Rasa kebangsaan akan memunculkan rasa persatuan dan kesatuan yang
berkembang karena ada persamaan sosial, budaya dan sejarah yang digunakan untuk tujuan bersama. Rasionalisasi rasa dari semangat kebangsaan ini akan melahirkan suatu paham yang disebut nasionalisme atau paham kebangsaan. Unsur pembentuk identitas nasional adalah sejarah, suku bangsa, agama, budaya, dan bahasa. Demikian halnya prinsip nasionalisme yang dianut Indonesia berdasarkan Pancasila bersifat Majemuk Tunggal merupakan masyarakat yang dipersatukan oleh kesatuan sejarah, kesatuan kebudayaan, kesatuan wilayah, dan kesatuan nasib. Prinsip-prinsip nasionalisme tersusun dalam kesatuan yang disebut Majemuk Tunggal. Artinya, prinsip-prinsip nasionalisme Indonesia (Persatuan Indonesia) tersusun dalam kesatuan-kesatuan tunggal, yaitu: Kesatuan sejarah; yaitu bangsa Indonesia tumbuh dan berkembang dalam suatu proses sejarah. Kesatuan nasib; yaitu berada dalam satu proses sejarah yang sama dan mengalami nasib yang sama yaitu dalam menghadapi penderitaan dan kebahagiaan bersama. Kesatuan kebudayaan; yaitu keanekaragaman budaya tumbuh menjadi suatu bentuk kebudayaan nasional. Kesatuan asas kerohanian; yaitu adanya ide, cita-cita dan nilai-nilai kerokhanian yang secara keseluruhan tersimpul dalam Pancasila. Konstruksi kesatuan bangsa yang dibangun berdasarkan konsep bhinneka tunggal ika (pluralisme) menurut pola dan kriteria-kriterianya merupakan produk sejarah Konsep Ada dua jenis pengertian nasionalisme, yaitu nasionalisme dalam arti sempit dan nasionalisme dalam arti luas. Nasionalisme dalam arti sempit disebut juga dengan nasionalisme negatif karena mengandung makna perasaan kebangsaan atau cinta terhadap bangsanya yang sangat tinggi dan berlebihan,
46 47
sehingga memandang rendah terhadap bangsa lain yang di sebut juga
Chauvinisme. Jenis nasionalisme yang kedua adalah nasionalisme dalam arti luas atau yang berarti positif. Nasionalisme dalam pengertian ini adalah perasaan cinta yang tinggi atau bangga terhadap tanah air dan tidak memandang rendah bangsa lain. Secara etimologis, kata nasionalisme berasal dari kata kata Latin, natio yang berakar pada kata nascor yang bermakna ’saya lahir’, atau dari kata natus sum, yang berarti ‘saya dilahirkan’. Dalam perkembangannya kata nation merujuk pada bangsa atau kelompok manusia yang menjadi penduduk resmi suatu negara. Hans Kohn, memberikan terminologi yang sampai saat ini masih tetap digunakan secara relevan yakni: suatu paham yang memandang bahwa kesetiaan tertinggi individu harus diserahkan kepada negara kebangsaan. Unsur-Unsur Nasionalisme Semangat kebangsaan (nasionalisme) yang ada pada diri seseorang tidak datang dengan sendiri, tetapi dipengaruhi oleh unsur-unsur sebagai berikut. Perasaan nasional Watak nasional Batas nasional (yang memberikan pengaruh emosional dan ekonomis pada diri individu). Bahasa nasional Peralatan nasional Agama Lima Prinsip Nasionalisme Semangat nasionalisme dalam negara kebangsaan dijiwai oleh lima prinsip nasionalisme, yakni: 1) kesatuan (unity), dalam wilayah teritorial, bangsa, bahasa, ideologi, dan doktrin kenegaraan, sistem politik atau pemerintahan, sistem perekonomian, sistem pertahanan keamanan, dan policy kebudayan; 2) kebebasan (liberty, freedom, independence), dalam beragama, berbicara dan berpendapat lisan dan tertulis, berkelompok dan berorganisasi; 3) kesamaan (equality), dalam kedudukan hukum, hak dan kewajiban; 48
4) kepribadian (personality) dan identitas (identity), yaitu memiliki harga diri
(self estreem), rasa bangga (pride) dan rasa sayang (depotion) terhadap kepribadian dan identitas bangsanya yang tumbuh dari dan sesuai dengan sejarah dan kebudayaannya; 5) prestasi (achievement), yaitu cita-cita untuk mewujudkan kesejahteraan (welfare) serta kebesaran dan kemanusiaan (the greatnees adn the glorification) dari bangsanya Bentuk-bentuk Nasionalisme 1. Nasionalisme Kewarganegaraan (atau disebut juga Nasionalisme Sipil), adalah nasionalisme yang terbentuk karena negara memperoleh kebenaran politik dari partisipasi aktif rakyatnya. Keanggtaan suatu bangsa bersifat suka rela. Bentuk nasionalisme ini berawal dari Jean Jacques Rousseau dan menjadi bahan tulisannya (Du Contract Social atau Kontrak Sosial) 2. Nasionalisme Etnis, adalah nasionalisme yang terbentuk karena negara memperoleh kebenaran politik dari budaya asal atau etnis sebuah masyarakat. Keanggotaan suatu bangsa bersifat turun-temurun. 