You are on page 1of 10

Serulingmas Health Journal (SHJ), Vol.2 No.

1 (Agustus, 2022) E-ISSN : 2809-0128

UJI KANDUNGAN LOGAM BERAT KADMIUM (Cd) PADA BERAS DI DAERAH


MAOS DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM (SSA)

Risa Eka Pratiwiningsih1, Muhamad Fauzi Ramadhan2, Wahyunita Yulia Sari3


1.2.3
Program Studi S-1 Farmasi, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Serulingmas Cilacap
Email: risaeka1234@gmail.com

ABSTRAK

Beras merupakan makanan pokok bagi masyarakat indonesia, khususnya beras putih, akan tetapi masih belum
terjamin keamanannya. Kadmium merupakan logam berat yang tidak memiliki fungsi dalam tubuh manusia dan
dapat menyebabkan toksik. Tujuan penelitian ini untuk menentukan kadar dan konsentrasi logam kadmium
dalam beras yang berasal dari daerah Maos berdasarkan metode Spektrofotometri Serapan Atom. Hasil analisis
kadar kadmium menunjukan bahwa konsentrasi logam kadmium dari 5 sampel yang terdeteksi paling tinggi
berada pada desa Maoskidul sebesar 0,37 mg/kg tetapi masih memenuhi ambang batas logam kadmium pada
beras yaitu sebesar 0,4 mg/kg. Pencemaran logam kadmium pada Desa Maoskidul disebabkan oleh penggunaan
pestisida dalam jangka panjang, dimana dapat meningkatkan kandungan logam berat kadmium dan
mempengaruhi beras yang dihasilkan.

Kata Kunci: Beras, Kadmium (Cd), Spektrofotometri Serapan Atom (SSA)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Padi (Oryza sativa) merupakan tanaman pangan yang penting di seluruh dunia, lebih dari setengah
penduduk dunia menjadikan tanaman padi sebagai bahan pangan pokok (Mulyaningsih dan Indrayani, 2014).
Mutu suatu beras dipengaruhi oleh kondisi wilayah, lingkungan dan aktivitas budidaya tanaman padi oleh
petani, karena dapat berpotensi menimbulkan bahan pencemar pada tanaman (akar, batang, daun dan buah)
akibat penggunaan pupuk anorganik, aplikasi pestisida dan pencemaran limbah industri (Fitrianah, dkk., 2017).
Logam Cd masuk dalam tubuh manusia melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi. Beras yang
mengandung logam Cd dikonsumsi oleh masyarakat maka dapat menimbulkan bahaya bagi kesehatan (Fang dan
Zhu, 2014). Beberapa penyakit yang disebabkan oleh logam Cd antara lain seperti radang paru-paru, hati,
gangguan saluran pernafasan dan pencernaan serta dapat menjadi racun pada tulang (Zhong, dkk., 2016).
Spektrofotometri serapan atom merupakan alat yang dapat digunakan untuk mengukur kadar logam Cd
pada beras karena memiliki keunggulan antara lain tingkat kepekaan, selektivitas, dan ketelitian yang tinggi
dalam menganalisis logam, pengerjaannya sederhana dengan waktu yang lebih singkat, mengurangi polusi saat
destruksi, penggunaan asam lebih sedikit serta mengurangi penguapan analit (Zhong, dkk., 2016).

Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui logam berat kadmium (Cd) dan jumlah kadar logam berat
kadmium (Cd) pada beras di daerah Maos.

METODE

Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Analisis, STIKES Serulingmas Cilacap dan Laboratorium
Instrumen khusus Spektrofotometri Serapan Atom fakultas Pertanian, Universitas Jenderal Soedirman
(UNSOED). Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari-Juli 2022 dengan jenis penelitian eksperimental.
Sampel yang digunakan berupa sampel beras dari padi yang diperoleh di daerah Maos Cilacap. data diolah dan
dianalisis untuk menentukan hasil pengujian berupa kadar logam berat kadmium (Cd) pada beras dengan
menggunakan uji Kruskal-Wallis.

Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi seperangkat instrumen spektrofotometri serapan
atom (Hitachi Z-2000) yang dilengkapi dengan lampu katoda kadmium (Cd) (Hitachi Z-2000), gelas beaker

39
Serulingmas Health Journal (SHJ), Vol.2 No.1 (Agustus, 2022) E-ISSN : 2809-0128

ukuran 50 ml (Pyrex), batang pengaduk gelas (Pyrex), pipet ukur 25 ml (Pyrex), pipet tetes (Pyrex), labu takar
(Pyrex), neraca analitik (Ohaus), kompor listrik (Maspion), lemari asam, mortir dan stamper (One Med).
Bahan yang digunakan pada penelitian ini merupakan sampel beras di daerah Maos, asam nitrat pekat
(HNO3) (Brataco), larutan standar kadmium (E-Merck), kertas saring (Whatman 42) dan aquadest (Pure).

Prosedur Kerja

Pemilihan dan Preparasi Sampel


Sampel yang digunakan merupakan beras yang berasal dari 5 lokasi di daerah Maos. Tahap awal
preparasi sampel dilakukan dengan dicuci dan disortir, kemudian beras ditimbang masing-masing sebanyak 5 g.
Sampel diletakan dalam mortir yang berukuran sedang dan digerus sampai halus. Beras siap digunakan analisis
pelarut pada logam kadmium dalam larutan setelah halus dan tercampur sempurna (Absor, 2018; Dewi, 2012).

