You are on page 1of 17

Makalah Konsep Stress Kerja Dalam Industri

Disusun oleh kelompok 5:

• Ketua : Wahyu septia candrika

• Anggota :

1. Rini astika

2. Yuni hardianti r.

3. Nopi serihartatik

4. Jui rohaningsih

5. Dwi suci putri

Dosen pengampu : Arif sofyandi, S.KEP,M.KM

Program studi : Kesehatan Masyarakat

Fakultas Ilmu Keolahragaan dan Kesehatan Masyarakat, Universitas Pendidikan


Mandalika, Nusa Tenggara Barat.
Tahun 2022/2023.

Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan kesempatan
pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul Makalah Konsep Stress Kerja Dalam Industri.

Makalah Makalah Konsep Stress Kerja Dalam Industri disusun guna memenuhi tugas
pada mata kuliah Toksikologi dan Psikologi Industri. Selain itu, penulis juga berharap agar
makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang konsep stress kerja dalam industri.

Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak Arif sofyandi,


S.KEP,M.KM selaku dosen matakuliah Toksikologi dan Psikologi industri. Tugas yang telah
diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait masalah Strss dalam dunia
industri. Penulis juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu proses
penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.

Mataram, 21 November 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................... 1

A. Latar belakang ........................................................................................................... 1


B. Rumusan maslah ....................................................................................................... 1
C. Tujuan........................................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................................... 3

A. Pengertian stress dan stress kerja .............................................................................. 3


B. Jenis-jenis stress ........................................................................................................ 4
C. Faktor penyebab stress .............................................................................................. 5
D. Gejala-gejala dan dampak stress ............................................................................... 7
E. Cara penanganan dan teknik pengurangan stress ...................................................... 10

BAB III PENUTUP .............................................................................................................. 13

A. Kesimpulan ............................................................................................................... 13
B. Saran ......................................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... 14

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menjumpai orang yangmengalami stres. Stres
tersebut tidak hanya dalam kehidupan sosial-ekonominya saja tetapi juga dalam bekerja.
Pekerjaan yang terlalu sulitserta keadaan sekitar yang penat juga akan dapat menyebabkan
sters dalam bekerja.

Banyak orang yang tidak menyadari gejala timbulnya stres tersebutdalam


kehidupannya padahal apabila kita mengetahui lebih awal mengenaigejala stres tersebut kita
dapat mencegahnya. Pencegahan ini dapatdilakukan dengan maksud agar terjaminnya
keamanan dan kenyamanaandalam bekerja. Apabila seseorang yang mengalami stres
melakukan pekerjaan itu malah akan mengganggu kestabilan dalam bekerja.Untuk menjaga
kestabilan kerja tersebut psikologi seseorang jugaharus stabil agar terjadi singkronisasi yang
harmonis antara faktor kejiwaan serta kondisi yang terjadi. Jadi kita harus benar-benar
memperhatikan secara lebih baik lingkungan yang dapat mempengaruhi psikologi (kejiwaan)
seseorang sehingga stres dapat dicegah. Namun tidak dapt dipungkiri bahwa stres dalam
bekerja pasti akanterjadi pada setiap karyawan/pekerja. Mereka mengalami stres karena
pengaruh dari pekerjaan itu sendiri maupun lingkungan tempat kerja.Seseorang yang
mengalami stres dalam bekerja tidak akan mampumenyelesaikan pekerjaannya dengan
baik.disinilah muncul peran dari perusahaan untuk memperhatikan setiap kondisi kejiwaan
(stres) yangdialami oleh pekerjanya. Dalam hal ini perusahaan dapat menentukan penanganan
yang terbaik bagi pekerja tersebut serta tidak mengurangikinerja karyawan tersebut.Melihat
kejadian stres yang sering terjadi serta bagaimana penangannya yang baik kami akan
membahasanya dalam makalah ini agar kita bisa mengetahui bagaimana stres dan
penanggulangannya serta pencegahan stres itu terutama dalam bekerja.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu stress dalam industri
2. Apa saja jenis-jenis stress dalam industri
3. Apa saja gejala dan dampak stress

