You are on page 1of 68

HUBUNGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DENGAN

KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI RS. ISLAM METRO


KECAMATAN METRO TIMUR
TAHUN 2022

HALAMAN SAMPUL
PROPOSAL MINI

DISUSUN OLEH :
TIARA VANESSA
NIM: 2019206203072

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU
LAMPUNG
2022
HUBUNGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DENGAN
KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI RS. ISLAM METRO
KECAMATAN METRO TIMUR
TAHUN 2022

HALAMAN JUDUL
Proposal Mini
Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Mata Kuliah Motodologi
Penelitian Semester 7

DISUSUN OLEH :
TIARA VANESSA
NIM: 2019206203072

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU
LAMPUNG
2022

ii
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayah-
Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas dari mata kuliah metodologi
keperawatan yaitu mini proposal yang berjudul “Hubungan Perilaku Hidup Bersih
Dan Sehat dengan Kejadian ISPA pada Balita di RS. Islam Metro Kecamatan
Metro Timur Tahun 2022” ini dengan lancar tanpa suatu halangan apapun.
Peneliti menyadari bahwa bantuan dan juga berkat dukungan dari berbagai pihak
mini proposal ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu, peneliti berterimakasih
kepada semua pihak yang secara langsung dan tidak langsung memberikan
konstribusi dalam menyelesaikan mini proposal ini. Secara khusus dalam
kesempatan ini peneliti menyampaikan ucapan terimakasih kepada:
1. Ibu Ns. Rita Sari, Kep selaku Kepala Program Studi S1 Ilmu Keperawatan
2. Ibu Elmi Nuryati, M.Epid selaku dosen mata kuliah metodologi penelitian
sekaligus Dekan Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Pringsewu.
3. Bapak Ns. Fitra Pringgayuda, M.Kep,, Ibu Ns. Hj. Marlinda, M.Kep,
Sp.Kep.Mat., Ibu Nur Fadhilah, M.Kes yang juga selaku dosen mata
kuliah metodologi penelitian.
4. Bapak Ns. Andri Yulianto, S.Kep, M.Kes . selaku pembimbing yang mana
ditengah kesibukannya telah meluangkan waktu untuk memberikan
bimbingan, arahan dengan sabar dan selalu mampu memberikan motivasi
bagi peneliti sehingga mini proposal ini dapat diselesaikan dengan baik
5. Teman-teman keperawatan yang telah menjadi teman diskusi dan bertukar
pikiran serta saling mendukung dalam proses pengerjaan mini proposal ini.
6. Serta seluruh anggota keluarga saya, terutama orang tua saya terimakasih
atas kasih sayang dan pengorbanan yang selalu diberikan kepada peneliti
guna menyelesaikan mini proposal ini.
Semoga Allah SWT membalas semua yang telah diberikan Bapak/Ibu serta

iii
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
semuanya, kiranya kita semua tetap dalam lindungan-Nya. Peneliti menyadari
masih banyak kekurangan baik dari segi isi maupun tata bahasa, untuk itu peneliti
mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun untuk kedepannya lebih
baik lagi.

Demikian kata pengantar yang dapat peneliti sampaikan. Semoga mini proposal
ini dapat bermanfaat bagi peneliti, bagi respomdem dan perkembangan dunia
kesehatan serta bagi para pembacanya.

Pringsewu, 19 Desember 2022

( Tiara Vanessa )

iv
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
HALAMAN SAMPUL................................................................................... ii
KATA PENGANTAR...................................................................................... iii
DAFTAR ISI.................................................................................................... v
DAFTAR TABEL............................................................................................ vi
DAFTAR BAGAN........................................................................................... vii

BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah............................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian................................................................................ 7
D. Ruang Lingkup................................................................................... 7
E. Manfaat Penelitian.............................................................................. 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)............................................ 10
B. Konsep PHBS..................................................................................... 21
C. Kerangka Teori .................................................................................. 32
D. Kerangka Konsep............................................................................... 34
E. Hipotesis............................................................................................. 34

BAB III METODE PENELITIAN


A. Desain Penelitian................................................................................ 35
B. Variabel penelitian.............................................................................. 35
C. Definisi Operasional........................................................................... 36
D. Populasi dan Sampel.......................................................................... 38
E. Tempat dan waktu penelitian.............................................................. 40
F. Etik penelitian...................................................................................... 40
G. Instrumen Penelitian Dan Metode Pengumpulan Data...................... 42
H. Pengumpulan Data............................................................................. 45
I. Metode pengolahan data...................................................................... 46
J. Analisa data.......................................................................................... 47

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN

v
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
DAFTAR TABEL

Table 3.1 Definisi Operasional......................................................................... 37

vi
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Kerangka Teori................................................................................ 33


Bagan 2.2 Kerangka Konsep............................................................................ 34

vii
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
I n f e k s i s a l u r a n p e r n a f a s a n A k u t ( I S P A

permasalahan dunia, tahun 2015 WHO melaporkan hamp

m e n i n g g a l d u n i a , 1 6 % d i a n t a r a n y a d i a k i b a

m e r u p a k a n s a l a h s a t u m a n i f e s t a s i d a r i I S PA ( I D A I , 2 0 1 6 ) . P e n y a k i t I n

saluran pernafasan akut(ISPA) sering terjadi pada anak anak, episode penyakit

batuk pilek pada balita di Indonesia diperkirakan 3-6 kali per tahun (rata-rata 4

k a l i p e r t a h u n ) ( M a s r i a d i , 2 0 1 7 ) . B e r d a s a r k a

prevelensi ISPA di Indonesia sebesar 9,3% dengan prevelensi infeksi saluran

p e r n a f a s a n a k u t ( I S PA ) t e r t i n g g i t e r j a d i p a d a k e l o m p o k u m u r s

empat tahun yaitu sebesar 13,7% (Kementerian Kesehatan RI, 2018). Infeksi

s a l u r a n p e r n a f a s a n a k u t ( I S PA ) p a d a b a l i t a d i k o t a l a m p u n

responden anak mayoritas berusia 12 bulan (85,3%), berjemis kelamin lak

laki (53,3%) dan lahir dengan berat badan normal (94,6%), untuk ra

penderita ISPA pada balita adalah keluarga yang berpenghasilan rendah (Dhiny

Easter, 2018).

Penyakit Infeksi merupakan salah satu masalah kesehatan yang dar

waktu ke waktu masih terus berkembang. Penyakit infeksi merupakan penyakit

yang dapat ditularkan dari satu orang ke orang lainnya. Pe

disebabkan oleh mikroorganisme patogen seperti bakteri,virus, par

1
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
2

jamur. Salah satu contoh penyakit infeksi yang menjadi masalah saat ini yaitu

i n f e k s i s a l u r a n p e r m a f a s a n a k u t ( I S PA ) y a n g s a m p a i s a a t i n i m a s i h m e n j a

permasalahan yang terus meningkat diberbagai negara (Samuel njoo, 2022)

ISPA merupakan merupakan singkatan dari infeksi saluran permafasan

A k u t , i s t i l a h i n i d i a d a p t a s i d a r

Acute Respiratory infections (ARI) infeksi penyakit akut yang menyerang salah

satu bagian dan atau lebih dari saluran nafas mulai dari idung (saluran atas)

hingga alveoli (saluran bawah) termasuk jaringan adneksanya seperti

rongga telinga tengah dan pleura. (Soviana Tiar, 202

Pernafasan Akut (ISPA) menurut Yuliana (2022) adalah sekelompok penyakit

kompleks yang disebabkan oleh virus seperti rotavirus, virus Influensa, bakteri

S t r e p t o c o c c u s p n e u m o n i a e d a n b a k t e r

merupakan penyakit gangguan saluran pernapasan yang dapat menimbulk

infeksi ringan sampai penyakit yang parah dan mematik

lingkungan (Yuliana, 2022)

Faktor yang mempengaruhi terjadi nya ISPA pada balita yang sering

menyebabkan kematian adalah malnutrisi, pemberian A

imunisasi tidak lengkap, defesiensi vitamin A, Berat Badan La

(BBLK), umur muda, faktor lingkungan, udara dingin, jumlah kuman y

banyak di tenggorokan, tepapar polusi udara oleh asap rokok, gas beracun dan

lain lain. Penyebab umum infeksi saluran napas atas adalah virus dan bakteri.

P e n y a k i t i n i d i a w a l i d e n g a n g e j a l a p a n a s d a

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


3

tenggorokan sakit atau nyeri telan, pilek,batuk kering atau berdahak. Penyakit

I S P A b e r l a n g s u n g s e l a m a 1 4 h a r i , d a n d a p

ludah,darah,bersin, maupun udara pernafasan, yang

(Nurmala Sari 2018)

Dampak negatif pada penderita infeksi saluran pernafasan akut (ISPA)

adalah nafsu makan yang menurun, badan lesu, perasaan sakit (malaise), sakit

kepala dan sakit tubuh, influenza, rewel dan merasa tidak nyaman. Paru-paru

membengkak dan menghasilkan lendir yang menyebabkan batuk. Komplikasi

yanh dapat terjadi akibat infeksi saluran permafasan akut (ISPA), antara lain

gahal napas karena paru-paru berhenti berfungsi, dan gagal jantung kongestif .

Hal yang perlu digaris bawahi, komplikasi infeksi saluran permafasa

(ISPA) yang serius bisa mengakibatkan kerusakan permanen bahkan kematian.