3. Nasionalisme Romantik, adalah bentuk nasionalisme etnis di mana negara memperoleh kebenaran politik sebagai suatu yang alamiah dan merupakan ekspresi dari bangsa atau ras. Nasionalisme Romantik menitikberatkan pada budaya etnis yang sesuai dengan idealisme romantic. 4. Nasionalisme Budaya, adalah nasionalisme yang terbentuk karena negara memperoleh kebenaran politik dari budaya bersama, bukan dari sifat keturunan seperti warna kulit (ras), bahasa dan sebagainya. Contohnya adalah Negara Cina yang berdiri berdasarkan persamaan budaya 5. Nasionalisme Kenegaraan, adalah variasi dari nasionalisme kewarganegaraan yang dikombinasi dengan nasionalisme etnis. Dalam nasionalisme kenegaraan, bangsa adalah suatu komunitas yang memberikan kontribusi terhadap pemeliharaan dan kekuatan negara. Contohnya adalah fasisme Italia yang dipimpin Mussolini dengan slogan “semuanya di dalam negara, tidak ada satu pun yang di luar negara, tidak ada satu pun yang menentang negara.” 49
6. Nasionalisme Agama, adalah nasionalisme yang terbentuk karena negara
memperoleh legitimasi politik dari persamaan agama. Jenis-Jenis Nasionalisme 1. Nasionalisme Liberal, menekankan pada prinsip bahwa setiap bangsa berhak menentukan nasipnya sendiri (bebas). Jenis nasionalisme ini dominan pada 1815-1870. Nasionalisme jenis ini didasarkan kuat pada dukungan kelas menengah yang tumbuh di bawah individualisme. 2. Nasionalisme Humaniter (Kemanusiaan), merupakan paham kebangsaan yang lebih menekankan pada pandangan bahwa setiap negara yang ada di dunia berhak untuk meraih kemerdekaan, memperjuangkan kesejahteraannya dan juga meraih kebebasannya dengan menggunakan caranya sendiri. 3. Nasionalisme Tradisional, jenis nasionalisme yang menekankan pada keunikan setiap bangsa dan mempertahankan tradisi serta sejarahnya. 4. Nasionalisme Yacobin, bersifat demokratis dan tidak doktriner serta fanatik terhadap bangsa lain. 5. Nasionalisme Integral, menekankan bahwa kepentingan nasional negara ada di atas kepentingan individu, maka individu harus sepenuhnya setia kepada negara. Bentuk nasionalisme ini menekankan pengorbanan individu untuk kepentingan bangsa dan negaranya. 6. Nasionalisme Agresif, berkembang pada akhir abad ke 19 dan awal abad ke 20, yang didasarkan pada pertumbuhan, persaingan perdagangan, industri, militer dan supremasi angkatan laut untuk merebut koloni dan imperialisme. 7. Nasionalisme Totaliter, menganggap negara atau bangsa sebagai instrumen kekuasaan tertinggi bagi hak-hak individu yang disubordinasikan. Contohnya adalah fasisme 8. Nasionalisme Terpadu, merupakan bentuk khas dari nasionalisme abad ke – 20. Ide dibalik nasionalisme ini adalah apa yang baik bagi suatu bangsa, baik untuk dunia. Jadi, sebuah bangsa bercita–cita mengubah seluruh dunia menjadi citra satu negara. Munculnya Nasionalisme di Indonesia 50
Munculnya nasionalisme pada masyarakat Indonesia dipengaruhi oleh
faktor dari dalam (intern) dan faktor dari luar (ekstern). Faktor intern yang mempengaruhi munculnya nasionalisme Indonesia adalah sebagai berikut. Adanya penderitaan dan kesengsaraan yang dialami oleh seluruh rakyat Adanya diskriminasi rasial Politik Drainage Pengaruh golongan peranakan Munculnya golongan kaum terpelajar Kenangan akan kejayaan masa lalu Adanya keinginan untuk melepaskan diri dari imperialisme Faktor ekstern yang mempengaruhi munculnya nasionalisme Indonesia adalah. Munculnya paham-paham baru (modern) dari Eropa, seperti liberalisme, humanisme, nasionalisme, dan komunisme Adanya gerakan Pan-Islamisme Kebangkitan pergerakan nasional bangsa terjajah di Asia-Afrika Kemenangan Jepang atas Rusia
Sikap yang cenderung merendahkan orang lain yang bukan golongannya
atau dianggap asing disebut etnosentrisme. Etnosentrisme adalah penilaian terhadap kebudayaan lain atas dasar nilai dan standar budaya sendiri. Sehingga dia memandang rendah kebudayaan orang lain. Primordialisme adalah pandangan yang memegang teguh hal-hal yang dibawa sejak kecil, baik tradisi, adat-istiadat, kepercayaan, maupun segala sesuatu yang ada di dalam lingkungan pertama. Mencintai produk dalam negeri bukan berarti sama sekali tidak memilih produk luar negeri atau benci pada produk luar negeri, melainkan percaya pada produk dalam negeri. Sikap yang seharusnya dilakukan terhadap masuknya produk-produk industri dari mancanegara yang menjadi ancaman serius terhadap produksi dalam negeri adalah dengan meningkatkan kemampuan diri agar tidak kalah dengan bangsa-bangsa lain. 51
Apatride adalah istilah untuk orang-orang yang tidak memiliki
kewarganegaraan, sedangkan bipatride adalah istilah untuk orang-orang yang memiliki kewarganegaraan ganda (dua).