iv
4. Bagaimanakah cara mengatasi stress kerja
C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui secara lebih jelas apakah yang dimaksud dengan stres di dalam
industri.
2. Untuk mengetahui jenis-jenis stress dalam industri.
3. Untuk mengetahui apa saja gejala dan dampak stress
4. Untuk mengetahui mengatasi stress kerja

v
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Stres dan Stres Kerja

Menurut Charles D, Spielberger (dalam Ilandoyo, 2001:63)menyebutkan bahwa stres


adalah tuntutan-tuntutan eksternal yangmengenai seseorang, misalnya obyek-obyek dalam
lingkungan atau suatustimulus yang secara obyektif adalah berbahaya. Stres juga biasa
diartikansebagai tekanan, ketegangan atau gangguan yang tidak menyenangkanyang berasal
dari luar diri seseorang.

Gibson et al (dalam Yulianti, 2000:9) mengemukakan bahwa stresskerja


dikonseptualisasi dari beberapa titik pandang, yaitu stres sebagaistimulus, stres sebagai
respon dan stres sebagai stimulus-respon. Stressebagai stimulus merupakan pendekatan yang
menitikberatkan padalingkungan. Definisi stimulus memandang stres sebagai suatu
kekuatanyang menekan individu untuk memberikan tanggapan terhadap stresor.Pendekatan
ini memandang stres sebagai konsekuensi dari interaksi antarastimulus lingkungan dengan
respon individu. Pendekatan stimulus-responmendefinisikan stres sebagai konsekuensi dari
interaksi antara stimuluslingkungan dengan respon individu. Stres dipandang tidak sekedar
sebuahstimulus atau respon, melainkan stres merupakan hasil interaksi unik antara kondisi
stimulus lingkungan dan kecenderungan individu untuk memberikan tanggapan.

Luthans (dalam Yulianti, 2000:10) mendefinisikan stres sebagaisuatu tanggapan


dalam menyesuaikan diri yang dipengaruhi oleh perbedaan individu dan proses psikologis,
sebagai konsekuensi daritindakan Hngkungan, situasi atau peristiwa yang terlalu banyak
mengadakan tuntutan psikologis dan fisik seseorang, Dengan demikiandapat disimpulkan
bahwa stres kerja timbul karena tuntutan lingkungandan tanggapan setiap individu dalam
menghadapinya dapat berbeda.

Masalah Stres kerja di dalam organisasi perusahaan menjadi gejalayang penting


diamati sejak mulai timbulnya tuntutan untuk efisien di dalam pekerjaan. Akibat adanya stres
kerja tersebut yaitu orang menjadinervous, merasakan kecemasan yang kronis, peningkatan
ketegangan padaemosi, proses beriikir dan kondisi fisik individu. Selain itu, sebagai hasildari
adanya stres kerja karyawan mengalami beberapa gejala stres yangdapat mengancam dan

vi
mengganggu pelaksanaan kerja mereka, seperti :mudah marah dan agresi, tidak dapat relaks,
emosi yang tidak stabil, sikaptidak mau bekerja sama, perasaan tidak mampu terlibat, dan
kesulitan alammasalah tidur.

Di kalangan para pakar sampai saat ini belum terdapat kata sepakatdan kesamaan
persepsi tentang batasan stres. Baron & Greenberg (dalamMargiati, 1999:71), mendefinisikan
stres sebagai reaksi-reaksi emosionaldan psikologis yang terjadi pada situasi dimana tujuan
individu mendapathalangan dan tidak bisa mengatasinya. Aamodt (dalam Margiati,
1999:71)memandangnya sebagai respon adaptif yang merupakan karakteristik individual dan
konsekuensi dan tindakan ekstcrnai, situasi atau peristiwayang terjadi baik secara fisik
maupun psikologis.

