Professional Documents
Culture Documents
SEPA Vol 7 No 2011-Eko Murdiyanto
SEPA Vol 7 No 2011-Eko Murdiyanto
Eko Murdiyanto
Program Studi Agribisnis UPN “Veteran” Yogyakarta
e-mail: ekomur_upnyk@yahoo.com
Abstract
The development of the community as one of the model development approach is an effort
involving the active participation of local communities and their existing resources, is no exception in
the process of optimizing the ordinary village a village tour . These changes occurred along with the
potential and needs of people going places that are still natural. Karanggeneng Tourist Village has a
great potential in history, natural environment or geography and landscape, economy and culture
Social and Architectural and spatial structure to develop a tourist village into tourist destination.
The condition of people who are still was very embarrassed to participate in thoughts, energy
and matter into its own constraints which need to be addressed wisely by the managers of rural
tourism. This is related to the character of rural communities that are reluctant to stand out, though in
fact is ready to actively participate if invited by the manager to participate.
During this tour a lot of activity in the village supported by the manager of youth and youth with
the mainstay of outbound packets. Therefore in rural tourism development should be based on
Karanggeneng community participation in attractions and tour packages. The involvement all citizens
are expected to provide additional income to the community.
91
SEPA: Vol 7 No. 2 Pebruari 2011: 91-101 ISSN: 1829-9946
92
SEPA: Vol 7 No. 2 Pebruari 2011: 91-101 ISSN: 1829-9946
meliputi: aspek sejarah, lingkungan alam atau 2. lingkungan alam atau kondisi geografis
kondisi geografis dan bentang alam suatu desa, dan bentang alam
Sosial ekonomi dan budaya masyarakat, dan Desa Wisata Karanggeneng memiliki
Arsitektur dan struktur tata ruang. keunggulan dalam lingkungan alam atau
1. Aspek sejarah kondisi geografis dan bentang alam sebagai
Sejarah terbentuknya Desa Wisata sebuah desa wisata yang layak untuk dikunjungi
Karanggeneng sebagai salah satu desa wisata oleh para wisatawan, baik domestik maupun
terletak di Kelurahan Purwobinangun, mancanegara. Hembusan angin desa yang sejuk
Kecamatan Pakem dikembangkan oleh para dan gemericik air jernih dari mata air yang
pemuda yang tergabung dalam karang taruna melintasi desa ini, memberi penghidupan bagi
tidak dapat dipisahkan dari sejarah desa wisata warga desa. Hamparan sawah di sana juga
Srowolan. Padukuhan Karanggeneng bersama dihidupi oleh air ini. Air bagi warga
Padukuhan Gatep Srowolan dan Padukuhan Karanggeneng merupakan berkah nyata dari
Gandok Kadilobo pada awalnya bersama-sama Dewi Sri, dewi yang bercocok tanam dalam
bergabung membentuk Desa Wisata Srowolan. kepercayaan Hindu. Ini berawal sejak
Desa wisata ini merupakan satu dari 36 desa ditemukannya kembali tiga belik (sumber mata
wisata di Kabupaten Sleman. Desa wisata air) di Desa Wisata Karanggeneng yakni belik
Srowolan diuntungkan oleh Sanggar Budaya Nyamplung, belik Kepepet, dan Kemantren
Sayuti Melik dan Pasar Perjuangan Srowolan Belanda. Tanah yang tadinya kering, kini
(didirikan pada 1921) sebagai objek wisata menjadi produktif karena dapat ditanami padi.
sejarah, masyarakat ketiga dusun tersebut lantas Dari belik ini pulalah, Desa Wisata
menyadari bahwa selain potensi pertanian desa, Karanggeneng menawarkan untuk berwisata
terdapat peluang ekonomi lainnya untuk dengan nuansa alam pedesaan.