Destruksi Basah
Destruksi basah dilakukan dengan menimbang sebanyak 1 g sampel beras yang telah dihaluskan di
dalam neraca analitik, kemudian dimasukkan ke dalam gelas beaker ukuran 50 mL. Zat pengoksidasi
ditambahkan ke dalam gelas beaker yaitu HNO3 15 mL. Sampel didestruksi di atas kompor listrik selama 45
menit atau sampai larutan berkurang setengahnya, dihasilkan larutan yang berwarna jernih atau hingga larut
(Kristianingrum, 2012).

Pengaturan Alat dan Validasi Spektrofotometri Serapan Atom


Metode analisis kadar kadmium dalam beras menggunakan spektrofotometri serapan atom yang
memiliki prinsip pada absorbsi cahaya oleh atom. Atom-atom menyerap cahaya tersebut pada panjang
gelombang tertentu. Panjang gelombang yang dipilih untuk analisis logam kadmium (Cd) yaitu, pada panjang
gelombang 228,8 nm dengan tipe nyala N2O Asetilen karena pada panjang gelombang ini kuat dan bagus
menyerap garis untuk transisi elektronik dari tingkat dasar ke tingkat eksitasi (Dewi, 2012; Rohman, 2014).
Validasi yang dilakukan antara lain sebagai berikut :
1. LOD dan LOQ
Batas deteksi (LOD) dan batas kuantitatif (LOQ) dilakukan dengan pendekatan simpangan baku (SD)
respon terkecil yang masih dapat dideteksi dengan menggunakan rumus (Hanwar, dkk., 2017; Rohman,
2014):
LOD = 3,3 x SD/S
LOQ = 10 x SD/S
Keterangan :
SD = simpangan baku respon terkecil
S = slope kurva regresi linier.
2. Linieritas
Uji linieritas dilakukan dengan cara membuat deret standar dengan lima titik konsentrasi yaitu 0; 0.02;
0.03; 0.04; dan 0,05 ppm diukur menggunakan SSA pada panjang gelombang 228.8 nm, sehingga
diperoleh kurva standar (kurva hubungan antara konsentrasi dengan absorbansi) dan persamaan regresi
yang dinyatakan dengan y = a + bx. Uji linieritas suatu larutan memenuhi syarat jika koefisien relasi
mendekati nilai 1 (Zmozinski, dkk., 2013; Sasongko, dkk., 2017; Sukaryono, dkk., 2017).
3. Presisi
Uji presisi dilakukan dengan menggunakan larutan standar Cd dengan 5 konsentrasi yang berbeda dan
setiap konsentrasi dilakukan 3 kali replikasi yang akan diperoleh Relative Standard Deviation (% RSD)
dan nilai simpangan baku tersebut. RSD yang didapat dibandingkan dengan RSD Horwitz sebagai
standar (Zmozinski, dkk., 2013). Nilai RSD yang diperbolehkan dapat dilihat pada tabel 1 (Rohman,
2014).

40
Serulingmas Health Journal (SHJ), Vol.2 No.1 (Agustus, 2022) E-ISSN : 2809-0128

Tabel 1. Nilai RSD yang diperbolehkan menurut Horwitz


Horwitz
Analit (%) Fraksi Analit Unit
(%RSD)
100 1 100% 2
10 10-1 10% 2,8
1 10-2 1% 4
0,1 10-3 0,1% 5,7
0,01 10-4 100 ppm 8
0,001 10-5 10 ppm 11,3
0,0001 10-6 1 ppm 16
0.00001 10-7 100 ppb 22,6
0,000001 10-8 10 ppb 32
0,0000001 10-9 1 ppb 45,3

Pembuatan Kurva Standar Logam Kadmium (Cd)


Larutan stok kadmiun 1000 mg/L dibuat dengan cara memindahkan 1 mL ke dalam labu ukur 100 mL
kemudian diencerkan sampai tanda batas. Larutan standar kadmium (Cd) 0,02 ppm; 0,03 ppm; 0,04 ppm dan
0,05 ppm. Larutan diukur dengan menggunakan Spektrofotometri serapan atom pada panjang gelombang 228,8
nm dalam kondisi optimum sehingga menunjukan data absorbansi (Dewi, 2012).

Penentuan Kadar Menggunakan SSA


Sampel beras dalam gelas beaker yang telah didestruksi dan zat pengoksidasi di uji kadar logam
kadmium (Cd) dengan Spektrofotometer serapan atom. Prosedur diulangi sebanyak 5 kali dari masing-masing
sampel beras (Absor, 2018).
Sampel beras hasil destruksi selanjutnya didinginkan pada suhu kamar dan kemudian disaring dengan
kertas saring Whatman 42. Dimasukkan dalam labu takar ukuran 50 mL dan diencerkan dengan aquadest
sampai tanda batas. Logam kadmium (Cd) diukur dengan menggunakan panjang gelombang 228,8 nm; laju alir
asetilen 2,0 L/menit; lebar celah menggunakan variasi 0,5 nm; kuat arus HCl 10,0 µA; tinggi burner 2,0 nm
dengan menggunakan Spektrofotometer serapan atom kondisi optimum hingga diperoleh data absorbansi
(Yatimah, 2014).

