Professional Documents
Culture Documents
Ad Art Ifi 2022
Ad Art Ifi 2022
Bahwa untuk mencapai kehidupan masyarakat yang sehat dan sejahtera yang
berasaskan Pancasila dan berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945 di dalam wadah Negara
Kesatuan Republik Indonesia, perlu fisioterapis yang professional, kuat, mandiri, dan
independen yang berpegang teguh kepada Sumpah Profesi Fisioterapis dan Kode Etik
Fisioterapis Indonesia. Untuk itu sumber daya manusia yang unggul, asosiasi profesi yang
solid, dunia pendidikan yang mumpuni, struktur dan infra struktur keprofesian yang baik,
serta sistem kesehatan nasional yang tersinergi yang mencerminkan penghormatan pada
masing-masing profesi.
Bahwa untuk mencapai cita-cita, maksud dan tujuan organisasi tersebut disusun
kebijakan- kebijakan, upaya-upaya serta langkah-langkah yang konkrit dan terarah dan
berpedoman pada Anggaran Dasar sebagai berikut :
BAB I
NAMA, WAKTU, DAN KEDUDUKAN
Pasal 1
Organisasi ini bernama “Ikatan Fisioterapi Indonesia” disingkat IFI dan dalam bahasa
inggris disebut Indonesian Physiotherapy Association disingkat IPA
Pasal 2
Organisasi fisioterapi didirikan di Surakarta pada tanggal 10 Juni 1968 untuk jangka
waktu tidak di tentukan dan telah disahkan pemerintah.
Pasal 3
Induk organisasi IFI berkedudukan di Ibu Kota Negara Kesatuan Republik Indonesia.
BAB II
ASAS DAN DASAR
Pasal 4
Azas dan Dasar Ikatan Fisioterapi Indonesia Pancasila dan Undang-Undang Dasar
1945
BAB III
ATRIBUT
Pasal 5
Atribut organisasi terdiri dari Lambang, Panji Organisasi, Hymne dan Mars di tetapkan
oleh Kongres Nasional Fisioterapi Indonesia
BAB IV
STATUS
Pasal 6
a. Ikatan Fisioterapi Indonesia adalah satu-satunya organisasi profesi fisioterapi di
Indonesia yang bersifat independent dan nirlaba.
BAB V
TUJUAN,PERAN DAN FUNGSI
Pasal 7
1. Ikatan Fisioterapi Indonesia bertujuan untuk mewujudkan kesehatan nasional
sebagaimana dicita-citakan dalam Pembukaan UUD 1945 melalui fisioterapis yang
professional, mandiri dan bermartabat.
2. Ikatan Fisioterapi Indonesia berperan sebagai mitra strategis pemerintah dan swasta,
yang secara aktif meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Indonesia.
3. Ikatan Fisioterapi Indonesia berfungsi sebagai pemersatu, Pembina, pengawas dan
pemberdaya fisioterapis di Indonesia
BAB VI
USAHA
Pasal 8
Ikatan Fisioterapi Indonesia melakukan usaha-usaha dan kegiatan kegiatan sebagai berikut
:
4. Melakukan komunikasi aktif dan kerjasama dengan organisasi- organisasi sejenis baik
antar negara, tingkat regional maupun Internasional di bidang riset, pengetahuan,
pendidikan, tehnologi dan profesi.
8. Melaksanakan usaha-usaha lain yang berguna untuk mencapai tujuan sepanjang tidak
bertentangan dengan asas, dasar, dan status Ikatan Fisioterapi Indonesia.
9. Ikut aktif menciptakan dan memelihara sistem kesehatan nasional yang bermartabat.
BAB VII
KEANGGOTAAN
Pasal 9
Anggota Ikatan Fisioterapi Indonesia terdiri dari :
1. Anggota Biasa
3. Anggota Kehormatan.
BAB VIII
PERMUSYAWARATAN STRUKTUR KEPEMIMPINAN DAN PERATURAN
Pasal 10
Permusyawaratan
Permusyawaratan tertinggi organisasi secara berjenjang adalah sebagai berikut :
1. Kongres Nasional,
3. Musyawarah Daerah,
5. Musyawarah Komisariat.
Pasal 11
Struktur Kepemimpinan
Tingkat Pusat
Terdiri dari Pengurus Pusat Ikatan Fisioterapi Indonesia, Kolegium Fisioterapi (KF),
Majelis Kehormatan Etik dan Disiplin Fisioterapi (MKEDF) yang masing-masing memiliki
wewenang dan tanggung jawab sesuai tugas dan fungsinya.
