Professional Documents
Culture Documents
Makalah Konsep Stress Kerja Dalam Industri Kelompok 5
Makalah Konsep Stress Kerja Dalam Industri Kelompok 5
• Anggota :
1. Rini astika
2. Yuni hardianti r.
3. Nopi serihartatik
4. Jui rohaningsih
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan kesempatan
pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul Makalah Konsep Stress Kerja Dalam Industri.
Makalah Makalah Konsep Stress Kerja Dalam Industri disusun guna memenuhi tugas
pada mata kuliah Toksikologi dan Psikologi Industri. Selain itu, penulis juga berharap agar
makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang konsep stress kerja dalam industri.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan ............................................................................................................... 13
B. Saran ......................................................................................................................... 13
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menjumpai orang yangmengalami stres. Stres
tersebut tidak hanya dalam kehidupan sosial-ekonominya saja tetapi juga dalam bekerja.
Pekerjaan yang terlalu sulitserta keadaan sekitar yang penat juga akan dapat menyebabkan
sters dalam bekerja.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu stress dalam industri
2. Apa saja jenis-jenis stress dalam industri
3. Apa saja gejala dan dampak stress
iv
4. Bagaimanakah cara mengatasi stress kerja
C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui secara lebih jelas apakah yang dimaksud dengan stres di dalam
industri.
2. Untuk mengetahui jenis-jenis stress dalam industri.
3. Untuk mengetahui apa saja gejala dan dampak stress
4. Untuk mengetahui mengatasi stress kerja
v
BAB II
PEMBAHASAN
vi
mengganggu pelaksanaan kerja mereka, seperti :mudah marah dan agresi, tidak dapat relaks,
emosi yang tidak stabil, sikaptidak mau bekerja sama, perasaan tidak mampu terlibat, dan
kesulitan alammasalah tidur.
Di kalangan para pakar sampai saat ini belum terdapat kata sepakatdan kesamaan
persepsi tentang batasan stres. Baron & Greenberg (dalamMargiati, 1999:71), mendefinisikan
stres sebagai reaksi-reaksi emosionaldan psikologis yang terjadi pada situasi dimana tujuan
individu mendapathalangan dan tidak bisa mengatasinya. Aamodt (dalam Margiati,
1999:71)memandangnya sebagai respon adaptif yang merupakan karakteristik individual dan
konsekuensi dan tindakan ekstcrnai, situasi atau peristiwayang terjadi baik secara fisik
maupun psikologis.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa terjadinya stres kerjaadalah dikarenakan
adanya ketidakseimbangan antara karakteristik kepribadian karyawan dengan karakteristik
aspek-aspek pekerjaannya dandapat terjadi pada semua kondisi pekerjaan.
B. Jenis-jenis stress
1. Eustress, yaitu hasil dari respon terhadap stres yang bersifat sehat, positif,dan konstruktif
(bersifat membangun). Hal tersebut termasuk kesejahteraanindividu dan juga organisasi
yang diasosiasikan dengan pertumbuhan,fleksibilitas, kemampuan adaptasi, dan tingkat
performance yang tinggi.
2. Distress, yaitu hasil dari respon terhadap stres yang bersifat tidak sehat,negatif, dan
destruktif (bersifat merusak). Hal tersebut termasuk konsekuensi individu dan juga
organisasi seperti penyakit kardiovaskular dan tingkat ketidakhadiran (absenteeism) yang
tinggi, yang diasosiasikandengan keadaan sakit, penurunan, dan kematian.
vii
C. Faktor Penyebab Stres Kerja
Menurut (Robbin, 2003, pp. 794-798) penyebab stres itu ada 3 faktor yaitu:
1. Faktor Lingkungan. Ada beberapa faktor yang mendukung faktor lingkungan. Yaitu:
a. Perubahan situasi bisnis yang menciptakan ketidakpastian ekonomi.Bila
perekonomian itu menjadi menurun, orang menjadi semakinmencemaskan
kesejahteraan mereka.
b. Ketidakpastian politik. Situasi politik yang tidak menentu seperti yangterjadi di
Indonesia, banyak sekali demonstrasi dari berbagai kalanganyang tidak puas
dengan keadaan mereka. Kejadian semacam ini dapatmembuat orang merasa tidak
nyaman. Seperti penutupan jalan karenaada yang berdemo atau mogoknya
angkutan umum dan membuat parakaryawan terlambat masuk kerja.
c. Kemajuan teknologi. Dengan kemajuan teknologi yang pesat, makahotel pun
menambah peralatan baru atau membuat sistem baru. Yangmembuat karyawan
harus mempelajari dari awal dan menyesuaikandiri dengan itu.
