ( n = 250-1500 ).Adapun rumus bangunnya sebagai berikut :

Atas dasar kelarutannya dalam larutan NaOH 17,5% dikenal 3 jenisselulosa, yaitu :

a. α- selulosa, tidak larut dalam pelarut tersebut pada 20 0C.


b. β- selulosa, larut dan mengendap lagi bila ditambahkan asam.
c. γ- selulosa, larut dan mengendap bila ditambah alkohol.

Bahan pembuat kertas adalah α- selulosa, sedangkan yang larut (β- selulosa, γ-
selulosa, pentosa, heksosa, dan lain-lain )disebut hemi selulosa. Sifat kimia selulosa
sesuai dengan gugus aktif alkoholyang demikiannya (dapat mengalami oksidasi), dan
derajat polimerisasinya ( panjang serat ). Semakin panjang rantai selulosa semakin kuat
dan tahan degradasi baik secara panas, kimia maupun biologis. Sedangkan sifat fisiknya
tergantung dari dimensi serat (panjang rantai 500-1000 A, lebar 9 A, tebal 4,7 A),
semakin panjang semakin kuat.

5
Beberapa contoh jenis serat yang dapat diperoleh di indonesia adalah sebagai berikut :

Karakteristik Serat Bambu Kayu Kayu Bagase Jerami


Lunak Kertas
Panjang serat 3–4 1,6 - 2,7 0,7 - 1,6 1,7 1,5
Diameter serat 14 32 - 43 20 - 40 20 8,5
% Abu 1-3 1 1 2 10 - 15
% Lignin 22 - 30 26 - 30 18 - 25 19 - 21 14 - 21
% Pentosan 16 - 20 6-9 16 - 18 30 - 32
% Selulosa 50 - 52 40 - 45 38 - 49 40 – 43 30 - 38

Pada proses pembuatan pulp dan kertas, bahan baku yang digunakan adalah
kayu. Kualitas pulp sangat ditentukan oleh jenis kayu yang digunakan. Diharapkan jenis
kayu yang digunakan untuk menghasilkan kualitas pulp yang bagus adalah kayu yang
mempunyai kandungan selulosa yang tinggi, lignin yang rendah, tidak rapuh, tidak
banyak getah dan tidak berkulit tebal.

Dalam proses pembuatan pulp digunakan dua jenis bahan baku, yaitu:

a. Bahan baku primer


Untuk memperoleh serat ini diperoleh dari tumbuh-tumbuhan dengan jenis kayu
(wood) atau bukan kayu (non wood).

1. Kayu (wood)
Kayu dapat dibedakan berdasarkan ukuran daun yang dimiliki yaitu kayu
berdaun lebar (hard wood), dan kayu berdaun jarum (soft wood).Kayu
berdaun lebar (hard wood), umumnya menggugurkan daunnya pada
musim kemarau seperti Albazia falcatera, Euclyptus sp, dan Antochehalus
candabia.Sedangkan kayu berdaun jarum (soft wood), sering disebut kayu
jarum adalah jenis daun yang bersal dari pohon berdaun jarum.Jenis pohon
ini selalu hijau sepanjang tahun dan tidak menggugurkan daunnya pada
musim kemarau, seperti Pinlis sp (tusam) dan Aganthis sp (dammar).

6
Analisis sifat pengolahan kayu digunakan untuk mengetahui jenis kayu yang
cocok sebagai bahan baku pulp. Analisis ini meliputi rendemen pulp, konsumsi alkali,
bilangan permanganate, panjang putus dan factor retak.

 2. Bukan Kayu (non wood)


Beberapa jenis tumbuhan bukan kayu merupakan sumber serat untuk bahan
baku pulp, baik itu yang berasal dari kulit batang, daun, tangkai, buah/biji dan bulu biji.
Berdasarkan sumber serat, tumbuhan bukan kayu dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

      Serat kulit batang      : Fax, Jule, Hemo, Rami Kenaf, Haramay

      Serat daun                 : Manila, Abaca, Sisal, Palm, Nenas

      Serat bulu biji            : Kapas, Kapuk

      Serat rerumpunan      : Merang, Jerami, Baggase, Bambu, Gelaga

Tabel: Rata-rata komposisi kimia kayu dan bukan kayu

Kandungan Serat Panjang Serat Pendek Bukan Kayu


Bahan Kimia (soft wood) (hard wood) (non wood)
Selulosa 42 +/- 2 % 40 +/- 2 % (36 – 38) %
Hemiselulosa 27 +/- 2 % 30 +/- 5 % (38 – 40) %
Lignin 28 +/- 3 % 28 +/- 3 % (12 – 16) %
Zat ekstraktif 5 +/- 3 % 3 +/- 3 % -

7
b. Bahan Baku Sekunder
Guna penghematan atau efisiansi serat dari bahan baku primer, maka dewasa
ini telah diusahakan pemanfaatan kertas bekas (waste paper) dari berbagai jenis kertas
dan karton sebagai bahan baku pulp. Serat yang dihasilkan dari kertas, karton
bahkandari baju bekas yang dikenal sebagai sebutan “serat primer”. Kayu merupakan
hasil hutan dari sumber kekayaan alam dan merupakan bahan mentah yang mudah
diproses untuk dijadikan barang sesuai kemajuan teknologi.

B. Kualitas Bahan Baku


Pada proses pembuatan pulp digunakan bahan baku chip yang berasal dari kayu.
Kualitas chip yang digunakan dalam proses pembuatan pulp merupakan factor yang
sangat penting baik dalam proses pengoperasian di pabrik maupun kualitas chip yang
dihasilkan. Oleh karena itu perlu diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas
chip pada produksi pulp. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembuatan pulp
dibagi menjadi tiga kategori, yaitu:

1. Chip Quality
 Kualitas chip yang digunakan dalam pulping adalah faktor yang sangat penting
dalam kualitas akhir pulp. Faktor-faktor kualitas chip yang perlu diperhatikan
adalah:

a. Wood Related Variable
Meliputi sifat-sifat kayu seperti spesies, densitas dan decay (kerusakan).

 Wood spesies
Chip-chip softwood menghasilkan pulp yang lebih kuat daripada hardwood karena
fiber-fibernya lebih panjang dan lebih fleksibel daripada hardwood. Softwood
umumnya menghasilkan yield yang lebih rendah daripada hardwood bila dimasak
dibawah kondisi biasanya

8
 Wood Density
Density kayu adalah factor ekonomi yang penting dalam pulping. Dengan suatu
kayu yang padat (denser wood)akan membuat lebih banyak dalm volume digester
dam ini akan meningkatkan produksi pulp.Kualitas pulp maupun kertas juga
dipengaruhi oleh densitas kayu yang digunakan. Serat yang didapat dari kayu
dengan densitas rendahakian menghasilkan serat yang fleksibel serta kertas yang
berkekuatan baik.