dikembangkan lebih lanjut yaitu pariwisata. Desa Wisata Karanggeneng
Melihat cita-cita masyarakat desa yang menyuguhkan area-area wisata pembelajaran
besar, maka Forum Merti Dusun yang dipimpin alam yang dikelola oleh Shaba (Sahabat Alam)
GKR Pembayun serta Dinas Kebudayaan dan dan Agromina Karang Asri. Shaba menawarkan
Pariwisata Kabupaten Sleman mendorong tempat rekreasi desa berupa pendapa lesehan
secara konkret dan terus-menerus upaya-upaya rumah makan tradisional, kolam pemancingan,
pembangunan kawasan desa wisata. Sejak itu, kawasan pendidikan alam, serta berbagai arena
perhatian masyarakat lebih banyak tercurah permainan. Shaba juga menyediakan area
pada pengembangan desa wisata. Kawasan ini permainan, seperti jembatan lumpur, bandulan
akhirnya diresmikan sebagai desa wisata pada tambang, outbound panjat kayu dan jaring laba-
28 Oktober 2007 bersamaan dengan peringatan laba, permainan air, serta permainan lumpur di
hari Sumpah Pemuda ke-79. sawah. Memburu ikan, main bola, ngluku
Sejak tahun 2009 masing-masing (membajak sawah dengan sapi sebagai
pedukuhan memisahkan diri menjadi desa penariknya), nggaru (menyiapkan lahan tanam
wisata-desa wisata yang mandiri. Pemisahan ini pagi dengan alat tradisional), jelajah sumber
terjadi karena masing-masing pedukuhan mata air, serta mandi alam .
memiliki potensi-potensi yang berbeda dan sulit Bagi wisatawan yang gemar
dikemas dalam satu paket yang sama serta memancing, Agromina Karang Asri
pengelolaan yang berbeda. Desa Wisata menyediakan Embung Karanggeneng. Embung
Karanggeneng sebagai salah satu desa wisata Karanggeneng merupakan kolam penampung
merupakan satu-satunya desa wisata yang air hujan yang dikembangkan menjadi
dikembangkan oleh para pemuda yang blumbang (kolam) ikan. Dengan karcis seharga
tergabung dalam karang taruna yang dikelola Rp 10.000,00, wisatawan dapat memancing
oleh Shaba (Sahabat Alam) dan Agromina berapapun jumlah ikan yang diperoleh dalam
Karang Asri dengan tampilan utama berupa sehari. Selain itu di Agromina Karang Asri
outbond dan perikanan. juga menyediakan outbond dan tempat untuk
berkemah atau camping.
93
SEPA: Vol 7 No. 2 Pebruari 2011: 91-101 ISSN: 1829-9946
94
SEPA: Vol 7 No. 2 Pebruari 2011: 91-101 ISSN: 1829-9946
95
SEPA: Vol 7 No. 2 Pebruari 2011: 91-101 ISSN: 1829-9946
pengurus meskipun diminta menjadi memberikan usulan atau saran baik dlam
pengurus, dan terdapat 54,84% responden pertemuan ataupundi luar pertemuan
yang tidak bersedia menjadi pengurus desa mengenai paket program wisata, penentuan
wisata meskipun tidak diminta. Hal ini harga, dan evaluasi terhadap kegiatan di
berarti bahwa kesadaran warga untuk desa wisata.
berpartisipasi masih terbatas pada kesadaran Berdasarkan ketiga hal tersebut
dalam bentuk pemikiran,belum pada kesediaan menjadi pengurus perlu mendapat
partisipasi secara langsung sebagai perhatian, karena terdapat 31% - 41%
pengurus. responden yang tidak bersedia memberikan
Hasil perhitungan tingkat partisipasi saran atu usulan mengenai program wisata,
masyarakat di Dusun Karanggeneng dalam penentuan harga, dan evaluasi terhadap
pemikiran tentang kemauan masyarakat kegiatan di desa wisata. Hal ini disebabkan
dalam pegembangan desa wisata karena masyarakat berpedapat bahwa segala
menunjukkan bahwa tingkat partisipasi sesuatu yang berkaitan dengan program
warga termasuk tinggi. Hal ini ditunjukkan wisata, penentuan harga, dan evaluasi
dari angka partisipasi sebesar terhadap kegiatan di desa wisata menjadi
55.71%responden termasuk kategori tugas dan kewajiban sepenuhnya dari
partisipasi tinggi dan hanya 44.29% yang pengelola yang betul-betul memahami dan
termasuk sedang serta tidak ada responden mengerti tentang program wisata, penentuan
yang memiliki kategori partisipasi yang harga, dan evaluasi terhadap kegiatan di
rendah. Namun kategori ini terjadi pada desa wisata. Hal ini berarti bahwa kemauan
responden yang apabila diminta untuk warga untuk berpartisipasi masih terbatas
partisipasi. Kondisi berbeda pada responden pada kemauan dalam bentuk pemikiran,
yang apabila tidak diminta dalam belum pada partisipasi secara langsung
berpartisipasi, terjadi penurunan tingkat dalam penentuan program wisata, penentuan
partisipasi yaitu hanya 41.43%responden harga, dan evaluasi terhadap kegiatan di
termasuk kategori partisipasi tinggi dan desa wisata.
