You are on page 1of 8

Nama : Resti Miftah Nurjanah

NIM 200114042
S1 Keperawatan Tingkat 2

Resume Patient Safety Dan K3


7 Langkah Menuju keselamatan Pasien

Pengertian

Keselamatan pasien adalah hal yang sangat pentinguntuk diperhatikan oleh setiap
petugas kesehatan yang terlibat dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada
pasien. Tindakan pelayanan, peralatan pelayanan, dan lingkungan sekitar pasien harus
mendukung keselamatan serta kesembuhan pasien. Tindakan keperawatan yang
diberikan kepada pasien juga diharapkan dapat menunjang kesemalatan pasien karena
proses keperawatan yang diberikan oleh perawat berhubungan dengan keselamatan pa
sien (patient safety). Apabila dalam tindakan proses keperawatan terjadi kesalahan,
memungkinkan terjadinya kecelakaan kerja yang dapat mengancam keselamatan
pasien. Aplikasi keselamatan pasien dapat terwujud kita melakukan sesuai dengan
prosedur atau langkah- langkah dalam mencapai keselamat pasien. Pada penelitian ini
akan dibahas mengenai tujuh langkah menuju keselamatan pasien dalam
meningkatkan kualitas keselamatan pasien dirumah sakit.

Undang-Undang Nomor 44  Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, Pasal 43 ayat (1)
mewajibkan Rumah Sakit menerapkan standar keselamatan pasien.Yang dimaksud
dengan keselamatan pasien (patien safety) adalah proses dalam suatu Rumah Sakit
yang memberikan pelayanan pasien yang lebih aman. Termasuk di dalamnya asesmen
risiko, identifikasi, dan manajemen risiko terhadap pasien, pelaporan dan analisis
insiden, kemampuan untuk belajar dan menindaklanjuti insiden, dan menerapkan
solusi untuk mengurangi serta meminimalisir timbulnya risiko. Standar keselamatan
pasien tersebut menurut Pasal 43 ayat (2) dilaksanakan melalui pelaporan insiden,
menganalisa, dan menetapkan pemecahan masalah dalam rangka menurunkan angka
kejadian yang tidak diharapkan.Yang dimaksud dengan insiden keselamatan pasien
adalah kesalahan medis (medical error), kejadian yang tidak diharapkan (adverse
event), dan nyaris terjadi (near miss).Untuk meningkatkan mutu pelayanan Rumah
Sakit, Menteri Kesehatan menurut Pasal 3 ayat (1) Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 1691/Menkes/Per/VIII/2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit,
membentuk Komite Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit.Komite Nasional
tersebut merupakan organisasi nonstruktural dan independen dibawah koordinasi
direktorat jenderal yang membidangi rumah sakit, serta bertanggung jawab kepada
Menteri.Keanggotaan Komite ditetapkan dengan Keputusan Menteri Kesehatan atas
usulan Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan.  Jumlahnya 11 orang yang terdiri
dari unsur Kementerian Kesehatan, asosiasi perumahsakitan dan pakar
perumahsakitan.Tugas Komite adalah memberikan masukan dan pertimbangan
kepada Menteri Kesehatan dalam rangka penyusunan kebijakan nasional dan
peraturan keselamatan pasien Rumah Sakit.Rumah Sakit dan tenaga kesehatan yang
bekerja di Rumah Sakit wajib melaksanakan program dengan mengacu pada
kebijakan nasional Komite Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit.

TUJUH LANGKAH

Standar keselamatan pasien menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor


1691/Menkes/Per/VIII/2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit, Pasal 7 ayat
(2) meliputi:

1. Hak pasien;
2. Mendidik pasien dan keluarga;
3. Keselamatan pasien dalam kesinambungan pelayanan;
4. Penggunaan metode peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan program
peningkatan keselamatan pasien;
5. peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien;
6. Mendidik staf tentang keselamatan pasien;dan
7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien.
Selanjutnya Pasal 8 Peraturan Menteri Kesehatan tersebut diatas mewajibkan
setiap Rumah Sakit untuk mengupayakan pemenuhan Sasaran Keselamatan Pasien
yang meliputi tercapainya 6 (enam) hal sebagai berikut:

1. Ketepatan identifikasi pasien;


2. Peningkatan komunikasi yang efektif;
3. Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai;
4. Kepastian tepat-lokasi, tepat-prosedur, tepat-pasien operasi;
5. Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan;dan
6. Pengurangan risiko pasien jatuh.