 Wood Decay
Pembusukan kayu disebabkan oleh mikroorganisme seperti fungi, bakteri, ragi dan
lin-lain. Pembusukan terjdi pada saat tanaman masih ditanam maupun dstronge
chip (tempat penyimpanan chip).

b. Process Related Variable

 Chip Size
Ketebalan chip sangat penting dalam proses pulping, ketika cairan pemasak akan
menembus chip pada semua sisi. Jika chip tebal, cairan pemasak tidak akan
menembus secara sempurna kepusat chip sehingga pusat chip tidak masak.

 Chip Bulk Density


Merupakan parameter yang penting pada saat pengisian digester.Hal ini menentukan
jumlah pulp yang dapat masuk dan dinyatakan dalam kg/m 3.Chip Bulk Density
dipengaruhi oleh wood density dan chip size.

 Chip moisture
Mempunyai pengaruh terhadap pulp yield, kappa number, dan kualitas pulp. Jika
moisture terlalu rendah, maka akan mempersulit dalam menghasilkan chip. Dengan
mengetahui moisture content chip dapat dihitung wood input yang masuk kedalam
digester, supaya terjaga konsentrasi liquor dan alakali secara konstan. Moisture level
sebaiknya dalam range 40%-50%.

9
 Bark (kulitkayu) dan kontaminasi lainnya
Bark merupakan komponen yang tidak diinginkan dalam produksi pulp karena bark
berisi 20-30% selulosa dan 20-30% ekstraktif dan selebihnya lignin. Bark sendiri akan
menaikkan konsumsi alkalidan mengurangi kekuatan pulp. Kandungan ekstraktif yang
tinggi menyebabkan masalah di evaporator dan pitch pada pulp machine.

2. White Liqour Properties


White Liqour merupakan bahaan kimia pemasak dengan metode sulfat (kraft cycle)
dalam bentuk aqueous solution, dimana kandungannya terdiri dari NaOH, Na 2S, Na2SO4,
Na2CO3).White Liquor digunakan untuk mengurangi kandungan lignin dalam digester dan
juga untuk ekstraksi selulosa. Digester yang digunakan adalah digester continue.

3. Cooking Control Variable

Variabel-variabel yang digunakan untuk mengontrol cooking adalah:

a. Waktu dan Temperatur


Reaksi  delignifikasi bergantung paada temperature. Kenaikan temperature yang
kecil mempunyai pengaruh besar terhadap reaksi delignifikasi seperti kenaikan 10˚C
dari 160˚C - 170˚C akan menyebabkan dua kali delignifikasi.

b. Alkali Charge
Efektivitas normal alakali charge memiliki nilai antara 10%-18% Na 2O dalam
drywood tergantung dari jenis kayu, kondisi pemasakan, dan derajat delignifikasi
yang dibuttuhkan. Kelebihan alkali dapat menyebabkan kenaikan angka
delignifikasi, dan mengurangi yield ‘’as the mount of dissolved hemicellulosa
increase’’.

c. Liqour to Wood Ratio


Rasio liquor :wood (rasio normal3:1 atau 5:1), kelebihan black liquor yang berasal
dari digester ke chip untuk menaikkan rasio liquorwood.

1
0
2.3 Proses pembuatan pulp dankertas

Industri pulp dan kertas mengubah bahan baku serat menjadi pulp, kertas dan
kardus.Urutan proses pembuatannya adalah persiapan bahan baku, pembuatan pulp
(secarakimia, semi‐kimia, mekanik atau limbah kertas), pemutihan, pengambilan
kembalibahan kimia, pengeringan pulp dan pembuatan kertas.Skema diagram prosesnya
terlihat pada gambar 1, dibawah ini. Proses yangmembutuhkan energi paling tinggi
adalah proses pembuatan pulp dan prosespengeringan kertas.Tahapan utama dan
proses sederhanadalam pembuatan pulp dan kertas adalahsebagai berikut :

1. Pembuatan pulp pada Pulper: Dalam tanki pencampur, pulp dicampur dengan
airmenjadi slurry. Slurry kemudian dibersihkan lebih lanjut dan dikirimkan ke
mesinkertas. Bahan baku dimasukkan kedalam PULPER untuk defiberization
danmempercepat beating serta fibrillation dikarenakan pemekaran serat.
2. Cleaner: Proses pemutihan untuk tipe pulp Kraft dilakukan dalam beberapa
menaradimana pulp dicampur dengan berbagai bahan kimia, kemudian bahan kimia
diambilkembali dan pulp dicuci.
3. Pemurnian: Pulp dilewatkan plat yang berputar pada alat pemurnian bentuk disk.
Padaproses mekanis ini terjadi penguraian serat pada dinding selnya, sehingga serat
menjadilebih lentur. Tingkat pemurnian pada proses ini mempengaruhi kualitas
kertas yangdihasilkan.
4. Pembentukan: Selanjutnya, proses dilanjutkan dengan proses sizing dan
pewarnaanuntuk menghasilkan spesifikasi kertas yang diinginkan. Sizing dilakukan
untukmeningkatkan kehalusan permukaan kertas; pada saat pewarnaan
ditambahkanpigmen, pewarna dan bahan pengisi. Proses dilanjutkan dengan
pembentukanlembaran kertas yang dimulai pada headbox, dimana serat basah
ditebarkan padasaringan berjalan.
5. Pengepresan: Lembaran kertas kering dihasilkan dengan cara mengepres
lembarandiantara silinder pada calendar stack.
6. Pengeringan: Sebagian besar air yang terkandung didalam lembaran kertas
dikeringkandengan melewatkan lembaran pada silinder yang berpemanas uap air.

1
1
7. Calender Stack: Tahap akhir dari proses pembuatan kertas dilakukan pada
calendarStack, yang terdiri dari beberapa pasangan silinder dengan jarak tertentu
untukmengontol ketebalan dan kehalusan hasil akhir kertas.
8. Pope Reel: Bagian ini merupakan tahap akhir dari proses pembuatan kertas
yaitupemotongan kertas dari gulungannya. Pada bagian ini, kertas yang digulung
dalamgulungan besar, dibelah pada ketebalan yang diinginkan, dipotong menjadi
lembaran,dirapikan kemudian dikemas.

Pulping adalah proses untuk memisahkan serat selulosa dari pencampuran lignin dan
pentosan, serta melepaskannya dari bentuk bulk menjadi bentuk serat atau kumpulan
kecil serat yang terpisah. Selulosa terdapat dalam tumbuhan bercampur dengan lignin,
pentosan, gum, tanin, dan sebagainya. Lignin adalah senyawa polimer 3 dimensi,
strukturnya belum diketahui pasti, hanya diketahui cincin aromat dan bermacam-
macam gugus fungsional seperti hidroksil, karbonil, metoksil, dan lain-lain, sehingga
mudah mengalami degradasi. Karena itulah selulosa harus bersih dari lignin supaya
kualitas kertas yang dibentuknya tidak berubah warna selama pemakaian.

