You are on page 1of 3

GAGAL JANTUNG

Nomor : SOP/PU/
Terbit ke :1
SOP
No.Revisi :0
Tgl. Diberlakukan :
Halaman :1–3

PUSKESMAS KLEGO dr.M.J.Budhi Niarti


NIP. 19820308 200902 2 002

A. Pengertian Gagal jantung adalah suatu keadaan patofisiologis berupa kelainan


fungsi jantung sehingga jantung tidak mampu memompa darah
untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan. Gagal jantung
dapat bersifat akut (tiba-tiba) ataupun kronik (proses lama).
B. Tujuan Agar petugas dapat memahami dan memberikan pengobatan yang tepat
pada pasien gagal jantung.
C. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Klego Nomor / / / 2018
tentang Standar Layanan Klinis Puskesmas Klego Kota
Pekalongan.
D. Referensi Permenkes no 5 Tahun 2014 Tentang Panduan Praktik Klinis Bagi
Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer.
E. Alat dan bahan 1. Stetoskop
(Jika dibutuhkan) 2. Tensimeter
3. EKG
F. Langkah- langkah 1. Petugas memanggil pasien sesuai nomor urut
2. Petugas menanyakan keluhan utama pasien
3. Petugas melakukan anamnesa pada pasien :
a. Sesak pada saat beraktifitas (dyspneu d’effort)
b. Gangguan napas pada perubahan posisi (ortopneu)
c. Sesak napas malam hari (paroxysmal nocturnal dyspneu)
Keluhan tambahan: lemas, mual, muntah dan gangguan mental
pada orangtua.
4. Petugas menanyakan perjalanan penyakit, faktor-faktor yang
mencetuskan keluhan, riwayat penyakit keluarga dan riwayat
alergi.
5. Petugas melakukan pemeriksaan tanda tanda vital : tekanan darah,
laju napas, nadi dan suhu
6. Petugas melakukan pemeriksaan fisik pasien :
a. Peningkatan tekanan vena jugular
b. Frekuensi pernapasan meningkat

1/3
c. Frekuensi nadi dan regularitasnya
d. Tekanan darah
e. Kardiomegali
f. Gangguan bunyi jantung (gallop)
g. Ronkhi pada pemeriksaan paru
h. Hepatomegali
i. Asites
j. Edema perifer
7. Petugas melakukan pemeriksaan penunjang : EKG (hipertrofi
ventrikel kiri, atrial fibrilasi, perubahan gelombang T, dan
gambaran abnormal lainnya.
8. Petugas menegakkan diagnosa gagal jantung
9. Petugas memberikan melakukan penatalaksanaan:
a. Pada gagal jantung akut:
1). Terapi oksigen 2-4 ltr/mnt
2). Pemasangan iv line
3). Furosemid injeksi 20 s/d 40 mg bolus.
4). Cari pemicu gagal jantung akut.
5). Segera rujuk.
b. Pada gagal jantung kronik:
1). Diuretik: diutamakan Lup diuretik (furosemid) bila
perlu dapat dikombinasikan Thiazid (HCT), bila dalam 24
jam tidak ada respon rujuk ke Layanan Sekunder.
2). ACE Inhibitor (ACE-I) atau Angiotensine II receptor
blocker (ARB) mulai dari dosis terkecil dan titrasi dosis
sampai tercapai dosis yang efektif dalam beberapa
minggu. Bila pengobatan sudah mencapai dosis
maksimal dan target tidak tercapai, dirujuk.
3). Beta Blocker (BB): mulai dari dosis terkecil dan titrasi
dosis sampai tercapai dosis yang efektif dalam beberapa
minggu. Bila pengobatan sudah mencapai dosis maksimal
dan target tidak tercapai, dirujuk.
4). Digoxin diberikan bila ditemukan fibrilasi atrial untuk
menjaga denyut nadi tidak terlalu cepat.
10. Petugas melakukan edukasi :
Modifikasi gaya hidup:
a. Pembatasan asupan cairan maksimal 1,5 liter (ringan), maksimal
1 liter (berat)

2/3
b. Pembatasan asupan garam maksimal 2 gram/hari (ringan), 1
maksimal gram (berat)
c. Berhenti merokok dan konsumsi alkohol
d. Aktivitas fisik:
1). Pada kondisi akut berat: tirah baring
2). Pada kondisi sedang atau ringan: batasi beban kerja
11. Petugas melakukan rujukan ke Rumah Sakit dengan segera ( pro
rawat inap) pada kasus gagal jantung akut dan rujuk ke Poli
Jantung / Dalam Rumah Sakit untuk kasus gagal jantung kronik
untuk perawatan dan pemeriksaan lebih lanjut
12. Petugas menulis hasil pemeriksaan, diagnose dan terapi pada rekam
medis pasien
13. Petugas mencatat pada buku register.
G. Diagram alir (Jika -
dibutuhkan)
H. Unit Terkait Pelayanan Gawat Darurat, Pelayanan Rawat Inap Umum
I.. Dokumen Terkait 1. Rekam medis
2. Register
3. blangko rujukan

J. Rekaman Histori
No Yang diubah Isi perubahan Tanggal diberlakukan

3/3

You might also like