Berbeda dengan pakar di atas, Landy (dalam Margiati, 1999:71)memahaminya


sebagai ketidakseimbangan keinginan dan kemampuanmemenuhinya sehingga menimbulkan
konsekuensi pcnting bagi dirinya.Robbins memberikan definisi stres sebagai suatu kondisi
dinamis di manaindividu dihadapkan pada kesempatan, hambatan dan keinginan dan
hasilyang diperoleh sangatlah penting tetapi tidak dapat dipastikan (Robbinsdafam Dwiyanti,
2001:75).

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa terjadinya stres kerjaadalah dikarenakan
adanya ketidakseimbangan antara karakteristik kepribadian karyawan dengan karakteristik
aspek-aspek pekerjaannya dandapat terjadi pada semua kondisi pekerjaan.

B. Jenis-jenis stress
1. Eustress, yaitu hasil dari respon terhadap stres yang bersifat sehat, positif,dan konstruktif
(bersifat membangun). Hal tersebut termasuk kesejahteraanindividu dan juga organisasi
yang diasosiasikan dengan pertumbuhan,fleksibilitas, kemampuan adaptasi, dan tingkat
performance yang tinggi.
2. Distress, yaitu hasil dari respon terhadap stres yang bersifat tidak sehat,negatif, dan
destruktif (bersifat merusak). Hal tersebut termasuk konsekuensi individu dan juga
organisasi seperti penyakit kardiovaskular dan tingkat ketidakhadiran (absenteeism) yang
tinggi, yang diasosiasikandengan keadaan sakit, penurunan, dan kematian.

vii
C. Faktor Penyebab Stres Kerja

Menurut (Robbin, 2003, pp. 794-798) penyebab stres itu ada 3 faktor yaitu:

1. Faktor Lingkungan. Ada beberapa faktor yang mendukung faktor lingkungan. Yaitu:
a. Perubahan situasi bisnis yang menciptakan ketidakpastian ekonomi.Bila
perekonomian itu menjadi menurun, orang menjadi semakinmencemaskan
kesejahteraan mereka.
b. Ketidakpastian politik. Situasi politik yang tidak menentu seperti yangterjadi di
Indonesia, banyak sekali demonstrasi dari berbagai kalanganyang tidak puas
dengan keadaan mereka. Kejadian semacam ini dapatmembuat orang merasa tidak
nyaman. Seperti penutupan jalan karenaada yang berdemo atau mogoknya
angkutan umum dan membuat parakaryawan terlambat masuk kerja.
c. Kemajuan teknologi. Dengan kemajuan teknologi yang pesat, makahotel pun
menambah peralatan baru atau membuat sistem baru. Yangmembuat karyawan
harus mempelajari dari awal dan menyesuaikandiri dengan itu.
2. Faktor organisasi. Banyak sekali faktor di dalam organisasi yang dapat
menimbulkanstres. Tekanan untuk menghindari kekeliruan atau menyelesaikan
tugasdalam kurun waktu terbatas, beban kerja berlebihan, bos yangmenuntut dan tidak
peka, serta rekan kerja yang tidak menyenangkan.Dari beberapa contoh diatas, penulis
mengkategorikannya menjadi beberapa faktor dimana contoh-contoh itu terkandung di
dalamnya.Yaitu:
a. Tuntutan tugas merupakan faktor yang terkait dengan tuntutanatau tekanan untuk
menunaikan tugasnya secara baik dan benar.
b. Tuntutan peran berhubungan dengan tekanan yang diberikan pada seseorang
sebagai fungsi dari peran tertentu yangdimainkan dalam organisasi itu.Konflik
peran menciptakanharapan-harapan yang barangkali sulit dirujukkan
ataudipuaskan. Kelebihan peran terjadi bila karyawan diharapkanuntuk melakukan
lebih daripada yang dimungkinkan olehwaktu. Ambiguitas peran tercipta bila
harapan peran tidak dipahami dengan jelas dan karyawan tidak pasti mengenai
apayang harus dikerjakan.