58.57%yang termasuk sedang serta tidak ada
responden yang memiliki kategori 2. Tingkat partisipasi masyarakat dalam
partisipasi rendah. tenaga
Partisipasi masyarakat dalam pemikiran, Partisipasi masyarakat dalam tenaga
tentang kemauan berbeda apabila merupakan sumbangan berupa tenaga atau
masyarakat diminta untuk berpartisipasi fisik yang diperlukan dalam pengembangan
dengan apabila tidak diminta. Terjadi desa wisata. Partisipasi ini dapat dilihat dari
kecenderunan penurunan partisipasi dari kesiapan secara fisik dalam mempersiapkan
partisipasi yang diminta menjadi partisipasi area kunjungan, pemandu wisata,
yang tanpa diminta. Tingkat partisipasi yang penyediaan saran prasarana dan penyediaan
tinggi mengalami penurunan sebesar peralatan penunjang kegiatan.
14.28%, dan beralih ke tingkat partisipasi Hasil perhitungan tingkat partisipasi
sedang, sehingga tingkat partisipasi sedang masyarakat di Dusun Karanggeneng dalam
mengalami kenaikan sebesar 14.28%. Hal tenaga pada saat persiapan kegiatan desa
ini berarti bahwa dalam pemikiran tentang wisata menunjukkan bahwa tingkat
kemauan masyarakat masih ‘malu-malu’ partisipasi warga termasuk tinggi. Hal ini
untuk berpartisipasi, namun penurunan ditunjukkan dari angka partisipasi sebesar
tersebut masih dalam tingkat sedang. Tidak 80.00% responden termasuk kategori
ada perubahan dalam tingkat partisipasi partisipasi tinggi dan hanya 14.29% yang
yang rendah, artinya masyarakat sudah termasuk sedang serta 5.71% responden
memiliki kesiapan untuk berpartisipasi yang memiliki kategori partisipasi yang
dalam pemikiran tentang kemauan untk rendah. Namun kategori ini terjadi pada
mengembangkan desa wisata, hanya saja responden yang apabila diminta untuk
masyarakat masih harus diajak ecara aktif partisipasi. Kondisi berbeda pada responden
oleh pengelola untuk berpartisipasi dalam yang apabila tidak diminta dalam
96
SEPA: Vol 7 No. 2 Pebruari 2011: 91-101 ISSN: 1829-9946
97
SEPA: Vol 7 No. 2 Pebruari 2011: 91-101 ISSN: 1829-9946
kegiatan dalam kegiatan di desa wisata berpartisipasi. Kondisi ini berkaitan dengan
terutama pemandu pengunjung menjadi keadaan perekonomian masyarakat di
tugas dan kewajiban sepenuhnya dari Dusun Karanggeneng yang relatif masih
pengelola yang betul-betul memahami dan rendah. Masyarakat lebih mempercayakan
mengerti kegiatan desa wisata, apalagi materi untuk kegiatan di desa wisata kepada
sebagian besar pengunjung masih berusia 30 pengelola dan karang taruna sebagai
tahun kebawa, sehingga leih cocok kalau pelaksana desa wisata.
dipandu oleh karang taruna.