Pemisahan serat selulosa dari bahan-bahan bukan serat kayu dan bukan kayu dapat
dilakukan dengan berbagai proses, yaitu proses mekanik, proses semi-kimia dan proses
kimia.

A. Proses Mekanik

Kayu gelondongan dihancurkan dengan gilingan batu sambil menyemprotkan air ke


permukaan gilingan batu untuk mengeluarkan bahan yang sudah digiling. Metode ini
hanya digunakan untuk jenis kayu lunak yaitu jenis kayu yang berasal dari pohon
berdaun jarum. Dalam proses mekanik ini tidak ada bagian kayu yang terbuang.

B. Proses Kimia

1
2
Pada metode ini serpihan kayu dimasukkan ke dalam bahan kimia untuk
mengeluarkan lignin dan karbohidrat. Ada 3 proses kimia yang digunakan yaitu :

1. Proses Soda

Proses soda ditemukan di Inggris tahun 1851 dan merupakan proses kimia yang
tertua. Pada proses soda, bahan kimia yang digunakan untuk melarutkan
komponenkayu yang tidak diinginkan adalah soda kaustik (sodium hidroksida) dan soda
abu(sodium karbonat). Proses soda digunakan untuk pembuatan pulp dari kayu
kerasyaitu kayu yang berasal dari pohon yang daunnya lebar, mempunyai panjang
seratlebih kecil 0,25 cm.

2. Proses Kraft
Proses Kraft atau proses sulfat menggunakan bahan kimia berupa sodium sulfat
sebagai pengganti sodium karbonat. Hasil dari proses kraft adalah pulp kraft yang
keras tetapi berwarna coklat dan sulit untuk diputihkan, sedangkan pulp soda
berwarna lebih putih dan teksturnya halus.

3. Proses sulfit
Proses sulfit dengan menggunakan bahan kimia berupa larutan kalsium atau
magnesium bisulfit dan asam sulfit. Metode ini digunakan untuk kayu lunak dan
dihasilkan pulp yang berwarna lebih terang., kekuatannya lebih tinggi dari pulp soda api
tidak sekuat pulp kraft (Smook, G.A., 1992).

C Proses Semi Kimia

Proses ini merupakan kombinasi cara kimia dan alat - alat mekanis dalam pembuatan
pulp kayu. Untuk melunakkan lignin dan karbohidrat yang terikat dengan serat,
makakayu direndam dalam soda kaustik atau sodium sulfi netral. Kemudian digiling
dalam piringan penghalus. Metode semi kimia digunakan untuk kayu keras, biaya

1
3
prosesnya rendah dan pulp yang dihasilkan masih mengandung sebagian besar lignin.
Pulp semi kimia digunakan untuk kayu keras, biaya prosesnya rendah dan pulp yang
dihasilkan masih mengandung sebagian besar lignin. Pulp semi kimia sukar diputihkan,
dan jikaterkena sinar matahari akan berwarna kuning.

Biasanya digunakan untuk bahan yangmembutuhkan kekuatan dan kekakuan seperti


media kardus. Kayu yang dijadikan pulp dipotong menjadi potongan yang tipis dan kecil
yang disebut dengan chips, dimasak beberapa jam dengan menggunakan alat
penghancur yang dioperasikan pada suhu 150 oC dengan tekanan 4-5 atm, pencucian,
dilakukan pemutihan (bleaching) dengan menggunakan kalsium hipoklorit, hidrogen
peroksida atau kalsium dioksida. Proses pemutihan dapat menurunkan kekuatan pulp,
sehingga perlu diperhatikan hubungan antara derajat putih pulp dan kekuatan kertas
yang dihasilkan (Elisa Julianti, 2007), (Smook, G.A., 1992).

Dalam pembuatan pulp di Indonesia banyak digunakan proses soda, dimana bahan kimia
yang digunakan adalah NaOH (4 bagian) dan Na 2CO3 (1 bagian). Alasannya adalah
karena:

 Cocok untuk bahan baku serat pendek seperti merang, bagase, dan lain-lain.
 Tidak menggunakan senyawa sulfu r, sehingga bahaya polusinya tidak terlalu besar
dan tak perlu recovery bahan kimia dari buangannya.
 Kapasitas ekonomisnya kecil 25-50 ton per hari dan ongkos operasinya murah.

Di Indonesia juga, pabrik pulp dan kertas biasanya didirikan secara terpadu (integrated).
Hal ini karena:

 Untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar pada kapasitas pabrik kertas yang
tak terlalu besar.
 Untuk menjamin kontinuitas produksi yang leih baik.
 Untuk mendapatkan kualitas kertas yang lebih terjamin.
 Pelaksanaan penggabungan kedua pabrik tesebut tak terlalu sulit

1
4
Secara umum gambaran proses pembuatan pulp dan kertas adalah sebagai berikut:

Dari stock preparation sebelum masuk ke headbox dibersihkan dulu dengan alat yang
disebut cleaner. Untuk pembentukan kertas pulp masih perlu ditambah beberapa bahan
penolong lainnya antara lain:

1. Bahan pengisi (filter), yang berfungsi sebagai perata permukaan (clay), atau
untuk memperbaiki keputihannya (TiO2, BaCO4, ZnS). Penambahan filter
mengurangi daya lipat.
2. Bahan sizing, baik ssecara internal yang dicampurkan beserta pulp atau secara
surfacesizing yang diberikan hanya dipermukaannya saja. Gunanya untuk
mencegah penetrasi zat cair pada pori-pori kertas, selain juga untuk memperbaiki
disperse serat dan menaikkan retensi filter. Contohnya : resin size, resin sintetis,
kanji, dan sebagainya.
3. Alum (Al2(SO4)3, 18 H2O), ditambahkan sebagai koagulan untuk mendapatkan
sizing agent diatas permukaan serat.

1
5
4. Bahan penambah lainnya seperti zat pewarna atau resin sintetis untuk
meningkatkan kekuatan kertas basah (resin amino-aldehida).

Fungsi dari masing-masing perangkat adalah sebagai berikut :

 Dari cleaner stock masuk ke headbox, headbox berfungsi untuk membentuk


lembaran kertas (membentuk formasi) diatas fourdinier table.
 Fourdinier berfungsi untuk membuang air yang berada dalam stock (dewatering).
Hasil yang keluar disebut dengan web (kertas basah). Kadar padatnya sekitar 20%.
 Press part berfungsi untuk membuang air dari web sehingga kadar padatnya
mencapai 50 %. Hasilnya masuk ke bagaian pengering (dryer). Cara kerja press part
ini adalah. Kertas masuk diantara dua roll yang berputar. Satu roll bagian atas di beri
tekanan sehingga air keluar dari web. Bagian ini dapat menghemat energi, karena
kerja dryer tidak terlalu berat (air sudah dibuang 30 %).
 Dryer berfungsi untuk mengeringkan web sehingga kadar airnya mencapai 6 %.
Hasilnya digulung di pop reel sehingga berbentuk gulungan kertas yang besar (paper
roll).Paper roll ini yang dipotong - potong sesuai ukuran dan dikirim ke konsumen.

