You are on page 1of 10

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MATERI KOPERASI

MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED


LEARNING (PBL) KOMBINASI DENGAN THINK PAIR AND SHARE (TPS)
DAN ROLE PLAYING PADA SISWA KELAS IV SDN SUNGAI LUMBAH 1
KABUPATEN BARITO KUALA

Muhyani Rizalie
Nia Budiarti Yollandasari
Email : jurnal_paradigma@yahoo.co.id

Abstract: The Classroom action research is conducted because the implementation of


social study in Sungai Lumbah 1 Elementary School is not maximal yet and the
learning achievement is low. This problem happened because the learning activity is
not attractive and the student is not enthusiastic in learning activity, the student to be
the passive person and the student critical skill is not carried out maximally and then it
will make the student learning achievement will be low. For solve this problem the
writer uses the Problem Based Learning (PBL) combination with Think Pair and Share
and Role Playing. This research uses the qualitative approach and the style of classroom
action research with the design in two cycles and two meetings in a cycle. The
instruments are used in this research are the student’s activity observation sheet and the
test to know the learning achievement in the end of the meeting. Findings of the
research show that the student’s activity always increase in every meeting and the
learning achievement in every meeting always increases gradually in the phases
evaluation at 1st cycle and 2nd cycle.

Abstrak:
penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan karena pelaksanaan pembelajaran ilmu
pengetahuan sosial di SDN Sungai Lumbah 1 belum maksimal dan hasil belajar rendah.
Masalah ini terjadi karena kegiatan pembelajaran belum terlalu menarik dan siswa
kurang antusias dalam kegiatan belajar, siswa menjadi pribadi yang pasif dan potensi
berpikir kritis tidak diasah secara maksimal, dan akan membuat hasil belajar siswa
rendah. Untuk mengatasi masalah ini, peneliti menggunakan model pembelajaran
Problem Based Learning (PBL) kombinasi dengan Think Pair and Share dan Role
Playing. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian
tindakan kelas yang didesain dalam dua siklus, dengan dua pertemuan di setiap siklus.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi aktivitas siswa
dan tes tertulis untuk mengetahui hasil belajar di akhir pertemuan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa aktivitas siswa selalu meningkat dalam setiap pertemuan dan hasil
pembelajaran di setiap pertemuan selalu meningkat bertahap dalam evaluasi siklus 1
dan siklus 2.

Kata Kunci : Hasil Belajar Koperasi, Problem Based Learning (PBL), Think Pair and
Share (TPS) dan Role Playing.
Jurnal Paradigma, Volume 8, Nomor 1, Januari – Juni 2013, 20-29 21

Sistem pendidikan nasional beriman dan bertakwa kepada Tuhan


menghadapi tantangan yang sangat Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat
kompleks dalam menyiapkan dan berilmu, cakap kreatif, mandiri, dan
menyediakan kualitas sumber daya menjadi warga Negara yang demokratis
manusia yang mampu bersaing di era serta bertanggung jawab” (UU,
global ini. Upaya yang tepat untuk 2011:198).
menyiapkan SDM yang berkualitas dan Berdasarkan definisi pendidikan di
satu-satunya tempat yang dapat atas dapat dimaknai bahwa pendidikan
dipandang dan berfungsi sebagai alat merupakan suatu komponen yang harus ada
untuk membangun SDM yang bermutu dan harus terus berkembang ke depan yang
adalah pendidikan. Menyadari hal sangat menentukan dan menjadi barometer
tersebut, maka terjadi suatu ke arah mana kualitas bangsa dan negara,
perkembangan yang signifikan di dalam sehingga pendidikan yang diterapkan harus
dunia pendidikan. Pendidikan semaksimal mungkin dapat memberikan
merupakan aspek yang mampu dampak yang positif dalam pembentukan
mempengaruhi aspek-aspek lain dalam kualitas individu yang berkarakter dan
kehidupan di dunia. Kemajuan dan berkompeten dengan jiwa berlandaskan
kemunduran suatu bangsa pun akan nilai-nilai luhur bangsa. Sehingga dengan
dilihat dari tingkat pendidikan yang dibekalinya generasi muda yang dalam hal
dimiliki oleh sumber daya manusia. ini peserta didik atau siswa dengan
Oleh karena itu, para pakar pendidikan pendidikan yang berkualitas maka pada
terus berinovasi untuk terus akhirnya akan membawa kualitas bangsa
mengembangkan dunia pendidikan. dan negara ke arah yang lebih baik pula.
Dalam Undang-undang RI Tujuan pendidikan adalah
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem seperangkat hasil pendidikan yang tercapai
Pendidikan Nasional menyatakan oleh peserta didik setelah
bahwa pendidikan adalah usaha sadar diselenggarakannya kegiatan pendidikan
dan terencana untuk mewujudkan (Hamalik,2010:3).
suasana belajar dan proses Pencapaian tujuan pendidikan
pembelajaran agar peserta didik secara hendaknya dilakukan secara sadar dan
aktif mengembangkan potensi dirinya terencana, terutama dalam hal mewujudkan
untuk memiliki kekuatan spiritual suasana belajar dan proses pembelajaran
keagamaan, pengendalian diri, yang memungkinkan peserta didik secara
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, aktif mengembangkan potensi diri yang
serta keterampilan yang diperlukan dimilikinya.
dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara
(Hasbullah, 2013:4). Ketuntasan belajar yang diharapkan
Pendidikan merupakan hal yang pada kenyataannya selama melakukan
sangat berpengaruh dalam kemajuan observasi dan wawancara yang dilakukan
suatu bangsa hal ini terdapat dalam dengan guru wali kelas IV di SDN Sungai
pembukaan UUD 1945 yaitu Lumbah 1 Barito Kuala pada hari Selasa, 20
“mencerdaskan kehidupan bangsa”. 0ktober 2015 pukul 09.30 WITA diketahui
Sejalan dengan pembukaan UUD 1945, bahwa masih ada masalah-masalah yang
peraturan pemerintah Republik Indonesia muncul dalam pembelajaran di sekolah ini
Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar antara lain nilai belajar IPS.
Nasional Pendidikan Pasal 3 juga Hal ini terlihat jelas nilai rata-rata
menyebutkan bahwa “pendidikan nasional yang diperoleh siswa pada kelas IV masih
yang bermutu diarahkan untuk rendah dibawah KKM. Menurut data Tahun
pengembangan potensi peserta didik agar ajaran 2011/2012 Guru kelas IV SDN
menjadi manusia yang beiman dan Sungai Lumbah 1 Barito Kuala. Pada
Jurnal Paradigma, Volume 8, Nomor 1, Januari – Juni 2013, 20-29 22

