You are on page 1of 13

Jurnal Industria Vol 4 No 3 hal 116-128

Penerapan ISO Produk Cinnamon

ANALISIS PENERAPAN ISO 22000. MENGENAI PERENCANAAN


DAN REALISASI PRODUK
YANG AMAN (STUDI KASUS PADA PRODUK CINNAMON
GROUND 60 MESH DI PT X)

IMPLEMENTATION ANALYSIS OF ISO 22000 ABOUT PLANNING


AND REALIZATION OF SECURE PRODUCTS (CASE STUDY ON
CINNAMON GROUND 60 MESH PRODUCT IN PT X)

Marita Rahmawati1), Usman Effendi2), Mas’ud Effendi2)


1) Alumni Jurusan Teknologi Industri Pertanian Fak. Teknologi Pertanian Univ. Brawijaya
2) Staf pengajar Jurusan Teknologi Industri Pertanian Fak. Teknologi Pertanian Univ. Brawijaya
Email korespondensi: usman_eff@ub.ac.id

ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis perencanaan, pengembangan
proses, dan menentukan produk Cinnamon Ground 60 mesh yang aman berdasarkan
penerapan ISO 22000, mengidentifikasi tindakan perbaikan serta pencegahan yang
diperlukan untuk menghilangkan ketidaksesuaian. Metode dasar yang digunakan dalam
penelitian ini adalah deskriptif analisis. Pada proses produksi Cinnamon Ground 60 mesh
bahaya yang termasuk dalam CCP yaitu pada tahapan proses sortir benda asing (Metal
Detection). Semua raw material, packaging material dan produk akhir diberi identitas
jelas untuk memudahkan sistem Traceability. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tahap
OPRP mengelompokkan bahaya pada raw material, packaging material dan tahapan
proses produksi atau sesuai dengan hasil analisa bahaya.

Kata kunci: OPRP, CCP, Sistem Traceability

ABSTRACT

The purpose of this study was to analyze the planning, process development, and
determine the safe 60 Cinh Cinnamon Ground based on the application of ISO 22000,
identifying the corrective action and prevention necessary to eliminate nonconformities.
The basic method used in this research is descriptive analysis. In the Cinnamon Ground
60 mesh production process the dangers that are included in the CCP are at the stage of
the process of sorting foreign objects (Metal Detection). All raw materials, packaging
materials and finished products are given a clear identity to facilitate the Traceability
system. The results show that the OPRP stage classifies hazards to raw materials,
packaging materials and production process stages or in accordance with hazard
analysis results.

Keywords: OPRP, CCP, Traceability System

116
Jurnal Industria Vol 4 No 3 hal 116-128
Penerapan ISO Produk Cinnamon

PENDAHULUAN diidentifikasi (Wijaya, 2008). Sistem


keamanan pangan pada produk di PT X,
Kayu manis merupakan komoditas selama ini sudah dikendalikan dengan
penting dalam sektor pertanian yang penerapan sistem HACCP dan GMP,
masih harus dikembangkan serta membu- namun masih ada beberapa kekurangan
tuhkan penanganan serius. Pengembang- atau permasalahan sistem tersebut dalam
an ini bertujuan untuk menunjang laju perusahaan. Salah satunya, pada tahun
pertumbuhan perekonomian Indonesia, 2011 perusahaan mengalami kerugian
hal ini dikarenakan Indonesia merupakan dikarenakan banyak komplain dari para
salah satu penghasil kayu manis terbesar. importir khususnya untuk pemasalahan
Komoditas kayu manis yang dipasarkan jamur, pengemasan, dan moisture pada
harus benar-benar dapat menarik minat produk Cinnamon Ground 60 mesh.
pembeli untuk dapat bersaing di pasar Selain itu, importir menginginkan update
internasional dan kompetitif saat ini. Hal standar sistem keamanan pangan terbaru
ini perlu ditanamkan terhadap produsen sebagai acuan jaminan kepercayaan
bahwa di dalam produk yang akan mereka.
dipasarkan harus terdapat unsur jaminan Maka dari itu untuk memperbaiki
kepastian mutu (Ermina, 2010). sistem keamanan pangan yang ada pada
Masing-masing negara wajib PT X perlu adanya suatu analisis
memberlakukan kebijakan dan standar penerapan ISO 22000 yang merupakan
pangan untuk menjamin kesehatan integrasi dari HACCP dan GMP pada
konsumen dan menjamin pelaksanaan perusahaan tersebut, mengenai perenca-
etika perdagangan internasional yang naan dan realisasi produk yang aman
adil. Kebijakan dan standar pangan khususnya produk Cinnamon Ground 60
tersebut harus sesuai dengan standar mesh. Selama melakukan analisis, diten-
pangan internasional yang dibuat oleh tukan suatu strategi yang digunakan
Codex Alimentarius Commission (CAC). untuk menjamin pengendalian bahaya
Produsen produk pangan, baik untuk dengan mengkombinasikan prerequisite
konsumen lokal maupun kegiatan ekspor, programs (PRP), operational prerequi-
harus memenuhi peraturan pangan site (OPRP) dan rencana HACCP.
tersebut (Friana, 2006). The International Tujuan penelitian ini adalah
Organization for Standardization atau menganalisis perencanaan dan pengem-
ISO adalah organisasi yang mengem- bangan proses untuk menghasilkan
bangkan standar internasional yang dapat produk Cinnamon Ground 60 mesh yang
digunakan di seluruh dunia. ISO telah aman berdasarkan penerapan ISO 22000,
menerbitkan standar baru yaitu ISO menentukan produk Cinnamon Ground
22000 yang menjadi standar sistem 60 mesh yang aman sesuai dengan
manajemen keamanan pangan (Food standar ISO 22000 dan mengidentifikasi
Safety Management System). Penerapan tindakan perbaikan serta pencegahan
ISO 22000 dapat mencakup penerapan yang diperlukan untuk menghilangkan
HACCP dan GMP. ISO 22000 memper- ketidaksesuaian produk kayu manis
syaratkan bahwa semua bahaya yang ada bubuk.
dalam rantai makanan, termasuk bahaya Manfaat dari penelitian ini adalah
yang berhubungan dengan proses dan diharapkan dapat memberikan rekomen-
fasilitas yang digunakan, ditinjau dan dasi bagi perusahaan dalam penerapan

