You are on page 1of 4

INTERPRETASI HASIL OLS ZONA NILAI LAHAN BATU

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan dengan OLS dapat ditarik kesimpulan bahwa
terdapat residual standar pada rentang yang cukup rendah (-0,5 sampai 0,5) didominasi
pada kelurahan Kelurahan Ngaglik, Kelurahan Songgokerto dan Kelurahan Sisir. Sebagian
besar kelurahan Sumberejo terlihat memiliki residual standar (nilai mutlak) yang paling
buruk pada performa model OLS untuk zona nilai tanah di Kecamatan Batu dengan nilai
< -2.5. Residual standar untuk blok zona nilai lahan secara umum berkisar pada rentang
dengan warna abu-abu dan jingga, sehingga dapat disimpulkan nilai residual standart
cukup rendah. Berikut merupakan hasil uji asumsi model OLS yang menunjukkan
performa dan signifikansi model OLS nilai lahan Kecamatan Batu secara keseluruhan:

Koefisien Determinasi (R2 )


Pada model OLS Nilai Tanah Kecamatan Batu dengan 3 variabel bebas diperoleh
koefisien determinasi (R-squared) sebesar 0,108966 dan koefisien determinasi
disesuaikan (adjusted R-squared) sebesar 0,078240. Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa proporsi variabel bebas (jarak ke kantor kecamatan, jarak ke Pasar Batu, luas
jalan) menjelaskan keragaman nilai tanah di daerah Batu sebesar 7,8240%. Dengan nilai
determinan sebesar 0,07 maka dapat dikatakan model OLS nilai tanah di Kabupaten
Batu berkinerja buruk. Sehingga harus dilihat pada uji statistik lainnya. Hasil residual plot
model regresi spasial menunjukkan pola vertikal yang berarti model regresi berkinerja
buruk.

Akaike’s Information Criterion (AICc)


Nilai AICc menunjukkan baik buruknya performa metode regresi spasial. Semakin kecil
nilai AICc maka model memiliki performa yang semakin baik. Nilai AICc sebesar 159.060
pada model OLS ini dapat dibandingkan dengan regresi yang dilakukan dengan metode
lain.

Signifikansi Model (Joint F & Wald Statistic)


Baik Joint F-Statistic maupun Joint Wald Statistic adalah ukuran signifikansi statistik
model OLS secara keseluruhan. Joint F-Statistic hanya dapat dipercaya jika statistik
Koenker (BP) tidak signifikan secara statistik. Jika statistik Koenker (BP) signifikan,
signifikansi model harus merujuk kepada Joint Wald Statistic untuk menentukan
signifikansi model secara keseluruhan. Hipotesis nol (H0) untuk kedua tes ini adalah
bahwa variabel independen dalam model OLS tidak efektif. Untuk tingkat kepercayaan
95 persen, nilai p-value lebih kecil dari 0,01.

Stasioneritas Model (Koenker BP)


Statistik Koenker (BP) digunakan untuk menentukan apakah variabel penjelas dalam
model memiliki hubungan yang konsisten dengan variabel dependen, baik dalam ruang
lingkup geografis maupun dalam ruang lingkup data. Hipotesis nol untuk pengujian ini
adalah mengenai model stasioner. Untuk tingkat kepercayaan 95 persen, p-value lebih
kecil dari 0,01 menunjukkan heteroskedastisitas dan atau non stasioneritas yang
signifikan secara statistik (model bias). Terlihat bahwa model OLS nilai lahan Kecamatan
Batu ini memiliki p-value 0,01 (<0,05) yang mana signifikan secara statistik. Hal ini
menunjukkan bahwa model OLS secara statistik memiliki model yang tidak konsisten.
Hal ini juga ditunjukkan oleh Robust Probability pada tabel report hasil performa OLS
dibawah yang secara umum tidak signifikan hanya DISTANCE_1 (Jarak ke Pasar) yang
signifikan ditandai dengan tanda bintang dibelakang nilai Robust Probability.

Nilai signifikan pada Koenker (BP) menunjukkan bahwa model tidak konsisten dalam
ruang geografis maupun dalam ruang data, sehingga proses spasial yang diwakili oleh
variabel independen tidak berkarakteristik sama di wilayah studi lainnya (tidak
stasioner). Selain itu, variasi hubungan antara nilai prediksi dan setiap variabel
independen pada model OLS nilai lahan Kecamatan Batu ini tidak konsisten dengan
perubahan besaran variabel (adanya heteroskedastisitas dalam model).

Uji Model Bias (Jarque-Berra)


Statistik Jarque-Bera menunjukkan apakah residual (nilai variabel dependen yang
diamati/diketahui dikurangi nilai prediksi/estimasi) terdistribusi normal atau tidak.
Hipotesis nol untuk pengujian ini adalah bahwa residual terdistribusi secara normal.
Terlihat pada hasil statistik Jarque-Berra bahwa nilai p-value kurang dari 0,05 yaitu
memiliki nilai 0.022876 sehingga ia signifikan secara statistik. Hal ini menunjukkan
bahwa model OLS nilai lahan Kecamatan Batu ini memiliki model yang bias. Model bias
ini dapat dilihat pada grafik hasil histogram standar model nilai lahan Kecamatan Batu
sebagai berikut:
Korelasi Variabel Independen dengan Variabel Dependen
Berdasarkan korelasi masing-masing variabel independent dengan variabel nilai lahan
Kecamatan Batu, terlihat bahwa variabel DISTANCE_1 (Jarak ke Pasar) memiliki korelasi
yang tinggi dengan nilai lahan Kecamatan Batu. Hal ini menunjukkan bahwa semakin
dekat blok lahan dengan jarak ke pasar, maka nilai lahan akan semakin tinggi. Namun,
tingginya korelasi antar keduanya tidak diikuti oleh korelasi variabel nilai lahan
Kecamatan Batu dengan variabel independent lainnya. DISTANCE (Jarak Ke Kantor
Kecamatan) dan LUAS (Luas Jalan) menunjukkan hubungan yang relatif rendah secara
statistik. Hal ini berarti performa model dengan R2 di atas 0.07 sebagian besar
dipengaruhi oleh luas jalan dan jarak ke kantor kecamatan.

You might also like