You are on page 1of 12

IJCETS 5 (1) (2017): 10-21

Indonesian Journal of Curriculum


and Educational Technology Studies
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jktp

Evaluasi Program Pendidikan Akhlak di Full Day School


Sekolah Dasar Islam Terpadu
Musrofah Hidayati, 1, Laelatul Tohiroh,2 Istyarini2
1
Sekolah Dasar Islam Terpadu Logaritma, Kebumen, Indonesia
2
Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang, Semarang, Indonesia

DOI: http://dx.doi.org/10.15294/ijcets.v3i1.8675

Article History Abstrak


Received : November 2016 Tujuan penelitian ini yaitu mengevaluasi program pendidikan akhlak di SD
Accepted : January 2016 IT Logaritma Karanganyar dalam perencanaan, pelaksanaan, dan hasil. Pe-
Published : April 2017 nelitian menggunakan metode kualitatif. Subjek penelitian adalah kepala se-
kolah, guru kelas tiga, orang tua siswa kelas tiga, dan siswa kelas tiga. Teknik
Keywords pengumpulan data berupa wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil
dari penelitian ini adalah: (1) perencanaan program pendidikan akhlak pada
komponen sumber daya manusia dan sarana prasarana masih perlu ditingkat-
Program evalution; moral
kan (2) pelaksanaan program pendidikan akhlak sudah diintegrasikan dengan
education; Intgrated baik ke semua kegiatan pembelajaran di sekolah (3) hasil program pendidikan
Islamic Elementary akhlak pada sikap religius, jujur, sopan santun sudah sesuai tujuan, sedan-
School; full day school gkan pada sikap tanggung jawab dan cinta lingkungan masih perlu diting-
katkan. Dari hasil penelitian disimpulkan masih perlu perbaikan pada aspek
perencanaan dan hasil.

Abstract
The purpose of this study was to evaluate the moral education program in SD
IT Logaritma Karanganyar in planning, implementation, and results. This stu-
dy used the qualitative method. The subjects were the principal, teachers of
grade 3, parents of the third graders, and students of grade 3. The data collec-
ting techniquees were interview, observation, and documentation. The result of
this study were : (1) planning of moral education program on human resources
component and infrastructures still required some improvements; (2) imple-
menttation of moral education program had been integrated well into all te-
aching-learning activities in school; (3) results of moral education program in
religious attitudes, honesty, and politeness had been appropriate towards the
aims, meanwhile, on the responsibility and environment loving attitudes nee-
ded to do improvement. From the results of this study, it could be conclude that
aspect of planning and result still demanded the developments.


Corresponding author : © 2017 Universitas Negeri Semarang
Adress: Gang Nangka Kauman, Karanganyar, Kebumen, Jawa p-ISSN 2252-6447
Tengah, 54364 e-ISSN 2527-4597
E-mail: musarofah.hidayati@gmail.com
Musrofah Hidayati et al/Indonesian Journal of Curriculum and Educational Technology Studies
5 (1) (2017): 10-21

PENDAHULUAN IT) yang sebagian besar dinaungi oleh lembaga


pendidikan swasta.
Tujuan pendidikan nasional yang tertu-
ang dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003 SD IT memiliki ciri khas yang membe-
tentang Sistem Pendidikan NAsioal dibagi men- dakan dengan sekolah dasar lainnya yaitu mene-
jadi tiga ranah yaitu ranah kognitif, ranah afek- rapkan program full day school. Full day school
tif, dan ranah psikomotor. Dalam rangka mewu- secara bahasa berasal dari tiga kata yaitu full
judkan tujuan pendidikan Indonesia pada ranah yang berarti penuh, day yang berarti hari, dan
afektif, pemerintah mengeluarkan kebijakan school yang berarti sekolah. Jika digabungkan
yaitu setiap sekolah wajib melaksanakan pen- full day school berarti sekolah sehari penuh.
didikan budi bekerti. Pendidikan budi pekerti Sistem full day school pertama kali muncul
atau yang sering disebut pendidikan akhlak di di Amerika yaitu di Kindengarten pada tahun
sekolah keagamaan, menurut Zakaria (dalam 1980. Sejak saat itu jumlah full day school sema-
Zubaidi, 2007: 4) adalah pendidikan nilai-nilai kin bertambah, dan mulai muncul di Indonesia
yang bersumber dari agama, adat-istiadat dan pada tahun 1990-an.
budaya bangsa Indonesia yang bertujuan un- “The growing number of all day programs is
tuk mengembangkan kepribadian peserta didik the result of a number of factors, including
menjadi manusia yang baik menurut pandangan the greater numbers of singleparent and dual-
manusia dan baik menurut pandangan Tuhan. income families in the workforce who need all
day programming for their young children, as
Pendidikan akhlak di sekolah merupakan well as the belief some that all day programs
upaya preventif untuk mencegah kasus pelang- better prepare children for school” (Clark,
garan moral yang rawan terjadi pada anak usia 2004: 1).
sekolah dasar. Kasus pelanggaran moral yang Semakin banyaknya full day school di-
dilakukan anak usia sekolah setiap tahun terus sebabkan oleh meningkatnya jumlah orang tua
meningkat. Afandi, dalam berita harian online yang bekerja sehingga tidak dapat mengasuh
(Radio Republik Indonesia, 2014), Komisi Nasio- anaknya secara penuh, para orang tua mengin-
nal Perlindungan Anak (Komnas PA) mencatat ginkan anaknya tetap memperoleh pengasuhan
sebanyak 2.008 kasus kriminalitas pada tahun yang lebih baik untuk persiapan anaknya seko-
2012. Kasus kriminalitas yang terjadi melipu- lah. Full day school yang diterapkan di Indonesia
ti pencurian, tawuran, dan pelecehan seksual. bertujuan untuk mengembangkan kepribadian
Jumlah kasus terus meningkat pada tahun 2013, peserta didik menjadi manusia yang baik me-
tercatat 3.339 kasus pelanggaran terhadap anak nurut pandangan Tuhan dan baik menurut pan-
dan 62% merupakan kejahatan seksual. Dari dangan manusia.
3.339 kasus kriminal, 16% di antaranya kejahatan
dilakukan oleh anak usia dibawah 14 tahun. Ke- Penerapan sistem full day school di In-
jahatan yang dilakukan oleh anak usia sekolah donesia tidak berjalan tanpa masalah. Banyak
yaitu pencurian, narkotika, dan pemerkosaan. permasalahan yang dikeluhkan oleh masyarakat
terkait penerapan sistem full day school di se-
Sekolah dasar sebagai jenjang pendidi- kolah. Hasan (2006) mengemukakan beberapa
kan pertama memiliki peranan yang sangat pen- permasalahan full day school di Indonesia yaitu:
ting dalam melaksanakan pendidikan akhlak (1) kurangnya eksplorasi anak di dunia bebas
di sekolah. Masyarakat juga berharap sekolah yang tidak terikat dengan desain pendidikan;
sebagai tempat pendidikan untuk anak dapat (2) materi-materi yang lebih berorientasi kog-
memberikan solusi atas keresahan dan kekha- nitif di siang hari tidak memperhatikan kondisi
watiran masyarakat. Pendidikan akhlak sebagai fisik dan psikis anak; (3) fasilitas pembelajaran
upaya preventif, tidak cukup jika hanya diberi- kurang lengkap; (4) biaya mahal; dan (5) kerja
kan melalui pelajaran agama yang hanya 2 jam guru diforsir.
pelajaran.
SD IT Logaritma Karanganyar adalah sa-
Menanggapi hal tersebut, lembaga pen- lah satu sekolah dasar yang menerapkan sistem
didikan/sekolah berusaha memberikan solu- full day school. Salah satu visi SD IT Logaritma
si untuk mencegah permasalahan moral anak Karanganyar yaitu membimbing dan mendidik
yang sering terjadi. Beberapa sekolah menam- peserta didik menjadi anak yang berakhlak baik
bah muatan kurikulum dengan materi pendidi- atau akhlakul karimah. Untuk mewujudkan visi
kan akhlak yang lebih banyak. Hal tersebut yang tersebut, SD IT Logaritma Karanganyar menam-
diterapkan di Sekolah Dasar Islam Terpadu (SD bahkan beberapa mata pelajaran keagamaan