1
6
2.4 Manfaat pulp dan kertas

1. Uncoated groundwood
Kertas yang tidak mempunyai lapisan “coating” pigmen dan diproduksi
menggunakan pulp mekanis (mechanical pulps), bubur kertas yang diproduksi tanpa
proses kimiawi. Kurang lebih 80% kertas jenis ini adalah kertas koran (newsprint).
Gramatur (berat kertas dalam gram per satu meter persegi) adalah 24-75 g/m2, dengan
kertas koran dari 38 g/m2 to 52 g/m2. Disamping itu, jenis kertas lainnya adalah kertas
untuk direktori (seperti yellow page), computer paper, katalog, dan “advertising
supplements” (brosur sisipan yang umumnya dicetak dengan sistim rotogravure).

2. Coated groundwood
Kertas jenis ini paling tidak mempunyai 10% pulp mekanis (umumnya 50-55%
groundwood) dengan sisanya menggunakan pulp kimia. Kategori kertas ini di USA
masuk dalan kertas No. 5 “enamel paper” (kertas coated dengan brightness – tingkat
kecerahan paling rendah, sekitar 80%) dan kertas No. 4 (brightnes sekitar 85%),
keduanya mempunyai lapisan “coating” pigmen dikedua sisi.

Umumnya kertas ini berwarna kekuningan karena banyak pulp mekanis dan mempunyai
gramtur dari 45 g/m2 to 130 g/m2. Kertas ini umumnya ditemukan pada kegunaan kertas
dengan mesin cetak letterpress dan offset, seperti LWC (light weight coated – kertas yang

1
7
mempunyai lapisan coating rendah sekitar 7-10 gr/m2 dan kertas coated untuk majalah.

3. Uncoated woodfree
Kertas jenis ini mempunyai kandungan pulp mekanis lebih rendah dari 10%
umumnya bisa 0% dan tidak mempunyai lapisan coating pigmen sama sekali. Kegunaan
kertas ini termasuk "office papers" (formulir, kertas fotokopi, kertas buku tulis, dan kertas
amplop), kertas carbonless (NCR), dan kertas cetak atau anda biasa sebut HVS untuk
brosur, selebaran, iklan, dan bahkan kartu pos bila tebal.Bila anda sering bergelut dengan
pasar ekspor, jenis kertas ini sering juga disebut "printing, writing, and book papers"
(kertas cetak, tulis dan buku).

4. Coated woodfree
Jenis kertas ini juga mengandung kurang 10% pulp mekanis, tetapi mempunyai
lapisan coating pigmen baik dua sisi atau satu sisi. Di USA kertas ini disebut No. 1-3
enamel (dimana kertas coated dengan brightness atau tingkat kecerahan berkisar dari 88%
sampai dengan 96%).

1
8
Di pasar lokal anda sering mendengar Art Paper dan Art Board yang mempunyai
lapisan coating dua sisi yang bisa berkisar antara 20 gr/m2 dan 35 gr/m2. Kertas C1S
Label masuk dalam kategori ini dimana hanya mempunyai lapisan coating disatu
sisi.Gramatur kertas berkisar antara 70 gr/m2 dan 300 dr/m2. Art Paper umumnya mulai
dari 70 gr/m2 samapai dengan 150 gr/m2, sementara Art Board mulai dari 170 gr/m2
sampai dengan 300 gr/m2. Kegunaan paling umum adalah untuk majalah, buku, cetak
commercial dengan mutu yang tinggi dan mahal karena brightness yang relatif tinggi
dibanding kertas uncoated groundwood.

5. Kraft paper
Kertas kraft, arti harfiahnya adalah kertas kuat, mempunyai 4 kegunaan utama:
1. Kertas bungkus (wrapping) seperti untuk bungkus kertas plano, kertas bungkus nasi
dll.
2. Kantong (bag/sack) - seperti kantong belanja atau "shopping bag",
3. Karung (shipping sack) - seperti karung atau kantong semen, dan
4. Berbagai fungsi "converting".

Gramatur berkisar antara 50 gr/m2 dan 134 gr/m2. Pulp kertas yang dipakai bisa
melalui proses pemutihan atau "bleaching" atau tidak. Bila tidak diputihkan maka
berwarna coklat.

1
9
5. Bleached paperboard

Pulp kertas yang dipakai adalah "beached sulfate" dan kegunaan utama adalah
"folding carton" - untuk membuat box, dan kertas karton susu atau juice. Karena
"bleach" maka warna kertas karon ini putih dan sekitar setengah jumlah produksi adalah
coated. Biasanya di pasar USA, kertas ini dipanggil dengan nama SBS atau "solid
bleached board". Gramatur bervariasi mulai dari 200 gr/m2 sampai dengan 500 gr/m2.
Golongan jenis kertas ini termasuk untuk membuat gelas kertas, piring kertas, karton
tebal cetak, "tag stock" (kertas karton untuk gantungan, kartu komputer, "file folders"
(map folio), dan kartu index (kartu index nama). Dipasar lokal sering kita temukan
sebagai C2S Board atau C1S Board tergantung jumlah sisi yang mepunyai lapisan coating
pigmen.

7. Unbleached paperboard
Kertas karton ini tidak diputihkan dengan bleaching dan diproduksi dari "virgin
kraft" (pulp kimia dengan serat non-recycle) atau "neutral sulfitesemichemical pulp"

2
0
(bubur kertas dengan proses semi-kimia sulfite yang netral). Produk utama adalah
linerboard, jenis kertas yang digunakan untuk membuat "corrugated containers"
(corrugated box yang biasanya berwarna coklat). Berat gramatur umumnya 130 gr/m2
sampai dengan 450 g/m2. "Ccorrugating medium" atau kertas medium juga masuk dalam
kaetgori ini yang dibuat dengan sebagian campuran kertas recycle.

8. Recycled paperboard
Pulp yang digunakan terdiri atas kertas recycle atau daur ulang. Jenis kertas ini
meliputi rentang variasi kertas yang luas mulai dari kertas medium untuk "corrugated
box", folding boxboard atau clay coated news back - anda sering mendengar sebagai
Duplex dan Triplex, setup boxboard - layaknya duplex tetapi uncoated, and berbagai jenis
kertas dan kertas karton. Juga gypsum liner - kertas yang digunakas sebagai pelapis luar
gypsum board, kertas untuk "core tube" dan lain sebagainya.

9. MG Kraft specialties

Kertas jenis ini mempunyai permukaan dengan penampakan yang licin dan
seperti kaca (glaze) dimana kertas tersebut diproduksi diatas mesin yang memounyai
silinder pengering / pemanas yang diametrnya sangat besar.Di pasar lokal anda sering
mendengar kertas Litho, Doorslag. Jenis kertas lainnya seperti kertas dasar (base paper)
untuk "wax paper", kertas bungkus, "carbonizing", dan kraft specialties.

