You are on page 1of 40

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK Ny.

R DENGAN MASALAH
DIARE DI RT 001 / RW 002 KELURAHAN KEDAUNG KOTA DEPOK

Dosen Pembimbing :Ns. Veri, S.Kep., M.kep

Disusun oleh :
Nur Salsabilla Dwika Putri
191030100108

Kelas :
7D
S1 ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
WIDYA DHARMA HUSADA – TANGERANG SELATAN
2022/2023
LAPORAN PENDAHULUAN

1. Konsep Gerontik
A. Definisi Lansia
Usia lanjut adalah kelompok orang yang sedang mengalami suatu proses
perubahan yang bertahap dalam jangka waktu beberapa dekade. Usia lanjut
merupakan tahap perkembangan normal yang akan dialami oleh setiap individu yang
mencapai usia lanjut dan merupakan kenyataan yang tidak dapat dihindari
(Notoatmodjo, 2007).
Lansia merupakan dua kesatuan fakta sosial dan biologi. Sebagai suatu fakta
sosial, lansia merupakan suatu proses penarikan diri seseorang dari berbagai status
dalam suatu struktur masyarakat. Secara fisik pertambahan usia dapat berarti semakin
melemahnya menusia secara fisik dan kesehatan (Prayitno, 2000) Menurut Undang
Undang RI No 23 tahun 1992 tentang kesehatan pasal 19 ayat 1 bahwa manusia lanjut
usia adalah seseorang yang karena usianya mengalami perubahan biologis, fisik,
kejiwaan dan sosial. Perubahan ini akan memberikan pengaruh pad seluruh aspek
kehidupan (Khoiriyah, 2011).
Lanjut Usia adalah fase menurunnya kemampuan akal dan fisik, yang di mulai
dengan adanya beberapa perubahan dalam hidup. Sebagai mana di ketahui, ketika
manusia mencapai usia dewasa, ia mempunyai kemampuan reproduksi dan
melahirkan anak. Ketika kondisi hidup berubah, seseorang akan kehilangan tugas dan
fungsi ini, dan memasuki selanjutnya, yaitu usia lanjut, kemudian mati. Bagi manusia
yang normal, siapa orangnya, tentu telah siap menerima keadaan baru dalam setiap
fase hidupnya dan mencoba menyesuaikan diri dengan kondisi lingkunganya
(Darmojo, 2004 dalam Uswatun Chasanah, 2016).

B. Klasifikasi Lansia
Menurut Maryam (2008), lima klasifikasi pada lansia antara lain:
1. Pra lansia Seseorang yang berusia 45-59 tahun
2. Lansia Seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih
3. Lansia resiko tinggi Seseorang yang berusia 70 tahun atau lebih/ seseorang yang
berusia 60 tahun atau lebih dengan masalah kesehatan
4. Lansia potensial Lansia yang masih mampu melakukan pekerjaan dan/atau
kegiatan yang masih dapat menghasilkan barang/ jasa
5. Lansia tidak potensial Lansia yang tidak berdaya mencari nafkah, sehingga
hidupnya bergantung pada bantuan orang lain
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia WHO dalam Psychologymania, 2013 batasan
lanjut usia meliputi :
1.Usia pertengahan (middle age) adalah kolompok usia 45-59 tahun.
2.Lanjut usia (elderly) antara usia 60-74 tahun.
3.Lanjut usia tua (old) antara 75-90 tahun.
4.Usia sangat tua (very old) diatas 90 tahun

C. Tipe Lansia
Menurut Maryam (2008), beberapa tipe lansia bergantung pada karakter, pengalaman
hidup, lingkungan, kondisi fisik, mental, sosial dan ekonominya. Tipe tersebut dapat
dijabarkan sebagai berikut :
1. Tipe arif bijaksana
Kaya dengan hikmah, pengalaman menyesuaikan diri dengan perubahan jaman,
mempunyai kesibukan, bersikap ramah, rendah hati, sederhana, dermawan,
memenuhi undangan, dan menjadi panutan
2. Tipe mandiri
Mengganti kegiatan yang hilang dengan yang baru dan selektif dalam mencari
pekerjaan, bergaul dengan teman dan memenuhi undangan
3. Tipe tidak puas
Konflik lahir batin menentang proses penuaan sehingga menjadi pemarah, tidak
sabar, mudah tersinggung, sulit dilayani, pengkritik dan banyak menuntut
4. Tipe pasrah
Menerima dan menunggu nasib baik, mengikuti kegiatan agama dan melakukan
pekerjaan apa saja
5. Tipe bingung
Kaget, kehilangan kepribadian, mengasingkan diri, minder, menyesal, pasif dan
acuh tidak acuh
D. Tugas Perkembangan Lanjut Usia
Seiring tahap kehidupan, lansia memiliki tugas perkembangan khusus.menurut Potter
dan Perry (2005), tujuh kategori utama tugas perkembangan lansia meliputi:
1. Menyesuaikan terhadap penurunan kekuatan fisik dan kesehatan
Lansia harus menyesuaikan dengan perubahan fisik seiring terjadinya penuaan
sistem tubuh, perubahan penampilan dan fungsi.Hal ini tidak dikaitkan dengan
penyakit, tetapi hal ini adalah normal.
2. Menyesuaikan terhadap masa pensiun dan penurunan pendapatan
Lansia umumnya pensiun dari pekerjaan purna waktu, dan oleh karena itu
mungkin perlu untuk meyesuaikan dan membuat perubahan karena hilangnya
peran bekerja.
3. Menyesuaikan terhadap kematian pasangan
Mayoritas lansia dihadapkan pada kematian pasangan, teman, dan kadang
anaknya.Kehilangan ini sering sulit diselesaikan, apalagi bagi lansia yang
menggantungkan hidupnya dari seseorang yang meninggalkannya dan sangat
berarti bagi dirinya.
4. Menerima diri sendiri sebagai individu lansia
Beberapa lansia menemukan kesulitan untuk menerima diri sendiri selama
penuaan. Mereka dapat memperlihatkan ketidakmampuannya sebagai koping
dengan menyangkal penurunan fungsi, meminta cucunya untuk tidak memanggil
mereka “nenek” atau menolak meminta bantuan dalam tugas yang menempatkan
keamanan mereka pada resiko yang besar
5. Mempertahankan kepuasan pengaturan hidup
Lansia dapat mengubah rencana kehidupannya. Misalnya kerusakan fisik dapat
mengharuskan pindah ke rumah yang lebih kecil dan untuk seorang diri
6. Mendefinisikan ulang hubungan dengan anak yang dewasa
Lansia sering memerlukan penetapan hubungan kembali dengan anakanaknya
yang telah dewasa
7. Menentukan cara untuk mempertahankan kualitas hidup
Lansia harus belajar menerima akivitas dan minat baru untuk mempertahankan
kualitas hidupnya.Seseorang yang sebelumnya aktif secara sosial sepanjang
hidupnya mungkin merasa relatif mudah untuk bertemu orang baru dan mendapat
minat baru.Akan tetapi, seseorang yang introvert dengan sosialisasi terbatas,
mungkin menemui kesulitan bertemu orang baru selama pensiun.