11
Musrofah Hidayati et al/Indonesian Journal of Curriculum and Educational Technology Studies
5 (1) (2017): 10-21

yang membedakan dengan sekolah dasar pada ar mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga
umumnya. evaluasi.
Keberadaan SD IT Logaritma Karangany-
METODE
ar tidak terlepas dari kelemahan dan kritik dari
masyarakat. Lamanya waktu anak di sekolah Penelitian ini merupakan penelitian eva-
dapat menimbulkan rasa jenuh dan bosan. Rasa luatif berpendekatan kualitatif. Lokasi peneli-
jenuh dan lelah akan mengurangi konsentrasi tian di SD IT Logaritma Karanganyar. Sumber
anak dalam mengikuti pembelajaran. Lamanya dan jenis data dalam penelitian ini berupa data
waktu di sekolah juga berakibat pada bertam- primer dan data sekunder. Data primer dalam
bahnya beban mengajar guru. Hal tersebut da- penelitian diperoleh dari hasil observasi dan
pat menurunkan kualitas kinerja guru dalam wawancara secara langsung. Sedangkan data se-
menjalankan tugasnya sebagai pengajar. Waktu kunder berasal dari literatur di antaranya yakni
tambahan yang diberikan oleh sekolah, dan bia- jurnal, artikel, buku, skripsi, sumber tertulis,
ya tambahan yang harus dikeluarkan oleh orang foto, arsip atau dokumen. Informan dalam pene-
tua siswa, akan sia-sia jika pada akhirnya tuju- litian ini adalah kepala sekolah, guru kelas, siswa
an pembelajaran khususnya tujuan pendidikan dan orang tua siswa Kelas Tiga SD IT Logaritma
akhlak sebagai program unggulan sekolah tidak Karanganyar.
dapat tercapai karena siswa merasa lelah dan je-
Teknik pengumpulan data dalam pene-
nuh dengan suasana di sekolah.
litian berupa wawancara, observasi, dan doku-
Berdasarkan wawancara awal dengan Ke- mentasi. Wawancara dilakukan dengan infor-
pala Sekolah pada tanggal 26 Januari 2016, me- man untuk mengumpulkan informasi mengenai
nyatakan bahwa pendidikan akhlak yang dite- perencanaan, pelaksanaan, dan hasil program
rapkan di SD IT Logaritma Karanganyar masih pendidikan akhlak. Observasi yang dilaku-
mengalami banyak hambatan. Guru-guru men- kan terkait kondisi lingkungan sekolah, proses
gakui bahwa mendidik akhlak anak bukanlah pembelajaran pendidikan akhlak di dalam kelas
pekerjaan yang mudah. Akhlak anak dipenga- dan di luar kelas, dan perilaku siswa di sekolah.
ruhi oleh banyak faktor di antaranya faktor dari Dokumentasi dilakukan untuk mengumpulkan
lingkungan, baik lingkungan keluarga maupun informasi-informasi pendukung yaitu jadwal
lingkungan masyarakat. Latar belakang siswa kegiatan belajar mengajar, RPP, lembar tujuan
di SD IT Logaritma Karanganyar juga beragam. pendidikan akhlak, lembar penilaian siswa, dan
Siswa yang masuk di SD IT Logaritma Karanga- jadwal ekstrakurikuler.
nyar beberapa memang sudah dibiasakan dan
Uji keabsahan data dilakukan melalui pe-
mendapat pendidikan akhlak sejak kecil yaitu
ningkatan ketekunan, triangulasi sumber, dan
di rumah dan di TK. Akan tetapi, masih banyak
triangluasi teknik. Peneliti berusaha mening-
yang belum terbiasa dan belum mendapatkan
katkan ketekunan dalam pengumpulan data un-
pendidikan akhlak yang maksimal.
tuk mengurangi kesalahan dan untuk menjamin
SD IT Logaritma Karanganyar sebagai se- keakuratan data. Peneliti juga mencocokkan
kolah yang menekankan pada pendidikan akhlak data yang diperoleh dari beberapa informan,
memiliki tanggung jawab dalam merubah si- dan data yang diperoleh dari hasil observasi, wa-
kap siswa dari yang sebelumnya belum terbiasa wancara, dan dokumentasi.
menerapkan akhlak mulia seperti menghafal
Teknik analisis data yang digunakan se-
bacaan sholat, menghafal hadits, membaca al-
suai dengan teknik menurut Miles and Huber-
qur’an, disiplin, tanggung jawab, mandiri, sopan
man (dalam Sugiyono, 2013: 337) yaitu dibagi
santun, mengerjakan ibadah dan meninggalkan
menjadi tiga tahap yaitu tahap reduksi data,
akhlak yang tidak baik.
tahap display data, dan tahap kesimpulan atau
Pendidikan akhlak di SD IT Logaritma verifikasi. Setelah data terkumpul, langkah per-
Karanganyar merupakan sebuah program yang tama yaitu mereduksi data. Pada tahap reduksi
berkelanjutan. Untuk menjamin keberlanjutan data, data yang ada diringkas dan data yang ti-
program pendidikan akhlak, perlu dilakukan dak diperlukan dibuang. Kemudian, data dika-
evaluasi secara terus-menerus untuk mengeta- tegorisasikan dengan kode-kode yang sejenis.
hui kemuajuan dan keberhasilan program. Da- Pada penelitian ini, kategorisasi disesuaikan
lam hal ini, peneliti tertarik untuk melakukan dengan aspek yang akan dievaluasi yaitu aspek
penelitian mengenai pelaksanaan program pen- perencanaan, pelaksanaan, dan hasil. Setelah
didikan akhlak di SD IT Logaritma Karangany- reduksi data, selanjutnya yaitu penyajian data.