117
Jurnal Industria Vol 4 No 3 hal 116-128
Penerapan ISO Produk Cinnamon

ISO 22000, sehingga dapat lebih yang dilakukan dalam suatu penelitian.
menjamin keamanan produk yang Berikut diagram alir prosedur dalam
dihasilkan, meningkatkan kepercayaan penelitian seperti pada gambar 1.
konsumen, meningkatkan produktivitas Batasan masalah pada penelitian ini
dan efisiensi organisasi, meningkatkan adalah dimensi yang diukur, perencana-
kualitas sumber daya manusia, menjamin an dan realisasi produk yang aman pada
sistem perbaikan yang berkesinambungan penerapan ISO 22000 dilakukan sampai
dan industri dapat bersaing dalam pada tahap pengendalian ketidaksesuaian
perdagangan global. produk, serta perencanaan dan realisasi
produk yang aman pada penerapan ISO
METODE PENELITIAN 22000 tidak membahas anak sub-bab
mengenai pembentukan tim keamanan
Penelitian dilaksanakan di PT X pangan pada sub-bab langkah pendahulu-
yang berlokasi di Jl. Timor Blok E1, an untuk melakukan analisis bahaya
Cikarang Barat, Bekasi. Kegiatan ini
dilakukan pada Departemen Quality HASIL DAN PEMBAHASAN
Assurance. Penelitian ini dilaksanakan
mulai Tanggal 17 Oktober 2011 sampai Menentukan Pre-Requisite Program
dengan 16 Maret 2012. Pengolahan data (PRP)
dilaksanakan di Laboratorium Komputasi PRP (Pre-Requisite Program)
dan Analisis Sistem, Jurusan Teknologi ditetapkan sebagai prosedur yang
Industri Pertanian, Fakultas Teknologi digunakan untuk mengontrol kondisi di
Pertanian, Universitas Brawijaya, lingkungan perusahaan dalam memberi-
Malang. kan kontribusi keamanan semua produk
Prosedur penelitian merupakan untuk memastikan bahwa makanan atau
langkah-langkah yang saling berkaitan produk tersebut aman dikonsumsi

Survey Pendahuluan Studi Literatur

Identifikasi dan Perumusan Masalah

Pengumpulan Data
Observasi, Wawancara, Dokumentasi

Pengolahan dan Analisa Data

- Menetapkan Pre-requisite Program (PRP)


- Penentuan langkah pendahuluan untuk analisa bahaya
- Melakukan analisa bahaya produk berdasarkan jenis bahaya, pengendalian
bahaya dan menetukan penilaian dengan Matrik Analisa Boevee
- Menentukan OPRP berdasarkan pohon keputusan CCP dan hasil penilaian
Matrik Analisa Boevee
- Menetapkan HACCP plan
- Melakukan pengendalian ketidaksesuaian produk dari hasil report custumer
complaint dan memberikan rekomendasi untuk penanganan ketidaksesuaian
dan keamanan produk untuk menjamin realisasi produk aman sampai pada
konsumen.