E. Masalah Fisik Pada Lansia


Menurut Azizah (2011), masalah fisik yang sering ditemukan pada lansia adalah :
1. Mudah Jatuh Jatuh adalah suatu kejadian yang dilaporkan penderita atau saksi
mata
yang melihat kejadian yang mengakibatkan seseorang mendadak
terbaring/terduduk di lantai atau tempat yang lebih rendah dengan atau tanpa
kehilangan kesadaran atau luka
2. Mudah Lelah Disebabkan oleh : faktor psikologis (perasaan bosan, keletihan atau
perasaan depresi), gangguan organis, pengaruh obat-obat.
3. Berat Badan Menurun Disebabkan oleh : Pada umumnya nafsu makan menurun
karena kurang gairah hidup atau kelesuan, Adanya penyakit kronis, Gangguan
pada saluran pencernaan sehingga penyerapan makanan terganggu, Faktor-faktor
sosioekonomis (pensiun).
4. Sukar Menahan Buang Air Besar Disebabkan oleh : Obat-obat pencahar perut,
Keadaan diare, Kelainan pada usus besar, Kelainan pada ujung saluran
pencernaan (pada rektum usus).
5. Gangguan pada Ketajaman Penglihatan Disebabkan oleh : Presbiop, Kelainan
lensa
mata (refleksi lensa mata kurang), Kekeruhan pada lensa (katarak), Tekanan
dalam mata yang meninggi (glaukoma).

F. Penyakit Yang Sering Di Jumpai


Menurut Azizah (2011), dikemukakan adanya empat penyakit yang sangat erat
hubungannya dengan proses menua yakni :
1. Gangguan sirkulasi darah, seperti : hipertensi, kelainan pembuluh darah,
gangguan
pembuluh darah di otak (koroner) dan ginjal
2. Gangguan metabolisme hormonal, seperti: diabetes mellitus, klimakterium, dan
ketidakseimbangan tiroid.
3. Gangguan pada persendian, seperti osteoartitis, gout arthritis, atau penyakit
kolagen lainnya d. Berbagai macam neoplasma
2. Konsep Diare
A. Definisi Diare
Diare menurut Mansjoer (2000) adalah frekuensi defekasi encer lebih dari 3 x
sehari dengan atau tanpa daerah atau tinja yang terjadi secara mendadak berlangsung
kurang dari tujuh hari yang sebelumnya sehat. Sedangkan menurut Suruadi (2001)
Diare adalah kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi karena
frekuensi satu kali atau lebih BAB dengan bentuk tinja yang encer atau cair. Dan
menurut Ngastiyah (2005) Diare adalah BAB dengan jumlah tinja yang banyak dari
biasanya, dengan tinja yang berbentuk cairan atau setengah cair dapat pula disertai
frekuensi defekasi yang meningkat.
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair atau setengah
cair (setengah padat), kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari 200 g
atau 200 ml/24 jam. Definisi lain memakai kriteria frekuensi, yaitu buang air besar
encer lebih dari 3 kali per hari. Buang air besar encer tersebut dapat/tanpa disertai
lendir dan darah.

B. Etiologi
Diare disebabkan oleh faktor infeksi, malabsorpsi, makanan, dan faktor psikologis
(Djitowiyono dan Kristiyanasari, 2011). Infeksi merupakan penyebab utama diare
akut akibat bakteri, virus, dan parasit (Ridha, 2014). Etiologi pada diare menurut
Yuliastati & Arnis (2016) ialah:
a. Infeksi enteral yaitu adanya infeksi yang terjadi di saluran
pencernaan dimana merupakan penyebab diare meliputi infeksi bakteri, virus,
parasite, protozoa, serta jamur dan bakteri.
b. Infeksi parenteral yaitu infeksi di bagian tubuh lain diluar alat pencernaan seperti
pada otitis media, tonsilitis, bronchopneumonia serta encepthalitis
c. Faktor malabsorpsi, dimana malabsorpsi ini biasa terjadi terhadap karbohidrat
seperti disakarida (intoleransi laktosa, maltose dan sukrosa), monosakarida
intoleransi glukosa, fruktosa dan galaktosa), malabsorpsi protein dan lemak.
d. Faktor risiko
Menurut direktorat jendral pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan
(2011) faktor risiko terjadinya diare adalah: faktor perilaku, dan faktor
lingkungan.

C. Klasifikasi
Menurut Dwienda (2014), klasifikasi diare dibedakan menjadi 3 yaitu sebagai
berikut:
a. Diare akut: keluarnya tinja cair tanpa darah selama 7-14 hari.
b. Diare persisten atau diare kronis: keluarnya tinja cair selama 14 hari atau lebih
dan dapat disertai darah atau tidak. Diare persisten atau diare kronis dalam
waktu lama akan mengakibatkan dehidrasi.
c. Diare disentri: keluarnya tinja sedikit-sedikit dan sering dan mengeluh sakit
perut saat BAB. Diare disentri dapat mengakibatkan anoreksia, kehilangan
berat badan yang cepat, dan kerusakan mukosa usus karena bakteri.

D. Patofisiologi
Menurut Suriadi (2001), patofisiologi dari Gastroenteritis adalah meningkatnya
motilitas dan cepatnya pengosongan pada intestinal merupakan akibat dari gangguan
absorbsi dan ekskresi cairan dan elektrolit yang berlebihan, cairan sodium, potasium
dan bikarbonat berpindah dari rongga ekstraseluler kedalam tinja, sehingga
mengakibatkan dehidrasi kekurangan elektrolit dan dapat terjadi asidosis metabolik.
Diare yang terjadi merupakan proses dari transpor aktif akibat rangsangan toksin
bakteri terhadap elektrolit ke dalam usus halus, sel dalam mukosa intestinal
mengalami iritasi dan meningkatnya sekresi cairan dan elektrolit. Mikroorganisme
yang masuk akan merusak sel mukosa intestinal sehingga mengurangi fungsi
permukaan intestinal. Perubahan kapasitas intestinal dan terjadi gangguan absorbsi
cairan dan elektrolit. Peradangan akan menurunkan kemampuan intestinal untuk
mengabsorbsi cairan dan elektrolit dan bahan-bahan makanan ini terjadi pada sindrom
malabsorbsi. Peningkatan motilitas intestinal dapat mengakibatkan gangguan absorbsi
intestinal.
Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare ada 3 macam yaitu:
1. Gangguan Osmotik
Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan
menyebabkan tekanan dalam rongga yang tidak dapat diserap akan
menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus. Isi rongga usus yang
berlebihan akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul
diare.
2. Gangguan sekresi akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding
usus akan terjadi peningkatan sekresi air dan elektrolit kedalam rongga usus
dan selanjutnya timbul diare karena terdapat peningkatan isi rongga usus.
3. Gangguan motilitas usus
Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk
menyerap makanan sehingga timbul diare.
Sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan mengakibatkan bakteri kambuh
berlebihan, selanjutnya timbul diare pula.

