You are on page 1of 10

PERAN HUKUM INTERNASIONAL MELALUI ADANYA HAK ASASI

MANUSIA TERHADAP SUBJEK HUKUM INTERNASIONAL PADA


KASUS KAPAL TANKER IRAN DAN PANAMA

Oleh: Putri Farah A (2021-359)

putrifarahazzahra05@gmail.com

Hukum internasional merupakan suatu bagian dari adanya aktivitas pada


berbagai wilayah negara dengan adanya bentuk usaha secara internasional dalam
melakukan penataan maupun proses dari penegakkan hukum, pemaknaan tersebut
dilakukan bahwa adanya suatu Tindakan atau perilaku dari hubungan antar negara
secara berkesinambungan dengan memperlihatkan adanya pola tertentu dalam
menyangkut kehidupan masyarakat melalui adanya batas dari wilayah, baik adanya
peran individu, maupun perusahaan yang selalu memiliki tingkat mobilitas yang
terjadi , dengan memperlihatkan adanya kebiasaan atau aturan diterapkan
memperlihatkan adanya permasalahan secara kompleks, hal tersebut akan
membentuk suatu pola dengan memberikan perwujudan secara jelas melihat
kondisi negara secara jelas, Hakikat hukum internasional membagi kedalam
berbagai klasifikasi secara spesifik dalam menjalankan adanya perputaran roda
ekonomi, sosial , politik dan budaya, Pertama yaitu dengan adanya hukum
internasional regional, merupakan suatu Batasan yang berlaku pada suatu daerah
tertentu dengan memperlihatkan adanya perlindungan kekayaan hayati pada
wilayah laut, konsep tersebut tercipta dari adanya permasalahan yang terjadi di
benua Amerika dengan adanya harapan penyelesaian permasalahan dapat dilakukan
dengan bijak melihat dari adanya suatu indikator secara jelas, kedua yaitu adanya
hukum internasional khusus, dimana kaidah tersebut digunakan pada wilayah yang
khusus yaitu pada wilayah Eropa, mengenai permasalahan secara mendalam terjadi,
dengan pemaknaan bahwa penyelesaian suatu hukum dilaksanakan berdasar pada
Hak Asasi Manusia sebagai cerminan dari suatu bentuk adanya keadaan,
kebutuhan, serta taraf kesejahteraan pada kondisi invidiu dengan memperlihatkan
adanya tumbuh kembang secara mendalam melalui proses hukum kebiasaan, atau
adanya norma.
Kondisi Negara akan selalu memiliki suatu kedaulatan secara penuh dengan
memperlihatkan adanya perhatian secara khusus bagaimana kehidupan merdeka
dapat terpenuhi melalui kekuasaan serta kondisi masyarakat tertib terhadap kondisi
hukum yang berlansung, berkiatan dengan adanya permasalahan yang terjadi pada
negara Indonesia secara kompleks, Ketika adanya negara dengan tingkat demografi
tertinggi di dunia, serta adanya luas wilayah yang sangat membentang luas, hal
tersebut memberikan suatu indikasi bahwa kedudukan negara memiliki suatu
kedaulatan secara mendalam dengan memperlihatkan bagaimana hukum nasional
dapat sejalan dengan hukum internasional yang selalu dipatuhi oleh seluruh wilayah
negara.

Subjek hukum internasional merupakan salah satu aspek yang penting


dalam adanya suatu bentuk hukum, karena perlu diingat bahwasannya dalam
hukum ada yang dinamakan sebagai hak serta adanya kewajiban yang harus
dipenuhi, dalam hukum internasional ada beberapa subjek di dalamnya, yang
pertama ada negara, organisasi internasional, serta aspek lainnya yang menjadi
pendukung dalam berjalannya hukum internasional ini, sehingga dapat dikatakan
bahwasannya subjek hukum internasional ini merupakan berbagai pihak yang
terkait di dalamnya, dalam adanya suatu penegakan mengenai adanya hak yang
diterima serta kewajiban yang harus dipenuhi, Menurut salah satu ahli yaitu I
Wayan Parthiana mengungkapkan dalam salah satu bukunya mengenai pengantar
hukum internasional, dijelaskan bahwa pengertian mengenai subyek hukum
internasional ini merupakan pemegang atau pendukung hak serta kewajiban
menurut hukum yang berlaku.