Selain beberapa faktor di atas bahwa salah satu faktor resiko meningkat

angka kematian adalah tidak menjalankan perilaku hidup bersih da

seperti : kebersihan air yang tidak memadai, bahkan kebiasaan buang air besar

di tempat terbuka, tidak mengonsumsi makanan yang sehat, men

minuman beralkohol, serta tidak mencuci tangan dengan sabun. Karena ISPA

adalah salah satu penyakit menular maka penyebab utama nya disebabkan oleh

buruk nya Prilaku Hidup bersih dan sehat (PHBS) p

lingkungan rumah yang dapat menular cepat ke balita. (Idris Handriana, 2018)

Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan salah satu faktor

penting untuk mendukung peningkatan status kesehatan pe

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


4

adalah semua prilaku kesehatan yang atas kesadaran sehingga anggota keluarga

atau keluar yang dapat menolong dirinya sendiri di bidang kes

berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat. Adapun 1

indikator PHBS adalah pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, memberi

bayi ASI Eksklusif, menimbang balita setiap bulan, menggunakan air bersih,

mencuci tangan dengan air bersih dan sabun, menggunakan kamar mandi yang

sehat, memberantas jentik di tumah sekali seminggu, makan makanan y

sehat seperti buah dan sayur setiap harinya, melakukan aktifitas fisik se

hari dan tidak merokok di dalam rumah (Idris Handriana 2018)

Hasil penelitian yang dilakukan oleh idris (2018)

menunjukan bahwa prilaku hidup bersih adalah merupakan salah satu faktor

y a n g d a p a t m e m p e n g a r u h i k e j a d i a n I S PA p a d a a n a k b a

penelitian nya pada tahun (2018) hidup beraih dan sehat (PH

kejadian ISPA pada balita di Kabupaten Majalengka tahun (2018) dengan nilai

p value = 0,016. Be rdasa rkan nil ai O R diperol eh s ebes ar 2,466 yang a rtinya

bahwa ibu balita yang PHBS-nya kurang baik berpeluang anak nya mengalami

I S PA s e b e s a r 2 , 4 6 6 k a l i d i b a n d i n g i b u b a l i t a y a n g P H B S n y a b a i k . M e n u r u t

hasil penelitian yang dilakukan Abdul Hamid (2018) di Candimulyo, Jombang

menunjukan bahwa sebagian besar (79,2%) responden berprilaku hidup bersih

dan sehat yang sedang berjumlah 61 orang. Prilaku Hidup Bersih dan Sehat

yang tidak maksimal dapat disebabkan oleh pengetahuan responden yang masih

rendah. Dari hasil kuesioner yang didapatkan bahwa nilai hasil k

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


5

mencuci tangan dengan air bersih dan menggunakan de

didapatkan nilai angka yang sangat rendah yaitu: 1,1 dan 3,4. Dan menur

h a s i l p e n e l i t i a n y a n g d i l a k u k a n o l e h N u r l i n d a ( 2 0 2 2 ) d i D e s a Ta r a

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh dari 117 responden mengenai hubungan

perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dengan kejadian

pernafasan akut (ISPA) pada balita dapat dilihat bahwa dari 67 responden yang

kurang baik menerapkan PHBS terdapat 5 balita (7,5%) yang tidak mengalami

I S PA . S e d a n g k a n d a r i 5 0 r e s p o n d e n d e n g a n P H B S b a i k t e r d a

(14,0%) yang mengalami ISPA. Hasil uji chi-square didapatkan nilai P-value

0,000 (≤ 0.05), sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan

hidup bersih dan sehat (PHBS) dengan kejadian infeksi saluran per

akut (ISPA) pada balita.

H a s i l d a r i s t u d i p e n d a h u l u a n y a n g d i l a k

November 2022 didapatkan data dari RS. Islam Metro dikecamata

Tim ur pada ta hun 2022 tedapa t 168 kas us penderit a IS PA, dan pa ling s eri ng

diderita oleh balita yang saat ini masih menjadi prioritas penyakit utama pada

b a l i t a d i R S . I s l a m M e t r o k e c a m a t a n M e t r o Ti m

Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

dengan judul “ Hubungan Prilaku Hidup bersih dan Sehat (PHBS) d

kejadian ISPA di RS. Islam Metro kecamatan Metro Timur pada tahun 2022 “

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


6

B. Rumusan Masalah 
Pada kejadian ISPA dibeberapa negara bahkan di dunia masih menjadi

penyakit utama yang menyebabkan kematian pada balita.

p e r n a f a s a n a k u t ( I S PA ) p a d a b a l i t a d i k o t a l a m p u n g m e n u n j u k a n r e s p o n d

anak mayoritas berusia 12 bulan (85,3%), berjemis kelamin laki-laki (53,3%)

dan lahir dengan berat badan normal (94,6%). Karena kurang nya kes adaran

diri tentang prilaku hidup bersih maka penyakit infeksi saluran pernafasan akut

(ISPA) masih terus meningkat Setiap harinya. Penyakit ini merupakan infeksi

saluran pernafasan akut dengan gejala demam, batuk kurang dari 2 minggu

pilek atau hidung tersumbat dan sakit tenggorokan (kemenkes 2018)

Masalah ini memicu sebuah pertanyaan yang penting untuk diajawab.

Yakni apakah ada “ Hubungan prilaku hidup bersih dan sehat(PHBS) dengan

k e j a d i a n I S PA p a d a b a l i t a d i R S I s l a m M e t r o K e c a m a t a n M e t r o Ti m u r p a d a

tahun 2022”

C. Tujuan Penelitian 
1. Tujuan Umum 

T u j u a n u m u m d a r i p e n e l i t i a n i n i a d a l

Hubungan Prilaku hidup


bersihdan sehat ( PHBS) dengan kejadian ISPA

pada Balita di RS Islam Metro kabupaten metro timur tahun 2022.

2. Tujuan Khsuus 

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


7

a. Me n g e t a h u i a p a k a h a d a k a r a k t e r i s t i

pendidikan dan pekerjaan di RS Islam metro tahun 2022

b. Mengetahui kondisi adanya frekuensi Prilaku Hidup bersih dan Sehat

(PHBS) di RS Islam Kota metro tahun 2022

c. M e n g e t a h u i d i s t r i b u s i f r e k u e n s i k e j a d i a n I S P A p

Islam Kota Metro tahun 2022

 
D. Ruang Lingkup 
Jenis penelitian yang akan digunakan pada pen

k u a n t i t a t i f d e n g a n p cernods es k sa et ca tn P
i oennael l. i t i a n i n i b e r f o k u s p a d a

m a s a l a h H u b u n g a n P r i l a k u h i d u p b e r s i h d a n S e h a t d e n g a n k e j a d i a n I S PA d i

rumah sakit Islam Metro pada tahun 2022, pada penelitian populasi pasien yang

menderita ISPA di Rumah Sakit Islam


Metro, Lokasi penelitian ini dilakukan

di Rumah Sakit Swasta Islam Metro, kota metro pusat pada tahun 2022

E. Manfaat Penelitian 
1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkanilmu keperawatan diharapkan dapat

memberikan sumbangan konsep dan teori khsuus nya tentang Pola hidup

bersih dan sehat, serta cara pencegahan dan penangan pada penderita ISPA

untuk mengurangi angka kematian di Indonesia bahkan dunia.

2. Manfaat Praktis 

a. Bagi tempat penelitian

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


8

H a s i pl e n e l i t i a nd i hn ai r a p kdaanp a t d a p a t b e r m a n f a a t b a g i

Rumah Sakit Islam metro untuk sebagai bahan informasi men

PHBS sebagai salah satu cara pencegahan dan penularan pada penderita

I S PA k s h u s u s n y a p a d a B a l i t a . D a n b e r m a

pencegahan di masa yang akan datang

b. Bagi keluarga

H a s i l P e n e l i t i a n i n

l e b i h m e n g e t a h u i p e n t i n g n y a P H B S u n t

terjadinya ISPA 

c. Bagi Universitas Muhammdiyah Pringsewu 

H a s i l p e n e l i t i a n i n i d i h a r a p k amn ednaapmabt a h p e n g e t a h u a n

ilmu mengenai PHBS dengan kejadian ISPA balita, serta bisa dijadikan

acuan untuk penelitian yang lebih mendalam

d. Bagi peneliti Selanjutnya 

H a s i l p e n e l i t i a nd i hn ai r a p k a n d a p a t m e n a m b a h p e n g e t a h u a n

dan wawasan peneliti dengan mengaplikasi kan teori-teori keperawatan

yang didapat diperkuliahan khsusus nya tentang PHBS dan ISPA

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)

1. Definisi ISPA

Infeksi Saluran Pernafasan Akut ( ISPA) merupakan istilah yang di

adaptasi dari istilah bahasa inggris Acute Respiratory Infections (ARI)

yaitu infeksi saluran pernafasan akut yang menyerang saluran permafasan

bagian atas (hidung ) dan saluran pernafasan bawah (alveoli) beserta organ

adneksanya seperti sinus-sinus, rongga telinga dan pleura. Selain itu virus,

jamur dan bakteri juga merupakan salah satu penyebab terjadinya ISPA

(Padila 2019)

Istilah ISPA meliputi tiga unsur yaitu infeksi, saluran pernapasan

dan akut dengan pengertian Infeksi adalah masuknya kuman atau

mikroorganisme ke dalam tubuh manusia dan berkembang biak sehingga

enimbulkan gejala penyakit. Saluran pernapasan adalah organ mulai dari

hidung hingga alveoli beserta organ adneksanya seperti sinus-sinus,

rongga telinga tengah dan pleura. ISPA secara anatomis mencakup saluran

pernapasan bagian atas, saluran pernapasan bagian bawah (termasuk

jaringan paru-paru) dan organ adneksa saluran pernapasan. Infeksi akut

adalah infeksi yang berlangsung sampai dengan 14 hari.. Batas 14 hari ini

9
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
10

untuk menunjukkan proses akut. Infeksi saluran pernapasan Akut (ISPA)

adalah penyakit yang menyerang bagian pernapasan atas atau bawah,

biasanya menular yang dapat menimbulkan berbagai spekrum penyakit

yang berkisar dari penyakit tanpa gejala atau infeksi ringan sampai

penyakit yang parah dan mematikan, Namun demikian, sering juga ISPA

didefinisikan sebagai penyakit saluran pernafasan akut yang disebabkan

oleh agen infeksius yang ditularkan dari manusia ke manusia.timbulnya

gejala biasanya cepat, yaitu dalam waktu beberapa jam sampai beberapa

hari. Gejalanya meliputi demam, batuk, dan sering juga nyeri tenggorokan,

coryza (pilek), sesak napas, mengi, atau kesulitan bernafas. ISPA dapat

menyerang anak apabila ketahanan tubuh (immunologi) menurun.