3. Tingkat partisipasi masyarakat dalam Pengembangan Desa Wisata
materi Pengembangan suatu desa menjadi desa
Partisipasi masyarakat dalam materi wisata membawa konsekuensi pada perubahan
merupakan segala bentuk sumbangan fisik desa dan perubahan dalam masyarakat
berupa materi dalam pengembangan desa secara luas. Perubahan fisik desa dan
wisata, seperti pengumpulan dana perubahan dalam masyarakat menjadi tuntutan
pembangunan dan materilainnya. Partisipasi sebagai konsekuensi untuk memberikan
ini merupakan partisipasi yang kelihatan kepuasan bagi pengunjung. Beberapa hal yang
secara fisik, meskipun memilki makna yang menjadi dasar bagi perubahan fisik dan
sama besarnya dengan partisipasi lainnya. masyarakat di desa wisata adalah potensi yang
Hasil perhitungan tingkat partisipasi ada di wilayah tersebut, baik potensi fisik,
masyarakat di Dusun Karanggeneng dalam sosial ekonomi, budaya dan potensi sumberdaya
materi untuk pegembangan desa wisata manusia dan kebutuhan pengunjung akan paket
menunjukkan bahwa tingkat partisipasi wisata.
warga termasuk rendah. Hal ini ditunjukkan Potensi desa wisata dan potensi
dari angka partisipasi hanya sebesar 31.43% sumberdaya manusia serta kebutuhan
responden termasuk kategori partisipasi pengunjung dalam paket wisata mengharuskan
tinggi dan 30.00% yang termasuk sedang pengelola desa wisata melakukan
serta 38.57% responden yang memiliki pengembangan dalam atraksi desa dan paket
kategori partisipasi yang rendah. Namun wisata. Pengembangan atraksi desa dan paket
kategori ini terjadi pada responden yang wisata meskipun menjadi hal yang harus
apabila diminta untuk partisipasi. Kondisi dilakukan, dalam pelaksanaannya haruslah
berbeda pada responden yang apabila tidak mempertimbangkan aspek kemanfaatan bagi
diminta dalam berpartisipasi, terjadi masyarakat secara lebih luas. Kemanfaatan ini
penurunan tingkat partisipasi yaitu hanya terlihat dari semakin banyaknya anggota
24.29% responden termasuk kategori masyarakat yang terlibat dan berpartisipasi aktif
partisipasi tinggi dan 28.57% yang termasuk serta mendapat kemanfaatan secara finansial
sedang serta 47.14% responden yang dengan adanya desa wisata.
memiliki kategori partisipasi rendah . Kondisi saat ini belum semua anggota
Masyarakat dalam materi dalam masyarakat mendapatkan kemanfaatan secara
pelaksanaan kegiatan di desa wisata berbeda finansial. Keterbatasan manfaat bagi anggota
apabila masyarakat diminta untuk masyarakat disebabkan belum banyaknnya
berpartisipasi dengan apabila tidak diminta. anggota masyarakat dapat berperan secara aktif
Terjadi kecenderunan penurunan partisipasi dalam setiap kegiatan di desa wisata. Pada saat
dari partisipasi yang diminta menjadi ini kemanfaatan baru dapat dirasakan oleh
partisipasi yang tanpa diminta. Tingkat beberapa anggota kelompok masyarakat, yaitu:
partisipasi yang tinggi mengalami 1. Pemandu wisata, baik pemandu wisata aktif
penurunan sebesar 2,86%, dan tingkat maupun pemandu wisata pasif. Pemandu
partisipasi sedang mengalami penurunan wisata aktif terutama pada kegiatan outbond
sebesar 4,28%, beralih menjadi partisipasi dan tracking, sedangkan pemandu pasif
rendah, sehingga tingkat partisipasi rendah terutama pada kegiatan paket pertanian,
mengalami kenaikan sebesar 7,14%. Hal ini kesenian, industri kecil, dan penginapan.
berarti bahwa dalam partisipasi materi Pada saat ini sebagai pemandu aktif dalam
masyarakat masih segan untuk kegiatan desa wisata mendapatkan
98
SEPA: Vol 7 No. 2 Pebruari 2011: 91-101 ISSN: 1829-9946
Potensi Wilayah
o Fisik,
o sosial ekonomi
o budaya
o sumberdaya
manusia
Pengembangan
atraksi desa
Arah Partisipasi
pengembangan Masyarakat
Pengembangan
paket wisata
99
SEPA: Vol 7 No. 2 Pebruari 2011: 91-101 ISSN: 1829-9946
pedesaan yang diusahakan sedekat mungkin menjadi kesenian yang berlangsung dan
dengan suasana aslinya. ada di desa tersebut.