Ada beberapa teori yang diungkapkan oleh berbagai ahli mengenai subjek
hukum internasional ini, salah satunya diungkapkan oleh Charles Cheny Hyde,
dikatakan bahwasannya subjek hukum internasional merupakan sekumpulan
hukum yang Sebagian besar terdiri atas prinsip prinsip dan peraturan peraturan yang
harus ditaati oleh negara-negara sebagai subjek di dalamnya, dan oleh karena itu
juga harus ditaati dalam hubungan antara satu dengan yang lainnya, sedangkan
menurut ahli lainnya dijelaskan mengenai teori adanya subjek hukum internasional
ini, dijelaskan bahwa subjek hukum internasional merupakan seluruh pihak atau
entitas yang dapat dibebani oleh hak serta kewajiban yang dapat diatur oleh hukum
internasionanal. Ada beberapa hak serta kewajiban yang harus dipenuhi, yang
pertama kemampuan dalam mengajukan klaims, kemampuan dalam mengadakan
perjanjian dengan berbagai aspek dan yang terakhir adanya sikap dan kemampuan
dalam mempertahankan suatu hak dalam keadaan yang mendesak dalam memiliki
suatu kekuatan hukum yang terjamin.

Menurut Charles Cheny Hyde memberikan pandangan mengenai Hukum


internasional, merupakan suatu hukum yang terdiri adanya suatu prinsip secara
menyeluruh dengan memperhatikan adanya suatu permasalahan secara kompleks
pada kondisi negara dengan adanya ketaatan yang harus dipenuhi dengan
memperhatikan kepentingan Bersama secara mendalam dengan hubungan yang
telah disetujui dari berbagai bentuk kerja sama dengan memperhatikan adanya
subjek hukum internasional sebagai Langkah dalam upaya memperhatikan
berlansungnya hukum, ada berbagai cakupan yang tercantum dalam adanya hukum
internasional jika melihat kepada subjek hukum internasional, pertama yaitu adanya
peran suatu organisasi internasional, pemaknaan tersebut memberikan suatu
indikasi bahwa organisasi internasional memiliki suatu peran dalam menentukan
adanya hubungan peraturan hukum yang berlansung dengan memperhatikan
adanya fungsi-fungsi yang berlansung antara organisasi internasional terhadap
individu-individu, pada kondisi tersebut organisasi PBB menjadi organisasi yang
mengatur dan mengawasi keberlansungan hukum internasional dengan
memperhatikan subjek hukum.

Organisasi internasional memiliki berbagai peran yang krusial dalam


membentuk suatu kondisi yang sesuai dengan tujuan pendirian melalui upaya dan
usaha dijalankan, adanya peran tersebut tidak dapat diragukan kembali oleh
berbagai pihak dengan tidak adanya intervensi maupun adanya kepentingan
golongan diatas kepentingan umum, adanya hal tersebut sesuai dengan hasil
konvensi internasional dalam persetujuan Bersama demi menciptakan tujuan dan
proses yang berlaku , oleh karenanya perserikatan bangsa-bangsa memiliki andil
besar dalam pembentukan yang terjadi sebagai salah satu organisasi internasional
untuk memberikan suatu dampak yang sangat berarti pada proses penciptaan upaya
perdamaian dunia melalui adanya negara anggota, hak dan kewajiban tidak hanya
berlaku bagi warga negara terhadap pemerintahan yang sah menurut konstitusi yang
berjalan pada suatu negara, akan tetapi pada kenyatannya kehidupan masyarakat
dunia perlu adanya proses tatanan menuju arah yang lebih baik dengan
memperhatikan berbagai aspek kehidupan, salah satunya yaitu aspek sosial dalam
bidang kemanusian yang terjadi, hal tersebut berkembang sejak perang dunia selalu
terjadi dengan memakan korban jiwa yang tidak sedikit, perkembangan hukum
intrernasional mengalami suatu perkembangan yang begitu dinamis, kekuatan suatu
negara memiliki perbedaan yang sangat signifikan melihat kondisi kesiapan yang
terjadi melalui adanya pemahaman pada suatu negara melalui ideologis.

