You are on page 1of 39

Struktur dan Komponen Sistem Tenaga

Dr. Ir. Nanang Hariyanto


Dr. Fathin Saifur Rahman, S.T., M.T.
Sistem Tenaga Listrik
 Kebutuhan energi listrik dipenuhi menggunakan berbagai macam sumber energi
Bahan bakar fosil: batubara, minyak bumi, gas
Energi terbarukan: air, photovoltaic, angin, geotermal, dll

 Sistem tenaga listrik:


Energi tidak dapat disimpan dalam skala besar dengan mudah
Permintaan energi harus segera dipenuhi oleh unit-unit pembangkitan
Jika tidak dipenuhi: akan terjadi perubahan frekuensi pada sistem

 Hal yang harus diperhatikan dalam penyaluran tenaga listrik:


Keandalan (reliability): meliputi kecukupan (adequacy) dan keamanan (security)
Kualitas daya (power quality)
Ekonomis
Pada masyarakat modern: aspek lingkungan
Struktur Sistem Tenaga Listrik
Komponen sistem tenaga: High voltage
 Pusat pembangkit Power transmission lines
substation
 Sistem transmisi
Level tegangan transmisi PLN:
Tegangan Ekstra Tinggi: 275 kV, 500 kV Transformer
Power plant

Tegangan Tinggi: 150 kV, 70 kV


 Pusat beban
Sistem distribusi tegangan menengah Transformer
(20 kV) dan tegangan rendah (220/380 V)

Consumer
Single-line Diagram (SLD)

 Disebut juga one-line diagram.


 Tingkat detail tergantung aplikasi.
 Sistem direpresentasikan per-fasa.
Future Power Systems

Sumber: Richard Hoggett, “People, Demand and Governance in Future Energy Systems”, EPG Working Paper: EPG1701, University of Exeter, UK
Pusat Pembangkit
Jenis pusat pembangkit di Indonesia:
 Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)
 Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG)
 Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU)
 Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD)
 Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP)
 Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)
 Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM)
 Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)
 Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (Angin) (PLTB)
 Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa (PLTBio)
 Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN)
Generator Sinkron
Stator with
Round Rotor Machine laminated iron-core
C
 The stator is a ring shaped A
Slots with
laminated iron-core with slots.
winding
B’
 Three phase windings are
A
placed in the slots. C
 Round solid iron rotor with N S
Rotor with dc
slots. winding C’
 A single winding is placed in A’
the slots. Dc current is B
supplied through slip rings. B
Konstruksi Rotor

Rotor silinder Rotor tonjol


(non-salient/round rotor) (salient-pole rotor)

Rotor silinder: biasanya 2 atau 4 kutub  kecepatan tinggi


Rotor tonjol: jumlah kutub 4 atau lebih  kecepatan rendah
Stator dan Rotor Generator Sinkron
Rotor tonjol
(salient-pole rotor)

Stator
2 jenis belitan:
 Belitan jangkar (armature Rotor silinder
winding) pada stator (non-salient/round rotor)
 Belitan medan (field winding)
pada rotor  menggunakan
arus searah
Pemodelan Generator
Operasi Generator

Beban resistif

Beban induktif
(lagging power factor)

Beban kapasitif
(leading power factor)
Pusat Pembangkit
𝑃 = 𝑉𝑡 𝐼𝑎 cos 𝜃 𝑄 = 𝑉𝑡 𝐼𝑎 sin 𝜃

Normal excitation 𝐸𝑖 cos 𝜃 = 𝑉𝑡

Overexcited 𝐸𝑖 cos 𝜃 > 𝑉𝑡

Underexcited 𝐸𝑖 cos 𝜃 < 𝑉𝑡


Kurva Kapabilitas ( Capability Curve )
Field Current Limit

Armature Current
Limit

End Region
Heating Limit
Kendali Generator
 Kendali tegangan:
 Pengendalian eksitasi
dengan AVR (automatic
voltage regulator)

 Kendali frekuensi:
 Pengendalian putaran
turbin dengan governor
Sistem Transmisi
Pembagian berdasarkan:
 Arus (daya):
 Bolak-balik
 Searah

 Fisik instalasi:
 Saluran Udara (OHL)
 Saluran kabel tanah (underground cable)
 Saluran kabel laut (submarine cable)

 Level tegangan
 70 kV
 150 kV
 275 kV
 500 kV
Sistem Transmisi
Gardu Induk (GI):
 Adalah suatu instalasi listrik pasangan luar atau pasangan dalam yang merupakan
bagian dari sistem tenaga listrik, merupakan simpul di dalam sistem tenaga listrik.
 Berfungsi menerima dan menyalurkan tenaga listrik, menaikkan dan menurunkan
tegangan sesuai dengan tingkat tegangan kerjanya, tempat melakukan kerja switching
rangkaian suatu sistem tenaga listrik.