Pembahasan

Kesimpulan dan Saran

Gambar 1. Diagram Alir Prosedur Penelitian

118
Jurnal Industria Vol 4 No 3 hal 116-128
Penerapan ISO Produk Cinnamon

manusia setiap saat. PT X mempertim- keamanan pangan pada raw material


bangkan dokumentasi PRP sebagai yaitu kulit kayu manis tidak bercampur
pondasi dari Food Safety Management. dengan benda asing dan tidak berjamur.
HACCP bukan suatu program yang Bahan pengemas yang digunakan
berdiri sendiri melainkan bagian terbesar pada produk Cinnamon Ground 60 mesh
dari kontrol program. Implementasi dari dibagi menjadi 3 kategori bahan penge-
HACCP sangat bergantung pada mas yaitu untuk kemasan primer
pelaksanaan PRP. PRP harus dikembang- menggunakan plastik LLDPE, kemasan
kan, diimplementasikan dan didokumen- sekunder menggunakan kardus box CBF
tasikan. Jika ada beberapa bagian dari (Corrugated Box Factory), dan untuk
PRP tidak memenuhi pengontrolan, kemasan tersier menggunakan shrink film
penambahan CCP harus diidentifika- dan pallet. Metode pengemasan yang
sikan. PRP diimplementasikan di area digunakan pada produk Cinnamon
produksi/sistem pemroseasan makanan Ground 60 mesh adalah metode penge-
(food manufacturer) dan lingkungan masan vakum, yaitu metode pengemasan
sekitar pabrik. dengan mengeluarkan udara dari kemas-
an dan kemasan ditutup rapat untuk
Langkah Pendahuluan untuk Melaku- membuat kondisi vakum terjadi di dalam
kan Analisa Bahaya kemasan. Target pengguna atau
Produk akhir pada PT X yang konsumen untuk produk Cinnamon
dianalisa adalah produk cinnamon Ground 60 mesh yaitu retail, industri
ground konvensional dengan ukuran 60 makanan, industri roti, bahan tambahan
mesh. Bahan baku (raw material) pada restoran dan industri obat.
produk Cinnamon Ground 60 mesh
adalah kulit kayu manis jenis Cinna- Analisa Bahaya
momum burmannii 100% dan tidak Langkah pendahuluan untuk mela-
mengandung bahan tambahan (aditif) kukan analisa bahaya adalah menyusun
dengan jenis kulit kayu manis grade KF terlebih dahulu karakteristik produk
dan KS. Kulit manis grade KF adalah akhir, bahan baku dan bahan kemasan.
kulit manis yang sudah dikeringkan Produk akhir harus bebas dari benda
dengan ketebalan kulit minimal 2,5 mm asing seperti rambut, kerikil, logam
untuk konvensional, dengan kadar serangga, plastik dan lain-lain. Bahan
minyak minimal 3,0%, kadar air baku adalah kulit kayu manis jenis
maksimal 18%, dan berwarna coklat Cinnamomum burmannii 100% dan tidak
kemerahan. Sedangkan untuk kulit kayu mengandung bahan tambahan (aditif)
manis grade KS adalah kulit kayu manis dengan jenis kulit kayu manis grade KF
yang sudah dikeringkan dengan ketebal- (ketebalan minimal 2.5 mm) dan KS
an kulit minimal 1,75 mm untuk (ketebalan 1.75 mm). Bahan pengemas
konvensional, dengan kadar minyak yang digunakan pada produk Cinnamon
minimal 2,5%, kadar air maksimal 18%, Ground 60 mesh dibagi menjadi 3
dan berwarna coklat terang. Karakteristik kategori bahan pengemas untuk kemasan

119
Jurnal Industria Vol 4 No 3 hal 116-128
Penerapan ISO Produk Cinnamon

Gambar 2. Diagram Alir Produk Cinnamon Ground 60 mesh Bagian 1 (Sumber PT X)


120
Jurnal Industria Vol 4 No 3 hal 116-128
Penerapan ISO Produk Cinnamon

Gambar 2. Diagram Alir Produk Cinnamon Ground 60 mesh Bagian 2 (Sumber PT X)