HASIL

Preparasi dan Destruksi Sampel

Sampel sebanyak 1 g yang sudah dihaluskan dilakukan destruksi untuk memutuskan ikatan senyawa
organik dengan anorganik yang akan dianalisis. Destruksi sampel menggunakan destruksi basah karena dapat
dipakai untuk menentukan unsur-unsur dengan konsentrasi rendah dan dengan penambahan asam nitrat (HNO3)
pekat serta bantuan panas menggunakan alat, yaitu kompor listrik untuk mempercepat proses oksidasi dan
perombakan senyawa organik. Hasil destruksi yang diperoleh berupa larutan jernih berwarna kuning muda.
Larutan hasil destruksi didinginkan kemudian disaring dengan untuk mempermudah pembacaan absorbansi
dengan Spektrofotometer serapan atom (Aminah, dkk., 2021; Chua, 2013).

Pengaturan Alat Spektrofotometri Serapan Atom (SSA)

Spektrofotometri Serapan Atom merupakan instrumen untuk mengukur absorbsi suatu sampel
berdasarkan panjang gelombang tertentu tergantung sifat unsurnya. Panjang gelombang yang digunakan untuk
logam kadmium (Cd) adalah 228,8 nm. Lebar celah dapat mengontrol gangguan spektra tertentu, kondisi
optimum pada penelitian ini adalah 0,5 nm untuk kadmium (Cd). Sumber sinar Spektrofotometer serapan atom
menggunakan lampu katoda dengan spektrum garis yang terdiri atas katoda berongga berbentuk tabung dan
berhadapan dengan anoda dari kawat wolfram. Spektrofotometer serapan atom menggunakan metode nyala N2O
asetilen dengan suhu 2600°C (Julhidah, 2017; Lestari, 2015).

Validasi Metode Spektrofotometri Serapan Atom (SSA)

Parameter yang dianalisis dalam penelitian ini adalah batas deteksi (LOD), batas kuantitatif (LOQ),
linieritas dan presisi (Hane, 2018; Septiani Pratama, dkk., 2016).

41
Serulingmas Health Journal (SHJ), Vol.2 No.1 (Agustus, 2022) E-ISSN : 2809-0128

1. Hasil Uji LOD dan LOQ


Hasil pengujian didapatkan nilai LOD adalah 0,00265 ppm, menunjukan bahwa batas konsentrasi
terkecil yang dapat dideteksi oleh SSA adalah sebesar 0,00265 ppm. Nilai LOQ yang didapatkan sebesar
0,00803 ppm, hal ini menunjukan bahwa kadar kadmium dalam beras yang lebih besar dari 0,00803 ppm
dapat dikuantitasi dengan baik (Hanwar, dkk., 2017; Riyanto, 2014).

2. Hasil Uji Linieritas


Data hasil uji linieritas logam Cd pada penelitian ini dapat dilihat pada gambar 1.

Gambar 1. Grafik linieritas logam kadmium

Kurva kalibrasi standar yang dihasilkan diperoleh nilai korelasi (r) telah memenuhi
persyaratan yaitu sebesar 0,998 (Harmono, 2020; Trisnawati, dkk., 2021).

3. Hasil Uji Presisi


Hasil uji presisi pada tabel 1 menunjukan bahwa nilai % RSD dalam uji presisi untuk sampel A, C, D
dan E masuk dalam rentang nilai % RSD sedangkan nilai % RSD sampel B tidak memenuhi persyaratan
Syarat % RSD keberterimaan digunakan koefisien variasi Horwitz yaitu harus lebih kecil dari 22,6. Data
hasil uji presisi kadar logam Cd dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2. Hasil uji presis logam Cd

Rata- Syarat %
Kode Replikasi Hasil Uji (ppb) SD % RSD
rata RSD
A1 185
A A2 140 170 25,98 15,28 22,6
A3 185
B1 225
B B2 140 183 42,52 23,19 22,6
B3 185
C1 165
C C2 135 135 30,00 22,22 22,6
C3 105
D1 335
D D2 355 348 11,54 3,31 22,6
D3 355
E1 385
E E2 385 385 17,32 4,61 22,6
E3 385
Keterangan :
A = Beras desa Panisihan
B = Beras desa Mernek
C = Beras desa Glempang
D = Beras desa Maoslor
E = Beras desa Maoskidul

42
Serulingmas Health Journal (SHJ), Vol.2 No.1 (Agustus, 2022) E-ISSN : 2809-0128

Pembuatan Kurva Standar Logam Kadmium (Cd)

Absorbansi Cd yang diukur diperoleh hasil dan dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 3. Data absorbansi pada larutan standar Cd


Konsentrasi (ppm) Absorbansi
0 0
0,02 0,0024
0,03 0,0037
0,04 0,0047
0,05 0,0062

Data absorbansi dapat dibuat kurva kalibrasi standar Cd pada penelitian ini.

Gambar 2. Kurva kalibrasi standar Cd

Hasil yang diperoleh kemudian dibuat persamaan garis linier y = bx + a. Y adalah absorbansi, b adalah
slope, x adalah konsentrasi dan a adalah intersep. Persamaan yang dihasilkan dari kurva standar kadmium (Cd)
adalah y = 0,1223x - 0,00002 (Emilia, dkk., 2021; Harisman dan Sugiarso, 2014).

Penentuan Kadar Logam Berat Kadmium (Cd) pada Beras

Hasil penelitian pada tabel 4 menunjukan kadar rata-rata logam Cd dalam beras pada sampel A, sampel
B, sampel C, sampel D dan sampel E di daerah Maos sebesar 0,17 mg/kg, 0,18 mg/kg, 0,13 mg/kg, 0,35 mg/kg
dan 0,37 mg/kg. Hasil kandungan logam berat Cd tertinggi ada pada sampel beras yang didapatkan dari sampel
E replikasi 2 dan 3 yaitu sebesar 0,38 mg/kg. Hasil kandungan Cd terendah adalah 0,13 mg/kg, yaitu beras yang
didapatkan dari sampel C replikasi 2.