Gardu Induk AC Gardu Induk DC


Gardu Induk (GI)
Gardu Induk Isolasi Gas (GIS)

Gardu Induk Isolasi Udara


Konstruksi Gardu Induk
Berdasarkan tegangan, letak pasangan, media insulasi rel-daya:
 Pasangan dalam dengan insulasi udara (indoor air insulated/conventional substation)
 Pasangan dalam dengan insulasi gas SF6 (indoor gas insulated substation)
 Pasangan luar dengan insulasi udara (outdoor air insulated/conventional substation)
 Pasangan luar dengan insulasi gas SF6 (outdoor gas insulated substation)
Konfigurasi Sistem Rel-Daya dan Pemutus Tenaga
SISTEM REL-DAYA TUNGGAL SISTEM REL-DAYA GANDA
(TANPA/DENGAN SECTIONALIZER) DENGAN SATU PEMUTUS-TENAGA
I I

II

SISTEM REL-DAYA GANDA


DENGAN DUA PEMUTUS-TENAGA SISTEM REL-DAYA GANDA DENGAN
I SATU-SETENGAH PEMUTUS-TENAGA
II

I II
Konfigurasi Sistem Rel-Daya dan Pemutus Tenaga
SISTEM REL-DAYA BANYAK DGN
SATU PEMUTUS-TENAGA SISTEM REL-DAYA CINCIN

II

III
Konfigurasi Sistem Rel-Daya Pada GI PLN
Pemilihan suatu sistem rel-daya gardu induk ditentukan dengan mempertimbangkan
keperluan operasi dan pemeliharaan, tingkat ketersediaan dan keandalan yang
disyaratkan, kebutuhan besar beban dan perkembangannya serta faktor ekonomi.

Konfigurasi sistem rel-daya yang terdapat pada gardu-gardu induk PT. PLN (Persero)
adalah:
 Seluruh GI 500 kV dan beberapa GI 150 kV menggunakan sistem rel-daya ganda
dengan satu-setengah pemutus-tenaga.

 Sebagian besar GI 150 kV dan GI 70 kV menggunakan sistem rel-daya ganda dengan


satu pemutus-tenaga.

 Sebagian kecil GI 150 kV dan GI 70 kV menggunakan sistem rel-daya tunggal dengan


satu pemutus-tenaga.
Pusat Beban – Sistem Distribusi
Saluran Distribusi
Jaringan Distribusi Primer (Tegangan Menengah, PLN: 20 kV)
Jaringan Distribusi Sekunder (Tegangan Rendah, PLN: 380 V/220 V)

Gardu Distribusi
 Menerima dan menyalurkan tenaga listrik dan menurunkan tegangan dari tegangan
menengah ke tegangan rendah

Gardu Hubung
 Menerima dan menyalurkan tenaga listrik pada tegangan menengah yang sama.
Sistem Distribusi
Struktur Jaringan Sistem Distribusi (Jaringan Tegangan Menengah)
Beberapa jenis struktur jaringan sistem distribusi:
 Struktur Jaringan Radial
 Struktur Jaringan Open Loop
 Struktur Jaringan Loop
 Struktur Jaringan Spindle
 Struktur Jaringan Cluster
 Struktur Jaringan Margerithe
Struktur Jaringan Radial
 Energi listrik disalurkan ke konsumen melalui satu penyulang/feeder dan hanya satu
arah.
 Struktur sederhana (biaya relatif murah) sehingga banyak digunakan.
 Keandalan kurang.

150 kV

Trafo GI
beban
20 kV
Struktur Jaringan Open Loop
 Merupakan perluasan jaringan radial dengan cadangan pasokan dari penyulang lain.
 Struktur sederhana (memerlukan kecermatan dalam manuver beban).
 Sumber pasokan dapat dari GI yg sama atau dari GI yang lain.
 Keandalan lebih tinggi dari radial.

150 kV
Open loop dari 2 GI

Trafo GI

20 kV

beban
Open loop dari 1 GI
Struktur Jaringan Loop
 Merupakan struktur jaringan tertutup yang dimulai dari suatu gardu induk mengelilingi
daerah beban dan kembali ke gardu induk tersebut.
 Memerlukan proteksi dan pemeliharaan yang rumit sehingga memerlukan biaya
pembangunan dan pemeliharaan lebih mahal.
 Keandalan relatif tinggi.