Dari ketiga mekanisme diatas menyebabkan :


1. Kehilangan air dan elektrolit (terjadi dehidrasi) yang mengakibatkan
gangguan keseimbangan asam basa (asidosis metabolik hipokalemia)
2. Gangguan gizi akibat kelaparan (masukan kurang, pengeluaran
bertambah)
3. Hipoglikemia
4. Gangguan sirkulasi darah

E. Manifestasi Klinis
Diare karena ineksi dapat disertai keadaan muntah-muntah dan atau demam,
tenesmus, hematocezia, nyeri perut atau kejang perut. Diare yang berlangsung
beberapa aktu tanpa penanggulangan medis yang adekuat dapat menyebabkan
kematian karena kekurangan cairan dibadan yang mengakibatkan rejatan hipovolemi
atau gangguan biokimiawi berupa asidosis metabolik yang lanjut, karena kehilangan
cairan seseorang merasa haus, berat badan berkurang, mata menjadai cekung, lidah
kering, tulang pipi menonjol, turgor kulit menurun serta suara menjadi serak. Keluhan
dan gejala ini disebabkan deplesi air yang isotonik (Zein, 2011).
Karena kehilangan bikarbonas, perbandingan bikarbonas berkurang, yang
mengakibatkan penurunan pH darah. Penurunan ini akan merangsang pusat
pernapasan sehingga frekwensi nafas lebih cepat dan lebih dalam. Reaksi ini adalah
usaha tubuh untuk mengeluarkan asam karbonas agar pH dapat naik kembali normal.
Pada keadaan asidosis metabolik yang tidak dikompensasi, bikarbonat standard juga
rendah, pCO2 normal dan base excess sangat negatif (Zein, 2011).
Gangguan kardiovaskular pada hipovolemik yang berat dapat berupa renjatan
dengan tanda-tanda denyut nadi yang cepat, tekanan darah menurun sampai tidak
terukur. Pasien mulai gelisah, muka pucat, ujung-ujung ekstremitas dingin dan
kadang sianosis. Karena Penurunan tekanan darah akan menyebabkan perfusi ginjal
menurun dan akan timbul anuria. Pada pasien dewasa bila keadaan ini tidak segera
diatasi akan timbul penyulit berupa nekrosis tubulus ginjal akut, yang berarti pada
saat tersebut kita menghadapi gagal ginjal akut. Bila keadaan asidosis metabolik
menjadi lebih berat, akan terjadi pemusatan sirkulasi paru-paru dan dapat
menyebabkan edema paru pada pasien yang menerima rehidrasi cairan intravena
tanpa alkali. (Zein, 2011).

Beberapa tanda dan gejala tentang diare menurut Suriadi (2001) antara lain :
1. Sering BAB dengan konsistensi tinja cair atau encer.
2. Terdapat luka tanda dan gejala dehidrasi, turgor kulit jelek (elastisitas kulit
menurun) ubun-ubun dan mata cekung, membran mukosa kering.
3. Kram abdominal.
4. Demam.
5. Mual dan muntah.
6. Anoreksia.
7. Lemah.
8. Pucat.
9. Perubahan TTV, nadi dan pernafasan cepat.
10. Menurun atau tidak ada pengeluaran urin.

F. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang diare menurut Suriadi (2001 ) adalah :
1. Riwayat alergi pada obat-obatan atau makanan.
2. Pemeriksaan intubasi duodenum.
3. Pemeriksaan elektrolit dan creatinin.
4. Pemeriksaan tinja, PH, Leukosit, glukosa, dan adanya darah.
Adapun Pemeriksaan penunjang yang lain menurut Mansjoer (2000 )
1. Pemeriksaan tinja : Makroskopis dan mikroskopis PH dan kadar gula juga
ada intoleransi gula biarkan kuman untuk mencari kuman penyebab dan uji
retensi terhadap berbagai antibiotik.
2. Pemeriksaan darah : perifer lengkap, Analisa Gas Darah (AGD), elektrolit
(terutama Na, K, Ca, P Serum pada diare yang disertai kejang).
3. Pemeriksaan kadar ureum dan creatinin darah untuk mengetahui faal ginjal.
4. Duodenal intubation untuk mengetahui kuman penyebab secara kuantitatif dan
kualitatif terutama pada diare kronik.

G. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan medis menurut Biddulp and Stace (1999) adalah pengobatan
dengan cara pengeluaran diet dan pemberian cairan.
a. Diare tanpa dehidrasi memerlukan cairan tambahan berupa apapun misalnya
air gula, sari buah segar, air teh segar, kuah sup, air tajin, ASI. Jangan
memberikan air kembang gula, sari buah air dalam botol karena cairan yang
terlalu banyak mengandung gula akan memperburuk diare.
b. Diare dengan dehidrasi sedang memerlukan cairan khusus yang mengandung
campuran gula dan garam yang disebut larutan dehidrasi oral ( LRO ). LRO
ini dibuat dengan mencampurkan sebungkus garam rehidrasi kedalam 1 liter
air bersih.
c. Diare dengan dehidrasi berat memerlukan cairan intravena disamping LRO.
2. Penatalaksanaan keperawatan menurut Nelson (1999) antara lain :
a. Penderita yang dirawat inap harus ditempatkan pada tindakan pencegahan
enterik termasuk cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan penderita.
b. Jas panjang bila ada kemungkinan pencernaan dan sarung tangan bila
menyentuh barang terinfeksi.
c. Penderita dan keluarganya dididik mengenal cara perolehan entero patogen
dan cara mengurangi penularan.