2
1
10. Tissue

Bubur kertas yang dipakai untuk tisu adalah pulp kimia yang di-bleach dengan
tambahan bisa 50atau lebih pulp mekanis. Mayoritas kertas tisu digunakan untuk
produk sanitari seperti tisu gulung, "towel", "bathroom", "napkins" dll.Gramatur
mempunyai rentang dari 13 gr/m2 sampai dengan 75 gr/m2. Jenis kertas ini diproduksi
dengan sistim "through air dried" (TAD) or mesin kertas Yankee (silinder pemanas yang
diameternya sangat besar) yang mempunyai "wet atau dry crepe operation".

2
2
11. Market pulp

Pulp atau bubur kertas juga dikategorikan sebagai kertas yang dibagi jenisnya
berdasarkan jenis kayu, proses pembuatan pulp, dan proses pemutihan atau
"bleaching". Bubur kertas dijual dalam bentuk lembaran, bal, dan gulungan.

12. Others

Kategori lain-lain digunakan untuk jenis kertas yang tidak masuk dalam ke 11
golongan kertas diatas. Kurang dari 5% jumlah kertas dunia masuk dalam kategori ini,
jadi sebetulnya relatif kecil. Contohnya seperti kertas "hardboard", "asbestos board",
kertas cigarette, "condenser", kertas bible), glassine, kertas tahan minyak, kertas release
untuk sticker, dan kertas yang tersusun dari serat tetumbuhan bukan pohon (sperti
kertas serat pisang abaca dll.).

2
3
Dari tahun ke tahun kebutuhan pulp sebagai bahan baku utama pembuatan kertas
semakin meningkat. Karena kebutuhan pulp yang meningkat maka jumlah produksi pulp
dunia pun mengalami kenaikan yang cukup drastis.Tabel 1.2 menunjukkan bahwa pulp
dari segi impor, ekspor, produksi dan konsumsi semakin meningkat setiap tahunnya. Hal
ini menyebabkan pabrik pulp yang akan dibuat diharapkan mampu memenuhi sebagian
permintaan pulp baik untukdalam maupun luar negeri.

Aspek ekonomi

Faktor

Berikut ini beberapa dampak positif

1. Peningkatan pendapatan nasional Industrialisasi memungkinkan negara-negara


mengoptimalkan sumber daya mereka yang mulai berkurang. Industrialisasi
meningkatkan kuantitas dan kualitas akan barang-barang yang diproduksi suatu
perusahaan. Inilah yang membuat kontribusi lebih besar pada produk nasional bruto
atau Gross National Product (GNP). Baca juga: Menperin Bujuk Industri Otomotif
Taiwan Investasi di Indonesia

2. Standar hidup yang lebih tinggi Dalam masyarakat industri, tenaga kerja lebih
berharga. Apabila produktivitas lebih tinggi maka pendapatan individu meningkat.

3. Stabilitas ekonomi Negara yang bergantung pada produksi dan ekspor bahan
mentah saja tidak dapat mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang cepat.
Permintaan yang terbatas dan fluktuatif akan produk pertanian dan bahan mentah
didukung ketidakpastian alam akan menghambat kemajuan ekonomi. Kemajuan
ekonomi yang terhambat mengarah pada ekonomi yang tidak stabil atau tidak aman.
Baca juga: LRT Jakarta Beroperasi, Industri Properti Menggeliat

2
4
4. Peningkatan neraca pembayaran Industrialisasi mengubah pola perdagangan luar
negeri di dalam suatu negara. Peningkatan ekspor barang-barang manufaktur lebih
menguntungkan dalam valuta asing. Pada saat yang sama memproses bahan
mentah di dalam negeri akan membatasi impor barang sehingga menghemat devisa.
Dampak orientasi ekspor dan substitusi impor dari industrialisasi membantu
meningkatkan neraca pembayaran.

5. Menstimulasi kemajuan sektor lain Industrialisasi mendorong kemajuan sektor-


sektor ekonomi lainnya. Perkembangan pada satu industri berdampak pada
pengembangan dan perluasan industri terkait. Baca juga: Kemenperin Akui Harga
Gas untuk Industri Tak Kompetitif

6. Peningkatan peluang kerja Industrialisasi memberikan peningkatan kesempatan


kerja di industri skala kecil dan besar. Industri menyerap pekerja yang menganggur
dan pengangguran dari sektor pertanian sehingga meningkatkan pendapatan
masyarakat.

7. Spesialisasi pekerja lebih besar Industrialisasi membuka jalan pada tenaga kerja
khusus atau tenaga kerja ahli untuk lebih dikenal. Pembagian kerja ini meningkatkan
produk nilai marjinal tenaga kerja. Tenaga kerja khusus lebih menguntungkan.
Pendapatan sektor pekerja di industri rata-rata akan lebih tinggi daripada pekerja di
sektor pertanian.

Dampak negatif indutrialisasi Sedangkan dampak negatif antara lain:

1. Urbanisasi Akibat industrialisasi, orang-orang dari pedesaan akan migrasi ke kota


karena mencari pekerjaan di pabrik. Urbanisasi adalah perpindahan masyarakat dari
desa ke kota. Akibatnya, populasi penduduk di kota meningkat.

2. Pencemaran lingkungan Dikutip dari Investopedia, Industrialisasi berkontribusi


negatif terhadap lingkungan. Baca juga: Kawasan Industri di Jawa Fokus pada
Teknologi dan Padat Karya Antara lain polusi (baik udara, air dan tanah),
peningkatan emisi gas rumah kaca dan pemanasan global, perubahan iklim. Proses
industrial dapat menyebabkan masalah kesehatan pada manusia hingga punahnya
spesies baik tanaman maupun hewan akibat eksploitasi.

2
5
3. Kesenjangan pendapatan Pemisahan modal dan tenaga kerja menciptakan
perbedaan pendapatan antara buruh dan orag-orang yang mengendalikan sumber
daya modal.

Reaksi kimia

Pada industri pembuatan kertas terjadi proses industri untuk


membuat natrium sulfat . Bahan awalnya adalah natrium klorida
(NaCl), sulfur dioksida, air, dan oksigen. Hasil samping dari proses
tersebut adalah hidrogen klorida (HCl). Tuliskan persamaan reaksi
setara untuk proses tersebut

kertas mungkin tampak seperti produk biasa dan sederhana, tetapi pembuatannya
sebenarnya lebih rumit daripada yang disadari oleh kebanyakan konsumen. Alasan
utama untuk ini adalah kimia pembuatan kertas.Melalui serangkaian reaksi dan proses
fisik, bahan kimia yang digunakan dalam industri kertas mengubah serpihan kayu cokelat
menjadi lembaran putih mengkilap yang dapat Anda pegang di tangan Anda. Dua reaksi
kimia utama yang terlibat adalah pemutihan dan proses Kraft.

