You are on page 1of 2

Tantangan dalam proses percepatan pembangunan di Papua

Salah satu tujuan dari pembangunan tak lain adalah menciptakan kesejahteraan bagi
seluruh masyarakat (Conoras,2018). Namun dalam prosesnya, bukanlah hal yang mudah
bagi Papua untuk membangun daerahnya. Papua menghadapi berbagai tantangan dan
permasalahan sebagai akibat dari kelemahan-kelemahan yang berada dari dalam dan
ancaman dari luar. Namun apabila kekuatan yang dimiliki provinsi ini dikelola secara baik
dengan memanfaatkan peluang-peluang yang ada, maka kelemahan-kelemahan dan
ancaman tersebut dapat diminimalisir semaksimal mungkin, untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Berikut ialah beberapa tantangan yang dihadapi Papua tahun
2020-2024 :

1. Dalam konteks global


Dalam konteks global, Papua dihadapkan pada beberapa tantangan yaitu :
 Target SDG’s 2030 di Papua
Pada tahun 2014, Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) melakukan pembaruan
Millenium Development Goals (MDGs) dengan agenda pembangunan global yang
bernama Sustainable Development Goals (SDGs). Tujuan-tujuan yang tertuang
dalam SDGs merupakan penyempurnaan tujuan pembangunan MDGs. Melalui
mandat SDGs, PBB berupaya untuk mewujudkan sumberdaya manusia global yang
berkualitas, meningkatkan perekonomian global yang tidak mengesampingkan
kelestarian lingkungan dan pembangunan yang berkelanjutan. Tujuan
pembangunan berkelanjutan (SDGs) untuk 2016-2030 meliputi :
a.) Mengakhiri kemiskinan dalam segala bentuknya
b.) Mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan peningkatan gizi, dan
mempromosikan pertanian berkelanjutan
c.) Memastikan hidup sehat dan mempromosikan kesejahteraan bagi semua pada
segala usia
d.) Menjamin kualitas pendidikan inklusif dan adil dan mempromosikan kesempatan
belajar seumur hidup untuk semua
e.) Mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan semua perempuan dan anak
perempuan
f.) Memastikan ketersediaan dan pengelolaan air dan sanitasi yang berkelanjutan
g.) Menjamin akses energi modern yang terjangkau, dapat diandalkan, dan
berkelanjutan untuk semua
h.) Mempromosikan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan,
kesempatan kerja penuh dan produktif dan pekerjaan yang layak untuk semua
i.) Membangun infrastruktur tangguh, mempromosikan industrialisasi inklusif dan
berkelanjutan dan mendorong inovasi
j.) Mengurangi ketimpangan dalam dan di antara negara-negara
k.) Membuat kota-kota dan pemukiman manusia inklusif, aman, tangguh dan
berkelanjutan
l.) Memastikan pola-pola konsumsi dan produksi berkelanjutan
m.) Mengambil tindakan segera untuk memerangi perubahan iklim dan dampaknya
n.) Melestarikan dan memanfaatkan samudera, laut dan sumberdaya kelautan
untuk pembangunan berkelanjutan
o.) Melindungi, memulihkan dan meningkatkan pemanfaatan ekosistem darat dan
pengelolaan hutan yang berkelanjutan, memerangi desertifikasi, dan
menghentikan dan membalikkan degradasi lahan dan menghentikan hilangnya
keanekaragaman hayati
p.) Mempromosikan masyarakat yang damai dan inklusif untuk pembangunan
berkelanjutan, menyediakan akses terhadap keadilan bagi semua dan
membangun institusi yang efektif, akuntabel dan inklusif di semua tingkatan
q.) Memperkuat sarana pelaksanaan dan merevitalisasi kemitraan global untuk
pembangunan berkelanjutan
Sebagai upaya untuk mengakhiri kemiskinan, menanggulangi ketidaksetaraan,
mendorong hak asasi manusia dan memberikan perhatian terhadap keterkaitan
antara kemajuan sosial dan ekonomi serta perlindungan lingkungan hidup, 17
Tujuan dan 169 target sebagaimana tertuang dalam agenda SDGs dinilai sangat
relevan untuk konteks pembangunan Papua. Untuk itu, Provinsi Papua juga
berkomitmen untuk melaksanakan agenda-agenda SDGs yang targetnya dapat
tercapai pada tahun 2030.

 Isu lingkungan hidup di Pulau Papua


Isu lingkungan di Papua semakin parah. Konversi hutan Papua menjadi perkebunan
sawit telah berada pada tahap kritis. Tak hanya soal alih fungsi hutan menjadi
perkebunan kelapa sawit, permasalahan sampah pun menjadi isu yang serius dan
harus segera ditangani. Bahkan Papua pernah mengalamai banjir bandang yang
diakibatkan oleh penebangan liar di pegunungan Cyclops. Pegunungan ini adalah
salah satu dearah yang menjadi sumber mata air di Jayapura, akibat penggundulan
hutan dan juga masalah sampah yang tidak tertangani maka menyebabkan banjir.
Tidak hanya itu, wilayah pesisir Papua pun juga mengalami kondisi yang
memprihatinkan. Pengikisan pantai di Merauke akibat abrasi semakin parah.
Penambangan pasir liar dianggap sebagai biang terjadinya abrasi. 

 Perhatian internasional terkait isu hak-hak asasi manusia (HAM)


Sejak pria kulit hitam George Floyd mati di tangan polisi AS, perhatian terhadap
Papua mencuat. Orang melihat banyak persamaan antara rasisme sistemik yang
terjadi di Indonesia, terutama terhadap warga Papua, dan di AS. Pada saat yang
hampir bersamaan, Amnesty International Indonesia baru saja memberikan laporan
tentang kondisi HAM di Papua ke Komite Hak Asasi Manusia PBB. Menurut laporan
tersebut, selain diskriminasi ras, banyak isu lain di Papua yang tak kunjung selesai.

2. Dalam konteks nasional


Dalam konteks nasional, Papua dihadapkan pada tantangan berakhirnya kebijakan
Dana Otsus (yang jumlahnya 2% dari DAU Nasional) pada tahun 2022 serta perlunya
keterpaduan kebijakan dan program Kementerian/Lembaga untuk Papua.

3. Dalam konteks daerah


Dalam konteks daerah, Papua dihadapkan pada :
 Tantangan kemiskinan dan IPM yang rendah
Angka kemiskinan di Papua yaitu sebesar 26,55% atau tertinggi se-Indonesia.
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) pada tahun 2019 adalah 60,84 atau terendah
se-Indonesia.
 Lemahnya manajemen pelaksanaan otonomi khusus
 Kesenjangan ekonomi antar wilayah di pantai dan di pegunungan di Papua
 Masalah keamanan di wilayah pegunungan

Daftar Pustaka
RPJMD PAPUA 2019-2023
Conoras, M. & Hikmawati, N. (2018). Smart City Peluang dan Tantangan untuk Papua
Bangkit, Mandiri, dan Sejahtera. Konferensi Nasional Sistem Informasi 2018, 399-404.

You might also like