Kolegium Fisioterapi (KF) adalah salah satu unsur pimpinan di tingkat pusat yang
berperan dan bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan kegiatan internal organisasi
dalam bidang Pendidikan, Penelitian dan Pengembangan.
Majelis Kehormatan Etik dan Disiplin Fisioterapi (MKEDF) adalah salah satu unsur
pimpinan di tingkat pusat yang berperan dan bertanggung jawab untuk mengelola kegiatan
internal organisasi dalam bidang disiplin dan etika Fisioterapi.
Tingkat Provinsi
Tingkat Kabupaten/Kota
Pasal 12
Organisasi Binaan
BAB IX
KONGRES NASIONAL
Pasal 13
Kongres Nasional adalah badan legislatif tertinggi Ikatan Fisioterapi Indonesia dan
merupakan musyawarah utusan daerah dan cabang.
Pasal 14
Kongres Nasional Luar Biasa
1. Kongres Nasional Luar Biasa dapat diaadakan hanya bilamana dianggap perlu
oleh Pengurus Pusat atau atas permintaan sekurang-kurangnya setengan
ditambah satu jumlah Pengurus Daerah dan Pengurus Cabang di seluruh
Indonesia.
2. Dalam Konggres Nasional Luar Biasa dibicarakan hal-hal yang bersangkutan
dengan maksud penyelenggaraan Kongres Nasional Luar Biasa tersebut.
3. Hasil-hasil Konggres Nasional Luar Biasa berkekuatan hukum sama dengan
Kongres Nasional.
BAB X
KEKAYAAN DAN KEUANGAN
Pasal 15
Kekayaan organisasi :
1. Kekayaan organisasi terdiri dari asset milik organisasi yang berupa benda
bergerak dan benda tidak bergerak yang dimiliki organisasi di semua tingkat.
2. Keuangan organisasi adalah dana yang dimiliki organisasi dan dimanfaatkan serta
dipergunakan untuk kepentingan organisasi.
Pasal 16
Sumber keuangan Ikatan Fisioterapi Indonesia diperoleh dari :
BAB XI
LAMBANG DAN LAGU
Pasal 16
Lambang dan Panji Ikatan Fisioterapi Indonesia ditetapkan oleh kongres dan diatur
tersendiri sepanjang tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar ini.
Pasal 17
Lagu Mars dan Hymne Ikatan Fisioterapi Indonesia ditetapkan oleh kongres.
BAB XII
PERUBAHAN ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA
Pasal 18
1. Perubahan anggaran dasar hanya dapat dilakukan dalam Kongres Nasional atau
Kongres Nasional Luar Biasa.
2. Usulan perubahan diajukan oleh pengurus pusat, pengurus daerah atau pengurus
cabang.
4. Perubahan Anggaran Rumah Tangga dapat dilakukan oleh Pengurus Pusat Ikatan
Fisioterapi Indonesia melalui Mukernas atau Kongres Nasional.
BAB XIII
PEMBUBARAN ORGANISASI IKATAN FISIOTERAPI INDONESIA
Pasal 19
1. Pembubaran organisasi hanya dapat dilakukan oleh kongres nasional yang diadakan
khusus untuk itu, atas usul dari sekurang-kurangnya dua pertiga jumlah Pengurus
Daerah dan Pengurus Cabang.
2. Apabila Organisasi dibubarkan maka kongres harus menetapkan penghibahan harta
kekayaan organisasi.
BAB XIV
PENGESAHAN
Pasal 21
1. Pengesahan anggaran dasar ditetapkan pada Kongres Nasional atau Kongres Nasional
Luar Biasa.
2. Pengesahan Anggaran Rumah Tangga ditetapkan melalui Kongres Nasional atau
Mukernas.