H. Pengobatan
1. Air putih
Mengonsumsi cairan yang banyak bisa menjadi obat diare alami sekaligus
mencegah dehidrasi. Pelan-pelan tingkatkan porsi cairan yang Anda minum,
setidaknya 1 liter per jam selama 1-2 jam. Meski termasuk cairan, alkohol dan
kafein bukan obat alami untuk diare. Keduanya mengandung kafein yang bisa
membuat Anda buang air kecil lebih sering sehingga bisa memperparah gejala
diare.
2. Oralit buatan sendiri
Orang yang diare rentan kena dehidrasi selama diare karena tubuh kehilangan
banyak cairan yang keluar bersama feses. Selain cairan, nutrisi dan mineral
penting yang tersimpan dalam tubuh juga bisa hilang. Untuk itu, selain minum air
putih juga dianjurkan untuk minum oralit. Oralit adalah obat yang berfungsi untuk
menggantikan kadar elektrolit dan cairan tubuh yang telah hilang akibat diare.
Garam dapat menahan simpanan cairan dalam tubuh, sementara gula membantu
tubuh menyerap garam. Dua kombinasi ini membantu tubuh terhindar dari
kekurangan cairan yang bisa memperparah gejala diare. Bila tidak cukup kuat
untuk pergi ke apotek dan membelinya sendiri, Bisa meracik oralit sendiri sebagai
obat alami diare. Caranya mudah, cukup larutkan 6 sendok teh gula pasir dan 1/2
sdt garam dalam 1 liter air. Aduk merata, dan minum segelas (250 ml) tiap 4-6
jam sekali.
3. Teh Jahe
Jahe merupakan rempah yang telah banyak digunakan sebagai obat alami untuk
menangani rasa tak nyaman di bagian perut. Bersifat antiradang, antinyeri,
antibakteri, dan memiliki kandungan antioksidan, jahe bisa menenangkan perut
yang melilit akibat diare. Sebuah penelitian pernah menunjukan bahwa zat yang
dimiliki jahe dapat bekerja untuk memblokir racun dari bakteri penyebab diare
dalam perut. Jahe juga bantu mencegah cairan menumpuk di dalam usus.
Sehingga, rasa mual, muntah, atau kejang perut berkurang ketika
mengonsumsinya. penelitian lainnyadi tahun 2015 turut menunjukkan
kemampuan jahe dalam melawan listeria dan E.Coli dengan memperlambat
pertumbuhan bakteri tersebut. Untuk menggunakannya sebagai obat alami diare,
cukup memotong jahe menjadi beberapa irisan dan merebusnya dengan air. juga
bisa mencampurnya dengan teh, lemon, atau madu untuk menambah cita rasa.
4. Chamomile dan akar marshmallow
menggunakan chamomile sebagai obat alami diare, rebuslah beberapa tangkai
bunga chamomile kering sampai mendidih. Tuangkan ke dalam gelas dan biarkan
hingga sedikit mendingin, setelahnya teh chamomile siap diminum. Supaya lebih
enak, boleh tambahkan madu dan perasan jeruk lemon. Sementara untuk
mengolah akar marshmallow, hanya perlu menakar 2 sendok makan akar
marshmallow kering dan campurkan dalam 1 liter air. Diamkan selama seharian,
saring, dan minum layaknya teh.

I. Komplikasi
Beberapa komplikasi dari diare menurut Suriadi (2001 ) adalah :
1. Hipokalemia ( dengan gejala matiorisme hipotoni otot lemah bradikardi
perubahan elektrokardiogram ).
2. Hipokalsemia
3. Cardiac dysrhythimias akibat hipokalemia dan hipokalsemia.
4. Hiponatremi.
5. Syok hipovalemik.
6. Asidosis
7. Dehidrasi

DAFTAR PUSTAKA
FORMAT PENGKAJIAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK

Nama : Nur Salsabilla Dwika Putri


Hari/Tanggal : Senin, 12 September 2022
Metode Pengkajian : Wawancara dan observasi
Sumber : Ny. R

I. Identitas diri klien


Nama : Ny. R
Umur : 72 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jl. Ketapang, Cinangka no. 18 RT 001/RW 002
Status Perkawinan : Janda
Agama : Muslim
Suku : Betawi
Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT

II. Kondisi Kehidupan Klien Saat Ini :


Saat ini Ny. R tinggal bersama dengan anak-anaknya dan menantunya. Ny. R sehari
hari melakukan aktivitas dirumah saja. Ny. R sesekali berjemur diluar rumah dan
belanja kebutuhan rumah bersama anaknya. Ny. R lebih menyukai menghabiskan
waktu bersama keluarga.

Genogram

Keterangan
Klien :
Laki-laki :
Perempuan :
Garis perkawinan :
Garis keturunan :
Tinggal dalam satu rumah :

III. Status Kesehatan Saat Ini :


Saat ini Ny. R mengatakan status kesehatannya baik-baik saja karna rajin minum jahe
dan jika ada keluhan Ny. R hanya dirumah dan meminum obat yang diberikan oleh
anaknya, tetapi Ny. R suka lupa untuk mengontrol asupan makannya seperti makan
makanan yang terlalu pedas.

IV. Riwayat Kesehatan


1. Keluhan Utama Saat ini
Ny. R mengatakan jika telat makan akan merasa pusing. Bila salah makan Ny. R
akan buang buang air tetapi hanya mengkonsumsi obat warung.
2. Kesehatan Dahulu
Ny. W mengatakan tidak ada riwayat penyakit yang berat tetapi Ny. R pernah
dirawat dirumah sakit karna buang air berlebih.
3. Kesehatan Keluarga
Ny. R mengatakan tidak tahu riwayat penyakit keluarganya karena Ny. R juga
tidak paham tentang penyakit-penyakit tersebut. Ny. R mengatakan kesehatan
keluarganya baik-baik saja, paling hanya pusing, batuk, demam.
4. Apa yang dipikirkan saat ini
Ny. R sering memikirkan banyak hal yang tidak terlalu penting.
5. Siapa yang paling pikirkan saat ini
Ny. R mengatakan saat ini yang paling dipikirkan adalah cucu-cucunya.

V. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum
Tingkat kesadaran : Compos Mentis
Penampilan : Sederhana
Tanda Vital
Tekanan darah : 150/80 mmHg
Nadi : 62x/menit
Respiratory rate : 23x/menit
Suhu : 36,5 C
2. Kepala : tidak ada benjolan, rambut sesekali rontok, tidak ada luka
Leher : Normal, tidak ada benjolan, tidak ada pembesaran kelenjar, tidak ada
nyeri tekan ataupun nyeri telan.
3. Sistem respirasi : Tampak simetris, tidak ada distensi atau pengembangan dada
yang abnormal, tidak ada dispneu, tidak ada nyeri dada.
4. Sistem kardiovaskuler :
 Irama jantung : reguler
 Nyeri dada : tidak ada
 Bunyi jantung : normal
 CRT : 3 dtk
 Akral : hangat
5. Sistem gastrointestinal
 Nafsu makan : kurang baik
 Porsi makan : setengah porsi, jika sedang sakit hanya beberapa suapan
 Minum : jahe merah dan air putih
 Mulut : bersih
 Mukosa : lembab
 Tenggorokan : normal
 Abdomen : normal, kecuali saat sedang sakit rasanya lebih nyeri
 Buang Air Besar : 1x sehari, kalau sedang sakit bisa lebih dari 3x sehari
6. Sistem musculoskeletal
 Kemampuan pergerakan sendi : normal
 Kekuatan otot : (BELUM DIISI)
7. Sistem integument
 Warna kulit : Coklat
 Tugor : baik
 Odema : tidak ada
 Luka : tidak ada
 Tanda infeksi : tidak ada
8. Sistem neurosensori
 Penglihatan (mata)
Pupil : isokor
Selera/konjungtiva : normal
 Pendengaran (telinga)
Gangguan pendengaran : tidak
 Penciuman (hidung)
Bentuk : normal
Gangguan penciuman : tidak
9. Sistem endokrin
 Pembesaran tyroid : tidak
 Hiperglikemia : tidak
 Hipoglikemia : tidak
 Luka gangren : tidak