viii
c. Tuntutan antar pribadi adalah tekanan yang diciptakan olehkaryawan
lain.Kurangnya dukungan sosial dari rekan-rekandan hubungan antar pribadi yang
buruk dapat menimbulkanstres yang cukup besar, khususnya di antara para
karyawanyang memiliki kebutuhan sosial yang tinggi.
d. Struktur Organisasi menentukan tingkat diferensiasi dalamorganisasi, tingkat
aturan dan peraturan dan dimana keputusanitu diambil. Aturan yang berlebihan
dan kurangnya berpartisipasi dalam pengambilan keputusan yang berdampak pada
karyawan merupakan potensi sumber stres.
3. Faktor Individu. Faktor ini mencakup kehidupan pribadi karyawan terutamafaktor-
faktor persoalan keluarga, masalah ekonomi pribadi dankarakteristik kepribadian
bawaan.
a. Faktor persoalan keluarga. Survei nasional secara konsistenmenunjukkan bahwa
orang menganggap bahwa hubungan pribadi dan keluarga sebagai sesuatu yang
sangat berharga.Kesulitan pernikahan, pecahnya hubungan dan kesulitandisiplin
anak-anak merupakan contoh masalah hubungan yang menciptakan stres bagi
karyawan dan terbawa ketempat kerja.
b. Masalah Ekonomi. Diciptakan oleh individu yang tidak dapat mengelola sumber
daya keuangan mereka merupakansatu contoh kesulitan pribadi yang dapat
menciptakan stres bagi karyawan dan mengalihkan perhatian mereka dalam
bekerja.3.Karakteristik kepribadian bawaan. Faktor individu yang penting
mempengaruhi stres adalah kodrat kecenderungandasar seseorang. Artinya gejala
stres yang diungkapkan pada pekerjaan itu sebenarnya berasal dari
dalamkepribadian orang itu.
c. Karakteristik kepribadian bawaan. Faktor individu yang penting mempengaruhi
stres adalah kodrat kecenderungandasar seseorang. Artinya gejala stres yang
diungkapkan pada pekerjaan itu sebenarnya berasal dari dalamkepribadian orang
itu.

ix
D. Gejala – gejala dan dampak stres

 GEJALA-GEJALA

Terry Beehr dan John Newman (dalam Rice, 1999) mengkaji ulang beberapa kasus stres
pekerjaan dan menyimpulkan tiga gejala dari stres pada individu, yaitu:

1. Gejala psikologis

Berikut ini adalah gejala-gejala psikologis yang sering ditemui pada hasil
penelitian mengenai stres pekerjaan :

 Kecemasan, ketegangan, kebingungan dan mudah tersinggung


 Perasaan frustrasi, rasa marah, dan dendam (kebencian)
 Sensitif dan hyperreactivity
 Memendam perasaan, penarikan diri, dan depresi
 Komunikasi yang tidak efektif
 Perasaan terkucil dan terasing
 Kebosanan dan ketidakpuasan kerja
 Kelelahan mental, penurunan fungsi intelektual, dan kehilangan
konsentrasi
 Kehilangan spontanitas dan kreativitas
 Menurunnya rasa percaya diri
2. Gejala fisiologis

Gejala-gejala fisiologis yang utama dari stres kerja adalah:

 Meningkatnya denyut jantung, tekanan darah, dan kecenderungan


mengalami penyakit kardiovaskular
 Meningkatnya sekresi dari hormon stres (contoh: adrenalin dan
noradrenalin)
 Gangguan gastrointestinal (misalnya gangguan lambung)
 Meningkatnya frekuensi dari luka fisik dan kecelakaan
 Kelelahan secara fisik dan kemungkinan mengalami sindrom kelelahan
yang kronis (chronic fatigue syndrome)
x
 Gangguan pernapasan, termasuk gangguan dari kondisi yang ada
 Gangguan pada kulit
 Sakit kepala, sakit pada punggung bagian bawah, ketegangan otot
 Gangguan tidur
 Rusaknya fungsi imun tubuh, termasuk risiko tinggi kemungkinan terkena
kanker
3. Gejala perilaku

Gejala-gejala perilaku yang utama dari stres kerja adalah:

 Menunda, menghindari pekerjaan, dan absen dari pekerjaan


 Menurunnya prestasi (performance) dan produktivitas
 Meningkatnya penggunaan minuman keras dan obat-obatan
 Perilaku sabotase dalam pekerjaan
 Perilaku makan yang tidak normal (kebanyakan) sebagai pelampiasan,
mengarah ke obesitas
 Perilaku makan yang tidak normal (kekurangan) sebagai bentuk penarikan
diri dan kehilangan berat badan secara tiba-tiba, kemungkinan
berkombinasi dengan tanda-tanda depresi
 Meningkatnya kecenderungan berperilaku beresiko tinggi, seperti
menyetir dengan tidak hati-hati dan berjudi
 Meningkatnya agresivitas, vandalisme, dan kriminalitas
 Menurunnya kualitas hubungan interpersonal dengan keluarga dan teman
 Kecenderungan untuk melakukan bunuh diri

xi
Adapun gejala-gejala stres di tempat kerja yang sering terjadi, yaitu meliputi:

1. Kepuasan kerja rendah


2. Kinerja yang menurun
3. Semangat dan energi menjadi hilang
4. Komunikasi tidak lancar
5. Pengambilan keputusan jelek
6. Kreatifitas dan inovasi kurang
7. Bergulat pada tugas-tugas yang tidak produktif.

Semua yang disebutkan di atas perlu dilihat dalam hubungannya dengan kualitas kerja
dan interaksi normal individu sebelumnya.

 DAMPAK STRES

Pada umumnya stres kerja lebih banyak merugikan diri karyawan maupun
perusahaan. Pada diri karyawan, konsekuensi tersebut dapat berupa menurunnya gairah
kerja, kecemasan yang tinggi, frustrasi dan sebagainya (Rice, 1999). Konsekuensi pada
karyawan ini tidak hanya berhubungan dengan aktivitas kerja saja, tetapi dapat meluas ke
aktivitas lain di luar pekerjaan. Seperti tidak dapat tidur dengan tenang, selera makan
berkurang, kurang mampu berkonsentrasi, dan sebagainya.

Sedangkan Arnold (1986) menyebutkan bahwa ada empat konsekuensi yang


dapat terjadi akibat stres kerja yang dialami oleh individu, yaitu terganggunya kesehatan
fisik, kesehatan psikologis, performance, serta mempengaruhi individu dalam
pengambilan keputusan.

Penelitian yang dilakukan Halim (1986) di Jakarta dengan menggunakan 76


sampel manager dan mandor di perusahaan swasta menunjukkan bahwa efek stres yang
mereka rasakan ada dua. Dua hal tersebut adalah:

 Efek pada fisiologis mereka, seperti: jantung berdegup kencang, denyut jantung
meningkat, bibir kering, berkeringat, mual.

xii
 Efek pada psikologis mereka, dimana mereka merasa tegang, cemas, tidak bisa
berkonsentrasi, ingin pergi ke kamar mandi, ingin meninggalkan situasi stres.

Bagi perusahaan, konsekuensi yang timbul dan bersifat tidak langsung adalah
meningkatnya tingkat absensi, menurunnya tingkat produktivitas, dan secara psikologis
dapat menurunkan komitmen organisasi, memicu perasaan teralienasi, hingga turnover
(Greenberg & Baron, 1993; Quick & Quick, 1984; Robbins, 1993).

