You are on page 1of 22

MAKALAH

AUDIT KEUANGAN NEGARA


PERAN AUDITOR DALAM MENDETEKSI DAN MENCEGAH FRAUD
DALAM PELAPORAN KEUANGAN NEGARA
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,karena atas
rahmat dan karunianya penulis dapat menyelesaikan Makalah Audit Keuangan
Negara. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada dosen mata kuliah yang bersangkutan yang telah memberikan tugas
terhadap penulis.
Penulis makalah ini jauh dari sempurna. Dan ini merupakan langkah yang
baik dari studi yang sesungguhnya. Oleh karena itu, keterbatasan waktu dan
kemampuan penulis, maka kritik dan saran yang membangun senantiasa penyusun
mengharapkan semoga makalah ini dapat berguna bagi penulis pada khususnya dan
pihak lain yang berkepentingan pada umumnya.

Banjarmasin, 17 Desember 2020

penulis

Halaman 2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar............................................................................................... 2
Daftar Isi........................................................................................................ 3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................. 4
1.3 Tujuan................................................................................................ 5
BAB II PEMBAHASAN
1.1 Pengertian Auditor............................................................................. 6
1.2 Prosedur Auditor................................................................................ 7
1.3 Perilaku dan Tanggung Jawab Auditor.............................................. 7
1.4 Jenis-Jenis Auditor............................................................................. 10
1.5 Peran Auditor..................................................................................... 11
1.6 Opini Auditor..................................................................................... 17
BAB III PENUTUP
1.1 Kesimpulan........................................................................................ 21
Daftar Pustaka................................................................................................ 22

Halaman 3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Audit dapat diartikan sebagai suatu pemeriksaan yang dilakukan
secara kritis dan sistematis oleh pihak independen terhadap laporan keuangan
yang telah disusun oleh manajemen beserta catatan pembukuan dan bukti
pendukungnya (Agoes, 2012). Proses auditing tersebut dilaksanakan oleh
auditor, yaitu akuntan publik yang memberikan jasa kepada auditan untuk
memeriksa laporan keuangan agar bebas dari salah saji (Mulyadi, 2013).
Pentingnya peranan auditor dalam sebuah organisasi baik pada sektor
pemerintahan maupun pada sektor swasta karena auditor sendiri beperan
untuk membantu organisasi mencapai tujuannya dengan melakukan
pendekatan sistematis dan disiplin untuk mengevaluasi dan meningkatkan
efektivitas manajemen resiko, pengendalian dan proses tata kelola serta
auditor bertanggungjawab untuk memberikan analisa, penilaian, saran dan
komentar mengenai kegiatan yang diperiksanya.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan Latar Belakang diatas maka rumusan masalahnya sebagai
berikut:
1) Bagaimana Peran Auditor dalam mengaudit laporan keuangan pada
Pemerintahan
2) Apakah perbedaan dari auditor sektor publik dan auditor sektor swasta
3) Bagaimana perilaku auditor jika menemukan temuan pada saat
mengaudit laporan keuangan

Halaman 4
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah maka tujuan dari makalah ini sebagai
berikut:
1) Untuk mengetahui peran auditor.
2) Untuk mengetahui perbedaan peran auditor sektor publik dan auditor
sektor swasta ketika mengaudit laporan keuangan.
3) Untuk mengetahui bagaimana perilaku auditor terhadap situasi-situasi
yang memungkinkan terjadinya kecurangan serta untuk mengetahui
bagaimana auditor mengatasi hal tersebut.
1.4