VI. The Mini Nutrition Assesment


NO. PERTANYAAN KETERANGAN SKOR
SCREENING
1. Apakah anda mengalami 0:kehilangan nafsu 2
penurunan asupan makanan makan berat
selama 3 bulan terakhir 1:kehilangan nafsu
disebabkan kehilangan nafsu makan sedang
makan, gangguan saluran cerna, 2: tidak
kesulitan mengunyah atau kehilangan nafsu
menelan? makan
2. Apakah anda mengalami 0:kehilangan berat 1
penurunan berat badan dalam 3 badan lebih 3 kg
bulan terakhir? 1: tidak tahu
2: kehilangan BB
antara 1-3 kg
3: tidak
mengalami
kehilangan BB
3. Bagaimana aktivitas atau 0: diranjang saja 1
pergerakan tubuh anda saat ini?
atau dikursi roda
1:dapat
meninggalkan
ranjang atau kursi
roda namun tidak
bisa pergi/jalan-
jalan keluar
2: dapat berjalan
atau pergi dengan
leluasa
4. Apakah anda mengalami 0 : ya 2
stresspsikologis atau penyakit 2 : tidak
akut selama 3 bulan terakhir?
5. Apakah anda mengalami 0: demensia atau 1
masalah penyakit psikologis depresi berat
yang berkaitan dengan saraf 1:demensia sedang
otak? 2: tidak ada
masalah psikologis
6. Bagaimana hasil Indeks Massa 0: IMT < 19 1
Tubuh (IMT) anda? berat badan kg/m ଶ
(kg)/tinggi badan (m2) 1: IMT antara19-
21
2: IMT antara21-
23
3:IMT > 23
Total 8

Interpretasi hasil :
Jika total skor ≤ 11 maka lanjutkan kuesioner pengkajian
Jika total skor ≥12 hanya screening, TIDAK dillanjutkan kuesioner pengkajian
VII. Pengkajian Psikososial dan Spiritual
1. Psikososial
2. Emosional
Identifikasi masalah emosional :
Pertanyaan tahap I
a.Apakah klien mengalami sukar tidur ? Iya
b.Apakah klien sering merasa gelisah ? Iya
c.Apakah klien sering murung atau menangis sendiri? Iya
d.Apakah klien sering was-was atau khawatir ? Iya
3. Spiritual
Ny. R tetap menjalankan sholat 5 waktu dan rajin mengaji, saat bulan Ramadhan
masih bolong beberapa hari tetapi selebihnya mampu menjalankan puasa dengan
baik.

VIII. Pengkajian Fungsional Klien


1. Katz Indeks
(Mengukur kemampuan pasien dalam melakukan 6 kemampuan fungsi : bathing,
dressing,toileting, transfering, feeding, maintenance continence.Biasa digunakan
untuk lansia, pasiendengan penyakit kronik (stroke, fraktur).

a. Mandiri dalam makan, BAK/BAB,


menggunakan pakaian, pergi ke toilet, Ya
dan mandi
b. Mandiri semuanya kecuali salah satu -
fungsi diatas
c. Mandiri kecuali mandi dan salah -
satufungsi yang lain
d. Mandiri kecuali mandi, berpakaian, dan -
satu fungsi yang lain
e. Mandiri kecuali mandi, berpakaian, ke -
toilet, dan salah fungsi yang lain
f. Ketergantungan semua fungsi di atas Tidak

2. Bartel Indeks
No Kriteria Dengan Mandiri Nilai
bantuan
1. Makan 5 10 10
2. Aktivitas Toilet 5 10 10
3. Berpindah dari kursi 5-10 15 15
roda ke tempat tidur dan
sebaliknya, termasuk
duduk di tempat tidur
4. Kebersihan diri 0 5 5
mencuci muka menyisir
rambut menggosok gigi
5. Mandi 0 5 5
6. Berjalan dipermukaan 10 15 15
datar
7. Naik turun tangga 5 10 5
8. Berpakaian 5 10 10
9. Mengontrol defekasi 5 10 10
10. Mengontrol berkemih 5 10 10
Total 95

Penilaian :
0-20 : Ketergantungan
21-61 : Ketergantungan berat / sangat tergantung
62-90 : Ketergantungan berat
91-99 : Ketergantungan ringan
100 : Mandiri
Ny. R termasuk kedalam kategori lansia yang berketergantungan ringan, karna
masih mampu melakukan aktivitas nya secara sendiri

3. Pengkajian Posisi dan Keseimbangan


No. Tes koordinasi Keterangan Nilai
1. Berdiri dengan postur normal 4
2. Berdiri dengan postur normal, menutup 4
mata
3. Berdiri dengan kaki rapat 4
4. Berdiri dengan satu kaki 2
5. Berdiri. Fleksi trunk dan berdiri ke posisi 3
netral
6. Berdiri, lateral dan fleksi trunk 1
7. Berjalan, tempatkan tumit salah satu kaki di 3
depan jari kaki yang lain
8. Berjalan sepanjang garis lurus 3
9. Berjalan tanda gambar pada lantai 3
10. Berjalan menyamping 4
11. Berjalan mundur 4
12. Berjalan mengikuti lingkaran 4
13. Berjalan pada tumit 2
14. Berjalan dengan ujung kaki 1
Jumlah 42

Keterangan :
4 : mampu melakukan aktifitas dengan lengkap
3 : mampu melakukan aktifitas dengan bantuan
2 : mampu melakukan aktifitas dengan bantuan maksimal
1 : tidak mampu melakukan aktifitas

Nilai
42-54 : mampu melakukan aktifitas
28-41 : mampu melakukan sedikit bantuan
14-27 : mampu melakukan bantuan maksimal
14 : tidak mampu melakukan
Ny. R masih mampu melakukan aktifitas