semester genap tahun pelajaran 2012/2013 pembelajaran yang efektif dengan adanya
yaitu diketahui mencapai < 65 secara komunikasi dua arah antara guru dengan
individual. Dari 28 Siswa hanya 10 orang peserta didik yang tidak hanya menekankan
yang tuntas secara klasikal yaitu 35,71%, pada apa yang dipelajari tetapi menekankan
sedangkan yang belum tuntas sebanyak 18 bagaimana ia harus belajar untuk saling
orang siswa atau 64,29%. Hal ini menghargai pendapat temannya, melatih
menunjukkan bahwa rata-rata nilai berada kesiapan siswa, saling memberikan
dibawah kriteria Ketuntasan Minimal pengetahuan dan mampu menemukan solusi
(KKM) yang ditetapkan sebesar 65. atas permasalahan yang dihadapinya. Selain
Berdasarkan standar ketuntasan yang itu, mengembangkan kemampuan berfikir
ditetapakan, kriteria ketuntasan minimal kritisnya, yang mampu merangsang minat
adalah jika > 80% dari seluruh siswa di siswa dalam mengikuti pembelajaran agar
kelas tersebut mencapai nilai minimal 65 proses pembelajaran menjadi menyenangkan
tentang koperasi. (fun learning), bermakna (meaningful) dan
Berdasarkan hasil pengamatan dan berpusat pada siswa (student center) serta
dari data siswa angkatan 2012/2013 yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa di
lalu dikumpulkan oleh peneliti dengan ibu sekolah. Salah satu alternatif untuk
Noorsalasiah, S.Pd guru wali kelas IV pada pengajaran tersebut adalah menggunakan
tanggal 20 Oktober 2012 pukul 09.30 wita model pembelajaran Problem Based
diketahui juga penyebab rendahnya hasil Learning (PBL) kombinasi dengan model
belajar siswa dikarenakan beberapa faktor, Think Pair and Share (TPS) dan Role
yaitu anak masih belum memahami materi Playing.
koperasi pada pembelajaran IPS. Selain itu,
berdasarkan hasil observasi yang dilakukan Melihat permasalahan yang terjadi,
saat pembelajaran berlangsung siswa kurang peneliti berupaya untuk memecahkan
dilibatkan dalam proses pembelajaran dan permasalahan tersebut melalui penelitian
startegi pembelajaran yang digunakan juga tindakan kelas dengan judul : “Meningkatkan
kurang tepat sehingga pembelajaran pun Hasil Belajar IPS Materi Koperasi
menjadi kurang bermakna karena aspek Menggunakan Model Pembelajaran
afektif dan aspek psikomotornya terabaikan. Problem Based Learning (PBL) Kombinasi
Hal inilah yang mengakibatkan nilai siswa Dengan Think Pair and Share (TPS) Dan
menjadi rendah dan tidak sesuai dengan Role Playing Pada Siswa Kelas IV SDN
harapan guru. Sungai Lumbah 1 Kabupaten Barito
Kuala”.
Apabila permasalahan dalam
pembelajarn IPS ini terus saja dibiarkan,
maka akan berdampak pada terhambatnya METODE
kreativitas, kemandirian siswa dan keaktifan Pendekatan yang digunakan dalam
siswa dalam pembelajaran, serta dampak penelitian ini adalah pendekatan kualitatif.
paling berpengaruh pada akhirnya yaitu Menurut Rochiati, Pendekatan kualitatif
pada hasil belajar siswa, dimana siswa tidak adalah prosedur yang menghasilkan data
akan mampu mencapai nilai rata-rata standar deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan,
atau KKM yang telah ditetapkan. Hal ini peneliti merupakan instrumen utama dalam
nantinya juga akan menyulitkan siswa untuk pengumpulan data, proses sama pentingnya
mencapai nilai standar pada kelas berikutnya dengan produk. Perhatian peneliti diarahkan
bahkan untuk melanjutkan kejenjang kepada pemahaman bagaimana
pendidikan yang lebih tinggi yaitu berlangsungnya suatu kejadian atau efek dari
pendidikan menengah. suatu tindakan (Kunandar, 2013:46).
Proses pembelajaran yang baik Adapun jenis penelitian yang
adalah yang dapat menciptakan digunakan dalam penelitian ini adalah
Jurnal Paradigma, Volume 8, Nomor 1, Januari – Juni 2013, 20-29 23