Biasanya menyerang anak di bawah lima tahun dan kelompok yang

memiliki sistem kekebalan tubuh yang masih rentan terhadap berbagai

penyakit. Adapun komplikasi dari ISPA adalah otitis media, sinusitis,

faringitis, pneumonia dan meninggal dunia karena sesak nafas. Dengan

demikian ISPA mencangkup saluran pernafasan bagian atas, saluran

bpernafasan bagian bawah (termasuk jaringan paru-paru) dan organ

adneksa saluran pernafasan yang disebabkan oleh virus atau bakteri. (Liza

anggraeni 2019)

2. Etiologi

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


11

Penyakit ISPA dapat disebabkan oleh berbagai penyebab seperti

bakteri, virus dan riketsia. ISPA bagian atas disebabkan oleh virus,

sedangkan ISPA bagian bawah dapat disebabkan oleh bakteri dan virus.

ISPA bagian bawah yang disebabkan oleh bakteri umumnya mempunyai

manifestasi klinis yang berat sehingga menimbulkan beberapa masalah

dalam penganannya. ISPA terdiri dari 300 jenis bakteri, virus dan riketsia.

Bakteri penyebab ISPA antaralain Genus streptokokus, Pneumokokus,

Hemofilus, Bordetella dan Corinebacterium. Sedangkan virus penyebab

ISPA antaralain golongan Miksovirus, Adenovirus, Koronavirus,

Mikoplasma, Hervesvirus dan lain lain (Nur syamsi 2018)

ISPA disebabkan oleh virus dan bakteri. ISPA adalah infeksi akut

yang mengenai jaringan paru (alveoli). Determinan utama kerentanan ISPA

adalag tinggi nya presentase rumah yang belum menerapkan prilaku hidup

bersih dan sehat (PHBS). Selain presentase rumah tidak sehat asap kayu

bakar dan asap rokok masih menyerang lingkungan masyarakat, karena

masyarakat terutama ibu ibu rumah tangga selalu melakukan aktivitas

memasa setiap hari, masih banyak ibu ibu yang menggunakan kayu bakar

dalam rumah nya, dan asap rokok akibat perokok aktif didalam rumah

sehingga rentan terhadap penyakit ISPA yang menyerang pada balita.

Timbulnya asap tersebut tanpa disadarinya telah mereka hirup sehari hari,

sehingga banyak masayarakat yang mengeluh batuk, sesak nafas, dan sulit

bernafas. Polusi dari kayu bakar tersebut termasuk dalam zat sat seperti

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


12

Dry basis, Ash, Carbon, Hidrogen, Sulfar, Nitrogen dan Oxygen yang

sangat berbahaya bagi manusia. Sedangkan asap rokok Didalam rokok

terdapat 4.000 zat kimia berbahaya yang dapat menyebabkan beberapa

penyakit mematikan salah satunya adalah ISPA ( Muhammad kurniawan

2021)

3. Klasifikasi ISPA

Klasifikasi Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) sendiri

dibedakan atas dua kelompok umur yaitu kurang dari 2 bulan atau lebih

sampai usia 5 tahun (Rachmat Ramli, 2022)

a. Golongan Umur Kurang 2 bulan, klasifikasinya adalah sebagai

berikut :

1) ISPA Berat

Dikatakan berat bilan balita batuk, disertai dengan napas

cepat, yang lebih dari 60 napas per menit, dengan atau tanpa

penyempitan dada dan tanda bahaya dengan tanda tarikan dinding

bagian bawah dengan napas cepat.

2) ISPA Ringan

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


13

Dikatakan ringan bila tidak disertai dengan batuk dan napas

cepat, tidak memiliki sesak nafas atau laju pernapasan kurang dari

60 per menit, atau tidak dengan gejala sensorik yang ditemukan.

b. Golongan Umur 2 bulan sampai 5 tahun, klasifikasinya adalah

sebagai berikut :

1) ISPA Berat

Ditandai dengan adanya batuk atau sukar saat bernafas,

serta adanya tarikan dinding bagian bawah kedalam. Nafas cepat

40 kali atau lebih/menit.

2) ISPA Sedang

Apabila adanya nafas cepat, frekuensi nafasnya sesuai

dengan golongan usia yakni 50x atau lebih per menit pada usia 2

bulan sampai dengan 1 tahun dan 40x atau lebih per menit pada

usia 1 – 5 tahun. Dalam pemeriksaan tidak didapatkannya tarikan

dinding dada bagian bawah ke dalam.

3) ISPA Ringan

Apabila dalam pemeriksaan tidak didapatkannya penarikan

kuat dinding dada bagian bawah ke dalam dan nafas cepat.

Frekuensi nafas kurang dari 40x per menit untuk golongan usia 2

bulan hingga 5 tahun.

4. Pengukuran Terjadinya ISPA

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


14

Sugiyono, 2016 menggunakan Pengukuran terjadinya ISPA dengan

menggunakan Skala Gluttaman. Pada Skala Guttman (kumulatif) akan

didapatkan jawaban yang tegas dan konsisten, yaitu “ya-tidak”, “benar-

salah”

Kategori infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) dilihat dari tanda

dan gejala yaitu sebagai berikut :

a. Mengalami gejala ISPA : apabila didapatkan nilai >50%

b. Tidak mengalami gejala ISPA : apabila didapatkan <50%

(Sugiyono 2016)

5. Faktor Resiko

Faktor Resiko ISPA menurut Rizky Novita Anjaswanti dan Kusuma

Scorpia Lestari (2022) adalah :

a. Faktor Demografis

Faktor demografis yaitu mencangkup diantaranya, faktor usia,

jenis kelamin, pendidikan orang tua

b. Faktor Biologis

Diantaranya yaitu : meliputi status gizi, pemberian ASI penuh,

Berat badan lahit (BBL) dan imunisasi

c. Faktor Polusi

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


15

Faktor polusi dianataranya : tidak adanya cerobong asap atau

ventilasi pada ruangan tersebut, kebiasaan merokok ayah, dan asap

dapur

Sedangkan menurut Febriyani (2020) faktor resiko ISPA yaitu

Model segitiga epidemiologi, dan triad epidemiologi timbulnya penyakit

karena ketidak seimbangan antara pejamu (host), bibit penyakit (agent)

dan lingkungan (environment).

a. Faktor penyebab (agent) adalah penyebab dari penyakit pneumonia

yaitu berupa bakteri, virus, jamur dan protozoa.

b. Faktor manusia atau (host) adalah organisme, manusia atau pasien.

Faktor resiko infeksi pneumonia pada pasien (host) dalam hal ini pada

balita meliputi : jenis kelamin anak balita, berat badan lahir,

pendidikan ibu, riwayat pemberian ASI, status gizi, riwayat pemberian

vitamin A, riwayat imunisasi, sosial ekonomi, dan riwayat asma

c. Faktor lingkungan (environment)

Lingkungan merupakan semua faktor di luar individu yang

dapat berupa lingkungan fisik, lingkungan biologis, lingkungan sosial

dan lingkungan ekonomi. Faktor lingkungan yang menjadi faktor

resiko pneumonia antara lain faktor lingkungan fisik rumah dan sosial

ekonomi orang tua. Persyaratan rumah sehat yang bisa menjamin

kesehatan bagi penghuninya yaitu: Kepadatan hunian, Ventilasi adalah

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


16

proses penyediaan udara dari ruangan baik secara alami atau mekanis,

Jenis Lantai dan dinding, Keberadaan Perokok, kelembapan.

Menurut Hendrik L. Blum dalam Febri Endra (2016) kondisi sehat

secara holistik bukan saja kondisi sehat secara fisik melainkan juga

spiritual dan sosial. Untuk menciptakan kondisi sehat seperti ini

diperlukan keharmonisan dalam menjaga kesehatan tubuh. H L. Blum

menjelaskan ada empat faktor determinan timbulnya masalah kesehatan.

Keempat faktor penentu tersebut antara lain :

a. Prilaku Kesehatan

Prilaku Kesehatan adalah tanggapan seseorang rangsangan yang

berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan,

makanan dan lingkungan. Menurut Nasrul (1998) prilaku kesehatan

terhadap sakit dan penyakit sesuai dengan tingkat-tingkat pemberian

pelayanan kesehatan yang menyeluruh atau sesuai dengan tingkat

pencegahan penyakit, yaitu:

1) Perilaku peningkatan dan pemeliharaan kesehatan (health

promotion behavior)

Contoh:

Ibu-ibu memasak makanan yang bervitamin dan bergizi untuk

keluarga.

2) Perilaku pencegahan penyakit (healt prevention behavior)

Contoh:

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


17

Melaksanakan 3 M (menimbun, menanam, menguras) untuk

mencegah penyakit demam berdarah.