Halaman 5
BAB II
PEMBAHASAN
1.1 Pengertian Auditor
Auditor adalah seseorang yang menyatakan pendapat atas kewajaran dalam
semua hal yang material, posisi keuangan hasil usaha dan arus kas yang sesuai
dengan prinsip akuntansi berlaku umum di Indonesia (Arens, 1995). Dan Menurut
(Arens dan Loebbecke, 2003), “Auditing sebagai proses pengumpulan dan
evaluasi bukti informasi yang dapat diukur pada suatu entitas ekonomi yang
membuat kompeten dan independen untuk dapat menentukan dan melaporkan
informasi sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Audit harus dilakukan oleh
independen dan kompeten”
Menurut (Sukrisno Agoes , 2004), Audit adalah pemeriksaan yang dilakukan
untuk secara kritis dan sistematis oleh pihak yang independen, laporan keuangan
yang disusun oleh manajemen dan catatan akuntansi dan bukti pendukung, dalam
rangka memberikan pendapat atas kewajaran laporan keuangan.
Ditinjau dari sudut profesi akuntan publik auditor adalah pemeriksaan
(examination) secara objektif atas laporan keuangan suatu perusahaan atu
organisasi lain dengan tujuan untuk menentukan apakah laporan keuangan
tersebut menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi
keuangan dan hasil usaha perusahaan atau organisasi tersebut. (Mulyadi, 2002).
Dari Penyataan diatas dapat kita simpulkan bahwa Auditor merupakan
seorang pemeriksa yang memeriksa atau yang mengaudit laporan keuangan yang
dilakukan secara kritis dan Independen, serta auditor juga memberikan pendapat
atau opini atas laporan keuangan tersebut untuk mendeteksi dan mencegah
terjadinya kecurangan. Jika ditemukan temuan maka auditor akan memeriksa
bukti- bukti serta catatan akuntansi terkait yang mungkin akan mempengaruhi
dari kewajaran laporan keuangan tersebut.

Halaman 6
1.2 Prosedur Auditor
Adapun prosedur auditor yang diantaranya yaitu:
1) Tahapan Perencanaan
Sebagai suatu pendahuluan mutlak perlu dilakukan agar auditor
mengenal benar objek yang akan diperiksa sehingga menghasilkan suatu
program audit yang didesain sedemikian rupa agar pelaksanaannya akan
berjalan efektif dan efisien.
2) Mengidentifikasikan Resiko Dan Kendali
Tahap ini untuk memastikan bahwa qualified resource sudah dimiliki
dalam hal ini aspek SDM yang berpengalaman dan juga referensi praktik-
praktik terbaik.
3) Mengevaluasi Kendali Dan Mengumpulkan Bukti
Mengevaluasi kendali dan mengumpulkan bukti-bukti melalui
berbagai teknik termasuk survei, interview, observasi dan review
dokumentasi.
4) Mendokumentasikan Dan Mengumpulkan Temuan
Mendokumentasikan dan mengumpulkan temuan-temuan dan
mengidentifikasikan dengan audit.
5) Menyusun Laporan
Hal ini mencakup tujuan pemeriksaan, sifat dan kedalaman
pemeriksaan yang dilakukan.

1.3 Perilaku dan tanggung jawab Auditor


Auditor diharuskan mempunyai perilaku yang sesuai dengan etika profesional
(kode etik). Adapun kode etik merupakan norma dan asas yang diterima oleh
suatu kelompok tertentu sebagai landasan ukuran tingkah laku. Perilaku
profesional auditor seperti yang telah ditetapkan oleh AICPA, meliputi:
a) Prinsip-prinsip yang meliputi tanggungjawab, bertindak untuk
kepentingan masyarakat, bertindak jujur, integritas, objektivitas, dan

Halaman 7
independensi, bekerja cermat, serta mengevaluasi kelayakan lingkup dan
sifat jasa,
b) Perturan perilaku yang harus ditaati oleh profesi akuntan publik,
c) Interpretasi
d) Kelengkapan etika.
Menurut SA 200, Auditor bertanggung jawab untuk merencanakan dan
melaksanakan audit guna memperoleh keyakinan memadai tentang apakah
laporan keuangan bebas dari salah saji material, baik yang disebabkan oleh
kekeliruan atau kecurangan. Tanggungjawab tersebut tentunya dalam rangka
untuk menilai kewajaran laporan keuangan dari salah saji secara material yang
sesuai dengan standar auditing dan kode etik akuntan. Apabila terjadi pelanggaran
atau penyimpangan terhadap etika profesi seperti yang diisyaratkan dalam standar
auditing dan kode etik akuntan berarti auditor kurang menunjukkan sikap
independen dan tidak menghindarkan terjadi berbagai kepentingan.
Menurut Statement on Auditing Standard (SAS) No.82 mengenai
Consideration of Fraud in a Financial Statement Audit, menyatakan bahwa
auditor mempunyai tanggungjawab yang besar untuk mendeteksi kecurangan
dengan merencanakan dan melaksanakan audit untuk memperoleh kepastian
mengenai apakah laporan keuangan bebas dari salah saji (misstatement) secara
material baik yang disebabkan oleh kesalahan atau kecurangan (ACIPA; 1997).
Berikut Tanggung Jawab dari Auditor :
1. Mencari informasi awal terkait bagian yang akan diaudit
Salah satu hal penting yang harus dikuasai auditor adalah pengetahuan
yang cukup. Pengetahuan yang dimaksud di sini mencakup cara kerja,
prosedural, hierarki jabatan, dan catatan mutu atau laporan yang selama ini
digunakan dalam kegiatan sehari-hari. Tanpa menguasai hal ini, maka tidak
banyak yang bisa dilakukan auditor saat mengaudit.
2. Melakukan tinjauan dokumen dan persyaratan lain
Memeriksa dokumen dan persyaratan lain untuk kemudian dicatat hal-
hal yang bersifat critical/Kritis merupakan faktor penting kesuksesaan audit,