BAB XV
ATURAN TAMBAHAN
Pasal 20
1. Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar, dimuat dalam Anggaran Rumah
Tangga Ikatan Fisioterapi Indonesia sepanjang tidak bertentangan dengan Anggaran
Dasar Ikatan Fisioterapi Indonesia.
2. Anggaran Rumah Tangga sebagai penjabaran dari anggaran dasar yang diputuskan
melalui Kongres dan Mukernas.
BAB XVI
PENUTUP
Pasal 22
1. Anggaran Dasar ini disahkan dalam Sidang Pleno Konggres Nasional di Yogyakarta
Pada Tanggal 20 Juni 2021 dan dicatatkan pada Notaris, didaftarkan ke Kementerian
Hukum dan HAM, dan berlaku sejak tanggal ditetapkan.
2. Dengan disahkanya Anggaran Dasar ini, maka Anggaran Dasar sebelumnya dinyatakan
tidak berlaku.
ANGGARAN RUMAH TANGGA
IKATAN FISIOTERAPI INDONESIA
BAB I
KEANGGOTAAN
Pasal 1
Ketentuan :
1. Anggota biasa Ikatan Fisioterapi Indonesia adalah Warga Negara Indonesia yang mempunyai
ijasah Pendidikan Fisioterapi minimal Diploma Tiga lulusan dalam atau luar negeri yang sah
dan diakui oleh pemerintah Republik Indonesia.
2. Anggota luar biasa Ikatan Fisioterapi Indonesia terdiri dari Fisioterapis Warga Negara Asing
yang melakukan pelayanan fisioterapi di Indonesia atas ijin pemerintah Republik Indonesia.
3. Anggota kehormatan Ikatan Fisioterapi Indonesia adalah mereka yang telah ditetapkan oleh
Ikatan Fisioterapi Indonesia sebagai anggota kehormatan atas dasar jasa-jasanya terhadap
pengembangan fisioterapi.
Pasal 2
Tata cara penerimaan anggota :
1. Anggota biasa dapat diterima oleh Pengurus Cabang setempat setelah mendaftarkan diri
secara tertulis dan membuat pernyataan persetujuan terhadap Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga Ikatan Fisioterapi Indonesia dengan cara mengisi formulir pendaftaran dan
membayar uang pangkal serta melampirkan ijazah pendidikan Fisioterapi terakhir yang diakui
pemerintah dan bagi lulusan luar negeri harus melampirkan surat keterangan penyetaraan.
Selanjutnya dilaporkan ke pengurus daerah dan dilanjutkan ke pengurus pusat untuk
diketahui dan dicatat diregistrasi.
2. Anggota luar biasa dapat diterima oleh pengurus cabang setempat setelah mendaftarkan diri
secara tertulis dan membuat pernyataan persetujuan terhadap Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga Ikatan Fisioterapi Indonesia dengan cara mengisi formulir ke pengurus Pusat
serta melampirkan ijazah pendidikan Fisioterapi terakhir dan surat keterangan penyetaraan
yang diakui pemerintah, serta mendapat ijin dari pemerintah untuk mendapatkan
pertimbangan dan disahkan oleh Pengurus Pusat Ikatan Fisioterapi Indonesia dengan
tembusan ke pengurus daerah.
3. Bilamana ditempat calon tersebut berada belum ada Pengurus cabang Ikatan Fisioterapi
Indonesia, pendaftaran dilakukan melalui pengurus cabang terdekat.
4. Anggota Kehormatan diusulkan oleh pengurus cabang atau pengurus daerah terdekat ke
pengurus pusat atau langsung oleh Pengurus Pusat untuk disahkan oleh kongres dalam bentuk
Surat Keputusan setelah melalui pertimbangan-pertimbangan terhadap jasa-jasa yang
bersangkutan pada pengembangan fisioterapi Indonesia dalam hal pelayanan, regulasi,
pendidikan dan penemuan teknologi fisioterapi. Kriteria pertimbangan diatur tersendiri dalam
surat keputusan Pengurus Pusat Ikatan Fisioterapi Indonesia.