E. Cara penangganan Stres dan Teknik Pengurangan Stres


1. Sediakan waktu rileksMenurut penelitian, stres yang berhubungan dengan
pekerjaandimulai sejak pagi, sebelum Anda berangkat kerja. Daripada memikirkan beban
pekerjaan (tapi tidak ada solusinya), lebih baik digunakan waktuAnda yang terbatas
tersebut untuk melakukan relaksasi seperti meditasidan yoga. Teknik pernapasan adalah
teknik relaksasi yang paling mudahuntuk dilakukan. Caranya dengan menarik nafas
dalam-dalam, laluhembuskan sampai tak ada lagi udara yang tersisa di paru-paru.
Lakukanminimal 3x sampai membayangkan beban Anda berkurang.
2. Bersikap lebih asertif. Kebanyakan masalah pekerjaan berpangkal dari
kurangnyakesempatan untuk membuat perubahan atau keputusan. Karenanya, bicarakan
dengan atasan tentang tugas Anda dan tanggungjawab tambahanyang ingin Anda pegang.
Dengan demikian, Anda bisa menentukan pekerjaan yang bisa Anda lakukan dengan cara
kerja seperti yangdiinginkan perusahaan.
3. Bekerja lebih efisienSelalu kekuragan waktu untuk menyelesaikan tugas bisa jadi
bukadisebabkan tugas yang berlebihan, melainkan menyangkut waktu dan
caramengerjakannya. contohnya seorang wartawan yang produktif di waktu malam akan
merasa tertekan jika memaksakan dirimenulis di waktu siang hari. Untuk mengatasinya,
sebaiknya pekerjaandibagi. Siang hari membuat outline dan mencari bahan, malam
harimenyelesaikan tulisan. Untuk bekerja secara lebih efisien. Anda juga harustrampil
menentukan prioritas. Adanya urutan prioritas dapat membantuAnda mengatur strategi.

xiii
4. Tingkatkan energi dengan tidur
“Ketika lelah, Anda lebih mudah merasa stres karena hal-hal yangsepele,” demikian tulis
Camile Anthony dalam “The Art of Napping atWork” (1999). Kesalahan juga akan
membuat perhatian Anda menurun sehingga mudah melakukan kesalahan. Dalam
keadaan demikian, dianjurkan agar tidur. Tidur 15 menit di tengah waktu kerja akan
samamanfaatnya dengan tidur malam 3 jam. Anda bisa memanfaatkan musholakantor
(tentu saja di luar waktu shalat) atau mobil Anda untuk tidur.Jangan lupa pasang alarm
agar tidak tidur terlalu lama. Jika keduanyatidak tersedia, meja kerja Anda bisa jadi
pilihan terakhir. Yang penting,tingkatkan energi segera jika sudah merasa terlalu lelah.
Tidur selama 30menit atau kurang, menurut Anthony akan meningkatkan mood dan
rasahumor sehingga memperbaiki hubungan Anda dengan rekan kerja.Anthony
menganjurkan agar membatasi tidur selama 30 menit saja agar tidak sampai tertidur
nyenyak, yang akan membuat Anda lebih lelah ketika bangun.
5. Atur lingkungan kerja
Bagaimana kondisi kerja Anda? Apakah meja kerja Anda berantakan atau ruangan kerja
selalu dipenuhi asap rokok? Hati-hatikarena hal-hal yang tampaknya sepele tersebut
karena dapatmempengaruhi performa kerja sekaligus kesehatan Anda. Jika tidak
memungkinkan mengubah lingkungan kerja secara besar-besaran, ada baiknya Anda
memulainya dari meja Anda. Dalam feng shui, seni tataruang dari Tiongkok, tempat kerja
yang teratur menunjukkan pikiran yangteratur. Jaga lingkungan kerja, terutama maja, dari
tumpukan kertas ataufile. Simpan kertas-kertas Anda dalam map dan dalam kotak file
atau lacifile. Anda juga bisa mencegah stres dengan mengubah letak kursi sehingga bisa
mengetahui siapa yang akan masuk ke ruangan Anda. Jikamemungkinkan pindahkan
meja sehingga Anda dapat bekerja dengancahaya alami dari luar (matahari).
6. Kembangkan pola hidup sehat.
Pola hidup sehat merupakan kunci untuk bebas stres. Pilihlahmakanan dan minuman
yang bisa menurunkan stres yaitu makanan yang banyak mengandung vitamin B
kompleks seperti kacang-kacangan dan padi-padian. Kurangi makanan berlemak dan
perbanyak makan buah dansayur.Berolah raga secara teratur. Olah raga yang cukup tidak
sajamenyehatkan badan tapi juga memperbesar kapasitas badan tapi jugamemperbesar
kapasitas paru-paru sehingga mampu menampung oksigenyang lebih besar. Dengan