Penelitian Tindakan Kelas (PTK). refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan


Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah mereka dan proses yang mereka gunakan
berasal dari istilah bahasa Inggris "Class (Role Playing dan PBL). Guru bersama-
Action Research" yaitu kegiatan sama siswa menyimpulkan pembelajaran.
pembelajaran yang bersifat reflektif, (Role Playing)
yang mempunyai tujuan untuk Faktor yang diteliti pada penelitian
memperbaiki/meningkatkan mutu praktik tindakan ini meliputi, (1) aktifitas siswa
pembelajaran yang berdasarkan dalam mengikuti kegiatan proses
pertimbangan rasional (menggunakan pembelajaran dengan menggunakan model
konsep teori) yang mantap dan valid pembelajaran Problem Based Learning
Posedur Penelitian Tindakan Kelas (PBL) kombinasi dengan model Think Pair
mencakup empat langkah yaitu : and Share (TPS) dan Role Playing. (2) hasil
(1)Perencanaan yaitu pembuatan skenario belajar setelah mengikuti pembelajaran
pembelajaran, mempersiapkan fasilitas yang materi Koperasi menggunakan model
diperlukan di kelas, mempersiapkan pembelajaran Problem Based Learning
instrument pengamatan dan menganalisis (PBL) kombinasi dengan model Think Pair
data mengenai proses dan hasil tindakan (2) and Share (TPS) dan Role Playing. melalui
Tindakan yaitu pelaksanaan tindakan tes evaluasi diakhir pertemuan dengan
meliputi siapa melakukan, apa, kapan, menggunakan lembar evaluasi yang diukur
dimana, dan bagaimana. (3) Observasi yaitu secara kuantitatif.
diilakukan perekaman data meliputi proses Sumber data dalam penelitian ini
dan hasil dari pelaksanaan kegiatan. adalah guru dan siswa kelas IV di SDN
(4)Refleksi yaitu hasil observasi dianalisis , Sungai Lumbah 1 Kabupaten Barito Kuala
guru dapat merefleksi diri. semester I tahun pelajaran 2013/2014 pada
Penelitian ini menggunakan model proses pembelajaran materi Koperasi
pembelajaran Problem Based Learning diperoleh dari lembar observasi aktivitas
(PBL) kombinasi dengan model Think Pair guru, lembar observasi aktivitas siswa dan
and Share (TPS) dan Role Playing dengan hasil belajar evaluasi pada setiap akhir
langkah sebagai berikut : Guru menjelaskan pertemuan.
tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik Teknik analisis data yang digunakan
yang diperlukan, dan memotivasi siswa meliputi analisis kualitatif dan kuantitatif (1)
untuk terlibat pada aktivitas pemecahan Analisis kualitatif berupa data tentang
masalah (PBL). Guru membantu siswa aktivitas guru dalam melaksanakan
mendefinisikan dan mengorganisasikan pembelajaran serta aktivitas siswa dalam
tugas belajar yang berhubungan dengan mengikuti pembelajaran dan kegiatan siswa
masalah tersebut (PBL). Guru membimbing dalam kelompok pada pembelajaran materi
siswa untuk mengumpulkan informasi yang koperasi tema menggunakan model
sesuai, sambil mengajukan pertanyaan yang pembelajaran Problem Based Learning
terkait dengan pembelajaran untuk (PBL) kombinasi dengan model Think Pair
difikirkan oleh siswa (PBL dan TPS). Guru and Share (TPS) dan Role Playing. (2)
membentuk kelompok berpasangan dan Analisis kuantitatif diperoleh dari hasil tes
menugaskan siswa untuk berdiskusi serta akhir dengan menggunakan soal tertulis.
membantu siswa dalam merencanakan dan Penilaian kuantitatif untuk mengetahui
menyiapkan hasil karya (TPS dan PBL). keberhasilan siswa dalam mengikuti
Guru memberikan kesempatan kepada siswa pelajaran dan kegiatan siswa dalam
untuk mempelajari dan memperagakan kelompok pada materi koperasi
skenario yang akan ditampilkan (Role menggunakan model pembelajaran Problem
Playing). Guru meminta kelompok yang lain Based Learning (PBL) kombinasi dengan
untuk mengamati peragaan (Role Playing). model Think Pair and Share (TPS) dan Role
Guru membantu siswa untuk melakukan
Jurnal Paradigma, Volume 8, Nomor 1, Januari – Juni 2013, 20-29 24