12
Musrofah Hidayati et al/Indonesian Journal of Curriculum and Educational Technology Studies
5 (1) (2017): 10-21

Pada tahap penyajian data, informasi yang telah lia di sekolah. Tujuan pendidikan akhlak terse-
dikategorisasi dievaluasi berdasarkan indika- but sejalan dengan tujuan full day school yang
tor keberhasilan program. Hasil evaluasi dipa- dikemukakan oleh Saehudin (2005: 16-17), yaitu
parkan dalam bentuk narasi. Tahap akhir yaitu membentuk sikap yang islami, pembiasaan ber-
membuat simpulan dari data yang telah disaji- budaya islam, dan penguasaan pengetahuan dan
kan. keterampilan.
Aspek yang ingin ditekankan pada pendi-
HASIL DAN PEMBAHASAN
dikan akhlak aspek afektif tanpa mengabaikan
Penelitian dilakukan selama dua bulan, aspek kognitif dan psikomotorik. Sesuai dengan
pengumpulan data diperoleh dengan wawan- pendapat Zuriah (2008), yang menyatakan bah-
cara, observasi, dan dokumentasi dari tanggal wa tujuan pendidikan akhlak sebagai program
26 Januari 2016 sampai 23 Maret 2016. Subjek pengajaran di sekolah adalah untuk mengem-
penelitian adalah kepala sekolah, guru kelas bangkan watak atau karakter siswa dengan cara
tiga, siswa, dan orang tua siswa kelas tiga di SD menghayati nilai-nilai dan keyakinan masya-
IT Logaritma Karanganyar. rakat sebagai kekuatan moral dalam hidupnya
melalui kejujuran, dapat dipercaya, disiplin, dan
Hasil penelitian dan pembahasan terdiri
kerja sama yang menekankan ranah afektif (pe-
atas tiga bagian yaitu (1) evaluasi perencanaan
rasaan dan sikap) tanpa meninggalkan ranah ko-
program pendidikan akhlak, (2) evaluasi pelak-
gintif dan ranah psikomotorik (keterampilan).
sanaan program pendidikan akhlak, dan (3) eva-
luasi hasil program pendidikan akhlak. Pemapa- Tujuan pendidikan akhlak sejalan de-ngan
ran dari masing-masing bagian adalah sebagai latar belakang berdirinya SD IT Logaritma Ka-
berikut. ranganyar terinspirasi dari tokoh yang menemu-
kan teori Logaritma yaitu Al-Khawarizmi. Beliau
A. Evaluasi Perencanaan Program Pendi-
menguasai ilmu umum dan juga ilmu agama se-
dikan Akhlak perti tokoh islam Al-Khawarizmi. Sesuai dengan
Perencanaan merupakan aspek yang wajib harapan orang tua siswa yang menyatakan,
ada pada suatu program. Perencanaan program “kalau saya, motivasi saya memilih se-kolah
pendidikan akhlak di SD IT Logaritma Karan- di sini yang jelas penginnya dua-duanya dapet.
ganyar meliputi komponen perumusan tujuan, Jadi dari segi agama juga dapet, dari sisi ilmi-
menyiapkan sumber daya manusia yang akan ahnya juga dapet” (Desi, 18 Maret 2016).
terlibat, manajemen kurikulum, dan sarana pra- Untuk mewujudkan harapan orang tua
sarana yang dibutuhkan. Setiap komponen me- siswa yang juga sejalan dengan tujuan pendi-
miliki indikator keberhasilan yang digunakan dikan akhlak, dirumuskan materi pendidikan
sebagai acuan bagi peneliti dalam melakukan akhlak. Materi pendidikan akhlak diturunkan
evaluasi. Seperti yang dikemukakan oleh Setiy- dari tujuan pendidikan akhlak yang kemudian
arini (2014:242) dalam kegiatan perencanaan dituangkan dalam bentuk lembar akhlak mulia.
program full day school, manajemen kurikulum Dengan demikian, sudah dapat dipastikan bah-
berupa pengaturan jadwal mata pelajaran, dan wa terdapat relevansi antara tujuan pendidikan
strategi pembelajaran, menyiapkan sarana dan akhlak dengan materi pendidikan akhlak yang
prasarana yang memadai serta pendalaman ada di SD IT Logaritma Karanganyar.
materi adalah yang paling utama.
Ada 26 akhlak mulia yang wajib diterap-
Indikator keberhasilan program pada as- kan oleh siswa kelas tiga di SD IT Logaritma
pek perencanaan yaitu adanya relevansi antara Karanganyar. Akhlak mulia tersebut merupakan
tujuan pendidikan akhlak dengan latar belakang pengembangan dari nilai-nilai dasar seperti reli-
berdirinya sekolah, adanya relevansi antara tu- gius, kejujuran, tanggung jawab, sopan santun,
juan pendidikan akhlak dengan harapan orang dan cinta lingkungan. Sesuai dengan pendapat
tua siswa, adanya relevansi antara tujuan pendi- Zubaedi (2007: 4), nilai-nilai yang ditanamkan
dikan akhlak dengan materi pendidikan akhlak, dalam pendidikan akhlak adalah sopan santun,
dan adanya relevansi antara tujuan pendidikan disiplin, lapang dada, berhati lembut, beriman
akhlak dengan lingkungan sekolah. dan bertaqwa, berkemauan keras, bersahaja,
Tujuan program pendidikan akhlak di bertanggung jawab, tenggang rasa, jujur, mandi-
SD IT Logaritma Karanganyar yaitu membekali ri, mawas diri, mencintai ilmu, menghargai ka-
siswa dengan akhlak mulia melalui penanaman rya orang lain, rasa kasih sayang, rasa malu, rasa
aqidah dan pembiasaan-pembiasaan akhlak mu- percaya diri, rela berkorban, rendah hati, sabar,

13
Musrofah Hidayati et al/Indonesian Journal of Curriculum and Educational Technology Studies
5 (1) (2017): 10-21

semangat kebersamaan, setia, sportif, taat atu- gikuti pembelajaran di SD IT Logaritma Karan-
ran, takut bersalah, tawakal, tegas, tekun, te-pat ganyar.
janji, terbuka dan ulet.
Kualifikasi minimal bagi pendidik me-
Sebelum merumuskan tujuan pendidi- ngacu pada Peraturan Menteri Pendidikan Na-
kan akhlak, pihak sekolah melakukan observa- sional Nomor 16 tahun 2007 tentang Standar
si terhadap masyarakat di lingkungan sekolah Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru,
sebagai bahan masukan dalam perumusan tu- pendidik di tingkat SD/MI harus memenuhi
juan. Setelah observasi dapat dirumuskan nilai- kualifikasi minimal yaitu lulusan S1/D4 juru-
nilai baik apa saja yang akan ditanamkan pada san Pendidikan Guru Sekolah Dasar/Madrasah
siswa sebagai bagian dari tujuan pendidikan Ibtidaiyah. Kualifikasi minimal tersebut belum
akhlak. Seperti yang telah dikemukakan oleh dapat terpenuhi oleh guru di SD IT Logaritma
Zuriah (2008: 19), bahwa pendidikan akhlak Karanganyar. Berdasarakan hasil wawancara, ke-
tidak hanya mencakup penanaman nilai yang pala sekolah menyatakan, “guru sebagian besar
bersumber dari ajaran agama saja, tetapi juga S1 dan lainnya se-dang menempuh S1, 90% S1
bersumber dari adat istiadat dan keyakinan yang dan 10% menuju S1” (Sukarmi, 15 Maret 2016).
ada di masyarakat.
Jumlah guru di SD IT Logaritma Kara-
Lingkungan sekolah ikut mendukung nganyar ada 18, dari 18 guru yang ada, hanya 4
terwujudnya tujuan pendidikan akhlak di SD IT guru yang sudah memenuhi kualifikasi mini-
Logaritma Karanganyar. Dilihat dari hasil ob- mal pendidik di tingkat SD. Masih ada 14 guru
servasi, lingkungan sekolah dapat memberikan yang belum memenuhi kualifikasi minimal yang
contoh yang baik kepada siswa terkait penera- terdiri dari 5 guru lulusan S1 tetapi bukan dari
pan akhlak mulia dalam kehidupan seharihari. jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar dan 9
Contoh perilaku yang ditunjukkan yaitu taat guru masih menempuh pendidikan S1.
beribadah, gotong royong, dan menjaga keber-
sihan lingkungan. Kualifikasi lain yaitu guru dan karyawan
juga harus memenuhi kualifikasi khusus yaitu
harus menguasai dan memahami ilmu agama
karena akan menjadi contoh bagi siswa. Untuk
guru dan karyawan perempuan diwajibkan me-
makai jilbab. Selain itu, semua guru dan kary-
awan juga harus memiliki akhlak mulia. Berdas-
arkan hasil observasi, semua guru dan karyawan
perempuan telah memakai jilbab. Semua guru
dan karyawan juga mampu menjadi teladan bagi
siswa untuk berakhlak baik. Contohnya yaitu
guru dan karyawan selalu mengucapkan salam
ketika bertemu, terbiasa mengucapkan kalimat
toyyibah, menjaga kebersihan, bersikap lemah
Gambar 1 Kondisi Fisik SD IT Logaritma lembut, dan bertanggung jawab terhadap ke-
Dari uraian di atas, dapat diketahui in- wajibannya.
dikator keberhasilan program pada komponen
relevansi tujuan telah terpenuhi. Dari informasi Tidak hanya guru dan karyawan, siswa
yang diperoleh menunjukkan adanya relevansi juga harus memenuhi kualifikasi minimal. Sis-
antara tujuan pendidikan akhlak dengan latar wa harus memiliki kesiapan/kematangan untuk
belakang sekolah, dengan harapan orang tua sis- mengikuti pembelajaran di SD IT Logaritma
wa, materi pendidikan akhlak, dan lingkungan Karanganyar. Untuk kualifikasi minimal bagi
sekolah. siswa sudah dijamin terpenuhi karena pada saat
penerimaan siswa baru, semua calon siswa wa-
Komponen yang kedua yaitu sumber daya jib mengikuti tes kesiapan belajar. Seperti yang
manusia. Sumber daya manusia meliputi tenaga dikemukakan kepala sekolah pada saat wawan-
pendidik, karyawan sekolah, dan siswa di SD IT cara.
Logaritma Karanganyar. Indikator keberhasilan
program pada komponen sumber daya manusia Pada komponen sumber daya manusia,
adalah terpenuhinya kualifikasi minimal bagi hanya satu indikator keberhasilan yang belum
pendidik, kualifikasi khusus bagi guru dan ka- terpenuhi yaitu kualifikasi minimal bagi pen-
ryawan, dan kematangan/kesiapan siswa men- didik di tingkat SD. Dua indikator keberhasilan