121
Jurnal Industria Vol 4 No 3 hal 116-128
Penerapan ISO Produk Cinnamon

primer menggunakan plastik LLDPE, Cinnamon Ground 60 mesh dalam


kemasan sekunder menggunakan kardus kondisi terkemas atau berada dalam
box CBF (Corrugated Box Factory) dan kemasan.
untuk kemasan tersier menggunakan
shrink film dan pallet. Metode pengemas- Proses produksi
an yang digunakan pada produk Dilakukan mulai pada tahap
Cinnamon Ground 60 mesh adalah penerimaan bahan baku sampai dengan
metode pengemasan vakum, yaitu tahap produk akhir siap diekspor sesuai
metode pengemasan dengan mengeluar- diagram alir proses produksi dan harus
kan udara dari kemasan dan kemasan didentifikasi sedetail-detailnya secara
ditutup rapat untuk membuat kondisi keseluruhan berdasarkan ketentuan pada
vakum terjadi di dalam kemasan. penerapan ISO 22000
Pada tahap ini dilakukan analisa
bahaya secara keseluruhan dengan Penilaian Bahaya
langkah awal dengan membuat daftar Sebelum dilakukan penilaian
bahaya yang mungkin terjadi pada tiap dilakukan penentuan peluang terjadinya
tahap proses mulai dari bahan masuk bahaya dengan melihat dari frekuensi
sampai produk akhir. Identifikasi bahaya terjadinya bahaya pada setiap bahan
terdiri dari analisa bahaya dan analisa baku, bahan pengemas dan proses.
resiko. Analisis bahaya merupakan Kemudian dilakukan penilaian berdasar-
evaluasi secara sistematik terhadap kan pada penentuan tingkat signifikan
bahaya yang mungkin muncul pada bahaya. Sesuai dengan Thaheer (2005),
produk dan bahan baku untuk menentu- penilaian bahaya dilakukan berdasarkan
kan resiko. Bahaya yang berpotensi analisis resikonya dengan menggunakan
muncul pada produk dapat berasal dari pendekatan Matrik Boevee dan penilaian
material, mesin, metode dalam proses, bahaya dilakukan oleh Leader FSTL
manusia dan lingkungan sekitar tempat (Food Safety Team Leader) pada PT X.
kerja. Resiko keamanan pangan yang Pada kayu manis, bahaya fisik
diperiksa meliputi aspek kontaminasi dibagi menjadi dua kategori bahaya.
bahan kimia, fisik dan biologi. Pertama bahaya fisik yang terdiri dari
Identifikasi bahaya dan penentuan logam dan serpihan kaca. Berdasarkan
acceptable pada produk Cinnamon peluang kemungkinan kemunculan atau
Ground 60 mesh yaitu: ditemukan bahaya tersebut sering terjadi
Raw material lebih dari 1 kasus dalam 1 tahun,
Kulit kayu manis konvensional yang sehingga bahaya logam dan serpihan
bebas dari bahaya fisik (logam besi dan kaca masuk dalam kategori high (3).
lain-lain) dan bahaya kimia (seperti Dilihat dari segi tingkat keparahan dari
pestisida, logam berat, dan aflatoksin). bahaya tersebut apabila terkomsumsi atau
dikonsumsi oleh manusia masuk dalam
Packaging material kategori high (3), karena dapat
Pada kemasan plastik LLDPE menyebabkan sakit parah atau kematian.
sebagai kemasan primer dan kardus box Pada tahapan proses penilaian
CBF sebagai kemasan sekunder. Hal ini bahaya dilakukan mulai dari tahap
dikarenakan kedua kemasan tersebut penerimaan bahan baku sampai dengan
kontak langsung dengan produk dan pada tahap produk siap diekspor. Metode
sebagai pengendali keamanan produk penilaian yang dilakukan sama dengan

122
Jurnal Industria Vol 4 No 3 hal 116-128
Penerapan ISO Produk Cinnamon

penilaian bahaya pada raw material dan ada bahaya yang dikendalikan oleh CCP
packaging material yaitu menggunakan karena apabila terjadi raw material dan
pendekatan Matrik Boevee. packaging material tersebut tidak layak
Ketentuan dalam menentukan raw masuk proses atau harus direject. Bahaya
material, packaging material dan tahapan yang termasuk bukan CCP pada raw
proses termasuk dalam PRP, OPRP atau material dan packaging material
HACCP Plan dilihat dari hasil Analisis dikendalikan oleh OPRP yang akan
Resiko Boevee dan tingkat resikonya menjadi titik fokus pengendali yang sama
yaitu apabila resikonya low (2,3), maka kuatnya dengan CCP. Bahaya yang
bahaya tersebut dikendalikan dengan teridentifikasi tidak signifikan pada raw
PRP, apabila resikonya medium (4), material dan packaging material bukan
maka bahaya tersebut dikendalikan berarti tidak dilakukan pengendalian,
dengan PRP atau OPRP (dipilih akan tetapi dikendalikan dengan PRP.
berdasarkan tingkat keparahan/score) dan Mengetahui hasil dari penentuan Raw
apabila resikonya high (5,6), maka Material Decision Tree pada raw
tindakan pengendaliannya dapat berupa material dan packaging material
OPRP atau HACCP Plan (dipilih melalui
Codex Decision Tree) (ISO, 2004). Penentuan Operation Pre-requisite
Berikut penjabaran penentuan CCP Program (OPRP)
dengan Raw Material Decision Tree pada Pada tahap ini dilakukan
bahaya fisik yaitu logam dan serpihan pengelompokkan bahaya pada tahap apa
kaca pada kayu manis yang merupakan saja yang masuk dalam kategori OPR
bahaya signifikan. pada raw material, packaging material
Bahaya-bahaya yang lain pada raw dan tahapan proses produksi berdasarkan
material dan packaging material atau sesuai dengan hasil pada tahap
berdasarkan penilaian termasuk analisa bahaya. Tahap-tahap yang
signifikan akan dilakukan penentuan termasuk dalam OPRP ditetapkan
dalam Raw Material Decision Tree tindakan pengendalian dengan tujuan
seperti penjabaran di atas. Hasil dari Raw mencegah, menghilangkan, atau mere-
Material Decision Tree, dalam raw duksi bahaya keamanan produk sampai
material dan packaging material tidak tingkat penerimaan yang telah ditetapkan.