Playing yang diperoleh dari aspek kognitif, menyampaikan bahan pelajaran, guru jangan
afektif dan psikomotorik. membicarakan pokok bahasan yang lain,
Analisis data mengenai hasil belajar yang tidak ada hubungannya dengan pokok
siswa dilakukan dengan menghitung jumlah bahasan yang sedang diberikan kepada
siswa yang tuntas mengerjakan tes tertulis di peserta didik. Pokok bahasan harus terfokus
setiap akhir pertemuan dengan materi yang pada masalah tertentu, sehingga peserta
telah diberikan selama proses pembelajaran. didik mudah menyerap bahan pelajaran yang
Indikator keberhasilan dari penelitiaan diberikan. Dalam hal ini diperlukan
ini adalah : 1. Aktivitas siswa dinyatakan keterampilan seorang guru sebagaimana
berhasil jika 80% dari jumlah seluruh siswa yang dinyatakan Hamalik (2013:119) yaitu
sudah mencapai skor dengan kategori setiap guru harus menguasai pengetahuan
sangat aktif dengan rentang skor 26 – 32. 2. yang mendalam dalam spesialisasimya.di
Hasil belajar siswa secara individu dalam diri para siswa.
dinyatakan berhasil jika berhasil meraih
nilai ≥ 80 dan secara klasikal dinyatakan Di dalam pembelajaran Problem Based
berhasil apabila 80% jadi jumlah seluruh Learning guru membimbing siswa untuk
siswa mendapatkan nilai ≥ 80 atau meraih mengumpulkan informasi yang sesuai,
kriteria tuntas. sambil mengajukan pertanyaan yang terkait
dengan pembelajaran untuk difikirkan oleh
HASIL DAN PEMBAHASAN siswa. Hamalik (2013:207) menyatakan
Pembahasan dilakukan berdasarkan bahwa guru perlu memperoleh umpan
rumusan masalah yang ditentukan kemudian balikan tentang kegiatan atau hasil belajar
berdasarkan data yang diperoleh melalui siswa. Dalam hal ini guru bertujuan
observasi yang telah dilakukan kemudian mengecek kemajuan belajar siswa. Siswa
akan diuraikan sesuai dengan data yang yang memiliki pengetahuan yang memadai
diperoleh di lapangan, baik mengenai tentang penggunaan bahasa standar
aktivitas guru, aktivitas siswa, dan hasil misalnya, akan mempengaruhi proses
belajar siswa terhadap tindakan pembelajaran mereka. Djamarah (2006:141-
pembelajaran yang dilakukan dengan 142) menyatakan bahwa interaksi dalam
menggunakan model pembelajaran Problem bentuk tanya jawab dilakukan, dikarenakan
Based Learning (PBL) kombinasi dengan asumsi guru bahwa kemungkinan besar
Think Pair and Share (TPS) dan Role sebagian anak didik belum mengerti dan
Playing pada mata pelajaran IPS terhadap belum menguasai bahan pelajaran yang baru
materi Koperasi di kelas IV SDN Sungai disampaikan. Sebagai orang yang
Lumbah 1 Kabupaten Barito Kuala, pada menginginkan keberhasilan dalam mengajar,
siklus I dan siklus II hasilnya dapat guru selalu mempertahankan agar umpan
diuraikan sebagai berikut: balik selalu berlangsung dalam diri anak
1. Aktivitas Siswa didik. (Suriansyah, 2011:9). Siswa yang
Di dalam pembelajaran Problem memiliki pemahaman dalam mempelajari
Based Learning (PBL) guru hanya bertindak materi akan berpengaruh terhadap hasil
sebagai pembimbing sekaligus tutor bagi belajarnya.
para siswa yang dapat memberikan motivasi, Di dalam pembelajaran Think Pair and
semangat, dan membantu dalam menguasai Share guru meminta siswa berpikir
keterampilan pemecahan masalah. Dalam mengenai materi yang telah disampaikan.
hal ini guru dituntut dalam menyampaikan Menurut Susanto (2013: 53) yang
pengetahuan kepada siswa haruslah dengan menyatakan bahwa proses pembelajaran
penyampaian yang lugas dan mudah dikatakan efektif apabila seluruh peserta
dipahami. Selain itu materi yang diajarkan didik dapat terlibat secara aktif, baik mental,
haruslah terfokus pada materi yang akan fisik maupun sosialnya. Sebab dalam proses
disampaikan. Suriansyah (2011:67) dalam pembelajaran aktivitas yang menonjol ada
Jurnal Paradigma, Volume 8, Nomor 1, Januari – Juni 2013, 20-29 25