14
Musrofah Hidayati et al/Indonesian Journal of Curriculum and Educational Technology Studies
5 (1) (2017): 10-21

lainnya yaitu kualifikasi khusus bagi guru dan Manajemen kurikulum pendidikan
karyawan, serta kualifikasi bagi siswa sudah ter- akhlak dilakukan dengan baik sesuai dengan
penuhi dengan baik. konteks manajemen berbasis sekolah yaitu
“semuanya bisa mendaftar mba, tidak ada se- adanya pengembangan kurikulum tersendiri di
leksi apa apa. Cuma di sini kerja sama dengan sekolah. Pembagian alokasi waktu diatur den-
psikolog untuk mengetes kematangan belajar gan baik sehingga semua muatan kurikulum
anak dan mengidentifikasi kemampuan anak. pendidikan akhlak dapat tersampaikan melalui
Kalau anak sudah siap dan memiliki kema- kegiatan pembelajaran di sekolah. Manajemen
ta-ngan belajar ya diterima, kalau belum siap
belajar ya belum dapat diterima. Usia anak mi- kurikulum pendidikan akhlak yang dilakukan
nimal 6 tahun pada bulan Juni. Jadi, ada tes di SD IT Logaritma Karanganyar sesuai dengan
bakat minat untuk memetakan kemampuan prinsip manajemen kurikulum yang disampai-
anak” (Sukarmi, 15 Maret 2016). kan oleh Rusman (2009: 3) yaitu prinsip produk-
tivitas, demokratisasi, kooperatif, efektifitas dan
Komponen aspek perencanaan yang se- efisiensi, serta mengarahkan visi, misi, dan tuju-
lanjutnya adalah manajemen kurikulum pen- an kurikulum.
didikan akhlak. Manajemen kurikulum dapat
diartikan sebagai sebuah sistem pengelolaan ku- Komponen terakhir dari aspek perenca-
rikulum secara sistematis dalam rangka mewu- naan adalah sarana prasarana. Sarana dan prasa-
judkan tujuan program. Pada program pendidi- rana merupakan komponen penting yang dapat
kan akhlak, manajemen kurikulum diperlukan mempengaruhi ketercapaian tujuan program.
untuk mewujudkan tujuan pendidikan akhlak. Ketersediaan sarana dan prasarana menjadi pen-
Manajemen kurikulum yang baik akan berpen- ting untuk mewujudkan tujuan program. Pada
garuh pada keberhasilan pelaksanaan program. program pendidikan akh;ak ketersediaan sarana
dan prasarana yang memadai dapat menunjang
ketercapaian tujuan pendidikan akhlak. Oleh
karena itu, pada komponen sarana dan prasa-
rana indikator keberhasilan program adalah
tersedianya sarana dan prasarana yang memadai
untuk pendidikan akhlak.
Ketersediaan sarana prasarana di SD IT
Logaritma Karanganyar masih kurang mema-
dai. Sarana yang paling utama dalam pendi-
dikan akhlak yaitu Mushola. Di SD IT Logarit-
ma Karanganyar sudah terdapat mushola yang
digunakan untuk beribadah. Dilihat dari hasil
Gambar 2 Guru dan Karyawan Perempuan observasi, mushola di SD IT Logaritma Karan-
Memakai Jilbab ganyar belum dapat menampung semua siswa.
Kurikulum pendidikan akhlak di SD IT Lahan SD IT Logaritma Karanganyar memang
Logaritma Karanganyar terdiri dari (1) kuriku- kurang luas sehingga tidak memungkinkan un-
lum yang berasal dari kementerian pendidikan tuk menyediakan mushola yang luas yang dapat
dan kebudayaan, (2), kementerian agama, dan menampung semua siswa. Mushola digunakan
(3) kurikulum yang dikembangkan sendiri oleh secara bergantian karena hanya bisa menam-
sekolah. Kurikulum dari kementerian pendidi- pung satu kelas saja. Bahkan untuk kelas tiga,
kan kebudayaan berupa mata pelajaran wajib di kegiatan ibadah dilakukan di dalam kelas.
tingkat sekolah dasar. Kurikulum yang berasal Selain mushola, perpustakaan juga me-
dari kementerian agama berupa mata pelajaran rupakan sarana penting di sekolah. Perpusta-
Bahasa Arab, Sejarah Kebudayaan Islam, Aqi- kaan merupakan salah satu tempat untuk mem-
dah, dan Fiqih. Kurikulum pendidikan akhlak fasilitasi siswa yang memiliki minat baca tinggi.
yang dikembangkan sendiri oleh sekolah yaitu Siswa yang minat bacanya masih rendah juga da-
berupa program pagi ceria, qiro’ati, hadits, sho- pat ditingkatkan dengan adanya ruang perpusta-
lat duha, makan bersama, budaya antri, tertib, kaan yang didesain menarik sehingga siswa akan
disiplin, menjaga kebersihan, dan sholat duhur termotivasi untuk membaca. Gemar membaca
berjamaah. Ketiganya diintegrasikan ke dalam merupakan salah satu akhlak mulia yang perlu
sistem pembelajaran baik di dalam kelas mau- dibiasakan dan ditanamkan kepada siswa. Akan
pun di luar kelas. tetapi, karena di SD IT Logaritma Karanganyar

15
Musrofah Hidayati et al/Indonesian Journal of Curriculum and Educational Technology Studies
5 (1) (2017): 10-21

belum menyediakan ruang perpustakaan, minat didikan akhlak guru terlebih dahulu harus me-
baca siswa kurang tersalurkan dengan baik. nyusun RPP dan bahan ajar. RPP dan bahan ajar
dirancang agar muatan maupun kegiatan pem-
belajaran terdapat nilai-nilai pendidikan karak-
ter. Jadi, di dalam RPP harus ada nilai-nilai atau
muatan pendidikan akhlak yang akan disampai-
kan pada pelaksanaan pembelajaran.