5. Ketentuan tata cara penerimaan anggota lebih lanjut diatur dalam Pedoman Tatalaksana
Organisasi
Pasal 3
Hak Anggota :
1. Anggota biasa berhak memilih dan dipilih, mengeluarkan pendapat, mengajukan usul atau
pernyataan secara lisan maupun tertulis kepada pengurus dan mengikuti semua kegiatan
organisasi.
2. Anggota luar biasa dan anggota kehormatan tidak berhak memilih dan dipilih, berhak
mengeluarkan pendapat, mengajukan usul atau pernyataan secara lisan maupun tertulis
kepada pengurus dan mengikuti semua kegiatan organisasi.
3. Tiap Anggota berhak mendapatkan perlindungan dan pembelaan dalam melaksanakan tugas
Ikatan Fisioterapi Indonesia dan atau pekerjaan di bidang Fisioterapi.
Pasal 4
Kewajiban anggota :
1. Anggota biasa dan anggota luar biasa berkewajiban menjunjung tinggi dan mengamalkan
sumpah Profesi fisioterapi dan kode etik Fisioterapi Indonesia, Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga serta segala peraturan dan keputusan Ikatan Fisioterapi Indonesia.
2. Anggota biasa dan anggota luar biasa wajib membayar uang pangkal dan uang iuran.
3. Anggota biasa dan anggota luar biasa wajib mengikuti kegiatan yang diadakan oleh cabang
setempat minimal 1x dalam setahun.
4. Anggota biasa, anggota luar biasa dan anggota kehormatan berkewajiban menjaga dan
mempertahankan kehormatan Ikatan Fisioterapi Indonesia.
BAB II
RANGKAP ANGGOTA DAN RANGKAP JABATAN
Pasal 5
Anggota IFI tidak dapat merangkap menjadi anggota pada organisasi profesi
kesehatan lain.
Pasal 6
Kehilangan Keanggotaan :
Pasal 7
Sanksi Dan Pembelaan
BAB III
KEKUASAAN ORGANISASI
Pasal 8
Kongres Nasional
1. Status
d. Peserta Kongres Nasional terdiri dari Pengurus Pusat, Utusan Pengurus Daerah,
Utusan Pengurus Cabang, Kolegium Fisioterapi (KF) dan Majelis Kehormatan Etik
dan Disiplin Fisioterapi (MKEDF)
e. Utusan cabang menampung aspirasi anggota dan masyarakat yang berada di
daerah tempat cabang berada, untuk disampaikan pada Kongres Nasional
Fisioterapi Indonesia
f. Dalam keadaan luar biasa, dapat diadakan sewaktu-waktu atas usul sekurang-
kurangnya satu cabang atau satu daerah dan mendapat persetujuan sekurang-
kurangnya setengah ditambah satu dari jumlah cabang yang ada secara tertulis.
d. Memilih dan Menetapkan Ketua Umum, dan Wakil Ketua Umum Ikatan
Fisioterapi Indonesia, Ketua Kolegium Fisioterapi, Ketua Majelis Kehormatan Etik
dan Disiplin Fisioterapi
b. Panitia pelaksana kongres adalah pengurus daerah yang telah ditetapkan sebagai
tuan rumah dalam kongres sebelumnya.
f. Kongres dianggap sah apabila dihadiri oleh lebih dari setengah jumlah cabang
yang ada dan lebih dari setengah dari jumlah pengurus daerah.
g. Bila persyaratan pada butir (f) tidak terpenuhi, maka kongres ditunda paling lama
satu kali 24 jam, dan setelah itu Kongres dianggap sah dengan utusan cabang
yang hadir.
h. Ketua Pengurus Cabang dan Daerah atau utusan pengurus cabang dan Daerah
yang hadir dengan mandat resmi dari Ketua pengurus Cabang/ Daerah
mempunyai hak bicara dan hak suara, sedangkan peninjau hanya mempunyai hak
bicara atas permintaan Presidium.
j. Pengurus pusat, Ketua Kolegium Fisioterapi, Ketua Majelis Kehormatan Etik dan
disiplin Fisioterapi,mempunyai hak bicara dan tidak mempunyai hak suara.
l. Selanjutnya Kongres dipimpin oleh Presidium yang dipilih dari dan oleh Peserta
Kongres dalam sidang pleno.
n. Presidium terdiri dari satu orang ketua merangkap anggota, satu orang sekretaris
merangkap anggota dan lima orang anggota.
v. Banyaknya suara daerah dalam kongres nasional adalah satu suara per daerah.