43
Serulingmas Health Journal (SHJ), Vol.2 No.1 (Agustus, 2022) E-ISSN : 2809-0128

Tabel 4. Hasil penentuan kadar Cd pada sampel beras

Hasil Uji
No Kode Standar Kadar Cd
(ppb) (mg/kg)
1 A
A1 185 0,18 0,4 mg/kg
A2 140 0,14 0,4 mg/kg
A3 185 0,18 0,4 mg/kg
Rata-rata 0,17
2 B
B1 225 0,22 0,4 mg/kg
B2 140 0,14 0,4 mg/kg
B3 185 0,18 0,4 mg/kg
Rata-rata 0,18
3 C
C1 165 0,16 0,4 mg/kg
C2 135 0,13 0,4 mg/kg
C3 105 0,10 0,4 mg/kg
Rata-rata 0,13
4 D
D1 355 0,35 0,4 mg/kg
D2 355 0,35 0,4 mg/kg
D3 355 0,35 0,4 mg/kg
Rata-rata 0,35
5 E
E1 355 0,35 0,4 mg/kg
E2 385 0,38 0,4 mg/kg
E3 385 0,38 0,4 mg/kg
Rata-rata 0,37
Keterangan :
A = Beras desa Panisihan
B = Beras desa Mernek
C = Beras desa Glempang
D = Beras desa Maoslor
E = Beras desa Maoskidul

PEMBAHASAN

Sampel beras digerus sampai halus dengan mortir yang berfungsi agar luas permukaan sampel menjadi
lebih besar sehingga membantu mempercepat proses pelarutannya. Destruksi basah dipilih karena caranya yang
simpel, tetapi apabila tidak cermat maka hasil tidak bagus dan efektif. Titik didih HNO3 sebesar 121°C sehingga
proses destruksi dilakukan pada suhu 100°C yang bertujuan untuk mencegah asam nitrat (HNO3) tidak cepat
habis sebelum proses destruksi selesai. Larutan HNO3 berfungsi untuk mendestruksi atau menjadi agen
pengoksida sehingga sampel akan mudah larut. Pengadukan sampel selama pemanasan dilakukan menggunakan
pengaduk gelas sesering mungkin agar hasil destruksi bisa efektif. Destruksi dilakukan dengan harapan hanya
unsur logamnya saja yang tertinggal supaya tidak mengganggu dalam proses analisis (Absor, 2018; Dewi, 2012;
Habibi, 2020). Warna coklat berasal dari perombakan senyawa organik NO2, sedangkan uap terjadi akibat
proses penguapan dari senyawa organik. Asam nitrat memiliki sifat untuk melepas ion hidrogen yang
dimilikinya (Lestari, 2015; Wulandari dan Sukesi, 2013). Larutan jernih yang dihasilkan menandakan bahwa
senyawa organik yang terkandung dalam sampel telah larut dengan sempurna (Aminah, dkk., 2021; Chua,
2013).
Pengaturan alat speltrofotometri seapan atom bertujuan untuk memperoleh hasil analisis yang sensitif
dan valid. Tujuan dari nyala N2O adalah untuk menganalisis unsur-unsur yang sulit diuraikan dan memiliki
efisiensi yang baik dengan batas deteksi sub-ppm. Spektrofotometer serapan atom terlebih dahulu harus
dioptimasi analisis logam berat Cd agar diperoleh populasi atom pada tingkat dasar yang paling banyak dalam
nyala api yang dilewati oleh radiasi. Atom-atom akan menyerap tenaga radiasi yang khas dan kemudian berubah
ke keadaan eksitasi. Semakin banyak atom pada keadaan dasar, maka radiasi yang diserap akan semakin banyak