Atraksi yang ditawarkan oleh suatu 3. Atraksi wisata yang berkaitan dengan
desa wisata akan memberikan kesan yang kegiatan adat atau upacara desa. Dalam
mendalam bagi pengunjung mengenai desa kegiatan ini wisatawan terlibat secara
tersebut. Terlebih-lebih pada suguhan atraksi langsung baik aktif maupun pasif mulai
yang tidak ditemukan di tempat lain atau saat persiapan sampai pelaksaan kegiatan
merupakan hal yang baru mereka temui. adat desa dengan persyaratan tertentu
Berbagai macam atraksi yang mungkin dapat yang harus dipenuhi tanpa mengurangi
dikembangkan sesuai dengan keempat aspek kesakralan atau nilai-nilai budaya atau
tersebut diantaranya: religiusitas upacara tersebut.
1. Atraksi wisata yang berkaitan dengan 4. Atraksi wisata yang berkaitan dengan
kegiatan ekonomi/mata pencaharian kegiatan olahraga yang menjadi olehraga
masyarakat desa, seperti: masyarakat desa. Wisatawan dapat
a. kegiatan persawahan atau terlibat secara langsung, baik aktif maupu
perladangan. Dalam kegiatan ini pasif, seperti pada kegiatan sepakbola,
wisatawan diajak langsung dalam kasti, jalan kaki menyusuri sawah,
proses penanaman di swah atau bermain layang-layang dan sebagainya.
ladang, mulai dari mengolah lahan, Penentuan pola pengembangan
pembajakan sawah, penanaman, potensi wisata perlu ditemukan dan dikenali
pemelihraan tanaman, pemanenan dan potensi dan permasalahan di tiap-tiap desa
perlakukan pasca panen. yang akan dikembangkan. Perbedaan
b. Kegiatan peternakan dan perikanan. permasalahan dan potensi desa akan
Dalam kegiatan ini wisatawan terlibat menentukan produk wisata yang ditawarkan
langsung dalam kegiatan di bidang desa tersebut. Berdasarkan potrensi atraksi
peternakan dan perikanan, seperti; desa, tingkat penerimaan masyarakat desa
pemberian pakan ternak atau ikan, dan lokasi desa, pengembangan desa wisata
pemerahan susu, pemotongan rumput dapat dikembangkan menjadi 2 pola
untuk pakan ternak, pemanenan ikan, pengembangan, yaitu:
menguras kolam dan lainnya yang 1. Paket singgah, yaitu paket yang diberikan
merupakan kegiatan rutin peternak. kepada wisatawan yang hanya
c. Kegiatan industri rumahtangga. menginginkan untuk singgah sementara
Dalam kegiatan ini wisatawan diajak tanpa harus menginap (one day trip).
untuk terlibat secara langsung dalam Wisatawan yang melakukan kegiatan ini
prose produksi pembuatan industri mulai dari menikmati makan, minum,
rumahtangga, seperti pembuatan gula atraksi kesenian/budaya dan atraksi
kelapa, pembuatan makanan ringan, lainnya dalam satu hari tanpa menginap.
pembuatan industri rumahtangga 2. Paket inap, yaitu paket yang
lainnya. Kegiatan ini dilakukan mulai memungkinkan wisatawan untuk
dari tahap persiapan, proses produksi menginap atau bermalan di desa tersebut.
sampai pada pengemasan produk jadi. Segala aktivitas yang ditawarkan dapat
2. Atraksi wisata yang berkaitan dengan dilakukan seperti apa yang dilakukan oleh
kegiatan kesenian masyarakat desa. amsyarakat setempat. Wisatawan yang
Dalam kegaiatn ini wisatawan terlibat datang harus meyesuaikan diri dengan
secara langsung dalam kegaiatn kesenian kondisi sosial, ekonomi dan budaya
yang ada di desa tersebut, seperti; masyarakat setempat.
menenun, membatik, menari, memahat,
mengukir, musik tradisionil atau gamelan, Kesimpulan
seni beladiri dan lainnya yang memang 1. Desa Wisata Karanggeneng memiliki
potensi yang besar dalam sejarah,
100
SEPA: Vol 7 No. 2 Pebruari 2011: 91-101 ISSN: 1829-9946
101