Halaman 8
Dengan meninjau dokumen, auditor akan mengetahui proses-proses penting
yang perlu ditelusuri lebih jauh.
3. Mempersiapkan program audit tahunan dan jadwal pelaksanaan audit secara
terperinci.
Semua kegiatan audit internal harus direncanakan dari awal. Karena,
tujuan audit internal bukan untuk mencari-cari kesalahan, akan tetapi untuk
melakukan perbaikan secara berkesinambungan.
4. Membuat daftar pertanyaan audit (checklist)
Audit checklist dibuat untuk mempermudah auditor mengingat hal-hal
penting yang perlu ditanyakan. Selain itu, audit checklist juga dapat dijadikan
pedoman untuk mempersiapkan diri sebelum diaudit.
5. Melaksanakan pemeriksaan sistem secara menyeluruh.
Dalam pelaksanaan audit, seorang auditor harus jeli dan telaten dalam
memeriksa. Auditor juga dapat memeriksa lingkungan kerja, komitmen dan
kesungguhan mereka dalam memperbaiki sistem. Dengan mengabaikan
komitmen, kegiatan audit internal hanya akan terlihat seperti audit
administratif belaka yang hanya berkutat pada ini belum lengkap, itu kurang
bagus, dan ini itu belum ditandatangani
6. Mengumpulkan dan menganalisis bukti audit yang cukup dan relevan
Semua masalah atau temuan yang ditemukan selama proses audit
harus didukung dengan bukti yang cukup. Artinya, auditor tidak boleh
gegabah dalam melaporkan temuan. Harus ada bukti kuat jika ditemukan
kesalahan. Satu hal yang perlu dicatat, audit tidak hanya mengumpulkan
temuan melainkan juga mengumpulkan bukti-bukti prestasi yang sudah
dicapai.
7. Melaporkan temuan audit atau masalah-masalah yang ditemukan selama audit
Auditor harus menerbitkan laporan temuan audit internal untuk
ditindaklanjuti.

Halaman 9
8. Memantau tindak lanjut hasil audit internal sampai dinyatakan selesai
Untuk memastikan seluruh temuan telah diperbaiki, maka auditor
internal harus memeriksa tindakan yang sudah dilakukan setelah melewati
tenggat waktu perbaikan yang diberikan.

1.4 Jenis-Jenis Auditor


Berikut ini terdapat beberapa jenis-jenis auditor, terdiri atas:
a) Auditor Pemerintah
Auditor Pemerintah adalah auditor yang bertugas melakukan audit atas
keuangan pada instansi-instansi pemerintah.
Di Indonesia, auditor pemerintah dapat dibagi menjadi dua yaitu:
1. Auditor Eksternal Pemerintah yang dilaksanakan oleh Badan
Pemeriksa Keuangan (BPK) sebagai perwujudan dari Pasal 23E ayat
(1) Undang-undang Dasar 1945 yang berbunyi Untuk memeriksa
pengelolaan dan tanggung jawab tentang keuangan negara diadakan
satu badan Pemeriksa Keuangan yang bebas dan mandiri ayat (2) Hasil
pemeriksa keuangan negara diserahkan kepada Dewan Perwakilan
Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah,sesuai dengan kewenangannya. Badan Pemeriksa Keuangan
merupakan badan yang tidak tunduk kepada pemerintah, sehingga
diharapkan dapat bersikap independen.
2. Auditor Internal Pemerintah atau yang lebih dikenal sebagai Aparat
Pengawasan Fungsional Pemerintah (APFP) yang dilaksanakan oleh
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), Inspektorat
Jenderal Departemen/LPND, dan Badan Pengawasan Daerah.
b) Auditor Intern
Auditor Intern merupakan auditor yang bekerja pada suatu perusahaan
dan oleh karenanya berstatus sebagai pegawai pada perusahaan tersebut.
Tugas utamanya ditujukan untuk membantu manajemen perusahaan
tempat dimana ia bekerja.