44
Serulingmas Health Journal (SHJ), Vol.2 No.1 (Agustus, 2022) E-ISSN : 2809-0128

dan pada kondisi optimum akan diperoleh serapan maksimal (Julhidah, 2017; Lestari, 2015). Panjang
gelombang yang digunakan merupakan panjang gelombang maksimum dari logam dan akan diperoleh serapan
maksimum, dimana konsentrasi juga maksimum sehingga menghasilkan keakuratan dan kepekaan yang lebih
tinggi. Atom pada tingkat energi dasar diberi energi yang sesuai, maka energi tersebut akan diserap dan atom
akan tereksitasi ke tingkat energi yang lebih tinggi, dikarenakan atom tidak stabil sehingga akan kembali ke
tingkat dasar dengan melepas sejumlah energi dalam bentuk sinar panjang gelombang optimum. Panjang
gelombang 228,8 nm ini paling kuat menyerap garis untuk transisi elektron dari tingkat dasar ke tingkat eksitasi
(Lestari, 2015; Mustofa, 2017). Lebar celah dapat mengontrol gangguan spektra tertentu, sehingga semakin
kecil lebar celah maka dapat mengurangi gangguan spektra. Spektra tersebut seperti garis-garis yang terabsorbsi
dari gas pengisi lampu katoda cekung. Kuat arus sangat mempengaruhi intensitas energi yang diberikan,
sehingga kuat arus katoda harus optimal. Kuat arus yang besar akan menghasilkan fluks yang besar, begitu pula
jika kuat arus kecil maka fluks yang dihasilkan akan kecil. Fluks cahaya dari lampu katoda harus stabil yang
dihasilkan harus stabil ketika sampel dianalisis dengan SSA dapat mempengaruhi nilai absorbansi dari sampel
(Eliyana, 2018; Suryasmi, 2013).
Uji batas deteksi merupakan jumlah terkecil analit yang dapat dideteksi dalam sampel dan masih
memberikan respon signifikan dibandingkan dengan blanko. Batas kuantitatif merupakan kuantitas terkecil
analit dalam sampel yang dapat memenuhi kriteria cermat dan seksama. Uji LOD dan LOQ dilakukan untuk
mengetahui kemampuan suatu alat untuk mendeteksi analit yang dianalisis. Apabila LOD dan LOQ yang
dihasilkan kecil maka deteksi alat tersebut masih bagus dan dapat memberikan hasil analisis sesuai. LOD
merupakan parameter yang dapat dipengaruhi oleh perubahan kecil dalam sistem analisis misalnya suhu,
kemurnian reagen dan efek matrik. Uji LOD dan LOQ memenuhi persyaratan karena hasil tidak melebihi 1 ppm
yang menunjukan bahwa spektrofotometer serapan atom mampu memberikan respon untuk analisis logam
kadmium (Cd) dalam sampel beras dengan nilai akurasi dan presisi yang dapat diterima (Hanwar, dkk., 2017;
Riyanto, 2014).
Uji linieritas dilakukan untuk mengetahui kemampuan suatu metode analisis dalam memperoleh hasil
yang sesuai terhadap konsentrasi analit dalam sampel. Hubungan linearitas antara konsentrasi analit dengan
absorbansi dapat ditunjukan dengan nilai koefisien korelasi (r) (Harmono, 2020; Trisnawati, dkk., 2021).
Semakin besar konsentrasi maka absorbansi yang dihasilkan semakin besar. Larutan standar Cd memiliki nilai
intersepsi yang baik harus lebih kecil dari nilai slope. Intersepsi boleh lebih besar dari slope asalkan nilai
intersepsi tidak lebih besar dari batas deteksi. Uji linieritas telah memenuhi pernyaratan yang telah ditentukan
yaitu kurva dikatakan baik jika nilai koefisien korelasi > 0.995 yang menunjukan adanya hubungan linier yang
erat antara konsentrasi yang diukur dengan absorbansi yang dihasilkan (Aminah, dkk, 2021; Lestari, 2015;
Rohmah, dkk., 2021). Gambar 1 menunjukan setiap titik mendekati garis lurus yang terbentuk sehingga dapat
dikatakan kurva standar yang dibuat telah linier dan memiliki keakuratan yang tinggi (Emilia, dkk., 2021;
Sulistyaningrum, dkk., 2014).
Uji presisi merupakan simpangan baku dari beberapa kali penentuan kuantitatif terhadap sampel yang
dianalisis dengan metode terpilih. Simpangan relatif yang dihasilkan kecil oleh suatu metode semakin kecil
maka validitas metode semakin terjamin. Presisi dipengaruhi oleh ketidakstabilan instrumen, variasi suhu atau
pereaksi, keragaman teknik dan operator yang berbeda. Berdasarkan tabel 2 menunjukan bahwa sampel B tidak
memenuhi persyaratan yang disebabkan karena ketidakstabilan instrumen spektrofotometer serapan atom yang
digunakan. Hal ini membuktikan bahwa ketelitian analisis yang dilakukan kurang baik karena terdapat sampel
yang tidak memenuhi syarat keberterimaan (Riyanto, 2014; Utami, dkk., 2019).
Kurva kalibrasi standar merupakan bagian penting untuk melakukan pengujian suatu unsur dalam
analisis Spektrofotometri serapan atom. Absorban Cd diukur untuk sampel yang telah didestruksi dan standar
diukur dengan Spektrofotometri serapan atom pada panjang gelombang 228,8 nm. Pengukuran absorbansi kurva
standar agar hasil stabil dilakukan hal-hal seperti melakukan proses optimasi lampu yang maksimal, pengujian
sensitifitas absorbansi instrumen, pembersihan burner atau alat pembakaran yang rutin, pengaturan komposisi
laju alir gas asetilen dan gas kompresor yang sesuai serta kalibrasi secara rutin sesuai dengan frekuensi
penggunaan instrumen spektrofotometri serapan atom. Penelitian ini telah diperoleh hasil pada larutan standar
dimana nilai absorbansi meningkat seiring dengan peningkatan nilai konsentrasi (ppm) (Huda dan
Yulitaningtyas, 2018; Sumarno dan Kusumaningtyas, 2018).
Kadar logam kadmium dalam beras sangat penting untuk ditentukan karena dapat sebagai acuan bahwa
sampel yang dianalisis pada penelitian ini sesuai dengan Badan Standar Nasional Indonesia (SNI) pada tahun
2009 dengan nomor SNI 7387: 2009. Kadar logam kadmium dalam beras di daerah Maos dilakukan dengan
metode Spektrofotometri serapan atom. Hasil dari penetapan kadar logam berat Cd pada kelima sampel beras
dapat dilihat pada tabel V (Purbalisa, dkk., 2017; SNI, 2009). Berdasarkan tabel 4 menunjukan bahwa tidak ada
sampel yang melebihi batas maksimum kandungan logam berat Cd pada beras. Logam berat Cd dalam sampel
beras dari sampel E dapat dikarenakan penggunaan pestisida jangka panjang. Penggunaan pestisida dalam
jangka panjang akan menyebabkan peningkatan ketersediaan logam berat kadmium pada tanah (Friedman,
2013; Wihardjaka dan Harsanti, 2018).