4. Morse Fall Scale (MFS)


No. Pengkajian Skala Nilai
1. Riwayat jatuh : apakah lansia Tidak 0 0
pernah jatuh dalam 3 bulan Ya 25
terakhir?
2. Diagnosa sekunder : apakah lansia Tidak 0 0
memiliki lebih dari satu penyakit? Ya 15
3. Alat bantu jalan : 0
- Bed rest/dibantu keluarga 0
- Kruk/tongkat/walker 15
- Berpegangan pada benda 30
benda sekitar
4. Terapi intravena : apakah saat ini Tidak 0 0
klien terpasang selan infus? Ya 20
5. Gaya berjalan/cara berpindah 0
- Normal/bedrest/immobile 0
- Lemah (tidak bertenaga) 10
- Gangguan/tidak normal 20
(pincang, diseret)
6. Status mental 15
- Lansia menyadari kondisi 0
dirinya sendiri
- Lansia mengalami 15
keterbatasan daya ingat
Total skala 15
Interpretasi :
0-24 : tidak berisiko
25-20 : risiko rendah
>51 : risiko tinggi
Ny. R termasuk lansia yang tidak berisiko

IX. Pengkajian Status Mental Gerontik


1. Short Portable Mental Status Quisioner
Benar Salah No Pertanyaan
 1 Tanggal berapa hari ini?
 2 Hari apa sekarang?
 3 Apa nama tempat ini?
 4 Dimana alamat anda?
 5 Berapa umur anda?
 6 Kapan anda lahir?
 7 Siapa presiden Indonesia sekarang?
 8 Siapa presiden Indo sebelumnya?
 9 Sebutkan nama ibu anda?
 10 Kurang 3 dari 20 terus menerus secara
menurun
Total : 2 Total : 8 Fungsi Intelektual Sedang

Total score : 8

Jadi klien mengalami :


Fungsi intelektual utuh : jika jumlah salah 0-3
Fungsi intelektual ringan : jika jumlah salah 4-5
Fungsi intelektual sedang : jika jumlah salah 6-8
Fungsi intelektual berat : jika jumlah salah 9-10
Ny. R termasuk kedalam lansia yang memiliki fungsi intelektual sedang
2. Mini Mental Status Exam
No Aspek Nilai maksimal Nilai klien Kriteria
kognitif
1. Orientasi 5 3 Menyebutkan dengan benar
 Tahun
 Musim
 Tanggal
 Hari
 Bulan
2. Registrasi 3 2 Dimana kita berada sekarang
 Negara
 Provinsi
 Kabupaten
Sebutkan 3 nama objek
(kasur, meja, kertas)
kemudian ditanyakan ke
klien, menjawab
 Kasur
 Meja
 Kertas
3. Perhatian 3 1 Meminta klien berhitung
dan mulai dari 100, kemudian
kalkulasi dikurangi 7 sampai 5 tingkat
100, 93, 86,…,….,…,
4. Mengigat 3 3 Meminta klien untuk
menyebutkan objek pada
poin 2 :
1. Kasur
2. Meja
5. Bahasa 9 9 Menanyakan kepada klien
tentang benda (sambal
menunjuk benda tersebut)
1.Jendela
2.Jam dinding
Meminta klien untuk
mengulangi kata berikut “tak
ada jika, dan , atau, tetapi”
Klien menjawab dan, atau,
tetapi
Minta klien untuk mengikuti
perintah berikut yang terdiri
dari 3 langkah
Ambil bolpoint ditangan
anda, ambil kertas, menulis
saya mau tidur
1.Ambil bolpoint
2.Ambil kertas
3.–
Perintahkan klien untuk hal
berikut (bila aktivitas sesuai
perintah nilai 1 poin)
“tutup mata anda”
1.Klien menutup mata
Perintahkan pada klien untuk
menulis/kalimat dan
menyalin gambar
Total 18 Probable Gangguan Kognitif

Skor :
Nilai 24-30= Normal
Nilai 17-23= Probable gangguan kognitif
Nilai 0-16= Definitif gangguan kognitif

3. Inventaris Depresi Beck (IDB)


Skors Uraian Nilai
A. Kesedihan 3
3 Saya sangat sedih atau tidak Bahagia dimana saya tidak
dapat menghadapinya
2 Saya galau atau sedih disepanjang waktu dan saya tidak
keluar darinya
1 Saya merasa sedih atau galau
0 Saya tidak merasa sedih
B. Pesimisme 2
3 Saya merasa bahwa masa depan adalah sia sia dan sesuatu
yang tidak dapat membaik
2 Saya merasa tidak mempunyai apa apa untuk memandang
ke depan
1 Saya merasa berkecil hati mengenai masa depan
0 Saya tidak begitu pesimis atau kecil hati tentang masa depan
C. Rasa Kegagalan 0
3 Saya merasa benar-benar gagal sebagai orangtua
2 Bila melihat kehidupan kebelakang, semua yang dapat saya
lihat hanya kegagalan
1 Saya merasa telah gagal melebihi orang pada umumnya
0 Saya tidak merasa gagal
D. Ketidakpuasan 0
3 Saya tidak puas dengan segalanya
2 Saya tidak ingin mendapat kepuasan dari apapun
1 Saya tidak menyukai cara yang saya gunakan
0 Saya merasa puas
E. Rasa Bersalah 0
3 Saya merasa seolah-olah sangat buruk atau tak berharga
2 Saya merasa sangat bersalah
1 Saya merasa buruk atau tak berharga sebagai bagian dari
waktu yang baik
0 Saya tidak merasa benar-benar bersalah
F. Tidak menyukai diri sendiri 0
3 Saya benci diri saya sendiri
2 Saya muak dengan diri saya sendiri
1 Saya tidak suka dengan diri saya sendiri
0 Saya tidak merasa kecewa dengan diri sendiri
G. Membahayakan Diri Sendiri 0
3 Saya akan membunuh diri saya sendiri jika saya mempunyai
kesempatan
2 Saya mempunyai rencana pasti tentang tujuan bunuh diri
1 Saya merasa lebih baik mati
0 Saya tidak mempunyai pikiran-pikiran mengenai
membahayakan diri
H. Menarik diri dari social 0
3 Saya telah kehilangan semua minat saya pada orang lain dan
tidak peduli pada mereka semuanya
2 Saya telah kehilangan semua minat saya pada orang lain dan
mempunyai sedikit perasaan pada mereka
1 Saya kurang berminat kepada orang lain dari pada
sebelumnya
0 Saya tidak kehilangan minat pada orang lain
I. Keragu-raguan 2
3 Saya tidak dapat membuat keputusan sama sekali
2 Saya mempunyai banyak kesulitan dalam membuat
keputusan
1 Saya berusaha mengambil keputusan
0 Saya memberi keputusan yang baik
J. Perubahan gambaran diri 0
3 Saya merasa bahwa saya jelek atau tampak menjijikan
2 Saya merasa bahwa ada perubahan-perubahan yang
permanen dalam penampilan saya dan ini membuat saya
tidak menarik
1 Saya khawatir bahwa saya tampak tidak menarik
0 Saya tidak merasa bahwa saya tampak lebih buruk dari pada
sebelumnya
K. Kesulitan kerja 3
3 Saya tidak melakukan pekerjaan sama sekali
2 Saya telah mendorong diri saya sendiri dengan keras untuk
melakukan sesuatu
1 Saya memerlukan upaya tamabahan untuk mulai melakukan
sesuatu
0 Saya dapat bekerja kira-kira sebaik sebelumnya
L. Keletihan 2
3 Saya sangat lelah untuk melakukan sesuatu
2 Saya merasa lelah untuk melakukan sesuatu
1 Saya merasa lelah dari yang biasanya
0 Saya tidak merasa lebih Lelah dari biasanya
M. Anoreksia 1
3 Saya tidak lagi mempunyai nafsu makan sama sekali
2 Nafsu makan saya sangat memburuk sekarang
1 Nafsu makan saya tidak sebaik sebelumnya
0 Nafsu makan saya tidak buruk dari yang biasanya
Total 13