Halaman 10
c) Auditor Independen
Auditor Independen atau Akuntan Publik adalah melakukan fungsi
pengauditan atas laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan.
Pengauditan ini dilakukan pada perusahaan terbuka, yaitu perusahaan
yang go public, perusahaan-perusahaan besar dan juga perusahaan kecil
serta organisasi-organisasi yang tidak bertujuan mencari laba. Praktik
akuntan publik harus dilakukan melalui suatu Kantor Akuntan Publik
(KAP).
d) Auditor Pajak
Auditor Pajak. Direktorat Jenderal Pajak (DJP) yang berada dibawah
Departemen Keuangan Republik Indonesia, bertanggungjawab atas
penerimaan negara dari sektor perpajakan dan penegakan hukum dalam
pelaksanaan ketentuan perpajakan. Aparat pelaksanaan DJP dilapangan
adalah Kantor Pelayanan Pajak (KPP) dan Kantor Pemeriksaan dan
Penyidikan Pajak (Karikpa). Karikpa mempunyai auditor-auditor khusus.
Tanggungjawab Karikpa adalah melakukan audit terhadap para wajib
pajak tertentu untuk menilai apakah telah memenuhi ketentuan
perundangan perpajakan.

1.5 Peranan Auditor Pemerintah


1. Auditor Eksternal
Auditor eksternal yang melakukan audit atas laporan keuangan akan
memberi opini Wajar Tanpa Pengecualian, jika laporan keuangan telah
disusun sesuai dengan standar akuntansinya. Hal ini menunjukkan bahwa
praktik manajemen dalam menyusun laporan keuangan telah baik dan dapat
diteruskan untuk periode berikutnya.

Halaman 11
2. Auditor Internal
Audit internal adalah aktivitas pemberian jasa konsultasi dan penjaminan
yang bersifat independen dan objektif yang bertujuan untuk menambah nilai
dan menyempurnakan operasional organisasi. Audit internal membantu suatu
organisasi mencapai sasarannya melalui evaluasi yang sistematis dan
terencana dan meningkatkan efektivitas risk manajemen, pengendalian dan
proses tata kelola. Pengawasan intern menurut Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah adalah seluruh proses kegiatan audit, review, evaluasi,
pemantauan dan kegiatan pengawasan lain terhadap penyelenggaraan tugas
dan fungsi organisasi dalam rangka memberikan keyakinan yang memadai
bahwa kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan tolok ukur yang telah
ditetapkan secara efektif dan efisien untuk kepentingan pimpinan dalam
mewujudkan tata kepemimpinan yang baik (Susilawati & Atmawinata, 2014).
Pengawasan intern pemerintah (APIP) dalam dapat di lihat sebagai berikut:
a. Sebagai Jasa Asuransi.
Auditor memberikan keyakinan yang memadai atas ketaatan,
kehematan, efisiensi, dan efektivitas pencapaian tujuan
penyelenggaraan tugas dan fungsi Instansi Pemerintah. Indikator
tersebut meliputi:
a) Melakukan penilaian laporan keuangan tiap Satuan Kerja.
b) Menilai efisiensi dan efektivitas program-program dan membuat
rekomendasi-rekomendasi.
c) Membantu memastikan pencapaian tujuan dan sasaran tiap
Satuan Kerja.
d) Melakukan pemantauan kecukupan dan efektivitas sistem
pengendalian internal tiap Satuan Kerja.
e) Melakukan audit kriteria untuk mengukur pencapaian tujuan
Satuan Kerja.

