Professional Documents
Culture Documents
Bab 1
Bab 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seringkali kita mendengar istilah kata berimbuhan, apakah sebenarnya
kata berimbuhan itu? Apakah ada kaitannya antara kata berimbuhan, morfologi danafiksa
si yang sedang kita bahas saat ini? Ataukah kedua hal tersebut tak saling berhungan?
Kata berimbuhan adalah kata yang telah mengalami pengimbuhan (afiksasi)
.Imbuhan atau afiks adalah morfem terikat yang digunakan dalam bentuk
dasaruntuk menghasilkan suatu kata. Bentuk dasar dalam proses afiksasi sering
puladisebut morfem bebas. Dengan demikian, kata berimbuhan merupakan
gabunganantara morfem bebas dan morfem terikat.
Morfem ialah bentuk bahasa yang terkecil yang tidak dapat dibagi menjadi bagian-
bagian yang lebih kecil. Morfem terbagi ke dalam dua jenis, yakni
morfem bebas dan morfem terikat. Morfem yang dapat berdiri sendiri disebut
3m o r f e m bebas Contohnya, tali, itu, Dan putus. Putus jika dibagi menjadi pu dan tus,
bagian-bagiannya itu tidak lagitidak disebut morfem karena tidak mempunyaimakna, baik
makna leksikal dan makna gramatikal. Morfem putus Disebut
morfem bebas karena dapat berdiri sendiri dalam kalimat. Demikian halnya dengan tali
Dan putus. Perhatikan kalimat Tali itu putus. Ketiga morfem itu dapat berdirisendiri
dalam kalimat tanpa memerlukan kehadiran morfem lain.
Morfem terikat merupakan morfem yang penggunaannya dalam kalimatselalu
memerlukan kehadiran morfem lain. Morfem ini tidak dapat berdiri sendiri.Contohnya:
me- dan -kan. Kedua morfem ini selalu muncul bersama-samamorfem lain. Contohnya:
membaca, tuliskan, memutuskan. Sebelum bergabungdengan baca, tulis, dan putus,
morfem itu tidak memiliki makna. Morfem terikat hanya mengandung makna gramatikal
dan tidak memiliki makna leksikal.
Morfologi adalah bagian dari ilmu bahasa yang membahas atau
mempelajariseluk-beluk bentuk kata serta pengaruh perubahan-perubahan bentuk kata
terhadap golongan dan arti kata, atau dengan kata lain dapat dikatakan bahwamorfologi
1
mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta fungsi perubahan-perubahan bentuk kata itu,
baik fungsi gramatik maupun fungsi semantik.
Proses morfologik ialah proses pembentukan kata-kata dari satuan lain
yangmerupakan bentuk dasarnya. Bentuk dasarnya mungkin berupa kata, seperti kata
terjauh yang dibentuk dari kata jauh, kata menggergaji yang dibentuk dari kata gergaji
rumah-rumah yang dibentuk dari kata rumah, kata berjalan-jalan yang berasal dari kata
berjalan. Mungkin berupa pokok kata misalnya bertemu yangdibentuk dari pokok kata
temu, bersandar dari kata sandar , mungkin berupa prase , misalnya kata ketidakadilan
yang dibentuk dari prase tidak adil . Ataumungkin berupa kata dan kata seperti kata
rumah sakit yang dibentuk dari kata rumah dan kata sakit..
Dari uraian dan contoh di atas tadi jelaslah bahwa dalam bahasa Indonesiaterdapat
tiga proses Morfologik , ialah proses pembubuhan afiks( afiksasi) , proses pengulangan
dan pemajemukan. Dalam kesempatan kali ini yang akan kita bahasadalah proses
morfologik yang pertama yaitu tentang pembubuhan afiks ataudengan istilah populernya
kita sebut afiksasi.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Imbuhan
Imbuhan atau Afiks adalah bunyi yang ditambahkan pada awal, akhir maupun
tengah kata atau gabungan diantara tiga imbuhan tersebut untuk membentuk kata baru
yang artinya berhubungan dengan kata pertama.
Kata berimbuhan adalah kata yang telah mengalami proses pengimbuhan atau
(afiksasi). Imbuhan atau afiksasi adalah morfem terikat yang digunakan dalam bentuk
dasar untuk membentuk kata. Hasil dari pengimbuhan tersebut disebut kata berimbuhan
atau kata turunan.
B. Fungsi Imbuhan
Penggunaan imbuhan bisa mengubah kelas kata. Misalnya, kata benda jika diberi
imbuhan bisa menjadi kata kerja, kata sifat, atau kata lainnya begitu juga sebaliknya.
Contohnya seperti:
batu (benda) > membatu (sifat)
C. Jenis-jenis Imbuhan
Imbuhan menurut posisinya terbagi ke dalam empat bentuk
Awalan atau prefiks, Contoh: meN-, ber-, di-, ter-, peN-, per-, se-, dan ke-.
Sisipan atau infiks, Contoh: -el-, -em-, -er-, -e-, dan -in-.
Akhiran atau sufiks, Contoh: -kan, -an, -I, dan -nya.
Konfiks atau simulfiks : berupa awalan dan akhiran yang pemakaiannya sekaligus.
Contoh: ke-an, per-an, peN-an, ber-an, dan se-nya.
Di samping itu, terdapat pula imbuhan yang merupakan serapan dari bahasa asing,
selanjutnya kita sebut imbuhan Asing.
Imbuhan asing adalah imbuhan yang berasal dari luar (bukan bahasa Indonesia).
Macam-macam imbuhan asing dan maknanya:
1. Imbuhan asing yang berupa awalan seperti:
a-, non-, in- : maknanya tidak/bukan
contohnya: amoral, abnormal, nonmuslim, informal.
3
pra- (sebelum) contohnya prasekolah, prasarana.
pasca- (setelah) contohnya pascagempa, pascaujian.
2) Kakaknya seorang pianis terkenal.
(orang yang pekerjaannya sebagai pemain piano)
4
2) hal-hal yang berhubungan dengan …
5
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Imbuhan atau afiks adalah bentuk (atau morfem) terikat yang dipakai
untuk menurunkan kata. Afiks atau imbuhan dibagi menjadi 4 yaitu: prefiks
(awalan), sufiks (akhiran), infiks (sisipan), dan konfiks (gabungan antara prefiks
dan sufiks).
Imbuhan asing adalah imbuhan yang berasal dari luar (bukan bahasa
Indonesia).
B. Saran
Melalui makalah ini para pembaca diharapkan mampu memahami apa
yang dimaksud dengan imbuhan asing,contoh imbuhan asing
6
DAFTAR PUSTAKA
https://materibelajar.co.id/imbuhan/
https://nurmagerhanawati.wordpress.com/2017/10/30/imbuhan-asing/