Gambar 3 Mushola
Sarana lainnya yaitu ruang kelas. Di SD
IT Logaritma Karanganyar ada 12 ruang kelas,
dilengkapi dengan meja, kursi, jam dinding, pa-
pan tulis, alat kebersihan, papan piket, papan
tata tertib, dan lemari. Berdasarkan hasil obser-
vasi, kondisi ruang kelas sangat baik dan dapat
menunjang pendidikan akhlak. Di setiap kelas
terdapat tempat sampah, sehingga kebersihan
kelas selalu terjaga. Ruang kelas akan lebih baik
jika dilengkapi dengan poster-poster tentang Gambar 4 Dokumentasi RPP
akhlak mulia.
Berdasarkan hasil dokumentasi, RPP yang
Dari uraian di atas, dapat diketahui bahwa dibuat oleh guru dilihat dari susunannya su-
ketersediaan sarana dan prasarana di SD IT Lo- dah lengkap. Terdapat kompetensi dasar, stan-
garitma Karanganyar kurang memadai. Hal itu dar kompetensi, tujuan pembelajaran, materi
menunjukkan indikator keberhasilan program pembelajaran, metode pembelajaran, langkah-
pada komponen sarana dan prasarana belum langkah pembelajaran, alat dan sumber belajar,
dapat terpenuhi. Akan tetapi, hal tersebut tidak penilaian, dan karakter atau sikap yang akan di-
menjadi hambatan yang serius karena dapat dia- tanamkan di setiap pembelajaran. Akan tetapi,
tasi dengan baik sehingga pendidikan akhlak te- dilihat dari segi konten RPP masih kurang leng-
tap terlaksana. kap. Pada bagian langkah-langkah pembelajaran
belum mencerminkan RPP berbasis akhlak, ka-
B. Evaluasi Pelaksanaan Program Pendi- rena belum tercantum langkah-langkah penana-
dikan Akhlak man akhlak mulia dalam pembelajaran.

Evaluasi pada aspek pelaksanaan men- Selain RPP, guru juga harus menyiapkan
cakup proses pembelajaran dan dukungan serta bahan ajar untuk pendidikan akhlak. Berdasar-
kerja sama dari orang tua siswa, warga sekolah, kan hasil wawancara, guru kelas tiga menyata-
dan lingkungan sekolah. Proses pembelajaran kan,
“ada buku cetaknya, untuk pegangan anak.
mencakup kegiatan pendidikan akhlak di dalam Bukunya dari tiga serangkai penerbitnya. Te-
dan di luar kelas. Indikator keberhasilan pro- rus, untuk gurunya juga punya pegangan yang
gram pada komponen proses pembelajaran yai- lain, jadi saling mendukung. Dulu ada mo-
tu kemampuan guru dalam melakukan perenca- dulnya tetapi terus berganti guru, modulnya
sudah tidak digunakan. Selain itu ada don-
naan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran.
geng-dongeng sejarah nabi dan cerita-cerita
islami” (Musarofah, 16 Maret 2016).
Dalam perencanaan pembelajaran guru
harus menyusun RPP, mencari bahan ajar yang Berdasarkan hasil obsevasi, peneliti juga
akan digunakan, dan menyiapkan media pem- menemukan bahan ajar yang digunakan oleh
belajaran. Rozaq (2015: 45) juga menyatakan guru beragam mulai dari buku cetak, modul, ha-
dalam tahap perencanaan pembelajaran pen- dits-hadits, Al-qur’an, dongeng, dan buku-buku

16
Musrofah Hidayati et al/Indonesian Journal of Curriculum and Educational Technology Studies
5 (1) (2017): 10-21

cerita islami. Guru tidak hanya menggunakan suai dengan pendapat Mulyasa (2013: 165) yaitu
buku dari satu penerbit saja, tetapi dari bebera- metode keteladanan, pembiasaan, pembinaan
pa penerbit sebagai pelengkap dan pendukung disiplin, hadiah dan hukuman. Berdasarkan ha-
bahan ajar yang ada. sil wawancara, guru kelas tiga menyatakan,
Untuk penggunaan media pembelajaran “Metodenya kita kaya pemberian con-toh/
di SD IT Logaritma Karanganyar masih belum teladan, kita juga ada pemberlakuan aturan
akhlak mulia dengan harapan itu dijalankan
maksimal. Guru lebih sering mengandalkan mereka jadi pembiasaan” (Musarofah, 16 Ma-
buku dan modul sebagai media. Seharusnya ret 2016).
guru dapat menggunakan media pembelajaran
lain yang lebih menarik sehingga siswa tidak
akan bosan. Guru juga harus memperhatikan
kriteria pemilihan media yang baik. Arsyad
(2013: 74) mengemukakan kriteria pemilihan
media yang baik yaitu harus sesuai dengan tuju-
an, praktis, luwes, dan bertahan, mampu dan te-
rampil menggunakan, pengelompokan sasaran,
dan mutu tek-nis.
Tahap selanjutnya yaitu pelaksanaan pen-
didikan akhlak yang harus mengacu pada tuju-
an yaitu pembinaan akhlak peserta didik. Ulum
(2014: 65) menyatakan, membina akhlak berarti Gambar 5 Kegiatan Festival Seni
usaha seseorang individu atau lembaga beru-
saha untuk mengarahkan mengembangkan si-
fat-sifat yang dimiliki manusia sejak lahir dalam Keteladanan menjadi metode utama pada
jiwanya dan bersifat konstan untuk menuju arah pelaksanaan pendidikan akhlak di SD IT Lo-
yang lebih baik. garitma Karanganyar. Sesuai dengan pendapat
Putri (2011: 212) yang menyatakan, keteladanan
Pada pelaksanaan pendidikan akhlak di memiliki kontribusi yang sangat besar dalam
SD IT Logaritma Karanganyar, guru menerap- membina akhlak siswa. Guru akan menjadi to-
kan model gabungan. Sesuai dengan pendapat koh idola dan panutan bagi siswa. Oleh karena
Mulyasa (2013: 61), model gabungan adalah ga- itu, guru dituntut untuk selalu menunjukkan
bungan dari model pendidikan akhlak sebagai sikap yang baik kepada siswa. Dilihat dari hasil
mata pelajaran tersendiri, model korelasi dalam penelitian, guru di SD IT Logaritma Karangany-
mata pelajaran sejenis, model terintegrasi dalam ar sudah mampu menerapkan metode ketelada-
semua bidang studi, dan model di luar lapangan. nan dengan baik. Tidak hanya guru, semua war-
Pendidikan akhlak diberikan melalui mata pela- ga sekolah juga memberikan teladan yang baik
jaran tersendiri dan juga diintegrasikan dalam kepada siswa.
semua bidang studi yang ada di sekolah.
Pada sikap religius, keteladanan yang di-
Selain itu, pendidikan akhlak juga diberi- berikan oleh guru yaitu mengucap salam sebe-
kan melalui kegiatan di luar lapangan. Mulyasa lum masuk ke kelas, mengawali pembelajaran
(2013: 61) menyatakan model di luar lapangan dengan bacaan basmalah, berdo’a sebelum dan
dapat dilakukan melalui dua cara yaitu melalui sesudah pembelajaran, terbiasa mengucap ka-
kegiatan ekstrakurikuler wajib dan melalui ke- limat toyyibah, dan melaksanakan sholat. Pada
mitraan dengan lembaga lain. Di SD IT Logarit- sikap jujur, guru selalu berkata jujur dan mau
ma Karanganyar kegiatan di luar kelas dilakukan mengakui kesalahan. Pada sikap tanggung ja-
melalui kegiatan ekstrakurikuler wajib dan pi- wab, guru selalu datang tepat waktu guru juga
lihan. Ekstrakurikuler wajibnya adalah pramu- melakukan kewajibannya dengan baik sebagai
ka, sedangkan pilihannya yaitu panahan, green pendidik. Pada sikap sopan santun, guru selalu
school, sains club, matematika club, english club, berbicara dengan penuh kasih sayang dan tidak
MTQ, bina sastra, bina lukis, sepak bola, bela teriak-teriak, menghormati orang yang sedang
diri, sepak takraw, dan kaligrafi. Kegiatan lain di berbicara, mengucapkan permisi, dan minta
luar ekstrakurikuler meliputi bakti sosial, study maaf saat melakukan kesalahan. Pada sikap cin-
tour, festival seni, study industry, dan outbond. ta lingkungan, guru selalu membuang sampah
Metode yang digunakan dalam pendidi- di tempat sampah, menjaga kebersihan diri dan
kan akhlak di SD IT Logaritma Karanganyar se- lingkungan sekolah.