Halaman 12
b. Sebagai Jasa Konsultasi.
Auditor memelihara dan meningkatkan kualitas tata kelola
penyelenggaraan tugas dan fungsi Instansi Pemerintah dengan
cara membantu manajer dalam hal konsultasi penggunaan sumber
daya.
1) Membantu semua anggota manajemen dan administrator lain
dalam hal-hal yang berhubungan dengan pengelolaan anggaran.
2) Membantu semua pimpinan dalam pelaksanaan tanggung jawab
mereka secara efektif.
3) Memantau kepatuhan para pegawai terhadap peraturan internal
maupun eksternal.
4) Membantu mereviu kegiatan operasional untuk menentukan
pencapaian tujuan dan sasaran tiap Satuan Kerja.

c. Sebagai manajemen resiko


1) Melakukan evaluasi dan memantau efektivitas sistem
manajemen risiko tiap Satuan Kerja.
2) Mereviuw dan menilai pemaparan manajemen resiko tiap Satuan
Kerja.
3) Mengevaluasi sistem pengendalian intern di tiap Satuan Kerja.

Auditor Internal maupun Auditor Eksternal memainkan peran masing-masing


yang penting dalam tata kelola suatu organisasi. Walaupun memiliki berbagai
persamaan, internal auditing memiliki perbedaan yang jelas dari eksternal
auditing, seperti diuraikan berikut ini:
 Persamaan antara Audit Eksternal dan Audit Internal Pemerintah
Beberapa persamaan tersebut diantaranya sebagai berikut:
1. Membandingan antara fakta yang dijumpai di pihak auditi dengan
kriterianya Pada dasarnya setiap audit dilakukan dengan cara
membandingkan fakta-fakta yang dijumpai auditor dengan kriterianya.

Halaman 13
Dalam rangka melakukan pembandingan antara fakta dengan kriterianya
auditor terlebih dahulu melakukan pengujian efektivitas sistem
pengendalian intern. Tingkat efektivitas sistem pengendalian intern
menjadi pegangan bagi auditor untuk menentukan luasnya (banyaknya
sampel) pengujian. Pengujian dilakukan untuk pembuktian setiap tujuan
audit yang diperlukan untuk pembandingan antara fakta dan kriterianya.
Dari pembandingan ini auditor akan mengetahui apakah fakta yang ada
telah sesuai atau tidak dengan kriterianya. Jika fakta telah sesuai dengan
kriteria, berarti auditi telah dapat merealisasikan tugas pokok dan
fungsinya. Namun jika fakta yang ada berbeda atau bertentangan dengan
kriterianya, hal ini menunjukkan auditi tidak atau belum dapat
melaksanakan tugas-tugasnya dengan baik, atau ada penyimpangan. Jika
terjadi demikian, maka auditor mengembangkan perbedaan tersebut
dalam bentuk temuan. Untuk ini auditor mencari penyebab terjadinya
perbedaan dan dampak yang ditimbulkannya.
2. Berpedoman pada standar audit Baik auditor eksternal maupun auditor
internal pemerintah harus mempedomani standar audit masing-masing
dalam pelaksanaan audit. Standar audit yang mengatur APIP dalam
melaksanakan audit adalah Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara Nomor PER/05/M.PAN/03/2008 tentang Standar Audit Aparat
Pengawasan Intern Pemerintah dan Keputusan Dewan Pengurus
Nasional Asosiasi Auditor Intern Pemerintah Indonesia Nomor KEP-
005/AAIPUDPN/2014 tanggal 24 April 2014 tentang Pemberlakuan
Kode Etik Auditor Intern Pemerintah Indonesia, Standar Audit Intern
Pemerintah Indonesia dan Pedoman Telaah Sejawat Auditor Intern
Pemerintah Indonesia. Dan pedoman pelaksanaan audit bagi BPK RI
selaku auditor eksternal pemerintah adalah Peraturan Badan Pemeriksa
Kauangan Republik Indonesia Nomor 01 Tahun 2007 tentang Standar
Pemeriksaan Keuangan Negara. Pada dasarnya, auditor dalam
melaksanakan audit harus menerapkan berbagai prosedur yang sesuai