xiv
kadar oksigen tinggal di dalam darah yangkemudian akan diedarkan ke seluruh tubuh
Anda akan berpikir lebih jenuh.
7. Lupakan pekerjaan saat libur.
Membawa laptop saat liburan keluarga? Tinggalkan saja kebisaanitu. Liburan sebaiknya
benar-benar digunakan untuk istirahat. Berlibur atau santai bukan berarti membuang
waktu. Selain mmeberikan energitambahan yang akan membuat Anda lebih kreatif,
berlibur bersama akanmempererat hubungan Anda dengan keluarga.
8. Pekerjaan bukan segalanya.
Bekerja memang penting. Dengan sekaligus mendapat lahan untuk aktualisasi diri. Tapi
di luar pekerjaan, masih banyak kegiatan lain yangdapat menimbulkan perasaan berguna
bagi Anda. Dengan mengikutikegiatan di luar pekerjaan, stres Anda di tempat pekerjaan
akan berkurang.Anda dapat menyakinkan diri bahwa walaupun Anda tidak
bisamemperbaiki keadaan di tempat kerja, Anda bisa mengendalikan hal-hal penting
lainnya dalam kehidupan Anda. Perasaan mampu mengendalikankehidupan Anda sendiri
adalah harta tak ternilai.

xv
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Stress merupakan suatu gejala yang dimiliki oleh setiap orang dimana hal tersebut
dipengaruhi diri sendiri maupun lingkungan sekitar mereka. Stress juga terjadi dalam kerja
dimana stress tersebut dapat bersumber dari emapt halyaitu tingkat individu, tingkat
kelompok, tingkat organisasi danekstraorganisasional. Keempat hal tersebut dapat
menghasilkan stress yang berbeda pada setiap individu tergantung bagaimana individu itu
meresponstressor tersebut. Setelah adanya respon barulah dapat ditentukan bagaimanastress
yang dialami seseorang tersebut.

Stress yang terjadi dapat berupa stress positif maupun negartif dimanastress itu akan
memberikan dampak tersendiri bagi orang yang mengalamistress. Stress-stres yang dialami
pekerja tersebut masih dapat diatasi ataudikurangi dengan banyak metode sehingga
diperlukannya suatu manajemenstress dalam pekerjaan suatu perusahaan. Serta adanya
usaha dari orangtersebut untuk dapat mengurangi stress yang mereka alami.

Pada dasarnya stress terjadi karena terlalu beratnya beban pikiranseseorang serta
adanya tekanan yang membuat kurangnya konsentrasi. Namunsemua itu masih dapat
dicegah bahkan dimanajemen untuk dapat mengurangi pengaruhnya dalam bekerja.

B. Saran

Stress dalam bekerja sebaiknya dikurangi dengan berbagi teknik pengurangan stress
yang dapat digunakan serta menajemen stress tersebutdengan baik. Karena hal tersebut
mampu mencegah stress dalam bekerja sertameningkatkan efektifitas dalam bekerja. Selain
baik bagi karyawan/pekerja juga baik bagi perusahaan(lembaga).

xvi
DAFTAR PUSTAKA

 Definisi, Kategori, dan Faktor Penyebab dari Stres Kerja | Info Kompetensi. Info
Kompetensi. Published November 2022. Accessed November 22, 2022.
http://kompetensi.info/kompetensi-kerja/definisi-kategori-dan-faktor-penyebab-dari-
stres-kerja.html
 Jum'ati N, Wuswa H, Fakultas D, et al. STRES KERJA (OCCUPATIONAL STRES)
YANG MEMPENGARUHI KINERJA INDIVIDU PADA DINAS KESEHATAN
BIDANG PENCEGAHAN PEMBERANTASAN PENYAKIT DAN PENYEHATAN
LINGKUNGAN (P2P-PL) DI KABUPATEN BANGKALAN. Jurnal NeO-Bis.
2013;7(2). https://journal.trunojoyo.ac.id/neo-bis/article/viewFile/525/493
 BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Stres Kerja 2.1.1 Pengertian Stres Kerja.
http://portaluniversitasquality.ac.id:55555/428/4/BAB%20II.pdf

xvii

You might also like