17
Musrofah Hidayati et al/Indonesian Journal of Curriculum and Educational Technology Studies
5 (1) (2017): 10-21

Metode yang digunakan selanjutnya ada- dan tamu sekolah, mengucapkan terima kasih
lah pembiasaan. Pembiasaan menurut Mulyasa saat menerima bantuan, meminta maaf saat
(2013: 165) adalah sesuatu yang sengaja dilaku- berbuat salah, mengucapkan permisi, dan mem-
kan secara terus-menerus dan berulang-ulang buang sampah di tempat sampah. Walaupun ke-
sehingga menjadi sebuah kebiasaan. Metode giatan spontan tidak terprogram dan tidak ter-
pembiasaan sangat baik digunakan pada kelas jadwal, kegiatan spontan selalu dilakukan oleh
rendah (1,2,3). Langkah pertama, guru membe- guru dan warga sekolah setiap hari dan sudah
rikan penjelasan mengenai akhlak yang baik, ke- menjadi kebiasaan.
mudian guru memberikan contoh akhlak yang
Metode selanjutnya adalah pembinaan
baik. Siswa diminta untuk ikut menerapkan
disiplin. Metode ini berkaitan dengan metode
akhlak yang baik dalam kehidupan sehari-hari,
pembiasaan dan keteladanan. Metode pembi-
hal tersebut dilakukan berulang-ulang sehingga
naan disiplin di SD IT Logaritma Karanganyar
menjadi kebiasaan.
dilakukan melalui pembiasaan taat aturan untuk
Metode pembiasaan di SD IT Logaritma berakhlak mulia. Tujuan dibuatnya aturan-atu-
Karanganyar dilakukan secara terprogram dan ti- ran adalah agar siswa dapat terbiasa berakhlak
dak terprogram. Pembiasaan secara terprogram mulia dan dapat disiplin dengan mematuhi atu-
dilakukan oleh guru pada saat pembelajaran di ran yang ada di sekolah. Budaya disiplin ditun-
dalam kelas, sedangkan pembiasaan tidak terp- jukkan oleh warga sekolah untuk mendukung
rogram dilakukan melalui kegiatan rutin, spon- terwujudnya tujuan pendidikan akhlak di SD IT
tan, dan keteladanan. Sesuai dengan pendapat Logaritma Karanganyar.
Mulyasa (2013: 165), kegiatan rutin merupakan
Metode pembinaan disiplin yang dite-
bentuk pembiasaan tidak terprogram yang di-
rapkan sesuai dengan prinsip demokratis. Muly-
lakukan terjadwal di sekolah. Kegiatan spontan
asa (2013: 173) menyatakan metode pembinaan
merupakan betuk pembiasaan tidak terprogram
disiplin harus disesuaikan dengan prinsip dan
yang tidak terjadwal dan terjadi secara spontan,
tujuan pendidikan nasional, yaitu demokratis.
dan keteladanan merupakaan pembiasaan yang
Prinsip demokratis berarti dalam pembinaan
dilakukan dalam kegiatan sehari-hari.
disiplin harus berpedoman dari, oleh, dan un-
Kegiatan rutin yang dilakukan yaitu pro- tuk siswa, sedangkan guru berperan sebagai tut
gram pagi ceria, upacara bendera, hafalan, mem- wuri handayani. Sebelum membina disiplin sis-
baca do’a, sholat duha, sholat duhur berjamaah, wa, guru harus membina disiplin dirinya sendiri
makan bersama, dan piket kebersihan. Program sebagai contoh. Latifah (2010: 65) menyatakan
pagi ceria merupakan kegiatan rutin setiap pagi guru adalah sosok yang mudah dicontoh oleh
sebelum siswa memulai pembelajaran. Pagi ce- para siswa, sehingga gurulah yang harus dibina
ria dilaksanakan pukul 06.55 WIB, semua siswa terlebih dahulu sebelum mengajarkan pada sis-
berbaris di depan kelas. Setelah siswa berbaris wanya.
rapi, siswa menyanyikan yel-yel SD IT Logaritma Metode pembinaan disiplin berkaitan
Karanganyar dengan semangat. Siswa berganti- juga dengan metode hadiah dan hukuman. Me-
an masuk ke kelas setelah dapat menjawab per- tode hadiah diterapkan sebagai penguatan, dan
tanyaan yang diberikan oleh temannya. hukuman diberikan agar siswa disiplin dan taat
aturan. Hadiah tidak berupa benda fisik tetapi
berupa ucapan apresasi untuk memotivasi sis-
wa mempertahankan akhlak baiknya. Metode
hadiah di SD IT Logaritma Karanganyar belum
diterapkan secara optimal. Dilihat dari hasil ob-
servasi, pemberian apresiasi kepada siswa yang
taat aturan masih kurang.
Berbeda dengan metode hadiah, metode
hukuman sudah dapat diterapkan dengan baik.
Siswa yang tidak taat aturan dikenai hukuman.
Istilah hukuman diganti dengan akhlak mulia,
karena hukuman yang diberikan oleh guru beru-
Gambar 6 Program Pagi Ceria
pa amalan akhlak mulia. Salah satu contoh hu-
Kegiatan spontan yang dilakukan yaitu kuman yang diberikan adalah menulis ayat-ayat
mengucap salam saat bertemu dengan teman Al-qur’an. Jadi, hukuman yang diberikan sangat