Halaman 14
dengan keadaannya. Seluruh prosedur yang ditempuh harus dalam
rangka meyakinkan bahwa fakta-fakta memang sesuai dari kriterianya,
atau sebaliknya. Dengan standar yang demikian, maka simpulan, temuan
dan hal-hal penting yang dijumpai auditor dapat diandalkan
kebenarannya.
3. Taat pada kode etik profesi auditor Peraturan Badan Pemeriksa
Keuangan Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2011 tentang Kode Etik
Badan Pemeriksa Keuangan pasal 1 angka 12 menyatakan bahwa Kode
Etik BPK yang selanjutnya disebut Kode Etik adalah norma-norma yang
harus dipatuhi oleh setiap Anggota BPK, Pemeriksa dan Pelaksana BPK
lainnya selama menjalankan tugasnya untuk menjaga martabat,
kehormatan, citra dan kredibilitas BPK. Kode etik dimaksud menjadi
pedoman yang wajib ditaati oleh Anggota BPK, Pemeriksa dan
Pelaksana BPK lainnya selaku individu dan anggota masyarakat, selaku
warga negara, anggota BPK selaku Pejabat Negara dan Pemeriksa serta
Pelaksana BPK lainnya selaku Aparatur Negara. Senada dengan kode
etik BPK, APIP juga memiliki kode etik Aparat Pengawasan Intern
Pemerintah yang diatur dengan Peraturan Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/04/M.PAN/03/2008
tentang Kode Etik Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang
menyatakan dalam diktum kedua yaitu Kode Etik Aparat Pengawasan
Intern Pemerintah sebagaimana dimaksud pada diktum pertama wajib
dipergunakan sebagai acuan untuk mencegah terjadinya tingkah laku
yang tidak etis, sehingga terwujud auditor yang kredibel dengan kinerja
yang optimal dalam pelaksanaan audit. Kode Etik Auditor Intern
Pemerintah Indonesia juga sesuai dengan Surat Ketua Komite Kode Etik
AAIPI Nomor S01/AAIPI/3/2014 tanggal 06 Maret 2014 tentang Kode
Etik.

Halaman 15
4. Independen terhadap kegiatan yang diaudit Agar pelaksanaan audit
berjalan secara obyektif, maka pegawai dan lembaga audit internal
maupun audit eksternal harus independen dari kegiatan yang diauditnya.
Independensi BPK dinyatakan dalam Standar Pemeriksaan Keuangan
Negara. Meskipun demikian, APIP harus membina hubungan kerja yang
baik dengan auditi, terutama dalam saling memahami diantara peranan
masing-masing lembaga.

 Perbedaan antara Audit Eksternal dan Audit Internal Pemerintah


1. Pendekatan yang berbeda Auditor internal dalam instansi publik
memberi penekanan dalam pemberian jaminan atas kinerja dan
kepatuhan terhadap suatu kebijakan dan prosedur tertentu. Berkenaan
dengan semua aspek organisasi, baik finansil maupun non financial,
auditor internal berfokus dengan pendekatan pada kebijakan masa
depan, sebagai hasil dari reviw berkelanjutan dan evaluasi atas proses
dan pengendaliannya
2. Struktur Organisasi Auditor internal merupakan bagian dari suatu
organisasi utama mereka adalah manajemen. Walaupun secara historis
auditor internal awalnya bertanggungjawab kepada direktur keuangan
(pejabat tertinggi bidang keuangan) ataupun pejabat tinggi lain dalam
pemerintahan, kecenderungan saat ini auditor internal bertanggungjawab
secara langsung, sehingga memperkuat independensi dan
obyektifitasnya. Kebanyakan fungsi internal audit yang ada sekarang ini
mengikuti struktur pertanggungjawaban seperti ini, yang konsisten
dengan Standar tentang independensi dari The Institute of Internal
Auditors. Sebaliknya auditor eksternal bukan bagian organisasi, tetapi
diberi tugas oleh organisasi atau ketentuan perundang-undangan yang
berlaku.