Tabel 1. Raw material dan packaging material yang termasuk dalam OPRP
Kategori Bahaya Jenis OPRP
Bahan Kayu manis Fisik Logam serpihan kaca 1
konvensional Kimia Pestisida 2
Logam berat 3
Aflatoksin 4
Biologi E. coli 5
Kardus box CBF Fisik Logam 6
Proses Sortir benda asing Fisik Logam 1
(REM)
Impurity Fisik Serpihan tali raffia, rambut, kerikil batu 1
Pengayakan Fisik N/I (serpihan tali raffia, rambut, 1
(sifting) serpihan kerikil)
N/I (pasir logam dan non logam)
Sortir benda asing Fisik N/I (serpihan logam) 1
(REM) N/I (pasir logam)

123
Jurnal Industria Vol 4 No 3 hal 116-128
Penerapan ISO Produk Cinnamon

Raw material dan packaging material relevan yang mencakup pengukuran dan
yang termasuk dalam OPRP tampak pada observasi yang memberikan hasil dalam
Tabel 1. jangka waktu yang cukup, alat
Pemantauan dilakukan pada tiap-tiap pemantauan yang digunakan, metode
OPRP untuk menunjukkan implementasi kalibrasi yang diterapkan, frekuensi
OPRP. Prosedur pemantauan berdasarkan pemantauan, penanggung jawab dan
kaidah 1H 4W (How, What, Where, wewenang yang berkaitan dengan
When, Who) (Thaheer, 2005). Tahap pemantauan dan evaluasi hasil peman-
selanjutnya dilakukan penetapan tindakan tauan, serta persyaratan dan metode
korektif dan koreksi yang dilakukan pencatatan. Tahap selanjutnya dilakukan
apabila OPRP tidak terkendali, dengan penetapan tindakan korektif dan koreksi
tujuan untuk menjamin eliminasi potensi yang dilakukan apabila CCP tidak
bahaya dan mengendalikan proses. terkendali, dengan tujuan untuk menja-
Dalam pelaksanaannya tindakan koreksi min eliminasi potensi bahaya, mengen-
dibuat spesifik untuk setiap OPRP dalikan proses, dan memastikan bahwa
dengan menunjuk personil yang CCP dalam kondisi terkendali. Dalam
bertanggung jawab dalam menangani pelaksanaannya tindakan koreksi dibuat
OPRP dan menyimpan catatan hasil spesifik untuk CCP dengan menunjuk
pemantauan personil yang bertanggung jawab dalam
menangani CCP dan menyimpan catatan
Menetapkan Rencana HACCP hasil pemantauan (Thaheer, 2005).
(HACCP plan)
Rencana HACCP ditetapkan dan Perencanaan Verifikasi
didokumentasikan untuk mengendalikan Validasi dilakukan terhadap tindak-
CCP yang teridentifikasi pada saat an pengendalian atau kombinasi tindakan
analisa bahaya (Mayes, 2001). Pada pengendalian yang ditetapkan dalam
proses produksi Cinnamon Ground 60 rencana HACCP dan operasional PRP
mesh bahaya yang termasuk dalam CCP sebelum diterapkan guna memberikan
sesuai dengan hasil analisa bahaya yaitu keyakinan bahwa tindakan pengendalian
pada tahapan proses sortir benda asing yang dipilih mampu dan efektif
(Metal Detection). Kategori bahaya mengendalikan bahaya keamanan pangan
tersebut adalah bahaya fisik non ferrous dengan menghilangkan atau menurunkan
dengan sumber bahaya dari raw material sampai tingkat penerimaan yang ditetap-
dan crushing. Dalam rencana HACCP kan, sehingga produk dinyatakan aman
selain menetapkan tindakan pengendali- dikonsumsi dan tidak memberikan
an, batas kritis juga ditetapkan untuk dampak terhadap kesehatan manusia dan
memastikan tingkat penerimaan bahaya melakukan tindakan apabila terdapat
pada produk akhir yang teridentifikasi indikasi bahwa tindakan pengendalian
tidak terlampaui. Batas kritis yang tidak mampu dan tidak efektif
ditetapkan pada bahaya non ferrous pada mengendalikan bahaya, dengan melaku-
metal detectioan yaitu dengan ukuran kan penilaian ulang dan bila perlu
ferrous 0,9 mm, non ferrous 1,0 mm, dilakukan modifikasi terhadap tindakan
stainless steel 1,3 mm dan threshold pengendalian atau perubahan bahan baku,
value antara 100-300. teknologi manufaktur, karakteristik
Prosedur pemantauan terdiri dari produk akhir, metode distribusi dan/ atau
prosedur intruksi dan catatan yang rencana penggunaan produk akhir.