peserta didik. Hal ini sependapat dengan mengembangkan komunikasi antar anggota
Trianto (2013:121) yang menyatakan bahwa kelompok. Siswa sudah dapat mengutarakan
aktivitas pembelajaran harus lebih banyak pemikiran masing-masing dengan teman
berpusat pada peserta didik agar dapat sebangkunya. Hasil observasi siswa
mengembangkan berbagai potensi yang terhadap pembelajaran ini menunjukkan
dimilikinya. adanya peningkatan dalam setiap pertemuan.
Di dalam pembelajaran Think Pair Dengan adanya peningkatan aktivitas siswa
Share Siswa diminta berpasangan dengan dalam kelompok ini sudah menunjukkan
teman sebelahnya (kelompok 2 orang) dan pembelajaran yang berpusat pada siswa.
mengutarakan hasil pemikiran masing- Peningkatan dari segi aktivitas siswa ini
masing. Ngalimun (2013:90) menyatakan disebabkan oleh ketepatan guru dalam
bahwa masalah yang dijadikan sebagai melaksanakan dan menerapkan kombinasi
fokus pembelajaran dapat diselesaikan siswa model pembelajaran Problem Based
melalui kerja kelompok sehingga dapat Learning (PBL) kombinasi dengan Think
memberi pengalaman-pengalaman belajar Pair and Share (TPS) dan Role Playing
yang beragam pada siswa, seperti kerja sama pada mata pelajaran IPS materi Koperasi.
dan interaksi dalam kelompok, disamping Adapun peningkatan tersebut dapat dilihat
pengalaman belajar yang berhubungan dari segi siswa baik aktivitasnya, minat
dengan pemecahan masalah. Selain itu siswa maupun peningkatan kemampuan
dalam aktivitas ini siswa dituntut aktif siswa itu sendiri dalam pembelajaran.
dalam pembelajaran agar meningkatkan Ngalimun (2013:90) menyatakan
kerja sama dalam memecahkan masalah. bahwa masalah yang dijadikan sebagai
Pembelajaran aktif memungkinkan siswa fokus pembelajaran dapat diselesaikan siswa
untuk mengembangkan kemampuan berpikir melalui kerja kelompok sehingga dapat
tingkat tinggi, serta menganalisis dan memberi pengalaman-pengalaman belajar
mensitesis, serta melakukan penelitian yang beragam pada siswa, seperti kerja sama
terhadap berbagai peristiwa belajar dan dan interaksi dalam kelompok, disamping
menerapkannya dalam kehidupan sehari- pengalaman belajar yang berhubungan
hari. Jadi, keterlibatan siswa aktif dalam dengan pemecahan masalah. Selain itu
proses belajar dapat meningkatkan dalam pembelajaran berkelompok juga
pemahaman dan kompetensinya (Rusman, mengajarkan peserta didik untuk
2011:324). berinteraksi sosial dengan teman sebayanya
Di dalam pembelajaran Role Playing dan melatih peserta didik untuk bertukar
siswa siswa membentuk kelompok yang pikiran.
anggotanya terdiri dari 5 orang. Rusman Model problem Based Learning
(2013:203) menyatakan bahwa di dalam (PBL) merupakan model pembelajaran yang
pembelajaran kooperatif akan tercipta melatih siswa berpikir secara kritis dan
sebuah interaksi yang lebih luas, yaitu melibatkan keaktifan siswa dalam
interaksi dan komunikasi yang dilakukan menemukan suatu masalah dan memecahkan
antara guru dengan siswa, siswa dengan masalah tersebut.
siswa, dan siswa dengan guru. Selain itu Barrow mendefinisikan Problem
siswa diberikan kesempatan untuk Based Learning (PBL) sebagai pembelajaran
menempatkan diri mereka dalam peran- yang diperoleh melalui proses menuju
peran dan situasi-situasi yang akan pemahaman akan resolusi suatu masalah.
merningkatkan kesadaran terhadap nilai- Masalah tersebut dipertemukan pertama-
nilai dan keyakinan-keyakinan mereka tama dalam proses pembelajaran
sendiri-sendiri dan orang lain (Shoimin, (Huda,2013:271).
2013:161). Problem Based Learning (PBL)
Aktivitas siswa dalam kelompok merupakan pembelajaran yang
menunjukkan bahwa mereka sudah dapat penyampaiannya dilakukan dengan cara
Jurnal Paradigma, Volume 8, Nomor 1, Januari – Juni 2013, 20-29 26