45
Serulingmas Health Journal (SHJ), Vol.2 No.1 (Agustus, 2022) E-ISSN : 2809-0128

Kandungan logam kadmium pada beras juga dapat dipengaruhi air pada saat penanaman padi. Air yang
tercemar oleh limbah domestik mengandung kadmium. Kandungan logam kadmium yang terkandung dalam
tanah semakin tinggi, maka semakin tinggi pula kandungan logam kadmium pada beras. Serapan Cd oleh
tanaman dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti kandungan Cd dalam tanah, pH tanah, kapasitas sorpsi tanah,
kondisi redoks dan unsur lain dalam tanah. Logam kadmium mempunyai afinitas tinggi terhadap protein,
sehingga kandungan kadmium dalam beras akan lebih tinggi daripada kadmium dalam jerami. Logam berat
kadmium yang masuk dalam tubuh akan diangkut ke hati oleh darah yang kemudian akan membentuk ikatan
dengan protein dan diangkut ke ginjal. Logam kadmium akan terakumulasi diginjal, jika terkontaminasi akan
mengganggu fungsi ginjal dan kerusakan ginjal. Dampak logam berat kadmium lainnya seperti diare, sakit
perut, muntah-muntah, keretakan tulang, kerusakan sistem syaraf pusat, kerusakan sistem imunitas, gangguan
psikologis, kerusakan DNA atau kanker dan bahkan kematian (Agustina, 2014; Bolly, 2012; Wihardjaka dan
Harsanti, 2018).
Pertanian daerah Maos terletak di dekat distribusi pertamina dan PLTU di kecamatan Adipala.
Kandungan kadmium pada beras di daerah Maos tidak dipengaruhi oleh adanya distribusi pertamina dan radiasi
PLTU. Jarak radiasi PLTU maksmimal 3 KM sedangkan jarak lokasi pengambilan sampel beras 7 KM dari
PLTU (Damanhuri, 2014).
Beras sampel E diperlukan perbaikan kualitas lingkungan seperti mengurangi penggunaan pestisida
sehingga dapat menurunkan kandungan logam kadmium dalam tanah. Nilai kandungan Cd didasarkan pada
yang tertinggi yaitu 0,37 mg/kg, menandakan bahwa tidak ada beras yang mengandung logam berat Cd melebihi
kandungan maksimum logam berat Cd dalam beras (Muslimah, 2015; Utama, dkk., 2022).
Hasil kandungan logam berat Cd yang sudah diketahui disetiap sampel beras, selanjutnya dilakukan
Analisa statistik non-parametrik Kruskal-Wallis. Melihat angka probabilitas, dengan ketentuan angka pada
kolom Asymp.Sig sebesar 0,011 yang di atas 0,05 maka H0 diterima, yang berarti bahwa tidak ada perbedaan
kandungan logam berat Cd yang jelas pada 5 sampel beras. Sampel berasa yang terbaik berarti memiliki
kandungan logam berat Cd terendah berdasarkan mean rank adalah sampel beras dengan kode C yaitu sampel
beras sampel C (Glempang) (Kama, dkk., 2020; Mahardhika, dkk., 2016).

KESIMPULAN

Beras yang berasal dari desa Maoskidul memiliki kandungan logam berat Cd tertinggi yaitu dengan
rata-rata 0,37 mg/kg dan tidak melebihi ambang batas berdasarkan SNI No. 7287 : 2009 sehingga beras masih
dapat dikonsumsi. Sampel beras 5 lokasi yang berbeda tidak ada perbedaan yang nyata atau jelas dari
kandungan logam berat Cd.

UCAPAN TERIMA KASIH

Artikel ini dapat diselesaikan dengan bantuan berbagai pihak, dengan demikian perlu penulis ucapkan terima
kasih kepada :
1. Muhamad Fauzi Ramadhan, M. Farm. selaku pembimbing utama dan apt. Wahyunita Yulia Sari, M.
Farm. selaku pembimbing pendamping.
2. Ketua Program Studi S1 Farmasi beserta jajarannya.
3. Ketua STIKES Serulingmas Cilacap beserta jajarannya.
4. Kedua orang tua atas jasa-jasa, kesabaran dan doanya.

DAFTAR PUSTAKA

Absor AN. 2018. Perbandingan Kadar Logam (Pb) dalam Kangkung Darat dan Kangkung Air Menggunakan
Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) di Dekat PLTU Bunton Adipala. Skripsi. STIKES Serulingmas
Cilacap.
Agustina T. 2014. Kontaminasi Logam Berat pada Makanan dan Dampaknya pada Kesehatan. Teknobuga. 1(1)
: 53-65.
Aminah S, Marzuki I, Rasyid A. 2021. Analisis Logam Bera pada Beras (Oriza sativa L.) yang Ditanam di
Daerah Industri Karet Merak Jaya Jurnal Farmagazine. 8(1).
Bolly YY. 2012. Kandungan Fosfor dan Kadmium pada Tanah dan Beras serta Risiko Kadmium bagi Kesehatan
Penduduk di Kelurahan Tarus. Agrica. 5(2) : 115-130.
Chua JP. 2013. Pengaruh Pangan yang Dicemari Logam Berat Timbal (Pb) terhadap Kadar Timbal pada Cacing
(Lumbricus rubellus). Skripsi. Universitas Sanata Dharma.
Damanhuri D. 2014. Pembuangan Limbah Cair PLTU Molotabu 2 x 12 MW ke Laut oleh PT. Tenaga Listrik
Gorontalo. Halaman 21-22. PT. Tenaga Listrik Gorontalo. Gorontalo