Proses Kraft

2
6
Kayu adalah campuran kompleks yang terutama terdiri dari polimer yang disebut
selulosa. Serat selulosa dalam kayu terikat bersama oleh polimer lain yang disebut lignin.
Pembuat kertas harus menghapus lignin dari bubur kayu. Untuk mencapai hal ini, salah
satu reaksi kimia utama yang digunakan dalam industri adalah proses Kraft, di mana
serpihan kayu dikombinasikan dengan campuran natrium hidroksida dan natrium sulfida
dalam air pada suhu dan tekanan tinggi. Di bawah kondisi yang sangat mendasar ini, ion
sulfida bermuatan negatif bereaksi dengan rantai polimer lignin untuk memecahnya
menjadi sub-unit yang lebih kecil sehingga serat selulosa dibebaskan untuk digunakan
lebih lanjut.

Reaksi Alternatif

Meskipun proses pembuatan pulp Kraft merupakan proses yang paling populer,
beberapa produsen menggunakan pendekatan lain untuk menghilangkan lignin. Salah
satu alternatif tersebut adalah pembuatan pulp asam sulfit, di mana campuran asam
sulfur dan natrium, magnesium, kalsium atau amonium bisulfit dalam air melarutkan
lignin untuk membebaskan serat selulosa. Seperti halnya pulp Kraft, diperlukan suhu dan
tekanan tinggi. Alternatif lain adalah pembuatan pulp semikimia sulfit netral, di mana
chip dicampur dengan campuran natrium sulfit dan natrium karbonat dalam air dan
dimasak. Berbeda dengan yang lain, proses ini hanya menghilangkan sebagian lignin, jadi
setelah pengupasan chip harus diparut secara mekanis untuk menghilangkan beberapa
polimer yang tersisa.

Kimia Pemutihan

Tidak peduli proses mana yang dipilih pabrikan untuk pembuatan pulp, beberapa lignin
masih dibiarkan utuh, dan lignin yang tersisa ini umumnya memberikan warna cokelat
pada pulpa. Produsen menghilangkan sisa lignin ini dan memutihkan pulpa melalui
proses kimia lain yang disebut pemutihan. Dalam proses ini, zat pengoksidasi - bahan
kimia yang mengoksidasi lignin dengan menambahkan atom oksigen ke dalamnya atau
menghilangkan elektron - dikombinasikan dengan bubur kayu untuk menghancurkan
lignin yang tersisa. Bleaching cenderung lebih selektif daripada pulping; tidak seperti
pembuatan pulp, yang juga menghancurkan sebagian kecil selulosa, pemutihan
terutama menghilangkan lignin.

Bahan Kimia Pemutih

Bahan kimia pemutih yang umum termasuk klorin, klor dioksida, oksigen, hidrogen
peroksida, ozon dan natrium hipoklorit, bahan aktif dalam pemutih rumah tangga.
Meskipun mekanisme dari masing-masing reaksi berbeda, semua ini adalah zat
pengoksidasi yang akan mengoksidasi lignin dalam pulp. Klorin, klor dioksida, dan
hidrogen peroksida adalah yang paling selektif dari agen-agen ini, yang berarti mereka
kurang cenderung bereaksi dengan selulosa dan bagian-bagian campuran yang

2
7
diinginkan lainnya. Selain kemampuannya untuk menghilangkan lignin, klorin, klorin
dioksida, dan natrium hipoklorit juga unggul dalam kemampuannya untuk
menghilangkan partikel kotoran, yang merupakan faktor penting lain yang perlu
dipertimbangkan produsen.

Reaksi lain

Setelah pulp dan dikelantang, bubur kertas dimasukkan ke dalam serangkaian mesin
yang akan mengubahnya melalui proses fisik daripada kimia untuk membuatnya menjadi
lembaran. Bergantung pada jenis sifat yang mereka inginkan dari produk mereka,
produsen menggunakan beragam reaksi kimia lain yang disebut proses pengerasan
ukuran, retensi dan kekuatan basah yang memberikan ketahanan terhadap kelembaban,
mengikat serat yang lebih kecil di dalam atau mengubah produk sehingga cenderung
tidak berantakan ketika basah. Biasanya proses ini melibatkan salah satu dari berbagai
polimer yang akan mengikat serat selulosa dalam produk akhir. Proses kekuatan basah,
misalnya, biasanya menggabungkan serat selulosa dengan resin poliamido-amina-
epiklorohidrin yang bereaksi dengan serat untuk mengikatnya secara silang sehingga
kecil kemungkinannya hancur dalam air

2
8
Perusahaan Kertas Di Indonesia
Industri kertas dan pulp memiliki potensi yang sangat luar biasa
untuk terus dikembangkan dan menjadi andalan Indonesia untuk
meraih devisa negara yang tinggi. Melimpahnya bahan baku yang
tersedia menjadikan Indonesia sebagai produsen terbesar di ASEAN
dan ketiga di ASIA. Tahun 2015 lalu produsen kertas dan pulp
Indonesia terus digenjot kapasitas produksinya, seiring terus
meningkatnya permintaan kertas dan pulp di pasar global. Tingginya
permintaan tersebuat membuat beberapa perusahaan kertas dan
pulp melakukan ekspansi dengan membangun pabrik kertas baru
untuk meningkatkan kapasitas produksinya. 

Berikut ini adalah beberapa profil perusahaan kertas dan pulp di


Indonesia.

1. PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk

PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk didirikan pada tanggal 2 Oktober


1972. PT TKIM terdaftar sebagai perusahaan penanaman modal
dalam negeri pada tahun 28 Februari 1975. Pada tahun 1990,
saham perusahaan ini mulai mencatat di Bursa Efek Jakarta dan
Surabaya (Keduanya sekarang digabung menjadi Bursa Efek
Indonesia).

Perusahaan ini mulai beroperasi secara komersial tahun 1977, pada


awal berdirinya PT TKIM adalah memproduksi berbagai jenis kertas
dan turunannya seperti fotocopy, coated dan carbonless. Selain itu,
juga memproduksi beragam jenis stationery dan produk
perlengkapan kantor seperti buku tulis, memo, notepad, loose leaf,
spiral, amplop, kertas komputer, kertas kado, shopping bag dan
produk fancy yang diminati pasar internasional.

2. PT Suparma Tbk

Perusahaan ini didirikan dalam rangka Undang-Undang PMDN


tanggal 25 Agustus 1976 dengan nama PT Supar Inpama, kemudian
diubah menjadi PT Suparma tanggal 7 Desember 1978. PT
Suparma bergerak dalam industri kertas dan kertas kemasan yang
memproduksi berbagai jenis kertas yang diklasifikasikan dalam 2
kelompok besar yaitu :

Industrial Products (Kertas Industri) Merupakan jenis kertas yang


digunakan untuk konsumsi keperluan industri untuk diproses lebih

2
9
lanjut, antara lain, Duplex Board, Sandwich Kraft, Samson Kraft dan
Base Paper.