menyajikan suatu permasalahan, Hal ini senada dengan pendapat


mengajukan pertanyaan-pertanyaan, Winarno (2013:34) bahwa model
memfasilitasi penyelidikan, dan membuka pembelajaran kooperatif sangat baik untuk
dialog (Sani, 2013:140). meningkatkan aktivits belajar siswa, sebab
semua siswa dituntut untuk bekerja dan
Model pembelajaran Think Pair and bertanggung jawab sehingga dalam kerja
Share ini dirancang untuk mempengaruhi kelompok tidak ada anggota kelompok yang
pada interaksi siswa(Aqib, 2013:24). Arends asal namanya saja tercantum, tetapi semua
(Trianto, 2007:61) menyatakan bahwa Think anggota kelompok harus aktif. Dalam
Pair and Share merupakan suatu cara yang pembelajaran kooperatif semua anggota
efektif untuk membuat variasi suasana pola diharuskan terlibat aktif dalam memecahkan
diskusi kelas. Dengan asumsi bahwa semua masalah dan saling bertukar pikiran
resitasi atau diskusi membutuhkan sehingga tidak ada anggota yang pasif.
pengaturan untuk mengendalikan kelas Slavin (Rusman, 2011:22) mengemukakan
secara keseluruhan, dan prosedur yang bahwa pembelajaran kooperatif juga
digunakan dalam Think Pair and Share menggalakkan siswa untuk berinteraksi
dapat memberi siswa lebih banyak waktu secara aktif dan positif dalam kelompok.
berpikir, untuk merespons dan saling Dalam penelitian ini, aktivitas siswa secara
membantu. Penggunaan model ini juga berkelompok (berpasangan) dalam proses
dapat meningkatkan nilai siswa pada hasil pembelajaran terlihat semakin baik di setiap
belajar akademiknya. “Adapun manfaat pertemuannya sehingga kegiatan
model pembelajaran kooperatif tipe Think berkelompok (berpasangan) menjadi salah
Pair and Share yakni memungkinkan siswa satu sarana untuk meningkatkan aktivitas
untuk bekerja sendiri dan bekerja sama siswa secara individual.
secara berpasangan, mengoptimalkan Model pembelajaran Problem Based
partisipasi siswa, dan memberi kesempatan Learning menurut Sanjaya (2012:220)
kepada siswa untuk menunjukkan partisipasi memiliki beberapa kelebihan yang dapat
mereka kepada orang lain” (Huda, membantu siswa yaitu pemecahan masalah
2013:206). merupakan teknik yang cukup bagus untuk
Sedangkan model pembelajaran Role lebih memahami isi pelajaran, pemecahan
Playing yaitu model pembelajaran dengan masalah dapat menantang kemampuan siswa
cara penguasaan bahan-bahan pelajaran serta memberikan kepuasaan untuk
melalui pengembangan imajinasi dan menemukan pengetahuan baru bagi siswa,
penghayatan siswa terhadap materi. pemecahan masalah dapat meningkatkan
Pengembangan imajinasi dan penghayata aktivitas pembelajaran siswa, pemecahan
dilakukan siswa dengan masalah dapat membantu siswa bagaimana
memerankannyasebagai tokoh hidup atau mentransfer pengetahuan mereka untuk
benda mati. Dalam pelaksanaannya model memahami masalah kehidupan nyata
ini dilakukan lebih dari satu orang, semua pemecahan masalah dapat membantu siswa
bergantung pada apa yang diperankan untuk mengembangkan pengetahuan
(Kurniasih, 2013:68). barunya dan bertanggung jawab dalam
Model pembelajaran Role Playing ini pembelajaran yang mereka lakukan.
sangat bermanfaat. Model ini memberikan Disamping itu pemecahan masalah dapat
kesempatan kepada siswa-siswa mendorong untuk melakukan evaluasi
menempatkan diri mereka dalam peran- sendiri baik terhadap hasil maupun proses
peran dan situasi-situasi yang akan belajarnya
meningkatkan kesadaran terhadap nilai-nilai Model pembelajaran Think Pair Share
dan keyakinan-keyakinan mereka sendiri- menurut Shoimin (2013:211-212) memiliki
sendiri dan orang lain (Shoimin, 2013:161). beberapa kelebihan yang dapat membantu
siswa yaitu menyediakan waktu berpikir
Jurnal Paradigma, Volume 8, Nomor 1, Januari – Juni 2013, 20-29 27