3) Perilaku pencarian pengobatan (Health seeking behavior)

Contoh:

Berobat ke puskesmas, rumah sakit, dan dokter praktik

4) Perilaku pemulihan kesehatan (health rehabilitation behavior)

Contoh:

Seorang penderita hepatitis melakukan diet dengan tidak makan

makanan mengandung lemak.

b. Kesehatan Lingkungan

Kesehatan lingkungan pada hakikatnya adalah suatu kondisi

atau keadaan lingkungan yang optimum sehingga berpengaruh positif

terhadap terwujudnya statu kesehatan yang optimum pula

(Notoatmodjo dalam Ricky, 2014). Sedangkan kesehatan lingkungan

menurut WHO adalah ilmu dan keterampilan yang memusatkan

perhatiannya pada usaha pengendalian semua faktor yang ada pada

lingkungan fisik manusia yang diperkirakan menimbulkan/akan

menimbulkan hal-hal yang merugikan perkembangan fisiknya,

kesehatannya maupun kelangsungan hidupnya. Ruang lingkup

masalah kesehatan lingkungan : masalah perumahan, pembuangan

kotoran manusia ( tinja ), penyediaan air bersih

c. Pelayanan Kesehatan

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


18

Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang di

selenggarakan sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu

organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah

dan menyembuhkan penyakit, serta memulihkan kesehatan

perseorangan, keluarga, kelompok atau masyarakat.

Bentuk dan jenis pelayanan kesehatan beraneka ragam karena

semua ini di tentukanoleh:

1) Pengoganisasian pelayanan, yaitu apakah dilakukan sendiri atau

bersama-sama dalamsuatuorganisasi.

2) Ruang lingkup kegiatan, yaitu apakah hanya mencakup kegiatan

pemeliharaan kegiatan, peningkatan kesehatan, peningkatan

kesehatan, pencegah penyakit, pengobatan penyakit, pemulihan

kesehatan atau kombinasi dari padanya.

3) Sasaran pelayanan kesehatan, yaitu apakah untuk perseorangan,

kelompok ataupununtuk masyarakat secara keseluruhan

(Tri, 20114)

d. Genetika atau Keturunan

Genetic biasanya di kaitkan dengan adanya kemiripan anak-

anak dengan orang tuanya dalam hal bentuk tubuh, proposi tubuh dan

percepatan perkembangan. Diamsusikan bahwa selain aktifitas nyata

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


19

dari lingkungan yang menentukan pertumbuhan, kemiripan ini

mencerminkan pengaruh gen yang di kontribusi oleh orang tuanya

kepada keturunannya secara biologis (Samranah, 2017)

Untuk kepentingan kesehatan masyarakat atau keluarga, faktor

genetik perlu mendapat perhatian dibidang pencegahan penyakit.

Misalnya seorang anak yang lahir dari orangtua penderita diabetas

melitus akan mempunyai resiko lebih tinggi dibandingkan anak yang

lahir dari orang tua bukan penderita DM. Untuk upaya pencegahan,

anak yang lahir dari penderita DM harus diberi tahu dan selalu

mewaspadai faktor genetik yang diwariskan orangtuanya. Oleh karena

itu ia harus mengatur dietnya, teratur berolahraga dan upaya

pencegahan lainnya sehingga tidak ada peluang faktor genetiknya

berkembang menjadi faktor resiko terjadinya DM pada dirinya. Jadi

dapat di umpamakan, genetik adalah peluru (bullet) tubuh manusia

adalah pistol (senjata), dan lingkungan/prilakun manusia adalah

pelatuknya (trigger).

B. Konsep PHBS

1. Definisi

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan semua

perilaku yang dilakukan atas kesadaran seseorang sehingga anggota

keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri pada bidang

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


20

kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di

masyarakat (Kemenkes RI, 2018). Terdapat lima tatanan penerapan PHBS,

yaitu rumah tangga, sekolah, tempat kerja, sarana kesehatan dan tempat

umum. Tatanan merupakan suatu tempat dimana manusia secara aktif

memanipulasi lingkungan, sehingga mampu menciptakan dan mengatasi

masalah- masalahnya di bidang kesehatan. Setiap tatanan memiliki ciri

khasnya tersendiri, sehingga pembinaan PHBS harus disesuaikan pada

setiap tatanan (Mochamad Faiz Abdurrahman 2022)

2. Tujuan PHBS

Tujuan PHBS adalah untuk meningkatkan pengetahuan, kesadaran

dan kemauan masyarakat agar hidup sehat dan meningkatkan peran aktif

masyarakat termasuk swasta dan dunia usaha, dalam upaya mewujudkan

derajat hidup yang optimal. Terdapat 5 tatanan PHBS yaitu rumah tangga,

sekolah, tempat kerja, sarana kesehatan dan tempat- tempat umum.

Tatanan adalah tempat dimana sekumpulan orang hidup, bekerja, bermain,

berinteraksi dan lain-lain. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dapat

diwujudkan di setiap tatanan dengan melakukan pengelolaan manajemen

program PHBS melalui tahap pengkajian, perencanaan, penggerakan

pelaksanaan sampai dengan pemantauan dan penilaian (Ismalia Husna &

Selvi Marcellia 2019)

3. Manfaat PHBS

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


21

Secara umum adalah meningkatkan kesadaran masyarakat agar

mau menjalankan hidup bersih dan sehat. Dengan menerapkan PHBS

masyarakat mampu menciptakan lingkungan yang sehat dan meningkatkan

kualitas hidup. Tatanan PHBS melibatkan beberapa elemen yang

merupakan bagian dari tempat beraktifitas dalam kehidupan sehari-hari.

Ada 5 (lima) tatanan PHBS yang dapat menjadi simpul untuk memulai

proses menyadarkan pengetahuan tentang perilaku hidup bersih dan sehat,

yaitu: PHBS di Rumah Tangga, PHBS di Sekolah, PHBS di Tempat Kerja,

PHBS di Sarana Kesehatan, PHBS di Tempat Umum.

Pola hidup sehat merupakan perwujudan paradigma untuk

meningkatkan, memelihara, dan melindungi, kualitas kesehatan baik fisik,

mental, spiritual maupun sosial. Prilaku hidup sehat meliputi prilaku

proaktif untuk :

a. Memelihara dan meningkatkan kesehatan dengan cara olahraga teratur

b. menghilangkan kebudayaan yang beresiko menimbulkan penyakit

c. usaha untuk melindungi diri dari berbagai penyakit

d. berpartisipasi aktif dalam gerakan masyarakat

4. Faktor yang Mempengaruhi Prilaku hidup bersih dan sehat

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


22

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi penerapan Prilaku Hidup Bersih

Sehat (PHBS), sesuai dengan Teori Lawrence Green menjelaskan bahwa

faktor prilaku ditentukan oleh tiga faktor utama yaitu :

a. Faktor Predisposisi (Predisposing factor)

Yaitu faktor yang mempermudah atau mempredisposisi

terjadinya perilaku seseorang atau masyarakat, antara lain pengetahuan

dan sikap seseorang atau masyarakat terhadap apa yang akan

dilakukan. Faktor ini mencangkup pengetahuan dan sikap masyarakat

terhadap kesehatan, tradisi dan kepercayaan masyarakat terhadap hal-

hal yang berkaitan dengan kesehatan, sistem nilai yang dianut

masyarakat, tingkat pendidikan, tingkat sosial ekonomi, pekerjaan, dan

sebagainya. Seperti kebiasaan, tradisi, sikap kepercayaan (agama),

pengetahuan (pendidikan) dan lain-lain. Faktor yang mempengaruhi

atau mepredisposisi terjadi prilaku seseorang antara lain :

1) Pengetahuan

Semakin baik pengetahuan seseorang akan semakin baik

prilaku seseorang. Pengetahuan juga menjadi salah satu faktor

penentu hidup bersih dan sehat.

2) Sikap

Sikap merupakan suatu kebiasaan seseorang melakukan seuatu

dalam berprilaku sehari yang dapat mempengaruhi sikap seseorang

terhadap prilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


23

3) Keyakinan

Merupakan kepercayaan seseorang terhadap sesuatu. Keyakinan

akan menentukan sikap seseorang

b. Faktor Pendukung (Enebling factor)

Hubungan antara konsep pengetahuan dan praktek kaitannya

dalam suatu materi kegiatan biasanya mempunyai angapan yaitu

adanya pengetahuan tentang manfaat sesuatu hal yang akan

menyebabkan orang mempunyai sikap positif terhadap hal tersebut.

Selanjutnya sikap positif ini akan mempengaruhi untuk ikut dalam

kegiatan ini. Niat ikut serta dalam kegiatan ini akan menjadi tindakan

apabila mendapatkan dukungan sosial dan19 tersedianya fasilitas

kegiatan ini disebut perilaku. Berdasarkan teori WHO menyatakan

bahwa yang menyebabkan seseorang berperilaku ada tiga alasan

diantaranya adalah sumber daya (resource) meliputi fasilitas,

pelayanan kesehatan dan pendapatan keluarga.

1) Fasilitas

Fasilitas yang dimaksud adalah fasilitas kesehatan,

ketersediaan fasilitas kesehatan mempengaruhi perilaku hidup

bersih seseorang

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


24

2) Pelayanan kesehatan

Pelayanan kesehatan merupakan proses pelayanan terhadap

kesehatan keluarga, individu maaupun kelompok.

3) pendapatan keluarga

Masalah ekonomi merupakan faktor pendukung yang paling

berpengaruh terhadap prilaku hidup bersih dan sehat seseorang

c. Faktor yang memperkuat (Reinforcing factor)

Faktor yang mendorong untuk bertindak untuk mencapai suatu

tujuan yang terwujud dalam peran keluarga terutama orang tua, guru

dan petugas kesehatan untuk saling bahu membahu, sehingga tercipta

kerjasama yang baik antara pihak rumah dan sekolah yang akan

mendukung anak dalam memperoleh pengalaman yang hendak

dirancang, lingkungan yang bersifat anak sebagai pusat yang akan

mendorong proses belajar melalui penjelajah dan penemuan untuk

terjadinya suatu perilaku. Hak-hak orang sakit (right) dan kewajiban

sebagai orang sakit sendiri maupun orang lain (terutama keluarganya),

yang selanjutnya disebut perilaku orang sakit.