Consumer Products Merupakan jenis kertas tipis dan ringan yang


digunakan untuk konsumsi keperluan end users (pengguna akhir)
sebagai alat pembersih, penyerap atau pembungkus, antara lain,
Tissue Paper dan Towel Paper, Laminated Wrapping Kraft serta
Writing & Printing Paper.

Baca Juga : Industri Kertas Indonesia Diproyeksikan Terus


Meningkat

3. PT Fajar Surya Wisesa Tbk

PT Fajar Surya Wisesa Tbk (yang juga dikenal dengan nama


FajarPaper) didirikan pada bulan Juni 1987 dan disahkan oleh
Menteri Kehakiman pada bulan Februari 1988. Perusahaan tercatat
di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 1994 dan melakukan
pemecahan saham sehingga nilai nominal masing-masing saham
berubah dari Rp 1.000 menjadi Rp 500 pada tahun 1994.

FajarPaper adalah produsen kertas kemasan terkemuka di


Indonesia. Dengan karyawan sejumlah 2.655 orang per tanggal 31
Desember 2014, FajarPaper memproduksi dan menjual kertas
kemasan baik di dalam negeri maupun di pasar ekspor. FajarPaper
fokus memproduksi kertas kemasan berkualitas dengan biaya
rendah dan Perusahaan tidak berencana melakukan diversifikasi
kegiatan lainnya, seperti mendirikan pabrik kemasan boks/kardus di
sektor hilir.

4. PT Alkindo Naratama Tbk

Perusahaan ini didirikan pada tahun 1989. Produk yang dihasilkan


oleh perusahaan ini berupa bobbin berkapasitas 35.000 ton
pertahun. Bobbin adalah produk dari kertas karton yang digunakan
untuk industri benang tekstil. Bobbin yang diproduksi perusahaan ini
berupa papertube untuk menggulung benang tipe DTY (Draw
Texture Yarn) dan POY (Partially Oriented Yarn). Bobbin tersebut
berbahan baku kertas core board yang merupakan hasil daur ulang
kertas bekas.

3
0
Pada tahun 2007 perusahaan ini menambah jenis produksinya
berupa honeycomb, papercomb, dan edge protector serta produk
varian yang terbuat dari gabungan honeycomb dan edge protector.

5. PT Adiprima Suraprinta 

PT Adiprima Suraprinta didirikan di Surabaya, Jawa Timur tahun


1994 oleh Mr. Eric F.H.Samola dan Mr. Drs. Haji Dahlan Iskan.
Seluruh saham perusahaan ini dikendalikan oleh PT Jawa Pos dan
Mr. Tan Endro Bintoro. Pada bulan Desember 2004 Mr. Tan Endro
Bintoro mengundurkan diri dan kemudian seluruh saham
perusahaan ini dimiliki oleh PT Temprina Media Grafika. PT AS
adalah anggota dari Jawa Post Group, group bisnis besar di bidang
media publikasi yang dipimpin oleh Mr. Drs. Haji Dahlan Iskan.

PT AS beroperasi dengan fasilitas Penanaman Modal Dalam Negeri


(PMDN). Perusahaan ini bergerak dalam industri kertas Koran
dengan pabriknya yang berlokasi di atas lahan seluas 8 ha di Desa
Sumangko, Wringinanom, Gresik, Jawa Timur.

Jenis Kertas Yang Sering di Gunakan Sehari-hari


Karena kertas memiliki banyak sekali fungsi dan memiliki
tingkatan, maka penting sekali buat mengetahui masing-masing
jenis kertas. Simak ulasan berikut. 

3
1
1. Jenis Kertas HVS

HVS salah satu jenis kertas yang paling banyak kita temukan
dalam kehidupan sehari-hari. Terutama sering ditemukan di tempat
fotocopy. Selain itu, kertas HVS juga selalu digunakan untuk
pembuatan tugas di kampus atau membuat skripsi.

Yah, meskipun sekarang banyak yang memilih mengumpulkan


tugas melalui email, namun ada kalannya tugas secara hardfile
juga masih digunakan. 

Penggunaan kertas HVS ternyata juga tidak hanya digunakan


untuk mahasiswa saja. tetapi perusahaan dan dunia pendidikan
hingga dunia penerbitan buku pastinya erat sekali dengan jenis
kertas satu ini. secara tampilan, kertas HVS memiliki ciri-ciri
permukaan kasar dengan ketebalan gsm 70-8- dan memiliki warna
putih. 

3
2
2. Kertas NCR

Source :
indonesia.alibaba.com

Pernahkah Anda mendengar kertas NCR? NCR kepanjangan


dari no carbon required jika masih merasa asing, kamu akan
segera tahu jika melihat istilah lain. Jadi kertas ini untuk
pembuatan nota, termasuk juga untuk pembuatan kwitansi ataupun
bukti transaksi yang lain. 
Sebagai kertas nota atau kwitansi, tentu saja ada lembar dibagian
bawah untuk arsip penjual atau pembuat nota. Adapun ciri-ciri dari
jenis kertas NCR, yaitu memiliki warna yang bervariasi, lembar
awal berwarna putih, kemudian ada yang berwarna pink atau
kuning, dan masih banyak macam warna.

3
3
3. Jenis Kertas Ivory

Ada banyak sekali jenis kertas dan peruntukannya, salah satunya


kerta ivory yang sering digunakan untuk membuat kotak kemasan.
Karena banyak sekali bentuk kemasan, maka kertas ivory ini pun
juga memiliki variasi ketebalan, mulai ketebalan 210 gsm sampai
dengan 400 gsm, tergantung peruntukannya. 

3
4
Ciri-ciri kertas ivory memang berbeda dengan kertas Hvs atau
NCR. Umumnya kertas Ivory memiliki sisi berkilau di satu sisi, sisi
lain memiliki bentuk yang redup. Contohnya adalah kemasan
makanan yang dari luar berwarna putih mengkilap, namun pada
bagian dalam lebih gelap dan kasar karena tidak terlihat secara
langsung oleh mata. 

4. Jenis Kertas Art Paper

Source : shopee.co.id

3
5
Buat Anda yang tidak pernah berkecimpung di dunia perbukuan
atau penerbitan, mungkin akan merasa asing dengan jenis kertas
satu ini. Jadi art paper ini merupakan kertas yang memiliki kualitas
yang bagus, karena memiliki tekstur lembut dan berkilau. 

Penggunaan art paper salah satu kertas yang sering dimanfaatkan


untuk kebutuhan percetakan buku  atau penerbit buku.  Selain
digunakan untuk dunia percetakan buku, digunakan pula untuk
membuat katalog, flyer hingga voucher. 