Dalam rangka menerapkan Standar Keselamatan Pasien, menurut Pasal 9


Peraturan Menteri Kesehatan tersebut diatas, Rumah Sakit melaksanakan Tujuh
Langkah Menuju Keselamatan Pasien Rumah Sakit yang terdiri dari:

1. Membangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien;


2. Memimpin dan mendukung staf;
3. Mengintegrasikan aktivitas pengelolaan risiko;
4. Mengembangkan sistem pelaporan;
5. Melibatkan dan berkomunikasi dengan pasien;
6. Belajar dan berbagi pengalaman tentang keselamatan pasien;dan
7. Mencegah cedera melalui implementasi sistem keselamatan pasien.

Melalui penerapan tujuh langkah tersebut diharapkan hak pasien yang dijamin
dalam Pasal 32 Undang-Undang Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit,
terpenuhi.  Hak tersebut antara lain untuk memperoleh layanan kesehatan yang
bermutu sesuai dengan standar profesi dan standar prosedural operasional serta
layanan yang efektif dan efisien sehingga pasien terhindar dari kerugian fisik dan
materi.

Asosiasi perumahsakitan dan organisasi profesi kesehatan menurut Pasal 10


Peraturan Menteri Kesehatan tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit, wajib
berperan serta dalam persiapan penyelenggaraan Program Keselamatan Pasien Rumah
Sakit.

Rumah sakit yang harus merancang proses baru atau memperbaiki proses yang
ada. Proses perancangan tersebut harus mengacu pada visi, misi, dan tujuan rumah
sakit, kebutuhan pasien, petugas pelayanan kesehatan, kaidah klinis, praktik bisnis
yang sehat, dan faktor-faktor lain yang berpotensi risiko bagi pasien sesuai dengan
“Tujuh Langkah Keselamatan Pasien Rumah Sakit”. Tujuh Langkah Menuju
Keselamatan Pasien Rumah Sakit sebagai berikut:

1. Membangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien.

Menciptakan kepemimpinan dan budaya yang terbuka dan adil.

Menciptakan kepemimpinan dan budaya yang terbuka dan adil.

2. Memimpin dan mendukung staf.

Membangun komitmen dan fokus yang kuat dan jelas tentang Keselamatan
Pasien di rumah sakit.

3. Mengintegrasikan aktivitas pengelolaan risiko Mengembangkan sistem dan


proses pengelolaan risiko, serta lakukan identifikas dan asesmen hal yang
potensial bermasalah.

4. Mengembangkan sistem pelaporan

Memastikan staf dapat melaporkan kejadian/ insiden, serta rumah sakit mengatur
pelaporan kepada Komite Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit

5. Melibatkan dan berkomonikasi dengan pasien

Mengembangkan cara-cara komunikasi yang terbuka dengan pasien.

6. Belajar an berbagi pengalaman tentang keselamatan kerja

Mendorong staf untuk melakukan analisis akar masalah untuk belajar bagaimana
dan mengapa kejadian itu timbul.

7. Mencegah cedera melalui implementasi sistem keselamatan pasien.

Menggunakan informasi yang ada tentang kejadian/masalah untuk melakukan


perubahan pada sistem pelayanan.

Tujuh Standar Keselamatan Pasien :

Hak pasien
1. Mendidik pasien dan keluarga
2. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
3. Penggunaan metoda-metoda peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan
4. program peningkatan keselamatan pasien
4. Peran kepemimpinan dalam meningkatan keselamatan pasien
5. Mendidik staf tentang keselamatan pasien
6. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien

Enam Sasaran Keselamatan Pasien :

1. Ketepatan identifikasi pasien


2. Peningkatan komunikasi yang efektif
3. Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai (high-allert)
4. Kepastian tepat-lokasi, tepat-prosedur, tepat pasien operasi
5. Pengurangan risiko infeksi tekait pelayanan kesehatan
6. Pengurangan risiko pasien jatuh