Pasal 9
Musyawarah Daerah
1. Status
d. Dalam keadaan luar biasa musda dapat diadakan sewaktu-waktu atas usul
atau inisiatif satu cabang dan mendapat persetujuan lebih dari 50% jumlah
cabang yang ada dalam daerah tersebut.
c. Memilih dan menetapkan ketua dan wakil ketua Pengurus daerah untuk
periode berikutnya
d. Musyawarah daerah sah apabila dihadiri lebih dari setengah jumlah cabang
yang ada.
f. Utusan Cabang mempunyai hak bicara dan hak suara, peninjau mempunyai
hak bicara.
j. Banyaknya suara cabang adalah sesuai dengan jumlah anggota per cabang.
Pasal 10
Musyawarah Cabang
1. Status
c. Memilih dan menetapkan ketua dan wakil ketua pengurus cabang untuk
periode berikutnya
d. Musyawarah cabang sah apabila dihadiri lebih dari setengah jumlah anggota
biasa yang ada.
f. Anggota biasa mempunyai hak bicara dan hak suara, peninjau mempunyai hak
bicara.
h. Musyawarah cabang dipimpin oleh presidium yang dipilih dari dan oleh
peserta dalam sidang lengkap yang diadakan untuk pemilihan presidium.
1. Status
e. Musyawarah Kerja Nasional dianggap sah apabila dihadiri oleh lebih dari
setengah jumlah cabang yang ada.
g. Musyawarah kerja nasional dipimpin oleh ketua umum, apabila ketua umum
berhalangan hadir maka musyawarah kerja nasional dapat dipimpin oleh
pengurus lain sesuai hierarki organisasi.
BAB III
KEPEMIMPINAN ORGANISASI
Pasal 12
Pengurus Pusat
1. Status
c. Ketua umum yang telah habis masa jabatannya untuk satu periode dapat
dipilih kembali untuk satu periode berikutnya
d. Seorang anggota bisa menjadi ketua umum paling banyak dua kali masa
kepengurusan.
e. Pengurus pusat tidak boleh rangkap jabatan di pengurus daerah atau cabang
kecuali dibutuhkan
e. Membina hubungan yang baik dengan semua instansi yang ada, baik
pemerintah maupun swasta di dalam maupun di luar negeri khususnya
instansi yang berhubungan dengan kesehatan pada umumnya dan
fisioterapi pada khususnya.
f. Rapat harian hanya dihadiri oleh pengurus pusat dengan atau tanpa ketua
bidang/seksi sekurang-kurangnya diselenggarakan sebulan sekali, atau
sesuai kebutuhan.
g. Rapat pleno terbatas dihadiri oleh pengurus pusat, ketua Majelis yang
diperlukan, sekurang-kurangnya diselenggarakan tiga bulan sekali, atau
sesuai kebutuhan.
h. Rapat pleno dihadiri oleh pengurus pusat lengkap dan seluruh ketua dan
anggota majelis yang diselenggarakan sekurang-kurangnya enam bulan
sekali, atau sesuai kebutuhan.
i. Rapat pleno diperluas dihadiri pengurus pusat lengkap, ketua dan anggota
Majelis dan ketua pengurus daerah/ cabang yang diperlukan,
diselenggarakan sekurang-kurangnya 1(satu) kali dalam setahun, atau sesuai
kebutuhan.
2. Tata cara pengelolaan administrasi dan keuangan
Pasal 13
Pengurus Daerah
1. Status
f. Ketua pengurus daerah yang telah habis masa jabatannya dapat dipilih
kembali untuk periode berikutnya.
g. Seorang anggota hanya bisa menjadi ketua pengurus daerah paling banyak
dua kali masa jabatan baik secara berturut-turt maupun tidak berturut-
turut.
Tugas :
Wewenang:
i. Yang dapat menjadi pengurus daerah adalah anggota biasa IFI daerah
setempat.