124
Jurnal Industria Vol 4 No 3 hal 116-128
Penerapan ISO Produk Cinnamon

Perencanaan verifikasi memuat analisis bahan baku dan pengemas dari


tentang tujuan, metode, frekuensi, tiap-tiap supplier, apakah sudah
penanggung jawab dan rekaman. memenuhi standar yang ditentukan oleh
Aktifitas dalam perencanaan verifikasi perusahaan.
yang dilakukan pada PT X meliputi Sistem telusur pada produk akhir
verifikasi implementasi PRP, verifikasi dengan melakukan identifikasi produk
implementasi dan dokumentasi HACCP, akhir yang disimpan di warehouse finish
verifikasi diagram alir proses, verifikasi good, identitas yang digunakan dalam
spesifikasi bahan baku, verifikasi CCP, pelabelan meliputi nama produk, kode
dan verifikasi alat yang digunakan produk, tanggal pembuatan produk,
sebagai pemantau OPRP dan CCP. Audit nomor pallet, berat bersih, barcode,
internal dilakukan oleh pihak Food Safety nomor lot produk, logo kosher (standar
Team yang independen dan dilaksanakan halal yahudi), logo halal, nomor dan logo
paling sedikit 6 bulan sekali. Audit yang sertifikasi (GMP, HACCP, ISO 9001,
dilakukan meliputi seluruh departemen ISO 22000, SSOP), asal negara, dan
dan karyawan dengan pengambilan alamat pabrik. Identifikasi bertujuan
secara acak, tanpa pemberitahuan terlebih untuk memastikan sistem FIFO berjalan
dahulu (Surak dan Steven, 2007). Hal ini dengan baik dan memudahkan telusur
untuk mendapatkan hasil efektif dalam balik apabila terjadi masalah dengan
mengukur pemahaman dalam implemen- produk yang dihasilkan.
tasi ISO 22000 khususnya yang Tindakan telusur (traceability) pada
mencakup tindakan pendukung pengen- PT X hanya dilakukan sampai pada pihak
dalian OPRP dan CCP. konsumen. Pengiriman produk menggu-
nakan truk container dari pihak jasa yang
Traceability System bekerja sama dengan perusahaan.
Semua raw material dan packaging Sebelum memasukkan barang ke dalam
material diberi identitas jelas berupa truk container untuk di ekspor, pihak
status bahan, kode internal, tanggal warehouse dan QA melakukan fumigasi,
kedatangan barang, sedangkan pada dan pengecekan kebocoran container
produk akhir diberi identitas mengenai sebagai tahap pencegahan dan menjamin
status finished product dan informasi keamanan pangan. Apabila memenuhi
jumlah dalam satu pallet. Sistem telusur syarat dan sesuai ketentuan perusahaan
yang dilakukan pada raw material dan akan memberikan surat jalan untuk
packaging material untuk mempermudah mendistribusikan dan pihak jasa yang
monitoring, memudahkan pemakaian dan bertanggung jawab penuh pada produk
mencegah kontaminasi silang yaitu dalam kondisi aman sampai ke tangan
dengan melakukan pelabelan setiap konsumen bukan PT X, sehingga apabila
kedatangan bahan baku dengan setiap terjadi masalah dalam distribusi misalnya
bahan baku memiliki kode berdasarkan menyebabkan produk menjadi rusak atau
supplier masing-masing sesuai dengan tidak sesuai ketentuan, pihak perusahaan
List of Approved Supplier pada tidak bertangung jawab akan tetapi pihak
departemen Warehouse dan QC, kode jasa pengiriman yang bertanggung jawab
pallet, jumlah karung, jenis bahan baku, sepenuhnya. Memastikan sistem telusur
nomor lot, berat bersih, dan penanggung (traceability) dapat berjalan dengan baik
jawab (PIC). Tujuan pelabelan tersebut dilakukan simulasi atau mock recall
untuk memudahkan QC untuk melakukan secara berkala minimal 6 bulan sekali.