PMT
beban
150 kV

Trafo GI

20 kV
Struktur Jaringan Spindle
 Merupakan perluasan dari jaringan radial dengan penambahan penyulang lebih banyak
lagi, yang kesemuanya bertemu pada suatu titik yang merupakan gardu switching
(gardu refleksi).
 Struktur lebih kompleks (biaya relatif mahal), digunakan 1 penyulang ekspres yang
dalam kondisi normal tidak dibebani.
 Keandalan tinggi.
150 kV beban
PMT

Gardu
refleksi

Penyulang ekspres
Trafo GI

20 kV
Struktur Jaringan Cluster
 Merupakan pengembangan dari jaringan spindle, dengan ditandai terdapatnya 2 gardu
refleksi atau lebih.
 Biaya pembangunan dan perawatan lebih tinggi.
 Keandalan tinggi.
PMT

150 kV
beban

Express feeder / penyulang ekspres


Trafo GI

Ekspress feeder
Gardu
refleksi

20 kV Gardu refleksi
Struktur Jaringan Margerithe
 Merupakan struktur jaringan yang terdiri dari penggabungan antara jaringan spindle
dengan jaringan loop.
 Biaya pembangunan dan perawatan sangat tinggi.
 Keandalan paling tinggi.
PMT
beban
150 kV 150 kV

Ekspress feeder Trafo GI

Trafo GI

20 kV

20 kV
Resume Perbandingan Struktur Jaringan Distribusi

Faktor Radial Loop Ring Spindle Cluster Margerithe

Jumlah
4 12 18 7 6 9
PMT
Jumlah
1 2 2 7 6 5
kabel
rendah Lebih tinggi Lebih tinggi Lebih tinggi Lebih tinggi Paling tinggi
Keandalan dari radial dari loop dari radial dari spindle
murah mahal mahal mahal mahal Sangat mahal
harga

Proteksi mudah rumit rumit rumit rumit Sangat rumit


jaringan
Daerah dengan Daerah Daerah Daerah Daerah luas & Daerah pedesaan
Aplikasi beban pemukiman pemukiman perkotaan daya terpasang yang jaraknya cukup
rendah/sedang penduduk penduduk cukup besar jauh
Gardu Distribusi
Pemodelan Beban
Pemodelan Beban

Di mana
Komponen Lain
Elemen shunt dan seri:
 shunt capacitor, shunt reactor
 series capacitor
FACTS (Flexible AC Transmissio Systems) device
 Static VAR compensator (SVC)
 Static compensator (STATCOM)
 Dan lain-lain
Sistem proteksi, meliputi:
 Circuit breaker/PMT (pemutus daya)
 Rele proteksi
 Dan lain-lain
Lain-lain
Topologi Jaringan 500 kV Jawa Bali
Sumber: PT PLN (Persero) P3JB, Agustus 2005

SURALAYA

CILEGON
BLRJA
KMBNGBKASI MRTWR
U
CWANG

GANDUL
CIBATU
JAWA
CRBON
CRATA
DEPOK CIBNG TJATI
MADURA
CSKAN
BDSLN BABAT GRSIK
SGLNG PWRDI
UNGAR
SBBRT
SBLTN
TSMYA
GIL Paiton

KLATEN
GRATI PAITON
(PEDAN) KEDIRI BALI
GITET Tasikmalaya

Keterangan : GITET Kediri

Gardu Induk Tegangan Estra Tinggi (GITET) Existing


Gardu Induk Tegangan Estra Tinggi (GITET) Rencana
Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi Existing
Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi Rencana
Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi Rencana
GIL Gas Insulalated Lines
Strategi Pengaturan Frekuensi (Contoh untuk Sistem Jawa Bali)
50,0 Hz Normal : 50  0,2 Hz

49,5 Hz Excursion: 0,5Hz Brown Out

Manual load shedding

49,0 Hz Stage 1
48,9 Hz Stage 2
Skema Underfrequency Load Shedding (UFLS)
48,8 Hz Stage 3
- Menggunakan rele frekuensi
48,7 Hz Stage 4
48,6 Hz Stage 5 - Otomatis dijalankan jika memenuhi setting frekuensi dan
48,5 Hz Stage 6 waktu tunda (time delay)-nya

48,4 Hz Stage 7
48,3 Hz Island Operation Stage 1

48,1 Hz Island Operation Stage 2

47,5 Hz Host Load


Sistem Kelistrikan Jakarta
Agustus 2005

Transmisi 70 kV
Transmisi 150 kV
Transmisi 500 kV
Transmisi 150 kV
sedang dibangun
Transmisi 500 kV
sedang dibangun
Transmisi 150 kV
Rencana
Duck Curve

You might also like