1) Orang tua

Merupakan kunci utama bagi terciptanya perilaku hidup

bersih dan sehat. Orang tua mengajarkan anggota keluarga untuk

memiliki prilaku hidup bersih dan sehat

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


25

2) Guru

Pihak kedua setelah orang tua yaitu guru untuk saling bantu

membantu, sehingga terciptanya kerjasama yang baik antara

keluarga dirumah dan pihak sekolah yang akan mendukung anak

dalam memperoleh pengalaman yang hendak rencanakan,

lingkungan yang bersifat membangun anak sebagai pusat yang

akan mendorong proses belajar melalui penjelajahan dan

penemuan untuk terjadinya suatu perilaku

3) Petugas kesehatan

Tugas bagi tenaga kesehatan adalah memberikan informasi

mengenai prilaku hidup bersih dan sehat

5. Indikator PHBS

Ada 10 indikator PHBS menurut Kementrian Kesehatan Republik

Indonesia (Kemenkes RI, 2016) diantaranya yaitu :

a. Persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan

b. Pemberian ASI Ekslusif

c. Menggunakan air bersih

d. Menimbang bayi dan balita secara berkala

e. Cuci tangan dengan sabun dan air bersih

f. Menggunakan jamban sehat

g. Memberantas jentik nyamuk

h. Konsumsi buah dan sayur

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


26

i. Melakukan aktivitas fisik setiap hari

j. Tidak merokok dalam rumah

C. Hubungan Prilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Dengan Kejadian

Infeksi Saluran Permafasan Akut (ISPA) Pada Balita.

Penelitian terkait hubungan prilaku hidup bersih dan sehat dengan kejadian

infeksi saluran permafasan akut pada balita, didukung oleh benerapa jurnal ,

diantaranya :

1. Penelitian yang di lakukan oleh Nandang Sutrisna, Nuniek Tri Wahyuni

(2016) Penelitian yang berjudul “Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat

(PHBS) Dengan Kejadian Ispa Pada Balita”. Tujuan penelitian ini

dilakukan untuk mengetahui perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)

dengan kejadian ISPA pada balita di puskesmas rajagaluh kabupaten

majalengka. Penelitian ini merupakan penelitian kwantitatif dengan

pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh

balita yang ada di wilayah kerja UPTD puskesmas rajagaluh yaitu

sebanyak 559 balita. Tehnik pengambilan sampel accidental sampling,

didapatkan sampel 83 responden. Analisa data menggunakan univariat

dan bivariat dengan ᵅ=(0,5). Hasil penelitian menunjukan kurang dari

setengha responden (32,5%) balita mengalami ISPA di wilayah kerja

UPTD puskesmas rajagaluh kabupaten majalengka. Kurang dari setengah

responden(41,0%) keluarga degan rumah tangga tidak sehat di wilayah

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


27

kerja UPTD puskesmas rajagaluh kabupaten majalengka. Ada hubungan

PHBS dengan kejadia ISPA di wilayah kerja UPTD puskesmas rajagaluh

kabupaten majalengka. Sehingga hipotesis penelitian terbukti dengan

nilai p value 0,000 maka nilai p >0,05. Saran ditunjukan pada petugas

kesehatan agar lebih aktif lagi dalam memberikan informasi masyarakat

tentang gizi yang baik dan pencegahan ISPA dan sebagai bahan

pertimbangan dalam membentuk program kebijakan program

penanggulangan (P2) ISPA

2. Penelitia yang dilakukan oleh Wi Wirastomo (2014) Penelitian yang

berjudul “Hubungan Kriteria Prilaku Hidup Bersih Dan Sehat Pada

Tatanan Rumah Tangga Dengan Kejaian Ispa Pada Balita Diwilayah

Kerja Puskesmas Gedangsari Ii Guning Kidul” penelitian ini dilakukan

bertujuan untuk mengetahui adakah hubungan kriteria prilaku hidup

bersih dan sehat pada tatanan rumah tangga dengan kejaian ispa pada

balita.Penelitian ini menggunakan metode survey epidemiologi dengan

pendekatan case control. Penelitian ini dilakukan pada bulan mei Jumlah

sampel yang digunakan sebanyak 120 responden terdiri dari 60

responden kelompok kasus (rumah tangga yang terkena ISPA. Tehnik

pengumpulan data menggunakan kuesioner dan wawancara langsung

dengan responden. Tehnik analisa data menggunakan uji chi square dan

uji regresilogistik ganda. Hasil penelitian menunjukan adanya hubungan

bermakna antara peringkat PHBS pada tatanan rumah tangga dengan

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


28

resiko terjadinya ISPA, dimana dari uji chi square menghasilkan P(0,027)

≤0,05. Dari sepuluh indikator PHBS terdapat empat indikator yang

mempunyai hubungan kuat dengan kejadian ISPA (3≤OR<10) yaitu (1)

pemberian ASI eksklusif, (2) mencuci tangan sebelum makan dan

sesudah BAB, (3) pemberantasan jentik nyamuk, (4) tidak merokok di

dalam rumah.

3. Penelitia yang dilakukan oleh Riska Cahya W.Sukarto Dkk (2016)

Penelitian yang berjudul “ Hubungan Peran Orang Tua Dalam

pencegahan Ispa Dengan Kekambuhan Ispa Pada Balita I Puskesmas

Bilalang Kota Kotamobagu” penelitian ini dilakukan bertujuan untuk

mengetahui peran orang tua dalam pencegahan ISPA dengan kekambuhan

ISPA paa balita di puskesmas bilalang kota kotamabagu. Desain

penelitian cross sectional. Populasi dalam penelitian ini anak yang

mengidap ISPA di puskesmas bilalang kota kotamabagu. Sampel

penelitian adalah sebanyak 40 balita. Hasil penelitian uji statistic uji chi-

square di peroleh nilai p value 0,003 < 0,05, kesimpulan dalam penelitian

ini menunjukan ada hubungan antara peran orang tua dengan

kekambuhan ISPA pada balita. Sasaran bagi petugas kesehatan di wilayah

tersebut untuk memberikan informasi kesehatan guna meningkatkan

pengetahuan terhadap orang tua melalui sosialisasi tentang penyakit

ISPA.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


29

4. Penelitian yang dilakukan oleh Nurlinda, Fitri Apriyanti, Alini (2022)

Penelitian yang berjudul “ Hubungan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat

(PHBS) Dengan Kejadian Infeksi Saluran Pernafasan (ISPA) Pada Balita

Di Desa Tarai Bangun Wilayah Kerja Puskesmas Tambang “ Tujuan

penelitian adalah untuk mengetahui hubungan perilaku hidup bersih dan

sehat (PHBS) dengan kejadian infeksi saluran pernafasan akut (ISPA)

pada balita di Desa Tarai Bangun Wilayah Kerja Puskesmas Tambang.

Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan rancangan cross sectional.

Populasi penelitian ini adalah seluruh orang tua balita yang berkunjung

ke posyandu pada bulan Juli 2022 dengan jumlah sampel sebanyak 117

dan diambil dengan teknik total sampling. Alat pengumpulan data

menggunakan kuesioner. Analisa data yang digunakan adalah analisa

univariat dan bivariat dengan uji chi-square. Berdasarkan analisa

univariat diperoleh dari 117 orang tua balita terdapat 67 orang tua balita

(57,3%) yang kurang baik menerapkan PHBS dan sebanyak 69 balita

(59,0%) mengalami ISPA. Hasil uji statistik menunjukkan ada hubungan

antara perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dengan kejadian infeksi

saluran pernafasan akut (ISPA) pada balita di Desa Tarai Bangun Wilayah

Kerja Puskesmas Tambang (P-value= 0,000). Diharapkan orang tua balita

di Desa Tarai Bangun Wilayah Kerja Puskesmas Tambang agar dapat

menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dengan cara

membiasakan diri untuk hidup bersih dan sehat.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


30

5. Penelitian yang dilakukan oleh Abdul Hamid,Imam Fatoni, Inayatur

Rosyidah (2018) Penelitian yang berjudul “ Hubungan Prilaku Hidup

Bersih Dan Sehat (PHBS) Dengan Kejadian Infeksi Saluran Pernafasan

Akut (ISPA) Di RW03 Desa Candimulyo Jombang. Tujuan penelitian ini

adalah untuk mengetahui adanya hubungan perilaku hidup bersih dan

sehat dengan kejadian infeksi saluran pernafasan akut pada balita.

Metode penelitian ini yaitu analitik korelasi dengan pendekatan cross

sectional. populasi dalam penelitian adalah Semua Ibu yang memiliki

balita Di RW03 Desa Candimulyo Jombang, sejumlah 96 Ibu Balita

dengan tehnik proposional random sampling. Variabel independen dalam

penelitian ini yaitu perilaku hidup bersih dan sehat dan variabel dependen

yaitu infeksi saluran pernafasan akut. Dengan instrument penelitian

menggunakan kuesioner. Pengolahan data menggunakan Editing,

Scoring, Tabulatin. Tehnik analisa data menggunakan uji rank spearman.

Hasil penelitian menunjukan bahwa 61 responden ber PHBS sedang

sejumlah 61 orang (79,2%), 16 responden berPHBS baik (20,8%) dan 50

responden (64,9%) pernah mengalami penyakit ISPA, 27 (35,1%)

responden tidak pernah mengalami ISPA. Hasil uji rank spearman di

dapatkan nilai p<0,05yaitu p=0,001 sehingga H1 diterima.