Penilaian
0 – 4 : Depresi tidak ada / Minimal
5 – 7 : Depresi ringan
8 – 15 : Depresi sedang
16 > : Depresi berat
Ny. R termasuk lansia yang mengalami depresi sedang

X. Penglihatan status mental gerontik


Nilai 1 : jika klien menunjukkan kondisi dibawah ini
Nilai 0 : jika klien tidak menujukkan kondisi dibawah ini
Komponen utama Langkah Kriteria Nilai
dalam bergerak
Perubahan Mata dibuka Tidak bangun dari tempat 1
posisi/Gerakan bangun dari kursi duduk dengan satu erakan,
keseimbangan tetapi mendorong tubuhnya
keatas dengan tangan atau
bergerak ke depan kursi terlebih
dahulu, tidak stabil pada saat
berdiri pertama kali
Duduk ke kursi Menjatuhkan diri ke kursi, tidak 0
duduk ditengah kursi
Menahan dorongan Pemeriksa mendorong sternum 1
pada sternum (perlahan-lahan sebanyak 3
kali). Klien menggerakkan kaki,
memegang objek untuk
dukungan, kaki tidak
menyentuh sisi-sisinya
Mata ditutup Kriteria sama dengan kriteria 0
bangun dari kursi untuk mata terbuka
Duduk di kursi Kriteria sama dengan kriteria 0
untuk mata terbuka
Menahan dorongan Kriteria sama dengan kriteria 1
pada sternum untuk mata terbuka
Perputaran Menggerakan kaki 1
Leher memegang obyek untuk 0
dukungan, kaki tidak
menyentuh sisi-sisinya, keluhan
vertigo, pusing atau keadaan
tidak stabil
Gerakan Tidak mampu untuk menggapai 1
menggapai sesuatu sesuatu dengan bahu fleksi max,
sementara berdiri pada ujung-
ujung jari kaki tidak stabil,
memegang sesuatu untuk
dukungan
Membungkuk Tidak mampu membungkuk 1
untuk mengambil objek-objek
kecil dari lantai, memegang
objek untuk bisa berdiri,
memerlukan usaha-usaha
multiple untuk bangun
Gaya berjalan dan Minta klien untuk Ragu-ragu tersandung, 1
gerak berjalan ke tempat memgang objek untuk
yang ditentukan dukungan
Ketinggian Kaki tidak naik dari lantai 1
Langkah kaki (saat secara konsisten (menggeser
berjalan) atau menyeret kaki),
mengangkat kaki terlalu tinggi
(>50 cm)
Kontinuitass Setelah langkah-langkah awal, 0
Langkah kaki langkah-langkah menjadi tidak
(diobservasi dari konsisten, memulai mengangkat
samping klien) satu kaki sementara yang lain
menyentuh tanah
Tidak berjalan pada garis lurus, 1
Kesimetrisan
bergelombang dari sisi ke sisi
langkah
(diobservasi dari
samping klien)
Penyimpangan Tidak berjalan pada garis lurus, 1
jalur pada saat bergelombang dari sisi ke sisi
berjalan
(diobservasi dari
belakang klien)
Berbalik Berhenti sebelum berbalik, jalan 1
sempoyongan, bergoyang,
memegang objek untuk
dukungan

Total score : 12

0-5 : Resiko jatuh rendah


6-10 : Resiko jatuh sedang
11-15 : Resiko jatuh tinggi
Ny. R termasuk lansia yang mengalami resiko jatuh yang tinggi

A. Analisa Data (BELUM DIISI)


DATA ETIOLOGI MASALAH
DS : Ketidakmampuan Defisit nutrisi (D.0019)
- Ny. R mengatakan jika mengabsorbsi nutrien 
telat makan akan merasa
pusing
- Ny. R mengatakan suka
buang air besar jika salah
makan konsistensinya cair
- Ny. R mengatakan
perutnya suka nyeri saat
salah makan
- Ny. R mengatakan sering
merasa gelisah
- Ny. R mengatakan saat
perutnya sakit merasa mual
dan lemas

DO :
- Ny. R tampak lebih
lemas/tidak
bertenaga
- Ny. R tampak lebih
pucat biasanya

B. Diagnosa Sesuai Prioritas (BELUM DIISI)


1. (D.0019) Defisit nutrisi b/d ketidakmampuan mengabsorbsi nutrien

C. Rencana Keperawatan (BELUM DIISI)


Diagnosa Keperawatan Rencana Keperawatan
Defisit nutrisi berhubungan Tujuan Intervensi
dengan ketidakmampuan
mengabsorbsi nutrien
Setelah dilakukan asuhan
keperawatan gerontik
diharpkan status nutrisi
pasien membaik dengan
kriteria hasil 

LAPORAN PENDAHULUAN
MATA AJAR KEPERAWATAN GERONTIK

A. Latar Belakang
Dalam memberikan asuhan keperawatan pada lansia menggunakan pendekataan
proses keperawatan yang terdiri dari pengkajian, perencanaan, implementasi dan
evaluasi. Pengkajian merupakan langkah awal yang bertujuan mengumpulkan data
tentang status kesehatan klien.Data yang telah terkumpul dianalisa sehingga dapat
dirumuskan masalah kesehatan yang ada pada keluarga.