PBB menjadi salah satu organisasi dunia memiliki peran sebagai mediator
apabila adanya suatu pertikaian yang melibatkan berbagai pihak satu negara dengan
negara lainnya melihat bagaimana kondisi yang terjadi selalu memiliki tingkat
dinamis yang tinggi dan kekuatan setiap negara memiliki perbedaan yang cukup
mencolok, hal tersebut perlu adanya perhatian secara khusus dalam menangani
untuk memberikan kebijakan secara bijak dan benar, karena negara dalam
melakukan suatu tugasnya untuk selalu menyeleisaikan sengketa yang dimiliki
selalu terdapat titik yang bijak, hal tersebut menjadi salah satu objek bagaimana
hukum internasional perlu dilakukan dengan memperhatikan kebutuhan dengan
kehadiran PBB dapat memberikan suatu cara dalam mediasi antar negara
bagiamana peran dewan kemanan PBB bergera dengan memperhatikan berbagai
aspek kehidupan dalam mencapai tujuan secara bijak dengan mengelurkan suatu
keputusan berdasarkan data dan fakta yang terjadi secara objektif tidak adanya
kecurangan maupun kepentingan golongan yang dikedepankan, akan tetapi adanya
kepentingan masyarakat dunia selalu perhatian secara khusus dalam berbagai
penyeleisaian konflik yang terjadi, kepatuhan menjadi upaya yang perlu dijunjung
dengan adanya piagam PBB yang menjadi dasar bagaimana organiasasi dunia PBB
dapat berjalan hingga saar ini, sehingga negara anggota perlu adanya kepatuhan dan
sikap menghargai atas keputusan yang diterapkan.

Organisasi internasioanal PBB ini didirikan bukan hanya sebab atas dasar
perdamaian, kebutuhakan dan kepentingan Bersama setiap negara tentu memiliki
permasalahana secara kompleks, adanya prasayarat serta keinginan yang luas
memberikan kekuatan bagaimana peran organisasi internasioanl dapat menengahi
dengan bijak tanpa adanya proses melanggar suatu kedaulatan kekuasaan anggota,
menyadari adanya dasar tersebut, keberlansungan hukum dan hubungan
internasional perlu adanya struktur secara formal untuk memberikan
kesinambungan antar anggota negara dalam kesepakatan yang sudah diberikan
dengan adanya fakta dan data secara konkret untuk menjalankan fungsi serta tugas
yang dijalankan, Salah satu ahli yaitu Kartasasmita pada tahun 1983 menyampaikan
peran penting suatu organisasi internasional terutama PBB dalam
pemebentukannya, yaitu adanya cara dalam mengadministrasi masyarakat secara
sosial dengan adanya faktor general untuk memberikan kemudahan serta
merealisasikan tujuan Bersama secara okjektif, sehingga dalam penyampaian
tersebut dapat dikatakan bahwa pembentukan PBB ini merupakan proses
menjembatani antar negara dalam perdamaian dunia untuk melihat bagaimana pola
Kerjasama dengan adanya batas-batas yang selalu dijunjung tinggi, Kedudukan
PBB sendiri melihat kembali dengan sejarah yang sudah terjadi, pada tahun 1945,
adanya wakil terdiri dari 50 negara anggota menyetujui adanya piagam PBB
sebagai salah satu instrument untuk menetapkan hak dan kewajiban setiap
negaranya sesuai dengan prosedur ditetapkan oleh PBB, Perjanjian internasional
perlu adanya kekuatan prinsip untuk diutamakan dengan perjanjian serta persamaan
derajat berupa kedaulatan untuk memberikan jaminan atas keamanan, ada beberapa
tujuan dan kedudukan yang mendasari terbentuknya PBB.

Pertama yaitu PBB sebagai organisasi internasional memiliki fungsi dan


tujuan dalam memberikan suatu pelaksanaan kemanan dan kedamaian dunia,
sehingga berbagai konflik dan isu penjajahan yang terjadi perlu diselesaikan dengan
bijak, kedua adanya kedudukan PBB sebagai salah satu upaya dalam mewadahi
adanya hubungan antar negara dalam proses penciptaan perdamaian dengan cara
mengedepankan rasa hormat dan kesamaan, karena sejarah menyatakan dahulu
seringkali adanya ketidaksamaan derajat baik itu berupa pada aspek ekonomi,
sosial, budaya bahkan ras, dengan makna tersebut maka PBB selaku organisasi
internasional selalu mengedepankan persamaan derajat, ketiga kedudukan PBB
yaitu dengan selalu menyelesaikan permasalahan pada bidang
ekonomi,sosial,budaya dan kemanusian dengan cara menerapkan adanya sikap
kebebasan secara fundamental sebagai pihak yang memediasi ataupun
menyelesaikan permasalahan memlalui cara berkooperasi, dan yang terakhir
kedudukan PBB sebagai organisasi dalam usaha selalu menciptakan hubungan yang
harmonis untuk mencapai kondisi perdamaian dunia sebagai tujuan utama dengan
adanya kesetaraan dan selalu menjalin bentuk Kerjasama antar negara sesuai
dengan isi dari piagam PBB.