D. Kerangka Teori

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


31

Kerangka teori adalah ringkasan dari tinjauan pustaka yang digunakan

untuk mengidentifikasi variabel-variabel yang akan diteliti (diamati) yang

berkaitan dengan konteks ilmu pengetahuan yang digunakan mengembangkan

kerangka konsep penelitian (Muslimin Machmud 2016)

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


32

Faktor yang mempengaruhi PHBS


1. Faktor Presdisposisi
- Pengetahuan
- Sikap
- Keyakinan
2. Faktor pendukung
- Fasilitas Perilaku Hidup Bersih
- Pelayanan kesehatan dan Sehat (PHBS)
- Pendapatan keluarga
3. Faktor yang memperkuat
- Orang tua
- Guru
- Petugas kesehatan

Faktor yang mempengaruhi ISPA


1. Faktor penyebab
- Bakteri
- Virus
- Jamur
2. Manusia Kejadian ISPA
- Jenis kelamin
- Usia
- Berat badan lahir
- Pemberian ASI
3. Faktor lingkungan

Bagan 2.1 Kerangka Teori


Sumber : Rizky Novita, Kusuma (2022) & Lawrence Green (1993) dalam
Notoatmodjo (2014)

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


33

E. Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian adalah suatu uraian atau visualisasi

hubungan atau kaitan antara konsep atau terhadap konsep yang lainnya, atau

antara variabel yang satu dengan variabel yang lain dari masalah yang ingin

diteliti (Muslimin Machmud 2016)

Variabel Independen Variabel Dependen

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Kejadian ISPA


(PHBS)

Bagan 2.2 Kerangka Konsep

F. Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara penelitian, yang menjadi patokan,

dugaan, atau dalil sementara yang akan membuktikan penelitian (Muslimin

Machmud 2016)

Berdasarkan kerangka konsep, maka hipotesis dalam penilitian ini

adalah:

Ha : Ada hubungan Prilaku Hidup Bersih dan Sehat dengan kejadian ISPA di

RS Islam Metro tahun 2022

Ho : Tidak ada hubungan Prilaku Hidup Bersih dan Sehat dengan kejadian

ISPA di RS Islam Metro tahun 2022

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


BAB III
METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan cara agar penelitian dapat dilakukan dengan

efektif dan efisien. Desain penelitian yang digunakan peneliti dalam penelitian

ini adalah studi korelasi ( correlation study ) dengan menggunakan pendekatan

cross sectional
. Hal ini dilakukan untuk melihat hubungan antara gejala satu

dengan gejala yang lain, atau variable yang satu dengan variable yang la

Untuk mengetahui korelasi antara suatu variable dengan variable ya

tersebut diusahakan dengan mengidentifikasi variable yang ada p

objek, kemudian diidentifikasi juga variable yang lain yang ada pada o

y a n g s a m a d a n d i l i h a

k e d u a. n Py aa d a j e n i s i n i , P e n e l i t i a n y a n g d i g u n a k a

kuantitatif dengan pendekatan


cross sectionalyaitu variabel sebab atau resiko

d a n a k i b a t a t a u k a s u s y a n g t e r j a d i p a d a o b j e k

d i k u m p u l k a n s e c a r a s i m u l

(Notoatmodjo, 2014).

B. Variabel penelitian

Variable adalah ukuran atau ciri yang dimiliki anggota anggota suatu kelompok

yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok yang lain (Notoatmodjo

2014 ).

34
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
35

D a l a m p e n e l i t i a n i n i m e m i l i k i 2 ( d u a ) Va r i a b l e , Va r i a b l e I n

Variable Dependen. Dibawah ini uraian variable variable dalam penelitian.

1. Variable independent

Merupakan variable yang menjadi sebab berubahnya variable depend

V a r i a b l e i n d e p e n d e n t d a l a m h aPle ri inlia ka du a H
l ai hd u p B e r s i h D a n

Sehat (PHBS)

2. Variable Dependen
Merupakan variable yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya

v a r i a b l e b e b a s . V a r i a b l e d e p e n d e n d a l a m

Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)

C. Definisi Operasional
O p e r a s i o n a l v a r i a b e l a d a l a h

operasional berdasarkan karesteristik yang di amati, memungkinkan pen

untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat ter

objek atau fenomena. Definisi operasional ditentukan berdasarkan parameter

y a n g d i s a j i k a n u k u r a n d a l a m p e n e l i t i a n .

merupakan cara dimana variabel dapat diukur dan diten tukan karesteristiknya

(Syekhnurjati, 2017)

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


36

Table 3.1
Definisi Operasional

No Variabel Definisi Alat Ukur Hasil Ukur Skala


Operasional
Independen
1 Perilaku P e r i Kuesioner
l a kJika jawaban
u y aOrdinal
n g
Hidup Bersih dilakukan Ya = 1
Dan Sehat s e s e o r a n g Tidak
u n = 0t u k
(PHBS) selalu Kemudian
memperhatikan dikategorikan :
k e b e r h a1. Baik
s : 21i - 30 l a n /
k e s e h a t 2. Sedang
a n: 11 - 20 d a n
berprilaku sehat. 3. Buruk : 1 - 10

Dependen
2 Kejadian R a d a n Kuesioner
g s aMenggunakan
l u r Jawaban
a n Ordinal
Infeksi b a g i a n a t a s y a n g :
Saluran d i s e b a b k a n Ya = o1 l e h
Pernafasan i n f e k Tidak
s = i0 v i r u s
Akut m a u p u n r i kKemduian
e t s i a
(ISPA) t a n p a dikategorikan
d i :s e r t a i
r a d a n g p a r a n 1.k Mi m
e n g a l a m i g e j a l a
paru I n f e k s i s
p e r m a f a s a n a
( I S P A ) : A p a b i l a
d i d a p a t k a n
lebih dari 50%
2. Tidak mengalami
gejalas infeksi
saluran pernafasan
akut (ISPA) :
Apabila didapatkan
hasil nilai kuesioner
lebih kecil dari 50%
(Suryono &
Anggraeni, 2014 )

D. Populasi dan Sampel

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


37

1. Populasi

Populasi populasi merupakan keseluruhan dari objek dan

diteliti dalam kurung (Notoatmodjo, 2014 ). Populasi dalam penelitian ini

a d a l a h s eamn ua akd e n g a n p e n d e r i t a i n f e k s i s a l u r a n p e r n a f

(ISPA) yang sedang menjalankan rawat inap di RS. Islam Metro Kecamatan

Metro Timur timur pada tahun 2022

2. Sample

Sample adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti

dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2014 ). U

dari sampel yang dijadikan subjek penelitian ditentukan dengan pendekatan

slaving dengan batas kesalahan yang digunakan

sampel sebesar 10%. Karena keterbatasan keterbatasan dana tenaga

waktu. Adapun rumus yang digunakan yaitu :

Keterangan :

n : Ukuran Sampel

N : Ukuran Populasi

d :Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalaha

sampel yang masih dapat di tolelir atau diinginkan, yaitu 0,1.

Berdasarkan rumus diatas dapat diaplikasikan dengan data populasi yang

telah ditentukan, yaitu :

Hasil perhitungan di atas, maka peneliti memutuskan untuk meng

sampel sebanyak 62 orang.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


38

3. Teknik sampling

Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling adalah suatu

teknik penempatan sampel dengan cara memilih sampel diantara populasi

s e s u a i d e n g a n y a n g( t du ij ku ea hn e/ m
n da as ka il a ph

penelitian), sehingga sampel tersebut dapat mewakili karakteristik populasi

y a n g t e l a h d i k e n a l s e b e l u m n3)y. a A( gNa ur r sk aa lr aa m
k t, e 2r i0 s1t i k

sampel tidak menyimpang dari populasinya, maka sebe

pengambilan sampel perlu ditentukan kriteria inklusi dan kriteria eksklusi.

a. Kriteria inklusi

1) K e l u a r g a d e n g a n b a l i t a y a n g b e r ad li a w
m ialtakyaanh R S . I s l a m

Metro Kecamatan Metro Timur

2) Penderita balita yang sedang menjalankan perawatan infeksi saluran

permafasan akut (ISPA) di RS. Islam Metro kecamatan Metro Timur

3) Keluarga dengan balita yang bisa membaca dan menulis

4) Keluarga dengan balita yang bersedia menjadi responden

5) Keluarga dengan balita yang mengalami


infeksi saluran pernafasan

akut (ISPA)

b. Kriteria eksklusi

1) K e l u a r g a d e n g a n b a l i t a

RS. Islam Metro kecematan Metro Timur

2) P a s i e n b a l i t a y a n g b e l u m p e R
r nSa. h I sb lear m
o bM
a te tdr io

kecamatan Metro Timur

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


39

3) Keluarga dengan balita yang tidak bisa membaca dan menulis

4) Keluarga dengan balita yang tidak bersedia menjadi responden

5) Keluarga dengan balita tidak mengalami infeksi saluran permafasan

akut (ISPA)

E. Tempat dan waktu penelitian

Te m p a t d i l a k u k a n n y a p e n e l i t i a n yRaSi t.uI sdlia m M e t r o K e c a m a t a n M e t r o

timur pada tahun 2022

F. Etik penelitian

Etika penelitian yaitu hak objek penelitian yang lainnya h

(Nursalam, 2013). Beberapa prinsip dalam pertimbangan etika meliputi: bebas

eksplorasi ke rahasiaan bebas dari derita bebas menolak menjadi responden dan

perlu surat persetujuan (Informed Consent)

1. Informed Consent (Lembar Persetujuan Penelitian)

Peneliti memberikan lembar persetujuan penelitian kepada setiap responden

yang menjadi subjek penelitian dengan memberikan penjelasa

maksud dan tujuan dari penelitian serta menjelaskan akibat-akiba

akan terjadi bila bersedia menjadi subjek penelitian titik pada penelitian ini

62 o r a n g r e s p o n d e n t e l a h m e n y e t u j u i u n t u k m e n j a d i r e s p o

penelitian ini

2. Anonymity (Tanpa Nama)

P a d a p e n e l i t i a n i n i k e r a h a s i a a n i d e n t i t a s s

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


40

s e h i n g g a p e n e l i t i s e n g a j a t i d a k m e n c a n t u

pengumpulan data

3. Confidentiality (Kerahasiaan)

Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaa

peneliti hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset

(Alimel, 2014). Penulis melindungi privasi dan kerahasiaan identitas atau

j a w a b a n y a n g d i b e r i k a n . S u b j e k b e r h a k u n t u k

identitasnya dan berhak mengetahui kepada siapa

disebarluaskan.