Rumah Sakit Wajib Membentuk TKPRS

Peraturan Menteri Kesehatan tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit, Pasal 6


mewajibkan setiap Rumah Sakit membentuk Tim Keselamatan Pasien Rumah Sakit
(TKPRS) yang ditetapkan oleh Kepala Rumah Sakit sebagai pelaksana kegiatan
keselamatan pasien.TKPRS bertanggung jawab kepada Kepala Rumah
Sakit.Keanggotaan TKPRS terdiri dari manajemen Rumah Sakit dan unsur dari
profesi kesehatan di Rumah Sakit.

Tugas TPKRS adalah :

1. Mengembangkan program keselamatan pasien Rumah Sakit sesuai dengan


kekhususan Rumah Sakit tersebut;
2. Menyusun kebijakan dan prosedur terkait dengan program keselamatan pasien
Rumah Sakit;
3. Menjalankan peran untuk melakukan motivasi, edukasi, konsultasi, pemantauan
(monitoring) dan penilaian (evaluasi) tentang terapan (implementasi) program
keselamatan pasien Rumah Sakit;
4. Bekerja sama dengan bagian pendidikan dan pelatihan Rumah Sakit untuk
melakukan pelatihan internal keselamatan pasien Rumah Sakit;
5. Melakukan pencatatan, pelaporan insiden, analisa insiden serta mengembangkan
solusi untuk pembelajaran;
6. Memberikan masukan dan pertimbangan kepada Kepala Rumah Sakit dalam
rangka pengambilan kebijakan Keselamatan Pasien Rumah Sakit;dan
7. Membuat laporan kegiatan kepada Kepala Rumah Sakit.

Pelaporan Insiden ,Analisis Dan Solusi

Sistem pelaporan insiden menurut Pasal 11 ayat (1) Peraturan Menteri Kesehatan
tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit dilakukan di internal Rumah Sakit dan
kepada Komite Naional Keselamatan Pasien Rumah Sakit

Pada ayat (2) ditentukan, pelaporan insiden kepada Komite Nasional


Keselamatan Pasien Rumah Sakit mencakup KTD, KNC dan KTC, dilakukan setelah
analisis dan mendapatkan rekomendasi dan solusi dari TKPRS.

Pelaporan insiden kepada Komite Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit


harus dijamin keamanannya, bersifat rahasia, anonim (tanpa identitas), tidak mudah
diakses oleh yang tidak berhak.Pelaporan tersebut ditujukan untuk menurunkan
insiden dan mengoreksi sistem dalam rangka meningkatkan keselamatan pasien dan
tidak untuk menyalahkan orang (non blaming).

Setiap insiden menurut Pasal 12 Peraturan Menteri Kesehatan tentang


Keselamatan Pasien Rumah Sakit, harus dilaporkan secara internal kepada TKPRS
dalam waktu paling lambat 2x 24 jam sesuai format laporan yang ditentukan.

TKPRS melakukan analisis dan memberikan rekomendasi serta solusi atas insiden
yang dilaporkan.

TKPRS melaporkan hasil kegiatannya kepada Kepala Rumah Sakit.


Rumah Sakit menurut Pasal 13 Peraturan Menteri Kesehatan tentang
Keselamatan Pasien Rumah Sakit harus melaporkan insiden,analisis,rekomendasi dan
solusi Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) secara tertulis kepada Komite Nasional
Keselamatan Pasien Rumah Sakit sesuai dengan format yang ditentukan.Komite
Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit melakukan pengkajian dan memberikan
umpan balik (feedback) dan solusi atas laporan KTD secara nasional.

DAFTAR PUSTAKA

Permenkes nomor 1691/Menkes / V / 2011. Tentang Keselamatan Pasien


Jamsos Indonesia.(2019). 7 Langkah Menuju Keselamatan Pasien
https://www.jamsosindonesia.com/cetak/printout/453. diakses pada tanggal
10 November 2021

Smart Plus.(2014).7 Langkah Menuju Keselamatan Pasien


https://smartplusconsulting.com/2014/07/tujuh-langkah-menuju-keselamatan
-pasien-rumah-sakit/

You might also like