Halaman 16
3. Persyaratan menjadi Auditor (Bekualifikasi dan Berpengetahuan)
Kualifikasi yang dibutuhkan oleh auditor tergantung dari pertimbangan
pimpinannya. Walaupun biasanya auditor internal adalah akuntan,
sebagian adalah insinyur, pegawai penjualan, insinyur produksi, pegawai
lain yang pernah bertugas dan telah berpengalaman tentang operasi yang
mau di audit sehingga diyakini mampu melaksanakan audit internal.
Auditor eksternal harus mengetahui errors dan irregularities, tahu
menilai kemungkinan terjadinya, mampu merencanakan audit untuk
memberi keyakinan terdeteksinya hal tersebut yang bersifat material dan
melaporkannya.
.
1.6 Opini Auditor
Opini merupakan pernyataan profesional sebagai kesimpulan pemeriksa
mengenai tingkat kewajaran informasi yang disajikan dalam LK yang didasarkan
pada:
1. Kesesuaian dengan standar akuntansi pemerintahan,
2. Kecukupan pengungkapan,
3. Kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, dan
4. Efektivitas sistem pengendalian intern.
Menurut Adiyos 2007 pada kamus standar akuntansi “Opini adalah suatu
laporan yang diberikan seseorang akuntan publik terdaftar ialah sebagai hasil
penilaiannya dari kewajaran laporan keuangan yang disajikan oleh suatu
perusahaan”. Dan pada pendapat lainnya juga menyebutkan “opini audit adalah
suatu laporan yang diberikan oleh auditor terdaftar yang menyatakan ialah bahwa
pemeriksaan sudah dilakukan sesuai dengan norma atau juga aturan
pemeriksanaan akuntan yang diikuti dengan pendapat tentang kewajaran laporan
keuangan yang diperiksa”(Tobing, 2004). Sehingga dapat kita ketahui bahwa
opini merupakan informasi utama yang dapat diinformasikan kepada pemakai
informasi (user) tentang apa yang dilakukan auditor dan kesimpulan yang
diperolehnya.

Halaman 17
Berdasarkan SPAP (Standar Profesional Akuntan Publik), opini audit terdiri
dari 5 macam, yaitu
1. Pendapat wajar tanpa pengecualian (Unqualified Opinion) -WTP
Pendapat wajar tanpa pengecualian menyatakan bahwa laporan
keuangan harus menyajikan data secara real dan wajar. Dalam semua
hal yang material, hasil usaha, posisi keuangan, serta arus kas entitas
tertentu sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di
Indonesia. Ini adalah pendapat yang dikemukakan dalam laporan
auditor dalam bentuk baku. Kriteria pendapat wajar tanpa
pengecualian antara lain.
 Laporan keuangan lengkap
 Tiga standar umum telah dipenuhi
 Bukti yang cukup telah diakumulasi untuk
menyimpulkan bahwa tiga standar lapangan telah
dipatuhi
 Laporan keuangan telah disajikan sesuai dengan GAAP
(Generally Accepted Accounting Principles)
 Tidak terdapat keadaan yang memungkinkan auditor
untuk menambahkan paragraf penjelas atau modifikasi
laporan
2. Opini Wajar Tanpa Pengecualian dengan Paragraf Penjelasan
(Modified Unqualified Opinion)- WTP-DPP
Keadaan tertentu membuat auditor harus menambahkan suatu
paragraf penjelasan (atau bahasa penjelasan yang lain) dalam laporan
auditnya. Auditor menyampaikan pendapat ini jika:
 Kurang konsistennya suatu entitas dalam menerapkan GAAP
 Keraguan besar akan konsep going concern Auditor ingin
menekankan suatu hal