4. Respect For Justice And Inclusiveness (Keadilan Dan Keterbukaan)

Prinsip keterbukaan dan adil perlu dijaga oleh peneliti dengan kejujur

keterbukaan dan kehati-hatian. Untuk itu, lingkungan

d i k o n d i s i k a n s e h i n g g a m e m e n u h i p r i n s i p k e t e r

menjelaskan prosedur penelitian. Prinsip keadilan ini menj

semua subjek penelitian memperoleh perlakuan dan ke

sama, apa membedakan gender, agama, etnis dan sebagainya (Milton dalam

Notoatmodjo, 2014).

5. Balancing Harm And Benefits


(Memperhitungkan Manfaat Dan Kerugian

Yang Ditimbulkan)

Sebuah penelitian hendaknya memperoleh manfaat semaksimal mungkin

bagi masyarakat pada umumnya dan subjek penelitian pada khusu

Peneliti hendaknya berusaha meminimalisasi dampak yang merugikan bagi

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


41

subjektif oleh karena itu, pelaksanaan penelitian harus dapat mencegah atau

paling tidak mengurangi rasa sakit, cidera, stress ataupun kematian subjek

(Milton dalam Notoatmodjo, 2014).

G. Instrumen Penelitian Dan Metode Pengumpulan Data

1. Instrumen

I n s t r u m e n t a d a l a h a l a t b

d a l a m k e g i a t a n t e r s e b u t m e n j a d i s i t e m a t

2013). Instrument dalam penelitian ini untuk perilaku hidup ber

s e h a t , m e n g g u n a k a nS ke du ae ns ig ok na en r .i n s t r u m e n t a l a m p e n e l

infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) menggunakan kuesiner.

1. Lembar Kuisioner

Kuesioner adalah metode pengumpulan data dengan cara memberikan

daftar pertanyaan/pernyataan tertulis dengan beberapa pilihan jawaban

kepada responden (Ajat Rukajat. 2018)

Yang terdiri dari 2 variabel kuesioner Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat

(PHB) Dan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) :

Kuesioner Infeksi Saluran Pernafasan (ISPA) pada balita berisi s atu

pertanyaan dengan jawaban iya/tidak. Pertanyaan tentang pengetahuan

infeksi saluran pernafasan (ISPA) terdiri dari 5 pertanyaan dengan jenis

kuesioner tertutup. Kuesioner tertutup adalah kuesioner dengan daftar

pertanyaan yang sudah dilengkapi pilihan jawaban, seperti “ ya “ atau “

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


42

tidak “ dan sebagainya. Pertanyaan dengan pilihan jawaban ya dan tidak

menggunakan analisis data penelitian dengan


ChiUji
Square( Indah,

Witri, alfian, 2018 )

Kue si oner P eril aku H idup Bers ih D an S ehat (PH BS ) denaga n cara

mengisi kuesioner yang terdiri dari 10 pertanyaan kebiasaan perilaku

h i d u p b e r s i h d a n s e h a t y a i t u k e b i a s a a n m e

penggunaan Air Bersih, dan Kebiasaan merokok d

pemberian ASI eksklusif

2. Uji Validitas

Uji validitasi merupakan suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu

b e n a r- b e n a r m e n g u k u r a p a y a n g. dM
i uakmupr u m e n g u k u r a p a y a n g

s e h a r u s y a h e n d a k d i u k u r ( N o t o a

m e n y a n g k u t a k u r a s i i n s t r u m e n , y a i t u u n

kuesioner yang dis usun tersebut valid/sohih, maka perlu diuji dengan

uji korelasi antara score (nilai) tiap-tiap butir pertanyaaan dengan skor

total kuesioner tersebut. Teknik korelasi yang dapat digunakan adalah

korelasi person product moment. Item pertanyaan dinyatakan valid jika

hasil uji didapatkan rhitung > rtabel (Noor, 2016).

Untuk mengetahui validitas suatu instrumen (dalam hal kuesioner)

dilakukan dengan cara melakukan korelasi antara skor masing-masing

pertanyaan dengan skor total. Pertanyaan kuesioner dalam

validitas dilakatan valid jika harga r > rtabel pada nilai signifikasi
hitung

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


43

5 % . S e b a l i k n y a , p e r t a n y a a n d i k a t a k

rhitung > rtabel pada nilai signifikasi 5%.

3. Uji reliabilitas

Adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur

dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berarti menunju

sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten a

(ajeg) bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap hal yang

sama dan alat ukur yang sama (Notoatmodjo, 2014)

Kriteria pengukuran uji reliabilitas dengan membandingkan nilai r

tabel dengan nilai r hasil


(Cronbach Alpha)
dan jikaCronbach Alpha

lebih besar dibandingkan nilai r tabel, maka pertanyaan din

realibel.

Untuk melakukan uji reliabilitas dapat menggunakan r

Cronbach. Indikator pengukuran reliabilitas menurut Sugiyono (2010) yang

membagi tingkatan reliabilitas dengan kriteria sebagai berikut :

a. 0,8 – 1,0

b. 0,6 – 0,79

c. < 0,6

: Reliabilitas baik

: Reliabilitas diterima

: Reliabilitas kurang baik

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


44

H. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan cara membagikan butir soal tertutup

kepada responden dengan memilih alternatif jawaban yang disediakan. Da

diperoleh dari data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari objek

penelitian oleh peneliti, sehingga diperoleh jawaban atas pe

disediakan. Selama proses pengumpulan data, peneliti memf

penyediaan subjek, memperhatikan prinsip-prinsip validitas dan r

serta menyelesaikan masalah-masalah yang terjadi agar data terkumpul sesuai

d e n g a n r e n c a n a y a n g t e l a h d i t e t a p k a n .

pengumpulan data yaitu butir soal pengetahuan, But

merupa kan ala t ukur denga n beberapa pertanya an yang berhubunga n dengan

infeksi saluran pernafasan akut.

I. Metode pengolahan data

Pengolahan data merupakan salah satu langkah ya

memperoleh penyajian data sebagai hasil yang berarti dan kesimpulan ya

baik arikunto 2014. Data yang telah dikumpulkan melalui kuisioner kemudian

akan dilakukan tahap pengolahan data sebagai berikut (Notoatmojo, 2014).

1. Editing

Pada tahap ini peneliti melakukan pengecekan dan perbaikan

sioner

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


45

2. Coding

Untuk memudahkan dalam pengolahan data dan pe

berdasarkan kode yang dikeluarkan yang dikeluargaat.

3. Processing

Setelah semua data yang yang dikeluarkan terisi dengan benar dan juga telah

melewati pengkodingan serta pemberian skor terhadap item

d i b er i s k o r, s e l a n j u t n y a a d al a h m e mp r o s e s d a t a y a n g s u d a h d i e n t r i d a

dianalisis, pemrosesan dapat dilakukan dengan cara mengentri data ke paket

p r o g r a m k o m p u t e r. K e m u d i a n m e n g h i t u n g a t a u m e n c a t a t d a t a y a n g t e l a

terkumpul, selanjutnya diolah dengan menggunakan tabe

frekuensi.

4. Cleaning

Mengecek kembali data yang sudah di entri apakah ada kesala

mengentri ke komputer

J. Analisa data

1. Analisis Univariat

Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendesk

karakteristik setiap variabel penelitian (Notoat

univariat bertujuan untuk menjelaskan dan mendeskripsikan karakteristik

dari setiap variabel penelitian titik analisis univariat pada penel

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


46

y a i t u d a t a d e m o g r a f i p a s i e n . A n a

komputerisasi.

2. Analisis bivariat

Analisis bivariat merupakan analisis yang dilaku

v a r i a b e l y a n g d i d u g a b e r h u b u n g a n d e n g a n b e r k

2 01 4. A n a l i s i s b i v a r i a t b e r t u j u a n u n t u k m e n g e t a h u i

variabel dependen (kejadian ispa) dengan indepen

m e l i h a t h u b u n g a n d u a v a r i a b e l t e r s e b u t . P a

m e n g e t a h u i h u b u n g a n d a r i v a r i a b e l i n

menggunakan uji chi square, dengan menggunakan derajat keperc

95%. Bila nilai p < 0,05 maka hasil perhitungan stati

Kemudian dilakukan perhitungan odds ratio (OR), nilai OR meru

e s t i m a s i r i s i k o ot ue tr cj ao dsmeienb ya ag a i p e n g a r u h a d a n y a v a r i

independen.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


47

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


DAFTAR PUSTAKA

Angsyi, A. (2018) Faktor -faktor yang berhubungan dengan kejadian diare pada
anak balita di rumah sakit umum daerah Kota Kendari Propinsi Sulawesi
Tenggara.
http://repository.poltekkes-kdi.ac.id/618/1/SKRPSI.pdf

Ardinasari, Eiyta. (2016). Buku Pintar Mencegah Dan Mnegobati Penyakit Bayi
Dan Anak. Jakarta: Penerbit Bastari

https://www.google.co.id/books/edition/Buku_Pintar_Mencegah_dan_Me
ngobati_Penya/wbUjEAAAQBAJ?
hl=id&gbpv=1&dq=BUKU+PINTA+PENCEGAHAN+PENYAKIT+PA
DA+ANAK&printsec=frontcover

Arikunto S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, cetakan ketiga


belas Jakata : PT Rineka Cipta.