Jika berdasarkan hal tersebut, sebelum membuat perencanaan untuk mengatasi


masalah yang dihadapi klien harus dilakukan pengkajian baik untuk anamnesa,
pemeriksaan fisik/ pemeriksaan penunjang lainnya.
1. Daya yang perlu di kaji lebih lanjut :
a. Data umum
b. Lingkungan
c. Fungsi keluarga
d. Pemeriksaan fisik (khususnya bagi anggota keluarga yang berisiko tinggi
e. Harapan keluarga
2. Masalah keperawatan : belum ada

B. Rencana Keperawatan
1. Tujuan umum : dalam waktu 60 menit terkumpul data yang dapat menunjang
timbulnya masalah kesehatan pada lansia.
2. Tujuan khusus :
- Terkumpul data umum, lingkungan, fungsi keluarga, pemeriksaan fisik
(khususnya bagi anggota keluarga yang berisiko tinggi)
- Terindentifikasi masalah Kesehatan
C. Rancangan Kegiatan
1. Topik :
Pengkajian data umum, lingkungan, fungsi keluarga, pemeriksaan fisik dan
harapan keluarga.
2. Metode :
Wawancara, observasi, inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi
3. Media :
Format pengkajian, alat tulis, alat pemeriksaan fisik
4. Waktu :
Senin, 12 September 2022
5. Tempat :
Rumah Ny. R Jl. Ketapang, Cinangka no. 18 RT 001/RW 002
6. Strategi Pelaksanaan :
a. Orientasi :
1) Mengucapkan salam
2) Memperkenalkan diri
3) Menjelaskan tujuan kunjungan
4) Memvalidasi keadaan keluarga
b. Kerja :
1) Melakukan pengkajian
2) Melakukan pemeriksaan fisik (khusus untuk anggota keluarga yang lansia)
3) Mengidentifikasi masalah kesehatan
4) Memberikan reinforcement pada hal yang dilakukan keluarga
c. Terminasi
1) Membuat kontrak untuk pertemuan selanjutnya
2) Mengucapkan salam
7. Evaluasi :
a. Struktur :
1) LP disiapkan
2) Alat bantu/media disiapkan
3) Kpntrak dengan keluarga yang tepat dan sesuai rencana
b. Proses :
1) Pelaksanaan sesuai waktu dan strategi pelaksanaan
2) Keluarga aktif dalam kegiatan
c. Hasil :
1) Didapatkan data umum, lingkungan, fungsi keluarga, pemeriksaan
fisik dan harapan keluarga.
2) Terindentifikasi masalah Kesehatan
DOKUMENTASI PERTEMUAN
(BELUM DIISI)

Melakukan pengkajian pada Ny. R


Melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital pada Ny. R

SATUAN ACARA PENYULUHAN PENYAKIT DIARE PADA Ny. R DI JL.


KETAPANG CINANGKA DEPOK

A. Latar Belakang
Diare sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan, tidak saja di negara
berkembang tetapi juga di negara maju. Penyakit diare masih sering menimbulkan KLB
(Kejadian Luar Biasa) dengan penderita yang banyak dalam waktu yang singkat. Di
negara maju walaupun sudah terjadi perbaikan kesehatan dan ekonomi masyarakat tetapi
insiden diare infeksi tetap tinggi dan masih menjadi masalah kesehatan. Di Inggris 1 dari
5 orang menderita diare infeksi setiap tahunnya dan 1 dari 6 orang pasien yang berobat ke
praktek umum menderita diare infeksi.
Diare yang onset gejalanya tiba-tiba dan berlangsung kurang dari 14 hari, sedang
diare kronik yaitu diare yang berlangsung lebih dari 14 hari. Diare dapat disebabkan
infeksi maupun non infeksi. Dari penyebab diare yang terbanyak adalah diare infeksi.
Diare infeksi dapat disebabkan Virus, Bakteri, dan Parasit. Di negara berkembang, diare
infeksi menyebabkan kematian sekitar 3 juta penduduk setiap tahun. Di Afrika orang
dewasa terserang diare infeksi 7 kali setiap tahunnya di banding di negara berkembang
lainnya mengalami serangan diare 3 kali setiap tahun.
Diare merupakan masalah umum ditemukan diseluruh dunia. Di Amerika Serikat
keluhan diare menempati peringkat ketiga dari daftar keluhan pasien pada ruang praktek
dokter, sementara di beberapa rumah sakit di Indonesia data menunjukkan diare akut
karena infeksi terdapat peringkat pertama s/d ke empat pasien dewasa yang datang
berobat ke rumah sakit. Di negara maju diperkirakan insiden sekitar 0,5-2
episode/orang/tahun sedangkan di negara berkembang lebih dari itu. Di USA dengan
penduduk sekitar 200 juta diperkirakan 99 juta episode diare akut pada dewasa terjadi
setiap tahunnya. WHO memperkirakan ada sekitar 4 miliar kasus diare akut setiap tahun
dengan mortalitas 3-4 juta pertahun. Bila angka itu diterapkan di Indonesia, setiap tahun
sekitar 100 juta episode diare pada orang dewasa per tahun. Dari laporan surveilan
terpadu tahun 2006 jumlah kasus diare didapatkan 13,3 % di Puskesmas, di rumah sakit
didapat 0,45% pada penderita rawat inap dan 0,05 % pasien rawat jalan. Penyebab utama
disentri di Indonesia adalah Shigella, Salmonela, Campylobacter jejuni, Escherichia coli,
dan Entamoeba histolytica. Disentri berat umumnya disebabkan oleh Shigella dysentery,
kadang-kadang dapat juga disebabkan oleh Shigella flexneri, Salmonella dan
Enteroinvasive E.coli.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Setelah diberikan Pendidikan Kesehatan selama 30 menit, diharapkan klien dapat :
a. Mengetahui pengertian tentang diare
b. Mengetahui penyebab diare
c. Mengetahui komplikasi diare
d. Mengetahui pencegahan diare
e. Mengetahui pengobatan diare
2. Tujuan khusus
Setelah diberikan Pendidikan Kesehatan selama 30 menit, diharapkan klien dapat :
a. Mengetahui pengertian tentang diare
b. Mengetahui penyebab diare
c. Mengetahui komplikasi diare
d. Mengetahui pencegahan diare
e. Mengetahui pengobatan diare

C. Metode pelaksanaan
Ceramah, tanya jawab

D. Sasaran dan target


Sasaran : Gerontik
Target : Klien Ny. R

E. Strategi pelaksanaan
Hari/Tanggal : Senin, 12 September 2022
Tempat : Rumah Klien (RT/RW : 001/002)
Waktu : 10.30 – 11.00 WIB

F. Media dan alat bantu


Leaflet
G. Setting tempat (BELUM DIISI)

H. Susunan acara
No Tahap Waktu Kegiatan
1 Pembukaan 5 menit  Mengucapkan salam
 Menjelaskan tujuan
 Menjelaskan kontrak waktu
2 Pelaksanaan 20 menit  Menjelaskan pengertian tentang diare
 Menjelaskan penyebab diare
 Menjelaskan komplikasi diare
 Menjelaskan cara pencegahan diare
 Menjelaskan pengobatan diare
3 Penutup 5 menit  Melakukan evaluasi
 Memberikan kesempatan untuk bertanya
 Mengakhiri pelaksanaan
 Menjelaskan kontrak Kembali
 Mengucapkan salam penutup

I. Kriterian evaluasi (BELUM DIISI)

You might also like