2. Faktor organisasi. Banyak sekali faktor di dalam organisasi yang dapat
menimbulkanstres. Tekanan untuk menghindari kekeliruan atau menyelesaikan
tugasdalam kurun waktu terbatas, beban kerja berlebihan, bos yangmenuntut dan tidak
peka, serta rekan kerja yang tidak menyenangkan.Dari beberapa contoh diatas, penulis
mengkategorikannya menjadi beberapa faktor dimana contoh-contoh itu terkandung di
dalamnya.Yaitu:
a. Tuntutan tugas merupakan faktor yang terkait dengan tuntutanatau tekanan untuk
menunaikan tugasnya secara baik dan benar.
b. Tuntutan peran berhubungan dengan tekanan yang diberikan pada seseorang
sebagai fungsi dari peran tertentu yangdimainkan dalam organisasi itu.Konflik
peran menciptakanharapan-harapan yang barangkali sulit dirujukkan
ataudipuaskan. Kelebihan peran terjadi bila karyawan diharapkanuntuk melakukan
lebih daripada yang dimungkinkan olehwaktu. Ambiguitas peran tercipta bila
harapan peran tidak dipahami dengan jelas dan karyawan tidak pasti mengenai
apayang harus dikerjakan.
viii
c. Tuntutan antar pribadi adalah tekanan yang diciptakan olehkaryawan
lain.Kurangnya dukungan sosial dari rekan-rekandan hubungan antar pribadi yang
buruk dapat menimbulkanstres yang cukup besar, khususnya di antara para
karyawanyang memiliki kebutuhan sosial yang tinggi.
d. Struktur Organisasi menentukan tingkat diferensiasi dalamorganisasi, tingkat
aturan dan peraturan dan dimana keputusanitu diambil. Aturan yang berlebihan
dan kurangnya berpartisipasi dalam pengambilan keputusan yang berdampak pada
karyawan merupakan potensi sumber stres.
3. Faktor Individu. Faktor ini mencakup kehidupan pribadi karyawan terutamafaktor-
faktor persoalan keluarga, masalah ekonomi pribadi dankarakteristik kepribadian
bawaan.
a. Faktor persoalan keluarga. Survei nasional secara konsistenmenunjukkan bahwa
orang menganggap bahwa hubungan pribadi dan keluarga sebagai sesuatu yang
sangat berharga.Kesulitan pernikahan, pecahnya hubungan dan kesulitandisiplin
anak-anak merupakan contoh masalah hubungan yang menciptakan stres bagi
karyawan dan terbawa ketempat kerja.
b. Masalah Ekonomi. Diciptakan oleh individu yang tidak dapat mengelola sumber
daya keuangan mereka merupakansatu contoh kesulitan pribadi yang dapat
menciptakan stres bagi karyawan dan mengalihkan perhatian mereka dalam
bekerja.3.Karakteristik kepribadian bawaan. Faktor individu yang penting
mempengaruhi stres adalah kodrat kecenderungandasar seseorang. Artinya gejala
stres yang diungkapkan pada pekerjaan itu sebenarnya berasal dari
dalamkepribadian orang itu.
c. Karakteristik kepribadian bawaan. Faktor individu yang penting mempengaruhi
stres adalah kodrat kecenderungandasar seseorang. Artinya gejala stres yang
diungkapkan pada pekerjaan itu sebenarnya berasal dari dalamkepribadian orang
itu.
ix
D. Gejala – gejala dan dampak stres
GEJALA-GEJALA
Terry Beehr dan John Newman (dalam Rice, 1999) mengkaji ulang beberapa kasus stres
pekerjaan dan menyimpulkan tiga gejala dari stres pada individu, yaitu:
1. Gejala psikologis
Berikut ini adalah gejala-gejala psikologis yang sering ditemui pada hasil
penelitian mengenai stres pekerjaan :
xi
Adapun gejala-gejala stres di tempat kerja yang sering terjadi, yaitu meliputi:
Semua yang disebutkan di atas perlu dilihat dalam hubungannya dengan kualitas kerja
dan interaksi normal individu sebelumnya.