18
Musrofah Hidayati et al/Indonesian Journal of Curriculum and Educational Technology Studies
5 (1) (2017): 10-21

mendidik dan sesuai dengan tujuan pendidikan sekolah dapat memberikan contoh yang baik
akhlak di SD IT Logaritma Karanganyar. bagi siswa dan mendukung kegiatan yang ada di
sekolah.
Pelaksanaan pembelajaran pendidikan
akhlak juga meliputi kegiatan evaluasi. Guru ha- Berdasarkan uraian di atas mengenai pe-
rus mampu mengevaluasi pembelajaran pendi- laksanaan pendidikan akhlak dapat diketahui
dikan akhlak. Di SD IT Logaritma Karanganyar, bahwa pelaksanaan pendidikan akhlak di SD IT
evaluasi pendidikan akhlak dilakukan oleh guru Logaritma Karanganyar sudah terlaksana den-
kelas melalui pengamatan sehari-hari. Zubaidi gan baik sesuai indikator keberhasilan program.
(2007: 4) juga menyatakan bahwa pendidikan Tetapi, masih perlu ditingkatkan lagi dalam hal
akhlak dapat dievaluasi melalui lembar pen- komitmen guru dan orang tua siswa dalam pem-
gamatan siswa untuk mengamati perilaku apa binaan disiplin anak.
yang muncul dalam diri siswa setelah mengikuti
C. Evaluasi Hasil Program Pendidikan
pendidikan akhlak. Seperti yang dikemukakan
oleh guru kelas tiga, Akhlak
“Penilaian melalui pengamatan sehari-hari, Hasil pendidikan akhlak dapat diketahui
perilaku mana yang lebih sering muncul. Di setelah guru melaksanakan evaluasi melalui
akhir semester ada dua raport, raport pela- pengamatan perilaku siswa. Pada pembahasan
jaran umum dan raport muatan lokal. Raport ini, hasil pendidikan akhlak difokuskan pada
muatan lokal memuat penilian akhlak, peni-
laian ekstrakurikuler, dan muatan lokal lain-
perubahan perilaku pada sikap religius, jujur,
nya. Wali kelas yang bertugas mengamati tanggung jawab, sopan santun, dan cinta ling-
perilaku siswa setiap hari” (Musarofah, 16 kungan. Zubaedi (2007: 4) menyatakan pendidi-
Maret 2016). kan akhlak berhasil apabila peserta didik sudah
Guru memiliki lembar pengamatan se- mampu mengamalkan nilai-nilai akhlak mulia
hari-hari, kemudian hasil pengamatan sehari- dalam kehidupan sehari-hari.
hari direkap di dalam buku laporan pendidikan Guru dapat mengetahui perubahan si-
akhlak. Guru juga meminta kerja sama dengan kap-sikap siswa melalui pengamatan sesuai
orang tua untuk ikut mengamati perilaku anak dengan indikator. Kementerian pendidikan dan
di rumah melalui lembars pengamatan dari se- kebudayaan juga telah menyusun panduan pe-
kolah. Dari hasil pengamatan dan dokumentasi, nilaian sikap untuk jenjang sekolah dasar yang
guru sudah mampu melakukan evaluasi pembe- dapat digunakan sebagai panduan dalam meni-
lajaran dengan baik. lai perubahan perilaku siswa meliputi sikap re-
Pelaksanaan pendidikan akhlak di SD IT ligius, jujur, tanggung jawab, sopan santun, dan
Logaritma Karanganyar tidak terlepas dari ham- cinta lingkungan.
batan-hambatan. Hambatannya yaitu kurang- Dilihat dari hasil observasi, siswa sudah
nya komitmen dari guru untuk selalu membina mampu menerapkan nilai-nilai religius dalam
kedisiplinan siswa. Selain itu, hambatan lainnya kehidupan sehari-hari. Siswa mengucapkan sa-
yaitu kurangnya kerja sama dan dukungan dari lam saat bertemu dengan guru, siswa juga men-
orang tua siswa. Pendidikan akhlak tidak cukup gucapkan salam sebelum masuk ke kelas. Sete-
dilakukan di sekolah saja, tetapi harus dilanjut- lah semua siswa masuk ke kelas, siswa berdo’a
kan di rumah. Oleh karena itu, kerja sama dan bersama sebelum memulai pembelajaran. Di-
dukungan dari orang tua siswa sangat diperlu- lanjutkan dengan kultum/ceramah tentang
kan. Sesuai dengan pendapat Mulyasa (2013: akhlak mulia. Setelah ceramah, siswa membaca
165), pelaksanaan pendidikan akhlak dengan hafalan surat-surat Al-qur’an.
model gabungan memerlukan dukungan dan
kerja sama dari semua warga sekolah termasuk Semua siswa kelas tiga melaksanakan sho-
orang tua siswa dan masyarakat lingkungan se- lat duhur berjamaah pada jam istirahat kedua,
kolah. setelah itu siswa selalu makan siang bersama.
Sebelum makan, semua siswa berdo’a dipimpin
Orang tua selalu mendukung setiap ke- oleh salah satu siswa. Setelah selesai makan, be-
giatan yang ada di sekolah. Tetapi, untuk pembi- berapa siswa juga ada yang berdo’a. Sikap religius
naan disiplin di rumah belum semua dilakukan lainnya yang ditunjukkan siswa yaitu berdo’a se-
oleh orang tua siswa. Semua warga sekolah juga telah selesai pembelajaran. Siswa juga membaca
saling mendukung untuk mewujudkan tujuan do’a berkendara bersama-sama, karena hampir
pendidikan akhlak. Dukungan dan kerja sama semua siswa dijemput menggunakan sepeda
dari lingkungan sekolah juga baik, lingkungan motor. Siswa yang mengikuti kegiatan ekstra-

19
Musrofah Hidayati et al/Indonesian Journal of Curriculum and Educational Technology Studies
5 (1) (2017): 10-21

kurikuler juga tidak lupa melaksanakan sholat tua siswa, “jadi untuk tanggung jawab belum
ashar ketika adzan sudah dikumandangkan. Di- 100% belum” (Marsiah, 18 Maret 2016).
lihat dari perilaku yang sudah ditunjukkan oleh
siswa kelas tiga, dapat diketahui bahwa indika- Perilaku siswa yang menunjukkan sikap
tor sikap religius yang ada sudah dilaksanakan sopan santun dilihat dari hasil observasi yaitu
dengan baik oleh siswa, kecuali mengucapkan menghormati orang lain saat mengemukakan
salam sebelum menyampaikan pendapat. pendapat, menghormati guru dan warga seko-
lah, berpakaian rapi sesuai dengan aturan yang
berlaku di sekolah, menunjukkan wajah ramah,
bersahabat, dan tidak cemberut, mengucapkan
terima kasih saat diberi bantuan misalnya sete-
lah meminjam barang, duduk dengan rapi saat
pembelajaran, dan memperhatikan penjelasan
dari guru, mengucapkan salam ketika bertemu
dengan guru, berjabat tangan dan mencium
tangan bapak/ibu guru sebagai tanda hormat.
Selain itu, siswa juga lebih berhati-hati dalam
berbicara, siswa berusaha menggunakan baha-
sa yang santun agar tidak menyakiti perasaan
Gambar 7 Siswa Sholat Duhur Berjamaah
orang lain.
Sikap jujur sudah ditunjukkan walaupun
Siswa juga menunjukkan sikap sopan san-
belum maksimal. Berdasarkan hasil observasi,
tun saat di rumah. Dari hasil wawancara, orang
perilaku jujur yang ditunjukkan oleh siswa ada-
tua siswa menyatakan,
lah tidak mencontek saat ujian dan mengerjakan
sendiri tugas yang diberikan oleh guru tanpa “tapi untuk kaya cara menyampaikan sesuatu
kepada teman itu, nek saya lihat lebih hati-
menjiplak tugas teman. Saat siswa diminta un-
hati cara ngomongnya lebih disaring. Kamu
tuk mengisi form penilaian diri, siswa juga me- jangan kaya gini, gak bentakbentak, beru-
nunjukkan sikap jujur. Terlihat dari jawaban sis- saha untuk tidak menyakiti gitu, iyaa. Jadi,
wa dan pada saat mengisi form penilaian tidak gak main tarik, gak main teriak-teriak gitu.
menyontek ke temannya. Perilaku jujur yang Alhamdulillah yah, nek anakku itu, dia itu gak
pernah minta paksa.” (Marsiah, 18 Maret 2016).
ditunjukkan siswa masih sangat mendasar yaitu
hanya sebatas tidak menyontek. Siswa masih su- “Iyaa ada, dari cara bicaranya jadi lebih sopan
sah untuk mengakui kesalahan dan kekeliruan- santun. Jadi patuh sama orang tua,” (Hidayati,
nya. Siswa masih suka menyalahkan orang lain 18 Maret 2016).
ketika ada kekeliruan. Pada saat diminta untuk Jadi, dapat disimpulkan bahwa sikap so-
mengemukakan pendapat, siswa juga masih pan santun sudah dapat dilaksanakan oleh siswa
cenderung mengikuti pendapat teman. Jadi, ha- kelas tiga di SD IT Logaritma Karanganyar.
sil pendidikan akhlak pada sikap jujur di SD IT
Logaritma Karanganyar belum dapat dikata-kan
berhasil 100%.