untuk meningkatkan kualitas respon siswa, pembelajaran yang tepat beserta cara
siswa menjadi lebih aktif dalam berpikir penyampaian informasi yang benar.
mengenai konsep dalam mata pelajaran., Dari data di atas menunjukkan
siswa lebih memahami tenteng konsep topik peningkatan pada setiap pertemuannya,
pelajaran selama diskusi, siswa dapat belajar sehingga pada siklus II pertemuan II siswa
dari siswa lain, setiap siswa dalam sudah dikatakan tuntas dan memenuhi
kelompoknya mempunyai kesempatan untuk standar yang telah ditetapkan berdasarkan
berbagi atau menyampaikan ide nya. KKM yaitu sebesar ≥65
Model Pembelajaran Role Playing Didasarkan dari pendapat hasil
juga memiliki keunggulan diantaranya menurut K. Brahim (Susanto, 2013:5) Hasil
Siswa bebas mengambil keputusan dan belajar dapat diartikan sebagai tingkat
berekspresi secara utuh, berkesan dengan keberhasilan siswa dalam mempelajari
kuat dan tahan lama dalam ingatan siswa, materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan
sangat menarik bagi siswa sehingga dalam skor yang diperoleh dari hasil tes
memungkinkan kelas menjadi dinamis dan mengenal sejumlah materi pelajaran
penuh antusias, membangkitkan gairah dan tertentu.
semangat optimisme dalam kesetiakawanan Hasil belajar siswa merupakan
sosial yang tinggi, dapat menghayati kemampuan yang diperoleh anak setelah
peristiwa yang berlangsung dengan mudah melalui kegiatan belajar. Penilaian
dan dapat memetik buli-bulir hikmah yang dilakukan oleh guru terhadap hasil
terkandung di dalamnya dengan pembelajaran untuk mengukur tingkat
penghayatan siswa sendiri (Shoimin, pencapaian kompetensi peserta didik, serta
2013:162-163). digunakan sebagai bahan penyusunan
laporan kemajuan hasil belajar, dan
Berdasarkan hal tersebut, dari paparan memperbaiki proses pembelajaran.
data serta beberapa pendapat ahli yang (Rusman, 2013:13).
diuraikan diatas dapat disimpulkan bahwa Pada siklus I pertemuan 1 hasil belajar
penggunaan model pembelajaran Problem siswa masih jauh dari indikator yang telah
Based Learning (PBL) kombinasi dengan ditentukan. Ketidak berhasilan hasil belajar
Think Pair and Share (TPS) dan Role ini diatasi pada siklus I pertemuan 2 dengan
Playing terbukti dapat meningkatkan cara guru menekankan kepada siswa bahwa
aktivitas siswa dalam belajar. kalian harus benar-benar memperhatikan
soal dan hati-hati dalam mengerjakan soal
2. Hasil Belajar tersebut serta guru memperbanyak
Berdasarkan hasil tes belajar terhadap melakukan tanya jawab dengan siswa, agar
pembelajaran maka diperoleh hasil belajar mengetahui seberapa jauh siswa menyerap
pada siklus I pertemuan 1 ada 42,86% siswa pelajaran.
yang mendapat nilai ≥65, siklus I Adanya peningkatan hasil belajar ini
pertemuan 2 ada 64,29% siswa yang merupakan dampak dari aktivitas guru dan
mendapat nilai ≥65. Pada siklus II aktivitas siswa itu sendiri. Hal ini sesuai
pertemuan 1 ada 75% siswa yang mendapat dengan pendapat Rusman (2013: 58) yang
nilai ≥65, siklus II pertemuan 2 ada 89,29% menyatakan guru merupakan faktor penentu
siswa yang mendapat nilai ≥65 yang yang sangat dominan dalam pendidikan
berhasil mendapat nilai KKM yang telah umumnya. Dalam hal ini peran guru sangat
ditentukan. berpengaruh dalam meningkatkan hasil
Data diatas menunjukkan bahwa selalu belajar siswa.
terjadi peningkatan dari siklus I sampai Hal ini terbukti dengan terjadinya
siklus II, ketuntasan hasil belajar peningkatan yang signifikan pada Siklus II
dipengaruhi oleh pelaksanaan proses pertemuan 2 dengan berhasilnya pencapaian
Jurnal Paradigma, Volume 8, Nomor 1, Januari – Juni 2013, 20-29 28

hasil belajar melebihi indikator yang DAFTAR RUJUKAN


ditentukan. Arikunto, Suhardjono & Supardi. 2014.
Pembelajaran aktif memungkinkan Penelitian Tindakan Kelas .
siswa untuk mengembangkan kemampuan Jakarta: Bumi Aksara.
berpikir tingkat tinggi, serta menganalisis Erliani. 2013. Upaya Meningkatkan Hasil
dan mensitesis, serta melakukan penelitian Belajar IPS Materi Perjuangan
terhadap berbagai peristiwa belajar dan Mempersiapkan Kemerdekaan
menerapkannya dalam kehidupan sehari- Kemerdekaan Indonesia Melalui
hari. Jadi, keterlibatan siswa aktif dalam Model Kooperatif Tipe Team
proses belajar dapat meningkatkan Games Tournament (TGT) Pada
pemahaman dan kompetensinya (Rusman, Kelas V SDN Pakan Dalam 1 Hulu
2011:324). Sungai Selatan. Skripsi tidak
Berdasarkan paparan data serta diterbitkan. Banjarmasin. Sarjana
pendapat beberapa ahli, peneliti PGSD FKIP UNLAM.
menyimpulkan bahwa kegiatan Hamalik, Oemar. 2013. Proses Belajar
pembelajaran dengan menggunakan model Mengajar. Jakarta: Bumi aksara
pembelajaran Problem Based Learning Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar.
(PBL) kombinasi dengan Think Pair and Bandung: Pustaka Setia.
Share dan Role Playing dapat meningkatkan Ita, Mulia. 2013. Meningkatkan Hasil
hasil belajar siswa dalam kegiatan Belajar Siswa Pada Materi
pembelajaran. Penggunaan Pecahan Dalam
Masalah Perbandingan dan Skala
KESIMPULAN Menggunakan Model Problem
Berdasarkan hasil analisis dan Based Learning (PBL).
pembahasan yang didapatkan melalui Ngalimun. 2013. Strategi dan Model
pelaksanaan penelitian tindakan kelas pada pembelajaran. Yogyakarta :
siswa kelas IV SDN Sungai Lumbah I Aswaja Pressindo
Kabupaten Barito Kuala dapat Normaidah. 2013. Meningkatkan Hasil
disimpulkan sebagai berikut: Belajar Siswa Penjumlahan
Pelaksanaan aktivitas siswa dalam Pecahan Melalui Model
kegiatan pembelajaran pada mata Pembelajaran Student Teams
pelajaran IPS materi Koperasi Achievment Divisions (STAD)
menggunakan model pembelajaran Dengan Kombinasi Problem Based
Problem Based Learning (PBL) kombinasi Learning (PBL) Kelas IV SDN
dengan Think Pair and Share (TPS) dan Pengambangan 8 Banjarmasin.
Role Playing pada siswa kelas IV SDN Skripsi tidak diterbitkan.
Sungai Lumbah 1 Kabupaten Barito Kuala Banjarmasin. Sarjana PGSD FKIP
pada siklus II pertemuan 2 memperoleh UNLAM.
kualifikasi sangat aktif. Pebdasari, G. 2013. Meningkatkan Hasil
Hasil belajar IPS siswa pada mata Belajar Penjumlahan Dan
pelajaran IPS materi Koperasi Pengurangan Pecahan Melalui
menggunakan model pembelajaran Model Problem Based Learning
Problem Based Learning (PBL) kombinasi (PBL) Pada Siswa Kelas IV SDN
dengan Think Pair and Share (TPS) dan SN Sungai Miai 5 Banjarmasin.
Role Playing telah mampu mencapai Skripsi tidak diterbitkan.
KKM yang ditetapkan dengan ketuntasan Banjarmasin. Sarjana PGSD FKIP
klasikal yaitu 81% siswa di kelas UNLAM.
mencapai ketuntasan individu. Pada Ratnasari, Agustin E. 2013. Meningkatkan
penelitian ini ketuntasan klasikal yang Hasil Belajar IPS Tentang
didapat dengan presentasi 96,43%. Perjuangan Mempertahankan
Jurnal Paradigma, Volume 8, Nomor 1, Januari – Juni 2013, 20-29 29