46
Serulingmas Health Journal (SHJ), Vol.2 No.1 (Agustus, 2022) E-ISSN : 2809-0128

Dewi DC. 2012. Determinasi Kadar Logam Timbal (Pb) dalam Makanan Kaleng Menggunakan Destruksi Basah
dan Destruksi Kering. Alchemy. 2(1) : 12-25 https://doi.org/10.18860/al.v0i0.2299
Eliyana L. 2018. Penentuan Kadar Logam Kadmium dan Timbal (Pb) pada Buah Pare (Momordica charantia L)
Menggunakan Variasi Komposis Zat Pengoksida secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA). Skripsi.
Unversitas Islam Maulana Malik Ibrahim Malang.
Emilia, Destiarti L, Adhitiyawarman. 2021. Penentuan Kadar Mangan (Mn) pada Air Gambut secara
Spektrofotometri UV-Vis dengan Perbandingan Metode Kurva Kalibrasi dan Adisi Standar. Indonesian
Journal of Pure and Applied Chemistry. 4(1) : 1–10.
Fang B, Zhu X. 2014. High Content of Five Heavy Metals in Four Fruits: Evidence from a Case Study of
Pujiang County, Zhejiang Province, China. Food Control. 39(1) : 62–67.
https://doi.org/10.1016/j.foodcont.2013.10.039
Fitrianah L, Yani M, Effendy S. 2017. The Impact of Pollution Motor Vehicle Activities to Lead (Pb) Content in
Soil and Rice Plant. Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam Dan Lingkungan. 7(1) : 11–18.
https://doi.org/10.19081/jpsl.2017.7.1.11
Friedman M. 2013. Rice Brans, Rice Bran Oils, and Rice Hulls: Composition, Food and Industrial Uses, and
Bioactivities in Humans, Animals, and Cells. Journal of Agricultural and Food Chemistry. 61(45) :
10626–10641. https://doi.org/10.1021/jf403635v
Habibi, Y. 2020. Validasi Metode Destruksi Basah dan Destruksi Kering pada Penentuan Logam Timbal (Pb)
dan Kadmium (Cd) dalam Tanaman Rumput. Integrated Lab Journal. 1(1) : 25–31.
Hane AR. 2018. Validasi Metode Analisis dan Penetapan Kadar Timbal (Pb) dalam Air Sungai Gajah Wong
Yogyakarta dengan Metode Spektrofotometri Serapan Atom. Skripsi. Universitas Sanata Dharma.
Hanwar D, Nitoviani DE, Suhendi A. 2017. Validation of Atomic Absorption Spectrometry Method for
Contamination Determination of Lead (Pb) and Cadmium (Cd) in Methanol Extract and Product of
Curcuma xanthorrhiza Roxb. JKPK (Jurnal Kimia Dan Pendidikan Kimia). 2(3): 198.
https://doi.org/10.20961/jkpk.v2i3.11968
Harisman FR, Sugiarso D. 2014. Pengaruh Waktu Penggilingan Terhadap Kadar Zat Besi dalam Ampas Sari
Kedelai Menggunakan Splektrofotometer UV-Vis. Jurnal Sains Dan Seni Pomits. 3(2) : 5–8.
Harmono DH. 2020. Validasi Metode Analisis Logam Merkuri (Hg) Terlarut pada Air Permukaan dengan
Automatic Mercury Analyzer. Journal of Laboratory. 2(3) : 11-16.
Huda T, Yulitaningtyas TK. 2018. Kajian Adsorpsi Methylene Blue Menggunakan Selulosa dari Alang-Alang.
Indonesian Journal of Chemical Analysis. 1(1) : 9–19.
Julhidah. 2017. Kadar Logam Kadmium (Cd) dan Timbal pada Hati, Ginjal Ikan Kembung (Rastralinger
kanagurta) di Pantai Losari Makassar. Skripsi. UIN Alauddin Makassar.
Kama NA, Ansar RA, Nabil AM. 2020. Efektivitas Bubur Rumput Laut sebagai Reduktor Logam Timbal pada
Kerang Hijau. Jurnal Abdi. 2(1) : 11-18.
Kristianingrum S. 2012. Kajian Berbagai Proses Destruksi Sampel dan Efeknya. Prosiding Seminar Nasional
Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA. 195-202.
Lestari, WF. 2015. Analisis Kadar Logam Merkuri (Hg) dan Timbal (Pb) pada Teripang Tepung (Phyllophorus
sp.) asal Pantai Kenjeran Surabaya Secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA). Skripsi. Universitas
Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.
Mahardhika R, Har RP, Suhaeli F.A. 2016. Pengaruh Lama Waktu Perendaman Kerang Hijau (Perna viridis)
Menggunakan Buah Tomat (Lycoperdium esculentum) Terhadap Penurunan Kadar Logam Timbal (Pb).
J. Peng. & Biotek. 5. 43–50.
Mulyaningsih E, Indrayani S. 2014. Keragaman Morfologi dan Genetik Padi Gogo Lokal Asal Banten. Jurnal
Biologi Indonesia. 10(1) : 119–128.
Muslimah .2015. Dampak Pencemaran Tanah dan Langkah pencegahan. Agrisamudra. 2(1) : 11–20.
Mustofa MH. 2017. Penentuan Kadar Logam Kadmium (Cd) dalam Jamu Pegal Linu Menggunakan Variasi Zat
Pengoksidasi secara Spektroskopi Serapan Atom (SSA). Skripsi. Universitas Islam Negeri Maulana
Malik Ibrahim Malang.
Pratama SD, Hidayat D, Wijianto E, Yuniar H. 2016. Validasi Metode Analisis Pb dengan menggunakan Flame
Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) Untuk Studi Biogeokimia dan Toksisitas Logam Timbal pada
Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum). Analit: Analytical and Environmental Chemistry. 1 (1) :
26-35.
Purbalisa W, Mulyadi, Purnariyanto F. 2017. Kadar Kadmium dan Hasil Produksi Padi Pada Tanah Tercemar
Kadmium Yang Telah Diremediasi. Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek II. 169-179.
Riyanto. 2014. Validasi & Verifikasi Metode Uji. Halaman 1-71. Deepublish. Yogyakarta.
Rohman, A. 2014. Validasi dan Penjaminan Mutu Metode Analisis Kimia. Halaman 94-99. Gadjah Mada
University Press. Yogyakarta.
Sasongko A, Yulianto K, Sarastri D. 2017. Verifikasi Metode Penentuan Logam Kadmium (Cd) dalam Air
Limbah Domestik dengan Metode Spektrofotometri Serapan Atom. Jurnal Sains Dan Teknologi. 6(2).