125
Jurnal Industria Vol 4 No 3 hal 116-128
Penerapan ISO Produk Cinnamon

Pengendalian Ketidaksesuaian terhadap jaminan keamanan dan kualitas


Ketidaksesuaian produk dapat produk yang diterapkan pada PT X.
terjadi selama proses produksi maupun Ketidaksesuaian yang ditemukan
sudah sampai ke tangan konsumen dari customer complain terdapat suatu
(Yuliasari, 2007). Ketidaksesuaian yang masalah yang signifikan yaitu ditemukan
sudah sampai ke tangan konsumen akan benda asing berupa razor blade yang
menimbulkan suatu ketidakpuasan lolos sampai ke tangan konsumen, hal ini
konsumen atau yang disebut dengan sangat membahayakan konsumen apabila
komplain customer. Laporan ketidakse- razor blade juga ditemukan dalam
uaian yang menyebabkan komplainnya serpihan-serpihan yang bercampur
para customer pada produk akhir PT X dengan Cinnamon Ground 60 mesh dan
pada periode tahun 2011 sering terjadi terkonsumsi oleh konsumen, maka dari
hampir setiap bulan untuk hampir semua itu perlu adanya penanganan serius agar
produk, tidak terkecuali produk sumber permasalahan dapat ditemukan
Cinnamon Ground 60 mesh. Komplain dan tidak terulang kembali. Bahaya yang
customer pada produk Cinnamon Ground timbul tersebut menyatakan bahwa batas
60 mesh tersebut dinilai dari berbagai kritis CCP pada proses produksi Cinna-
masalah mulai dari warna yang tidak mon Ground 60 mesh terlampaui atau
sesuai, spesifikasi untuk kadar air dan OPRP kehilangan kendali sehingga perlu
ukuran mesh customer berbeda dengan dilakukan tindakan koreksi ulang
spesifikasi pada PT X, pengemasan yang sebelum produk dinyatakan release.
tidak tepat/ sesuai, kelembaban tinggi, Tindakan koreksi dilakukan untuk
warna dan rasa berbeda dalam 1 pallet, mengetahui penyebab razor blade lolos
terdapat benda asing logam, dan dari Metal Detector yang menyebabkan
kerusakan kayu pallet. batas kritis CCP terlampaui sehingga
Ketidaksesuaian yang terjadi dalam CCP dalam keadaan tidak terkendali.
proses produksi merupakan hasil dari Tindakan koreksi harus segera diambil
pengujian sampel pihak QC pada tahap untuk dapat mencegah dan menghilang-
proses pengemasan, karena pada tahap kan bahaya tersebut sehingga ketidakse-
ini pihak QC yang menentukan apakah suaian tersebut tidak terulang. Tindakan
produk ini release, hold atau reject. koreksi yang diambil dalam penanganan
Produk release akan disimpan dalam masalah ini adalah dengan melakukan
warehouse finish good dan siap untuk tinjauan ulang ketidaksesuaian dengan
diekspor, sedangkan yang hold akan mengumpulkan informasi sebanyak-
dilakukan penanganan lebih lanjut apa banyaknya dari karyawan produksi yang
bisa di-rework atau harus di-reject. melakukan proses produksi pada produk
Ketidaksesuaian yang terjadi sebelum tersebut berdasarkan sistem telusur dari
produk di-release masih mudah dilaku- lot produk yang tidak sesuai tersebut, hal
kan pemantauan dan pengendalian ini karena produk sudah ditangan
sampai batas titik aman untuk dikonsum- konsumen dan perusahaan tidak dapat
si, akan tetapi untuk ketidaksesuaian melakukan pengecekan secara langsung
produk yang sudah sampai ke tangan terhadap produk. Langkah selanjutnya
konsumen harus dilakukan negosiasi meninjau ulang hasil pemantauan pada
apakah perlu dilakukan discount atau hari proses itu berlangsung, mencari
recall. Tindakan tersebut perlu dilakukan penyebabnya dengan melakukan inspeksi
untuk menjaga kepercayaan konsumen lapangan dan pengecekan terhadap mesin