Kemerdekaan Melalui Model Suprijono, Agus. 2013. Cooperative


Kooperatif Tipe Mind Mapping Learning Teori dan Aplikasi
Pada Siswa Kelas V SDN Standar PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka
Nasional Sungai Miai 5 Belajar
Banjarmasin. Skripsi tidak Suriansyah, Ahmad. 2011. Landasan
diterbitkan. Banjarmasin. Sarjana Pendidikan. Banjarmasin:Comdes.
PGSD FKIP UNLAM. Suriansyah, A., Sulaiman., Aslamiah.,
Rahmawati, 2013. Meningkatkan Hasil Norhafizah. 2011. Strategi
Belajar Siswa Tentang Koperasi Pembelajaran. Jakarta : PT
Melalui Pendekatan Kooperatif Rajawali Pers.
Model Role Playing di Kelas IV Susanto, Ahmad. 2011. Teori Belajar dan
SDN Sungai Mufti Banjarmasin. Pembelaajaran di Sekolah Dasar.
Skripsi tidak diterbitkan. Prenadamedia Group.
Banjarmasin. Sarjana PGSD FKIP
UNLAM. Tuminingsih. 2012. Meningkatkan Hasil
Riyani, Ahmad. 2013. Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Konsep
Belajar IPS Tentang Perjuangan Bangun Ruang Kubus dan Balok
Bangsa Indonesia Dalam Dengan Pendekatan Kooperatif
Mempertahankan Kemerdekaan Model Problem Based Learning
Melalui Model Kooperatif Tipe (PBL) Pada Siswa Kelas IV SDN 9
Word Square Pada Siswa Kelas V Kampung Baru Kecamatan
SDN Kelayan Selatan I Simpang Empat Kabupaten Tanah
Banjarmasin. Skripsi tidak Bumbu. Skripsi tidak diterbitkan.
diterbitkan. Banjarmasin. Sarjana Banjarmasin. Sarjana PGSD FKIP
PGSD FKIP UNLAM. UNLAM.
Rusman. 2013. Model-Model Pembelajaran. Trianto, 2012. Model Pembelajaran
Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada. Terpadu: Konsep, Strategi, dan
Saberiansyah. 2012. Meningkatkan Hasil Implementasinya dalam Kurikulum
Belajar Pada Materi Penjumlahan Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Biasa dan Campuran Melalui Jakarta: Bumi Aksara.
Model Problem Based Learning Trianto. 2013. Model Pembelajaran
(PBL) Kelas V SDN Kasiau Raya Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara
Kecamatan Murung Pudak Undang-undang Republik Indonesia Nomor
kabupaten Tabalong. Skripsi tidak 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
diterbitkan. Banjarmasin. Sarjana Pendidikan Nasional. 2013.
PGSD FKIP UNLAM. Bandung: Citra Umbara.
Sanjaya,W. 2012. Strategi Pembelajaran
Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana.
Sardiman. 2013. Interaksi dan Motivasi
Belajar Mengajar. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.

Setya, Rama.2013. Dasar-Dasar


Kependidikan. Jakarta: CV. Rama
Edukasitama.
Shoihimin, Aris. 2013. 68 Model
Pembelajaran Inovatif Dalam
Kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar-
ruzz Media.

You might also like