Hasil dari adanya piagam PBB memberikan suatu kedudukan terhadap


fungsi dan tugas yang dimiliki, dengan adanya kedaulatan untuk menciptakan
perdamaian dan kejelasan terkait keamanan bagi kedaultatan suatu negara dalam
menjamin hak dan kewajiban warga negara dalam memberikan suatu dorongan
bagaimana prinsip-prinsip yang terjalin dapat terpenuhi dengan baik, tidak adanya
intervensi berbagai pihak yang memiliki kepentingan memberikan suatu indikasi
bahwa keanggotaan pada organisasi internasional PBB ini bersifat terbuka dan
adanya kewajiban dalam mengemban berbagai aturan yang sudah berlaku atas
persetujuan Bersama.

Adanya istilah mengenai negara dan bangsa merupakan kedua hal yang
berbeda di dalam hukum internasional, mengapa hal ini terjadi, karena perlu dinngat
kembali bahwasannya bangsa terbentuk dari adanya proses keberadaan sekelompok
orang yang mempunyai kesamaan seperti ras, adat istiadat dan Bahasa, sedangkan
negara terbentuk dari adanya proses dalam adanya sekelompok orang yang berada
di wilayah tertentu yang diatur oleh peraturan hukum yang berlaku dan adanya
pemerintahan yang berdaulat dengan adanya pengakuan dari internal maupun
eksternal

Ada beberapa aspek yang dikatakan sebagai partisipan selain negara, yaitu
organisasi internasional, individu, dan perusahaan tidak hanya berkaitan erat
dengan ekonomi di dalam suatu negara saja, akan tetapi dengan adanya perusahaan
ini mampu memberikan suatu dampak dalam membangun serta merusak ruang
lingkup dalam hukum internasional bagi suatu negara, maka harus adanya suatu
kebijakan yang kuat dan bijak, karena pada dasarnya saat ini perusahaan dijadikan
sebagai subjek hukum internasional, karena adanya sikap negara yang
mengikutsertakan perusahaan tersebut sebagai subjek di dalam adanya hukum
internasional.
Melihat kembali dengan adanya kasus yang terjadi pada kondisi kelautan
negara Indonesia dikutip dari CNN pada awal tahun 2021, dijelaskan bahwa adanya
kapal tanker berbendera Iran dan panama melakukan suatu pelanggaran hukum
yang diterapkan di negara Indonesia, Ada berbagai indikasi yang mencuat kepada
publik berbagai pelanggaran yang dilakukan, pertama yaitu dengan adanya
pelanggaran Undang-Undang pelayaran menyangkut mengenai adanya rute
pelayaran, kedua yaitu adanya suatu proses penjualan minyak dengan cara
pendistribusian antar kapal, menurut Hukum Indonesia hal tersebut tidak dapat
dilakukan dan dilarang, ketiga adanya suatu pencemaran ekosistem laut, dengan
membuang berbagai zat yang memiliki suatu kandungan berbahaya bagi lingkugan
dengan adanya pencemaran, keempat adanya suatu proses tidak ada penerapan
bendera dan nama perusahaan induk kapal serta tidak adanya sinyal yang digunakan
sebagai identitas pelayaran, hal tersebut sangatlah berbahaya dengan adanya
dugaan bahwa kedaulatan negara Indonesia tercancam.

Kondisi yang terjadi memberikan suatu indikasi bahwa adanya hukum


internasional pada bidang kelautan pada subjek yang ditetapkan memberikan suatu
indikasi bahwa kasus tersebut menjadi permasalahan kompleks dengan tidak
adanya kepatuhan pada mandate konstitutsi yang berlaku yaitu Pasal 51 ayat (1)
UNLOS 1982, dimana adanya suatu aktivitas kelautan akan selalu memperhatikan
adanya hak yang dipenuhi serta kewajiban sebagai salah satu bentuk aktivitas
dengan adanya permintaan dari suatu negara melalui perjanjian Bilateral, Berbicara
mengenai hak asasi manusia sendiri pada kasus tersebut tentu adanya suatu
permasalahan yang terjadi akibat dari suatu pencemaran pada ekosistem laut akan
berdampak terahdap profesi yang selalu dijalankan oleh nelayan, hal tersebut
berkaitan dengan perlindungan atas kekayaan sumber daya kelautan yang dimiliki
sesuai dengan Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004, bahwa sumber daya
kelautan sebagai mata pencaharian melalui proses penangkapan ikan perlu adanya
suatu perlindungan dan pemberdayaan.