DAMPAK STRES
Pada umumnya stres kerja lebih banyak merugikan diri karyawan maupun
perusahaan. Pada diri karyawan, konsekuensi tersebut dapat berupa menurunnya gairah
kerja, kecemasan yang tinggi, frustrasi dan sebagainya (Rice, 1999). Konsekuensi pada
karyawan ini tidak hanya berhubungan dengan aktivitas kerja saja, tetapi dapat meluas ke
aktivitas lain di luar pekerjaan. Seperti tidak dapat tidur dengan tenang, selera makan
berkurang, kurang mampu berkonsentrasi, dan sebagainya.
Efek pada fisiologis mereka, seperti: jantung berdegup kencang, denyut jantung
meningkat, bibir kering, berkeringat, mual.
xii
Efek pada psikologis mereka, dimana mereka merasa tegang, cemas, tidak bisa
berkonsentrasi, ingin pergi ke kamar mandi, ingin meninggalkan situasi stres.
Bagi perusahaan, konsekuensi yang timbul dan bersifat tidak langsung adalah
meningkatnya tingkat absensi, menurunnya tingkat produktivitas, dan secara psikologis
dapat menurunkan komitmen organisasi, memicu perasaan teralienasi, hingga turnover
(Greenberg & Baron, 1993; Quick & Quick, 1984; Robbins, 1993).
xiii
4. Tingkatkan energi dengan tidur
“Ketika lelah, Anda lebih mudah merasa stres karena hal-hal yangsepele,” demikian tulis
Camile Anthony dalam “The Art of Napping atWork” (1999). Kesalahan juga akan
membuat perhatian Anda menurun sehingga mudah melakukan kesalahan. Dalam
keadaan demikian, dianjurkan agar tidur. Tidur 15 menit di tengah waktu kerja akan
samamanfaatnya dengan tidur malam 3 jam. Anda bisa memanfaatkan musholakantor
(tentu saja di luar waktu shalat) atau mobil Anda untuk tidur.Jangan lupa pasang alarm
agar tidak tidur terlalu lama. Jika keduanyatidak tersedia, meja kerja Anda bisa jadi
pilihan terakhir. Yang penting,tingkatkan energi segera jika sudah merasa terlalu lelah.
Tidur selama 30menit atau kurang, menurut Anthony akan meningkatkan mood dan
rasahumor sehingga memperbaiki hubungan Anda dengan rekan kerja.Anthony
menganjurkan agar membatasi tidur selama 30 menit saja agar tidak sampai tertidur
nyenyak, yang akan membuat Anda lebih lelah ketika bangun.
5. Atur lingkungan kerja
Bagaimana kondisi kerja Anda? Apakah meja kerja Anda berantakan atau ruangan kerja
selalu dipenuhi asap rokok? Hati-hatikarena hal-hal yang tampaknya sepele tersebut
karena dapatmempengaruhi performa kerja sekaligus kesehatan Anda. Jika tidak
memungkinkan mengubah lingkungan kerja secara besar-besaran, ada baiknya Anda
memulainya dari meja Anda. Dalam feng shui, seni tataruang dari Tiongkok, tempat kerja
yang teratur menunjukkan pikiran yangteratur. Jaga lingkungan kerja, terutama maja, dari
tumpukan kertas ataufile. Simpan kertas-kertas Anda dalam map dan dalam kotak file
atau lacifile. Anda juga bisa mencegah stres dengan mengubah letak kursi sehingga bisa
mengetahui siapa yang akan masuk ke ruangan Anda. Jikamemungkinkan pindahkan
meja sehingga Anda dapat bekerja dengancahaya alami dari luar (matahari).
6. Kembangkan pola hidup sehat.
Pola hidup sehat merupakan kunci untuk bebas stres. Pilihlahmakanan dan minuman
yang bisa menurunkan stres yaitu makanan yang banyak mengandung vitamin B
kompleks seperti kacang-kacangan dan padi-padian. Kurangi makanan berlemak dan
perbanyak makan buah dansayur.Berolah raga secara teratur. Olah raga yang cukup tidak
sajamenyehatkan badan tapi juga memperbesar kapasitas badan tapi jugamemperbesar
kapasitas paru-paru sehingga mampu menampung oksigenyang lebih besar. Dengan
xiv
kadar oksigen tinggal di dalam darah yangkemudian akan diedarkan ke seluruh tubuh
Anda akan berpikir lebih jenuh.
