You are on page 1of 4

LAPORAN HASIL OBSERVASI SEKATEN

Ujian Tengah Semester Mata Kuliah Metodologi Studi Islam

Dosen Pengampu : Aulia Rakhmat, M.IRKH

Aninda Esa Rahmita Karim


221141145

PRODI PSIKOLOGI ISLAM


FAKULTAS USHULUDIN DAN DAKWAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN MAS SAID SURAKARTA
SURAKARTA
2022
LAPORAN HASIL OBSERVASI di SEKATEN

Narasumber 1
Nama : Sarijiman
Umur : 60 tahun
Pekerjaan : Penarik Becak

Bapak Sarijiman ini berprofesi sebagai penarik becak di aera Masjid Agung Keraton Kasunan
Surakarta. Pada hari tersebut bapak Sarijiman tidak mengikuti serangkaian acara upacara sekaten
melainkan hanya melihat hiruk pikuk yang ada di sana. Menurut bapak Sarijiman sekatenan ini
adalah tradisi paten yang diperingati setiap tahunnya bertepatan dengan Maulid Nabi
Muhammad SAW. Untuk sejarah asal tradisi sekaten ini, bapak Sarijiman tidak mengetahui
secara pasti karena memang sudah sejak lama menjadi agenda rutinan setiap tahunnya.
Perasaan bapak Sarijiman senang dengan adanya sekatenan ini, apalagi bapak Sarijiman juga
merupakan seorang pedagang yang ikut terkena dampak positif dari banyaknya para pengunjung
yang memadati wilayah sekaten terlebih disektor perekonomian. Menurut bapak Sarijman,
sekatenan saat ini dipahami sebagai tradisi turun menurun yang merangkup sebagai sarana
hiburan. Dampak adanya sekaten terhadap masyarakat sekitar terutama di sektor perekonomian,
yakni ikut memajukan perekonomian masyarakat sekitar teerutama diwilayah sekaten. Akan
tetapi, untuk tahun ini sendiri banyak pedagang yang mengeluh karena harga sewa yang mahal
dan tidak sebanding dengan pendapatan yang diperoleh.
Saat ini lahan yang digunakan untuk berjualan tidak lagi dikelola oleh pemkot setempat
melainkan disewakan. Dan untuk harga sewa itu sendiri di setiap stand-nya berada diharga 5-7
juta perbulan, padahal untuk pendapatan yang diperoleh oleh para pedagang di area sekaten rata-
rata tidak mencapai harga sewa yang dipatok. Selama pandemi covid-19 upacara sekaten
ditiadakan, hanya upacara yang didikuti orang-orang keraton saja. Perbandingan yang dirasakan
bapak Sarjiman sekaten sebelum pandemi dan setelah pandemi adalah, Bapak Sarjiman merasa
sekatenan tahun ini terbilang sepi dibanding sebelum pandemi dua tiga tahun yang lalu. Memang
untuk jumlah pendatang ditahun ini lebih ramai dibanding tahun-tahun sebelumnya, akan tetapi
hal itu hanya terlihat dimata saja tidak dengan penghasilan yang diperoleh.
Narasumber 2
Nama : Subagyo S.H, M.H.
Umur : 50 tahun
Jabatan : Abdi Dalem Keraton

Bapak Subagyo pada hari itu mengikuti serangkaian upacara sekaten yang bertujuan sebagai
dokumentasi, sekaten ini merupakan tradisi seni budaya turun menurun sejak PB VI. Mulai PB X
kejayaan islam mulai masuk ke solo, dan mulai saat itu pula tradisi ini mulai dilestarikan. Masa
jabatan PB itu dari PB sebelumnya wafat sampai yang bersangkutan dilantik pada saat itu
meninggal dunia. Sejarah awal sekaten ini sejak tradisi islam masuk kedalam daerah keraton
yang pada akhirnya menjadi sarana peneybaran agama islam di Kota Solo.
Yang dirasakan bapak Subagyo dalam mengikuti serangkaian kegiatan sekaten ini senang
terlebih lagi sekaten beberapa waktu sebelumnya pernah berhenti karena pandemi covid-19 yang
masuk ke Indonesia sejak 2020. Sekaten ini dipahami sebagai tradisi, budaya, dan juga menarik
wisatawan dalam acara kirab dan juga sebagai hiburan. Hiburan disini karena adanya pasar
malam yang diadakan kurang lebih selama satu bulan dan didalamnya terdapat berbagai
permainan dan juga banyak orang berjualan aneka macam makanan dan juga pakaian serta
printilan-printilan lainnya.
Tentunya pasar malam ini mengundang banyaknya wisatawan baik warga lokal maupun dari luar
kota bahkan luar negeri. Dampak sekaten bagi interaksi dalam masyarakat tentunya menjadi
hiburan dan juga sebagai mata pencaharian warga sekitar yang berjualan dan juga bagi para
penarik becak disekitaran sana. Selama pandemi, sekaten ditiadakan hanya ada upacara yang
tidak melibatkan masyarakat umum. Karena, selama pandemi hanya ada kirab atau upacara saja
tanpa adanya galungan atau gunungan. Perbedaan yang dirasakan sebelum pandemi dan setelah
pandemi, untuk setelah pandemi ini lebih meriah dan juga jumlah orang yang berdatangan lebih
banyak dari sebelum pandemi. Dan tentunya, masyarakat lebih antusias diacara sekaten tahun
ini.
Narasumber 1 (Bapak Subagyo, S.H., M.H)

Narasumber 2 (Bapak Sarijiman)

You might also like