Melihat kondisi kasus tersebut dapat dilihat bahwa penerapan hukum perlu
adanya upaya kepatuhan melihat bagaimana hukum internasional digunakan
seluruh wilayah sebagai bentuk kedaulatan dengan melihat bagaimana subjek
hukum internasional secara jelas mengatur, sehingga Ketika aktivitas yang
dilakukan pada wilayah laut perlu adanya pemenuhan kewajiban sebagai bentuk
dari hak-hak yang didapatkan berdasarkan pada permintaan negara melalui
hubungan yang sudah disepakati secara jelas dengan tidak adanya pihak yang
dirungikan, serta organisasi PBB sebagai salah satu organisasi internasional yang
mengatur perlu adanya suatu pengawasan serta pengendalian melalui aturan kuat
sehingga memberikan dampak adanya kepatuhan yang selalu dijaga oleh setiap
negara.
DAFTAR PUSTAKA

(Agoes Profesor, 2021; Azizah & Wahyu Purnama Sari, 2014; Fahrudin & Solihin,
2018; Fiorentina, 2016; Geovanie, 2021; Gurinda, 2019; Kurnia, 2008;
Purnami et al., 2021; Rohman, 2019; Sunyowati, 2013)Agoes Profesor, E. R.
(2021). Hukum Laut Internasional (Unclos 1982 ): Implementasi Dan
Tantangan Ke Depan.

Azizah, S., & Wahyu Purnama Sari, S. (2014). Pengaturan Kawasan (The Area)
Dalam Hukum Laut Internasional. In Hukum Laut Internasional Dalam
Perkembangan (Vol. 3).

Fahrudin, A., & Solihin, A. (2018). Konsepsi Negara Kepulauan. Modul


Universitas Terbuka, 1–53. https://www.pustaka.ut.ac.id/lib/wp-
content/uploads/pdfmk/MMPI530202-M1.pdf

Fiorentina, I. M. B. A. I. M. P. D. J. (2016). Tinjauan Hukum Laut Internasional


Mengenai Perlindungan Hukum Nelayan Tradisional Indonesia. Kertha
Negara : Journal Ilmu Hukum, Vol. 04, No. 01, Februari 2016, 1–5.
https://ojs.unud.ac.id/index.php/Kerthanegara/article/view/18884/12338

Geovanie, D. G. (2021). Jurnal locus delicti. Ejournal2.Undiksha.Ac.Id, 2(April),


1–12.

Gurinda, N. C. H. (2019). PERAN PBB DALAM PERLINDUNGAN HAK ASASI


MANUSIA MENURUT KAJIAN HUKUM INTERNASIONAL.
Carbohydrate Polymers, 6(1), 5–10.

Kurnia, M. P. (2008). Hukum Internasional (Kajian Ontologis) (International Law


an Ontological Review). Risalah Hukum, 4(2), 77–85.

Purnami, N. P. I., Landra, P. T. C., & Utari, A. A. S. (2021). Tinjauan Hukum Laut
Internasional Mengenai Tanggungjawab Terkait Pencemaran Lingkungan
Akibat Tumpahan Minyak Di Wilayah Tumpang Tindih Zona Ekonomi
Eksklusif Antara Indonesia Dan Malaysia Yang Terletak Di Perairan Selat
Malaka. Jurnal Udayana, 6(11), 1–15.

Rohman, A. (2019). Desain Proposal Penelitian. 0308038002, 1–33.


https://penelitian.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/295/2019/04/Desain-
dan-Rancangan-Penelitian.pdf

Sunyowati, D. (2013). HUKUM INTERNASIONAL SEBAGAI SUMBER


HUKUM DALAM HUKUM NASIONAL (Dalam Perspektif Hubungan
Hukum Internasional Dan Hukum Nasional Di Indonesia). Jurnal Hukum Dan
Peradilan, 2(1), 67. https://doi.org/10.25216/jhp.2.1.2013.67-84

You might also like