7. Lupakan pekerjaan saat libur.
Membawa laptop saat liburan keluarga? Tinggalkan saja kebisaanitu. Liburan sebaiknya
benar-benar digunakan untuk istirahat. Berlibur atau santai bukan berarti membuang
waktu. Selain mmeberikan energitambahan yang akan membuat Anda lebih kreatif,
berlibur bersama akanmempererat hubungan Anda dengan keluarga.
8. Pekerjaan bukan segalanya.
Bekerja memang penting. Dengan sekaligus mendapat lahan untuk aktualisasi diri. Tapi
di luar pekerjaan, masih banyak kegiatan lain yangdapat menimbulkan perasaan berguna
bagi Anda. Dengan mengikutikegiatan di luar pekerjaan, stres Anda di tempat pekerjaan
akan berkurang.Anda dapat menyakinkan diri bahwa walaupun Anda tidak
bisamemperbaiki keadaan di tempat kerja, Anda bisa mengendalikan hal-hal penting
lainnya dalam kehidupan Anda. Perasaan mampu mengendalikankehidupan Anda sendiri
adalah harta tak ternilai.
xv
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Stress merupakan suatu gejala yang dimiliki oleh setiap orang dimana hal tersebut
dipengaruhi diri sendiri maupun lingkungan sekitar mereka. Stress juga terjadi dalam kerja
dimana stress tersebut dapat bersumber dari emapt halyaitu tingkat individu, tingkat
kelompok, tingkat organisasi danekstraorganisasional. Keempat hal tersebut dapat
menghasilkan stress yang berbeda pada setiap individu tergantung bagaimana individu itu
meresponstressor tersebut. Setelah adanya respon barulah dapat ditentukan bagaimanastress
yang dialami seseorang tersebut.
Stress yang terjadi dapat berupa stress positif maupun negartif dimanastress itu akan
memberikan dampak tersendiri bagi orang yang mengalamistress. Stress-stres yang dialami
pekerja tersebut masih dapat diatasi ataudikurangi dengan banyak metode sehingga
diperlukannya suatu manajemenstress dalam pekerjaan suatu perusahaan. Serta adanya
usaha dari orangtersebut untuk dapat mengurangi stress yang mereka alami.
Pada dasarnya stress terjadi karena terlalu beratnya beban pikiranseseorang serta
adanya tekanan yang membuat kurangnya konsentrasi. Namunsemua itu masih dapat
dicegah bahkan dimanajemen untuk dapat mengurangi pengaruhnya dalam bekerja.
B. Saran
Stress dalam bekerja sebaiknya dikurangi dengan berbagi teknik pengurangan stress
yang dapat digunakan serta menajemen stress tersebutdengan baik. Karena hal tersebut
mampu mencegah stress dalam bekerja sertameningkatkan efektifitas dalam bekerja. Selain
baik bagi karyawan/pekerja juga baik bagi perusahaan(lembaga).
xvi
DAFTAR PUSTAKA
Definisi, Kategori, dan Faktor Penyebab dari Stres Kerja | Info Kompetensi. Info
Kompetensi. Published November 2022. Accessed November 22, 2022.
http://kompetensi.info/kompetensi-kerja/definisi-kategori-dan-faktor-penyebab-dari-
stres-kerja.html
Jum'ati N, Wuswa H, Fakultas D, et al. STRES KERJA (OCCUPATIONAL STRES)
YANG MEMPENGARUHI KINERJA INDIVIDU PADA DINAS KESEHATAN
BIDANG PENCEGAHAN PEMBERANTASAN PENYAKIT DAN PENYEHATAN
LINGKUNGAN (P2P-PL) DI KABUPATEN BANGKALAN. Jurnal NeO-Bis.
2013;7(2). https://journal.trunojoyo.ac.id/neo-bis/article/viewFile/525/493
BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Stres Kerja 2.1.1 Pengertian Stres Kerja.
http://portaluniversitasquality.ac.id:55555/428/4/BAB%20II.pdf
xvii