Selanjutnya yaitu sikap tanggung jawab.


Dilihat dari hasil observasi, perilaku yang ditun-
jukkan oleh siswa kelas tiga yaitu datang ke se-
kolah tepat waktu. Perilaku tersebut menunjuk-
kan siswa bertanggung jawab atas dirinya sendiri
dan bertanggung jawab terhadap kewajibannya
sebagai peserta didik. Perilaku lain yang ditun-
jukkan oleh siswa kelas tiga yaitu merapikan
sepatu, mengerjakan tugas dan mengumpul-
kannya tepat waktu, walaupun terkadang ada
beberapa siswa yang lupa tidak membawa tugas Gambar 8 Siswa Membuang Sampah di Tem-
rumah. Siswa melaksanakan tugas piket kebersi- patnya dan Menjaga Kebersihan
han walalupun belum semuanya. Jadi, untuk si- Sikap yang terakhir yaitu cinta lingku-
kap tanggung jawab belum dapat dikatakan ber- ngan. Siswa sudah mampu menunjukkan peri-
hasil 100%, seperti yang dinyatakan oleh orang laku cinta lingkungan walalupun belum maksi-

20
Musrofah Hidayati et al/Indonesian Journal of Curriculum and Educational Technology Studies
5 (1) (2017): 10-21

mal. Siswa selalu membuang sampah di tempat DAFTAR PUSTAKA


sampah, membersihkan kelas sebelum pulang, Afandi, S. (2014) Gawat Pelaku Kejahatan yang Meli-
mematikan keran air jika tidak digunakan, dan batkan Anak, Jumlahnya Meningkat. Diakses
hemat listrik dengan tidak menyalakan lampu pada situs http://-rri.co.id/post/berita/121954/
pada siang hari. Tugas piket kebersihan selain nasional/gawat_pelaku_kejahatan_yang_mel-
bertujuan untuk menanamkan sikap tanggung ibatkan_anak_jumlahnya_meningkat.html.
jawab pada siswa, juga bertujuan untuk mena- pada tanggal 13 Februari 2016 pukul 14.15 WIB.
namkan sikap cinta lingkungan. Siswa dibiasa- Arsyad, A (2013) Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawa-
kan untuk menjaga kebersihan kelas dan ling- li Press.
Clark. (2004) Recent Research on All-Day Kindengar-
kungan sekolah.
ten. ERIC Digest. Vol. 01. No: 3.
Hasan, N. (2006) Full day School (Model Alternatif
SIMPULAN Pembelajaran bahasa Asing). Jurnal Pendidi-
Berdasarkan hasil penelitian mengenai kan Tadris. Vol 1. No 1.
Latifah, U. (2010) Implementasi Pendidikan Akhlak
evaluasi program pendidikan akhlak di SD IT
pada Sekolah Dasar Islam Terpadu Insan Per-
Logaritma Karanganyar pada kelas tiga, dapat mata Kota Malang. Skripsi UIN Malang.
ditarik simpulan berikut (1) perencanaan pro- Mulyasa, E. (2013) Manajemen Pendidikan Karakter.
gram pendidikan akhlak pada komponen rele- Jakarta: PT Bumi Aksara.
vansi tujuan pendidikan akhlak dan manajemen Putri, N.A. (2011) Penanaman Nilai-Nilai Pendidikan
kurikulum sudah sesuai dengan indikator keber- Karakter Melalui Mata Pelajaran Sosiologi. Ju-
hasilan program. Akan tetapi, pada komponen rnal Komu-nitas Vol.3 No.2 hlm. 205-215.
sumber daya manusia dan ketersediaan sarana Rozaq, A. (2015) Pengelolaan Proses Pem-belajaran
prasarana belum memenuhi indikator keber- Pendidikan Karakter di Sekolah Dasar. IJCETS
3 (1) (2015): 41-48.
hasilan, (2) pelaksanaan program pendidikan
Rusman. (2009) Manajemen Kurikulum (Seri II). Ja-
akhlak pada komponen proses pembelajaran karta: PT Raja Grafindo Persada.
sudah terlaksana dengan baik sesuai indikator Saehudin. (2005) Pengaruh Pelaksanaan Pembelaja-
keberhasilan, dan pada komponen dukungan/ ran Full Day School terhadap Akhlak Peserta
kerja sama dari warga sekolah dan lingkungan didik. Tesis IAIN Sunan Ampel.
sekolah sudah baik, dukungan dan kerja sama Setiyarini, I.N. (2014) Penerapan Sistem Pembelajaran
dari orang tua siswa masih perlu ditingkatkan, “Fun & Full Day School” untuk Meningkatkan
(3) hasil program pendidikan akhlak pada sikap Religiusitas Peserta Didik Di Sdit Al Islam Ku-
religius sudah sangat baik, pada sikap jujur dan dus. Jurnal Teknologi Pendidikan dan Pembe-
lajaran Vol.2, No.2, hal 231 – 244.
sopan santun sudah baik, sedangkan pada sikap
Sugiyono. (2013) Metode Penelitian Pendidikan. Band-
tanggung jawab dan cinta lingkungan masih ung: Alfabeta.
perlu ditingkatkan. Ulum, A.S. (2014) Pelaksanaan Pembinaan Akhlak
melalui Pendidikan Akhlak di SMA N 1 Turen.
UCAPAN TERIMA KASIH Skripsi Universitas Islam Negeri Maulana Ma-
lik Ibrahim.
Penulis mengucapkan terima kasih kepa- Zubaedi. (2007) Pendidikan Berbasis Masyarakat. Yo-
da Bapak Sugeng Purwanto, Ketua Jurusan Kuri- gyakarta: Pustaka Pelajar.
kulum dan Teknologi Pendidikan, Ibu Sukarmi, Zuriah, N. (2008) Pendidikan Moral dan Budi Pekerti
Kepala SD IT Logaritma Karanganyar yang telah dalam Perspektif Perubahan. Jakarta: Bumi
memberi izin penelitian, juga Ibu Musarofah se- Aksara.
laku guru kelas tiga yang telah membantu penu-
lis dalam pelaksanaan penelitian.

21

You might also like