47
Serulingmas Health Journal (SHJ), Vol.2 No.1 (Agustus, 2022) E-ISSN : 2809-0128

SNI 7387. 2009. Batas Maksimum Cemaran Logam Berat dalam Pangan. Halaman 2-4. Jakarta.
Sukaryono I, Hadinoto S, Fasa L. 2017. Verifikasi Metode Pengujian Cemaran Logam Pada Air Minum Dalam
Kemasan (AMDK) dengan Metode AAS-GFA. Majalah Biam. 13(1): 8–16.
Sulistyaningrum I, Putri M, Utami G, Istiningrum RB. 2014. Perbandingan Metode Kalibrasi dan Adisi Standar
untuk Penentuan Timbal Terlarut dalam Air Bak Kontrol Candi Borobudur Secara Spektrofotometri
Serapan Atom (SSA)-Nyala. Jurnal Konservasi Cagar Budaya Borobudur. 8(2) : 62-67.
Sumarno D, Kusumaningtyas DI. 2018. Penentuan Limit Deteksi dan Limit Kuantitasi untuk Analisis Logam
Timbal (Pb) dalam Air Tawar Menggunakan Alat Spektrofotometri Serapan Atom. Buletin Teknik
Litkayas. 16(1) : 35-39.
Suryasmi AAIY. 2013. Optimasi dan Validasi Metode Analisis Timbal (Pb) Menggunakan Spektrofotometri
Serapan Atom dan Aplikasinya dalam Penetapan Kadar Timbal (Pb) pada Sediaan Kapsul Cacing Obat.
Skripsi. Universitas Sanata Dharma.
Trisnawati NN, Ayu G, Sri K, Dewi P, Primantari P, Suari V, Putu N, Krismayanti A. 2021. Validasi Metode
Uji Merkuri Menggunakan Inductively Coupled Plasma Emission Spectrometry (ICPE) 9000. Cakra
Kimia (Indonesian E-Journal of Applied Chemistry. 9(1) : 24-28.
Utama WT, Sari RDP, Sutarto, Indriyani R. 2022. Pemanfaatan Pesti (Pestisida Nabati) sebagai Upaya
Mewujudkan Petani yang Ramah Lingkungan di Desa Kibang, Kecamatan Metro Kibang, Kabupaten
Lampung Timur. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat. 2(1) : 89–95.
Utami AR, Wulandari C, Balai Riset Dan Standarisasi Industri Surabaya. 2019. Verifikasi Metode Pengujian
Timbal (Pb) dan Cadmium (Cd) dalam Air Limbah dengan menggunakan Atomic Absorption
Spectrophotometer (AAS). Inovasi Kimia dan Pembelajarannya Era Industri. I8-20.
Wihardjaka A, Harsanti E. 2018. Konsentrasi Kadmium (Cd) dalam Gabah dan Tanah Sawah Tadah Hujan
Akibat Pemberian Pupuk Secara Rutin. Ecolab. 12 : 1–52.
Wulandari EA, Sukesi. 2013. Preparasi Penentuan Kadar Logam Pb, Cd, dan Cu dalam Nugget Ayam Rumput
Laut Merah (Eucheuma cottonii). Jurnal Sains Dan Seni Pomits. 2(2) : 15–17.
Yatimah YD. 2014. Analisa Cemaran Logam Berat Kadmium dan Timbal pada Beberapa Merek Lipstik yang
Beredar di Daerah Ciputat dengan Menggunakan Spektrofotometri Serapan Atom (SSA). Skripsi. UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
Zhong WS, Ren T, Zhao LJ. 2016. Determination of Pb (Lead), Cd (Cadmium), Cr (Chromium), Cu (Copper),
and Ni (Nickel) in Chinese Tea with High-Resolution Continuum Source Graphite Furnace Atomic
Absorption Spectrometry. Journal of Food and Drug Analysis. 24(1) : 46–55.
https://doi.org/10.1016/j.jfda.2015.04.010
Zmozinski AV, Passos LD, Damin ICF, Espírito Santo MAB, Vale MGR, Silva MM. 2013. Determination of
Cadmium and Lead in Fresh Fish Samples by Direct Sampling Electrothermal Atomic Absorption
Spectrometry. Analytical Methods. 5(22): 6416–6424. https://doi.org/10.1039/c3ay40923f

48

You might also like