Halaman 18
3. Pendapat wajar dengan pengecualian (qualified opinion) -WDP
Pendapat wajar disertai pengecualian, menyatakan bahwa
laporan keuangan disajikan secara wajar, dalam semua hal yang
material, posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas entitas tertentu
sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di seluruh
Indonesia, kecuali untuk dampak hal-hal yang berhubungan dengan
yang dikecualikan.
Suatu laporan yang diterbitkan dengan qualified opinion
apabila auditor yakin bahwa laporan keuangan secara keseluruhan
telah disajikan secara wajar tetapi ada pembatasan ruang lingkup audit
atau data keuangan menunjukan kelalaian dalam mengikuti
GAAP/PSAK
4. Pendapat tidak wajar (Adverse Opinion) -TW
Pendapat tidak wajar menyatakan bahwa laporan keuangan
yang tidak menyajikan secara wajar posisi keuangan, hasil usaha, serta
arus kas entitas tertentu sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum di Indonesia.
Suatu laporan yang diterbitkan mendapat opini tidak wajar
apabila auditor yakin bahwa laporan keuangan secara keseluruhan
mengandung salah saji yang material atau menyesatkan sehingga tidak
menyajikan secara wajar posisi keuangan perusahaan atau hasil
operasi dan arus kas sesuai dengan GAAP.
5. Pernyataan tidak memberikan pendapat (Disclaimer of Opinion) -TMP
Pernyataan tidak memberikan pendapat yang menyatakan
bahwa auditor tidak menyatakan pendapat atas laporan keuangan.
Opini ini dikeluarkan saat auditor merasa tidak puas dengan seluruh
laporan keuangan yang disajikan.
Suatu laporan audit yang tidak diberikan pendapat yaitu
apabila auditor tidak dapat meyakinkan dirinya bahwa laporan

Halaman 19
keuangan secara keseluruhan telah disajikan secara wajar atau auditor
merasa tidak independen.
Hal ini dapat dilakukan oleh auditor jika saat pada tahapan
awal persiapan audit, perusahaan yang akan diaudit tersebut memiliki
integritas yang kurang dan/atau setelah mengobservasi terlebih dahulu
melalui tim pengendalian internal perusahaan yang diaudit ternyata
pengendalian internal nya sudah ketahuan buruk. Maka auditor boleh
untuk tidak memberikan pendapat.

Halaman 20
BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Auditor merupakan seorang pemeriksa yang memeriksa atau yang mengaudit
laporan keuangan yang dilakukan secara kritis dan Independen, serta auditor juga
memberikan pendapat atau opini atas laporan keuangan tersebut untuk mendeteksi
dan mencegah terjadinya kecurangan. Jika ditemukan temuan maka auditor akan
memeriksa bukti- bukti serta catatan akuntansi terkait yang mungkin akan
mempengaruhi dari kewajaran laporan keuangan tersebut.
Auditor berperan dalam seluruh proses kegiatan audit, review, evaluasi,
pemantauan dan kegiatan pengawasan lain terhadap penyelenggaraan tugas dan
fungsi organisasi dalam rangka memberikan keyakinan yang memadai bahwa
kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan tolok ukur yang telah ditetapkan
Pemerintah. Peran auditor pada sektor publik maupun pada sektor swasta tidak
jauh berbeda, pada sektor publik audit diserahkan kepada BPK, OJK, dll. Dan
pada sektor swasta audit diserahkan kepada Kantor akuntan publik, kepatuhan
terhadap perundang-undangannya tidak terlalu dominan. Tetapi kedua sektor ini
tetap melalui prosedur pemeriksaan yang sama yaitu mulai dari perencanaan
hingga memberikan opini.

Halaman 21
DAFTAR PUSTAKA

Rizky Restu Amalia, S.E. 2017


https://www.jtanzilco.com/blog/detail/786/slug/peran-auditor-dalam-mendeteksi-dan-
pencegahan-fraud-dalam-pelaporan-keuangan
Diakses pada 04 Desember 2020

Dody Setiawaan. 2018


https://www.researchgate.net/publication/
324580500_Peran_auditor_intern_pemerintah_motivasi_dan_kinerja_pegawai_negeri
_sipil
Diakses pada 04 Desember 2020

Ayu. 2019
https://ukirama.com/en/blogs/5-jenis-opini-audit-dalam-laporan-keuangan-beserta-
penjelasannya#:~:text=Opini%20audit%20merupakan%20pernyataan%20dari,posisi
%20keuangan%2C%20serta%20arus%20kas.
Diakses pada 17 Desember 2020

Setiawan, parta. 2020


https://www.gurupendidikan.co.id/opini-audit/
Diakses pada 17 Desember 2020

Parera, andrea. 2015


https://www.kompasiana.com/litaparera/55547f51b67e616914ba5506/peranan-
penting-auditor-internal-dalam-sebuah-organisasi
Diakses pada 17 Desember 2020

Halaman 22

You might also like