Alasan kenapa dunia percetakan buku dan pembuatan flyer lebih


sering digunakan karena memiliki ketahanan lebih lama
dibandingkan kertas HVS. Alasannya sederhana, karena Art paper
memiliki tingkat ketebalan cukup tebal kira-kira 120-150 gsm. 

5. Jenis Kertas Art Carton


Jenis kertas Art Carton sedikit berbeda dibandingkan jenis kertas
lainnya, karena jenis ini memiliki ketebalan lebih tebal
dibandingkan jenis Art paper. Ada yang ketebalannya mencapai
210 gsm, 260 gsm dan 320 gsm, dan inilah karakteristik dari art
carton. 

Tentu saja dari segi pemanfaatannya, art carton diperuntukan


untuk kepentingan lain. Tidak lagi dipergunakan untuk percetakan
buku, melainkan sering dimanfaatkan untuk membuat poster,
sampul buku (terutama sampul buku hardcopy), pembuatan
pamphlet hingga pembuatan buku menu. 

6. Jenis Kertas Kraft 


Kraft salah satu kertas yang yang sering digunakan untuk
membuat paper bag. Pasti Anda sudah tahu sekarang banyak
paper bag yang menarik dan asyik, dan tentu saja ramah
lingkungan karena terbuat dari kertas yang mudah di daur ulang. 

Ciri-ciri kertas kraft secara tampilan memiliki warna kecoklatan.


Dari segi tekstur, ternyata kertas ini tidak halus seperti kertas HVS
ataupun kertas NCR. Jenis kertas ini memiliki tekstur lebih kasar.
Meskipun demikian, jenis ini ternyata juga cukup banyak orang
yang meliriknya. 

3
6
7. Jenis Kertas Corrugated
Hampir mirip dengan kertas kraft, ternyata corrugated ini salah
satu kertas yang memiliki ciri yang mirip. Hanya saja
perbedaannya pada corrugated memiliki permukaan
bergelombang.

Dari segi ketebalannya pun, kertas ini juga lebih tebal karena
memang peruntukan kertas ini lebih cocok digunakan untuk
pembuatan kardus atau tas kertas. 

8. Kertas Matt Paper 


Matt paper dapat dikatakan pula sebagai kertas yang memiliki
tampilan yang kurang cerah, alias redup. Warna yang redup ini
bukan tanpa alasan loh, ternyata warna redup ini memiliki manfaat
untuk menyerap tinta saat dilakukan proses percetakan. 

Matt paper salah satu kertas yang lebih sering digunakan untuk
mencetakan majalah, tabloid ataupun surat kabar. Nah, saat
mencetak majalah pun juga diperhatikan, karena khusus kertas
Matt paper lebih tepat digunakan untuk percetakan yang
membutuhkan ketebalan kertas sekitar 120 gsm sampai 150 gsm. 

9. Kertas Bw Carton
Jenis kerta BW Carton sebenarnya mirip seperti Matt Paper.
Sebenarnya jenis kertas ini lebih nyaman digunakan untuk
menggambar secara manual.

Jadi cocok banget buat kamu yang suka corat-coret menggunakan


tangan.  Di dunia industri perusahaan, kertas BW Carton banyak
dimanfaatkan untuk mencetak kalender, kartu nama, poster dan
juga sampul buku.

10. Kertas Linen Jepang 


Dari namanya sudah ke-jepang-jepangan. Kertas linen Jepang
salah satu kertas yang peruntukan fungsinya tidak jauh berbeda
dengan kertas Bw carton ataupun Matt paper.

3
7
Dimana jenis kertas ini juga bagus untuk mencetak undangan,
kertas sertifikat ataupun untuk kalender. Jadi Anda bisa memilih
dari berbagai macam kertas tersebut. 

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2000. Pedoman pengharkatan hara kompos. Laboratorium Natural


Products, SEAMEO- BIOTROP. Bogor.

Gaur, A.C. 1982. A manual of Rural Composting . Food Agriculture


Organization of United Nations. Rome.

Gusmailina dan S. Komarayati. 2003. Prospek penggunaan arang untuk


meningkat kan aktivitas dan populasi mikroba tanah. 2003.
Prosiding Seminar Mikoriza . 16 September, Bandung. Hal.
171 – 180. Asosiasi Mikoriza Indonesia. Jawa Barat.

Komarayati, S. ; Gusmailina dan G. Pari. 2002. Pembuatan kompos dan


arang kom- pos dari serasah dan kulit kayu tusam. Buletin
Penelitian Hasil Hutan
(20) 3 : 231 – 242. Pusat Litbang Teknologi Hasil Hutan, Bogor.

Mindawati, N. ; N.H.L. Tata ; Y. Sumarna dan A. S. Kosasih. 1998.


Pengaruh beberapa macam limbah organik terhadap mutu dan
proses pengomposan dengan bantuan Efektif Mikroorganisme

3
8
4 (EM4). Buletin Penelitian Hutan, No. 616 : 29 – 40. Pusat
Litbang Hutan dan Konservasi Alam, Bogor.

Noor, E. ; E. G. Said dan A. Nuraini. 1996. Studi akselerasi pengomposan


sampah kota menggunakan Trichoderma viridae dengan
metode pengom- posan China. Jurnal Teknologi Industri
Pertanian, 7 (1) : 10 – 18. Institut Pertanian Bogor.

3
9
Pujawati, S. ; M.R. Setiawati dan P. Rataseca. 2003. Peranan mikoriza mikofer
dan bahan organik kascing dalam translokasi Pb, serapan fosfor
dan hasil tanaman cabai pada tanah tercemar logam berat.
Prosiding Seminar Mikoriza. 16 September 2003, Bandung. Hal.
103 – 113. Asosiasi Mikoriza Indonesia. Jawa Barat.

Rina, S. Soetopo ; S. Purwati ; H. Hardiani dan A. Surachman. 2002. Pengaruh


kom- pos dari limbah lumpur IPAL industri kertas terhadap
tanaman dan tanah. Prosiding Seminar Teknologi Selulosa. 24
Oktober 2002. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan
Industri Selulosa. Bandung.

Saifudin, S. 1989. Fisika Kimia Tanah Pertanian. Pustaka Buana. Jakarta.

Sunarlim, N. ; T. Sudaryanto dan H. Anwarhan. 1991. Pengaruh pemupukan P


dan K pada kedelai di lahan tadah hujan Wonogiri. Pertimbangan
Teknik dan Ekonomik Penelitian Pertanian. Penelitian Pertanian,
11 (1) : 33 - 37. Badan Litbang Pertanian. Balai Penelitian
Tanaman Pangan Bogor.

Sutarto, Ig. V. dan D. Pasaribu. l987. Fosfat dan kapur sebagai amelioran bagi
per- tumbuhan dan hasil kacang tanah pada tanah bereaksi
masam di Way Abung, Lampung Utara. Seminar Balittan, l3 Juni
1987 di Bogor. Badan Litbang Pertanian. Balai Penelitian
Tanaman Pangan Bogor.

You might also like