126
Jurnal Industria Vol 4 No 3 hal 116-128
Penerapan ISO Produk Cinnamon

produksi apakah ada yang rusak atau membuang produk yang ditarik dengan
cacat, kemudian dilakukan evaluasi agar syarat bahwa bukti pembuangan dari
ketidaksesuaian tidak terulang kembali produk yang ditarik harus disampaikan
dengan menerapkan dan menentukan kepada PT X (misalnya melalui video
bahwa barang yang menyerupai razor dan gambar dari pihak konsumen).
blade seperti gunting dan cutter yang
terdapat di area industri dikumpulkan dan KESIMPULAN
diamankan untuk dilakukan pengenda-
lian. Tindakan korektif yang telah Hasil penelitian pada PT X
ditetapkan harus efektif dalam mengen- menunjukkan bahwa analisa bahaya pada
dalikan ketidaksesuaian agar tidak penerapan ISO 22000:2005 tidak hanya
terulang. untuk tiap tahap proses produksi,
Produk tidak sesuai yang berada melainkan raw material dan packaging
ditangan konsumen harus ditetapkan material.
sebagai produk yang tidak aman Pada proses produksi Cinnamon
meskipun sudah berada di luar kendali Ground 60 mesh bahaya yang termasuk
perusahaan dan memulai tindakan dalam CCP yaitu pada tahapan proses
penarikan produk (Blanc, 2006). sortir benda asing (Metal Detection) pada
Penarikan (Recall) produk dilakukan oleh tahapan proses no. 14. Dilakukan pene-
pihak QA yang diberi wewenang dan tapan tindakan korektif dan koreksi yang
penanggung jawab dalam jaminan dilakukan apabila CCP tidak terkendali.
keamanan pangan. Produk yang ditarik Ketidaksesuaian yang ditemukan dari
dari pelanggan diganti dengan jenis customer complain perlu dilakukan
produk yang sama sebagai tindak tindakan koreksi ulang sebelum produk
tanggung jawab atas ketidakpuasan dinyatakan release. Dilakukan evaluasi
konsumen. Produk yang ditarik diaman- agar ketidaksesuaian tidak terulang
kan, diawasi dan dilakukan pengujian kembali dengan menerapkan dan
ulang oleh pihak QC guna mengetahui menentukan bahwa barang yang menye-
tingkat bahaya tersebut dapat dihilangkan rupai razor blade seperti gunting dan
dengan diproses ulang untuk memastikan cutter yang terdapat di area industri
produk tersebut aman atau harus di-reject dikumpulkan dan diamankan untuk
dikarenakan bahaya tersebut tidak bisa dilakukan pengendalian.
dihilangkan dengan proses ulang. Proses
ulang dilakukan dengan pengawasan DAFTAR PUSTAKA
ketat untuk memastikan produk aman dan
memenuhi syarat release dalam penguji- Blanc, D. 2006. ISO 22000 from Intent
an yang dilakukan pihak QC selama to Implementaeion. ISO
proses rework tersebut, sedangkan Management system, Vol. May-
produk yang di-reject juga dilakukan June 2006 Page: 7-11.
pengawasan sampai produk dihancurkan. Ermina. 2010. Jaminan Keamanan
Penyebab, jangkauan dan hasil penarikan Pangan dengan Sistem
produk dicatat dan dilaporkan kepada top HACCP. http://www2.bbpp-
management sebagai masukan tinjauan lembang.info/index.php. Pada
manajemen. PT X memberikan suatu Tanggal 11 Agustus 2011.
otorasi bagi pelanggan yang menerima Friana, V. 2006. Pengembangan SMKP
produk dalam ketidaksesuaian untuk dan Harmonisasi Standar ISO

127
Jurnal Industria Vol 4 No 3 hal 116-128
Penerapan ISO Produk Cinnamon

22000 di PT Central Pertiwi


Bahari. Skripsi FTP. IPB.
Bogor.
ISO 22000. 2004. Guidance on The Use
of The Standard.
www.foodnet.cz/ soubor.php.
Diakses Pada Tanggal 16
okttober 2012.
Mayes J. 2001. HACCP: Principles and
Applications.Van Nostrand
Reinhold New. New York.
Surak, J.G. and Steven Wilson. 2007.
The Certified HACCP Auditor
Handbook. ASQ Quality Press.
USA.
Thaheer, H. 2005. Sistem Manajemen
HACCP. PT Bumi Aksara.
Jakarta.
Wijaya, R. 2008. Penerapan ISO 22000
Untuk Industri Pangan. Buletin
URS News. Page 4-5.
Yuliasari, I. 2007. Analisis Penerapan
ISO 9001:2000 Mengenai
Ketidaksesuaian Produk di PT
Indocement Tunggal Prakarsa,
Tbk.
www.gunadarma.ac.id/library/ar
ticles/graduate/Artikel_30402556
.pdf. Pada Tanggal 15 September
2011.

128

You might also like