Pasal 14
Pengurus Cabang
1. Status
e. Jika satu cabang terdiri dari beberapa kabupaten maka harus ditunjuk
koordinator kabupaten.
h. Ketua pengurus cabang yang telah habis masa jabatannya dapat dipilih
kembali untuk periode berikutnya.
i. Seorang anggota bisa menjadi ketua cabang paling banyak dua kali masa
kepengurusan secara berturut-turut.
k. Yang dapat menjadi pengurus cabang adalah anggota biasa IFI cabang
setempat.
Tugas
Pasal 15
Majelis-majelis
1. Status
c. Masa jabatan Majelis sama dengan masa jabatan pengurus Pusat Ikatan
Fisioterapi Indonesia
Pasal 16
Majelis Kehormatan Etik dan Disiplin Fisioterapi
1. Status
a. Ketua Majelis Kehormatan Etik dan Disiplin Fisioterapi dipilih dan ditetapkan
dalam kongres
e. Keputusan MKEDF terkait Etik dan disiplin bersifat mengikat dan wajib
dilaksanakan oleh anggota dengan dilakukan pengawasan oleh pengurus IFI
Cabang.
Pasal 17
Kolegium Fisioterapi
1. Status
Pasal 18
1. Syarat Pendirian
2. Keanggotaan
3. Status
a. Organisasi binaan merupakan organisasi dibawah Ikatan Fisioterapi
Indonesia, bertanggungjawab kepada anggota dan Pengurus Pusat Ikatan
Fisioterapi Indonesia
BAB III
KEPUTUSAN
Pasal 19
1. Semua keputusan yang diambil dalam organisasi dan badan kelengkapan Ikatan
Fisioterapi Indonesia dilakukan secara musyawarah dan mufakat.
2. Jika musyawarah dan mufakat tidak berhasil maka keputusan diambil atas dasar
perhitungan suara terbanyak.
BAB IV
KEKAYAAN
Pasal 20
1. Besarnya uang pangkal dan uang iuran anggota ditetapkan oleh kongres dan
pemungutannya dilaksanakan oleh pengurus cabang.
2. Pengurus cabang diwajibkan menyerahkan dari uang pangkal dan iuran anggota
yang besarannya ditetapkan kongres kepada pengurus pusat sebesar 25%,
pengurus daerah sebesar 10%, dan penyerahannya sekurang-kurangnya satu
tahun sekali.
BAB V
PERUBAHAN ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA
SERTA PEMBUBARAN ORGANISASI
Pasal 21
Perubahan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga
1. Perubahan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga dapat dilakukan dalam
kongres nasional dan kongres nasional luar biasa.
2. Perubahan dan Pengesahan Anggaran Rumah Tangga dapat dilakukan pada
Kongres Nasional atau Mukernas
4. Rencana perubahan dari pengurus cabang harus sudah diterima pengurus pusat
selambat-lambatnya 3(tiga) bulan sebelum kongres nasional
Pasal 22
BAB VI
PERALIHAN
Pasal 23
1. Sebelum pengurus daerah terbentuk sesuai dengan ketentuan dalam Anggaran
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga ini, fungsi dan peran pengurus daerah
dilaksanakan oleh pengurus Cabang Ikatan Fisioterapi Indonesia yang berada di
ibu kota provinsi
3. Menggunakan sebutan Ikatan Fisioterapi Indonesia yang disingkat IFI pada seluruh
aktifitas organisasi terkait administrasi dan keuangan dalam masa transisi 1 (satu)
tahun.
BAB VII
PENUTUP
Pasal 24
1. Anggaran Dasar Dan Anggaran Rumah Tangga ini bersifat mengikat bagi seluruh
anggota Ikatan Fisioterapi Indonesia
2. Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
dapat diatur dengan Keputusan Musyawarah Nasional maupun Keputusan
Pengurus Pusat Ikatan Fisioterapi Indonesia, sepanjang tidak bertentangan
dengan Anggaran Dasar Dan Anggaran Rumah Tangga ini.
3. Anggaran Rumah Tangga ini disahkan di Jakarta pada tanggal 17 Agustus 2022
Dan diaftarkan ke Kementerian Hukum dan HAM dan berlaku sejak disahkan.
Dengan disahkannya Aggaran Rumah Tangga ini maka ART sebelumnya
dinyatakan tidak berlaku.