Ariani, D.U. (2020). Analisis Perilaku Ibu Terhadap Pencegahan Penyakit Diare
Pada Balita Berdasarkan Pengetahuan. Jurnal Ilmiah. Vol 12 No 1
http://jurnal.stikes-aisyiyahpalembang.ac.id/index.php/Kep/article/view/
362

Asrya, M.,(2020).Karakteristik diare pada balita di Puskesmas Sudiang kecamatan


Biringkanaya. Jurnas Universitas Hasanudin.
http://repository.unhas.ac.id/id/eprint/243/

Asih, N.P., Saragih,,S.K.D. (2019). Hubungan perilaku hidup bersih dan sehat
pada tatanan rumah tangga dengan kejadian diare pada balita.
https://jurnal.stikes-aisyiyah
palembang.ac.id/index.php/JAM/article/view/234

Depkes R.I. (2014). Manual Pengendalian Resiko Lingkungan. Jakarta :Direktorat


Jendral PPM dan PL.

Gizi, S., Akademi, D., Panca, K., Pontianak, B., Akademi, D., Panca, K., &
Pontianak, B. (2018). Jurnal Kebidanan-ISSN 2252-8121 213. 8.

Kemenkes RI. (2016). PHBS. Jakarta: Direktorat Promosi Kesehatan Dan


Pemberdayaan Mayrakat
https://promkes.kemkes.go.id/phbs

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


Keswara,U.M.,Cholidin,A.,(2020).hubungan pemberian ASI ekslusif dan kondisi
lingkungan rumah dengan kejadian diare pada balita diwilayah kerja
puskesmas Pekurun Lampung Utara.
http://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/manuju/article/view/1702di

Riskesdes (2018). Laporan provinsi lampung. Diakses pada tanggal 15 oktober


2021 pukul 09.00 di
http://ejournal2.litbang.kemkes.go.id/index.php/lpb/issue/viev/232

Nasution, A.R. (2019). Hubungan sanitasi dasar dengan kejadian diare pada balita
dikelurahan Hutaimbaru kota padang.jurnal universitas islam negeri
sumatera utara medan. http://repository.uinsu.ac.id/8369/

Notoatmodjo. (2018). Metodologi Penelitian n. Jakarta : Rhenika Cipta

Notoatmodjo. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. (Edisi Revisi). Jakarta :


Rhenika Cipta

Notoatmodjo. (2007). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rhenika Cipta

Noor, M.S., Meylia, F.I., Chandra. (2020). Fator-faktor yang Berhubungan


dengan Kejadian Diare pada Anak Balita di Wilayah Kerja Puskesmas
Beruntung Baru Kabupaten Banjar. Fakultas Kesehatan Masyarakat,
Universitas Islam Kalimantan

Nursalam. (2013). Metodologi Penilitian Kesehatan.Jakarta : PT. Salemba


Medika.

Nursalam. (2017). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pendekatan Praktis.


(P. P. Lestari, Ed.) (4th ed.). Jakarta: Salemba Medika.

Nurtina, wa ode, Amiruddin, & Munir, A. (2017). Faktor risiko kejadian gizi
kurang pada balita di wilayah kerja puskesmas Benu-Benua Kota
Kendari. Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-Journal), 5(4), 778–787.
http://ojs.uho.ac.id/index.php/ampibi/article/view/5053

Ruhardi, A., dan Yuliansari,D.,(2021). Hubungan perilaku hidup bersih dan sehat
(PHBS) dengan kejadian diare pada balita.jurnal prosiding penelitian dan
pengabdian 2021 vol 1 no 1 (2021).
http://prosiding.rcipublisher.org/index.php/prosiding/article/view/106

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


Sari, S.AP., (2012). Hubungan Prilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Ibu
Dengan Kejadian Diare Pada Bayi Usia 1-12 Bulan di Kelurahan
Antirogo Kabupaten Jember. Skripsi. Universitas Jember.
https://adoc.pub/hubungan-perilaku-hidup-bersih-dan-sehat-phbs-ibu-
dengan-kej.html

Sodiaotomo (2010). Karakteristik Balita. Yogyakarta: Nuha Medika.

Sumampow, O.J. (2017). Diara Pada Balita Suatu Tinjauan Dari Bidang
Kesehatan Masyarakat. Jakarta. CV Budi Utama

https://www.google.co.id/books/edition/Diare_Balita_Suatu_Tinjauan_da
ri_Bidang/93ZLDwAAQBAJ?
hl=id&gbpv=1&dq=penyebab+diare+pada+balita&printsec=frontcover

Thanniel, M., (2021).Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Diare pada


Balita dikota Medan 2020. Jurnal Universitas Sumatera Utara Medan
(2021)

Ummah, W.,Putri,S.I., (2020). Hubungan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
tatanan rumah tangga dengan kejadian diare pada balita di Polindes
Palaan Ngajum. vol 3 no 1 (2020).
http://ejournal.helvetia.ac.id/index.php/jbk

Wahyuni, Silvia.D., (2021). Hubungan Personal Higien Dan Sanitasi Dengan


Kejadian Diare Pada Balita Usia 1-5 Tahun Di Desa Talang Pangeran Ilir
Dan Desa Ulak Kmebahang II kecamatan Pemulutan. Universitas
Sriwijaya
https://repository.unsri.ac.id/52336/2/RAMA_13201_10011381722135_0
230098802_01_front_ref.pdf

Yanti, P.D.,Afritayeni,Amanda,N.F.,(2018).Hubungan perilaku orang tua dengan


kejadian diare pada balita Puskessmas Rejosari kota pekan baru.
http://jurnal.alinsyirah.ac.id/index.php/kebidanan Volume 8

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
LAMPIRAN-LAMPIRAN

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
HUBUNGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DENGAN
KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI RS. ISLAM METRO KECAMATAN
METRO TIMUR TAHUN 2022
No Urut :
Tanggal :

IDENTITAS RESPONDEN
1. Pendidikan :
2. Jenis Kelamin :
3. Usia :

KUESIONER PHBS
A. Pemberian ASI Eksklusif
1. Apakah ibu memberikan ASI saja dari usia 0 - 6 bulan?
Ya Tidak
2. Apakah ibu memberi susu tambahan selain ASI dari usia 0 - 6 bulan?
Ya Tidak
3. Apakah ibu memberi anak makanan pendamping ASI dari usia 0 - 6
bulan?
Ya Tidak

B. Penggunaan Air Bersih


1. Apakah ibu memasak air menggunakan air sumur yang bersih
Ya Tidak
2. Apakah ibu pernah memandikan balita di sungai atau tempat lain selain di
rumah
Ya Tidak

C. Mencuci Tangan Dengan Sabun

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


1. Apakah ibu dan keluarga terbiasa mencuci tangan dengan sabun pada
waktu :
a. Setelah buang air besar?
Ya Tidak
b. Setelah menceboki bayi/balita?
Ya Tidak
c. Sebelum memegang makanan?
Ya Tidak
d. Sebelum menyusui?
Ya Tidak
e. Sebelum menyuapi anak?
Ya Tidak
2. Saat mencuci tangan apakah ibu menggunakan air mengalir?
Ya Tidak

D. Kebiasaan Merokok Di Rumah


1. Apakah ada anggota keluarga ibu yang merokok?
Ya Tidak
2. Jika ada apakah dilakukan di dalam rumah?
Ya Tidak
3. Apakah tersedia ruangan khusus bagi anggota keluarga yang merokok?
Ya Tidak

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


KUESIONER KEJADIAN ISPA
1. Apakah anak ibu mengalami batuk?
Ya Tidak
2. Apakah anak ibu mengalami demam?
Ya Tidak
3. Apakah anak Ibu mengeluarkan lendir dari hidung (pilek)?
Ya Tidak
4. Apakah anak ibu mengalami lemas?
Ya Tidak
5. Apakah anak ibu sering bersin-bersin?
Ya Tidak

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


PENJELASAN TENTANG PENELITIAN

Responden yang saya hormati


Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Tiara Vanessa
NIM : 2019206203072

Adalah mahasiswa program studi S1 keperawatan Fakultas Kesehatan Universitas


Muhammadiyah Pringsewu Lampung yang akan melaksanakan penelitian dengan
judul “HUBUNGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DENGAN
KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI RS ISLAM METRO KECAMATAN
METRO TIMUR PADA TAHUN 2022”. Hasil penelitian ini dapat membawa
manfaat tentang Hubungan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Dengan Kejadian
ISPA Pada Balita. Peneliti menjamin hasil penelitian ini tidak akan menimbulkan
dampak negatif bagi siapapun
Peneliti akan menjunjung tinggi hak-hak responden yaitu :
1. Menyimpan seluruh kerahasiaan data yang diperoleh, baik dalam proses
pengumpulan data, pengolahan data, maupun penyajian hasil penelitian
2. Menghargai keinginan saudara sebagai responden bila tidak ingin
berpartisipasi dalam penelitian ini

Demikian penjelasan secara singkat mengenai penelitian yang akan saya lakukan
atas kerjasama dan bersedianya saudara menjadi responden dalam penelitian ini
saya ucapkan terima kasih.

Hormat Saya,

Tiara Vanessa

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu

You might also like